BAB IV
IMPLEMENTASI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DI MTs AGUNG ALIM BLADO
A.
Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado Pembahasan ini akan menguraikan tentang Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado, yaitu dimulai sejak diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) di MTs Agung Alim Blado Merujuk pada Peraturan Pemerintah RI nomor 19 tahun 2005 (PP.19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan, dan Peraturan menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No, 22, 23 dan 24 tahun 2006, bahwa setiap satuan Pendidikan untuk membuat KTSP sebagai pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan. Sehingga segala sesuatu yang menyangkut dengan pelaksanaan KTSP diseesuaian dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, dimana dalam pengembangan KTSP itu sendiri mengacu pada Standar Nasional Pendidikan yang terdiri atas : 1. standar isi; 2. standar proses; 3. standar kompetensi lulusan; 4. standar tenaga kependidikan; 5. standar sarana dan prasarana; 6. standar pengelolaan; 7. standar pembiayaan; 8. standar penilaian pendidikan. Dan dua dari delapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu standar isi (SI) dan standar kompetensi lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
58
59
Dengan demikian peserta didik diharapkan memiliki beberapa kompetensi yaitu : Pertama, Kompetensi tamatan yaitu kompetensi tamatan yang harus dicapai ketika peserta didik tamat dari suatu jenjang pendidikan. Kedua, Kompetensi umum mata pelajaran yaitu kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik ketika menyelesaikan suatu mata pelajaran tertentu. Ketiga, Kompetensi dasar yaitu ukuran minimal atau memadai yang ditetapkan dengan kemampuan, ketrampilan, sikap dan prilaku dasar dalam menguasai materi pokok dan pencapaian hasil belajar. Kompetensi adalah seperangkat tindakan inteligen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Sifat inteligen harus ditunjukkan sebagai kemahiran, ketepatan dan keberhasilan bertindak. Sifat penuh tanggung jawab harus ditunjukkan sebagai kebenaran tindakan, baik dipandang dari sudut pandangan ilmu pengetahuan, teknologi maupun etika1. Secara resmi MTs Agung Alim Blado mulai memberlakukan KTSP adalah pada tahun 20072, yaitu satu tahun kemudian setelah diundangkanya Permendiknas No. 24 tahun 2006. Namun tidak semua instrumen KTSP dapat di wujudkan dan dilaksanakan secara optimal, sebagai contoh yang menjadi perhatian penulis adalah tentang kriteria
1
Khaeruddin, et al., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan Implementasinya di Madrasah (Jogjakarta: Pilar Media, 2007), hlm. 6 2
Mahmudi, Waka Kurikulum MTs Agung Alim Blado, wawancara pribadi, Kambangan, 30 Juli 2011
60
ketuntasan minimal (KKM) yang merupakan bagian terpenting dari delapan Standar Nasional pendidikan yaitu Standar Penilaian Pendidikan. Pada awal diberlakukanya KTSP, di madrasah Tsanawiyah Agung Alim Blado, kegiatan penilaian pendidikan belum sepenuhnya mengacu pada standar penilaian pendidikan, masing-masing mapel sudah menetapkan nilai minimal yang harus dicapai oleh peserta didik yang disebut sebagai KKM mata pelajaran3. Namun dalam mengimplementasikan KKM masih belum sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang seharusnya, penetapan KKM ditetapkan hanya berdasarkan perkiraan secara umum oleh guru mata pelajaran. Madrasah belum mempunyai dokumen penetapan KKM yang disusun oleh masing-masing guru mata pelajaran4. Hal ini disebabkan karena pemahaman madrasah dan para guru terhadap standar penilaian, seperti penetapan KKM pada masing-masing mata pelajaran masih terjadi perbedaan peresepsi sebagai akibat adanya perbedaan penafsiran pada panduan KKM. Yang kebanyakan mereka masih berpola pada kurikulum lama. Hal ini disebabkan pula karena kurangnya sosialisasi dan bimbingan teknis untuk para guru, serta peran MGMP dan KKG yang belum maksimal5. Dengan kata lain bahwa pada tahun 2007 MTs Agung Alim Blado sudah menggunakan KTSP, namun pada kegiatan penilaian pendidikan belum sepenuhnya menerapkan acuan Kriteria
3
Mahmudi, Waka Kurikulum MTs Agung Alim Blado, wawancara pribadi, Kambangan, 30 Juli 2011 4 Ibid, Kambangan, 30 Juli 2011. 5 Asari, Guru Alqur’an Hadits, MTs Agung Alim Blado, wawancara pribadi, Kambangan 10 Agustus 2011
61
Ketuntasan Minimal (KKM), sebagai standar minimal dalam penilaian belajar peserta didik.
B.
Implementasi Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado Dalam
pedoman
KTSP
BSNP
dijelaskan
bahwa
pengembangankurikulum merupakan tugas dan wewenang tingkat satuan pendidikan.
Diantara
kegiatan
pengembangan
kurikulum
adalah
pengembangan perangkat pembelajaran, yang didalam hal ini adalah pengembangan silabus, dan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Peleksanaan kegiatan pengembangan ini dapat dilakukan secara mandiri oleh setiap guru mata pelajaran dan juga dapat dilakukan oleh kelompok guru mata pelajaran pada satu sekolah/madrasah, atau pada beberapa sekolah/madrasah. Hal terpenting dari pengembangan silabus adalah Pengembangan penilaian. Penilaian adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis, dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan6. Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil
6
Direktorat Pendidikan Agama Islam Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama RI kerja sama dengan Fakultas tarbiyah IAIN Walisongo, Modul Peningkatan Kualitas Guru (PKG) ( Semarang, 2011), hlm. 428.
62
karya berupa tugas, proyek dan atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Dalam rangka mengetahui ketuntasan belajar peserta didik, maka kriteria penilaian meliputi: 1. Penilaian berorientasi pada Standar Kompetensi, Kompetensi dasar, dan indikator, dengan demikian hasil penilaian akan memberikan gambaran mengenai perkembangan pencapaian kompetensi; 2. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang dapat dilakukan peserta didik setelah peserta didik mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seorang terhadap kelompoknya7. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa dalam penyelenggaraan proses pembelajaran terdapat sejumlah rangkaian kegiatan yang perlu direncanakan terlebih dahulu oleh guru. Kegiatan perencanaan ini menuntut guru berpikir rasional, holistik, dan sistematis8 dalam memperkirakan dan mengambil keputusan tentang unsur-unsur atau komponen-komponen terkait dengan proses pembelajaran yang akan dilakukan. Oleh karena itu sebelum
melakukan
penyelenggaraan
proses
pembelajaran
maka
pengembangan silabus untuk mengembangan SK dan KD kedalam topik satuan bahasan dan strategi pembelajaran serta penilaian yang akan dilakukan, guru/madrasah perlu menyusun dan menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) per mata pelajaran sebagai standar minimal yang akan dicapai oleh peserta didik sehingga sejumlah kompetensi yang 7 8
Ibid, hlm. 429 Ibid, hlm. 415
63
menjadi target kurikuler dapat dicapai dengan ukuran yang telah direncanakan. Dengan demikian KKM mutlak menjadi syarat dalam memenuhi standar penilaian pendidikan. Mengingat pentingnya fungsi KKM, maka semua
penyelenggara
kegiatan
belajar
mengajar
dalam
hal
ini
sekolah/madrasah, dituntut untuk mampu mengimplementasikan KKM, dalam kegiatan penilaian pendidikan. MTs Agung Alim Blado sebagai lembaga pendidikan formal berupaya untuk memenuhi standar nasional pendidikan, maka dalam kegiatan penilaian pendidikan telah menyusun dan menetapkan KKM mata pelajaran sesuai dengan mekanisme yang ada. Penetapan KKM dilakukan pada awal tahun pelajaran oleh guru mata pelajaran melalui musyawarah kelompok guru mapel kepala sekolah dan stakeholder lainya. Dengan langkah-langkah yang ditempuh yaitu; semua guru mapel melakukan identifikasi kemampuan rata-rata peserta didik (intake), menganalisa kompleksitas kompetensi dasar, dan kemampuan sumber daya pendukung9 meliputi; warga sekolah, sarana prasarana dalam penyelenggaraan pembelajaran. Langkah selanjutnya adalah menentukan kekuatan/nilai setiap aspek/komponen, sesuai dengan kemampuan masing-masing aspek : a.
Aspek kompleksitas : Semakin komplek (sukar) SK, KD maka nilainya semakin rendah, tetapi semakin mudah SK, KD maka nilainya semakin tinggi.
9
Mahmudi, Waka Kurikulum MTs Agung Alim Blado, wawancara pribadi, Kambangan, 30 Juli 2011.
64
b.
Aspek intake : Semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka nilainya semakin tinggi.
c.
Aspek sumber daya pendukung : Semakin tinggi sumber daya pendukung maka nilainya semakin tinggi.
Masing-masing aspek diberi nilai dengan rentang nilai antara 40 – 100 (merupakan nilai yang dapat ditentukan oleh sekolah/madrasah), kemudian di hitung jumlah KKM indikator, KKM KD, KKM SK setiap mata pelajaran setiap kelas.
Jumlah nilai KKM indikator, selanjutnya dibagi dengan
jumlah indikator untuk menentukan KKM KD. Jumlah KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk menentukan KKM SK. Jumlah seluruh KKM SK, selanjutnya dibagi dengan jumlah SK untuk menentukan KKM mata pelajaran, (hasil penetapan KKM mata pelajaran ditampilkan pada tabel 13, 14, 15 dan 16 bab III halaman 54-57) Implementasi KKM di MTs Agung Alim Blado diakui oleh para guru merupakan pekerjaan yang sulit, karena membutuhkan waktu ekstra, ketelitian, kecermatan dan ketrampilan dalam menafsirkan masing-masing aspek10. Secara umum ketercapain ketuntasan belajar rata-rata sudah diatas KKM, namun kegelisahan seputar KKM masih dikeluhkan oleh guru11
10
Muflikhatun, Guru Matematika, MTs Agung Alim Blado, wawancara pribadi, Kambangan, 10 Agustus 2011. 11 M. Nawawi, Guru Fiqih, MTs Agung Alim Blado, wawancara pribadi, Kambangan, 10 Agustus 2011
65
C.
Analisis data ketercapaian hasil implementasi KKM Data yang penulis perolah berupa nilai akhir mata pelajaran dan KKM nya kelas VII,VIII dan IX, kemudian di bandingkan dengan KKM masing-masing mapel, dengan cara membagi dalam 3 katagori yaitu : 1. Jumlah siswa yang meperoleh nilai
= KKM sekolah
2. Jumlah siswa yang memperoleh nilai > KKM sekolah 3. Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ KKM nasional Hasilnya kemudian di prosentase sehingga diperoleh hasil berupa data yang lebih sederhana seperti pada tabel di bawah ini. Tabel. 17 Data Prosentase ketercapaian KKM Rata2 Jml.siswa yang memperoleh nilai Kelas
Jml siswa
(%) Prosentase Jml.siswa yang memperoleh nilai
Sama dg. KKM
Diatas KKM
KKM nasional
Sama dg. KKM
Diatas KKM
KKM nasional
VII
128
28
83
17
21,8
64,9
13,3
VIII
109
37
58
14
34,0
53,2
12,8
IX
116
31
62
23
26,7
53,4
20,0
Jml
353
96
203
54
27,2
57,5
15,3
Dari tabel tersebut disimpulkan bahwa, KKM di MTs Agung Alim Blado tahun pelajaran 2010/2011, sudah mencapai 100%, dengan uraian : 1. Yang memperoleh nilai sama dengan KKM = 96 anak, atau 27,2 %, 2. Yang mencapai nilai diatas KKM = 203 anak, atau 57,5 % 3. Yang mencapai KKM nasional = 54 anak, atau 15,3 %
66
D.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Implementasi KKM Seperti
disebutkan
diatas
bahwa
pengembangan
penilaian
merupakan bagian takterpisahkan dari kegiatan pengembangan silabus, kegiatan pengembangan penilaian diantaranya adalah penetapan KKM. Implementasi dari kegiatan ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah :
a. Karakteristik Mata Pelajaran Tiap mata pelajaran memiliki karakteristik yang berbeda-beda baik dari segi banyaknya jumlah materi, banyaknya kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik, tingkat kesulitan, maupun berdasarkan pengkelompokan mata pelajaran sesuai displin keilmuannya, seperti kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mapel kewarganegaraan
dan
kepribadian,
kelompok
mapel
estetika,
kelompok mapel jasmani olahraga dan kesehatan, kelompok mapel Sains dan teknologi kelompok mapel ilmu pengetahuan, kelompok mapel bahasa dan lainya. Perbedaan karakteristik ini sangat berpengaruh dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran, perumusan teknik penilaian dan aspek yang akan dicapai dalam penilaian12. Masing-masing memiliki tingkat kesulitan sendiri-sendiri. Mengingat hal tersebut maka karakteristik mata pelajaran sangat berpengaruh dalam penetapan KKM. 12
Nur Khasanah, Guru Bahasa Inggris, MTs Agung Alim Blado, wawancara pribadi, Kambangan, 20 Agustus 2011.
67
b. Alokasi waktu Penetapan KKM dilakukan pada awal tahun pelajaran oleh guru mata pelajaran, alokasi waktu yang tersedia ini menjadi sangat sempit mengingat awal tahun pelajaran biasanya banyak sekali kegiatan yang dilakukan oleh guru-guru mapel seperti menganilisis Kalender pendidikan, menyusun Program tahunan, program semester dan menyusun RPP, bersama dengan Kepala sekolah menyusun jadwal pelajaran. Kebanyakan guru-guru MTs Agung Alim Blado mempunyai tugas ganda yang berkaitan langsung dengan tugas-tugas kependidikan seperti menjadi seksi pengajaran, kesiswaan, seksi humas, wali kelas, kegiatan ekstrakurikuler dan tugas lainya13. Kegiatan tersebut tentu menambah tugas-tugas baru yang juga harus dipersiapkan di awal tahun pelajaran. Karena masing-masing tupoksi
menuntut adanya
program kegiatan dan administrasi yang mengikutinya. Selanjutnya dalam
mengimplementasikan
KKM,
waktu
menjadi
kendala,
mengingat Alokasi waktu yang tersedia masing-masing mapel sudah sangat ketat, seorang guru dituntut untuk mampu menyampaikan materi sesuai SK dan KD, mencapai Indikator-indikator tiap KD, melakukan penilaian, mengolah hasil penilaian dan menindak lanjuti hasil penilaian, seperti remidi dan pengayaan, belum lagi ditambah
13
Arif Slamet.S, uru Penjasorkes. MTs Agung Alim Blado, wawancara pribadi, Kambangan 20 Agustus 2011
68
kegiatan lain yang bersifat insidental. Sehingga alokasi waktu sangat berpengaruh terhadap implementasi KKM.
c. Intake peserta didik Mengetahui kemampuan peserta didik merupakan langkah awal dalam menetapkan KKM, namun untuk mengklasifikasi kemampuan peserta didik membutuhkan waktu yang agak lama, khususnya peserta didik pada kelas awal, untuk mengetahui kemampuan peserta didik pada kelas awal belum bisa dilakukan secara optimal. Oleh karena itu tingkat akurasi data juga kurang akurat. Secara teoritis ada panduan yang mengatur langkah-langkah penetapan KKM, namun pada praktiknya guru dihadapkan kepada kenyataan bahwa kemampuan peserta didik sangat beragam, dalam tiap kelas terdapat perbedaan yang menonjol, ada yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan ada yang kurang, tinggi rendahnya intake peserta didik ini sangat mempengaruhi dalam penetapan KKM.
d. Sumber daya Pendukung Sumber daya pendukung implementasi KKM adalah Kepala Sekolah, Guru Mata pelajaran, staf sekolah, komite Sekolah dan pihak lain yang terkait dengan pelaksanaan KKM. Kualitas Sumber daya Manusia dalam hal ini adalah guru yang terlibat langsung dalam seluruh rangkaian proses belajar mengajar, akan sangat berpengaruh terhadap
69
implementasi KKM. Guru di MTs gung Alim Blado berdasarkan data yang ditampilkan pada bab III, 81 % memiliki kualifikasi pendidikan S1, sedang 4 % sisanya berpendidikan D214, data ini menunjukkan perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia, sebagai pendukung yang akan turut mempengaruhi implementasi KKM di MTs Agung Alim Blado.
14
Dokumentasi MTs Agung Alim Blado, 2011