BAB IV HASIL PENELITIAN
IV.1 Penetapan Kebijakan Dan Prosedur Pengendalian Mutu Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil pembicaraan dengan top manajemen KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan sebagaimana tersebut pada bab 3, dapat disimpulkan bahwa KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan telah memiliki dan menetapkan kebijakan dan Prosedur Pengendalian Mutu KAP yang dimaksudkan untuk memberikan jaminan yang memadai bahwa dalam menjalankan profesinya KAP telah memenuhi Standar Profesional dan ketentuan yang berlaku baik yang ditetapkan oleh IAPI dalam Standar Profesional Akuntan Publik. Penerapan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan terhadap ketentuan Standar Profesional Akuntan Publik adalah sebagai berikut: a. Independensi Terkait dengan unsur Independensi, KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan telah memenuhi semua ketentuan yang telah ditetapkan oleh IAPI dalam SPAP. KAP telah menginformasikan kebijakan dan prosedur serta menekankan sikap independensi Pemantauan atas kepatuhan seluruh personel terhadap kebijakan dan prosedur mengenai independensi secara langsung dilakukan oleh Partner. b. Penugasan Personel Terkait dengan unsur Penugasan Personel, KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan telah memenuhi semua ketentuan yang telah ditetapkan oleh IAPI dalam SPAP.
49
Penunjukan personel yang akan bertanggung jawab dalam penugasan personel dilakukan secara langsung oleh Partner kepada Manager. Namun tidak menutup kemungkinan dalam kondisi peak seasons, Partner menunjuk Supervisor ataupun Partner terjun langsung sebagai orang yang bertanggung jawab (person in charge) dalam penugasan personel. Sedangkan untuk penyusunan skedul pelaksanaan dan kebutuhan personel untuk kegiatan audit atas klien-klien yang sudah melakukan perikatan audit dilakukan oleh Manager. c. Konsultasi Terkait dengan unsur Konsultasi, KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan telah memenuhi semua ketentuan yang telah ditetapkan oleh IAPI dalam SPAP. Konsultasi dilakukan secara berjenjang, Junior Auditor kepada Senior Auditor, Senior Auditor kepada Supervisor, Supervisor kepada Manager dan Manager kepada Partner. Hasil dari konsultasi didokumentasikan dalam working papers dan disimpan terpisah dari current working papers. d. Supervisi Terkait dengan unsur Supervisi, KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan telah memenuhi semua ketentuan yang telah ditetapkan oleh IAPI dalam SPAP. Supervisi dilakukan secara memadai pada semua tingkatan secara berjenjang dengan mempertimbangkan pelatihan, kemampuan dan pengalaman personel yang ditugasi. Sedangkan untuk perencanaan audit sepenuhnya dilakukan oleh Manager. Selain itu, KAP juga membuat dan menyediakan prosedur untuk menyelesaikan perbedaan pertimbangan profesional diantara anggota tim audit.
50
e. Pemekerjaan (Hiring) Terkait dengan unsur Pemekerjaan, KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan telah memenuhi semua ketentuan yang telah ditetapkan oleh IAPI dalam SPAP. KAP telah membuat pedoman atas penerimaan personel baru dan pedoman pada situasi khusus terkait dengan peneriman personel. Selain itu KAP juga mengevaluasi calon personel dengan perekrutan yang tidak umum, misal penerimaan personel langsung pada jenjang supervisor, untuk menentukan apakah calon personel telah memenuhi kualifikasi dan standar yang telah ditentukan oleh KAP. f.Pengembangan Profesional Terkait dengan unsur Pengembangan Profesional, KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan telah memenuhi semua ketentuan yang telah ditetapkan oleh IAPI dalam SPAP. KAP telah menyediakan literatur-literatur serta perkembangan terkini baik dalam standar profesional, materi umum profesi, panduan mengenai kebijakan dan prosedur KAP terkait hal teknis, serta mendorong personel untuk ikut berpartisipasi dalam pendidikan eksternal baik dalam bentuk seminar, konferensi, ataupun Program Pendidikan Akuntan (PPAk). g. Promosi Terkait dengan unsur Promosi, KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan telah memenuhi semua ketentuan yang telah ditetapkan oleh IAPI dalam SPAP. KAP telah membuat panduan serta pedoman yang menjelaskan tanggung jawab, kinerja dan kualifikasi untuk promosi pada setiap jenjang jabatan. KAP juga mengevaluasi kecakapan kinerja personel baik secara teknis maupun mental untuk melihat apakah personel sudah memenuhi kualifikasi dan standar yang telah ditetapkan untuk
51
dilakukannya promosi. h. Penerimaan dan Keberlanjutan Klien Terkait dengan unsur Penerimaan dan Keberlanjutan Klien, KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan telah memenuhi semua ketentuan yang telah ditetapkan oleh IAPI dalam SPAP. KAP telah membuat pedoman atas pertimbangan prosedur evaluasi sebelum menerima klien ataupun sebelum melanjutkan hubungan dengan klien. Pedoman atas pertimbangan prosedur evaluasi mencakup review laporan keuangan atas calon klien, informasi dari pihak ketiga, informasi dari auditor terdahulu, independensi dan kemampuan KAP untuk menyediakan jasa bagi calon klien, berakhirnya jangka waktu tertentu serta perubahan signifikan yang terjadi pada klien. i. Inspeksi Terkait dengan unsur Inspeksi, KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan tidak menetapkan unsur tersebut. Sehubungan dengan tidak ditetapkannya kebijakan dan prosedur pengendalian mutu yang berkaitan dengan inspeksi, penulis melakukan konfirmasi secara langsung kepada pimpinan KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan dan diperoleh penegasan bahwa KAP memang tidak menetapkan kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan inspeksi karena dianggap tidak praktis dan KAP tidak membutuhkan kebijakan dan prosedur tersebut, mengingat skala KAP masih berada pada klasifikasi menengah. Sebagai prosedur alternatif pengganti kebijakan inspeksi, KAP menetapkan review silang atau review langsung oleh partner atas perikatan audit tertentu yang memiliki kekhususan tertentu atau dengan tingkat resiko diatas rata-rata.
52
IV.2 Pengujian Kepatuhan Terhadap Sistem Pengendalian Mutu KAP Pengujian kepatuhan dilaksanakan dengan menggunakan kuesioner dengan 58 pertanyaan yang berkaitan dengan delapan variabel penentu penerapan sistem pengendalian mutu pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan. Dengan perincian sebagai berikut: No.
Variabel
Jumlah Pertanyaan
1
Independensi
6
2
Penugasan Personel
7
3
Konsultasi
2
4
Supervisi
7
5
Pemekerjaan
17
6
Pengembangan Profesional
7
7
Promosi
7
8
Penerimaan & Keberlanjutan Klien
5
Total Pertanyaan
58
Penyebaran kuesioner dilakukan dengan mengadakan wawancara personal dengan beberapa responden pada bulan Mei 2012. Responden dalam penelitian ini dibatasi hanya staf profesional auditor yang berada pada kantor pusat (Jakarta) dan workshop dari tingkatan junior sampai tingkatan manager. Kuesioner yang dibagikan sebanyak 27 set. Pada bulan yang sama semua kuesioner telah diisi lengkap dan dikembalikan sebanyak 27 set.
53
IV.2.1 Karakteristik Demografi Responden Karakteristik demografi responden dalam penelitian ini dibedakan menurut data posisi, jabatan, lama bekerja dan pernah tidaknya mengikuti pelatihan atau kursus yang berkaitan dengan profesinya.
IV.2.2 Klasifikasi Penilaian Analisis Kepatuhan Staf Auditor terhadap Prosedur Sistem Pengendalian Mutu KAP Untuk mengetahui klasifikasi penilaian terhadap unsur pengendalian mutu yang telah dilakukan
oleh
KAP
Jamaludin,
Aria,
Sukimto
& Rekan,
maka penulis
mengklasifikasikan penilaian dengan perincian sebagai berikut: Tingkat Penerapan
Skor
Persentase
Klasifikasi
Penilaian
Penilaian
Tidak Tahu
Sangat 0
0% - 20%
Buruk
1
21% - 40%
Buruk
Tidak Pernah
Kurang Jarang 2
41% - 60%
Baik Cukup
Sering 3
61% - 80%
Baik
4
81%-100%
Baik
Selalu
54
Penilaian terhadap unsur Sistem Pengendalian Mutu KAP tidak memiliki standar khusus yang ditetapkan oleh badan pengatur, sehingga penetapan persentase penilaian pada tabel diatas diklasifikasikan berdasarkan bobot skor nilai yang ada pada opsi kuesioner sesuai dengan skala yang telah ditentukan. Penerapan unsur SPM untuk KAP tersebut disimpulkan sudah cukup baik apabila total jawaban positif diatas 61%. Apabila total jawaban positif kurang dari 61%, maka penerapan SPM KAP untuk unsur terkait tersebut disimpulkan masih kurang baik.
IV.2.3 Analisis Kepatuhan Staf Auditor terhadap Prosedur Sistem Pengendalian Mutu KAP Untuk mengetahui dan menguji kesesuaian SPM KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan dengan standar profesional dan kepatuhan personel KAP dengan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu KAP, penulis telah menganalisa dan merekapitulasi hasil kuesioner dalam bentuk chart sebagaimana berikut: a. Independensi Pie-Chart Hasil Kuesioner Variabel Independensi
Dari pie chart independensi, dapat disimpulkan bahwa penerapan pengendalian mutu pada KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan ditinjau dari unsur independensi sudah
55
diterapkan dengan baik. Hal ini terlihat dari 66,7% responden menyatakan selalu diterapkan dan 18,5% responden menyatakan sering diterapkan (85,2% responden memberikan jawaban positif ). Hampir seluruh staf profesional KAP telah memahami akan pentingnya sikap independensi dalam menjalankan pekerjaannya dan melakukan perikatan audit. Partner dan Manajer Audit juga senantiasa mengingatkan para staf profesional auditor dalam setiap kesempatan yang ada, terutama sekali pada saat pelaksanaan supervisi dan konsultasi. Dari hasil wawancara dengan top manajemen KAP, untuk lebih menjaga independensi para staf profesional, penugasan para staf profesional dibatasi dan dilakukan rotasi maksimum tiga tahun buku. Artinya para staf profesional hanya ditugaskan pada klien yang sama maksimum tiga tahun buku secara berturut-turut. Dari hasil wawancara dengan beberapa staf profesional auditor yang bekerja dilapangan, tidak ada diantara mereka yang memegang klien selama lebih dari tiga tahun.
b. Penugasan Personel Pie-Chart Hasil Kuesioner Variabel Penugasan Personel
Dari pie chart penugasan personel, dapat disimpulkan bahwa penerapan pengendalian
56
mutu KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan ditinjau dari segi penugasan personel sudah diterapkan dengan cukup baik. Hal ini terlihat dari 51,85% responden menyatakan selalu diterapkan dan 25,93% responden menyatakan sering diterapkan (77,78% responden memberikan jawaban positif). Penugasan personel dimaksudkan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa penugasan akan dilakukan oleh staf profesional yang memiliki tingkat pelatihan dan keahlian teknis untuk penugasan tersebut. Dari komposisi tim audit yang ditugaskan yang tercermin dalam Surat Penugasan yang ditandatangani oleh Partner In Charge, tim audit selalu terdiri atas seorang manajer yang bertanggung jawab atas penugasan tersebut dan seorang supervisor yang mengawasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Sedangkan senior auditor yang sehari-hari secara penuh bertanggung jawab atas pelaksanaan di lapangan minimum berpendidikan formal sarjana (Strata 1) bidang akuntansi dengan kualifikasi yang memenuhi persyaratan. Misalnya untuk melakukan audit atas perusahaan manufaktur, senior auditor harus sudah memiliki pengalaman minimal tiga tahun dalam melakukan audit pada perusahaan yang sejenis. Demikian halnya untuk klien dengan jenis kegiatan karakteristik khusus seperti entitas yang mengerahkan dana masyarakat. Selain itu, terkadang senior auditor juga dipersyaratkan sudah mengikuti pendidikan khusus atau pelatihan atau seminar yang diselenggarakan oleh badan pengatur. Dari hasil wawancara dengan staf profesional auditor, didapat keterangan bahwa dalam prakteknya terkadang tidak dilakukan identifikasi khusus atas keahlian setiap personel terlebih dahulu dalam penugasan audit dan penetapan person in charge nya, namun dikaitkan dengan faktor-faktor judgement pribadi dari top manajemen KAP
57
sendiri terhadap karyawan tertentu. Hal ini mengidentifikasikan kurangnya pemerataan penugasan dalam KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan. Dalam kaitannya dengan penugasan personel, untuk menjamin bahwa staf auditor di lapangan melakukan pekerjaan audit secara terarah, sebelum mereka melakukan pemeriksaan lapangan, staf auditor selalu berpedoman kepada audit program yang berisi audit objective dan audit procedures. Selain itu mereka juga dibekali dengan audit memorandum yang dirancang oleh supervisor. Untuk dapat tetap bekerja dalam waktu yang sudah ditentukan, audit memorandum juga berisi skedul pelaksanaan pekerjaan. Skedul memang selalu ditetapkan di awal penugasan, namun dari hasil wawancara didapat keterangan bahwa sering kali terjadinya perpanjangan waktu dalam penugasan audit. Untuk mengawasi aktivitas auditor dalam melaksanakan pekerjaan lapangan, auditor juga diwajibkan untuk mengisi time sheet setiap minggu, yang menggambarkan pekerjaan lapangan yang dilakukan oleh auditor secara rinci setiap hari.
c. Konsultasi Pie-Chart Hasil Kuesioner Variabel Konsultasi
Dari pie chart konsultasi, dapat disimpulkan bahwa penerapan pengendalian mutu 58
pada KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan ditinjau dari segi konsultasi sudah diterapkan dengan cukup baik. Hal ini terlihat dari 55,56% responden menyatakan selalu diterapkan dan 22,22% responden menyatakan sering diterapkan (77,78% responden memberikan jawaban positif). Dari hasil rekapitulasi kuesioner dalam kaitannya dengan apakah konsultasi dilakukan secara berjenjang, 7,4% menyatakan tidak pernah, 18,5% menyatakan sering dan 62,9% menyatakan selalu. Dapat ditarik kesimpulan bahwa konsultasi dalam KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan umumnya sudah dilakukan secara berjenjang, dalam hal auditor menghadapi masalah yang aturannya belum jelas atau belum diatur secara jelas, baik yang menyangkut praktik akuntansi maupun praktik auditing. Dalam konsultasi
secara
tertulis,
dari
menelusuri
arsip-arsip
administratif,
penulis
mendapatkan informasi bahwa KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan telah memiliki internal memo untuk konsultasi.
d. Supervisi Pie-Chart Hasil Kuesioner Variabel Supervisi
Dari pie chart supervisi, dapat disimpulkan bahwa penerapan pengendalian mutu pada KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan sudah diterapkan dengan cukup baik
59
namun kurang efektif. Hal ini terlihat dari 37,04% responden menyatakan selalu diterapkan dan 29,63% responden menyatakan sering diterapkan (66,67% responden memberikan jawaban positif). Pelaksanaan penelitian atas unsur supervisi dilakukan melalui review atas time sheet dan working paper. Uraian terinci atas pelaksanaan supervisi disajikan pada sub bab selanjutnya yaitu “Hasil Review atas Perikatan Terpilih”.
e. Pemekerjaan (Hiring) Pie-Chart Hasil Kuesioner Variabel Pemekerjaan (Hiring)
Dari pie chart pemekerjaan, dapat disimpulkan bahwa penerapan pengendalian mutu KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan ditinjau dari unsur pemekerjaan sudah diterapkan dengan cukup baik namun kurang efektif. Hal ini terlihat dari 48,15% responden menyatakan selalu diterapkan dan 22,22% responden menyatakan sering diterapkan (70,37% responden memberikan jawaban positif). Dari hasil rekapitulasi kuesioner, didapatkan data yang berkaitan dengan apakah KAP menyusun perencanaan kebutuhan personel, terdapat 40,7% yang menyatakan tidak pernah; 29,6% menyatakan jarang; 18,5% menyatakan sering; dan hanya 11,1% yang menyatakan selalu. Dari hal ini dapat diindikasikan bahwa KAP jarang menyusun 60
perencanaan kebutuhan personel. Dari hasil wawancara dengan staf auditor, didapatkan keterangan bahwa tidak dilakukannya perencanaan kebutuhan personel tersebut menyebabkan kurangnya jumlah tenaga auditor jika dibandingkan dengan jumlah klien yang ditangani (komposisi auditor yang tidak sesuai dengan jumlah klien) terutama di peak seasons. Hal ini tentunya membuat staf auditor menurun kinerjanya, karena harus menyelesaikan pekerjaan audit untuk beberapa klien sekaligus pada periode waktu yang sama. Berdasarkan penelitian arsip administrasi proses rekruitmen pegawai dilakukan secara umum telah memenuhi ketentuan yang ada. Hal ini terlihat dari adanya kewajiban calon pegawai untuk menyerahkan surat lamaran, menjalani test tertulis dan wawancara untuk memastikan bahwa KAP hanya melakukan rekruitmen atas karyawan yang memang memiliki kualifikasi yang dibutuhkan oleh KAP. Namun ditemukan pula beberapa karyawan (14,8%) yang tidak menjalani tes tertulis tersebut dan langsung dipekerjakan. Dalam kaitannya dengan apakah KAP melakukan program orientasi bagi personel yang baru diterima, terdapat 11,1% yang menyatakan tidak pernah; 18,5% yang menyatakan jarang. Hal ini mengindikasikan bahwa di KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan, ada beberapa personel auditornya yang tidak mengalami masa orientasi saat mulai bekerja.
61
f. Pengembangan Profesional Pie-Chart Hasil Kuesioner Variabel Pengembangan Profesional
Dari pie chart pengembangan profesional, dapat disimpulkan bahwa penerapan pengendalian mutu KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan ditinjau dari unsur pengembangan profesional sudah cukup baik. Hal ini terlihat dari 59,26% responden menyatakan selalu diterapkan dan 18,5% responden menyatakan sering diterapkan (77,76% responden memberikan jawaban positif). Dalam kaitannya dengan apakah KAP menyediakan bagi personel literatur profesional mengenai perkembangan terkini dalam standar profesional, dari hasil rekapitulasi kuesioner didapatkan data bahwa 3,7% menyatakan tidak pernah; 25,9% menyatakan jarang; 40,7% menyatakan sering dan 29,6% menyatakan selalu. Dari data tersebut dapat ditarik sebuah hipotesis bahwa KAP sudah melakukan sosialisasi atas perkembangan terkini dalam standar profesional yang penting sebagai sarana bagi staf profesional auditor untuk pengembangan diri dan profesi. Dari hasil wawancara dengan top manajemen KAP, literatur profesional sudah disediakan dengan memadai oleh kantor, di samping itu, KAP berlangganan cukup banyak majalah maupun tabloid profesi yang bisa dibaca oleh setiap karyawan KAP dengan bebas. 62
Top manajemen juga menambahkan selain akses akan literatur profesional, para staf profesional juga memiliki kesempatan secara mudah untuk mengakses buku-buku (text book), panduan atau peraturan dan perundangan yang dikeluarkan oleh badan pengatur. Sarana buku-buku dan kumpulan peraturan sebagaimana tersebut diatas telah dimiliki oleh KAP secara memadai. Satu hal yang menjadi kekurangan KAP adalah KAP tidak memiliki ruang khusus untuk kumpulan pustaka profesi KAP yang dapat dimanfaatkan oleh staf profesional auditor untuk melakukan studi literatur. Buku-buku dan pedoman serta peraturan dan panduan yang dimiliki KAP disimpan dalam ruang kerja manajer dan partner dengan susunan yang tidak teratur (tidak ada penomoran dan tindakan inventarisir) sehingga bagi staf profesional auditor terkadang tidaklah mudah untuk mencari buku atau literatur tertentu. Dalam kaitannya dengan pelatihan staf profesional auditor, selama tahun 2011, KAP telah mendorong staf profesionalnya untuk melakukan pengembangan profesional baik melalui Pendidikan Profesi Formal ataupun Pendidikan Profesi Lanjutan (PPL) yang diselenggarakan oleh IAPI dan badan pengatur lainnya.. Beberapa seminar dan workshop yang diikuti oleh staf profesional KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan adalah sebagai berikut: a. Pendidikan Profesi Akuntansi, Universitas Indonesia, pendidikan untuk memperoleh gelar akuntan dan register negara akuntan. b. Pendidikan Brevet Perpajakan A, B dan C. c. Tinjauan Hukum & Penerapan Akuntansi pada Special Purpose Vehicle di Indonesia, IAPI.
63
d. Workshop Profesi Penunjang untuk Akuntan Pasar Modal, BAPEPAM & IAPI. e. Review Materi Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP). Berdasarkan hasil review atas berkas administrasi dan juga wawancara dengan staf auditor mengenai Pendidikan Profesi Lanjutan (PPL) sebagaimana tersebut diatas, didapatkan informasi bahwa PPL tersebut sudah diikuti oleh personel profesional hampir secara merata. Hal ini terlihat dari hampir seluruh personel profesional pernah mengikuti PPL, bahkan ada satu orang personel yang mengikuti seminar PPL sampai 3 kali. Hanya 3,7% saja personel profesional yang tidak pernah mengikuti PPL selama tahun 2011.
g. Promosi Pie-Chart Hasil Kuesioner Variabel Penugasan Personel
Dari pie chart promosi, dapat disimpulkan bahwa penerapan pengendalian mutu pada KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan ditinjau dari unsur promosi sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil kuesioner dimana 51,85% responden memberikan jawaban selalu dan 25,93% responden memberikan jawaban sering (77,78% responden memberikan jawaban positif). 64
Selama tahun 2011, KAP tidak melakukan promosi atas jabatan auditor baik dari junior menjadi senior, maupun dari senior menjadi supervisor. Menurut penjelasan dari top manajemen KAP, promosi seharusnya diadakan setahun sekali dengan melihat dan mempertimbangkan atas aspek aspek pengetahuan teknis, kemampuan analisis dan judgment, kemahiran berkomunikasi, kemahiran memimpin, sikap mental pribadi (integritas, intelegensi, motivasi) dan jumlah pengalaman kerja. Namun tidak dilakukannya promosi atas jabatan auditor disebabkan karena jumlah pengalaman kerja (yang diukur dalam satuan waktu) belum ada yang memenuhi kualifikasi untuk dilakukannya promosi jabatan. Berdasarkan dari data hasil penelitian sampai tanggal 31 Mei 2012, KAP telah melakukan promosi atas jabatan auditor (junior auditor menjadi senior auditor) yang dilakukan pada tanggal 1 Mei 2011.
h. Penerimaan & Keberlanjutan Klien Pie-Chart Hasil Kuesioner Variabel Penerimaan & Keberlanjutan Klien
Dari pie chart penerimaan & keberlanjutan klien, dapat disimpulkan bahwa penerapan pengendalian mutu pada KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan ditinjau
65
dari unsur penerimaan & keberlanjutan klien sudah diterapkan dengan baik. Hal ini dapat diihat dari 62,96% responden menyatakan selalu diterapkan dan 22,22 responden menyatakan sering diterapkan (85,18% - lebih dari 75% jawaban positif). Dari hasil penelitian terhadap arsip administrasi, diperoleh data bahwa selama tahun 2011, KAP telah menerima tambahan penugasan (perikatan) atas klien baru sebanyak 21 perusahaan klien dari permintaan perikatan sebanyak 25 klien. KAP menolak perikatan atas empat calon klien tersebut dengan alasan skedul audit yang terlalu ketat (1 klien), audit fee yang terlalu rendah (2 klien) dan integritas manajemen yang diragukan (1 klien). Sedangkan atas 21 perusahaan yang diterima penugasannya, telah dilakukan prosedur evaluasi independensi dan kemampuan KAP untuk menyediakan jasa bagi calon klien. Dalam evalusi kemampuan KAP, telah dipertimbangkan kebutuhan akan keahlian teknis, pengetahuan industri dan personal. Pertimbangan sebagaimana tersebut diatas dilakukan berdasarkan hasil survei pendahuluan yang telah dilakukan oleh KAP. Survei pendahuluan atau initial meeting biasanya langsung ditangani oleh partner dan melibatkan audit manager. Untuk perusahaan yang berjenis group, maka initial meeting juga melibatkan audit manager ataupun supervisor. Hasil survei pendahuluan dituangkan dalam kertas kerja survei pendahuluan yang merupakan bahan utama dalam penyusunan audit memorandum. Hal berikutnya yang dilakukan oleh KAP adalah menyusun audit proposal yang berisi tentang ruang lingkup penugasan, pemisahan tanggung jawab antara auditor dengan manajemen, skedul audit, jenis laporan, besarnya fee perikatan dan hal lain yang relevan. Jika klien menyetujui proposal tersebut, maka proposal tersebut berfungsi sebagai engagement letter.
66
Komunikasi dengan auditor terdahulu juga dilakukan dengan secara tertulis untuk memperoleh gambaran tentang latar belakang klien dan informasi tentang kemungkinan adanya kewajiban hukum terhadap pihak ketiga.
IV.3 Hasil Review atas Perikatan Yang Dipilih Untuk kebutuhan review akan ketaatan dalam pelaksanaan field work audit, perikatan yang dipilih untuk menjadi objek review adalah perusahaan yang bergerak di bidang sebagai berikut : - Audit atas perusahaan industri
: 2 Klien
- Audit atas perusahaan jasa
: 2 Klien
- Audit atas perusahaan perdagangan
: 2 Klien
- Audit atas yayasan
: 2 Klien
- Audit atas perusahaan Real Estate
: 2 Klien
Objek yang di review adalah sejumlah Audit Working Paper yang mencakup Audit Planning Memorandum, Audit Program, top schedules, supporting schedules dan Audit Procedures yang dilakukan dalam pemberian jasa profesi. Beberapa kelemahan yang ditemukan dari hasil review terhadap perikatan terpilih adalah sebagai berikut: 1. Tidak mencantumkan cross index pada Working Paper. (2 Sampel) 2. Penomoran Working Paper yang tidak konsisten. (3 Sampel) 3. Tidak mencantumkan nama pembuat dan tanggal pembuatan pada supporting schedule dan top schedule. (2 Sampel)
67
4. Skedul utama yang tidak menunjukkan adanya jejak supervisi, baik oleh supervisor ataupun manajer. (4 Sampel) 5. Usulan jurnal koreksi yang tidak menjelaskan dasar pertimbangan diajukan jurnal tersebut beserta perhitungannya. (2 Sampel)
Dari hasil wawancara dengan staf auditor, didapatkan keterangan bahwa penyebab prosedur supervisi atas working papers belum dapat diterapkan dengan efektif terutama karena kurangnya tenaga supervisor jika dibandingkan dengan jumlah senior auditor dan junior auditor. Berdasarkan analisis kepatuhan staf auditor terhadap Prosedur Sistem Pengendalian Mutu KAP, telah didapat penilaian baik terhadap unsur independensi serta penerimaan dan keberlanjutan klien. Untuk unsur penugasan personel, konsultasi, pengembangan profesional dan promosi, KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan mendapat penilaian cukup baik. Sedangkan untuk unsur pemekerjaan dan supervisi, KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan mendapat penilaian cukup baik namun kurang efektif. Penilaian kurang efektif terkait unsur pemekerjaan dan supervisi dalam penerapan sistem pengendalian mutu pada KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan didasari oleh hasil wawancara dengan staf profesional auditor dengan pertanyaan yang diambil dari kuesioner yang memiiki nilai negatif dengan jumlah yang signifikan. Berdasarkan hasil penilaian atas setiap unsur diatas, maka dapat disimpulkan bahwa KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan memiliki penilaian cukup baik atas Sistem Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik.
68