BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Penelitian Proses penelitian dalam penyusunan skripsi ini diawali dengan studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui gambaran permasalahan dan jumlah populasi penelitian. Setelah memperoleh gambaran tentang permasalahan yang ada di lapangan, maka peneliti mulai menyusun instrumen penelitian yang akan digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam proses penelitian, dan setelah melalui berbagai pertimbangan akhirnya peneliti menetapkan angket sebagai alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam penyusunan instrumen (angket) diawali dengan penyusunan kisi-kisi angket (jabaran dari masing-masing indikator yang akan diteliti). Kisi-kisi angket ini digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan angket. Setelah instrumen (angket) tersusun, maka peneliti melakukan uji coba instrumen kepada 58 orang siswa kelas X SMA Negeri 1 Kota Gorontalo dengan tujuan untuk mendapatkan kevalidan dan kereliabelan dari alat pengumpul
data yang digunakan.
Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang dilakukan, peneliti memperoleh instrumen yang valid dan reliabel serta siap digunakan untuk pelaksanaan Pre-test dan Post-test. Hasil uji coba instrumen dapat dilihat pada lampiran 4. 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Deskripsi Hasil Penelitian a. Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X1 (Pre-Test) Dalam proses penelitian ini dilakukan pre-test atau tes awal sebelum kegiatan eksperimen, karena penelitian ini menggunakan metode penelitian 30
31
eksperimen semu (quasi eksperiment). Untuk memudahkan dalam pengolahan data hasil Pre-Test atau tes awal ini, maka peneliti memberi simbol X1 untuk data hasil Pre-Test atau tes awal. Data mentah dari pelaksanaan Pre-Test atau tes awal dapat dilihat pada lampiran 7 sedangkan hasil pengolahan data PreTest atau tes awal dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3 Hasil Analisis Statistik Variabel X1 (Pre-Test) Skor Minimum
80
Skor Maximum
105
Range (R)
25
Banyak Kelas (K)
5
Panjang Kelas (P)
5
Rata-rata Kelas (x)
92,67
Median (Me)
97,4
Modus (Mo)
95,5
Varian (S2)
49,53
Standar Deviasi
7,08
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa, skor minimum X1 (Pretest) = 80; skor maximum = 105; range = 25; banyak kelas = 5; panjang kelas 5; rata-rata kelas = 92,67; median = 97,4; modus = 95,5; varian = 49,53; dan standar deviasi = 7,08. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9 dan lampiran 10).
32
b. Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X2 (Post-Test) Setelah pelaksanaan treatment (perlakuan) dalam bentuk bermain peran, maka selanjutnya diadakan Pos-Test atau tes akhir. Untuk memudahkan dalam pengolahan data hasil Pos-Test atau tes akhir, maka peneliti memberi simbol X2 untuk data hasil Pos-Test atau tes akhir. Data mentah dari pelaksanaan PosTest atau tes akhir dapat dilihat pada lampiran 8 sedangkan hasil pengolahan data Pos-Test atau tes akhir dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4 Hasil Analisis Statistik Variabel X2 (Post-Test) Skor Minimum
102
Skor Maximum
119
Range (R)
17
Banyak Kelas (K)
5
Panjang Kelas (P)
3
Rata-rata Kelas (x)
111,8
Median (Me)
112
Modus (Mo)
117,6
Varian (S2)
32,74
Standar Deviasi
5,72
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa, skor minimum X2 (Posttest) = 102; skor maximum = 119; range = 17; banyak kelas = 5; panjang kelas 3; rata-rata kelas = 111,8; median = 112; modus = 117,6; varian = 32,74; dan
33
standar deviasi = 5,72. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11 dan lampiran 12). 4.2.2 Pengujian Normalitas Data a. Pengujian Normalitas Data Variabel X1 (Pre-Test) Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan untuk pengujian normalitas data Variabel X1 (Pre-Test) diperoleh bahwa χ2hitung = -0,7 dan χ2tabel = 5,99. Dengan kriteria pengujian:
Jika, χ2hitung ≥ χ2tabel , maka data tidak berdistribusi normal Jika, χ2hitung < χ2tabel , maka data berdistribusi normal Berdasarkan uji kriteria tersebut didapatkan bahwa χ2hitung < χ2tabel , dimana – 0,7< 5,99 sehingga dapat disimpulkan bahwa data pre-test berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13. b. Pengujian Normalitas Data Variabel X2 (Post-Test) Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan untuk pengujian normalitas data Variabel X2 (Post-Test) diperoleh bahwa χ2hitung = -11,13
dan
χ2tabel = 5,99. Dengan kriteria pengujian:
Jika, χ2hitung ≥ χ2tabel , maka data tidak berdistribusi normal Jika, χ2hitung < χ2tabel , maka data berdistribusi normal Berdasarkan uji kriteria tersebut didapatkan bahwa χ2hitung < χ2tabel , dimana -11,13 < 5,99 sehingga dapat disimpulkan bahwa data post-test berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14.
34
4.2.3 Pengujian Homogenitas Data Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nyata a=0,05 diperoleh
(1-0,05)(5-1)=
hitung sebesar 0,64. Pada taraf
(0,95)(4) = 9,49. Ternyata harga chi-
kuadrat hitung lebih kecil dari chi-kuadrat daftar. Jadi dapat disimpulkan bahwa data variabel X1 (Pre-Test) dan variabel X2 (Post-Test) memiliki varians populasi yang HOMOGEN. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15. 4.2.4 Pengujian Hipotesis Dalam pengujian ini dilakukan komparasi antara hasil yang dicapai sebelum eksperimen (X1) dengan setelah eksperimen (X2). Dari hasil perhitungan diperoleh harga thitung sebesar –8,28 sedangkan dari daftar distribusi t pada taraf nyata 5% diperoleh t(0.975) (28) = 2,05. Ternyata harga thitung memperoleh harga lain, atau harga thitung telah berada di luar daerah penerimaan H0, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan menerima H1. (perhitungan selengkapnya dapat dilihat lampiran 16). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam grafik berikut.
Daerah Penerimaan Ho
H1 8,28
H1 -8,28 -2,05
2,05
Gambar 1. Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
35
4.3 Pembahasan Berdasarkan hasil pelaksanaan analisis data X1 (Pre-Test) dan X2 (Post-Test), dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan kecerdasan emosional siswa kelas X SMA Negeri 1 Kota Gorontalo setelah memperoleh teknik roleplaying. Dari hasil pelaksanaan analisis terhadap data yang ada, menggunakan teknik pengolahan statistika pengujian normalitas data dengan hasil χ2hitung Pre-Test = -0,7 dan χ2hitung Post-Test = -11,13 sedangkan harga χ2tabel pada taraf nyata α = 5,99. Ternyata harga χ2hitung < χ2tabel sehingga disimpulkan bahwa data yang digunakan berdistribusi normal. Uji hipotesis menggunakan uji t yang menghasilkan harga thitung sebesar -8,28 sedangkan t daftar pada taraf nyata 5% sebesar 2,05. Ternyata harga thitung memperoleh harga lain (harga thitung telah berada diluar daerah penerimaan H0) sehingga disimpulkan bahwa H0 ditolak dan menerima H1. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis yang berbunyi “Pengaruh teknik roleplaying terhadap kecerdasan emosional siswa”, dapat diterima. Kecerdasan emosi merupakan sebuah gambaran mental dari seseorang yang cerdas dalam menganalisa, merencanakan dan menyelesaikan masalah, mulai dari yang ringan hingga kompleks. Dengan kecerdasan ini, seseorang bisa memahami, mengenal, dan memilih kualitas mereka sebagai insan manusia. Kecerdasan emosional merupakan salah satu kunci keberhasilan seseorang. Ginanjar (2001:42) mengatakan bahwa inti kemampuan pribadi dan sosial yang merupakan kunci utama keberhasilan seseorang sesungguhnya adalah kecerdasan emosional. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dilihat bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara teknik roleplaying terhadap kecerdasan emosional siswa.
36
Roleplaying (bermain peran) merupakan salah satu teknik latihan, melalui pelaksanaan teknik roleplaying ini siswa diberi kesempatan untuk memerankan tokoh-tokoh tertentu, sehingga siswa-siswa dapat belajar untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain, oleh sebab itu siswa-siswa dapat menjalani hidup dengan lebih enjoy. Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh Bennet (Romlah:2006:99) yakni “roleplaying (bermain peran) merupakan suatu alat belajar yang mengembangkan keterampilan-keterampilan dan pengertian-pengertian mengenai hubungan antar manusia dengan jalan memerankan situasi-situasi yang parallel dengan yang terjadi dalam kehidupan yang sebenarnya”. Artinya melalui teknik roleplaying siswa-siswa dapat merasakan dan mengalami secara langsung karakter dari masing-masing tokoh yang diperankannya. Dalam pelaksanaan penelitian tentang pengaruh teknik roleplaying terhadap kecerdasan emosional siswa ini, siswa-siswa kelas X SMA Negeri 1 Kota Gorontalo yang menjadi sampel penelitian pada umumnya tidak mengalami kesulitan. Hal ini dapat dilihat dari perubahan cara pandang tentang pentingnya kecerdasan emosional dalam menjalani hidup untuk mencapai kesuksesan setelah pemberian perlakuan teknik roleplaying. Hasil eksperimen yang dilakukan oleh peneliti menunjukan terjadinya peningkatan kecerdasan emosional siswa-siswa kelas X SMA Negeri 1 Kota Gorontalo setelah melaksanakan teknik roleplaying yang dapat dilihat dari adanya peningkatan skor rata-rata dari kecerdasan emosional siswa pada saat penelitian.
37
Hal ini menunjukan bahwa teknik roleplaying yang telah dilakukan memberikan dampak positif terhadap kecerdasan emosional siswa. Namun hal ini tidak lepas dari motivasi internal siswa berupa kesadaran dan kemauan untuk memahami dan meningkatkan kecerdasan emosionalnya. Kendala yang dihadapi oleh peneliti selama melaksanakan proses penelitian yakni keterbatasan waktu. Hal ini terjadi karena tidak adanya jam khusus untuk pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dalam kurikulum sekolah, sehingga pelaksanaan penelitian hanya dapat dilakukan ketika sampel dalam penelitian dalam hal ini siswa kelas X SMA Negeri 1 Kota Gorontalo memiliki waktu luang. Selama proses pelaksanaan penelitian eksperimen semu (quasi eksperiment) tentang pengaruh teknik roleplaying terhadap kecerdasan emosional siswa ini, peneliti telah berusaha semaksimal mungkin. Akan tetapi dalam penelitian ini masih terdapat beberapa keterbatasan peneliti di antaranya tentang materi treatmen yang mungkin kurang bervariasi dan frekuensi pelaksanaan treatmen yang masih rendah serta kekurangan peneliti dalam mengontrol keseriusan siswa dalam pelaksanan proses penelitian.