BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Desain Penelitian Tujuan akhir penelitian ini adalah mengembangkan model peer guidance untuk meningkatkan self efficacy siswa SMP yang disusun melalui Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) yang merupakan salah satu bentuk dari tahapan model peer guidance yang telah dibentuk. Model ini dilaksanakan melalui layanan informasi bidang bimbingan pribadi dan sosial yang memberikan pemahaman dan pengembangan mengenai sikap bersahabat/komunikatif, kreatif, dan peduli sosial. Dengan demikian, dirancangnya model peer guidance ini dapat bermanfaat bagi perkembangan pribadi dan sosial siswa sehingga diharapkan siswa memiliki keyakinan diri yang kuat dalam mengatasi permasalahan pribadi dan teman sebaya lainnya. Langkah-langkah dalam penyusunan rancangan model layanan bimbingan teman sebaya untuk meningkatkan self efficacy siswa adalah sebagai berikut: (1) Identifikasi dan penetapan masalah, dalam pengumpulan data menggunakan wawancara untuk memperoleh gambaran tentang layanan bimbingan teman sebaya untuk meningkatkan self efficacy siswa dan meyebarkan skala self efficacy untuk melihat potensi masalah mengenai kayakinan diri siswa di SMP Negeri 2 Salatiga. (2) Pengumpulan informasi, yaitu dilakukan melalui wawancara dengan guru BK tentang potensi teman sebaya dalam membantu 34
meningkatkan keyakinan diri siswa. (3) Perancangan desain model layanan peer guidance dalam meningkatkan self efficacy siswa, dibuat dengan menggunakan Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) Bimbingan dan Konseling. (4) Melakukan validasi dengan ahli yaitu dosen program studi Bimbingan dan Konseling dan praktisi yaitu anggota ABKIN dan sekaligus menjadi guru BK di sekolah. (5) Melakukan perbaikan berdasarkan hasil validasi ahli dan praktisi. (6) Melakukan uji lapangan di kelas VIII H SMP Negeri 2 Salatiga. (7) Melakukan perbaikan berdasarkan hasil feedback dari uji coba lapangan guna menyesuaikan produk yang telah dibuat dengan pengguna produk
4.2
Deskripsi hasil penelitian tentang pelaksanaan layanan bimbingan teman sebaya Layanan bimbingan teman sebaya belum dilaksanakan secara optimal sesuai dengan strategi implementasi program BK di sekolah berdasarkan rambu-rambu penyelenggaraan
bimbingan dan
konseling dalam
jalur
pendidikan formal. Layanan bimbingan dan konseling yang sering diberikan oleh guru pembimbing ialah layanan bimbingan klasikal, konseling individual, pelayanan pengumpulan data, alih tangan kasus, kolaborasi dengan guru, orang tua, dan pihak-pihak terkait di luar sekolah, serta layanan konsultasi. Belum terlaksananya layanan bimbingan teman sebaya adalah karena belum tersedianya model layanan bimbingan teman sebaya di sekolah.
35
Layanan bimbingan teman sebaya ini penting, karena mengingat perbandingan antara guru BK dengan siswa yang tidak seimbang. Selain itu juga siswa SMP yang sedang berada pada masa remaja, yaitu memiliki sifat cenderung lebih percaya dan tertarik kepada teman sebayanya. Siswa yang memiliki potensi dapat diberdayakan untuk dapat menolong teman sebaya untuk meningkatkan keyakinan diri siswa yang lain. Adapun tahap pengembangan sebagai berikut: 4.2.1 Identifikasi dan Penetapan Masalah Kegiatan prapengembangan mencakup identifikasi dan penetapan masalah yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang perlu tidaknya pengembangan model layanan bimbingan teman sebaya untuk meningkatkan self efficacy siswa. Kegiatan ini dilakukan wawancara dengan guru BK. Hasil wawancara dengan guru BK menyatakan bahwa kegiatan tersebut sangat perlu dan bermanfaat bagi guru BK guna mengoptimalkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. 4.2.2 Deskripsi Umum Pengembangan Produk yang dihasilkan dalam pengembangan ini adalah model bimbingan teman sebaya untuk meningkatkan keyakinan diri siswa. Produk ini disusun
dengan menggunakan prosedur pengembangan yang dikemukakan
Sugiyono (2011). Penyusunanan model bimbingan disajikan dalam rencana pelaksanaan layanan (RPL). Aspek yang dikembangkan dalam penyusunan
36
RPL mengacu pada materi mengenai pembimbing sebaya dan dimensi self efficacy menurut Bandura, yaitu:
Tabel 4.1 Pengembangan aspek rencana pelaksanaan layanan (RPL)
No
Aspek yang dikembangkan
1
2
Pembimbing sebaya
3
Besar pengharapan
4
Luas pengharapan
5
Kemantapan pengharapan
4.2.3
Kompetensi Dasar Membangun minat menjadi pembimbing sebaya. Menerapkan tugas sebagai pembimbing sebaya yang baik. Menganalis pilihan perilaku yang mampu untuk dilakukan. Membuktikan keyakinan/kemantapan dalam menjalankan tugas. Bertahan dalam menghadapi tugas dan tantangan pekerjaan sebagai siswa.
Topik Pembimbing sebaya
Siap menjadi pembimbing sebaya Saya pasti bisa
Impossible is nothing
Pantang menyerah
Hasil Uji Validasi Model Layanan Bimbingan Teman Sebaya untuk Meningkatkan Self Efficacy Siswa Tujuan uji validasi model yang diselenggarakan untuk memperoleh
masukan dari berbagai pihak sehingga model peer guidance yang telah disusun layak untuk diimplementasikan melalui uji lapangan di SMP Negeri 2 Salatiga.
37
Uji validasi model dilakukan dengan cara meninjau ulang rencana pelaksanaan layanan (RPL). Tabel 4.2 hasil uji validasi model Penguji Ahli Ahli I:
Saran Uji Ahli
Revisi
- Berdasarkan
- Satlan diubah menjadi
pengembangan kurikulum terbaru
(2013),
RPL
satlan
diubah menjadi Rencana Pelaksanaan
Layanan
(RPL). - Hindari metode ceramah
- Tidak memakai metode ceramah.
- Dalam
uraian
kegiatan, - Uraian kegiatan menjadi
lebih diperinci lagi.
lebih terperinci.
- Dalam penilaian segera, - Penilaian segera disusun sebaiknya memakai UCA - Dalam
laijapen
berdasarkan UCA
dan - Ditetapkan waktu dalam
laijapang, tentukan kapan
laijapen dan laijapang.
waktunya. - Perlu dicantumkan sumber - Mencantumkan dan biaya dalam RPL
sumber
dan biaya dalam RPL.
38
- Apabila tidak ada catatan - Tidak khusus,
lebih
baik
dihilangkan saja. Ahli II
Penilaian
proses
catatan
mencantumkan khusus
dalam
RPL. harus Penilaian
lebih rinci dan disesuaikan. lebih
proses rinci
telah dan
disesuaikan.
4.3
Model Layanan Bimbingan Teman Sebaya untuk Meningkatkan Self Efficacy Siswa Model bimbingan teman sebaya untuk meningkatkan self efficacy siswa
disajikan dalam bentuk rencana pelaksanaan layanan (RPL) sebagai berikut (terlampir): Tabel 4.3 No
Judul RPL
1
Pembimbing sebaya
2
Siap menjadi pembimbing sebaya
3
Saya pasti bias
4
Impossible is nothing
5
Pantang menyerah
39
Tahapan dalam model bimbingan teman sebaya yang disusun berdasarkan kerangka berpikir Sunarti (2010) yaitu sebagai berikut: 1. Pembentukan Pembimbing Sebaya Pembimbing sebaya dipilih berdasarkan atas kriteria sebagai berikut: hasil skala self efficacy (siswa dengan kategori self efficacy sangat tinggi dan tinggi), prestasi (siswa yang masuk dalam peringkat 10 besar), memiliki kemampuan sosialisasi dan kepribadian yang baik. Peran guru BK adalah menyeleksi siswa yang layak menjadi pembimbing sebaya sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. 2. Pelatihan Pembimbing Sebaya Siswa yang telah terpilih sebagai calon pembimbing sebaya diberikan pelatihan mengenai materi bimbingan teman sebaya dan self efficacy yang telah disusun dalam bentuk rencana pelaksanaan layanan (RPL). Pelatihan dilaksanakan setelah selesai sekolah dan hari libur. Dalam proses pelatihan, pembimbing sebaya merasakan bahwa dirinya adalah yang dibimbing, setelah itu pembimbing sebaya merancang atau menggambarkan bentuk pertolongan dalam menolong teman sebaya yang memiliki masalah keyakinan diri. Peran guru BK adalah memberikan pelatihan kepada calon pembimbing sebaya yang terpilih menggunakan materi layanan yang telah disusun. 3. Pelaksanaan Kegiatan Dalam kegiatan ini, peneliti memberikan serangkaian tugas yang harus dilaksanakan oleh siswa yang menjadi pembimbing sebaya, yaitu:
40
a. Mencatat dan melaporkan mengenai siapa saja teman yang memiliki masalah keyakinan diri. b. Melakukan pendekatan pada teman-teman yang memiliki masalah keyakinan diri dan memberikan informasi agar terhindar dan keluar dari permasalahan yang dihadapi. c. Melakukan pencatatan terhadap siswa yang konsultasi atau curhat. d. Melaporkan siswa-siswa yang memerlukan penanganan khusus oleh guru Bimbingan dan Konseling. e. Menjadi sumber informasi bagi guru Bimbingan dan Konseling. Peran guru pembimbing adalah memantau kegiatan pembimbing sebaya dan memberikan pelayanan kepada siswa yang memerlukan penanganan khusus oleh guru pembimbing. 4. Evaluasi Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan mengetahui sejauh mana pembimbing sebaya dapat melaksanakan peran dan fungsinya seperti yang telah dirumuskan dan dijelaskan dalam tahap awal kegiatan. Peran guru BK adalah mengevaluasi dan merancang kegiatan selanjutnya berdasarkan hasil kegiatan layanan bimbingan teman sebaya yang telah dilaksanakan. 5. Tindak lanjut Setelah mengevaluasi pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan teman sebaya, guru BK menindaklanjuti hasil rancangan kegiatan layanan bimbingan teman sebaya yang telah disusun. Tindak lanjut bisa berupa pelatihan kembali kepada 41
pembimbing sebaya yang belum menjalankan tugasnya secara optimal, maupun menindak lanjuti hasil laporan dari pembimbing sebaya mengenai siswa yang memerlukan penanganan khusus oleh guru BK.
Gambar 4.4. Tahapan model peer guidance Pembentukan Pembimbing Sebaya
Pelatihan Pembimbing Sebaya
Pelaksanaan Kegiatan
Evaluasi
Tindak lanjut
Tahap-tahap dalam pemberian layanan kepada pembimbing sebaya adalah sebagai berikut: 1. Tahap pertama Kegiatan awal a. Membuka kegiatan dengan melakukan rapport b. Melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan untuk menggali pengetahuan siswa tentang materi yang akan dipelajari. 2. Tahap kedua Kegiatan inti a. Eksplorasi: Peneliti menyampaikan materi melalui kisah cerita (renungan).
42
b. Elaborasi: 1. Siswa melakukan permainan. 2. Siswa melakukan simulasi mengenai makna cerita. 3. Siswa berdiskusi untuk merancang kegiatan dalam rangka menolong teman yang memiliki masalah tentang keyakinan diri. c. Konfirmasi: 1. Memberikan umpan balik positif dan penguatan terhadap keberhasilan pembimbing sebaya. 2. Meminta siswa untuk mempraktikannya kepada teman sebaya yang membutuhkan pertolongan. 3. Tahap ketiga Penutup a. Peneliti bersama pembimbing sebaya menyimpulkan makna dari kegiatan yang telah dilaksanakan. b. Memberikan penilaian segera dengan menggunakan format yang sudah disediakan. c. Merencanakan tindak lanjut kegiatan/menyampaikan rencana kegiatan layanan lanjutan. Berdasarkan penerapan 5 keterampilan pembimbing sebaya dalam rencana pelaksanaan layanan (RPL) model bimbingan sebaya untuk meningkatkan self efficacy siswa diperoleh indikator keberhasilan pada masing-masing aspek, sebagai berikut: 43
1. Pada penerapan RPL pertama, aspek pembimbing sebaya I telah dikuasai oleh subyek penelitian (4 orang siswa kelas VIII H) yang dibuktikan dengan siswa mampu menjelaskan peran seorang pembimbing sebaya, yakin dan tertarik untuk menjadi seorang pembimbing sebaya. 2. Penerapan RPL kedua pada aspek pembimbing sebaya II juga telah dikuasai siswa, dibuktikan dengan kemampuan siswa dalam menjelaskan sikap yang baik dalam menolong teman sebayanya, menjelaskan cara menjadi pembimbing sebaya yang baik, dan keyakinan untuk dapat menerapkan tugas sebagai pembimbing sebaya yang baik. 3. Aspek besar pengharapan pada RPL ketiga telah dikuasai oleh siswa yang dibuktikan dengan siswa mampu menjelaskan tidak ada gunanya menghalangi diri sendiri untuk maju, memiliki keyakinan untuk mencoba, dan mempunyai gambaran untuk menolong teman sebaya agar berani mencoba. 4. Siswa dapat menguasai aspek luas pengharapan pada RPL keempat, yaitu siswa dapat membuktikan bahwa semua masalah pasti ada jalan keluarnya, dapat meyakinkan teman sebaya lainnya bahwa kemungkinan itu ada dan mampu merancang strategi dalam membantu teman sebayanya untuk yakin terhadap kemampuan dirinya. 5. Pada RPL kelima tentang aspek kemantapan pengharapan, telah dikuasai oleh siswa. Dibuktikan dengan siswa dapat menyadari dan menunjukkan bahwa dengan ketekunan dirinya dapat sukses, serta mampu melatih dirinya dalam membantu teman sebayanya membangun ketekunan. 44
Dengan demikian, tujuan kelima rancangan pelaksanaan layanan (RPL) model bimbingan teman sebaya untuk meningkatkan self efficacy siswa telah tercapai. Oleh karena itu, dapat ditegaskan bahwa model bimbingan teman sebaya untuk meningkatkan self efficacy berguna bagi siswa SMP.
5.4. Pembahasan Gambar 4.5. Tahapan model peer guidance oleh Sunarti (2010)
Pembentukan Pembimbing Sebaya
Pelatihan Pembimbing Sebaya
Pelaksanaan Kegiatan
Evaluasi
Gambar 4.6. Tahapan model pengembangan peer guidance oleh peneliti Pembentukan Pembimbing Sebaya
Pelatihan Pembimbing Sebaya
Pelaksanaan Kegiatan
Evaluasi
Tindak lanjut
Selain dari segi tahapan yang sedikit berbeda, dalam proses setiap tahapan peneliti juga tidak menggunakan seluruh isi dari proses yang telah dikembangkan oleh Sunarti (2010). Peneliti menyesuaikan isi proses dengan variabel terikat yang peneliti pakai, yaitu self efficacy. 45
Dari hasil penelitian terhadap siswa kelas VIII H yang masih berada pada masa remaja, terbukti bahwa
seorang pembimbing sebaya dalam kelompok
sebayanya memiliki pengaruh yang besar dalam bagaimana ia berperilaku, kebanyakan dari remaja (siswa) lebih nyaman dan lebih sering menceritakan masalahnya kepada teman sebayanya dari pada kepada orang yang lebih dewasa. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Buhrmester (dalam Santrock, 2004) menunjukkan bahwa pada masa remaja kedekatan hubungan dengan teman sebaya meningkat secara drastis, dan disaat yang sama kedekatan hubungan remaja remaja dengan orang tua menurun secara drastis. Hasil penelitian Buhrmester didukung oleh temuan Nickerson & Nagle (Suwarjo, 2008) bahwa pada masa remaja komunikasi dan kepercayaan terhadap orang tua berkurang, dan beralih kepada teman sebaya untuk memenuhi kebutuhan akan kelekatan (attachment).
46