BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Lokasi Penelitian Taman Kanak – kanak (TK) Negeri Pembina terletak di Kelurahan Tapa Kecamatan
Sipatana Kota Gorontalo. Taman Kanak – kanak Negeri Pembina telah berdiri sejak tahun 1990 dengan akte pendirian Np. 593/UM/3669 dan telah 3 kali mengalami pemugaran. Taman Kanak – Kanak Negeri Pembina Kota gorontalo memiliki tanah seluas 2480 meter persegi dan luas bangunan 550, dengan status seklah adalah Negeri meter persegi, dan Saat ini TK Negeri Pembina telah memiliki 11 ruangan yang terdiri dari 7 ruang kelas dan 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang UKS dan I ruang untuk kantin sekolah. Taman kanak – kanak Negeri Pembina terletak didaerah perkotaan dengan mayoritas siswanya beragama Islam . Jumlah siswa secara menyeluruh kelompok A sampai kelompok B sebanyak 205 orang. Lokasi sekolah
TK Negeri Pembina dapat dikatakan strategis dan
memungkinkan untuk dilaksanakannya penelitian tindakan kelas sehingga penelitian utuh tidak menemukan kendala baik dalam penyusunan Rencana kegiatan harian (RKH) dalam pelaksanaan penelitian. Didalam kurun waktu yang sudah cukup lama TK Negeri Pembina sudah ada empat orang yang menjacat sebagai kepala sekolah dan Ibu Hj. Asni Danial S.Pd,M.Pd adalah Kepala sekolah yang keempat yang mulai bertugas di TK Negeri Pembina sejak bulan Juli Tahun 2010.
TK Negeri Pembina memiliki Visi sekolah sebagai berikut, Menciptakan peserta didik yang beriman dan bertaqwa, mandiri, disiplin, jujur dan peduli lingkungan.. Misi sekolah yaitu
Menanamkan iman dan taqwa sesuai agama yang dianut; Mewujudkan anak yang mandiri dengan pembelajaran melalui pengembangan efektif, kognitif, dan psikomotorik; menanamkan peduli lingkungan melalui kegitana kebersihan yang dilaksanakan secara terarah dan menyenangkan tanpa bantuan orang tua dan guru. 4.1.1 Keadaan Pendidik Sebagai komponen penting dalam proses pembelajaran, peranan guru sangat penting dalam menentukan suatu keberhasilan proses pendidikan di suatu lembaga pendidikan. Ukuran keberhasilan tersebut dapat dilihat pada pencapaian target dari mutu yang dihasilkan. Maka eksistensi guru, baik kuamtiatas maupun kualitas telah menjadi kewajiban dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran peserta didik dilembaga pendidikan yang dinaunginya. Berikut ini gambaran keadaan guru TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana
Kota
Gorontalo.
No 1 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15
Tabel 4.1 : Keadaan Pendidik TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo Tahun 2012/2013. Nama Pendidik Jabatan Status Pendidikan Ketenagaan Terakhir Ha. Asni Danial, M.Pd Kepala TK PNS S2 UNG Djuli Muhjati Guru Kelas PNS SPG Djuaria Moko, S.Pd Guru Kelas PNS S1 UNG Liko Bumulo Guru Kelas PNS SMU Entin Ernawaty, S.Pd Guru Kelas PNS S1 UNG Nenawaty Harun Guru Kelas PNS SPG Adhistiyani Komendangi Guru Kelas PNS SPG Tety K Dama, S.Pd Guru Kelas PNS S1 UNG Juriati Ahmad Guru Kelas Non PNS SMU Iyam Daud, S.Pd Guru Kelas Non PNS S1 UNG Erni Bakir Guru Kelas Non PNS SMU Erna Adam A.Ma Guru Kelas Non PNS PGTK Ririn Podungge Guru Kelas Non PNS SMU Yusra Tanuli Guru Kelas Non PNS S1 UNG Nurlaila Dengo Guru Kelas Non PNS SMU
Tabel 4.1 tentang keadaan Pendidik TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo Tahun 2012/2013, menunjukkan terdapat 8 orang guru dengan status Guru PNS dan 7 orang guru dengan status Non PNS , Sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan 3 orang guru berpendidikan SPG, dan 1 orang berpendidikan S2 Bimbingan Konseling, dan 5 Orang berpendidikan S1 PAUD dan
1 orang lainnya berpendidikan PGTK dan 5 orang guru
berpendidikan SMU. 4.1.2 Keadaan Anak Didik Berikut ini keadaan anak TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo Kelompok B tahun ajaran 2012/2013 : Tabel 4.2 Keadaan Anak Didik TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo Tahun 2012/2012. NO NAMA ANAK 1 Abdul Wahab Sadam 2
Alfareji Buhari
3
Arul Zakaria
4
Bilal Mohamad Khan
5
Bimo Mohamad
6
Erik Ibrahim
7
Mufli Renyaan
8
Marsel
9
Turangga Hermanto
10
Zulkifli Ismail
11
Azizah
12
Dea Ismail
13
Diva Lalantu
14
Faradifa Lasibu
15
Lala Katalaini
16
Nazwa Agus
17
Nuraisa Trimurti
18
Nabila Rahmad
19
Zein Fatrisia
20
Juliana Ismail
Data diatas menunjukkan bahwa anak didik Kelompok B TK Negeri Pembina Kelurahan Tapa Kecamatan Sipatana Kota. Gorontalo, sebagian besar adalah anak laki – laki dengan jumlah 17 orang anak dan sisanya adalah anak perempuan dengan jumlah 13 orang anak. 4.1.3
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Keadaan Sarana dan Prasarana Tabel 4.3 : Keadaan Ruang Gedung Pada TK Negeri Pembina Kel. Tapa Kec. Sipatana Kota Gorontalo Keadaan Jenis Sarana/Prasarana Baik Rusak Ruang Kepala TK Ruang Guru Ruang Kelas Ruang Kesehatan (UKS) Ruang kamar mandi/ WC Ruang Tamu Ruang Bermain Ruang Makan Ruang gudang Sumber data : TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo 2013 Tabel 4.3 menggambarkan keadaan sarana dan prasarana yang ada di TK Negeri Pembina
Kelurahan Tapa
Kec. Sipatana Kota Gorontalo dimana setiap bagian ruang masih dalam
keadaan baik dan tertata dengan rapi, sehingga dapat menunjang proses pembelajaran yang diharapkan. Selain ruangan yang disebutkan diatas TK Negeri Pembina juga memiliki ruang kantin serta ruang tunggu bagi orang tua murid ketika menunggu putra – putrinya yang sedang belajar dalam kelas.
No
Tabel 4.4 : Keadaan Ruang Gedung Pada TK Negeri Pembina Kec. Sipatana Inventaris barang Cukup Tidak Tidak
cukup 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Meja anak Kursi anak Meja Dan Kursi guru Papan Tulis Papan Absen anak Lemari Lambang Negara Ri Bendera Merah Putih Gambar Presiden/Wakil Rak untuk alat Permainan Loker Anak Rak Sepatu Kursi Plastik Kursi Tamu
Ada
Tabel 4.4 menjelaskan tentang keadaan alat penunjang dalam proses belajar mengajar, terdapat tidak ada kekurangan dalam hal jumlah meja dan kursi anak sehingga pada saat melaksanakan tugas sehingga tidak ada anak yang melantai, begitu pula dengan meja dan kursi guru telah mencukupi bagi guru yang ada di TK Negeri Pembina Kota Gorontalo Tahun 2012/2013. Tabel 4.5 Keadaan APE Luar/ APE dalam TK Negeri Pembina Kel. Tapa No. Alat Permainan Edukatif Ada Tidak Ada APE Luar 1 Ayunan 2 Luncuran 3 Jungkitan 4 Titian Gantung 5 Bola dunia 6 Mangkok Putaran 7 Bak pasir 8 Bak air 9 Tangga majemuk 10 Keranjang Bola bertiang 11 Gawang sepak bila mini 12 Tangga berjala 13 Lucuran Fiber Glas 14 Kuda-kudaan 15 Mainan Bebek 16 Papan rintangan APE Dalam
1 Sentra Ibadah 2 Sentra Seni dan Kreativitas 3 Sentra balok 4 Sentra Bahan alam 5 Sentra Persiapan Calistung 6 Sentra Musik dan olah tubuh Sumber data : TK Negeri Pembina Tahun 2013 Tabel 4.5 menggambarkan tentang keadaan alat permainan yang ada di TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo, yang dapat menunjang proses pembelajaran baik berupa alat permainan yang di ruang kelas seperti : luncuran, jungkitan, titian gantung, bola dunia, mangkok putaran, bak pasir, bak air, tangga berjala, kuda-kudaan, mainan benek, papan rintangan, lucuran fiber glas, begitu pula alat permainan yang ada didalam kelas yang tersedia disetiap sentra pembelajaran. 4.2
Deskripsi Hasil Penelitian Temuan dalam penelitian ini diarahkan pada fokus yang telah ditetapkan sebelumnya
yaitu memberikan gambaran tentang Peran Pendidik Dalam Menumbuhkan Semangat Kebangsaan Pada Anak Kelompok B di TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana
Kota
Gorontalo. Pelaksanaan penelitian dilakukan sejak tanggal 21- 26 Juni 2013. Dari 15 orang pendidik di Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo, peneliti berhasil mengadakan wawancara terhadap 1 orang Kepala sekolah dan 2 orang guru yang mengajar dikelompok B dengan pertanyaan/pernyataan yang dibagi dalam 3 aspek indikator sebagai berikut : 4.2.1 Peran pendidik dalam terwujudnya peserta didik yang bermoral dan memegang teguh semangat Nasionalisme. Wawancara yang dilakukan terhadap pendidik selaku Pendidik Taman kanak-kanak, hasil wawancaranya dapat dideskripsikan sebagai berikut : 1. Apakah Ibu sebagai pendidik pernah menceritakan tentang sejarah merah putih pada anak didik Taman kanak-kanak ?
Ada, tapi di TK mungkin tidak semendatail sepeti di SD, hanya melalui nyanyiannyanyian atau pengenalan gambar bendera dan gambar pahlawan. (Ww.AD/Gtlo/22Juni/2013) Pendapat yang sama dikemukakan oleh dua orang guru sebagai berikut: Kadang-kadang, karena pembelajaran di TK selalu disesuaikn dengan Tema pembelajaran, jika temanya kebangsaan atau negaraku maka kami hanya mengenalkan bendera merah putih pada anak sambil menceritakan sedikit tentang sejarah merah putih. (Ww JM/Gtlo/22- Juni/2013) Saya belum menceritakan tentang sejarah merah putih pada anak, tetapi saya sering mengajak anak untuk mengenal bendera merah putih seperti melalui kegiatan mewarnai dan menyanyi bersama lagu kebangsaan. (Ww TD/Gtlo/22- Juni/2013) Hasil wawancara ini menunjukkan bahwa pendidik pernah menceritakan tentang sejarah merah putih tapi tidak semendetail dan hanya difokuskan melalui pengenalan gambar bendera dan gambar pahlawan. 2. Metode pembelajaran apa yang digunakan pendidik untuk mewujudkan sikap patriotisme anak ? Metode pembelajaran pembelajaran yang digunakan pendidik untuk mewujudkan sikap patriotisme anak adalah melalui metode bercerita dan Tanya jawab. (Ww AD/Gtlo/22Juni/2013) Pendapat yang sama dikemukakan oleh dua orang guru sebagai berikut: Metode pembelajaran yang digunakan untuk mewujudkan sikap patriotisme anak adalah melalui metode bermain peran dimana anak secara langsung memerankan tokoh pahlawan.( Ww JM/Gtlo/22- Juni/2013) Saya menggunakan menggunakan metode bermain peran karena dengan memerankan tokoh pejuang maka anak dapat menumbuhkan sikap patriotisme yang ada dalam dirinya (Ww TD/Gtlo/22- Juni/2013) Hasil wawancara ini menunjukkan bahwa Metode pembelajaran pembelajaran yang digunakan pendidik untuk mewujudkan sikap patriotisme anak adalah melalui metode bercerita dan Tanya jawab serta metode bermain peran. Pendidik dapat mengidentifikasi anak didik yang telah memiliki semangat nasionalisme, hal ini berdasarkan hasil wawacara sebagai berikut :
3. Apakah Pendidik dapat mengidentifikasi anak didik yang telah memiliki semangat nasionalisme? “Iya, dapat hal ini dapat dilihat dalam kegiatan bermain peran, dimana anak yang telah memiliki semangat nasionalisme terlihat sangat menyukai peran yang ia lakukan sedangkan anak yang belum memiliki sikap nasionalisme hanya terlihat acuh tak acuh ” (Ww AD/Gtlo/22- Juni/2013) Pendapat yang sama dikemukakan oleh dua orang guru sebagai berikut: Untuk anak TK dengan cepat pendidik dapat mengidentifikasi anak yang telah memiliki semangan nasionalisme, hal ini dapat dilihat dari semangat mereka dalam belajar dan bernyanyi lagu kebangsaan (Ww JM/Gtlo/22- Juni/2013) Saya dapat mengidentifikasi anak didik yang telah memiliki semangat nasionalisme melalui tanya jawab dan metode bermain peran, anak yang telah telah memiliki semangat nasionalisme pasti akan sangat menyukai peran yang diberikan guru .( Ww TD/Gtlo/22Juni/2013) Berdasarkan
hasil
observasi
dan
wawancara
dengan
guru,
Pendidik
dapat
mengidentifikasi anak didik yang telah memiliki semangat nasionalisme, hal ini dapat dilihat dalam kegiatan Tanya jawab dan bermain peran, dimana anak yang telah memiliki semangat nasionalisme terlihat sangat menyukai peran yang ia lakukan sedangkan anak yang belumu memiliki sikap nasionalisme hanya terlihat acuh tak acuh 4.2.2 Peran pendidik dalam internalisasi Nilai-Nilai Positif Di Dalam Diri Anak Wawancara yang dilakukan terhadap pendidik selaku Pendidik Taman kanak-kanak, hasil wawancaranya dapat dideskripsikan sebagai berikut : 4. Apakah Pendidik mampu memberikan suri teladan yang baik yang akan dicontoh oleh anak didik? “Insya Allah bisa, karena apa yang kita lakukan pasti akan dicontoh oleh anak, misalnya kita berikan contoh bagaimana cara menghormati bendera dengan baik. ” (Ww AD/Gtlo/23- Juni/2013). Pendapat yang sama dikemukakan oleh dua orang guru sebagai berikut: Sebagai pendidik yang professional tentu kita mampu memberikan suri teladan yang baik pada anak didik (Ww JM/Gtlo/22- Juni/2013)
Ia, saya mampu karena pendidik merupakan seseorang yang digugu dan ditiru jai saya harus mampu memberikan suri teladan yang baik pada anak didik (Ww TD/Gtlo/22Juni/2013). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan pendidik, Pendidik mampu memberikan suri teladan yang baik yang akan dicontoh oleh anak didik seperti mencontohkan cara menghormati bendera dengan baik selain itu pendidik merupakan seseorang yang digugu dan ditiru sehingga pendidik yang professional tentu dapat mampu memberikan suri teladan yang baik pada anak didik. Untuk mengetahui apakah anak selalu datang memberi salam ketika datang kesekolah peneliti merangkumnya dari hasil wawancara sebagai berikut : 5. Apakah Anak selalu memberi salam ketika datang kesekolah? Anak selalu datang memberi salam ketika datang kesekolah, karena disekolah kami telah menerapkan budaya 5 S yaitu : Sapa, salam, senyum, santun dan sopan jadi anak telah terbiasa melakukan salam.( Ww AD/Gtlo/23- Juni/2013). Pendapat yang sama dikemukakan oleh dua orang guru sebagai berikut: Iya selalu memberi yaitu ketika datang dan pulang sekolah (Ww JM/Gtlo/22- Juni/2013) Ia, anak setiap datng dan pulang sekolah selalu memberi salam sambil mencium tangan guru. (Ww TD/Gtlo/23- Juni/2013). 6. Bimbingan apakah yang dilakukan oleh guru untuk membuat anak menjadi berani dan mau melaksanakan tugas? “Bimbingan yang kami lakukan adalah menerapkan nilai-nilai karakter, yaitu kemandirian, misalnya anak sudah berani memakai sepatu sendiri, berani mengambil makanan sendiri, sehingga lama-lama dia akan terarah, maka dengan sendirinya anak akan dapat mengerjakan tugas sendiri. ” (Ww AD/Gtlo/23- Juni/2013). Pendapat yang sama dikemukakan oleh dua orang guru sebagai berikut: Kami melarang orang tua untuk masuk dalam kelas padaa saat pembelajaran berlangsung, dan jika anak diberikan tugas guru membimbing secara individual sehingga jika anak mengalami kesulitan ia tidak akan bertanya pada orang tuanya yang ada diluar kelas (Ww JM/Gtlo/22- Juni/2013)
Bimbingan yang kami lakukan yaitu membiasakan anak mengerjakan sesuatu sendiri dan orang tua dilarang untuk mengerjakantugas anak dalam kelas (Ww TD/Gtlo/23Juni/2013). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru, Bimbingan yang dilakukan oleh guru untuk membuat anak menjadi berani dan mau melaksanakan tugas adalah dengan cara menerapkan nilai-nilai karakter, yaitu kemandirian, misalnya anak sudah berani memakai sepatu sendiri, berani mengambil makanan sendiri, sehingga lama-lama dia akan terarah, maka dengan sendirinya anak akan dapat mengerjakan tugas sendiri. Serta guru melarang orang tua untuk masuk dalam kelas padaa saat pembelajaran berlangsung, dan jika anak diberikan tugas guru membimbing secara individual sehingga jika anak mengalami kesulitan ia tidak akan bertanya pada orang tuanya yang ada diluar kelas 4.2.3 Peran pendidik dalam Menanamkan Dan Menumbuhkan Sikap Mencintai Dan Bangga Terhadap Tanah Air Wawancara yang dilakukan terhadap pendidik selaku Pendidik Taman kanak-kanak, hasil wawancaranya dapat dideskripsikan sebagai berikut : 7. Apakah dalam setiap kegiatan pembelajarannya pendidik membiasakan anak untuk senantiasa menanamkan dan menumbuhkan sikap mencintai dan bangga terhadap Tanah Air? Iya, tapi disesuaikan dengan tema juga, atau bisa kita tanamkan melalui kegiatan upacara bendera, atau didalam kelas pendidik memberi penjelasan tentang tanah air kita ini (Ww AD/Gtlo/24- Juni/2013). Pendapat yang sama dikemukakan oleh dua orang guru sebagai berikut: Ia, ada jika guru mengajarkan tema kebangsaan dan negaraku sebelum pembelajaran berlangsung guru melakukan apersepsi dengan cara memberikan nasehat pada anak, serta mengjak anak untuk menanamkan dan menumbuhkan sikap mencintai dan bangga terhadap Tanah Air (Ww JM/Gtlo/24- Juni/2013) Ia, ada tapi kadang-kadang karena disesuaikan dengan tema pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kelas. (Ww TD/Gtlo/24- Juni/2013).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru, pendidik membiasakan anak untuk senantiasa menanamkan dan menumbuhkan sikap mencintai dan bangga terhadap Tanah Air, yang disesuaikan dengan tema pembelajaran atau ditanamkan melalui kegiatan upacara bendera, atau didalam kelas pendidik memberi penjelasan tentang tanah air, tapi kadang-kadang karena disesuaikan dengan tema pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kelas.
8. Upaya Apa yang dilakukan guru dalam membiasakan anak untuk bersikap demokratis ? Dalam setiap hari, anak-anak akan nampak sikap demokratisnya dengan permainan bermain peran dan bercakap-cakap (Ww,AD/Gtlo/24- Juni/2013). Pendapat yang sama dikemukakan oleh dua orang guru sebagai berikut: Kami membiasakan anak untuk bersikap demokratis dengan cara membiasakan mereka untuk bersosialisasi dan bermain bersama teman serta kami membentuk kelompok belajar sehingga setiap anak akan bekerja bersama dengan kelompoknya dan tidak ada yang terisolir. Disinilah guru akan melatih anak untuk bersikap demokratis. (Ww JM/Gtlo/24Juni/2013) Upaya yang dilakukan yaitu melatih dan membimbing anak untuk bekerja bersama dalam suatu kelompok, serta dalam pembelajaran guru selalu mejelaskan tentang pengertian demokrasi serta contohnya. (Ww TD/Gtlo/24- Juni/2013).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru, Dalam setiap hari, anak-anak akan nampak sikap demokratisnya dengan permainan bermain peran dan bercakap-cakap. Serta guru membiasakan anak untuk bersikap demokratis dengan cara membiasakan mereka untuk bersosialisasi dan bermain bersama teman dan guru membentuk kelompok belajar sehingga setiap anak akan bekerja bersama dengan kelompoknya dan tidak ada yang terisolir. Disinilah guru akan melatih anak untuk bersikap demokratis. 9. Sebagai pendidik, apakah ibu selalu menghormati bendera merah putih, dan bagaimana tindakan Ibu jika melihat bendera merah putih yang jatuh ketanah?
Dengan spontanitas kita angkat, lalu kita jelaskan pada anak Juni/2013).
(Ww AD/Gtlo/24-
Pendapat yang sama dikemukakan oleh dua orang guru sebagai berikut: Kami selalu menghormati bendera merah putih bukan hanya pada setiap upacara saja, tapi telah tertanan dilubuk hati sehingga jika kami melihat bendera merah putih yang jatuh maka dengan spontanitas kami langsung mengangkatnya. (Ww JM/Gtlo/24Juni/2013) Kami disekolah menghormati bendera merah putih pada setiap hari senin pada pelaksanaan upacara bendera. Jika melihat bendera merh putih yang jatuh maka kami langsung mengangkatnya atau menyuruh anak untuk mengangkat bendera tersebut. (Ww TD/Gtlo/24- Juni/2013). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru, Pendidik selalu menghormati bendera merah putih, dan jika pendidik melihat bendera merah putih yang jatuh ketanah dengan spontanitas di angkat. Pendidik menghormati bendera merah putih bukan hanya pada setiap upacara saja, tapi telah tertanam dilubuk hati sehingga jika pendidik melihat bendera merah putih yang jatuh maka dengan spontanitas mereka langsung mengangkatnya atau menyuruh anak untuk mengangkat bendera tersebut. 4.2.4
Peran pendidik dalam Membiasakan Kegiatan Upacara Bendera Untuk Membangkitkan Semangat Nasionalisme. Wawancara yang dilakukan terhadap pendidik selaku Pendidik Taman kanak-kanak, hasil
wawancaranya dapat dideskripsikan sebagai berikut : 10. Apakah disekolah Ibu sering mengadakan upacara bendera setiap hari senin? Iya, setiap hari senin dan itu dilaksanakan oleh anak-anak, guru hanya sebagai pembina upacara dan pembawa acara selebihnya dilakukan oleh anak-anak mulai dari pengibaran bendera, pembacaan Doa dan lain-lain. (Ww AD/Gtlo/25- Juni/2013). Pendapat yang sama dikemukakan oleh 2 orang guru sebagai berikut : Ia, ada dan dilakukan oleh anak-anak (Ww JM/Gtlo/25- Juni/2013) Ia, kami selalu melakukan upacara bendera (Ww TD/Gtlo/25- Juni/2013).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru, pendidik mengadakan upacara bendera setiap hari senin dan itu dilaksanakan oleh anak-anak, guru hanya sebagai Pembina upacara dan pembawa acara selebihnya dilakukan oleh anak-anak mulai dari pengibaran bendera, pembacaan Doa dan lain-lain 11 Apakah semua anak di TK Negeri Pembina sudah mampu menyanyikan lagu-lagu kebangsaan ? Sudah, Karena setiap hari senin dilaksanakan upacara bendera, jadi secara tidak langsung anak sudah bisa menyanyikan lagu-lagu kebangsaan, seperti Indonesia Raya, lihat bendera kita, dan Garuda Pancasila (Ww AD/Gtlo/25- Juni/2013). Pendapat yang sama dikemukakan oleh 2 orang guru sebagai berikut : Ia, semuanya sudah karena menyanyikan lagu kebangsaan merupakan hal yang wajib kami lalukan setiap hari pada saat apel diluar kelas dan juga dalam kelas sebelum pembelajaran berlangsung. (Ww JM/Gtlo/25- Juni/2013) Kalau dikelas saya semuanya sudah, walaupun mereka beloum terlalu jelas dan mengucapkannya, tapii sudah dapat menyanyikannya. (Ww TD/Gtlo/25- Juni/2013).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru, semua anak di TK Negeri Pembina sudah mampu menyanyikan lagu-lagu kebangsaan, karena setiap hari senin dilaksanakan upacara bendera, jadi secara tidak langsung anak sudah bisa menyanyikan lagulagu kebangsaan, seperti Indonesia Raya, Lihat Bendera Kita, dan Garuda Pancasila. 12. Apakah semua anak di TK Negeri Pembina telah mengenal nama-nama pahlawan Revolusi dan pejuang kemerdekaan ? Sebagian sudah,sebagian lagi belum, Karena dalam pembelajaran di TK guru kadangkadang mengenalkan wajah para pejuang atau pahlawan dan anak hanya mengenalnya melalui gambar-gambar pahlawan yang tertempel didinding kelas dan yang lebih kita perkenalkan pertama adalah pahlawan gorontalo seperti Pak Nani Wartabone (Ww AD/Gtlo/25- Juni/2013). Pendapat yang sama dikemukakan oleh 2 orang guru sebagai berikut :
Untuk pahlawan revolusi mereka semua telah mengenalnya, tapi untuk pejuang kemerdekaan hanya sebahagian saja yang mampu, itupun anak hanya mengenalnya melalui gambar yang ada dalam kelas. (Ww JM/Gtlo/25- Juni/2013) Belum, apalagi pejuang kemerdekaan mereka belum mengenalnya. (Ww TD/Gtlo/25- Juni/2013). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru, tidak semua anak di TK Negeri Pembina telah mengenal nama-nama pahlawan Revolusi dan pejuang kemerdekaan Karena dalam pembelajaran di TK guru kadang-kadang mengenalkan wajah para pejuang atau pahlawan dan anak hanya mengenalnya melalui gambar-gambar pahlawan yang tertempel didinding kelas dan yang lebih kita perkenalkan pertama adalah pahlawan gorontalo seperti Pak Nani Wartabone. Untuk pahlawan revolusi mereka semua telah mengenalnya, tapi untuk pejuang kemerdekaan hanya sebahagian saja yang mampu, itupun anak hanya mengenalnya melalui gambar yang ada dalam kelas 4.2.5 Peran pendidik dalam Mengoptimalkan Kegiatan Pengembangan Diri Wawancara yang dilakukan terhadap pendidik selaku Pendidik Taman kanak-kanak, hasil wawancaranya dapat dideskripsikan sebagai berikut : 13. Apakah dalam pembelajaran pendidik sering mengenalkan hari-hari bersejarah pada anak? Ada, Setiap tanggal 2 mei di laksanakan upacara, 17 Agustus, dalam upacara itu dijelaskan bahwa hari ini adalah salah satu hari yang bersejarah, selain itu pembelajaran di TK memiliki tema Tanah airku sehingga pendidik bisa dengan mudah memperkenalkan hari-hari bersejarah pada anak-anak (Ww AD/Gtlo/25- Juni/2013). Pendapat yang sama dikemukakan oleh 2 orang guru sebagai berikut : Guru mengenal kanhari-hari bersejarah pada anak hanya pada hari-hari tertentu saja misalnya pada saat proklamasi kemerdekaan atau hari sumpah pemuda dan hari pendidikan nasional (Ww JM/Gtlo/25- Juni/2013) Ada tapi kadang-kadang hanya pada hari tertentu (Ww TD/Gtlo/25- Juni/2013). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru, dalam pembelajaran pendidik ada yang
mengenalkan hari-hari bersejarah pada anak dan ada juga yang kadang-kadang
mengenalkan. Anak hanya mengenal beberapa hari bersejarah seperti proklamasi kemerdekaan atau hari sumpah pemuda dan hari pendidikan nasional 14. Apakah dalam pembelajaran Pendidik sering mengenalkan nama-nama pahlawan serta mengajak anak menyanyikan lagu kebangsaan? Iya sudah, dalam pembelajaran pada tema Tanah Airku terutama, tapi sekali lagi tidak secara mendetail bisa dengan gambar-gambar atau mewarnai gambar dan bernyanyi bersama. (Ww AD/Gtlo/25- Juni/2013). Pendapat yang sama dikemukakan oleh 2 orang guru sebagai berikut : Iya ada dan setiap hari anak sering menyanyikan lagu kebangsaan (Ww JM/Gtlo/25Juni/2013) Ia ada, dan mereka sering menyanyikan lagu kebangsaan, kadang-kadang kita juga melombakan anak dalam menyanyikan lagu kebangsaan itu sendiri (Ww TD/Gtlo/25Juni/2013). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru, dalam pembelajaran Pendidik sering mengenalkan nama-nama pahlawan serta mengajak anak menyanyikan lagu kebangsaan dalam pembelajaran dengan tema Tanah Airku tapi tidak secara mendetail bisa dengan gambargambar atau mewarnai gambar dan juga mengadakan lomba menyanyikan lagu-lagu kebangsaan 15. Adakah strategi khusus dalam mengembangkan sikap kebangsaan? Strategi khusus sih tidak ada, karena sekolah punya kurikulum tapi kurikulum itu sendiri kan tidak baku, bisa dirubah dan disesuaikan dan pendidik lebih detail menjelaskannya pada tema sehingga anak bisa belajar tentang sikap kebangsaan itu, atau dengan cara dilombakan misalnya memindahkan bendera atau lomba mewarnai gambar bendera. (Ww AD/Gtlo/25- Juni/2013). Pendapat yang sama dikemukakan oleh 2 orang guru sebagai berikut : Kami tidak menggunakan strategi khusus tapi kami melakukannya melalui pembiasaan seperti membiasakan anak menghormati bendera, membiasakan anak menyanyikan lagu kebangsaan dan lain-lain (Ww JM/Gtlo/25- Juni/2013) Tidak ada, kami melakukannya lebih kepada pembiasaan saja (Ww TD/Gtlo/25Juni/2013).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru, pendidik tidak memiliki strategi khusus dalam pembelajaran tapi mereka berpatokan pada kurikulum, sehingga anak bisa belajar tentang sikap kebangsaan itu, atau dengan cara di lombakan misalnya menyanyikan lagu kebangsaan, memindahkan bendera atau lomba mewarnai gambar bendera 4.3
Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini mengkaji tentang peran pendidik dalam menumbuhkan semangat
kebangsaan pada anak kelompok B di TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo, dengan indikator sebagai berikut: a) Peran pendidik dalam terwujudnya peserta didik yang bermoral dan memegang teguh semangat nasionalisme, b) Peran pendidik dalam internalisasi nilai-nilai positif di dalam diri anak, c) Peran pendidik dalam menanamkan dan menumbuhkan sikap mencintai dan bangga terhadap tanah air, d) Peran pendidik dalam membiasakan kegiatan upacara bendera untuk membangkitkan semangat nasionalisme, e) Peran pendidik dalam mengoptimalkan kegiatan pengembangan diri Peran pendidik dalam terwujudnya peserta didik yang bermoral dan memegang teguh semangat nasionalisme, hasil wawancara menunjukkan bahwa pendidik pernah menceritakan tentang sejarah merah putih meskipun tidak semendetail dan hanya difokuskan melalui pengenalan gambar bendera dan gambar pahlawan. Metode pembelajaran-pembelajaran yang digunakan pendidik untuk mewujudkan sikap patriotisme anak adalah melalui metode bercerita dan tanya jawab serta metode bermain peran, serta pendidik daoat mengidentifikasi anak didik yang telah memiliki semangat nasionalisme, hal ini dapat dilihat dalam kegiatan tanya jawab dan bermain peran, dimana ank didik yang telah memiliki semangat nasionalisme terlihat sangat menyukai peran yang ia lakukan sedangkan anak-anak yang lain masih bersikap acuh tak acuh
Peran pendidik dalam internalisasi nilai-nilai positif di dalam diri anak, berdasarkan hasil wawancara dengan pendidik, pendidik mampu memberikan suri teladan yang baik yang akan dicontoh oleh anak didik seperti mencontohkan cara menghormati bendera dengan baik, selain itu pendidik merupakan seseorang yang selalu ditiru sehingga pendidik harusnya mampu memberikan suri teladan yang baik pada anak didik, bimbingan lain yang dilakukan pendidik untuk membuat anak menjadi berani dan mau melaksanakan tugas sendiri adalah dengan cara menerapkan nilai karakter kemandirian, misalnya anak sudah berani memakai sepatu sendiri, berani mengambil makanan sendiri, sehingga lama-kelamaan dia akan terarah dan dengan sendirinya anak akan dapat mengerjakan tugasnya dengan kemampuannya sendiri Peran pendidik dalam menanamkan dan menumbuhkan sikap mencintai dan bangga terhadap tanah air, berdasarkan hasil wawancara dengan pendidik, salah satu cara pendidik untuk menanamkan dan menumbuhkan sikap mencintai dan bangga terhadap tanah air yaitu dengan cara melaksanakan upacara bendera yang dilakukan langsung oleh anak-anak didik, atau didalam kelas pendidik menjelaskan tentang tanah air dan juga disesuaikan dengan tema yang ada, pendidik juga menanamkan sikap hormat kepada bendera merah putih, jika pendidik melihat bendera yang jatuh ke tanah dengan spontanitas pendidik harus mengangkatnya, sehingga dengan perlahan-lahan anak didik akan tau bahwa bendera merah putih itu memang haris dihormati sehingga akan tertanam rasa cinta dan bangga terhadap tanah air ini Peran pendidik dala membiasakan kegiatan upacara bendera untuk membangkitkan semangat nasionalisme, berdasarkan hasil wawancara, pendidik selalu mengadakan upacara bendera sertiap hari senin dan dilaksanakan sendiri oleh anak didik, sedangkan pendidik hanya sebagai pembina upacara dan pembawa acara, selebihnya dilakukan oleh anak-anak, mulai dari pengibaran bendera, pembacaan doa, dan lain-lain, hal ini dilakukan agar anak didik terbiasa
melakukan upacara sendiri tanpa bantuan lagi dari pendidik, dan dengan mengikuti upacara bendera yang dilakukan setiap senin itu pendidik berharap bisa membangkitkan semangat nasionalime dalam diri anak-anak didik Peran pendidik dalam mengoptimalkan kegiatan pengembangan diri, berdasarkan hasil wawancara, dalam pembelajaran pendidik mengupayakan mengenalkan hari-hari bersejarah pada anak didik, juga mengenalkan tentang lagu-lagu kebangsaan, diharapkan dengan mengajarkan lagu-lagu kebangsaan anak-anak didik bisa menggali potensi dalam diri mereka di bidang kesenian misalnya, pendidik juga bisa mengadakan lomba menyanyikan lagu-lagu kebangsaan Menurut Hakim (2006:14), Pendidik-Pendidik taman kanak-kanak sangat berperan dalam pembentukan karakter peserta didiknya karena itu pendidik taman kanak-kanak harus memiliki kemampuan yang memadai untuk bisa membangun karakter anak. Menumbuhkan semangat kebangsaan pada anak perlu dikaji, dipelajari dan ditekuni, anak-anak sebagai generasi yang dipersiapkan untuk mengisi masa depan yang diduga akan semakin rumit, berat dan banyak problemanya perlu dibekali semangat kebangsaan untuk mencintai tanah air. Secara umum pengembangan semangat kebangsaan di taman kanak-kanak bertujuan agar anak mampu menanamkan dan menumbuhkan sikap mencintai dan bangga terhadap tanah air. Selain itu dengan menumbuhkan semangat kebangsaan dapat menciptakan kebanggaan berbangsa dan kecintaan terhadap tanah air. Apalagi dengan tantangan kehidupan masa depan yang sangat menantang, menuntut semakin strategis bahwa pengembangan semangat kebangsaan bagi anak usia dini menjadi mutlak, sehingga semangat kebangsaan tersebut pada diri anak tetap muncul sebagai suatu cara untuk mencintai tanah air dalam kehidupannya kelak.
Berdasarkan keseluruhan hasil wawancara di atas, Pendidik sangat berpean dalam menumbuhkan semangat kebangsaan pada anak kelompok B di TK Negeri Pembina Kecamatan Sipatana Kota Gorontalo.