ANALISIS PEMBELAJARAN HOLISTIK INTEGRATIF PADA ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA GROGOL KABUPATEN KEDIRI
DEMA YULIANTO1, ANIK LESTARININGRUM2, HANGGARA BUDI UTOMO3 PG-PAUD Universitas Nusantara PGRI Kediri Jl. KH. Ahmad Dahlan 76 Kediri. Telp (0354) 771576 E-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstract: The purpose of this study was to determine the extent to which the process of learning in early childhood implement a holistic integrative process that consists of health, nutrition, education, protection and care of children. This research is qualitative research. This research was conducted in TK Negeri Pembina Grogol Kediri. Subjects were young children aged 4-5 years, amounting to 18 children. The process of collecting data in this study is a qualitative observation, qualitative interviews and documents qualitative. The data analized using an interactive model. The results of the study of holistic integrative learning analysis on TK Negeri Pembina Grogol, Kediri is generally good and meet the elements of a holistic integrative namely health, nutrition, stimulation of education, care and protection. The conclusion of this research is the analysis of integrative holistic learning meets the elements of a holistic integrative program in early childhood.
Keywords: holistic, integrative, learning Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran pada anak usia dini mengimplementasikan proses holistik integratif yang terdiri dari kesehatan gizi, pendidikan, perlindungan dan pengasuhan pada anak. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di TK Negeri Pembina Grogol Kabupaten Kediri. Subjek penelitian adalah anak usia dini usia 4-5 tahun yang berjumlah 18 anak. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi kualitatif, wawancara kualitatif, dokumen-dokumen kualitatif. Teknik menganalisis data menggunakan model analisis interaktif. Hasil penelitian analisis pembelajaran holistik integratif di TK Negeri Pembina Grogol, Kabupaten Kediri sudah baik dan memenuhi unsur dari holistik integratif yaitu kesehatan, gizi, rangsangan pendidikan, pengasuhan dan perlindungan. Simpulan penelitian ini adalah analisis pembelajaran holistik integratif sudah memenuhi unsur-unsur program holistik integratif di PAUD.
Kata Kunci: holistik, integratif, pembelajaran
277
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016
Hakekat pembangunan nasional
lahir sampai dengan 6 tahun dapat
adalah peningkatan kualitas sumber
disebut dengan satuan pendidikan anak
daya manusia seutuhnya, karena
usia. Menjadi pendidik pada lembaga
kualitas SDM sangat menentukan
PAUD tidaklah mudah, bahkan paling
kemajuan bangsa. Kualitas SDM
sulit di antara jenjang pendidikan
dapat terwujud bila dimulai sejak usia
lainnya. Pendidik harus memiliki rasa
dini
sayang
yaitu
dengan
memenuhi
yang
besar
pada
anak,
kebutuhan yang esensial bagi anak.
kepribadian yang baik, menarik dan
Periode 5 tahun pertama dalam
energik, serta pendidik juga harus
kehidupan anak merupakan masa
menguasai ilmu pendidikan, ilmu
emas (golden period) atau jendela
psikologi perkembangan anak, serta
kesempatan (window opportunity)
konsep
dalam
memahami
(Aisyah, 2007).
dasar
seorang
perkembangan menentukan emosional,
perkembangan anak.
Kualitas
anak
akan
kualitas
sosial,
kemampuan
belajar,
dasar
Negara banyak
pengembangannya
Indonesia
lembaga
memiliki
PAUD,
namun
pelaksanaan Paud di Indonesia masih rendah
dan
hanya
menjangkau
kesehatan fisik, mental, dan perilaku
sebagian kecil di masyarakat. Data
sepanjang hidupnya. Oleh karena itu,
tahun
masa emas (golden period) harus
banyak
dimanfaatkan sebaik mungkin untuk
memperoleh layanan perawatan dan
mengoptimalkan pertumbuhan dan
pendidikan yang rendah. Pada tahun
perkembangan anak sesuai dengan
2001, dari 26,2 juta anak usia dini
potensi yang dimilikinya (Alimoeso,
baru sekitar 4,5 juta anak (17%)
2013).
memperoleh layanan pendidikan anak
Dalam
2000 anak
menjelaskan usia
0-6
bahwa tahun
mengoptimalkan
usia dini. Hal tersebut dapat dilihat
pertumbuhan dan perkembangan anak,
dari kontribusi layanan bina keluarga
dibutuhkan suatu layanan pendidikan
balita (9,5%), layanan TK (6,1%),
agar anak dapat berkembang sesuai
layanan
dengan potensi
penitipan anak
yang dimilikinya.
Layanan pendidikan bagi anak usia 278
RA
(1,5%),
layanan
(1%) dan layanan
Analisis Pembelajaran Holistik . . . Dema Yulianto, Anik Lestariningrum, Hanggara Budi Utomo
kelompok
bermain
(0,24%)
(Setyawan, 2014). Data
seharusnya pelayanan yang diberikan harus saling mengisi dan mampu
Bappenas
tahun
2001
memenuhi kebutuhan dasar anak,
mengungkapkan bahwa dari sekitar
agar tingkat perkembangan anak
26,2 juta anak usia 0-6 tahun baru
mengalami tumbuh kembang secara
sekitar 7,3 juta anak yang telah
optimal.
memperoleh layanan perawatan dan
Faktor yang menjadi penyebab
pendidikan anak usia dini melalui
hal tersebut adalah jumlah kader bina
berbagai program, sedangkan sekitar
keluarga
18,8 juta anak belum memperoleh
minimnya pengetahuan yang dimiliki
layanan PAUD. Kemudian terdapat
kader BKB; kurangnya pelatihan bina
sekitar 10,2 juta untuk kelompok anak
keluarga
balita;
dengan rentang usia 4-6 tahun belum
program
layanan
terlayani oleh program pendidikan pra-
mencakup
layanan
sekolah (Bappenas, 2015).
kesehatan,
perawatan
dukungan
yang
Masih
rendahnya
layanan
pendidikan bagi anak usia dini saat ini
pemerintah
antara
pelayanan
lain
disebabkan
masih
balita
yang
belum
adanya
terpadu
yang
pendidikan, dan
gizi;
terbatas
dari
dalam paud,
terbatas;
pemerataan dan
belum
minimnya jumlah lembaga yang
intensifnya
memberikan layanan pendidikan usia
pemerintah,
dini yang berbanding terbalik dengan
lembaga
jumlah
menyelenggarakan Paud (Setyawan,
anak
memperoleh
yang layanan
seharusnya tersebut.
Berbagai program yang ada, yaitu
kerjasama dunia
antara
usaha,
masyarakat
dan dalam
2014). Berdasarkan
fenomena
program bina keluarga balita dan
permasalahan diatas, maka untuk
posyandu yang telah ditempuh selama
meminimalisir masalah tersebut perlu
ini
memberikan
dilakukan penelitian pengembangan
layanan secara utuh, belum adanya
anak usia dini yang menyentuh
sinergitas dan belum terintegrasi
seluruh kebutuhan tumbuh kembang
dengan aspek pendidikan, kesehatan
anak, dilakukan secara sistematis, dan
dan gizi (Setyawan, 2014). Padahal
melibatkan
ternyata
belum
seluruh
pelaku
279
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016
pembangunan
anak
usia
dini.
dibandingkan dengan pelayanan yang
Penelitian tentang pendidikan anak
hanya dilakukan oleh posyandu atau
usia dini secara holistik integratif
bina keluarga balita secara mandiri.
perlu segera dimulai agar tercapainya
Hal ini dapat dilihat dari ketertarikan
pendidikan anak usia dini secara utuh
orang tua untuk datang ke Pos Paud
dan menyeluruh.
yang terintegrasi dengan posyandu
Pemenuhan kebutuhan Paud
dan bina keluarga balita untuk
holistik integratif adalah pemenuhan
mengetahui tentang pelayanan anak
hak tumbuh kembang anak usia dini
usia dini (Sabarini, Zahraini, & Dewi,
sebagai upaya peningkatan kesehatan,
2013).
gizi,
perawatan,
pengasuhan,
perlindungan,
kesejahteraan,
rangsangan
pendidikan
dan
Tujuan kembang
pemenuhan
anak
usia
tumbuh
dini
yang
yang
dilakukan secara holistik integratif
dilakukan secara simultan, sistematis,
yaitu sebagai upaya pengembangan
menyeluruh,
anak usia dini untuk memenuhi
terintegrasi,
dan
berkesinambungan (Perpres No 60
kebutuhan
Tahun 2003).
beragam dan saling terkait secara
Penyelenggaran anak
usia
dini
Pendidikan
secara
holistik
esensial
anak
yang
simultan, sistematis, dan terintegrasi. Selain
itu,
pemenuhan
tumbuh
integratif penting untuk di kaji karena
kembang anak usia dini dilakukan
akan memunculkan komunikasi yang
secara holistik integratif dengan
baik antara orang tua dengan sekolah,
harapan anak dapat tumbuh dan
orang tua satu dengan orang tua yang
berkembang secara optimal sesuai
lainnya,
dengan tahapan perkembangan dan
dan
dapat
menambah
pengetahuan dan keterampilan orang
potensi
tua dalam mengasuh dan mendidik
menjadi manusia yang berkualitas
anak
(Laila, 2013). Lebih lanjut menurut
(Laila, 2013). Di sisi lain,
desain
penyelenggaran
holistik
Laila
yang
(2013)
dimilikinya
untuk
penyelenggaraan
integratif yang diterapkan di Paud
program PAUD holistik integratif
dengan bina keluarga balita dan
yang akan dilaksanakan, diharapkan
Posyandu
dapat meningkatkan kesadaran orang
280
juga
sangat
efektif
Analisis Pembelajaran Holistik . . . Dema Yulianto, Anik Lestariningrum, Hanggara Budi Utomo
tua sebagai pendidik yang pertama
pendidikan anak usia dini agar
dan utama bagi anak di dalam
nantinya
keluarga,
bertambahnya
penyelenggara pendidikan anak usia
keterampilan
dini, keluarga serta masyarakat dapat
melakukan
memiliki acuan dan pedoman yang
perlindungan,
sistematis mudah dipahami dalam
pengasuhan, dan pendidikan anak
upaya pengembangan pada anak agar
usia.
berkembang sesuai tahapan masing-
serta
pengetahuan,
sikap,
orang
dalam
tua
perawatan,
Rumusan penelitian proses
ini
masalah adalah
dalam
bagaimana
pembelajaran
holistik
pengambil
kebijakan,
masing dengan segala keunikannya. Secara
praktis,
diharapkan
penelitian
dapat
ini
memeberikan
integratif yang terdiri dari kesehatan
tambahan pengetahuan dan wacana
gizi, pendidikan, perlindungan, dan
bacaan sebagai referensi bagi yang
pengasuhan pada anak ?. Tujuan
berkepentingan
penelitian
ini
untuk
integrasi kesehatan gizi, pendidikan,
mengetahui
sejauh
proses
pengasuhan dan perlindungan pada
adalah
pembelajaran
mana pada
anak
anak
usia
mengimplementasikan proses holistik
implementasikan
integratif yang terdiri dari kesehatan
pembelajaran.
gizi, pendidikan, perlindungan dan pengasuhan.
dini
Berdasarkan
materi
yang
dalam
uraian
di proses
diatas
timbul keinginan dari peneliti untuk
Peneliti penelitian
tentang
berharap ini
nantinya
hasil
mengadakan penelitian yang berjudul
dapat
Analisis
Pembelajaran
Holistik
memberikan manfaat baik secara
Integratif Pada Anak di Taman
teoritis
Kanak-kanak Negeri Pemnina Grogol
maupun
praktis.
Secara
teoritis, penelitian ini diharapkan nantinya
dapat
memberikan
sumbangan
bagi
pengembangan
Kabupaten Kediri.
281
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016
Model
Pelayanan
Holistik
terpenuhinya kebutuhan dasar anak sesuai jenis layanan. Apabila layanan
Integratif Pada Anak Usia Dini Paud holistik integratif pada
secara
sebagian,
maka
hakekatnya ditujukan agar kebutuhan
memenuhi
yang paling dasar dari seorang anak
dilakukan koordinasi dan integrasi
dapat dipenuhi secara utuh dan
dengan jenis layanan lain sesuai
menyeluruh, sehingga anak dapat
kebutuhan anak, sehingga layanan
mengalami tumbuh kembang secara
dasar
optimal.
anak
Penyelenggaraan pelayanan dengan
mendapatkan pelayanan di lembaga
jenis layanan lengkap dan utuh
penyelenggaraan pelayanan yang ada
(kesehatan,
di masyarakat seperti Posyandu, BKB
pendidikan dan perlindungan) yang
dan PAUD (Alimoeso, 2013)
dilakukan terintegrasi oleh masing-
Pada
Adapun
prinsipnya
pelayanan
PAUD
kebutuhan
untuk
yang
terpenuhi
masing
gizi,
penyelenggara
lain
semua.
pengasuhan,
di
lokasi
(Pendidikan Anak Usia Dini) adalah:
berbeda. Beberapa model layanan
(1) Berorientasi pada kebutuhan,
antara lain : pelayanan pada hari dan
minat dan kemampuan anak; (2)
tempat yang sama, pelayanan pada
Kegiatan belajar dilakukan melalui
hari yang sama tempat berbeda, dan
bermain; (3) Merangsang munculnya
pelayanan pada hari yang berbeda dan
kreativitas
tempat yang sama (Alimoeso, 2013).
dan
inovasi;
(4)
mengembangkan kecakapan hidup
Adapun
mekanisme
anak; (5) Menggunakan berbagai
operasional pelayanan anak usia dini
sumber dan media belajar yang ada di
holistik integratif dari berbagai jenis
lingkungan sekitar; (6) Pelayanan
model layanan tersebut yaitu dalam
dilakukan secara bertahap dengan
pelaksanaan
mengacu pada prinsip perkembangan
bahwa penyelenggara pelayanan dari
anak; (7) Rangsangan pendidikan
lembaga pelayanan yang ada (BKB,
mencakup
Posyandu, PAUD) dapat berlangsung
seluruh
aspek
perkembangan (Alimoeso, 2013). Setiap lembaga penyelenggara pelayanan 282
bertanggungjawab
atas
secara
operasional
secara integrasi, artinya pendidikan yang diselenggarakan melalui Pos PAUD akan mendukung keberadaan
Analisis Pembelajaran Holistik . . . Dema Yulianto, Anik Lestariningrum, Hanggara Budi Utomo
Posyandu yang memberikan layanan
Strategi
dasar
Pembelajaran Holistik Integratif
kesehatan
selanjutnya
dan
akan
gizi
yang
memperkuat
layanan BKB yang memberikan pengetahuan keluarga
dan
dalam
keterampilan mengasuh
dan
membina anak (Alimoeso, 2013).
Pelaksanaan
Di PAUD Strategi pembelajaran adalah strategi mengajar guru untuk proses belajar anak. Strategi pembelajaran adalah segala usaha guru untuk
Berdasarkan uraian yang sudah
menerapkan
berbagai
metode
dijabarkan terkait model pelayanan
pembelajaran dalam mencapai tujuan
holistik integratif pada anak usia dini
yang diharapkan. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa model atau
strategi pembelajaran menekankan
tipe layanan yang sudah disebutkan
kepada bagaimana aktivitas guru
secara
mengajar dan aktivitas anak belajar
operasional
memiliki
pelaksanaan
kebijakan
dari
penyelenggara jenis layanan dengan
(Kemendikbud, 2014). Beberapa
pemahaman
yang
melihat konsep keterpaduan atau
penting bagi seorang guru dalam
integrasi berdasarkan kebutuhan dan
memilih strategi pembelajaran harus
juga
memperhatikan hal-hal di bawah ini
pemenuhan
dasar-dasar
kebutuhan anak. Jika penyelenggara
(Kemendikbud, 2014) :
memiliki
1. Pemahaman akan karakteristik
kemampuan
penyelenggaraan
secara
dalam mandiri,
tujuan
pembelajaran.
Dalam
maka hal tersebut tetap bisa dilakukan
menentukan karakteristik tujuan
dengan konsep yang sama yaitu
pembelajaran,
pemenuhan
mengembangkan domain fisik
kesehatan,
gizi,
guru
kognitif,
dapat
rangsangan pendidikan, pengasuhan
motorik,
sosial
dan perlindungan anak usia dini.
emosional, bahasa dan estetika. Disamping hal tersebut, guru dapat
mengembangkan
pemahaman anak mengenai nilainilai, etika, dan sebagainya
283
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016
2. Pemahaman karakteristik anak
binatang,
maka
guru
dapat
didik dari aspek kemampuan dan
bekerjasama dengan orang tua
usia.
untuk
Setiap
karakteristik
anak dan
memiliki
mengajak
ke
kebun
kemampuan
binatang mini yang didalamnya
yang berbeda-beda. Guru terlebih
terdapat macam-macam binatang.
dahulu peka dalam membaca dua hal
tersebut,
sehingga
5. Pemahaman
karakteristik
dapat
pengembangan kreativitas guru
membuat strategi yang sesuai
dalam mengembangkan kegiatan.
dengan usia dan kemampuan anak
Pola
didiknya
digunakan
agar
tidak
pemaksanaan
terjadi terhadap
kemampuan anak. 3. Pemahaman
kegiatan
yang
apakah
akan melalui
pengajaran langsung, semi kreatif atau kreatif. Guru juga perlu
karakteristik
memikirkan ide-ide yang kreatif
lingkungan pembelajaran apakah
dan cara penyampaian bahan ajar
dilaksanakan diluar atau di dalam
atau
ruangan.
tersampaikan dan diterima oleh
Lingkungan
pembelajaran
sangat
4. Pemahaman pembelajaran Dalam
hal
dan
dapat
Berdasarkan
uraian
secara
umum strategi pembelajaran untuk krakteristik
anak usia dini dapat disimpulkan jika
pengajaran.
pembelajaran
integratif
adalah dengan melihat konsep strategi
menguasai, mengembangkan, dan
pembelajaran anak usia dini tersebut
mengaplikasikan tema atau bahan
seorang
guru
dapat
ajar yang akan disajikan kepada
kegiatan
atau
program
anak, serta guru dapat melibatkan
integratif yang mencakup kesehatan,
orang tua dan lingkungan sekitar
gizi,
sekolah
proses
pengasuhan dan perlindungan sesuai
guru
kebutuhan anak dan melibatkan orang
mengembangkan tema binatang
tua dalam pelaksanaan kegiatan atau
dengan sub tema macam-macam
program serta masyarakat disekitar
284
guru
holistik
dapat
pembelajaran.
ini,
agar
anak didik dengan baik.
mempengarui perilaku anak didik dalam pembelajaran.
materi
dalam Misalnya
rangsangan
merancang holistik
pendidikan,
Analisis Pembelajaran Holistik . . . Dema Yulianto, Anik Lestariningrum, Hanggara Budi Utomo
yang
mendukung
tercapainya
Partisipan Penelitian
program tersebut.
Penelitian ini dilaksanakan di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina
METODE PENELITIAN
Grogol yang beralamat di Jl. Raya
Pendekatan Penelitian
Gringging
Jenis penelitian yang digunakan
No.2
Kecamatan
Desa
Grogol,
Grogol, Kabupaten
adalah penelitian kualitatif. Penelitian
Kediri, Provinsi Jawa Timur pada
kualitatif merupakan metode untuk
tanggal 18 Maret 2016 sampai dengan
mengeksplorasi
18 April 2016.
dan
memahami
Adapun subjek
makna yang oleh sejumlah individu
penelitian adalah anak didik yang
atau sekelompok orang berasal dari
berusia 4-5 tahun yang berjumlah 18
masalah sosial atau kemanusiaan
anak terdiri atas 8 anak perempuan
(Creswell,
dan 10 anak laki-laki. Relevansi
2010).
Pendekatan
penelitian yang digunakan adalah
pembelajaran
studi
dengan
integratif pada anak adalah agar
mendeskripsikan
kebutuhan esensial dari seorang anak
pembelajaran holistik integratif pada
dapat dipenuhi secara utuh dan
anak di Taman kanak-kanak Negeri
menyeluruh, sehingga anak dapat
Pembina Grogol Kabupaten Kediri.
mengalami tumbuh kembang secara
kasus
mengkaji
deskriptif
dan
PAUD
holistik
optimal. Unit Analisis Perspektif teoritis dari analisis
Teknik Pengumpulan Data
pembelajaran holistik integratif pada
Proses
pengumpulan
dan
anak adalah analisis pemenuhan
penggalian data dalam penelitian ini,
tumbuh
peneliti
kembang
anak
untuk
menggunakan
beberapa
memenuhi kebutuhan yang bermakna
metode yang saling melengkapi
dengan melibatkan pendidik dalam
yaitu
merawat, melindungi, mengasuh, dan
wawancara
mendidik anak usia kanak-kanak
dokumen kualitatif, dan materi audio
awal, yaitu anak usia 4-5 tahun.
visual.
observasi kualitatif,
kualitatif, dokumen-
285
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016
dan
Teknik Analisa Data Penelitian
ini
termasuk
berlangsung
menerus,
yang
secara
terus
terdiri
atas
penelitian kualitatif, dimana dalam
pengumpulan data, reduksi data,
menganalisis datanya menggunakan
penyajian
model analisis interaktif yaitu analisis
kesimpulan (Miles & Huberman,
data yang dilakukan secara interaktif
1984).
data
dan
penarikan
murid sebagai pelaksana, tetapi pihak HASIL DAN PEMBAHASAN
sekolah yang membuatkan jadwal
Hasil
nama makanan yang akan di olah Hasil observasi pada aspek
kesehatan memiliki
menunjukan buku
disesuaikan dengan upaya memenuhi
sekolah
gizi anak sesuai usianya Jadwal
riwayat
pemberian
catatan
makanan
tambahan
kesehatan anak tentang deteksi dini
dilakukan di Minggu ke-2 tiap bulan.
tumbuh kembang anak dan hasil
Hasil wawancara dengan Kepala TK
pemberian vitamin A di buku tamu
dan guru bahwa pemenuhan gizi
kunjungan
kesehatan.
diberikan pada wali murid karena
Melalui wawancara dengan Kepala
terkait dana yang disiapkan oleh
Sekolah
bahwa
pelaksanaan
lembaga
penerapan
kesehatan
pada
anak
membutuhkan partisipasi orang tua
dilakukan melalui riwayat imunisasi,
wali murid sebagai penyandang dana.
kesehatan
petugas
anak
dan
kunjungan
terbatas,
sehingga
Pada aspek rangsangan atau
petugas kesehatan dari bidan atau
stimulus
pendidikan
menyatakan
dokter puskesmas yang meliputi
bahwa proses rangsangan pendidikan
kegiatan periksa gigi, pemberian
yang di observasi di dalam kelas
vitamin A, pencatatan deteksi dini
sangat nyata terlihat melalui kegiatan
tumbuh kembang anak.
harian di setiap kelompok usia.
Hasil observasi pada aspek
Stimulasi yang diberikan oleh guru
menunjukan
saat
pada anak yang sedang mengalami
pemberian makanan tambahan pada
hambatan psikis saat mau masuk juga
anak dilakukan selama 1 bulan sekali
nampak
dengan bekerjasama dengan wali
membuat anak merasa nyaman dan
gizi
286
bahwa
sebagai
wujud
upaya
Analisis Pembelajaran Holistik . . . Dema Yulianto, Anik Lestariningrum, Hanggara Budi Utomo
juga
senang
dengan
suasana
pembelajaran
sesuai
tahapan
perlindungan
perkembangan
dan
anak.
perlindungan
Pemanfaatan
media
usia dan
Hasil observasi pada aspek bahwa anak
penerapan
selain
ketika
sumber
waktu pertama anak masuk harus
belajar juga tertuang dalam rencana
mengumpulkan akte kelahiran, kartu
pembelajaran harian sebagai stimulasi
susunan
rangsangan pendidikan.
legalitas perlindungan anak juga
Hasil observasi pada aspek pengasuhan memiliki prosedur
menunjukan standart
sebagai
bukti
dilakukan pihak sekolah. Kemudian,
sekolah
perlindungan anak dilengkapi dengan
operasional
adanya pagar yang berlapis yaitu
Hasil
pagar depan menuju sekolah dan
wawancara menunjukan pengasuhan
pagar dalam menuju lingkungan
dilakukan
standart
sekolah dan kelas. Penjagaan atau
operasional prosedur yang sudah
perlindungan sesuai dengan SOP
menjadi
sekolah
anak pulang yaitu dengan membuat
mulai
jadwal guru piket untuk menjaga
penyambutan, anak istirahat, anak
dengan siapa anak pulang saat
kegiatan di kelas, sampai anak-anak
penjemputan
tentang
yang
keluarga
lengkap.
menggunakan
kesepakatan bagaimana
di
pulang.
Hasil
wawancara
dengan
Pengasuhan juga diberikan
kepala sekolah menunjukkan bahwa
penekanan agar pembiasaan atau
guru wajib ada diluar saat anak-anak
karakter yang sudah ditanamkan
bermain atau istirahat, guru wajib ada
dapat menjadi hal yang dilakukan
diluar waktu pagi hari saat anak
anak secara rutin seperti mencuci
datang dan pulang dilakukan dengan
tangan, memakai sepatu sendiri,
jadwal yang sudah ditetapkan.
bersalaman dengan orang lebih tua dan mau bergantian saat bermain.
287
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI VOLUME 10 EDISI 2, November 2016 Tabel 1 Desain Pengembangan Pembelajaran Holistik Integratif No
Unsur Holistik Integratif
Rencana Program
Rencana Kegiatan
1
Kesehatan
1. Program deteksi dini tumbuh kembang 2. Periksa Gigi oleh Dokter Gigi Puskesmas 3. Stimulasi menyikat gigi yang benar 4. Pemberian vitamin A
1. Deteksi dini tumbuh kembang di awal masuk tahun ajaran (ada buku deteksi dini tumbuh kembang) 2. Periksa gigi oleh dokter gigi (1 tahun sekali) 3. Cara menyikat gigi yang benar (dilakukan seminggu sekali di kelas) 4. Pemberian vitamin A (bulan Februari dan Agustus), ada buku kunjungan pemberian vitamin A
2
Gizi
Pembuatan menu jadwal pemberian makanan tambahan/gizi pada anak bervariasi
1. Makan bersama terjadwal rutin (sebulan sekali) 2. Stimulasi pengenalan makanan-makanan bergizi (sumber belajar di kelas saat kegiatan harian)
3
Rangsangan Pendidikan
Penyusunan perangkat pembelajaran memasukan media dan sumber belajar
Mencantumkan secara nyata kegiatan holistik
288
Analisis Pembelajaran Holistik . . . Dema Yulianto, Anik Lestariningrum, Hanggara Budi Utomo
yang mendukung program HI (Holistik Integratif)
integratif di kegiatan harian
Menempel di dinding dan memahami standar operasional prosedur 1. Anak masuk ajaran baru mengumpulkan ankte kelahiran dan kartu susunan keluarga 2. Pagar sekolah yang rusak diperbaiki/di cat ulang demi keamanan anakanak
4
Pengasuhan
Standar operasional prosedur seluruh kegiatan di sekolah
5
Perlindungan
1. Pengecekan akte kelahiran dan kartu susunan keluarga anak 2. Pengecekan kondisi pagar sekolah
Namun
PEMBAHASAN Pembelajaran holistik integratif
terdapat
demikian,
kendala
yang
perlu
di TK Negeri Pembina Grogol,
diperhatikan
Kabupaten Kediri sudah baik dan
pembalajaran holistik integratif di TK
memenuhi
Negeri Pembina Grogol. Kendala
integratif
unsur yaitu
dari
holistik
kesehatan,
gizi,
dalam
masih
tersebut
pelaksanaan
adalah
terkait
rangsangan pendidikan, pengasuhan
pendokumentasian
dan perlindungan. Hal tersebut sesuai
pembelajaran yang memuat unsur
dengan pernyataan Benyamin (2010)
holistik integratif yang belum rutin
bahwa upaya pengembangan anak
dilakukan, seperti program deteksi
usia dini yang terdiri atas tiga pilar,
dini
yaitu pengasuhan, gizi dan kesehatan,
pemeriksaan
dan
memiliki
stimulasi
atau
rangsangan
pendidikan harus dilakukan secara
tumbuh
pelaksanaan
kembang kesehatan
kerjasama
yang
dan belum baik,
sehingga pelaksanaan sesuai jadwal
bersamaan.
289
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI VOLUME 10 EDISI 2, November 2016 petugas kesehatan, bukan jadwal dari
pengasuhan dan perlindungan anak .
sekolah.
Belum adanya program tersebut akan
Program deteksi dini tumbuh
membawa
dampak
pada
kembang dan kesehatan penting
perkembangan anak di usia dini yang
dilakukan karena berkaitan dengan
merupakan dasar bagi perkembangan
perkembangan
selanjutnya (Hyoscyamina dan Dewi,
anak
selanjutnya.
Terkait dengan pembelajaran holistik
2012).
dan integratif, bahwa perkembangan
Hyoscyamina
anak harus mengacu pada kualitas
bahwa berbagai teori menjelaskan
interaksi yang disesuaikan dengan
bahwa perawatan atau pengasuhan
tahap
dan
anak mempunyai pengaruh besar
perkembangan anak. Teori ekologi
terhadap pembentukan karakter di
merupakan salah satu teori yang
kemudian hari, sehingga orang tua
mendukung
atau
pertumbuhan
pertumbuhan
perkembangan
manusia,
dan
Lebih
lanjut dan
pendidik
menurut
Dewi
harus
(2012)
berperilaku
yaitu
edukatif, menciptakan kondisi yang
pertumbuhan dan perkembangan anak
menyenangkan, berperilaku sabar,
(Bronfebrenner, 1999). Teori Ekologi
tawakal,
perkembangan
oleh
bahagia, dan tenteram, sehingga
faktor lingkungan. Dalam kaitannya
nantinya memberikan kesempatan
dengan perkembangan anak, bahwa
bagi anak untuk berkembang dengan
lingkungan
optimal
dipengaruhi
berkaitan
dengan
interaksi yang terjadi baik di rumah, sekolah, ataupun dalam kehidupan
ikhlas,
tenang,
dan
syukur,
menemukan
kesejahteraan psikologisnya. Olson,
DeFrain,
sehari-hari anak yang terjadi pada
(2011)
waktu yang lama (Bronfebrenner,
menyatakan bahwa peran pendidik
dikutip Sabarini, Zahraini, Dewi,
dalam pengasuhan anak idealnya
2013)
dilakukan bersama, karena anak dan Kelemahan
dalam
dalam
Skogrand
orang tua memiliki peran yang
pembelajaran holistik integratif dalam
berbeda.
penelitian ini adalah belum adanya
diatasi
program parenting yang khusus untuk
parenting
290
penelitiannya
Kendala tersebut dapat dengan
adanya
positive
yang
program dapat
Analisis Pembelajaran Holistik . . . Dema Yulianto, Anik Lestariningrum, Hanggara Budi Utomo menanamkan nilai-nilai baik pada
proses yang terus berlanjut. Dengan
anak sejak dini, atau dapat dikatakan
demikian
adanya pendekatan positif dalam
holistik integratif pada anak perlu
pengasuhan anak yang dilakukan oleh
upaya yang dilakukan secara terus
orangtua atau pendidik (Papalia,
menerus
2010).
perkembangan manusia. Oleh karena
Kemudian,
pembelajaran
seiring
dengan
desain
itu program pembelajaran holistik
pengembangan pembelajaran holistik
integratif pada anak secara bertahap
integratif di TK Negeri Pembina
perlu ditingkatkan dan perlu adanya
Grogol, Kabupaten Kediri sudah
pembaharuan agar semua pelaksana
dibuat
namun
program dapat melaksanakan dengan
pelaksanaan dari program atau desain
baik, mengingat perkembangan anak
yang sudah dirancang masih belum
yang berbeda-beda.
oleh
untuk
program
lembaga,
tercatat atau terdokumentasi dengan baik pada unsur holistik integratif
SIMPULAN
kesehatan,
Simpulan
penelitian
analisis
pembelajaran
pengasuhan
dan
Meskipun
desain
perlindungan.
ini
adalah holistik
pengembangan ini sudah dilakukan di
integratif pada anak di Taman
awal tahun ajaran maka perlu adanya
kanak-kanak
sosialisasi ulang saat akan dilakukan
Grogol Kabupaten Kediri sudah
program tersebut, hal ini diketahui
memenuhi
terdapat beberapa program yang
holistik integratif PAUD,
belum dipahami oleh guru sebagai
kesehatan,
pelaksana utama.
pendidikan,
Mengacu pada teori ekologi perkembangan dikemukakan
manusia oleh
Negeri
Pembina
unsur-unsur
gizi,
program yaitu
rangsangan
pengasuhan
dan
perlindungan.
yang
Berdasarkan simpulan di atas,
Bronfebrenner
maka terdapat saran yang perlu
(dikutip Sabarini, Zahraini, Dewi,
dipertimbangkan
2013),
berikut:
perkembangan
pertumbuhan manusia
dan
yaitu
sebagai
merupakan
291
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI VOLUME 10 EDISI 2, November 2016 1. Bagi Kepala Sekolah Kepala
sekolah
mendesain
berperan terhadap pemenuhan hendaknya
program
holistik
kebutuhan dasar anak. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
integratif menjadi satu kesatuan
Bagi peneliti selanjutnya, jika
di program kerja tahunan Kepala
ingin melakukan penelitian yang
Sekolah sehingga dapat lebih
terkait holistik integratif agar
mudah
lebih
mengevaluasi
memperluas
kajian
sehingga
mampu
pelaksanaan dan hambatan saat
penelitian
implementasi
mengkaji lebih mendalam terkait
2. Bagi Guru TK
implementasi holistik integratif
Guru TK lebih banyak menggali
pada anak usia dini sesuai
strategi pembelajaran yang dapat
layanan usia yang berbeda dari
di
penelitian yang sudah dilakukan.
terapkan
terkait
program
holistik integratif yang sudah diprogramkan
oleh
sekolah,
selain itu perlu banyak membaca terkait
implementasi
holistik
integratif agar lebih paham dan mendalam
penguasaan
saat
implementasi di kelas. 3. Bagi Pemerintah Pemerintah selaku pengambil kebijakan lebih berperan aktif
DAFTAR PUSTAKA Aisyah, S. (2007). Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka Alimoeso, S. (2013). Panduan Pelaksanaan Kegiatan BKB Yang Terintegrasi Dalam Rangka Penyelenggara Pengembangan AUD Holistik Integratif. Jakarta: BKKBN
mengeluarkan kebijakan yang tegas terhadap sekolah terkait kebijakan holistik integratif dan memberikan stimulus anggaran yang lebih agar lembaga PAUD memiliki mutu
pedoman pelayanan terkait
implementasi
holistik integratif yang sangat 292
Bappenas. (2015). Program Nasional Bagi Anak Indonesia Kelompok Pendidikan.www.bappenas. go.id/index.php/download_f ile/view/6942/705/, diakses tanggal 25 Maret 2016 BAN PNF. (2015). Rubrik Penilaian Program dan Satuan PAUD. Rubrik
Analisis Pembelajaran Holistik . . . Dema Yulianto, Anik Lestariningrum, Hanggara Budi Utomo PAUD rev. 06 Mei 2015. Jakarta: BAN PNF Benyamin, S. 2010. Penelitian Profesor Bloom Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PustakaNila Bronfenbrenner, U. (1999). Environments in Developmental Perspective: Theoretical and Operational Models. Measuring environment across the life span: Emerging methods and concepts, 3-28. Creswell, J.W (2010). Research Design Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. Third Edition. (diterjemahkan oleh Achmad Fawaid). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2006). Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta: Depkes RI. Deputi Menteri PPN/Kepala BAPPENAS Bidang SDM dan Kebudayaan. (2012). Pedoman Umum Pengembangan AUD Holistik Integratif (Disampaikan dalam Tematis Education Diadakan ECD). Jakarta: Bappenas Hyoscyamina, D.E, Dewi, K.S. (2012). Pengembangan Program Parenting Bagi Anak Usia Dini Dengan
Pendekatan Psikologi Positif Dan Karakter Islami, Proseding Seminar Nasional Psikologi Islami, https://publikasiilmiah.ums. ac.id, diakses tanggal 05 November 2015 Kemendikbud. (2014). Strategi Pembelajaran Anak Usia Dini. Jakarta: Dirjen PAUDNI Laila, L.Z. (2013). Penyelenggaraan Program Paud Holistik Integratif Di PAUD Siwi Kencana Kota Semarang. Journal of Non Formal Education, NFECE, Vol. 2, No.1, 73-83 Miles, M. B. & Huberman, A. M. (1984). Qualitative Data Analysis: A Sourcebook of New Methods. California: SAGE Publications Inc. Olson, D.H., DeFrain, J., Skogrand, L.(2011). Marriages and Families: Intimacy, Diversity, and Strengths.Seventh edition. New York: The McGrawHill Companies. Papalia, D.E., Olds, S.W., Feldman, R.D. (2010). Human development (perkembangan manusia), Edisi 10, Buku 1. Jakarta: Salemba Humanika Sabarini, S., Zahraini, D.A., Dewi, A.C. (2013). Desain Pengembangan Anak Usia
293
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI VOLUME 10 EDISI 2, November 2016 Dini Holistik Integratif Paud Non Formal (Penelitian Research And Development Di Pos Paud Mutiara Kelurahan Lamper Lor Kecamatan Semarang Selatan). Jurnal Penelitian PAUDIA, VOl.2, No. 1 Salinan Permendikbud 137 Tahun 2014 tentang: Standart Nasional PAUD
294
Salinan Permendikbud 146 Tahun 2014 tentang: Kurikulum PAUD Setyawan, D. (2014). Pemenuhan Hak Pendidikan Anak Sejak Usia Dini. http://www.kpai.go.id/artike l/pemenuhan-hakpendidikan-anak-sejak-usiadini/, diakses tanggal 25 Maret 2016