65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1
Sejarah Perkembangan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Dengan memperhatikan perkembangan pendayagunaan dan pemanfaatan tenaga atom bagi kesejahteraan masyarakat, maka melalui Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 1958, pada tanggal 5 Desember 1958 dibentuklah Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom (LTA), yang kemudian disempurnakan menjadi Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) berdasarkan UU No. 31 tahun 1964 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Tenaga Atom. Selanjutnya setiap tanggal 5 Desember yang merupakan tanggal bersejarah bagi perkembangan teknologi nuklir di Indonesia dan ditetapkan sebagai hari jadi BATAN.55 Sejarah singkat lahirnya pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia yang merupakan kumpulan mesin penghasil listrik
yang
memanfaatkan
tenaga
nuklir
sebagai
tenaga
operasionalnya. Prinsip kerjanya seperti uap panas yang dihasilkan untuk menggerakan mesin yang disebut turbin, yang kemudian uap panas ini dialirkan kedalam turbin yang berputar dan dihubungkan
55
www.batan.go.id
65
66
dengan generator yang dapat menghasilkan listrik. Proses rencana pembangunan PLTN sendiri sebenarnya telah dibahas sejak tahun 1972 dengan membentuk komisi persiapan pemabngunan PLTN. Komisi ini bertugas melakukan pemilihan lokasi dan kemudian pada tahun 1975 terpilih 14 lokasi yang dianggap potensial, lima diantaranya terletak di Jawa Tengah. Lokasi tersebut diteliti BATAN bekerjasama dengan NIRA dari Italia. Dari ke 14 lokasi tersebut, 11 lokasi terletak di pantai utara dan 3 lokasi di pantai selatan.56 Pada perkembangan berikutnya, untuk lebih meningkatkan penguasaan di bidang Iptek nuklir, pada tahun 1965 diresmikan pengoperasian reaktor atom pertama (Triga Mark II) di Bandung. Kemudian
berturut-turut,
dibangun
pula
beberapa
fasilitas
litbangyasa yang tersebar di berbagai pusat penelitian, antara lain Pusat Penelitian Tenaga Atom Pasar Jumat, Jakarta (1966), Pusat Penelitian Tenaga Atom Gama Yogyakarta (1967), dan Reaktor Serba Guna 30 MW (1987) disertai fasilitas penunjangnya, seperti: fabrikasi dan penelitian bahan bakar, uji keselamatan reaktor, pengelolaan limbah radioaktif dan fasilitas nuklir lainnya.57 Reaktor nuklir adalah tempat/perangkat dimana reaksi nuklir berantai dibuat, diatur dan dijaga kesinambungannya pada laju yang tetap (berlawanan dengan bom nuklir, dimana reaksi 56 57
Ibid Ibid
67
berantai terjadi pada orde pecahan detik, reaksi ini tidak terkontrol).58 Saat ini, reaktor nuklir paling banyak digunakan untuk membangkitkan listrik. Reaktor penelitian digunakan untuk pembuatan radioisotop (isotop radioaktif) dan untuk penelitian. Awalnya, reaktor nuklir pertama digunakan untuk memproduksi plutonium sebagai bahan senjata nuklir. Sementara itu dengan perubahan paradigma pada tahun 1997 ditetapkan UU No. 10 tentang ketenaganukliran yang diantaranya mengatur pemisahan unsur pelaksana kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir (BATAN) dengan unsur pengawas tenaga nuklir (BAPETEN). Kerjasama dalam bidang Iptek nuklir dengan berbagai instansi lain di dalam dan luar negeri diselenggarakan dengan tujuan untuk alih pengetahuan dan teknologi nuklir, peningkatan kemampuan, keterampilan dan kualitas SDM BATAN dalam mengoptimalkan pendayagunaan potensi litbangyasa. Program kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan penyerapan hasil litbangyasa BATAN, mendorong tumbuhnya usaha baru untuk usaha kecil dan menengah serta meningkatkan inovasi teknologi di kalangan masyarakat.59
58 59
Ibid Ibid
68
Tabel 4.1 Kerjasama Dalam Negeri60 Kerjasama Dalam Negeri NO 1.
Institusi 31
Perguruan Pendidikan, penelitian&pengembangan
Tinggi 2.
22
Bidang / Materi
pemanfaatan tenaga nuklir. Pemerintah Pemanfaatan
Daerah
menunjang
Iptek
nuklir
program
dalam
peningkatan
kesejahteraan masyarakat. 3.
10 Rumah Sakit
Pemanfaatan produk dan peralatan hasil litbang nuklir dibidang kesehatan.
4.
Departemen
Pembangunan
Kesehatan
penggunaan tenaga nuklir di bidang
dan
pengawasan
kesehatan. 5.
6.
BBIK,
Litbang
DEPERINDAG
Perdagangan.
Kementrian
Pengembangan
Negara
pngetahuan dan teknologi.
HKTI
Pendayagunaan Iptek nuklir di bidang
di
bidang
industri
dan
riset
ilmu
kajian
pertanian dan peternakkan. 7.
8.
60
Ibid
PT. Sahyang Seri Pendayagunaan Iptek nuklir di bidang (Persero)
pertanian.
LKBN ANTARA
Penyebarluasan informasi Iptek nuklir
69
Badan 9.
dan hasil Litbangyasa.
Meteorologi Geofisika
dan Penyelidikan/penelitian
untuk
memperoleh data dan meteorology dan gofisika.
10
13
Perusahaan Penelitian, pengembangan, fabrikasi
Swasta
dan pemasaran hasil litbangIptek nuklir serta pengelolahan limbah industri.
11.
13
Pondok Pemanfatan hasil litbangIptek nuklir di
Pesantren
bidang pertanian dan peternaan.
Tabel 4.2 Kerjasama Luar Negeri61 Kerjasama Luar Negeri NO 1.
Institusi
Bidang / Materi
22 Institusi Luar Payung kerja sama dalam litbang dan Negeri
aplikasi Iptek nuklir untuk tujuan damai (Argentina, Australia, Amerika Serikat, Kanada, Perancis, Jerman, Itali, Jepang dan Korea Selatan). Penerapan kerja sama/ kesepakatan
61
Ibid
70
dalam berbagai kerja sama dalam bidang keteknikan, kesehatan, TIK, studi kelayakan, energi, safeguard, penelitian
gabungan
pengembangan
SDM(Westinghouse,
General
Electric,
dan
USNRC,
DOE,
Nucleonic Medical, AECB, AECL, KFA
Julich,
UKEEA,
Siemens,
ENEEA,
Amersham,
JAERI,
JA’IF,
Mitsubishi, Newjec, TIT, KAKEN Co.Ltd, KEK, KAERI, KHNP and 2.
International Atomic
KIRAMS).
Energy Kerja sama Teknis dan Kesepakatan
Agency (IAEA)
Kerja sama kawasan untuk penelitian, pengembangan dan pelatihan terkait dengan Iptek nuklirBidang/ Materi
4.1.2
Visi Terwujudnya Iptek nuklir berkeselamatan handal sebagai pemicu dan pemacu kesejahteraan.62
62
Ibid
71
4.1.3 Misi Melaksanakan litbangyasa Iptek nuklir untuk bidang energi dan nonenergi. Melakukan diseminasi hasil litbangyasa Iptek nuklir.
Melaksanakan
kegiatan
demi
kepuasan
pemangku
kepentingan.63
4.1.4 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Sesuai dengan UU No. 10/1997 tentang Ketenaganukliran dan Keppres RI No. 64/2005, BATAN ditetapkan sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementrian, berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden. BATAN dipimpin oleh seorang Kepala dan dikoordinasikan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi.64 Tugas pemerintahan
pokok di
BATAN
bidang
adalah
penelitian,
melaksanakan pengembangan
tugas dan
pemanfaatan tenaga nuklir sesuai ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas, BATAN menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :65 1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian, 2. Pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir,
63
Ibid Ibid 65 Ibid 64
72
3. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BATAN, 4. Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tenaga nuklir. 5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, perlengkapan dan rumah tangga.
4.1.5 Community Development BATAN Program atau aktivitas kemasyarakatan yang dilakukan BATAN dikenal dengan Community Development (ComDev) yaitu suatu program pemberdayaan masyarakat atau kegiatan untuk mentransfer
ilmu
pengetahuan
teknologi
sekaligus
untuk
memperkenalkan litbangyasa yang dimiliki BATAN kepada masyarakat.66 ComDev dilaksanakan semenjak berdirinya BATAN pada tahun 1954 sedangkan pusat reaktor nuklir Serpong berdiri pada tahun 1987, kegiatan ini suatu upaya dari BATAN untuk memperkenalkan
Iptek
litbangyasa
yang
dimiliki
dan
dikembangkan kepada masyarakat agar bisa dimanfaatkan oleh 66
Wawancara dengan I Aeni Muharromah S.S, selaku Kepala Sub Bidang Dokumentasi S.S, selaku Kepala Sub Bidang Dokumentasi, selaku Kepala Sub Bid Dokumentasi: Serpong,
73
masyarakat sekitar bahkan seluruh masyarakat Indonesia, agar teknologi tersebut bisa berkontribusi bagi peningkatan roda kehidupan masyarakat diberbagai bidang dan berguna untuk kesejahteraan masyarakat lokal hingga masyarakat luas. ComDev yang dilakasanakan BATAN tidak hanya untuk masyarakat lokal saja tetapi mencakup masyarakat luas. Contoh program untuk tahun 2010 pengenalan teknologi penggemukkan sapi dan ikan yang diaplikasikan dari penelitian BATAN berupa suplemen pakan ternak di sekitar kawasan Puspitek Serpong, kemudian salain itu BATAN juga melakukan ComDev dibidang pendidikkan, BATAN berusaha untuk selalu memperkenalkan Iptek nuklir kesekolahsekolah yang berada disekitar kawasan Puspitek dan melaksanakan program kedaruratan nuklir.67
4.1.6 Produk BATAN
Tujuan
utama
pembangunan
Iptek
nuklir
adalah
memberikan dukungan nyata untuk pengembangan nasional. Program litbangyasa IPTEK diarahkan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi masyarakat dan pembangunan. Hasil yang
67
Wawancara dengan Dimas Irawan, M.Si, selaku Kepala Sub Bidang Desiminasi Energi, M.Si, selaku Kepala Sub Bidang Desiminasi Energi, selaku Kepala Sub Bid Energi, Jakarta, 25 Oktober 2010
74
didapat dari litbangyasa yang dimiliki BATAN mancakup beberapa bidang, seperti :68
1.
Bidang Pertanian dan Peternakan a. Bibit unggul, b. Pupuk hayati, c. Tanaman lorong, d. Teknologi serangga mandul, e. Pengawetan bahan pangan, f. Teknologi suplemen pakan ternak rumanansia, g. Teknologi reproduksi ternak rumanansia, h. Koksivet supra,
Gambar 4.1 produk pertanian dan peternakan 68
www.batan.go.id, op.cit
75
Gambar diatas adalah beberapa produk pertanian dan peternakan, hasil penelitian BATAN menggunakan teknik nuklir, seperti : Sorgum, padi, pakan ternak, dan pengawetan makanan.
2.
Bidang Energi
a. Studi Pengembangan pembangkitan energi listrik dengan opsi nuklir menggunakan program WASP,
b. Studi keekonomian pembangkitan energi listrik dengan program FINPLAN dan LEGECOST,
c. Studi komprehensif berbagai sumber daya energi untuk pembangkitan
listrik
dengan
program
MAED,
MARKAL/Massage dan Simpact,
d. Teknik evaluasi tapak dan lingkungan instalasi nuklir,
e. Penguasaan teknologi elemen bakar reaktor riset dan rekator daya,
f. Penguasaan teknologi sistem energi nuklir.
3.
Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi a. Sistem informasi manajemen, b. Perangkat lunak untuk pemantauan keamanan dan keselamatan kawasan Puspitek,
76
c. Pusat
informasi
Nuklir
(Nuclear
Information
System/NIS). 4.
Bidang Kesehatan dan Obat-obatan a. Renograf, b. Pesawat sinar X, c. Thyroid uptake, d. Brachyterapi, e. Peralatan proteksi radiasi, f. Kit radiofarmka dan sediaan senyawa bertanda, g. Jaringan biologi steril, h. Protokol pemeriksaan dalam kedokteran nuklir, i. Standardisasi dan kalibrasi peralatan kedokteran nuklir (sumber sinar X).
5. Edukasi dan Informasi Publik Kegiatan informasi Publik dilakukan melalui forum seminar, ceramah, sarasehan, dialog interaktif atau diskusi terbuka, pameran, gelar teknologi, siaran radio dan televisi.
Kegiatan Edukasi Publik dilakukan melalui forum workshop atau pelatihan, lomba penulisan artikel, lomba pidato atau cerdas cermat, pengembangan multimedia edukasi,
77
pengadaan sarana laboraturium edukasi, kunjungan ke fasilitas nuklir.
4.1.7 Fasilitas Litbangyasa BATAN BATAN memiliki berbagai fasilitas nuklir yang didukung oleh istalasi, peralatan/instrumentasi serta sarana dan prasarana laboraturium yang sehat, beroperasi secar handal dengan perawatan dan pemeliharaan sesuai dengan sistem manajemen mutu. Tersebar di beberapa lokasi yaitu :69 1.
Kawasan Nuklir Serpong Merupakan kawasan pusat litbangyasa Iptek nuklir yang dibangun dengan tujuan untuk mendukung usaha pengembangan industri nuklir dan persiapan pembangunan serta pengoprasian PLTN di Indonesia. Fasilitas utama yang terdapat di kawasan ini adalah Reaktor Serbaguna GA, Siwabessy (RSG-GAS) dengan daya 30 MW, Instalasi Produksi
Elemen
Radioisotop
Bakar
Radiofarmaka,
Reaktor Instalasi
Riset,
Instalasi
Elemen
Bakar
Eksperimental, Instalasi Pengolahan Limbah Radio Aktif, Instalasi
Radiometalurgi,
Instalasi
Keselamatan
dan
Keteknikan Reaktor, Fasilitas Pengembangan informatika, Instalasi Mekano Elektronik Nuklir, Instalasi Spektrometri
69
Ibid
78
Neutron serta Instalasi Penyimpanan Elemen Bakar Bekas dan Bahan Terkontaminasi. 2.
Kawasan Nuklir Pasar Jumat Dibangun tahun 1966 dengan luas area sekitar dua puluh hektar. Fasilitas yang terdapat di kawasan ini antar lain tiga unit Iradiator Gamma () Cobalt-60, dua mesin berkas elekton, laboraturium penelola uranium, perangakat alat ukur radiasi, laboraturium kimia, biologi, proses dan hidrologi, fasilitas pendidikan dan pelatihan, serta gedung pertemmuan peragaan sains dan teknologi nuklir (Persaten).
3.
Kawasan Nuklir Bandung Dibangun tahun 1965 dengan luas area sekitar tiga hektar. Fasilitas yang ada di kawasan ini antara lain Reaktor Triga Mark II dengan daya 250 kW dan merupakan reaktor pertama di Indonesia. Tahun 1971 ditingkatkan dayanya menjadi 1000 kW dan kemudian menjadi 2000 kW pada tahun 2000. Fasilitas lain yanng terdapat di kawasan ini adalah laboraturium fisika, kimia dan biologi, produksi isotop dan senyawa bertanda.
4.
Kawasan Nuklir Yogyakarta Dibangun tahu 1974 dengan luas area sekitar 8,5 hektar. Fasilitas yang ada dikawasan ini adalah Reaktor Kartini dengan daya 100 kW, perangkat subkritik,
79
laboraturium
penelitian
bahan
murni,
akselerator,
laboraturium fisika dan kimia nuklir, fasilitas keselamatan kerja dan kesehatan, fasilitas perpustakaan, serta fasilitas laboraturium untuk pendidikan. 5.
Kawasan Eksplorasi Kalimanatan Barat Kawasan eksplorasi dan penambangan ini dibuka pada tahun 1975, terletak di aera Kalan, Kalimanatan Barat. Kegiatan yang dilakukan di kawasan ini meliputi penelitian eksplorasi
dan
penambangan
bahan
galian
nuklir,
penyelidikan dan teknologi pengolahan cadangan mineral radioaktif. 6.
Stasiun Pengamatan Gempa Mikro dan Meteorologi Pemerintah berencana membangun PLTN pertama di Indonesia dan hasil studi awal menujukkan bahwa daerah Semenanjung Muria Jepara, Jawa Tengah merupakan calon lokasi yang sesuai, maka sejak tahun 1982 telah dibangun dan dioprasikan Stasiun Pengamatan Gempa Mikro dan Meteorologi di Desa Ujung Waktu, Jepara. Stasiun pengamatan gempa mikro digunakan untuk mencatat kejadian gempa mikro baik yang ditimbulkan oleh gempa vulkanik maupun tektonik, sedangkan stasiun meteorologi di gunakan untuk mencatat tekanan udara, arah dan kecepatan angin, suhu, kelembaban, dan radiasi matahari.
80
Stasiun serupa juga dioperasikan sejak 11 April 2006 di Ujung Lembah Abang, Jepara. Dalam perjalanannya, BATAN telah menyumbangkan kepada bangsa dan negara berbagai hasil litbang yang telah dapat dinikmati oleh masyarakat melalui penerapan Iptekda (Iptek untuk daerah) yang merupakan kerjasama tripartit antara BATAN, pemda setempat dan unsur perguruan tinggi.
4.1.8 Tugas Humas BATAN Hubungan
Masyarakat
melakukan
kegiatan
fungsi
kehumasan di Badan Tenaga Nuklir Nasional antara lain kegiatan pembinaan hubungan antar lembaga dengan instansi pemerintah pusat, daerah dan swasta, lembaga legeslatif DPR/DPRD, Lemabaga Pemerintah;
Swadaya
Masyarakat,
Penyebaran
Informasi
Koordinasi melalui
Kehumasan
media
massa,
Pembinaan pengetahuan Iptek Nuklir serta Evaluasi Pemberitaan: nalisis berita dan media; Kegiatan perjalanan Dalam dan Luar Negeri serta Keprotokolan.70 Jejaring kerja Humas BATAN yang berada dalam divisi BKAH (Biro Kerja Sama, Hukum, dan Hubungan Masyarakat) membentuk jaringan kerja yang handal untuk memenuhi tuntutan kerja yang cepat, tepat, dan akurat dalam segala kegiatan pelayanan 70
Ibid
81
ke pusat/biro/unit kerja lain, baik di lingkungan BATAN maupun dengan pihak luar.71 1. Bagian Perjanjian membina kerja sama dalam dan luar negeri, misalnya dengan instansi pemerintah, perguruan tinggi, swasta dan institusi/badan internasional. 2. Bagian Pengelolaan Bantuan Teknis mengelola bantuan teknis dari lembaga internasional secara bilateral, regional maupun multilateral. 3. Bagian Hukum menjalin hubungan/berkoordinasi dengan instansi terkait guna menjamin kelancaran pelaksanaan tugas. 4. Bagian Hubungan Masyarakat bekerja sama dengan lembaga legislatif, lembaga eksekutif, BAKOHUMAS dan media massa. 5. Biro Kerja Sama, Hukum dan Hubungan Masyarakat, merupakan salah satu biro di bawah koordinasi Sekretariat Utama yang mempunyai tugas melaksanakan kegiatan di bidang kerja sama, hukum dan hubungan masyarakat. 6. Bagian
Perjanjian
melaksanakan
pembinaan
dan
pengembangan kerja sama dalam dan luar negeri, serta melakukan
pengkajian
peraturan
internasional
ketenaganukliran, bekerja sama dengan berbagai institusi di dalam dan luar negeri.
71
Ibid
82
7. Bagian Pengelolaan Bantuan Teknis melaksanakan pengelolaan bantuan teknis bilateral dan regional serta multilateral, baik yang dikoordinasikan melalui lembaga-lembaga donor bilateral dan regional, maupun melalui IAEA, FNCA, UNDP. 8. Bagian Hukum melaksanakan penyiapan bahan penelaahan penyusunan peraturan perundang-undangan dan dokumentasi hukum, pemberian bantuan dan penyuluhan hukum, serta pengelolaan Hak Kekayaan Intelektual. Kegiatan ini dilakukan bekerja sama dengan instansi terkait. 9. Bagian Hubungan Masyarakat melaksanakan kehumasan bekerja sama dengan lembaga legislatif, eksekutif, dan media massa dalam rangka penyebaran informasi tentang Iptek nuklir serta kegiatan pelayanan perjalanan dinas dan keprotokolan. Dalam kerjasama humas BATAN juga melakukan fungsinya dengan melakukan kegiatan pembinaan yang meliputi:72 1. Antar Lembaga Penyebarluasan program-programnya
informasi
mengenai
lembaga
sekaligus
sebagai
upaya
meningkatkan citra lembaga, Humas BATAN
dan untuk
memiliki
beberapa program untuk mencapai tujuannya. Melalui hubungan antar lembaga, humas BATAN menyebarkan informasi Iptek nuklir.
72
Ibid
83
Kegiatan rutin yang dilaksanakan humas BATAN kepada kelompok eksekutif dan legislatif adalah dengan menghadiri rapat dengar pendapat dan rapat kerja dengan Dewan Perwakilan Rakyat. Pertemuan dengan anggota dewan ini merupakan kesempatan BATAN untuk melaporkan hasil kerja organisasi dan menyebarkan informasi terbaru mengenai Iptek nuklir. Kegiatan lainnya yaitu menyelenggarakan kunjungan kerja ke fasilitas nuklir BATAN. Selain itu, penyebaran informasi juga dilakukan humas BATAN kepada para profesional, organisasi, lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat umum . Kegiatan-kegiatannya antara lain mengikuti forum Bakohumas (Badan Koordinasi Kehumasan) yang dihadiri oleh para praktisi humas dari berbagai instansi pemerintah. Kegiatan Humas BATAN lainnya adalah mengadakan audiensi dengan lembaga dan perguruan tinggi hal ini dilakukan dalam rangka membuka kesempatan jejaring kerja sama.73 Kegiatan rapat dengar pendapat dan rapat kerja dengan Dewan Perwakilan Rakyat dilaksanakan secara berkala setiap triwulan, dalam rapat kerja ini BATAN menjawab setiap pertanyaan dari Komisi VII DPR RI baik tulisan maupun lisan. Sedangkan kegiatan forum Bakohumas dilaksanakan setiap
73
Ibid
84
bulannya dan dilaksanakan secara bergiliran dimasing-masing instansi. 2. Analisis Media BATAN melakukan analisis keberbagai media seperti, Investor daily, Kedaulatan Rakyat, Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia/Indonesia.com, Radar Jogya, Republika, Suara Merdeka, Suara Pembaruan, The Jakarta Post. 3. Analisis Berita Analisis berita internal maupun eksternal meliputi BATAN yang dilakukan humas berdasarkan fungsi yang terkandung dalam misi humas BATAN sebagai berikut : 1.
Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap pemanfaatan Iptek nuklir melalui perumusan kerja sama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak.
2.
Mewujudkan pemanfaatan bantuan teknis yang berhasil guna dan tepat guna melalui pengelolaan yang handal.
3.
Mewujudkan kepastian hukum dan perlindungan hak kekayaan intelektual.
4.
Membina dan memperluas jejaring kerja dalam rangka penyebaran informasi dan manfaat Iptek nuklir secara cepat dan akurat. Dengan menerapkan tugas dan fungsi humas yang
konsisten seperti diatas, humas BATAN sampai saat ini dapat
85
berjalan dengan baik dan diharapkan dapat terus membawa nama visi dan misi BATAN hingga mencapai tujuan yang lebih maksimal.
4.1.9 Struktur Organisasi BATAN Struktur organisasi diciptakan untuk menunjang tercapainya efisiensi dan efektifitas kerja organisasi, dimana penetapan struktur organisasi yang tepat dapat mengarahkan seluruh kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Disetiap program BATAN juga menetapkan tim secara terstruktur sesuai dengan program yang akan dijalankan. BATAN menggunakan struktur organisasi sistem garis dan bidang, dimana setiap bawahan hanya bisa mendapatkan perintah dari satu atasan saja dan manajer atau pimpinan lain tidak bisa memberikan perintah kepada bagian lain meskipun garis kedudukannya masih dibawah
manajer
tersebut.
Berdasarkan
Peraturan
Kepala
BATANNo.392/KA/XI/2005 struktur organisasi BATAN dapat dilihat seperti dibawah ini :74
74
Ibid
86
Bagan 4.1 Struktur Organisasi BATAN
4.1.10 Strkutur Organisasi Biro Hukum dan Humas Biro Kerja Sama, Hukum dan Hubungan Masyarakat, merupakan salah satu biro di bawah koordinasi Sekretariat Utama yang mempunyai tugas melaksanakan kegiatan di bidang kerja sama, hukum dan hubungan masyarakat.75
75
Ibid
87
Bagian
perjanjian
melaksanakan
pembinaan
dan
pengembangan kerja sama dalam dan luar negeri, serta melakukan pengkajian peraturan internasional ketenaganukliran, bekerja sama dengan berbagai institusi di dalam dan luar negeri.76 Bagian
Pengelolaan
Bantuan
Teknis
melaksanakan
pengelolaan bantuan teknis bilateral dan regional serta multilateral, baik yang dikoordinasikan melalui lembaga-lembaga donor bilateral dan regional, maupun melalui IAEA, FNCA, UNDP.77 Bagian Hukum melaksanakan penyiapan bahan penelaahan penyusunan peraturan perundang-undangan dan dokumentasi hukum, pemberian bantuan dan penyuluhan hukum, serta pengelolaan Hak Kekayaan Intelektual. Kegiatan ini dilakukan bekerja sama dengan instansi terkait.78 Bagian Hubungan Masyarakat melaksanakan kehumasan bekerja sama dengan lembaga legislatif, eksekutif, dan media massa dalam rangka penyebaran informasi tentang Iptek nuklir serta kegiatan pelayanan perjalanan dinas dan keprotokolan. Berdasarkan Peraturan
Kepala
BATAN
No.
392/KA/XI/2005,
struktur
organisasi Badan Kerjasama Hukum dan Humas dapat dilihat dibawah ini :79
76
Ibid Ibid 78 Ibid 79 Ibid 77
88
Bagan 4.2 Struktur BKHH
4.1.11 Lokasi Pusat Reaktor Nuklir Tangerang Salatan Gambar pada peta dibawah ini menunjukkan lokasi pusat reaktor nuklir yang berada di Kawasan Puspitek Serpong, yang berjarak antara 3 Km dari penduduk terdekat yaitu pada Masyarakat Kecamatan Setu Tangerang Selatan. Jarak tersebut sudah sesuai dengan standar keamanan dalam pengembangan sebuah reaktor nuklir karena disertai pagar kuning dan pepohonan sebagai pembatas. Lokasi tersebut adalah salah satu titik fokus BATAN dalam pengembangan reaktor nuklir di Indonesia.80
U
80
Ibid
89
T
B
S
Gambar 4.2 Peta Pusat Reaktor Nuklir.
Dalam gambar diatas Kecamatan Setu Tangerang Selatan terletak di sebelah Barat antara jalan ciputat dengan jalan menuju parung. Kecamatan Setu terdapat 5 (lima) Desa, yaitu Desa setu, Babakan, Bakti Jaya, Kademangan dan Keranggan. Kecamatan tersebut didiami kurang lebih 300 kepala kekuarga.
4.2
Hasil Penelitian Pada bagian ini berisi uraian penulis mengenai hasil penelitian dan dilakukan dengan menggunakan metode tringulasi. Hasil penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai key informan atau narasumber dari pihak BATAN seperti, Drs. Heru Santosa, selaku kepala biro humas BATAN; I Aeni Muharromah S.S, selaku Kepala Sub Bidang
90
Dokumentasi, dan Dimas Irawan, M.Si, selaku Kepala Sub Bidang Desiminasi Energi,dan wawancara kepada eksternal BATAN seperti, H. Cepi Sobirin, selaku kepala desa Kecamatan Setu Tangerang Selatan; H. Idang, selaku tokoh agama; dan Madyani, yang mewaklili masyarakat umum Kecamatan Setu Tangerang Selatan dimana BATAN menjalankan program Community Relations kepada masyarakat di sekitar reaktor nuklir yang berkaitan dengan topik penelitian yang berjudul “Program Community Relations Humas BATAN Dalam Membina Hubungan Baik Dengan Masyarakat Kecamatan Setu Tangerang Selatan”. Proses
wawancara
dan
obervasi
langsung
ke
masyarakat
Kecamatan Setu Tangerang Selatan penulis lakukan terhitung dari tanggal 29 Juli 2010 hingga 25 Oktober 2010. Tentu saja dalam melaksanakan proses ini penulis mendapatkan banyak kendala seperti faktor internal dan eksternal penulis maupun narasumber. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan tekad dan niat baik penulis dan sambutan hangat dari narasumber terkait. Masyarakat Kecamatan Setu Tangerang Selatan sebagai salah satu stakeholder eksternal yang berada dekat dengan lingkungan pusat reaktor nuklir ini terdiri dari berbagai macam segmentasi dengan tingkat pendidikan
hingga
tingkat penghasilannya.
Faktor tersebut yang
mewajibkan seorang praktisi PR harus mempunyai strategi dalam menghadapi publik eksternalnya dengan cara yang berbeda-beda pula sesuai dengan segmentasinya.
91
Hasil yang didapat dalam menjalankan program Community Relations adalah hal yang wajib dilakukan untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar pada setiap lembaga besar seperti BATAN. Salah satu kegiatan Community Relations BATAN bernama community development (ComDev). Pengertian ComDev sendiri dapat dijelaskan oleh I Aeni Muharromah S.S, selaku Kepala Sub Bidang Dokumentasi: ”Program atau aktivitas kemasyarakatan yang dilakukan BATAN dikenal dengan Community Development (ComDev) yaitu suatu program
pemberdayaan
mentransfer
ilmu
masyarakat
pengetahuan
atau
teknologi
kegiatan
untuk
sekaligus
untuk
memperkenalkan litbang atau penelitian dan pengembangan yang dimiliki BATAN kepada masyarakat”. 81
Hal serupa juga diungkapkan Dimas Irawan, M.Si, selaku Kepala Sub Bidang Desiminasi Energi : ”Sama halnya dengan Community Relations, hanya saja pogram atau aktivitas kemasyarakatan yang dilakukan BATAN dikenal dengan Community Development (ComDev) yaitu ComDev dilaksanakan semenjak berdirinya BATAN pada tahun 1954 sedangkan pusat reaktor nuklir Serpong berdiri pada tahun 1987, kegiatan ini suatu upaya dari BATAN untuk memperkenalkan Iptek litbangyasa yang dimiliki dan dikembangkan kepada masyarakat agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar bahkan seluruh masyarakat Indonesia, agar teknologi tersebut bisa berkontribusi bagi peningkatan roda kehidupan masyarakat diberbagai bidang
81
Hasil Wawancara dengan Kepala Sub Bidang Dokumentasi, I Aeni Muharromah, Tangerang Selatan ; 28 September 2010.
92
dan berguna untuk kesejahteraan masyarakat lokal hingga masyarakat luas”. 82
Kepala Biro Humas BATAN, Drs. Heru Santosa menambahkan : “Melakukan ComDev yang bermanfaat juga untuk masyarakat. Hampir samua Negara yang mempunyai pusat reaktor nuklir pasti melakukan ComDev atau berhubungan baik dengan masyarakat sekitar. Dengan masksud mengakrabkan masyarakat dengan teknologi nuklir dan pengembangannya. Kita mengembangkan bersama dan sesuatu yang dimanfaatkan bersama dan lebih mensejahterakan masyarakat disekitarnya.” 83
Oleh karena itu peneliti akan membahas tentang Humas BATAN mengenai pelaksanaan program community relation dalam membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar atau komunitas dimana pusat reaktor nuklir BATAN berada, terutama pada masyarakat Kecamatan Setu Tangerang Selatan. Berbagai kegiatan Community Relations umumnya dilakukan oleh suatu perusahaan dengan berbagai tujuan sesuai dengan kepentingan dari masing-masing perusahaan dan diwujudkan dalam berbagai program atau kegiatan-kegiatan, seperti yang diungkapkan oleh narasumber dari pihak BATAN dalam program ComDev-nya.
82
Hasil Wawancara dengan Kepala Sub Bidang Desiminasi Energi, Dimas Irawan, Jakarta ; 25 Oktober 2010. 83 Hasil wawancara dengan Kepala Biro Humas BATAN, Bapak. Heru Santosa, Jakarta : 08 Oktober 2010.
93
Drs. Heru Santosa, selaku Kepala Biro Humas BATAN menjelaskan mengenai sejak kapan BATAN melaksanakan program ComDev, beliau mengatakan : “BATAN adalah suatu Lembaga Pemerintah non Kementrian. BATAN selalu mengembangkan hubungan antara masyarakat selama berdirinya BATAN, contohnya pemotongan hewan kurban, santunan anak yatim, adanya silaturahmi antara masyarakat sekitar Kecamatan Setu yang bekerjasama dengan koramil, kepolisian. Kita juga membuka diskusi dengan mereka mengenai nuklir.”84
Program Community Relations tersebut berdasarkan proses perencanaan kerja Public Relations yang meliputi pengumpulan fakta dan perumusan
masalah, perencanaan dan pemprograman, akasi dan
komunikasi, yang terakhir evaluasi atau menganalisis hasil. Berikut hasil wawancara penulis dengan narasumber internal dan eksternal BATAN yang membantu dalam menjawab pertanyaan penulis mengenai program Community Relations Humas BATAN dalam membina hubungan baik dengan masyarakat Kecamatan Setu Tanngerang Selatan yang menjadi fokus penelitian penulis menurut Yosal Iriantara dilakukan melalui tahaptahap sebagai berikut : 1. Pengumpulan fakta dan perumusan masalah Sebelum melakukan program Community Relations, humas BATAN terlebih dahulu melakukan survey serta mapping terhadap
84
Ibid.
94
masalah yang terjadi pada masyarakatnya dan dilakukan 1 bulan sebelum
menetapkan
tema
dalam
diselenggarakan. Tujuan mapping
program
ComDev
yang
lebih terfokus pada sasaran
khalayak yang akan dituju sebagai peserta program ComDev yang letaknya dekat dengan pusat reaktor nuklir. Contohnya khalayak sasarannya
adalah
masyarakat
Tangerang
Selatan,
mayoritas
penduduknya berprofesi sebagai peternak ikan dan sapi, mayoritas tingkat pendidikan tertinggi SMK/sederajat.
Hal ini memudahkan
perusahaan dalam menjalankan suatu kegiatan apa yang sesuai dengan kebutuhan di masyarakatnya. Dari data dan fakta yang penulis peroleh melalui wawancara dengan Kepala Bidang Humas BATAN, yaitu Drs. Heru Santosa menjelaskan latar belakang BATAN melakukan kegiatan kemasyarakatan atau ComDev tersebut salah satunya adalah : “BATAN dengan masyarakat memang saling berhubungan. Karena itu kami memberikan sesuatu yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, seperti peragaan sains untuk meningkatkan pengetahuan dalam teknologi terutama Iptek nuklir.” 85
I Aeni Muharromah S.S, selaku Kepala Sub Bidang Dokumentasi juga berpendapat sebagai berikut : ”Salah satunya adalah dari segi kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap Iptek nuklir, jadi kami menyampaikan visi misi BATAN melalui program ComDev.” 86
85 86
Ibid. I Aeni Muharromah, op.cit.,
95
“Berawal dari kurangnya pemahaman nuklir pada masyarakat sekitar dan ingin dapat berhubungan secara harmonis dan menciptakan reputasi yang baik dimata Masyarakatanya. Dari strategi dari stakeholder bidang kehumasan yang membantu kami beberapa waktu lalu menyebutkan salah satu yang terbaik untuk menyampaikan informasi menenai BATAN melalui jejaring pendidikkan formal, karena ada jaringan informasi yang disampaikan pada generasi berikutnya”,
87
dilanjutkan
oleh Dimas Irawan, M.Si, selaku Kepala Sub Bidang Desiminasi Energi.
Namun adanya pusat reaktor nuklir di suatu lingkungan dengan masyarakat yang minim pengetahuan, akan memungkinkan adanya kontroversi dikalangan masyarakat lokal selama berdirinya BATAN dan pengembangannya, maka dari itu pihak internal dituntut untuk menyelsesaikan persoalan dengan menggunakkan pendekatan dalam program Community Relations. Isu pencemaran lingkungan yang disebabkan dari limbah yang dihasilkan litbang BATAN pernah dilontarkan kepala Pusat Desiminasi Iptek Nuklir, Bapak Dimas Irawan yang menyatakan bahwa: “Hampir tidak pernah. Tidak sedikit dari masyarakat sekitar yang takut akan radiasi dari pencemaran air, makanan, dan udara. Tim kami pernah melakukan riset pada daerah yang berdekatan dengan pusat reaktor, dan saya simpulkan bahwa mereka bisa hidup dengan damai dan tenang sekalipun mereka tahu bahwa sekitar mereka ada reaktor nuklir. Pernah ada isu pencemaran air bersih disekitar kawasan puspitek termasuk 87
Dimas Irawan, op.cit.,
96
masyarakat
Kecapamat
Setu,
pencemarannya
karena
diindikasikan ada kadar logam Timbal tinggi dalam air yang mengalir disungai kawasan puspitek, isu ini dimunculkan oleh sebuah lembaga/LSM sekitar. Cara itu yang mereka laukuan untuk menyerang BATAN hingga masyarakatpun resah dengan isu tersebut”. 88
Kepala
Biro
Humas
BATAN,
Drs.
Heru
Santosa
menambahkan: “Kebanyakan karyawan BATAN adalah dari orang-orang ilmiah dan kita tidak bisa percaya begitu saja mengenai isu timbal. Lalu kita mengadakan riset ke berbagai tempat yang dekat dengan limbah yang dimaksud, dengan tujuan untuk mengetahui apakah limbah tersebut berasal dari reaktor BATAN atau bukan. Mampping, timbal bisa berupa polusi udara yang berasal dari pabrik accu yang mengeluarkan asap bahkan makanan yang biasa dibeli dipinggir jalan juga mengandung timbal karena proses pengolahan yang tidak bersih. Dilihat dari berbagai sudut dan secara ilmiah sudah dibuktikan bahwa timbal ini bukan berasal dari BATAN.” 89
Peryantaan berbeda diungkapkan oleh I Aeni Muharromah yang menjelaskan tidak pernah ada isu apapun mengenai pencemaran lingkungan, beliau mengatakan : “Tidak pernah.” 90
88
Dimas Irawan, op.cit., Heru Santosa, op.cit., 90 I Aeni Muharromah,opcit., 89
97
Hal tersebut dibenarkan Madyani, selaku perwakilan dari masyarakat Kecamatan Setu tangerang Selatan mengatakan : “Selama ini kami belum terganggu oleh limbah-limbah dari reaktor nuklir. Dan kalau radiasai saya juga tidak faham tentang radiasi. Tapi memang sejauh ini masyarakat tidak pernah ada konflik sampai menimbulkan kekacauan dengan pihak BATAN. Tapi cukup takut juga menyebut tentang nuklir dimasa depan, takut bahaya-bahaya yang ditimbulkan bahkan malah nantinya bisa mangganggu lingkungan sekitar.” 91
Mesikipun demikian karyawan BATAN melakukan tindakan untuk menetralisir isu tersebut agar masyarakat tidak panik dengan informasi yang belum jelas asalnya. Dengan meriset kelapangan apa yang sedang terjadi dan selalu memberikan pengarahan serta informasi kepada masyarakat. Didalam merumuskan masalah Humas BATAN bisa mendapat informasi dari masyarakat sekitar untuk membantu dalam penyusunan program ComDev. Berikut tanggapan H. Idang tentang BATAN dan pengembangannya yang nantinya akan membantu humas dalam merumuskan masalah yang ada pada masyarakat sekitarnya, bahwa : “Saya belum tahu mengenai nuklir, hanya sekilas yang saya tahu dari pelajaran sejarah sewaktu sekolah seperti kota Hiroshima dan Nagasaki dapat hancur seketika karena bom atom. Jadi nuklir maupun atom pastinya mempunyai dampak 91
Hasil Wawancara dengan Masyarakat Umum Kecamata Setu, Madyani, Tangerang Selatan ; 31 Juli 2010.
98
resiko yang amat besar dan ini cukup mengerikan buat saya.”92
Sebagai
perwakilan
dari
masyarakat
Kecamatan
Setu
Tangerang Selatan, Bapak Madyani menambahkan : “Saya belum tahu mengenai spesifik nuklir maupun manfaatnya, tapi sekilas yang saya tahu dari sejarah seperti kota Hiroshima dan Nagasaki dapat hancur seketika karena dari bom nuklir. Itu juga saya dapat berita tersebut dari anak saya yang SMP.” 93
Melalui diskusi atau obrolan dari pihak eksternal, maka humas bisa menentukan program ComDev sesuai dengan masalah yang terjadi di masyarakat sekitarnya. Salah satunya adalah program sosialisai
Iptek nuklir dan kedaruratan nuklir yang pernah
dilaksanakan pada bulan Nopember 2010 lalu. 2. Perencanaan dan pemprograman Setelah melakukan pengumpulan fakta dan perumusan masalah
makan
tahap
selanjutnya
adalah
perencanaan
dan
pemprograman, tahap ini menjelaskan tentang perencanaan yang dilakukan Humas BATAN dalam melaksanakan program ComDev. Perencanaan program tentunya melibatkan karyawan atau beberapa bidang yang bersangkutan, seperti pelatihan kedaruratan nuklir yang melibatkan PKTN dan PDIN.
92 93
Hasil Wawancara dengan Tokok Masyarakat, H. Idang, Tangerang Selatan ; 31 Juli 2010. Madyani,op.cit.,
99
Sebenarnya dalam kegiatan ComDev BATAN ada divisi yang bertanggung jawab atas pelaksanaannya. Hal ini diutarakan Drs. Heru Santosa, selaku Kepala Biro Humas BATAN, mengatakan : “Semua itu tergantung program yang dilakukan di daerah mana, kalau program ComDev untuk mayarakat Tangerang Selatan maka sepenuhnya tanggung jawab PKTN dan bidang yang bersangkutan, karena letaknya di Tangerang Selatan juga. Namun kegiatan merupakan salah satu kegiatan humas jadi kita saling memberikan informasi dan tidak hanya Humas dan PKTN semua bidang ikut terkait. Contohnya janntanisasi di Kecamatan Setu, yang mengadakan PKTN dibantu oleh bidang lain yang bersangkuatan dalam program ComDev.” 94
Setiap tujuan lembaga atau perusahaan memerlukan suatu program tindakan yang terencana dengan matang, dan hal itu akan mudah dicapai jika dalam usaha pencapaiannya disertai dengan kegiatan-kegiatan Pubilc Relations yang benar. Dalam mentransfer ilmu pengetahuan teknologi dari litbangyasa yang dimiliki BATAN dan mewujudkan kewajiban moral dan sosialnya
dengan
aktif
mensosialisasikan
pengetahuan
yang
berhubungan dengan nuklir (energi maupun non energi) kepada masyarakat sekitar. Dan masyarakat dengan perusahaan bisa menjadi mitra yang saling menguntungkan.
94
Heru Santosa, op.cit.,
100
Disamping itu humas menyusun rencana kegiatan melalui tahapan yang dijelaskan oleh Drs. Heru Santosa, selaku Kepala Biro Humas BATAN menjelaskan : “…kita
adakan
meeting
bersama
bidang-bidang
yang
bersangkutan dan memakai unsur 5W + 1H. Setelah itu menyiapkan anggaran, menentukan khalayak sasaran program, menyebarkan informasi yang dibantu oleh kepala desa, RT/RW dan sebagainya. Bahkan kami turun langsung ke masyarakat yang
sudah
menyebarkan
ditentukkan informasi
secara mengenai
door
to
door
untuk
program
yang
akan
diselenggarakan. Setelah program terlaksana kami melakukan evaluasi.” 95
I Aeni Muharromah S.S, selaku Kepala Sub Bidang Dokumentasi menambahkan bahwa : “…tahapan awalnya kami melakukan pemetaan terhadap program yang di usulkan sesuai atau tidak dengan kebutuhan masyarakat. Lalu kami berkoordinasi yang melibatkan berbagai bidang, seperti humas, promosi, dokumentasi, sosialisasi dan lain-lain. Yang terlibat didalamnya tidak hanya pihak internal BATAN bahkan Kepala Desa hingga Pemerintah daerah pun terlibat. Lalu mengadakan regional meeting hingga pada akhir kami melakukan evaluasi.” 96
Tahapan kegiatan juga di jelaskan Dimas Irawan, M.Si, selaku Kepala Sub Bidang Desiminasi Energi :
95 96
Heru Santosa,op.cit., I Aeni Muharromah, op.cit.,
101
“Lebih spesifiknya pertama, pemetaan masalah dan sasaran, Merancang program kegiatan dan cara-cara pelaksanannya, menentukan sumber pendanaan, menentukan dan mengajak pihak-pihak yang akan dilibatkan, melaksanakan kegiatan atau mengimplementasikan
program,
dan
menyebarluaskan
kuesioner untuk mengevaluasi kegiatan.” 97
Disamping menjalankan perencanaan atas program yang dilaksanakan BATAN, Drs Heru Santosa mencoba menjelaskan bagaimana hubungan BATAN dengan masyarakat sekitar pusat reaktor nuklir : “Sampai saat ini hubungannya baik, karena litbang yang dimiliki BATAN dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar dan karyawan disini juga membuka diri dalam penyampaikan informasi melalui ComDev rutin dan sesuai kebutuhan mereka.” 98
I Aeni Muharromah, Kepala Sub Bidang Dokumentasi mengungkapkan juga atas pendapatnya mengenai hubungan BATAN dengan masyarakat sekitar bahwasanya : “Sampai sejauh ini hubungan kami dengan masyarakat sekitar cukup baik, karena kami aktif dalam mengadakan program kemasyarakatan”. 99
Bapak Dimas Irawan, menambahkan :
97
Dimas Irawan,op.cit., Ibid. 99 I Aeni Muharromah,op.cit., 98
102
“Menurut saya masyarakat sekitar banyak yang belum mengenal
BATAN, sehingga kami sangat terbuka untuk
memperkenalkan BATAN kemasyarakat tapi BATAN punya beberapa misi mendesiminasikan Iptek nuklir kemasyarakat agar masyarakat bisa merasakan Iptek nuklir tidak hanya berupa energi tetapi non energi seperti di bidang pertanian dan peternakkan, perikanan dan edukasi. Dengan melalui ComDev seperti ini hubungan BATAN dengan masyarakatnya hingga sekarang masih sangat baik.” 100
Hal ini dibenarkan oleh Bapak H. Cepi Sobirin, selaku kepala desa Kecamatan Setu Tangerang Selatan yang menjelaskan bahwa : “Saya tidak tahu pasti, yang saya tahu sampai saat ini masyarakat masih nyaman-nyaman saja dengan keberadaan reaktor nuklir BATAN. Dan sepertinya BATAN sangat peduli dengan masyarakat sekitar, karena sering karyawan BATAN mengadakan kegiatan bersama masyarakat disini.” 101
Namun pandangan yang berbeda ditambahkan oleh perwklian dari masyarakat Kecamatan Setu, Bapak Madyani yang menyatakan : “Belum maksimal, karena saya saja belum tahu informasi apapun dari BATAN.” 102
Drs. Heru Santosa menjelaskan dengan kepala dingin dalam menanggapi masalah atau kendala yang terjadi pada saat berhubungan dengan masyarakat lokalnya seperti : 100
Ibid Hasil Wawancara dengan Kepala Desa Kecamatan Setu Tangerang Selatan, Cepi Sobirin, Tangerang Selatan ; 04 Agustus 2010. 102 Hasil Wawancara dengan Masyarakat Kecamatan Setu, Bapak Madyani, Tangerang Selatan ; 31 Juli 2010. 101
103
“Negara kita menganut paham demokrasi. Mereka boleh mengeluarkan pendapat apapun, entah mendukung atau menolak. Maka kita anggap wajar apabila ada masyarakat yang takut atau menolak energi nuklir ketimbang non energi nuklirnya. Banyak yang menolak energi nuklir karena mereka tidak paham nuklir dan kurang informasi mengenai nuklir. Ada juga yang beranggapan Indonesia tidak mampu membangun energi nuklir. Sangat disayangkan jika mereka beranggapan seperti itu. Tolonglah masyarakat jangan meremehkan Bangsa sendiri, sebagai informasi saja Indonesia adalah Negara yang di akui BATAN dunia sebagai Negara yang siap akan energi nuklirnya.” 103
Tentu saja semua kegiatan itu memerlukan perencanaan yang baik. Pada dasarnya, perusahaan atau lembaga menyusun rencana tahunan untuk berbagai kegiatan Community Relations. Dalam rencana ini biasanya dicantumkan sumber daya manusia, bidang atau bahkan departemen lain yang terlibat, jumlah dana yang diperlukan dan waktu pelaksanaannya. Setelah tahu apa yang sedang terjadi pada masyarakatnya dengan cara pemetaan masalah, barulah Humas BATAN beserta bidang terkait melaksanakan perencanaan program yang sesuai. Adapun program Community Relations untuk masyarakat Kecamatan Setu Tangerang Selatan yang pernah dijalankan BATAN selama bulan
103
Heru Santosa,op.cit.,
104
Maret–Desember 2010 seperti yang diungkapkan Heru Santosa, selaku Kepala Biro Humas BATAN adalah : “Saya kurang tahu ada atau tidak program khusus untuk Kecamatan Setu. Anda bisa tanya langsung dengan PKTN serpong, tapi kalau untuk seluruh masyarakat Tangsel memang pernah. Seperti pakan ternak, jantanisaasi, seminar, safari ramadhan, dan pelatihan kedaruratan nuklir dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya Anda cari saja di website BATAN semua ada disitu.” 104
Kapala Sub Bidang Dokumentasi, I Aeni Muharromah S.S, mengatakan : “Kalau khusus untuk masyarakat Kecamatan Setu saja kami belum pernah, tetapi untuk seluruh masyarakat serpon sangat pernah. BATAN selalu menyiapkan program-program yang sangat berguna bagi masyarakat sekitar setiap tahunnya. Seperti pemberdayaan peternakkan dan perikanan, dimana program
tersebut
anggotanya
adalah
mereka
yang
berkecimpung dalam bidang tersebut. Setelah itu ada juga safari nukir ramadhan dan pelatihan kedaruratan nuklir yang bekerjasama dengan masyarakat Serpong dan pesantrenperasntren terdekat dan dilakukan setiap tahunnya”. 105
Hal serupa juga diungkapkan Dimas Irawan, M.Si, selaku Kepala Sub Bidang Desiminasi Energi. Beliau membenarkan belum pernah ada kegiatan khusus untuk masyarakat Kecamatan Setu
104 105
Heru Santosa,op.cit., I Aeni Muharromah,op.cit.,
105
Tangerang Selatan, padahal mereka sadari masyarakat tersebut adalah masyarakat yang sangat dekat jaraknya dengan pusat reaktor nuklir dan sangat
berpengaruh
terhadap
kemajuan
perusahaan,
berikut
tanggapannya : “Sangat pernah, hanya saja program tersebut belum maksimal tetapi kami terus mengembangkan program-program tersebut agar program tersebut bisa sesuai dengan harapan bersama. Kalau program untuk masyarakat sekitar Tanerang Selatan pernah, tetapi untuk lebih dikhususkan untuk Kecamatan Setu belum pernah.” 106
Program tersebut dikatakan sudah sasuai dengan kebutuhan masyarakat, sebagaimana yang telah disampaikan Drs. Heru Santosa, sebagai Kepala Biro Humas : “ComDev itu sebagai kegiatan bersama masyarakat, kita hanya bisa membantu sesuai dengan yang kita punya seperti litbang BATAN yang bisa dimanfaatkan untuk masyarakat. Maka dari itu setiap program ComDev kami berikan sesuai kebutuhan masyarakatnya. Seperti jantanisasi, suplemen pakan ternak, masyarakat sangat perlu untuk meningkatkan kualitas ternak mereka agar lebih meningkat sehingga dijualnya juga lebih mahal dan berkualitas.” 107
Ibu I Aeni Muharromah Menambahkan :
106 107
Dimas Irawan,op.cit., Drs. Heru Santosa,op.cit.,
106
“Menurut saya kalau untuk Iptek nuklir sudah sesuai, karena kita
terjun
keberbagai
bidang
dan
lapisan/golongan
masyarakat.” 108
Lebih lanjut Dimas Irawan turut menambahkan : “Menurut saya program kemasyarakatan kami sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar yang mayoritas dibidang peternakkan sapi dan ikan. Ada juga program kedaruratan nuklir yang diwakili beberapa orang dari setiap organisasi seluruh Kawasan Puspitek Serpong. Namun jujur saja program seperti ini belum mencakup semua masyarakat bisa merasakan manfaat dari litbang BATAN. Belum semua sekmen masyarakat dapat menerima kehadiran kami dan baru program-program seperti ini yang kami jalankan.tapi kami terus berusaha memetakan apa yang dibutuhkan Masyarakat sekitar reaktor nuklir agar program salanjutnya bisa mencakup semua golongan masyarakat.” 109
Biasanya hal yang paling utama dalam pelaksanaan program adalah menentukan anggaran atau dana yang diperlukan. Inilah yang wajib diperhatikan Humas disetiap programnya, tetapi dalam pengelolaannya harus benar-benar dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan kebutuhan program. Ternyata masalah tersebut dialami oleh BATAN dalam melaksanakan program ComDev nya. Karena minimnya dana yang dikeluarkan maka terbatas pula peserta program. 108 109
I Aeni Muharromah, op.cit., Dimas Irawan,op.cit.,
107
Disamping itu mayoritas masyarakat lokal yang berada disekitar pusat reaktor nuklir memiliki tingkat penghasilan dan pendidikan yang rendah. Sehingga menyebabkan minimnya kesadaran akan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut seperti diutarakan oleh Kepala Biro Humas BATAN, Drs. Heru Santosa mengenai dana yang dialokasikan dalam suatu program ComDev : “Karyawan BATAN dibiayai oleh Negara jadi setiap program ComDev ataupun kegiatan lainnya, setiap pengeluaran harus ada catatannya dan Rp.1 pun harus di pertanggungjawabkan. Anggaran itu keluar tergantung dari program yang akan dijalankan,
apakah
program
ComDev
tersebut
untuk
masyarakat kecil atau besar. Contohnya masyarakat kecil hanya Tangsel dan masyarakat besar seperti Jawa-Bali.” 110
Hal ini diungkapkan oleh I Aeni Muharromah S.S, selaku Kepala Sub Bidang Dokumentasi : “Selain kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam lingkup kegiatan terdapat pula penunjang kegiatan yang berupa pembiayaan operasional yang disesuaikan dengan kebutuhan di tiap-tiap daerah, seperti transport lokal, ongkos kirim lokal, alat tulis kantor, penggandaan, penjilidan dan dokumentasi, dan dana untuk program ini sangat kecil.” 111
Dimas Irawan, M.Si, selaku Kepala Sub Bidang Desiminasi Energi, turut menjelaskan :
110 111
Heru Santosa,op.cit., I Aeni Muharromah,op,cit.,
108
“BATAN mempunyai standar anggaran untuk kemasyarakatan sekala kecil seperti hanya masyarakat Kecamatan Setu saja sebesar Rp. 10.000.000,-. Uang itu digunakan untuk konsumsi para khalayak program, cetak brosur dan buku tentang BATAN, dan lain-lain maka dari itu dengan dana yang terbatas jadi kami juga membatasi peserta program. Tetapi untuk anggaran nasional di tahun depan kami mendapat anggaran 6X lipat dari anggaran tahun ini dan program yang akan dilakukan adalah untuk daerah-daerah fokus BATAN yang dilingkungan mereka terdapat pusat reaktor nuklir”. 112
Program community relations yakni pada bidang pembangunan, pendidikan, kesehatan, budaya, olahraga, agama, promosi dan partisipasi. Kemudian pada program community development pada bidang sosial dan ekonomi. Program ini berawal dari kebijakan dari Kementrian Riset dan Teknologi, dimana perusahaan diharuskan turut serta dalam melakukan pembinaan ekonomi masyarakat. Jika dilihat dari sifatnya program ini merupakan sebuah upaya dalam rangka peningkatan kapasitas.
Tabel 4.3 Program Community Relations BATAN Program Community Relations Periodisasi Maret-Desember 2010 NO 1.
112
Bulan Maret
Dimas Irawan,op.cit.,
Tema Kegiatan a. Latihan kedaruratan nuklir.
109
2.
Juni
a.
Seminar
Keselamatan,
Nasional
Kesehatan,
dan
Pertanian
dan
Lingkungan. b.
Pelatihan
Peternakan
3.
Agustus
a. Safari Ramadhan di Wilayah Jabodetabek.
4.
Oktober
a.
Seminar
Nasional
Workshop
dan
Teknologi
Pengelolaan Limbah. b. Latihan Pemadam Kebakaran. 5.
Nopember
a. Lokakarya komputasi dalam sains dan teknologi nuklir 2010. b. Latihan gabungan Kedaruratan Nuklir Kawasan Nuklir Serpong Tahun 2010.
6.
Desember
a.
Seminar
Perekayasaan
Perangkat Nuklir. b. Latihan Kesiagaan Nuklir. c. Latihan Kedaruratan Non Nuklir Tingkat Fasilitas.
110
Tabel 4.4 Program ComDev BATAN Program Community Development Periodisasi Maret-Desember 2010 NO 1
Bulan Maret
Tema Kegiatan a. Sosialisasi Jabatan fungsional humas.
2
Oktober
a. Jajak Pendapat Iptek Nuklir se Jawa-Bali. b.
Sosialisai
iklan
layanan
masyarakat di TV. 3
4
Nopember
Desember
a. Bakti Sosial Teknologi.
a. Pameran Hasil Litbang BATAN Dalam Rangka HUT BATAN Ke-52.
3. Aksi dan Komunikasi Setelah membuat perencanaan dan pemprograman dibuat sedemikian rupa, maka barulah humas, desiminasi dan dokumentasi menindaklanjuti program yang akan berjalan. Komunikasi dengan memilih media yang tepat dan juga menggunakkan teknik-teknik PR secara cermat, melalui program Community Relations yang ditunjukan kepada masyarakat sekitar diwilayah Kecamatan Setu, sehingga dapat terjalin hubungan baik antara BATAN dengan komunitasnya. Adapun
111
aksi komunikasi dari pelaksanaan kegiatan Community Relations atau community development tersebut dijelaskan oleh Dimas Irawan, M.Si, selaku Kepala Sub Bidang Desiminasi Energi :113 ”Terkadang Tim kami ikut terjun langsung kelapangan dan melalui mediator seperti berkoordinasi dengan kepala desa, camat dan lain-lain. Cara komunikasinya kami menambahkan dalam lokakarya dengan internal BATAN, Penyuluhan keberbagai desa sekitar, Talk Show dan dialog interaktif dengan media cetak seperti, Kompas, Media Indonesia, Iklan layanan masyarakat di media elektronok TV seperti Metro TV dan TV One, sedangkan Radio FM, Penyebaran buku dan brosur, Video CD, Sticker, dan masih banyak lagi.” 114
Masih dijelaskan oleh Dimas Irawan mengatakan : “Untuk
penyebaran
informasi
untuk
edukasi
formal
menggunakan buku, brosur, sticker, dan masih banyak lagi. Untuk masyarakar sekitar memberi pemahaman tentang apa itu nuklir, manfaatnya serta kesiapsiagaan untuk nuklir itu sendiri. Kami mencoba melalui media elektronik radio dan televisi iklan layanan masyarakat di Metro TV dan TV One. Tujuannya
untuk
penyadaran
masyarakat
bagaimana
sebenarnya kalau kita memiliki. Talk show TV dan Radio tentang keamanan dan manfaatnya nuklir.” 115
Bapak Heru Santosa menambahkan : “Dengan cara yang tidak lepas dari ilmu humas. Kita melibatkan mediator, seperti kepala desa, RT/RW seperti 113
Ibid Ibid 115 Ibid 114
112
metode
pengamanan.
Dengan
membuat
pengumuman,
menyebarkan brosur, buku tentang BATAN, dan sticker.”116
Dan Ibu I Aeni juga menambahkan : “Buku-buku tentang company profile BATAN, brosur, stiker, video CD. Namun kita juga lihat dari latar belakng mereka yang berbeda, seperti pendidikan yang rata-rata rendah. Maka dari itu harus mengikuti dengan bahasa yang mudah dipahami mereka. BATAN Indonesia juga memiliki website yang bisa diakses oleh masyarakat nasional hingga internasional dan ada forum Tanya jawab seputar nuklir, kebijakan dan sebagainya.”117
Hal yang hampir serupa diungkapkan Kepala Desa Kecamatan Setu Tangerang Selatan, H. Cepi Sobirin menjelaskan :118 “Door to door, dan lewat papan penumuman”
Tujuan komunikasi pada BATAN dapat dijelaskan oleh I Aeni Muharromah S.S, selaku Kepala Sub Bidang Dokumentasi sebagai berikut: “…dimaksudkan agar masyarakat yang menjadi sasaran dari program
kemasyarakatan
ini
dapat
ikut
serta
dalam
pelaksanaan kegiatan dan mau berbagi informasi dengan individu maupun kelompok lainnya”. 119
116
Heru Santosa,op,cit., I Aeni Muharromah,op,cit., 118 Cepi Sobirin,op,cit., 119 I Aeni Muharromah. ,op,cit., 117
113
Oleh karena itu disamping upaya untuk mengkomunikasikan aspek-aspek
konsep
program
Community
Relations
dibidang
peternakkan dan kedaruratan nuklir, juga diperlukan langkah-langkah aksi komunikasi yang menyeluruh untuk memberikan pemahaman mengenai program tersebut sebagai upaya meningkatkan pengetahuan teknologi berbasis pada pemberdayaan masyarakat. Dalam hal menyampaikan pesan terhadap program Community Relations dan ComDev-nya, Kepala Biro Humas BATAN, Drs. Heru Santosa
mencoba
memberikan
penjelasan
bagaimana
cara
penyampaian pesan kepada masyarakat sekitar sehingga mudah dipahami : “Tentu saja kita memberikan pengertian kenapa diusulkannya PLTN karena kita ingin Negara ini hidup terus, listrik pun bisa dirasakan oleh anak dan cucu-cucu kita. Kan kalau kita terusmenerus pakai bahan bakar untuk menghasilkan energi yang cukup besar, nantinya itu semua akan habis. Lalu kalau PLTN tidak segera dipertimbangkan dengan matang Negara kita nantinya akan gelap gulita. Energi itu sebagai indikator kesejahteraan, contohnya sewktu kita belum punya listrik kita tidak apa-apa jika belajar dimalam hari pakai lilin atau petromak, namun begitu sekarang punya listrik kita akan ketagihan karena lebih mudah untuk masak air, nasi, hingga dulunya untuk mendapatkan air harus nimba dan sekarang karena ada listrik kita tinggal pencet ke jetpam dan masih banyak kebutuhan lainnya yang menggunakkan listrik.” 120
120
Heru Santosa,op,cit.,
114
I Aeni Muharromah menambahkan : “Tim kami turun langsung kemasyarakat. Contohnya jika ingin mengadakan simulasi kedaruratan nuklir, kami membuat skenario yang diperkenalkan kepada masyarakat bahwa kita sedang ingin simulasi. Simulasi tersebut sudah melalui prosedur dan teori yang dijelaskan apabila terjadi krisis pada pembangkit nuklir, gempa serta kebakaran.”121
Lebih lanjut Dimas Irawan menambahkan : “…tapi tetap ada sermoni yang kita lakukan misalnya ada ceramah untuk masyarakat sekitar atau Focus Group Discusion (FGD) antara BATAN dengan tokoh masyarakat dengan membagikan brosur atau pengenalan secara verbal dan sebagainya. Khusus untuk kecamatan setu yang baru berjalan secara efektif melalui peranan edukasi.”122
Apapun teknik atau cara yang dilakukan perusahaan dalam memberikan informasi mengenai program yang akan dilaksanakan haruslah disesuaikan dengan latar belakang pendidikan serta pengetahuan masyarakat sekitar agar mereka menegerti apa maksud dari pesan tersebut. Dalam setiap aksi komunikasinya, pihak BATAN mempunyai tag line atau slogan-slogan yang memudahkan masyarakat mengingat makna dan tujuan BATAN, Drs. Heru Santosa menjelaskan tag line BATAN adalah : “BATAN tidak rerlepas dari public information dan public education. Nuklir memang perlu di informasikan tapi tidak hanya itu nuklir juga perlu di edukasikan berbagai macam 121 122
I Aeni Muharromah,op,cit., Dimas Irawan,op,cit.,
115
manfaatnya. Didalam buku yang kami sebarkan kami memberikan slogan “Nuclear For Peace” adalah dibuat karena bentuk program ini lebih fokus kepada kegiatan membantu pemahaman masyarakat terhadap Iptek nuklir.” 123
I Aeni Muharromah S.S, turut menambahakan : “… kami selalu menghimbau masyarakat untuk cermat dalam berpikir tentang ketersediaan energi saat ini. Kami sampaikan bahwa “Nuclear for Peace”, kata-kata ini yang selalu di sampaikan dalam buku yang kami”. 124
Dilanjutkan oleh Bapak Dimas Irawan : “Mengajak masyarakat untuk melek Iptek nuklir dengan penyampaian pesan seperti ‘Nuklir untuk Kesejahteraan’ dan ‘Nuclear For Peace’. 125
Metede penyampaian pesan yang digunakan untuk menunjang program Community Relations yang dijalankan BATAN lebih banyak menggunakkan face to face atau tatap muka langsung kepada masyarakat setempat dan diselipkan slogan-slogan seperti yang sudah dijelaskan diatas. Menurut Kepala Biro Humas BATAN yaitu Bapak Heru Santosa cara tersebut sangat tepat dalam menyampaikan informasi atas program ComDev BATAN, beliau menegaskan : “ComDev itu sebagai kegiatan bersama masyarakat, kita hanya bisa membantu sesuai dengan yang kita punya seperti 123
Ibid I Aeni Muharromah,op,cit.,. 125 Dimas Irawan,op,cit., 124
116
litbang BATAN yang bisa dimanfaatkan untuk masyarakat. Maka dari itu setiap program ComDev kami berikan sesuai kebutuhan masyarakatnya. Seperti jantanisasi, suplemen pakan ternak, masyarakat sangat perlu untuk meningkatkan kualitas ternak mereka agar lebih meningkat sehingga dijualnya juga lebih mahal dan berkualitas.”126
I Aeni Muharromah menambahkan : “Karena setiap tahunnya kami selalu melakukan program kemasyarakatan secara rutin setiap, jadi kami opimis itu semua bisa tersampaikan.”127
Bapak Dimas Irawan, turut melengkapi : “Kami tetap berharap masyarakat melek akan informasi menenai pengembangan nuklir ini. penyebaran melalui media elektronik itu sangat efektif dalam penyebaran informasi secara luas dan bisa tidak efektif jika ada masyarakat yang tidak memiliki alat tersebut. Tetapi dalam tayangan tersebut BATAN tetap concern terhadap apa yang kami sampaikan. Masyarakat membutuhkan informasi mengenai manfaatnya hingga resiko nuklir.”128
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan peserta kegiatan yang dijelaskan oleh pihak BATAN, hal tersebut dijelasakan oleh I Aeni Muharromah S.S, selaku Kepala Sub Bidang Dokumentasi : ”Sebelum pelatihan peternakan dimulai, terlebih dahulu kami memberikan materi di dalam ruangan berupa penjelasan 126 127 128
Heru Santosa,op,cit., I Aeni Muharromah,op,cit., Dimas Irawan,op,cit.,
117
kegiatan dan buku panduan. Sedangkan sebelum kegiatan kedaruratan nuklir, kami memberikan tanda berupa sirine yang menandakan sedang ada latihan. Masyarakat disisni sudah hafal betul dengan arti sirine yang ada di BATAN”. 129
Dalam setiap pelaksanaan program tersebut memerlukan keterlibatan Kepala Desa Kecamatan Setu Tangerang Selatan sebagai mediator antara BATAN dengan masyarakat lokal. Hal demikian dapat memudahkan BATAN penyebaran informasi kepada masyarakat lokalnya, guna memperoleh dukungan dan keterlibatan berbagai pihak tersebut diperlukan upaya-upaya dalam memberikan pemahaman mengenai
kebijakkan
ataupun
konsep
dari
hasil
program
kemasyarakatan melalui pengamatan Community Relations yang efektif. Seperti yang diungkapkan oleh I Aeni Muharromah S.S, selaku Kepala Sub Bidang Dokumentasi : “Kepala desa hanya sebagai mediator penyampaian informasi mengenai program-program yang kami selenggarakan.” 130
Ungkapan ini dibenarkan kepala desa Kecamatan Muncul Setu Tangerang Selatan, H. Cepi Sobirin yang menyatakan : “Kami hanya membantu BATAN menyebarkan informasi kepada peserta kegiatan yang sudah ditetapkan pihak BATAN”. 131
129
I Aeni Muharromah,op,cit., Ibid. 131 Cepi Sobirin,op,cit., 130
118
Dalam
setiap
program
mempunyai target yang
Community
Relations
BATAN
ingin dicapai oleh BATAN mengenai
pembangunan energi nuklir di Indonesia. I Aeni Muharromah mengungkapkan : “Targetnya BATAN ingin membantu menyediakan energi melalui tenaga nuklir, paling tidak 10% dari yang ada. Meskipun energi nuklir bukan satu-satunya energi yang dimiliki Indonesia namun nuklir sangat ekonomis. Jadi harapan
saya
masyarakat
jangan
terpengaruh
dengan
informasi yang menyesatkan. Jika ingin mengetahui informasi kami
siap
memberikan
jawaban
yang
sesuai
dengan
keingintahuan mereka”. 132
Dan dilanjutkan dengan Bapak. Dimas Irawan, M.Si, selaku Kepala Sub Bidang Desiminasi Energi, yang menangani sosialisasi mengatakan ada beberapa tujuan yang diharapkan oleh perusahaan yaitu : “…tujannya jelas, bahwa teknologi nuklir yang diteliti oleh BATAN adalah teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat di bidang energi maupun non energi. Untuk itu BATAN membantu masyarakat dalam pasokan listrik, sehingga menimbulkan saling pengertian dan berhubungan secara harmonis dan berkesinambungan dan masyarakatpun mendapat Iptek sesuai kebutuhan”. 133
132 133
Ibid Dimas Irawan,op,cit.,
119
Ibu
I Aeni Muharromah, selaku Kepala Sub Bidang
Dokumentasi menambahkan : “Tujuan BATAN adalah membantu masyarakat Indonesia dalam penyediaan sumber energi yang semakin menipis. Selain bisa bermanafaat bagi masa depan, nuklir juga ramah lingkungan, sangat ekonomis, dan karena kami (BATAN- red) menyediakan tempat penyimpanan limbah yang mudah terurai dengan menggunakan teknik nuklir.” 134
Harapan dari program kemasyarakatan untuk membina hubungan baik ini tentunya bisa dirasakan manfaatnya oleh BATAN dan masyarakat lokal. Seperti yang dikutip dari hasil wawancara internal dengan Dimas Irawan, M.Si, selaku Kepala Sub Bidang Desiminasi Energi, sebagaimana yang telah dijelaskan : “Manfaat energi nuklir bisa memenuhi kebutuhan energi yang jauh lebih hemat. Sedangkan resikonya adalah hampir tidak ada karena kami sudah menjawab pertanyaan mengenai keselamatan pembangkit tenaga nuklir, karena memang kami (BATAN, red) mengutamakan keselamatan. Namun yang paling ditakutkan adalah resiko dari dampak sosial dari kehadiran teknologi, itu yang selalu dipikirkan dan dicarikan solusinya dan bekerja sama dengan Pemda setempat”. 135
Menurut H. Idang, sebagai tokoh agama di daerah Kecamatan Setu Tangerang Selatan menambahkan :
134 135
I Aeni Muharromah,op,cit., Dimas Irawan,op,cit.,
120
“Saya
sangat
berharap
orang-orang
BATAN
dapat
memberikan informasi mengenai BATAN itu sendiri ataupun dalam program-programnya.” 136
Terjalinnya hubungan baik dengan masyarakat sekitar tidak terlepas dari keaktifan dan kereatifitas pihak BATAN dan disertai dukungan dari masyarakat lokalnya. Sebagai tokoh agama di Kecamatan Setu Tangerang Selatan, H. Idang pun melontarkan dukungannya, beliau mengatakan : “Menjalin hubungan yang baik dengan siapapun memang sudah menjadi kebiasaan yang sangat positif pada masyarakat Indonesia. Menurut saya program seperti itu sangat bagus karena kerukunan antar umat beragama di desa ini (Kecamatan Setu -red) bisa tetap terjaga. Dapat disimpulkan bahwa BATAN juga sangat peduli dengan warga di sekitarnya, saya pun bangga
ada
perusahaan
seperti
BATAN
yang
selalu
memberikan santunan hingga pengetahuan kepada masyarakat di sini (Kecamatan Setu - red). Jadi kita tidak khawatir dengan program pembangunan nuklirnya”. 137
4. Evaluasi Tahapan akhir dari sebuah kegiatan adalah melakukan evaluasi yang dilakukan oleh seluruh bidang yang terkait dengan kegiatan Community Relations. Pada tahap ini humas BATAN yaitu Drs. Heru Santosa menjelaskan :
136
Hasil Wawancara dengan Tokoh Agama di Daerah Kecamatan Setu Tangerang Selatan, H. Idang, Tangerang Selatan ; 31 Juli 2010. 137 Ibid
121
“Iya, evaluasi sifatnya untuk perbaikkan kedepannya, setiap kegiatan selalu dievaluasi. Seperti kinerja, patisipasi peserta, dan kami juga melihat kebutuhan masyarakat yang selalu berbeda. Semua itu akan menjadi motivasi dalam program ComDev selanjutnya”. 138
Masih menurut Bapak Heru Santosa, menambahkan : “Untuk mengamati hasil evaluasi kami mengadakan lokakarya dan
membahas
berbagai
dampak
program
terhadap
masyarakat sekitar, organisasi, dan lingkungan sosial mereka. Hal ini sangat penting dilakukan karena disinilah kami dapat mengukur tingkat keberhasilan atas program-program yang kami jalankan”. 139
Ditambahkan oleh I Aeni Muharromah S.S, selaku Kepala Sub Bidang Dokumentasi : “Dalam evaluasi perkembangan kegiatan dapat dilihat dari hasil laporan kegiatan yang diterima mancakup hasil-hasil pelaksanaan program seperti, anggaran kegiatan, partisipasi masyarakat dan sebagainya. Laporan tersebut dapat diamati bahwa sosialisasi dan pelaksanaan program kemasyarakatan di Kecamatan Setu Tangerang Selatan sesuai dengan harapan BATAN atau tidak”. 140
Bapak Dimas Irawan, menjelankan lebih rinci: “Ya, setiap program dilaksanakan kami pasti melakukan evaluasi. Dari hasil evaluasi banyak hal yang kami dapat 138
Op.Cit. Heru Santosa Ibid 140 I Aeni Muharromah,op,cit., 139
122
termasuk kekurangan dalam strategi kami, pemilihan segmen, pemilihan nara sumber, pemilihan media informasi juga akan kami perbaiki. Ada empat level dalam mengembangkan teknologi pada masyarakat yaitu, Informasi, Pengenalan teknologi,
Kemandirian,
dan
Kemitraan.
Menyebarkan
kuesioner kepada peserta kegiatan adalah salah satu tindakan kami dalam mengevaluasi dan disertai jajak pendapat.”141
Dari hasil kuesioner yang dibagikan ke peserta, dapat diketahui apakah program tersebut sudah sesuai dengan harapan atau tidak. Jika program tersebut berhasil maka humas BATAN tetap merencanakan program rutin atau program lain untuk mempertahankan citranya sebagai perusahaan yang peduli dengan masyarakat sekitar dan apabila program tersebut belum sesuai harapan maka tugas humas BATAN adalah memetakkan kembali apa yang membuat program tersebut belum berhasil.
Tegas I Aeni Muharromah S.S, selaku Kepala Sub Bidang Dokumentasi, menjelaskan : “Tentunya BATAN akan mendapatkan penilaian yang sangat baik atas terlaksananya program kemasyarakatan khususnya karena program ini juga diliput langsung oleh Departemen energi Indonesia dan dunia. Dari hasil kegiatan ini memang program
seperti
kedaruratan
nuklir,
peternakan,
perikanan adalah program yang sudah sesuai”. 142
141 142
Dimas Irawan,op,cit., I Aeni Muharromah,op,cit.,
dan
123
Kesan yang berbeda disampaikan oleh Bapak Madyani masyarakat Kecamatan Setu Tangerang Selatan, sebagai berikut : “Saya belum tahu keuntungan dan kerugian dari reaktor nuklir di daerah ini.Karena saya belum mendapat informasi apaapa”.143
“…tapi alangkah lebih baik bila program tersebut bisa berguna untuk masyarakat luas tanpa terkecuali. Jadi BATAN bisa mencarikan program yang tidah hanya bermanfaat untuk para peternak saja, pikirkan juga kami yang tidak beternak agar kami tidak kecewa atau merasa pilih kasih”, Lanjutnya.
Meskipun demikian pihak BATAN selalu mengevaluasi kekurangan yang ada dalam setiap kegiatannya. Program Community Relations BATAN pada bulan Maret–Desember 2010 dapat dijelaskan oleh Dimas Irawan, M.Si, selaku Kepala Sub Bidang Desiminasi Energi mengatakan : “Program kemasyarakatan ini adalah dibidang jantanisai dan pakan ternak untuk ikan dan sapi, pendidikkan, kedaruratan nuklir dan safari nuklir ramadhan. Kedaruratan nuklir adalah program yang diadakan setiap tahunnya untuk kesiapsiagaan nuklir di sekitar reaktor nuklir termasuk Kecamatan Setu dan karyawan BATAN.” 144
Ibu I Aeni Muharromah menambahkan :
143 144
Madyani,op,cit., Ibid
124
“Latihan
Kedaruratan,
Seminar
Nasional
Keselamatan,
Kesehatan, dan Lingkungan, Seminar Nasional dan Workshop Teknologi Pengelolaan Limbah, Latihan Pemadam Kebakaran, Jajak Pendapat Iptek Nuklir se Jawa-Bali, Iklan Layanan Masyarakat di TV, Pendekatan Sains dan Komputasi Nuklir Melalui Teknologi Informasi, Latihan gabungan Kedaruratan Nuklir Kawasan Nuklir Serpong, Seminar Perekayasaan Perangkat Nuklir, Peranan Teknik Analisis Nuklir Dalam Bidang
Lingkungan,
Kesehatan
dan
Industri,
Latihan
Kesiagaan Nuklir, Latihan Kedaruratan Non Nuklir Tingkat Fasilitas, Pameran Hasil Litbang BATAN Dalam Rangka HUT BATAN Ke-52, Pemberdayaan ternak ikan dan sapi, seminar edukasi ke sekola-sekolah, dan Safari nuklir ramadhan.” 145
Masalah yang terjadi pada kegiatan berlangsung juga pernah dialami BATAN yaitu diungkapkan oleh I Aeni Muharromah S.S, selaku Kepala Sub Bidang Dokumentasi : “Pernah yaitu dalam media penyampaian pesan kami, sehingga pada berlangsungnya acara peserta yang hadir tidak sesuai dengan target”. 146
“Pernah, pada saat perencanaan itu berlangsung ternyata dana yang ditetapkan pemerintah kurang, jadi kami sepakat untuk membatasi peserta program kemasyarakatan, contohnya kedaruratan nuklir kami hanya mengundang 3 (tiga) sampai 5 (lima) orang dari tiap organisasi sekitar Puspitek. Faktor cuaca hingga perserta yang hadir diluar target. Dan kebanyakan dari mereka kurang memahami apa yang kami 145 146
I Aeni Muharromah,op,cit., Ibid
125
sampaikan”,147 ungkapan Dimas Irawan, M.Si, selaku Kepala Sub Bidang Desiminasi Energi, dalam wawancara tanggal 25 Oktober 2010.
Meskipun sampai saat ini BATAN terus menjalankan sosialisasi di masyarakat sekitarnya dengan membuat programprogram rutin seperti, kedaruratan nuklir, safari nuklir ramadhan dan peternakan dan perikanan, namun program tersebut belum terlaksana secara maksimal karena program tersebut hanya untuk individu maupun kelompok tertentu saja dan tidak mencakup seluruh lapisan masyarakat. Contohnya, pada pelatihan kedaruratan nuklir sebagai program tahunan yang rutin diadakan, tetapi masyarakat yang ikut serta hanya perwakilan dari setiap organisasi saja. Disamping itu pihak BATAN berharap dari pelatihan tersebut bisa berjalan sebagai estafet penyebaran informasi kepada masyarakat lainnya. Sedangkan manfaat dari pelatihan di bidang peternakkan dan pertanian hanya kepada mereka yang berkecimpung dalam bidang tani dan ternak khususnya ikan dan sapi. Demikian pula dikatakan Bapak Dimas Irawan menjelaskan tentang tanggapan atau respon masyarakat atas program ComDev yang diselenggarakan, mengatakan bahwa : “Sampai saat ini tanggapan mereka terhadap program kami sangat
baik dan dapat diterima oleh mereka yang pernah
mengikutinya. Meskipun tanggapannya cukup baik kami terus 147
Dimas Irawan,op,cit.,
126
memetakan program yang sesuai kebutuhan masyarakat dan tentunya disesuaikan dengan teknologi yang kami punya”.148
Berdasarkan ungkapan pihak internal BATAN seperti diatas menunjukkan kewajaran atas kurangnya respon baik dari masyarakat sekitar, karena masyarakat tersebut memang mengakui belum pernah mendapat informasi apapun menganai kegiatan dan profil batan itu sendiri. Bapak Madyani, sebagai individu yang mewakili masyarakat Kecamatan Setu Tangerang Selatan mengungkapkan : “Tidak tahu, kepala desa juga tidak memberi informasi apaapa tentang program dari BATAN. Saya tidak tahu tentang kedaruratan nuklir. Saudara saya sih ada yang berternak ikan dan sapi, tapi mereka membudidayakannya dengan caranya sendiri”. 149
Namun berbeda pendapatnya jika ditanya mengenai program tersebut, beliau berkata : “Setuju
saja,
asalkan
program
kesejahteraan masyarakat”.
itu
bermanfaat
untuk
150
“...alangkah lebih baik bila program tersebut bisa berguna untuk masyarakat luas tanpa terkecuali. Jadi BATAN bisa mencarikan program yang tidah hanya bermanfaat untuk para peternak saja, pikirkan juga kami yang tidak beternak agar kami tidak kecewa atau merasa pilih kasih”, 151 lanjutnya.
148
Ibid Madyani,op,cit., 150 Ibid 151 Ibid 149
127
Sejak tahun 2009 program dibidang peternakkan dan kedaruratan nuklir merupakan bagian dari program rutin yang dilaksanakan BATAN dengan masyarakat sekitar. Hal tersebut seperti diutarakan oleh I Aeni Muharromah S.S, selaku Kepala Sub Bidang Dokumentasi yang terjun langsung dalam melaksanakan kegiatan : “…program dengan unsur masyarakat seperti kedaruratan nuklir dan jantanisasi hingga pakan ternak memang BATAN lakukan rutin 1 (satu) tahun sekali dan melibatkan berbagai pihak, dengan tujuan agar masyarakat bisa merasakan manfaat dari litbng kami”. 152
Program rutin yang diungkapkan Bapak Dimas Irawan : “Ya, seperti edukasi ke sekolah-sekolah, kedaruratan nuklir dan pakan ternak dan jantanisasi adalah program yang wajib dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali.” 153
Program pelatihan kedaruratan nuklir, dengan khalayak sasarannya adalah masyarakat lokal, Pemda setempat, pesantren, dan unit PAM. Seperti yang dijelsakan oleh Dimas Irawan, M.Si, selaku Kepala Sub Bidang Desiminasi Energi menjelaskan bahwa : “…memang pada program ini tidak semua masyarakat dapat turut serta didalamnya, hanya sebagaian orang yang mewakili dari setiap organisasi di sekitar kawasan Puspitek. Hal ini dikarenakan keterbatasan biaya dan mengontrol masyarakat seluruhnya. Maksudnya adalah agar mereka yang ikut
152 153
I Aeni Muharromah,op,cit., Dimas Irawan,op,cit.,
128
program tersebut bisa memberikan informasi secara estafet kepada orang-orang yang terdapat dalam organisasinya”. 154
Namun pengamatan
demikian
penulis,
berdasarkan
bahwa
hasil
pelaksanaan
wawancara
program
dan
Community
Relations BATAN pada masyarakat sekitar pusat reaktor nuklir, sifatnya hanyalah berupa pemberdayaan masyarakat dan donasi. Hanya saja bantuan kepada masyarakat sekitar reaktor nuklir ini tidak disertai dalam bantuan fisik. Selain program dalam bentuk pendidikan, BATAN memang belum pernah
membangun fasilitas dalam
pembangunan fisik. Hal ini dibenarkan oleh Dimas Irawan, M.Si, selaku Kepala Sub Bidang Desiminasi Energi, seperti yang pernah diungkapkan sebagai berikut : “Belum ada, sebagai lembaga litbang dari pemerintah memang BATAN tidak bisa melakukan ComDev sendiri. Kami pernah beberapa kali mengajukan wacana program ComDev lainnya, misalnya membantu dalam pembangunan tempat beribadah dan infrastruktur lainnya, kami tidak bisa melakukannya karena kami memang tidak diberikan wewenang dari segi kebijakan tersebut. Jadi memang kami tidak memiliki fasilitas dari BATAN sendiri untuk masyarakat namun ada bebarapa bangunan sekitar reaktor nuklir itupun bekerja sama dengan kawasan puspitek, contoh fasilitas tersebut adalah Pusat
Pengobatan 155
Puspitek”.
154 155
Ibid Dimas Irawan,op,cit.,
Puspitek,
dan
Gedung
Serbaguan
129
Bapak Heru Santosa, turut menegaskan : “BATAN bukan lembaga profit, sesuai UUD no 10 pasal 13 BATAN membangun penelitian nuklir bukan komersial. Jadi “BATAN berikan yang umum seperti fasilitas litbang BATAN, dan yang akan memberikan fasilitas pembangunan fisik adalah pihak PLTN yang tujuannya adalah mencari keuntungan atau profit. ComDev yang kita berikan pada masyarakat seperti suplemen pakan ternak memang masih terbatas dan ekonomis, namun dari semua hasil yang didapat kita simpan untuk modal ComDev selanjutnya.” 156
Tidak adanya fasilitas pembangunan fisik berupa pembangunan tempat ibadah, infrastruktur dan klinik kesehatan. Hal ini memang benar diungapkan oleh tokoh masyarakat Kecamatan Setu Tangerang Selatan, H. Idang mengatakan : “Sepertinya belum ada fasilitas apapun! Tapi saya kurang tahu juga sih karena saya tidak pernah mendapat informasi apapun dari mereka (BATAN) bahkan kepala desa.” 157
Dengan singkatnya Bapak Madyani158, mewakilkan masyarakat Kecamatan Setu Tangerang Selatan menambahkan : “Tidak ada.”
Mengingat program Community Relations adalah program pengambangan masyarakat dan bina lingkungan sebagai wujud 156
Heru Santosa,op,cit., H. Idang,op,cit., 158 Madyani,op,cit., 157
130
kerangkan kebijakan sebagai dasar dan acuan untuk membina hubungan baik dengan komunitas lokal dalam jangka waktu panjang. Dalam evaluasi yang dapat dilihat dari berbagai sudut oleh berbagai bidang yang terkait maka Humas menguraikan hasil dalam lokakarya, apakah program tersebut mengalami keberhasilan atau tidak sesuai dengan harapan. Setelah itu Humas merencanakan program-program selanjutnya atau bahkan telah menyusun program-program selanjutnya.
Hal tersebut seperti diutarakan oleh Bapak Heru Santosa, selaku Kepala Biro Humas BATAN yang menjelaskan bahwa : “Pastinya selama BATAN masih berdiri, program-program itu akan terus berjalan sesuai dengan kebutuhan masyarakat juga. Kami terus melakukan upaya untuk mendekatkan diri dengan masyarakat, seperti program-program ComDev seperti yang saya sebutkan. Namun kami mempunyai rencana program dalam memanfaatkan kubangan bekas galian pasir yang cukup dan nantinya akan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar menjadi kolam ikan. Karena dekat Kecamatan Setu banyak tanah yang ditinggalkan begitu saja akibat galian pasir dan tanah, kalau dibiarkan akan menjadi sarang nyamuk disaat musim hujan. Kami buatkan kolam ikan, karena kami memiliki teknologi jantanisasi untuk ikan. Maka dari itu kami merencanakannya sebagai program ComDev berikutnya.”159
Lebih lanjut Ibu I Aeni Muharromah menjelaskan :
159
Heru Santosa,op,cit.,
131
“Ya memang kami merencanakan program baru setiap selesai evaluasi tentang kinerja, sasaran peserta, apabila ada kejanggalan atau hambatan. Tapi kita lihat dahulu apakah kegiatan kemarin berhasil atau tidak, jika berhasil kami melakukan program yang lain tetapi jika hasilnya tidak memmuaskan kami mengulang program tersebut dengan jarak waktu yang tidak bisa ditentukan.”160
Dan Bapak Dimas Irawan menambahkan : “Dari hasil evaluasi sebelumnya kami terus mengembangkan program-program baru apabila program ini terlaksana dengan baik. Dan apabila program tersebut tidak berjalan sesuai tujuan kami maka kami perlu mengulang program tersebut dengan menggunakan strategi yang berbeda.” 161
Program Community Relations yang dilaksanaan BATAN sudah merupakan tindakan yang positif. Hanya saja peserta program seperti yang sudah dijelaskan belum mencakup masyarakat sekitar secara keseluruhannya. Karena disetiap program Community Relations BATAN diperuntukkan hany orang-orang tertentu saja. Hal ini yang harus diperhatikan humas BATAN dalam mensosialisasikan Iptek nuklir yang mudah dipahami dan dijangkau masyarakatnya. Karena tingkat pendidikan mereka yang masih rendah, dikhawatirkan akan berdampak pada reputasi BATAN itu sendiri dan salahnya pemahaman antara kedua belah pihak. Di zaman yang smakin berkembang banyak 160 161
I Aeni Muharromah,op,cit., Dimas Irawan,op,cit.,
132
fasilitas yang sediakan untuk mencari informasi yang diinginkan. Dan seharusnya masyarakat maupun individunya sendiri juga perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya informasi.
Dapat disampaikan oleh Dimas Irawan mengenai kesimpulan hasil evalusai program, yaitu : “...program ComDev berjalan di daerah ini memang untuk masyarakat Serpong dan apabila masyarakat terdekat kami adalah masyarakat Kecamatan Setu, kami belum pernah mengadakan ComDev khusus. Tapi kami selalu melaksanakan program ini secara sungguh-sungguh. Karena kami sadar bahwa masyarakat lokal adalah masyarakat yang paling erat hubungannya dalam membantu pencapaian tujuan BATAN”. 162
Ibu I Aeni Muharromah menambahkan : “Hasil menujukkan bahwa banyak masyarakat yang menerima BATAN dengan memanfaatkan non energinya dibandingkan di bidang energi nuklir. Hal ini tidak membuat kami menyerah, bahkan kami menyadari mengapa Masyarakat takut terhadap energi nuklir. Dan ini akan selalu membuat kami terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat.” 163
Program Community Relations yang dilaksanakan BATAN selama ini seharusnya memberi dampak yang nyata yang dapat
162 163
Dimas Irawan,op,cit., I Aeni Muharromah,op,cit.,.
133
dirasakan oleh lembaga dan masyarakat lokalnya. Meskipun tidak semua masyarakat ituk serta dalam program Community Relations BATAN dan mendapat informasi yang kurang. Tetapi dalam hal memanfaatkan litbang BATAN dalam bidang energi nuklir maupun non energi, mereka mendukung tujuan BATAN. Hal itersebut mendapat dukungan dari tokoh agama, yaitu Bapak H.Idang yang menuturkan : “Setuju
saja,
asalkan
program
itu
bermanfaat
untuk
kesejahteraan masyarakat.” 164
Bapak Madyani, selaku masyarakar umum mendukung : “Maksudnya latihan jika ada maslah pada nuklir kan? Saya setuju sekali, jadi kita tahu apa saja langkah-langkahnya bila kejadian buruk pada nuklir terjadi. Tapi semoga saja itu tidak terjadi dan jangan sampai. Setidaknya banyak yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas dan produknya bisa membantu perekonomian warga.” 165
Pesan-pesan hingga harapan yang diungkapkan seluruh obyek penelitian atau ke enam narasumber mengenai program Community Relations yang dimaksudkan agar BATAN dan masyarakat sekitar reaktor nuklir yaitu pada masyarakat Kecamatan Setu Tangerang Selatan menjadi kesatuan yang saling menguntungkan. Pesan yang
164 165
H. Idang,op,cit., Madyani,op,cit.,
134
diungkapkan
Bapak
Madyani
sebagai
salah
satu
masyarakat
Kecamatan Setu Tangerang Selatan, bahwa: “Saya
sangat
berharap
orang-orang
BATAN
dapat
memberikan informasi mengenai BATAN itu sendiri ataupun dalam program-programnya.” 166
H. Idang turut mengungkapkan pendapatnya : “Harapan saya dalam keterbukaan informasinya dan programprogram BATAN agar bisa dirasakan semua kalangan masyarakat disini. Menjalin hubungan yang baik dengan siapapun memang sudah menjadi kebiasaan yang sangat positif pada masyarakat Indonesia. Saya berharap ada program yang diperuntukkan bagi semua masyarakat di Kecamatan Setu, tidak pandang bulu, ras, maupus kasta. Kita semua pasti bisa berhubungan dengan baik jika perusahaan itu (BATAN – red) mau
menggunakkan
waktunya
untuk
turun
langsung
kemasyarakat yang kurang mampu dan minim informasi. Menurut saya program seperti itu sangat bagus karena kerukunan antar umat beragama di desa ini (kecamatan setu) bisa tetap terjaga. Dapat disimpulkan bahwa BATAN juga sangat peduli dengan warga di sekitarnya, saya pun bangga ada perusahaan seperti BATAN yang selalu memberikan santunan hingga pengetahuan kepada masyarakat di sini (Kecamatan Setu - red). Jadi kita tidak khawatir dengan program pembangunan nuklirnya.” 167
Kepala desa Kecamatan Setu, H. Cepi Sobirin menambahkan:
166 167
Ibid H. Idang,op,cit.,
135
“Pesan saya, mohon jagalah tali persaudaraan yang selalu dititipkan oleh nenek moyang kita terdahulu. Karena sesama manusia kita diwajibkan untuk selalu mengasihi dengan maksud mewujudkan kehidupan bertetangga yang harmonis. Pesan untuk BATAN adalah tingkatkan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat sekitar. Sedangkan untuk masyarakat lokalnya adalah jangan salah melangkah jika ingin mencari informasi mengenai BATAN karena dikhawatirkan informasi yang didapat dari individu ataupun kelompok lain malah akan menyesatkan.” 168
Pesan dari Drs. Heru Santosa, selaku Kepala Biro Humas BATAN mengatakan : “Komunikasi pada masyarakat sangat perlu sekali, dan jika ada masyarakat kurang jelas mengenai visi misi BATAN jangan dijadikan isu atau rumor, alangkah lebih baiknya kita bertanya kepada yang bersangutan dan berdiskusi. Karena rumor itu tidak ada manfaatnya dan tidak pernah selesai, namun jika menggunakkan cara yang tepat pasti ada solusinya. Jadi kita bisa sama-sama mengambil tindakan dalam menyelesaikan persoalan tersebut dan intinya jangan maspai masyarakat mudah dipengaruhi orang lain tentang sesuatu yang tidak ia mengerti.” 169
I Aeni Muharromah, selaku Kepala Sub Bidang Dokumentasi mengatakan :
168 169
Cepi Sobirin,op,cit., Heru Santosa,op,cit.,
136
“Litbang yang BATAN miliki saat ini sangat bermanfaat, Iptek nuklir jelas manfaatnya untuk kesejahteraan masyarakat. Satu lagi yang perlu saya tegaskan, bahwa dunia khususnya Indonesia sedang mengalami krisis energi. Maka dari itu PLTN adalah cara yang paling bijak untuk menyelesaikan masalah ini karena ramah lingkungan, ekonomis di bandingkan dengan pembangkit yang menggunakan bahan bakar fosil, dan tidak polusi udara.” 170
Dan Dimas Irawan, Kepala Sub Bidang Desiminasi Energi berpesan: “Saya ingin berpesan bahwa teknologi nuklir yang diteliti oleh BATAN adalah teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Jadi, marilah kita berpikir dengan bijak bahwa teknologi ini bisa bermanfaat untuk masa depan. Saya yakin saat ini masyarakat merasakan saat ini semakin berkuranya energi listrik yang kita punya. Dan kalaupun ada kekhawatiran terhadap nuklir jangan bertanya kepada orang yang salah, bertanyalah kepada orang bersangkutan seperti BATAN ataupun pakar dalam bidang energi. Kami sebagai karyawan
BATAN
akan
membantu
masyarakat
untuk
mememukan dalam memberikan informasi seperti yang mereka butuhkan.” 171
Berdasarkan survey tersebut ditemukan sejumlah masalah yang sedang dihadapi komunitas, diantaranya kurangnya kesadaran mencari
170 171
I Aeni Muharromah,op,cit., Dimas Irawan,op,cit.,
137
informasi di berbagai media dan kurangnya minat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari hasil wawancara kepada sejumlah narasumber seperti diatas memang sangat membantu penulis dalam menemukan informasi yang sedang diteliti. Keseluruhan informasi ini mejelaskan hubungan masyarakat BATAN mengacu pada berbagai metode lembaga non kementrian yang digunakan untuk membangun dan memelihara hubungan yang saling menguntungkan dengan masyarakat terdekat di mana pusat reaktor nuklir beroperasi terutama pada masyarakat Kecamatan Setu Tangerang Selatan. Prinsip yang mendasari hubungan masyarakat adalah bahwa ketika perusahaan menerima tanggung jawabnya dan mengambil minat aktif dalam kesejahteraan masyarakat, maka BATAN mendapatkan sejumlah manfaat jangka panjang dalam hal dukungan masyarakat dan loyalitas.
4.3
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian penulis selama meneliti secara seksama disertai wawancara mendalam mengenai program Community Relations yang terlihat dilapangan selama penelitian dan observasi dilakukan untuk mencari hubungan anatar teori atau konsep dengan hasil dari data primer maupun sekunder sehingga diperoleh gambaran mengenai program Community Relations yang dilakukan oleh Humas BATAN,
138
berikut adalah pembahasan yang disampaikan penulis yang merupakan fokus dari hasil penelitian : Program Community Relations sebagaimana yang dijelaskan oleh Yosal Iriantara172 adalah. Sedangkan tahapan program Community Relations sebagaimana yang dijelaskan oleh Yosal Iriantara173 adalah (a) pengumpulan fakta dan perumusan masalah, (b) perencanaan dan pemprograman, (c) aksi dan komunikasi,dan (e) evaluasi. Karena proses ini bersifat siklis, maka setelah melakukan evaluasi kembali pada pengumpulan fakta lalu sampai pada evaluasi, dan kembali ke pengumpulan fakta, begitu seterusnya. Keadaan ini berlangsung selama organisasi itu ada dan menjalankan kegiatan PR. Keputusan Humas BATAN untuk membuat dan melaksanakan program Community Relations dilatarbelakangi oleh tamuan peneliti dilingkungan kewajiban tanggung jawab sosial korporat untuk terus melakukan hubungan baik dengan masyarakat sekitar. Sedangakan latar belakang dilakukannya kegiatan program Community Relations atau ComDev BATAN adalah karena kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap Iptek nuklir dengan tujuan masyarakat dan BATAN menjadi mitra yang harmonis dan saling menguntungkan. Tahapan awal dalam program Community Relations yakni pengumpulan fakta dan perumusan masalah dengan fokus utamanya adalah masyarakat Kecamatan Setu Tangerang Selatan. Seperti yang 172 173
Yosal Iriantara,op,cit., Ibid 79.
139
diungkapkan Yosal Iriantara174 dalam permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat sekitar bisa berupa permasalahan lingkungan, tercemarnya sumber air dan penggundulan hutan sampai dengan permasalahan ekonomi seperti tingkat pengangguran yang tinggi, sumber daya manusia yang tidak berketerampilan, rendahnya sikap-mental kewirausahaan atau tingkat produktivitas individu yang rendah. Pada analisa ini metode yang digunakan BATAN adalah riset untuk memberi gambaran jelas tentang suatu masalah yang menyeluruh, sistematais dan komprehensif berupa pengamatan, diskusi dan jajak pendapat dalam lingkungan internal dan eksternal. Langkah ini adalah sesuai dengan apa yang dikutip dari J. Suprapto175 yaitu menurut tempat pencarian data penelitian dapat dibagi menjadi tiga, yaitu melalui sumber; (a) riset perpustakaan (library research), (b) riset laboraturium (laboratory reseach), dan (c) riset lapangan (field research). Lalu pihak BATAN dapat mengumpulkan fakta tentang permasalahan sosial tersebut dari berbagai sumber. Misalnya dari berita media massa, data statistik, obrolan warga masyarakat, atau keluhan langsung dari warga masyarakat sekitar. Sedangkan yang disampaikan Yosal Iriantara176 masalah secara sederhana bisa dirumuskan sebagai kesenjangan antara yang diharapkan dengan
yang
dialami,
yang
untuk
menyelesaikannya
diperlukan
kemampuan menggunakkan pikiran dan keterampilan secara tepat. Misalnya, kita mengaharapkan masyarakat sekitar memiliki sikap-mental 174
Yosal Iriantara,op,cit., 80. Rosadi Ruslan,op,cit., 31. 176 Ibid 81 175
140
kewiraswastaan sehingga bisa menciptakan lapangan kerja bagi dirinya sendiri.
Disinilah
tujuan
BATAN
membantu
masyarakat
dalam
memberikan pelatihan ternak dan memberikan suplemen pakan ternak. Pada tahap ke dua yaitu perencanaan dan pemprograman dilakukan menetapkan langkah yang akan dilakukan, menetapkan khalayak sasaran hingga pada penetapan tujuan. Menurut Neni Yulianita177, planning atau perencanaan, yaitu perincian secara teratur dan berurutan tentang langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Programming atau acara/susunan acara, yaitu perincian waktu atau timing secara teratur dan menurut urutan tertentu tentang pelaksanaan langkah demi langkah sesuai dengan apa yang telah ditetapkan pada perencanaan. Sesuai dengan apa yang disampaikan dalam buku “Effective public Relataions”178, yaitu setelah problem atau peluang PR didefinisikan melalui riset dan analisis, praktis harus menyususn sebuah strategi untuk mengatasi problem atau memperbesar peluang tersebut. Ini adalah perencanaan dan pemprograman- membuat keputusan strategi mendasar tentang apa yang akan dilakukan, dan dengan langkah apa, dalam rangka mengatisipasi problem atau peluang. Di dalam pengelolahan program Community Relations, BATAN melibatkan beberapa stakeholder. Keterlibatan pemerintah dan organisasi lain tentunya dapat berkonsekuensi pada suatu bentuk hubungan baik 177 178
Neni Yulianita,op,cit., 133 Scott M. Cutlip, Allen H.Center and Glen M.Broom,op,cit.,
141
dalam pengelolaan program, yang tentu saja diharapkan ada unsur berkelanjutan serta pemberdayaan masyarakat tersebut dapat terwujud dengan baik. Melaksanakan Community Relations adalah salah satu pendekatan BATAN terhadap tujuan utamanya sebagai penghasil pasokan energi nuklir di Indonesia dengan mengembangkan PLTN. Hal ini yang dijadikan pedoman bagi praktisi PR untuk mengambil langkah yang tepat dalam menjalankan kegiatan Community Relations dalam program community development BATAN, sehingga kegiatan yang direncanakan dapat berjalan sesuai dengan tujuan perusahaan. Pihak yang menjalankan perencanaan dan pemprograman hanyalah pihak
internal
BATAN,
yaitu
humas
dan
bidang-bidang
yang
bersangkutan. Karena program Community Relations adalah kegiatan yang wajib dilakukan oleh setiap perusahaan besar maupun kecil untuk membina hubungan baik dengan komunitas lokal demi kemajuan perusahaan. Sedangkan ke tiga narasumber eksternal BATAN hanya sebagai target program. Adapun langkah-langkah dalam perencanaan menyusun program Community Relations sebagai berikut :179 1.
Pada awal kegiatan akan dilaksanakan pertemuan / koordinasi para pelaksana kegiatan dengan mitra kerja untuk lebih mempersiapkan pelaksanaan kegiatan di daerah Tangerang Selatan, baik secara administrasi maupun teknis. Pertemuan dilaksanakan 2 bulan
179
Proposal Desiminasi – BATAN 2010
142
sebelum acara berlangsung yang bertempat di gedung Pusat Kemitraan Teknologi Nuklir daerah Kawasan Puspitek – Serpong. 2.
Koordinasi dengan Humas, PKTN, dan PEDIN dalam sosialisasi Iptek nuklir pada bulan 10 tahun 2010 diperlukan untuk mempersiapkan kegiatan pengenalan hasil-hasil litbang Iptek nuklir yang proven dan applicable dan bertempat di daerah Kawasan Nuklir Serpong. Dalam koordinasinya bidang yang bersangkutan membahas tentang tujuan diadakannya program, media dalam menyampaikan pesannya, khalayak sasaran, alokasi dana yang dibutuhkan dan jadwal kegiatan pelaksanaan program.
3.
Pada kegiatan pelatihan, misalnya Gabungan Kedaruratan Nuklir Kawasan Nuklir Serpong dan pelatihan jantanisasi ternak untuk bulan 11 tahun 2010 akan dipertemukan penghasil teknologi dengan penggunan di daerah Tangerang Selatan, dengan tujuan untuk bertukar informasi mengenai teknologi terbaru serta potensi daerah yang bersangkutan.
4.
Supervisi dibutuhkan selama pelaksanaan kegiatan pemanfaatan hasil litbang Iptek nuklir bagi mitra daerah Tangerang Selatan untuk kelancaran
kegiatan
pelatihan
jantanisasi
ternak.
Supervisi
dibutuhkan untuk setiap program Community Relations yang dilaksanakan. Biasanya pelatihan berlangsung selama dua hari dan selama kegiatan berlangsung bidang evaluasi sebagai pengontrol atau pengawas utama selama kegiatan berlangsung.
143
5.
Selain itu mitra daerah Tangerang Selatan berpartisipasi dalam lokakarya yang akan dilaksanakan pada akhir tahun kegiatan yaitu sekitar Bulan Nopember 2010 bertempat di Pusat Desiminasi Iptek Nuklir-Jakarta
dengan
tujuan
mempertemukan
para
peneliti
penghasil teknologi nuklir (BATAN) dengan mitra kerja dan masyarakat pengguna teknologi jantanisasi di daerah Tangerang Selatan, mengevaluasi pelaksanaan kegiatan tahun 2010, dan mengidentifikasi kegiatan untuk tahun berikutnya. Dalam lokakarya, bidang yang bersangkutan saling memberikan pendapat hasil evaluasi atas program Community Relations yang telah terlaksana selama satu tahun. Tentu saja semua kegiatan itu memerlukan perencanaan yang baik. Pada umumnya, perusahaan menyusun recana tahunan untuk berbagai kegiatan Community Relations. Dalam setiap pelaksanaan program tersebut memerlukan keterlibatan Kepala Desa Kecamatan Setu Tangerang Selatan sebagai mediator antara BATAN dengan masyarakat lokal. Hal demikian dapat memudahkan BATAN penyebaran informasi kepada masyarakat lokalnya, guna memperoleh dukungan dan keterlibatan berbagai pihak tersebut diperlukan upaya-upaya dalam memberikan pemahaman mengenai kebijakkan ataupun konsep dari hasil program kemasyarakatan melalui pengamatan Community Relations yang efektif. Dan didalam rencananya BATAN juga menyiapkan anggaran yang akan dibutuhkan sesuai dengan program. Selain itu peran masyarakat lokal
144
merupakan salah satu faktor penting dalam proses perencanaan. Sebagai contoh pada program kedaruratan nuklir yang berpedoman kepada asas diri, oleh dan untuk masyarakat. Dimana partisipasi masyarakat akan muncul sebagai sumbangan aspirasi atau gagasan mereka mengenai program kelanjutan yang harus dipikirkan oleh BATAN. Langkah ini hampir sesuai dengan yang disampaikan Yosal Iriantara180didalam rencana biasanya hal yang perlu dicantumkan adalah; (a) Sumberdaya manusia yang terlibat, (b) jumlah dana yang diperlukan, dan (c) waktu pelaksanaannya. Beberapa kegiatan program community development yang telah dilaksanakan Humas BATAN periose Maret-Desember 2010 sebagai berikut :181 1. Bidang Pertanian a.
Penangkaran Benih Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menyediakan benih bersertifikat varietas unggul hasil litbang BATAN dengan melibatkan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih setempat. Benih yang ditangkarkan untuk tahap pertama sebanyak 2 unit (0,5 Ha) adalah benih BS (Breeder Seeds) yang dihasilkan oleh Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi – BATAN. Benih yang diperoleh dari kegiatan tahap pertama ini diharapkan tersertifikasi benih FS (Foundation Seeds).
180 181
Yosal Iriantara,op,cit., Proposal Desiminasi – BATAN
145
Penangkaran benih tahap kedua sebanyak 4 unit (1 Ha) adalah benih FS hasil tahap pertama untuk menghasilkan benih bersertifikasi SS (Standard Seeds), sehingga terbentuk sistem penangkaran benih yang berkelanjutan dan benih turunan yang lebih rendah digunakan untuk kegiatan penyebaran padi varietas unggul hasil litbang BATAN. b. Demfarm Varietas Kedelai Unggul Hasil Litbang BATAN Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengenalkan kedelai varietas unggul BATAN kepada petani di kabupaten, kecamatan, atau desa yang belum pernah menggunakan varietas tersebut, dengan harapan masyarakat petani setempat dapat mengenal sifatsifat unggul varietas kedelai hasil litbang BATAN. Untuk pelaksanaan
demfarm digunakan benih turunan BS yang
bersertifikat. Pada kegiatan ini dilakukan demfarm untuk kedelai varietas Rajabasa seluas 1 hektar. c. Penyebaran Padi Varietas Unggul Hasil Litbang BATAN Kegiatan penyebaran benih padi varietas unggul hasil litbang BATAN merupakan kegiatan menyebarkan benih padi unggul BATAN yang bersertifikat kepada masyarakat atau kelompok petani untuk ditanam di lahan-lahan milik mereka dengan harapan penggunaan padi varietas unggul hasil litbang BATAN dapat berkembang dan berhasil baik guna mendukung
146
program produksi pangan. Kegiatan penyebaran padi pada tahun 2010 telah dilaksanakan seluas 20 hektar untuk daerah Serpong. 2. Peternakan Pengenalan Teknologi Suplemen Pakan Multinutrien (SPM) untuk Penggemukan Sapi Potong. Kegiatan dilaksanakan dalam rangka pengenalan penggunaan SPM yang merupakan pakan ternak hasil litbang BATAN untuk sapi potong kepada masyarakat peternak dengan menggunakan ternak milik masyarakat selama 120 hari. Kegiatan ini meliputi : penyediaan ternak masyarakat, pembuatan SPM, pemberian obat-obatan, bimbingan teknis kepada para peternak pelaksana kegiatan, pembuatan pakan hijauan (jerami fermentasi dan silase), dan pembuatan kebun HMT. a. Perikanan Pengenalan Hormon Testosteron (MT) Pakan Ikan Air Tawar untuk Jantanisasi. Kegiatan pengenalan hormon testosteron (MT) pakan ikan air tawar untuk jantanisasi merupakan kegiatan sex reversal dengan pemberian hormon methyl testosteron untuk mendapatkan sejumlah ikan jantan yang optimal. Dengan ikan jantan diharapkan waktu panen lebih singkat sebab ikan jantan relatif tumbuh lebih cepat. Selama ini petani ikan kesulitan untuk mendapatkan hormon testosteron karena masih import dan harganya mahal. Hasil litbang BATAN telah mendapatkan bahan untuk sex
147
reversal ikan yang mampu memberikan respon positif dengan hasil menyamai bahan import dan harga hormon yang lebih murah. 4. Partisipasi/pelatihan Kegiatan partisipasi/pelatihan meliputi Sosialisasi Iptek Nuklir dalam rangka pengenalan produk litbang BATAN di berbagai bidang, seperti pertanian, peternakan, kesehatan dan juga energi. Selain itu juga dilaksanakan kegiatan pelatihan yang akan dilakukan sebanyak2 (dua) kali, yaitu Pelatihan Aplikasi Teknik Nuklir Bidang Pertanian dan Peternakan. Pelatihan ini meliputi pelatihan penangkaran benih, pembuatan Suplemen Pakan Ternak (SPM), Pembuatan Silase dan Pelatihan Teknik Penjantanan ikan (pembuatan pakan hormon ikan). 5. Kedaruratan Nuklir Program pelatihan kedaruratan nuklir, diikut sertakan oleh stakeholder dengan khalayak sasarannya adalah masyarakat lokal, Pemda setempat, pesantren, Polda dan unit PAM. Pelatihan ini guna memberikan keterampilan pada kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana nuklir maupun non nuklir. 6. Kegiatan Keagamaan Kegiatan ini sebagai salah satu program rutin BATAN setiap tahunnya bersama masyarakat sekitar seperti, safari ramadahan atau buka puasa bersama dan pemotongan hewan kurban.
148
Kegiatan diatas hampir serupa dengan seperti yang dikutip Neni Yulianita182 dalam kegiatan Community Relations yang harus dilaksanakan berupa kegiatan antara lain : (a) memberikan bea siswa bagi yang memerlukan khususnya bagi masyarakat sekeliling perusahaan, (b) mendirikan sekolah-sekolah dalam usaha menggalakkan pendidikan, (c) mendirikan asrama-asrama bagi mereka yang memerlukan, (d) mendirikan masjid untuk kegiatan ibadah, dan (e) mengadakan pembagian makanan / sembako. Setelah membuat perencanaan dan program maka bidang yang terkait dalam kegiatan program Community Relations menindaklanjuti melalui tahap yang ke tiga, yaitu aksi dan komunikasi. Adapun aksi komunikasi dari pelaksanaan kegiatan Community Relations atau community development tersebut berupa : 1. Lokakarya dengan internal BATAN yang diadakan setiap akahir tahun, dan terakhir dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2010 yang membahas tentang Pelatihan Kedaruratan Nuklir yang bertempat di PDIN. 2. Penyuluhan mengenai Iptek nuklir keberbagai lokasi sekitar Kawasan Puspitek di daerah Tangerang Selatan, yaitu pada sekolah-sekolah, pesantren hingga, desa setu, baru asih, sengkol, keranggaan, koceak, pagedangan, dan sari mulya. Penyuluhan ini dilakuakan dalam kurun waktu tertentu. Dalam penyuluhan ini berisi tentang visi misi BATAN
182
Neni Yulianita,op,cit., 78
149
dan pengembangannya serta diberikan teknik-tenik dari libang BATAN yang digunakan untuk kegiatan pelatihan. 3. Talk Show dan dialog interaktif dengan media cetak (Kompas, Media Indonesia, Antara) setelah program ComDev selesai. Sedangkan dengan media elektonik melalui stasiun TV (Metro TV dan TV One). 4. Iklan layanan masyarakat di media elektronok TV (Metro TV dan TV One), sedangkan Radio Fm. Hal ini baru galakkan kembali sejak September 2010 dengan penyajian lebih menarik. 5. Penyebaran sticker, pin up, baju, buku, dan brosur mengenai tugas dan fungsi BATAN, produk-produk hasil litbang, radiasi dan lain-lain. Selain itu perserta diberikan pin up, baju, buku serta brosur dibagikan pada saat acara berlangsung dan dibagiakan secara gratis sebagai souvenir atau tanda cendera mata pada peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut dan Sticker yang bertuliskan “Nuclear For Peace”. 6. Video CD, yang didalamya terdapat symbol-simbol BATAN yang berupa suara sirine yang digunakan sebagai peringatan adanya gangguan yang berasal dari reaktor nuklir maupun peringatan bencana alam, dan menampilkan cara-cara untuk menyelamatkan. Sedangkan cara penyampaian komunikasi BATAN terhadap masyarakat luas yaitu Nasional dan Internasional BATAN memiliki Website BATAN Indonesia yang didalamnya terdapat forum tanya jawab tentang nuklir dan pengembangannya. Namun sesuai dengan Undang-
150
undang
tentang
keterbukaan
informasi
BATAN
menyebarluaskan
informasi yang dibutuhkan publik yang berisi program-program hingga kebijakkan BATAN, terkecuali informasi yang menyangkut untuk keselamatan Negara. Aksi dan komunikasi seperti ini sama halnya dengan apa yang dikutip Yosal Iriantara183 dalam program Community Relations selalu ada aspek bagaimana menyusun pesan yang ingin disampaikan kepada komunitas, serta melalui media apa, dan dengan cara apa. Didalam informasi juga disebutkan hal mengenai keuntungan dari PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) adalah : 1. Merupakan kumpulan mesin penghasil listrik yang memanfaatkan tenaga nuklir sebagai tenaga operasionalnya. 2. Dibandingkan dengan pembangkit daya utama lainnya adalah tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (selama operasi normal) - gas rumah kaca hanya dikeluarkan ketika Generator Diesel Darurat dinyalakan dan hanya sedikit menghasilkan gas). 3. Tidak mencemari udara. 4. Tidak menghasilkan gas-gas berbahaya sepert karbon monoksida, sulfur dioksida, aerosol, mercury, nitrogen oksida, partikulate atau asap fotokimia. 5. Sedikit menghasilkan limbah padat (selama operasi normal), biaya bahan bakar rendah.
183
Yosal Irianrata,op,cit., 83
151
6. Hanya sedikit bahan bakar yang diperlukan, ketersedian bahan bakar yang melimpah, karena sangat sedikit bahan bakar yang diperlukan, baterai nuklir. Sedangkan kekurangan PLTN adalah : 1. Resiko
kecelakaan
nuklir,
kecelakaan
nuklir
terbesar
adalah
kecelakaan Chernobyl (yang tidak mempunyai containment building), 2. Limbah nuklir - limbah radioaktif tingkat tinggi yang dihasilkan dapat bertahan hingga ribuan tahun.184 Aksi dan komunikasi ini dilakukan oleh internal BATAN yaitu bidang-bidang yang terkait. Hal ini juga di lakukan ke tiga narasumber dari BATAN yaitu Humas, bidang dokumentasi dan bidang desiminasi. Selain itu aksi dan komunikasi dibantu oleh kepala desa Kecamatan Setu Tangerang Selatan sekaligus sebagai mediator kepada masyarakatnya dengan menggunakan surat undangan yang dibuat oleh pihak internal BATAN dan door to door. Tahapan akhir dari sebuah kegiatan adalah melakukan evaluasi yang dilakukan oleh masing-masing bidang yang bersangkutan dengan program tersebut. Pada tahap ini humas BATAN mengadakan lokakarya, jajak pendapat, dan membahas berbagai dampak program yang terlaksana terhadap masyarakat sekitar, organisasi, dan lingkungan sosial mereka. Dalam menjalankan program ComDev-nya perusahaan harus menerapkan salah satu prinsip yakni prinsip partisipasi masyarakat.
184
BATAN. Mengenal Reaktor Nuklir dan Manfaatnya. Jakarta, 2003.
152
Perusahaan harus berupaya menstimulasi dan mendorong partisipasi masyarakat dalam identifikasi masalah, perencanaan, implementasi maupun evaluasi programnya. Hal ini dimaksudkan sampai seberapa jauh masyarakat bisa mandiri dan berkembang kapasitasnya, bahkan memiliki kesempatan untuk berpartisipasi mengelola program. Kepala desa Kecamatan Setu Tangerang Selatan pun tidak melakukan evaluasi, hal ini dikarenakan program yang berlangsung merupakan program perusahaan bukan program dari daerah atau Kecamatan. Dalam evaluasi perkembangan kegiatan dapat dilihat dari hasil laporan kegiatan yang diterima mancakup hasil-hasil pelaksanaan program
seperti,
alokasi
kegiatan
anggaran
kegiatan,
partisipasi
masyarakat, tanggapan masyarakat, dan sebagainya. Laporan tersebut dapat diamati bahwa sosialisasi dan pelaksanaan program kemasyarakatan di Kecamatan Setu Tangerang Selatan sesuai dengan harapan BATAN atau tidak. Harapan dari program kemasyarakatan ini tentunya bisa dirasakan manfaatnya oleh BATAN dan masyarakat lokal. Dari hasil kuesioner yang dibagikan ke peserta, dapat diketahui apakah program tersebut sudah sesuai dengan harapan atau tidak. Jika program tersebut berhasil maka humas BATAN tetap merencanakan program rutin atau program lain untuk mempertahankan citranya sebagai perusahaan yang peduli dengan masyarakat sekitar dan apabila program tersebut belum sesuai harapan
153
maka tugas humas BATAN adalah memetakkan kembali apa yang membuat program tersebut belum berhasil. Tentunya BATAN akan mendapatkan penilaian yang sangat baik atas terlaksananya program kemasyarakatan khususnya karena program ini juga diliput langsung oleh lembaga energi Indonesia dan dunia. Jadi pentingnya program ComDev bisa dirasakan manfaatnya, seperti yang dikutip Yosal Iriantara185 menenai manfaat Community Relations bagi perusahaan yaitu ; (a) memperkaya kapabilitas karyawan yang telah menyelesaikan tugas bekerja bersama komunitas, (b) peluang untuk menanamkan bantuan praktis pada komunitas, (c) meningkatkan pengetahuan tentang komunitas lokal, dan (d) meningkatkan citra dan profil perusahaan karena para karyawan menjadi ‘duta besar’ bagi perusahaan.
185
Yosal Iriantara,op,cit., 71