BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam peneltian ini adalah Kantor Akuntan Publik yang terdaftar pada directory KAP tahun 2011. Proses pengumpulan data dimulai sejak bulan April 2012. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner ke beberapa KAP di Jakarta. Setelah data responden diperoleh, dilakukan pengolahan data untuk mendapatkan hasil pengujian. Pengolahan data dilakukan menggunakan SPSS versi 17.0 dengan menggunakan metode regresi linier berganda. Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil pengujian yang telah dilakukan oleh peneliti. Pengolahan data dilakukan menggunakan beberapa jenis pengujian dan hasilnya akan disajikan berupa output table disertai hasil penerimaan dan penolakan terhadap hipotesis yang telah dibuat. 4.2 Gambaran Objek Penelitian Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner ke beberapa KAP di Jakarta. Kuesioner disebarkan melalui berbagai cara yaitu dengan mengirimkan link kuesioner dan mengirim kuesioner langsung ke KAP di beberapa wilayah di Jakarta. Penelitian dimulai April 2012 dengan menyebarkan kuesioner ke beberapa Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jakarta. Dari KAP yang telah dikunjungi, beberapa KAP menolak untuk menerima kuesioner dengan alasan tertentu, antara lain auditor yang sedang bertugas di luar kantor (di klien atau di luar kota). Ada beberapa kuesioner yang tidak dikembalikan karena responden tidak sempat untuk mengisinya sehingga tidak semua kuesioner kembali ke 39
tangan. Di bawah ini dapat dilihat perincian jumlah kuesioner dikirim dan dikembalikan oleh responden pada setiap KAP yang dikunjungi: Tabel 4.2 Gambaran Tingkat Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner Keterangan
Jumlah
jumlah kuesioner
165
kuesioner dikirimkan melalui survey
95
kuesioner dikirimkan melalui mail survey
70
kuesioner kembali melalui survey
61
kuesioner kembali melalui mail survey
36
jumlah kuesioner terkumpul
97
kuesioner tidak kembali
68
jumlah kuesioner gugur karena tidak terisi seluruhnya
5
Kuesioner yang dipakai dalam pengolahan data
92
Dari perincian di atas dapat dilihat ada 165 kuesioner yang telah disebar dengan perincian sebanyak 95 kuesioner langsung disebar ke beberapa KAP dan 70 dikirimkan ke auditor melalui mail survey. Penyebaran kuesioner dilakukan mulai April 2012. Namun tidak semua kuesioner terkumpul dan dapat dipakai untuk pengolahan data lebih lanjut. Jumlah kuesioner yang terkumpul sebanyak 97 kuesioner dengan perincian sebanyak 61 kembali melalui KAP dan 36 kembali melalui mail survey. Jumlah kuesioner yang gugur karena tidak menjawab seluruh pertanyaan sebanyak 5 kuesioner. Jadi jumlah keseluruhan kuesioner yang dipakai dalam pengolahan data sebanyak 92 kuesioner. 40
IV.3 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan gambaran mengenai sifat partisipan responden dalam penelitian. Di bawah ini adalah tabel karakteristik responden menurut gender, jabatan, jenjang pendidikan, pengalaman audit dan jumlah penugasan. Tabel 4.3 Karakteristik Responden Gender
Perempuan
57
62%
Laki-laki
35
38%
92
100%
Junior auditor
78
84,8%
Senior auditor
14
15,2%
Supervisor
0
-
Manajer
0
-
92
100 %
D3
8
8,7%
S1
71
78,9%
S2
13
14,1%
S3
0
-
92
100%
< 1 tahun
28
30,4%
1 - 2 tahun
39
42,4%
2 - 3 tahun
16
17,4%
Total
Jabatan
Total
Jenjang Pendidikan
Total
Pengalaman audit
41
> 3 tahun
9
9,8%
92
100%
< 5 kali
38
41,3%
5 -10 kali
28
30,4%
> 10 kali
26
28,3%
0
-
92
100%
Total
Jumlah Penugasan
Belum pernah Total
\ Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden penelitian adalah perempuan sebanyak 57 responden (62%), dan sisanya laki-laki sebanyak 35 responden (38%). Dilihat berdasarkan jabatan para auditor, sebagian besar partisipan responden adalah Junior auditor sebesar 78 responden (84,8%) dan sisanya terdapat 14 responden (15,2%) dengan jabatan Senior auditor. Berdasarkan jenjang pendidikan, responden dengan jenjang pendidikan terakhir S1 sebanyak 71 responden (78,9%), pendidikan terakhir S2 terdapat 13 responden (14,1%) dan persentase terkecil dengan 8 responden (8,7%) memiliki pendidikan terakhir D3. Berdasarkan pengalaman, auditor yang telah bekerja selama 1-2 tahun merupakan responden terbanyak dengan 39 responden (42,4%), diikuti auditor yang telah bekerja < 1 tahun sebanyak 28 responden (30,4%), auditor berpengalaman 2-3 tahun terdapat 16 responden (17,4%) dan sisanya 9 responden (9,8%) berpengalaman > 3 tahun. Dilihat berdasarkan jumlah penugasan selama menjadi auditor, terdapat 38 responden (41,3%) telah bertugas < 5 kali, jumlah penugasan 5-10 kali sebanyak 28 responden (30,4%) dan persentase terkecil dengan jumlah penugasan > 10 kali sebanyak 26 responden (28,3%). 42
IV.4 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan hasil penelitian, namun hasil deskriptif penelitian tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Statistik deskriptif akan menjelaskan nilai minimum, nilai maksimum, mean dan standar deviasi dari setiap variabel penelitian. Nilai minimum menunjukkan nilai terkecil dari setiap variabel. Nilai maksimum menunjukkan nilai terbesar dari setiap variabel. Mean adalah nilai rata-rata dari tiap variabel seluruh responden. Standar deviasi menunjukkan pola sebaran data untuk menjelaskan homogenitas suatu data dan varians merupakan kuadrat dari standar deviasi. Statistik deskriptif dari tiap variabel diamati pada tabel berikut: Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
Std. N
Minimum Maximum
Mean
Deviation
Variance
Gender
92
0
1
.62
.488
.238
kompleksitas tugas
92
12
24
19.39
3.049
9.296
tekanan ketaatan
92
13
41
28.99
4.285
18.363
pengalaman audit
92
1
4
2.07
.935
.875
audit judgement
92
22
42
32.92
4.235
17.939
Valid N (listwise)
92
Dari hasil analisis statistik deskriptif tersebut diketahui bahwa jumlah partisipan sebanyak 92 responden. Pada variabel gender nilai minimumnya adalah 0 dengan nilai 43
maksimum 1, nilai rata-rata dari keseluruhan respoden variabel ini sebesar 0,62, standar deviasi 0,488 dan varians 0,238. Pada variabel kompleksitas tugas memiliki nilai minimum sebesar 12 dan nilai maksimum 24, nilai rata-rata yang dimiliki sebesar 19,39 dengan standar deviasi 3,049 dan varians 9,296 artinya pola variasi data variabel ini cenderung beragam. Untuk tekanan ketaatan, nilai minimumnya adalah 13 dengan nilai maksimum sebesar 41, nilai rata-rata yang dimiliki sebesar 28,99, standar deviasi 4,285 dan varians 18,363. Sedangkan pada pengalaman audit memiliki nilai minimum 1 dan nilai maksimum yaitu 4, nilai rata-rata yang dimiliki 2,07, standar deviasi 0,935 dan varians 0,875. Pada variabel terikat audit judgement diperoleh nilai minimum sebesar 22, nilai maksimum 42, nilai rata-rata keseluruhan responden pada variabel ini adalah 32,92, standar deviasi 4,235 dan varians 17,939.
IV.5. Uji Kualitas Data Penelitian ini menggunakan empat variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas tersebut adalah gender, kompleksitas tugas, tekanan ketaatan dan pengalaman audit. Langkah awal pengujian yaitu menguji kualitas data dengan uji validitas dan reliablitas. 4.5.1 Uji Validitas Untuk melihat apakah item pertanyaan yang dipergunakan mampu mengukur variabel yang akan diteliti, peneltian dilakukan tahap awal dengan menguji validitas dari setiap pertanyaan. Jika kuisioner valid maka kuesioner dapat digunakan untuk mengumpulkan data dan bisa mengukur apa yang akan diukur. Agar pengujian valid, disyaratkan nilai Corrected Item Total Correlation dari setiap butir pertanyaan harus
44
lebih besar dari nilai r-tabel. Setelah melakukan penghitungan, maka nilai r-tabel = 0,171.
Tabel 4.5.1.1 Kompleksitas tugas Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance if Corrected Item-
Cronbach's
Item
Item
Total
Alpha if Item
Deleted
Deleted
Correlation
Deleted
Hasil Uji
butir1
16.16
6.050
.480
.568
Valid
butir2
16.40
7.078
.366
.614
Valid
butir3
16.15
7.713
.280
.641
Valid
butir4
16.17
7.706
.329
.628
Valid
butir5
16.12
6.546
.440
.586
Valid
butir6
15.95
6.338
.399
.605
Valid
Pada variabel kompleksitas tugas telah disajikan enam pertanyaan dalam kuesioner. Dari keenam butir pertanyaan terlihat pada output diatas bahwa butir 1 sampai buti 6 menghasilkan Corrected Item-Total Correlation kisaran 0,2 sampai mendekati 0,5. Ini menunjukkan nilai rhitung> nilai rtabel 0,171., maka pengujian seluruh butir pertanyaan adalah valid. Oleh karena itu butir pertanyaan dalam variabel
45
kompleksitas tugas dapat menjadi alat ukur untuk melihat pengaruh kompleksitas tugas terhadap audit judgement.
Tabel 4.5.1.2 Tekanan ketaatan Item-Total Statistics Scale Mean
Scale
Corrected
Cronbach's
if Item
Variance if
Item-Total
Alpha if Item
Deleted
Item Deleted
Correlation
Deleted
Hasil Uji
butir7
25.85
15.010
.291
.635
Valid
butir8
25.86
14.738
.396
.610
Valid
butir9
25.87
14.598
.439
.601
Valid
butir10
25.72
13.919
.457
.593
Valid
butir11
25.76
14.975
.360
.618
Valid
butir12
25.55
16.382
.213
.648
Valid
butir13
25.76
15.547
.243
.646
Valid
butir14
25.77
15.848
.258
.640
Valid
butir15
25.77
15.233
.309
.630
Valid
Pada variabel tekanan ketaatan telah disajikan sembilan pertanyaan dalam kuesioner. Dari sembilan butir pertanyaan terlihat pada output diatas bahwa butir 1 sampai butir 9 menghasilkan Corrected Item-Total Correlation kisaran 0,2 sampai mendekati 0,5. Ini menunjukkan nilai rhitung> nilai rtabel 0,171., maka pengujian seluruh 46
butir pertanyaan adalah valid. Jadi butir pertanyaan tersebut dapat dijadikan alat ukur untuk melihat bagaimana pengaruh tekanan ketaatan terhadap audit judgement.
Tabel 4.5.1.3 Tabel Audit Judgement Item-Total Statistics Scale Mean
Scale
Corrected
Cronbach's
if Item
Variance if
Item-Total
Alpha if Item
Deleted
Item Deleted
Correlation
Deleted
Hasil Uji
butir16
29.78
13.908
.514
.668
Valid
butir17
29.63
15.115
.347
.698
Valid
butir18
29.66
15.676
.258
.712
Valid
butir19
29.62
16.348
.191
.720
Valid
butir20
29.55
14.030
.491
.672
Valid
butir21
29.74
13.755
.537
.664
Valid
butir22
29.60
14.573
.483
.676
Valid
butir23
29.60
15.584
.308
.704
Valid
butir24
29.52
15.945
.252
.712
Valid
butir25
29.61
14.966
.342
.699
Valid
47
Pada variabel audit judgement telah disajikan 10 pertanyaan dalam kuesioner. Dari 10 butir pertanyaan terlihat pada output diatas bahwa butir 1 sampai butir 10 menghasilkan Corrected Item-Total Correlation kisaran 0,19 sampai mendekati 0,6. Ini menunjukkan nilai rhitung> nilai rtabel 0,171., maka pengujian seluruh butir pertanyaan adalah valid. Hal ini membuktikan bahwa setiap butir pertanyaan dapat menjadi instrumen variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini.
4.5.2
Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan suatu pengukuran yang memiliki konsisitensi bila
pengukuran dilakukan secara berulang bertujuan untuk melihat ketepatan hasil yang diperoleh. Uji reliabilitas akan menunjukkan apakah kueisoner sebagai sebuah instrumen dapat digunakan lebih dari sekali. Uji reliabilitas mensyaratkan jika nilai Cronbach’s Alpha > 0.6 maka pengujian variabel tersebut reliable dan kuesioner bisa disebarkan ke responden lebih lanjut, jika Cronbach’s Alpha < 0.6 maka pengujian tidak reliable dan kuesioner tidak bisa digunakan untuk pengujian lebih lanjut.
Tabel 4.5.2. Uji Reliabilitas Nilai Cronbach's Alpha
α
Hasil Uji
Kompleksitas Tugas (X2)
0.652
0.6
Reliable
Tekanan Ketaatan (X3)
0.653
0.6
Reliable
Audit Judgement (Y)
0.716
0.6
Reliable
Variabel
Dari hasil pengujian reliabilitas, menunjukkan variabel kompleksitas tugas, tekanan ketaatan dan audit judgement memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,6. Kompleksitas
48
tugas memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.652, tekanan ketaatan sebesar 0.653 dan audit judgement sebesar 0.716. Hasil uji reliabilitas membuktikan bahwa variabel kompleksitas tugas, tekanan ketaatan dan audit judgement adalah reliable, sehingga kuesioner dapat menjadi instrumen yang digunakan secara berulang.
4.6 Uji Asumsi Klasik Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas, langkah selanjutnya yaitu dengan melakukan pengujian asumsi klasik. Pada uji asumsi klasik terdapat beberapa pengujian antara lain uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. 4.6.1
Uji Normalitas Pengujian pertama yaitu uji normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk menguji
apakah variabel bebas dan variabel terikat berdistribusi normal atau tidak normal. Uji normalitas dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya. Cara yang digunakan untuk menguji normalitas ada dua macam yaitu dengan metode anlisis grafik dan metode statistik. 4.6.1.2 Uji Normalitas cara Grafik Histogram dan Normal Probabilty Plots Grafik histogram digunakan dengan membandingkan data riil dengan garis kurva yang terbentuk apakah mendekati normal atau benar-benar normal. Ketika histogram membentuk kurva seperti lonceng maka nilai residual dapat dinyatakan normal. Pada Normal Probability Plots, data dikatakan berdistribusi normal jika titik-titik yang menggambarkan data mengikuti garis diagonal, jika titik-titik menyebar jauh dan tidak mengikuti garis diagonal maka data tersebut tidak berdistribusi normal.
49
Gambar 4.6.1.2.1 Histogram Uji Normalitas
50
Gambar 4.6.1.2.2 P-Plot Uji Normalitas
Berdasarkan output di atas terlihat bahwa kurva regression standardized residual dan dependent membentuk seperti lonceng. Maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal. Demikian pula Normal Probability Plots menunjukkan data berdistribusi normal karena titik-titik mengikuti garis diagonal. 4.6.1.3 Uji Normalitas Kolgomorov-Smirnov Kolgomorov-Smirnov merupakan salah satu jenis metode statistik pengujian normalitas. Uji Kolmogorov-Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji dengan data normal baku. Penelitian menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov karena uji ini lebih kuat daripada uji Chi-Square ketika asumsi terpenuhi. Nilai residual terstandarisasi
51
berdistribusi normal jika nilai Sig. > α 0,05, dan sebaliknya, data berdistribusi tidak normal jika nilai Sig. < α 0,05. Hipotesis pada Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut:
H0 : data berdistribusi normal Ha : data tidak berdistribusi normal
Tabel 4.6.1.3 Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Standardized Residual N Normal Parametersa,,b
92 Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000 .97777500
Absolute
.080
Positive
.055
Negative
-.080
Kolmogorov-Smirnov Z
.766
Asymp. Sig. (2-tailed)
.600
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
52
Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov yang telah dilakukan, dapat dilihat ouput Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,766 dengan nilai Asymph. Sig. (2-tailed) sebesar 0,600 yang artinya nilai Sig. > 0,05. Sesuai hipotesis diatas, jika Sig. > 0,05 maka H0 dapat diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukkan nilai residual terstandarisasi berdistribusi normal dan menyebar secara normal.
4.6.2 Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah terjadi korelasi linier yang kuat antar variabel bebas. Jika terjadi korelasi tinggi, maka dalam model regresi tersebut terjadi gejala multikolinieritas. Model regresi dikatakan baik bila tidak terjadi gejala multikolinieritas. Untuk mendeteksi adanya gejala multikolinieritas atau tidak, dapat dilihat berdasarkan nilai Pair-Wise Correlation antar variabel bebas, Eigenvalue dan Condition Index, Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). 4.6.2.1 Uji Multikolinieritas dengan nilai Pair-Wise Correlation Uji multikolinieritas nilai Pair-Wise Correlation digunakan dengan melihat nilai korelasi antar variabel bebas. Hasil uji dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.6.2.1 Uji Multikolinieritas dengan Pair-Wise Correlation
Coefficient Correlationsa pengalaman kompleksitas Model 1
audit Correlations pengalaman audit
1.000
tugas .005
tekanan gender .032
ketaatan .092 53
kompleksitas
.005
1.000
-.033
.007
Gender
.032
-.033
1.000
.161
tekanan ketaatan
.092
.007
.161
1.000
.226
.000
.014
.005
.000
.021
-.004
.000
Gender
.014
-.004
.845
.016
tekanan ketaatan
.005
.000
.016
.011
tugas
Covariances pengalaman audit kompleksitas tugas
a. Dependent Variable: audit judgement
Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas pada nilai Pair-Wise Correlation, parameternya adalah korelasi antar variabel harus lebih kecil dari 0,6. Dari pengujian diatas terlihat koefisien korelasi antarvariabel bebas berada < 0,60. Dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi multikolinieritas antar variabel. 4.6.2.2 Uji Multikolinierisitas dengan Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) Uji multikolineritas dapat dibuktikan juga dengan melihat besaran TOL (Tollerance) dan variance inflation factor (VIF). Apabila nilai tolerance lebih besar dari 0,1 atau nilai VIF lebih kecil dari 10 maka tidak terjadi multikolinieritas.
54
Tabel 4.6.2.2 Uji Multikolineritas dengan TOL dan VIF
Coefficientsa Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
Std. Model 1
B
(Constant) gender kompleksitas
Error
26.209
4.459
.743
.919
-.029
.145
.210
.347
Beta
t
Sig. Tolerance VIF
5.877
.000
.086
.808
.421
.972 1.028
-.021
-.197
.844
.999 1.001
.105
.213 2.000
.049
.966 1.035
.475
.077
.467
.991 1.009
tugas tekanan ketaatan pengalaman
.731
audit a. Dependent Variable: audit judgement
Berdasarkan output pada tabel Coefficient terlihat nilai tolerance variabel gender (0,972), kompleksitas tugas (0,999), tekanan ketaatan (0,966), pengalaman audit (0,991), sedangkan nilai VIF gender (1,028), kompleksitas tugas (1,001), tekanan ketaatan (1,035) dan pengalaman audit (1,009). Dengan melihat tolerance keempat variabel, 55
maka nilai tersebut > 0,1 dan nilai VIF < 10, sehingga model regresi yang terbentuk tidak terjadi gejala multikolinieritas.
4.6.2.3 Uji Mulitikolinearitas berdasarkan Eigenvalue dan Condition Index Uji ini dilakukan dengan melihat rasio Maximum Eigenvalue dan Minimum Eigenvalue. Parameternya jika nilai k antara 100 sampai dengan 1000, maka dalam model regresi ini memiliki gejala multikolinieritas yang moderat sampai kuat, jika nilai k > 1000 artinya ada gejala multikolinieritas yang sangat kuat. Dilihat dari Condition Index, jika nilai CI antara 10 sampai dengan 30 artinya ada gejala multikolinieritas moderat sampai kuat, jika CI > 30 maka gejala multikolinieritas sangat kuat. Output pengujian sebagai berikut: Tabel 4.6.2.3 Uji Mulitikolinieritas dengan Eigenvalue dan Condition Index Collinearity Diagnosticsa Variance Proportions komplek Condition (Const Model Dimension Eigenvalue 1
Index
ant)
gender
pengala
sitas
tekanan
man
tugas
ketaatan
audit
1
4.497
1.000
.00
.01
.00
.00
.01
2
.339
3.640
.00
.90
.00
.00
.04
3
.134
5.790
.00
.03
.02
.02
.89
4
.022
14.157
.00
.02
.60
.40
.00
56
5
.007
25.710
.99
.04
.38
.58
.06
a. Dependent Variable: audit judgement
Dari analisis uji multikolinieritas dengan Eigenvalue dan Condition Index, terlihat bahwa eigenvalue maksimum ada di dimensi 1 sebesar 4,497 dan eigenvalue minimum ada di dimensi 5 bernilai 0,007, sehingga nilai k dapat dicari dengan rumus :
Sedangkan nilai Condition Index (CI) merupakan akar dari nilai k. Dari rumus di atas didapat nilai k sebesar 642,4 dan nilai CI sebesar 25,34. Artinya dengan k < 1000 dan nilai CI masih berada antara 10 dan 30, model regresi ini mengandung gejala multikolinieritas yang moderat.
4.6.3
Uji Heteroskedastisitas Untuk menguji sama atau tidak varians residual dari observasi satu dengan
observasi lain disebut dengan uji heteroskedastisitas. Jika residual mempunyai nilai varians sama disebut homoskedastisitas, apabila residual mempunyai nilai varians yang tidak sama disebut heteroskedastisitas. Dari pengujian ini yang diharapkan adalah yang homoskedastisitas. Pada penelitian ini akan menggunakan uji heteroskedastisitas dengan metode analisis grafik dan metode Glejser. 4.6.3.1 Uji Heteroskedastisitas dengan Metode Analisis Grafik Uji dengan metode analisis grafik dilakukan dengan melihat scatterplot pada hasil output. Hasil pengujian dimana titik-titiknya menyebar secara acak menunjukkan
57
tidak adanya gejala heteroskedastisitas, dan sebaliknya, hasil pengujian yang titiktitiknya membentuk pola atau saling merapat dan mendekat menunjukkan adanya gejala heteroskedastisitas. Gambar 4.6.3.1 Scatterplot Heteroskedastisitas
Output di atas memberikan kesimpulan bahwa titik-titik pada scatterplot menyebar di bawah dan di atas sumbu Y dan menyebar secara acak tidak mengikuti pola teratur. Artinya, model regresi tersebut tidak mengalami gejala heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dengan analisis grafik tidak dapat menjadi acuan sepenuhnya untuk pengujian, karena pengujian ini bersifat subyektif. Oleh karena itu, pengujian harus dilakukan metode lain, salah satunya dengan metode Glejser. 4.6.3.2 Uji Heteroskedastisitas dengan Metode Glejser Metode glejser adalah pengujian dengan meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel bebas. Uji ini mempunyai parameter jika nilai Sig. > α 0,05, maka
58
tidak terjadi gejala heteroskedastisitas atau disebut homoskedastisitas, dan sebaliknya, jika nilai Sig.< α 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas.
Tabel 4.6.3.2 Uji Heteroskedastisitas Metode Glejser Coefficientsa Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
Std. Model
B
1
5.281
2.749
1.921
.058
gender
.781
.567
.146 1.378
.172
.972 1.028
kompleksitas
.006
.090
.007
.066
.948
.999 1.001
-.074
.065
-.121 -1.139
.258
.966 1.035
-.271
.293
-.097
.358
.991 1.009
(Constant)
Error
Beta
t
Sig. Tolerance VIF
tugas tekanan ketaatan pengalaman
-.924
audit a. Dependent Variable: ABRESID Berdasarkan output di atas diketahui nilai signifikan variabel gender bernilai 0,172, nilai sig. kompleksitas tugas 0,948, nilai sig. tekanan ketaatan 0,258 dan nilai sig.
59
pengalaman audit 0,358 sehingga disimpulkan nilai sig. keempat variabel > α 0,05. Oleh sebab itu, model regresi ini tidak memiliki gejala heteroskedastisitas.
4.6.4 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara data penelitian yang diuraikan menurut waktu (time series) atau ruang (cross section). Autokorelasi berkaitan dengan hubungan antara nilai-nilai yang berurutan dari variabel itu sendiri. Penelitian ini akan menggunakan metode Durbin-Watson untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi. 4.6.4.1 Uji Autokorelasi dengan metode Durbin-Watson Uji digunakan untuk autokorelasi tingkat satu yang mensyaratkan adanya konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel bebas.
Tabel 4.6.4.1 Uji Autokorelasi Durbin-Watson
Model Summaryb
Model 1
R
R Square .224a
.050
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .006
Durbin-Watson
4.222
2.311
a. Predictors: (Constant), pengalaman audit, kompleksitas tugas, gender, tekanan ketaatan b. Dependent Variable: audit judgement
60
Dari DW tabel, dengan ukuran sampel n = 92 dan jumlah variabel bebas K = 4 didapatkan nilai dL 1,5713 dan nilai dU = 1,7523. Setelah mendapatkan nilai dL dan dU diperoleh nilai 4-dU sebesar 4 – 1,7523= 2,2477 dan nilai 4-dL sebesar 4 – 1,5713= 2,4287. Pada output terlihat nilai Durbin-Watson sebesar 2,311, artinya 4 – dU ≤ DW ≤ 4 – dL, maka dalam model regresi ini tidak dapat diambil kesimpulan mengenai uji autokorelasi.
4.7 Hasil Uji Hipotesis 4.7.1 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase pengaruh seluruh variabel bebas dalam menerjemahkan varians dari varabel terikat. Hasil pengujian hipotesis pertaman disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.7.1 Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb Std. Error of the Model 1
R
R Square .224a
.050
Adjusted R Square
Estimate
.006
4.222
a. Predictors: (Constant), pengalaman audit, kompleksitas tugas, gender, tekanan ketaatan b. Dependent Variable: audit judgement
61
Pada output dihasilkan besarnya R sebesar 0,224 atau 2,24%. R menunjukkan korelasi antar variabel bebas dengan variabel tergantung. Adjusted R Square sebesar 0,006 hal ini memiliki arti 0,6% variasi audit judgement (Y) yang dapat dijelaskan oleh variabel gender (X1), kompleksitas tugas (X2), tekanan ketaatan (X3), pengalaman audit (X4). Sedangkan sisanya 99,4% dijelaskan oleh variabel lain di luar model regresi ini. 4.7.2 Uji F (Uji Bersama-Sama) Uji F adalah pengujian hipotesis dengan menggabungkan senua variabel bebas untuk diolah bersama-sama bertujuan untuk melihat pengaruhnya terhadap variabel terikat. Hipotesis pengujian adalah sebagai berikut: -
H0 : gender, kompleksitas tugas, tekanan ketaatan dan pengalaman audit tidak berpengaruh terhadap audit judgement.
-
Ha : gender, kompleksitas tugas, tekanan ketaatan dan pengalaman audit berpengaruh terhadap audit judgement.
Hasil untuk uji F menggunakan SPSS adalah sebagai berikut: Tabel 4.7.2 Uji F ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
81.550
4
20.388
Residual
1550.917
87
17.827
Total
1632.467
91
F 1.144
Sig. .341a
a. Predictors: (Constant), pengalaman audit, kompleksitas tugas, gender, tekanan ketaatan
62
ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
81.550
4
20.388
Residual
1550.917
87
17.827
Total
1632.467
91
F 1.144
Sig. .341a
a. Predictors: (Constant), pengalaman audit, kompleksitas tugas, gender, tekanan ketaatan b. Dependent Variable: audit judgement
Berdasarkan output di atas, nilai Fhitung dan Sig. untuk variabel Gender (X1), Kompleksitas Tugas (X2), Tekanan Ketaatan (X3), Pengalaman Audit (X4) terhadap Audit Judgement (Y) sebesar 1,144 dan 0,341. Ftabel dengan nilai α= 5% dengan penyebut (n-k-1) = (92-4-1) dan pembilang (k=4) adalah sebesar 2,476. Nilai ini membuktikan bahwa Fhitung < Ftabel (1,144 < 2,476) maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh gender, kompleksitas tugas, tekanan ketaatan, pengalaman audit terhadap audit judgement.
4.7.3 Uji t-test (Uji Parsial) T-test adalah pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel terikat. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.7.3 Uji t-test
63
Coefficientsa Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
Std. Model 1
B
(Constant) Gender kompleksitas
Error
26.209
4.459
.743
.919
-.029
.145
.210
.347
Beta
t
Sig. Tolerance VIF
5.877
.000
.086
.808
.421
.972 1.028
-.021
-.197
.844
.999 1.001
.105
.213 2.000
.049
.966 1.035
.475
.077
.467
.991 1.009
tugas tekanan ketaatan pengalaman
.731
audit a. Dependent Variable: audit judgement
Dengan tingkat kepercayaan 95% dan level signifikan α= 5%. Dalam uji t-test, jika Sig. > α 0,05 maka H0 diterima, artinya variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika Sig. < α 0,05 maka Ha diterima, artinya variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Dari hasil pengujian t-test, output dihasilkan sebagai berikut: 1. Gender (X1) terhadap Audit Judgement (Y) H0: Gender tidak berpengaruh terhadap audit judgement 64
Ha: Gender berpengaruh terhadap audit judgement Dari hasil pengujian di atas diketahui variabel gender memiliki thitung sebesar 0,808 dan nilai Sig. sebesar 0,421 > α 0,05. Sesuai kriteria di atas jika nilai Sig. > α artinya Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan gender tidak berpengaruh signifikan terhadap audit judgement. 2. Kompleksitas Tugas (X2) terhadap Audit Judgement (Y) H0: Kompleksitas tugas tidak berpengaruh terhadap audit judgement Ha: Kompleksitas tugas berpengaruh terhadap audit judgement Dari hasil output di atas terlihat kompleksitas tugas memiliki nilai thitung -0,197 dan nilai Sig. sebesar 0,844 > α 0,05. Sesuai kriteria diatas jika nilai Sig. > α artinya H0 diterima dan Ha ditolak, maka kompleksitas tugas tidak berpengaruh signifikan terhadap audit judgement. 3. Tekanan Ketaatan (X3) terhadap Audit Judgement (Y) H0: Tekanan ketaatan tidak berpengaruh terhadap audit judgement Ha: Tekanan ketaatan berpengaruh terhadap audit judgment Dari hasil pengujian diketahui nilai thitung tekanan ketaatan sebesar 2,00 dan nilai Sig. sebesar 0,049. Oleh karena itu disimpulkan Ha diterima dan H0 ditolak. Dilihat dari nilai sig. 0,049 < α 0,05 berarti tekanan ketaatan berpengaruh terhadap audit judgement. 4. Pengalaman Audit (X4) terhadap Audit Judgement (Y) H0: Pengalaman audit tidak berpengaruh terhadap audit judgment Ha: Pengalaman audit berpengaruh terhadap audit judgement Dari hasil pengujian di atas diketahui nilai thitung 0,731 dan nilai Sig. sebesar 0,467 > α 0,05. Dengan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa hipotesis H0 65
diterima dan Ha ditolak, maka pengalaman audit tidak berpengaruh terhadap audit judgement.
4.8 Pembahasan Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan sebelumnya maka ringkasan hasil uji hipotesis adalah sebagai berikut: Tabel 4.8 Hasil Pembahasan Hipotesis
Sig
Pengaruh Gender terhadap Audit 0,421
α
Hasil Uji
0,05
Gender tidak berpengaruh terhadap
Judgement Pengaruh
Audit Judgement Kompleksitas
Tugas 0,844
0,05
terhadap Audit Judgement
Kompleksitas berpengaruh
Tugas
tidak
terhadap
Audit
Judgement Pengaruh
Tekanan
Ketaatan 0,049
0,05
terhadap Audit Judgement Pengaruh
Pengalaman
terhadap Audit Judgment
Tekanan
Ketaatan
berpengaruh
terhadap Audit Judgement Audit 0,467
0,05
Pengalaman
Audit
tidak
berpengaruh
terhadap
Audit
Judgement
1. Pengaruh Gender terhadap Audit Judgment pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Hipotesis pertama (H1) dikemukakan bahwa gender tidak berpengaruh signifikan terhadap audit judgement pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Terlihat dari
66
Sig. gender bernilai 0,421 lebih besar dari level signifikan α 0,05. Hal ini menunjukkan, perempuan dan laki-laki memiliki penilaian serta keputusan sama ketika menghadapi pertimbangan audit. Pertimbangan audit seseorang tidak dipengaruhi oleh perbedaan perilaku, peran, mentalitas, dan tingkat emosional. Temuan ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Zulaikha (2006) yang mengatakan bahwa peran ganda perempuan ternyata tidak berpengaruh secara siginifikan terhadap keakuratan informasi yang diproses dalam judgement. 2. Pengaruh Kompleksitas Tugas terhadap Audit Judgement pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Hipotesis kedua (H2) dikemukakan bahwa kompleksitas tugas tidak berpengaruh terhadap audit judgement pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Output di atas menghasilkan nilai sig. 0,844 > level signifikan 0,05. Hal ini menunjukan, dalam jenis tugas apapun, sebesar apapun tugas yang diemban dan pada tingkat kesulitan yang tinggi atau rendah tidak akan mempengaruhi judgement auditor. Auditor mengetahui bagaimana cara mengatasi permasalahan akan kompleksitas tugas yang ia hadapi. Temuan ini sama dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sabaruddinsah (2007) yang menyatakan bahwa auditor memahami dan mengetahui jelas tugas yang diberikan dan menjalankan tugas sesuai standar yang ditetapkan. 3. Pengaruh Tekanan Ketaatan terhadap Audit Judgement pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Hasil pengujian menerjemahkan bahwa tekanan ketaatan berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgement pada Kantor Akuntan Publik. Dengan nilai sig. 0,049 < level signifikan 0,05, menunjukan bahwa tekanan ketaatan 67
berpengaruh terhadap audit judgement. Adanya situasi dan kondisi yang berhubungan dengan atasan dan klien, seperti pelimpahan tugas yang mengarah pada perilaku menyimpang dari standar profesional, auditor cenderung akan mengikuti perintah atasan dan klien agar tidak berisiko kehilangan pekerjaan. Atasan menjadi penentu dalam karirnya ketika dirinya dianggap melakukan tindakan menyimpang dari keinginan atasan. Pengujian ini sesuai dengan pengujian yang dilakukan sebelumnya oleh Fanani, Jamilah, Chandrarin (2007) yang mengatakan bahwa hanya sedikit orang yang mau mengambil risiko untuk kehilangan pekerjaannya atas konsekuensi menentang perintah dan keinginan atasan. 4. Pengaruh Pengalaman Audit terhadap Audit Judgement pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Hasil hipotesis keempat (H4) menyatakan bahwa pengalaman audit tidak berpengaruh terhadap audit judgment pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Hasil pengujian membuktikan pengalaman audit bernilai sig. 0,467 > level signifikan 0,05. Hal ini membuktikan bahwa seberapa lamanya auditor berpengalaman, tidak akan berpengaruh pada judgement yang diambil. Auditor dengan pengalaman < 1 tahun, 1-2 tahun, 2-3 tahun ataupun > 3 tahun akan memiliki pertimbangan audit yang sama ketika memperoleh bukti serta informasi yang sama pula. Hal ini berbeda dengan penelitian Laily N. (2010) yang mengatakan semakin lama pengalaman seseorang maka akan meningkatkan pertimbangan etisnya karena pengalaman memungkinkan auditor lebih peka dalam menghadapi masalah yang dihadapi.
68