BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN Pengumpulan data hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa tes obyektif. Data hasil belajar sebagai parameter penelitian diambil dari 2 (dua) kelompok sampel, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data-data yang diperoleh dari penelitian ini berupa data hasil pre test, data hasil post test, dan data peningkatan prestasi belajar (N-Gain). 1. Data Skor Pre Test Data skor pre-test siswa baik pada kelompok ekperimen maupun kelompok kontrol diperoleh dari hasil test siswa sebelum pemberian perlakuan/pembelajaran. Data skor pre-test dapat dilihat pada lampiran B.7, sedangkan hasil perhitungan statistik dilihat pada tabel 4.1 berikut
Kelompok Eksperimen Kontrol
Tabel 4.1 Hasil Statistik Skor Pre-test Banyak data Rata-rata Standar deviasi 26 10,5 2,60 31 11 2,34
Data yang dihasilkan dari pre test relatif homogen untuk kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Gambaran kemampuan awal siswa sebelum mulai proses pembelajaran dapat dilihat dari gambar 4.1 berikut ini.
57
58
Gambar 4.1 Grafik Rata-rata Nilai Pre Test
11 10.9 10.8 10.7 10.6
Eksperimen
10.5
Kontrol
10.4 10.3 10.2 1 Rata-rata
Grafik di atas menunjukkan ada perbedaan kemampuan siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dari hasil perhitungan statistik didapat bahwa tidak ada perbedaan kemampuan siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen. yang signifikan Hal itupun terbukti dengan uji homogenitas data pre test yang membuktikan bahwa kedua kelas homogen. 2. Data Skor Post-Test Data skor post-test siswa baik pada kelompok ekperimen maupun kelompok kontrol diperoleh dari hasil test siswa sebelum pemberian perlakuan/pembelajaran. Data skor post-test dapat dilihat pada lampiran B.8, sedangkan hasil perhitungan statistik dilihat pada tabel 4.2 berikut
59
Kelompok Eksperimen Kontrol
Tabel 4.2 Hasil Statistik Skor Post-test Banyak data Rata-rata Standar deviasi 26 18,11 2,70 31 15,58 2,79
Pada gambar 4.2 di bawah ini dapat terlihat perbedaan yang signifikan hasil post test kedua kelas yang menjadi sampel penelitian, yaitu kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran Kelompok Kecil dalam proses pembelajaran dan kelas kontrol yang hanya menggunakan metode pembelajaran Konvensional dalam proses pembelajaran.
Gambar 4.2 Grafik rata-rata Nilai Post Test
18.5 18 17.5 17 16.5 16 15.5 15 14.5 14
Eksperimen Kontrol
Kontrol
Eksperimen 1
Rata-rata
Grafik di atas menunjukkan bahwa rata-rata nilai post test siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Kelompok Kecil lebih tinggi dibanding dengan rata-rata nilai post test siswa yang hanya menggunakan metode pembelajaran Konvensional dalam proses pembelajaran.
60
3. Data Skor N-Gain Data skor gain baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol diperoleh dari perbedaan skor pre-test dan post-test kedua kelompok tersebut. Data skor hasil perhitungan statistik skor gain dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Statistik Skor N-Gain Kelompok Eksperimen Kontrol
Banyak data 26 31
rata-rata 0,72 0,48
Standar deviasi 2,54 2,4
Gambar 4.3 dapat menunjukkan besarnya peningkatan kemampuan hasil belajar siswa (N-Gain) pada kompetensi Perbaikan Sistem Pengapian.
Gambar 4.3 Grafik Rata-rata Peningkatan Prestasi Siswa (N-Gain)
0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0
Eksperimen Kontrol Eksperimen 1
Rata-rata
Kontrol
61
Grafik di atas menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa (N-Gain) kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar siswa (NGain) kelas kontrol.
B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pembahasan hasil penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman atas hasil penelitian yang diperoleh. Berdasarkan data hasil penelitian, maka dapat dikemukakan hal-hal mengenai hasil penelitian sebagai berikut: Skor pre test menunjukkan pemahaman awal siswa terhadap materi tersebut. Sedangkan hasil belajar sebenarnya adalah besarnya peningkatan kemampuan siswa dari kemampuan awal yang diukur melalui pre test terhadap penguasaan kompetensi yang diukur melalui post test setelah adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya pada saat proses pembelajaran. Kemampuan awal siswa sebelum mulai proses pembelajaran menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol termasuk kriteria homogen. Hal ini dibuktikan berdasarkan uji homogenitas varians data pre test membuktikan bahwa kedua kelas tersebut homogen. Perbedaan terlihat pada hasil post test kedua kelas yang menjadi sampel penelitian, yaitu kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran kelompok kecil dan kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Hasil post test menunjukkan bahwa rata-rata skor post test siswa
62
dengan menggunakan metode pembelajaran kelompok kecil lebih tinggi dibanding dengan rata-rata skor post test siswa yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Selisih skor post test dengan pre test menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa (N-Gain). Rata-rata peningkatan hasil belajar siswa (N-Gain) siswa pada kelas eksperimen termasuk kategori tinggi sedangkan rata-rata peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol termasuk kategori sedang. Rata-rata N-Gain tersebut digunakan untuk membuktikan hipotesis yang diajukan. Berdasarkan uji hipotesis didapat thitung > t
tabel,
artinya metode pembelajaran kelompok kecil
terdapat peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa. Metode pembelajaran kelompok kecil ternyata memberikan peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan karena pada pelaksanaan metode pembelajaran kelompok kecil siswa dikondisikan ke dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai lima orang anggota dengan kemampuan akademik tinggi, sedang dan rendah. Tujuan dari pengelompokkan seperti ini agar siswa dengan kemampuan akademik tinggi dapat membantu siswa lain yang belum memahami pelajaran tersebut agar tercapai keberhasilan dalam belajar dan agar anggota-anggota dalam kelompok yang terbentuk dapat berinteraksi dan bekerja sama dengan lebih aktif dan lebih baik. Metode
pembelajaran
kelompok
kecil
memaksimalkan
terjadinya
pemerataan kesempatan kepada setiap siswa untuk mengemukakan pendapat atau sanggahan dalam memahami suatu pelajaran kepada sesama anggota kelompok selama kegiatan pembelajaran dilaksanakan.
63
Berbeda
kondisinya
dengan
siswa
yang
menggunakan
metode
pembelajaran konvensional. jumlah anggota belajar adalah seluruh siswa dikelas menyebabkan adanya sebagian siswa yang tidak berkonsentrasi saat kegiatan pembelajaran, siswa tersebut bergurau dan mendiskusikan hal-hal diluar materi pelajaran. Pemberian metode pembelajaran yang berbeda dalam menerima bahan ajar ini akan memberikan pengelaman yang berbeda bagi siswa sehingga memungkinkan terjadinya perbedaan hasil belajar apabila dibandingkan dengan pengkondisian biasa. Proses aktif antara siswa dalam suatu kelompok dalam mencari jawaban, mengemukakan pendapat dan menyimpulkan suatu jawaban menggambarkan bahwa siswa aktif mengkonstruksi atau membentuk makna dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami. Berdasarkan pembahasan-pembahasan di atas, jelas bahwa metode pembelajaran kelompok kecil terdapat peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa, hal ini didukung data yang menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang dicapai dalam pembelajaran kompetensi Perbaikan Sistem Pengapian lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Pengaruh yang ditimbulkan adalah akibat dari terjadinya
keaktifan
dan
pemerataan
kesempatan
bagi
siswa
dalam
mengemukakan pendapat dan terjadinya pengajaran oleh rekan sebaya (peer teaching) sehingga siswa lebih memahami materi pelajaran.
64
C. HASIL TEMUAN PADA PELAKSANAAN EKSPERIMEN Ditemukan beberapa hambatan dalam upaya menunjang lancarnya pemelajaran dengan menerapkan Kelompok Kecil pada kompetensi Perbaikan Sistem Pengapian, antara lain: 1. Tidak tersedianya buku paket sebagai buku pegangan individu siswa. 2. Informasi yang kurang mengenai penerapan Kelompok Kecil, karena merupakan hal baru bagi para siswa, sehingga diperlukan penjelasan yang detail dan berulang-ulang agar seluruh siswa paham dan mengerti aturanaturan yang harus dipatuhi. 3. Pengaturan ruangan kelas, membutuhkan bangku-bangku yang lebih banyak dari biasanya. Keberhasilan
atau
kemudahan-kemudahan
yang
ditemui
dalam
pelaksanaan metode pemelajaran Kelompok Kecil adalah: 1. Kehadiran siswa yang tetap sehingga memudahkan dalam proses diskusi dan penilaian. 2. Jam pelajaran yang dialokasikan untuk kompetensi Perbaikan Sistem Pengapian adalah pagi hari, sehingga siswa masih dalam keadaan segar untuk melaksanakan kegiatan pemelajaran. 3. Penerapan Kelompok Kecil dapat melibatkan siswa secara aktif pada proses pemelajaran. 4. Dengan Kelompok Kecil penyelesaian soal siswa lebih baik dan tidak mudah patah semangat untuk menyelesaikan soal.
65
5. Siswa yang tingkat akademisnya tinggi, dengan penuh tanggung jawab memberikan bantuan dengan memberikan penjelasan kepada anggota kelompoknya yang belum mengerti. 6. Suasana kelas menjadi menyenangkan, dimana siswa begitu antusias, untuk saling memberikan kontribusi untuk kelompoknya.