BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Pengujian Instrumen Penelitian Guna mengukur aspek-aspek yang akan diteliti maka diperlukan alat ukur yang
reliabel dan valid sehingga kesimpulan dari hasil penelitian tidak menyimpang dan tidak memberikan gambaran yang jauh berbeda dari keadaan sebenarnya. Apabila variabel penelitian dimaksud diungkap lewat alat ukur yang realibitas dan validitasnya belum teruji, maka kesimpulan penelitian tidak sepenuhnya dapat dipercaya. Suatu instrumen penelitian dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur serta mengungkapkan data dari variabel-variabel yang diteliti secara tetap. Sementara hasil penelitian yang valid, apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Ketentuan suatu instrumen dikatakan valid apabila syarat minimum terpenuhi, yaitu kalau koefisien korelasi > 0,3. Jadi korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3, maka butir dalam intrumen tersebut dinyatakan tidak valid (Sugiyono, 2007: 49). Di samping itu validitas instrumen juga perlu diuji secara statistik, yaitu dengan melihat tingkat signifikansi untuk masing-masing instrumen. Dalam hal ini digunakan Pearson’s product moment coefficient of correlation (Riduan dan Santosa 2010: 80) Sedangkan uji reliabilitas yang digunakan adalah dengan alpha cronbach, dimana suatu intrumen dikatakan reliabel atau andal apabila memiliki koefisien keandalan atau reliabilitas sebesar 0,60 atau lebih (Sekaran, 2006: 101). Uji Reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Untuk uji reliabilitas digunakan teknik Alpha Cronbach, suatu instrumen dapat dikatakan handal (reliable) apabila memiliki koefisien kehandalan atau α sebesar 0,6 atau lebih.
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dan diujikan pada 37 orang responden sesuai sampel penelitian. Hasil selengkapnya pengujian validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut ini: 4.1.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Marketing Mix (X) Tabel 4.1: Uji Validitas Dan Reliabilitas Variabel Marketing Mix Variabel
Nomor Nilai r Pertanyaan
Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Mareketing Item 8 Mix Item 9 Item 10 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach's
r-kritis Kesimpulan
0.560 0.855 0.780 0.561 0.617 0.591 0.721 0.714 0.650 0.742 0.636 0.864 0.527 0.560 0.855
0.3
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
0.875
0.5
Reliabel
Sumber: Data Primer diolah. 2013
Hasil pengujian validitas untuk item-item pertanyaan yang digunakan dalam mengukur variabel bebas (X) menunjukkan semua item atau pertanyaan yang digunakan, semuanya telah mempunyai nilai korelasi yang lebih besar dari nilia r-kritis yang ditentukan yakni 0.3. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seluruh item pertanyaan yang digunakan dalam mengukur kedua variabel tersebut telah menunjukkan tingkat ketepatan yang cukup baik. Sedangkan untuk pengujian reliabilitas menghasilkan koefisien reliabilitas sebesar 0.875 untuk variable Marketing Mix (X). Nilai koefisien reliabilitas ini lebih besar dari nilai
patokan yakni sebesar 0.5 atau 0.6. Dengan demikian instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel saluran distribusi tersebut dinyatakan memiliki reliabilitas yang tinggi. Dengan kata lain instrument yang digunakan tersebut telah menunjukkan kekonsistenan pengukuran pada semua respondennya (semua responden telah menginterpretasikan pertanyaan instrumen dengan benar).
4.1.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Customer Value (Y) Tabel 4.2: Uji Validitas Dan Reliabilitas Variabel Customer Value
Variabel
Nomor Pertanyaan
Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Customer Item 8 value Item 9 Item 10 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach's
Nilai r 0.723 0.719 0.627 0.732 0.477 0.575 0.641 0.519 0.654 0.684 0.723 0.719 0.627 0.732 0.477 0.834
r-kritis
Kesimpulan
0.3
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
0.5
Reliabel
Sumber: Data Primer diolah. 2013
Hasil pengujian validitas untuk item-item pertanyaan yang digunakan dalam mengukur variabel customer value, menunjukkan dari lima belas item atau pertanyaan yang digunakan, semuanya telah mempunyai nilai korelasi yang lebih besar dari nilai r-kritis yang ditentukan yakni 0.3. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ke-lima belas item pertanyaan yang digunakan tersebut telah menunjukkan tingkat ketepatan yang cukup baik dan dapat digunakan untuk mengukur variabel Customer Value. Sedangkan untuk pengujian reliabilitas menghasilkan koefisien reliabilitas sebesar 0.834. Nilai koefisien reliabilitas ini lebih besar dari nilai patokan yakni sebesar 0.5 atau 0.6. Dengan demikian instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel Customer Value tersebut dinyatakan memiliki reliabilitas yang tinggi. Dengan kata lain instrument yang
digunakan tersebut telah menunjukkan kekonsistenan pengukuran pada semua respondennya (semua responden telah menginterpretasikan pertanyaan instrumen dengan benar).
4.2
Pengujian Hipotesis
4.2.1 Uji Normalitas Salah satu asumsi yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis regresi linear baik sederhana maupun berganda adalah data variable dependen (terikat) harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk itu sebelum diolah lebih lanjut, dilakukan pengujian asumsi normalitas tersebut dengan melakukan pengujian terhadap hipotesis sebagai berikut : H0
: Data variable dependen berdistribusi normal
H1
: Data variable dependen tidak berdistribusi normal
: 5% Kriteria uji : Tolak Ho jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari , terima
dalam hal lainnya. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS dan didapat hasil sebagai berikut : Tabel 4.3. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Variabel_X Variabel_Y N 72 72 Kolmogorov-Smirnov Z 1.695 1.343 Asymp. Sig. (2-tailed) .006 .054 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Data Primer diolah. 2013
Berdasarkan tabel 5 dijelaskan bahwa besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov untuk variabel Y adalah 1,343 dan tidak signifikan secara statistik (0,54) atau lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti H0 diterima yang berarti data residual terdistribusi normal.
Dari hasil pehitungan di atas, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.054. Nilai ini jauh lebih besar dari nilai sebesar 0.05 sehingga Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data variable customer value berdistribusi normal. Asumsi ini juga diperkuat dengan hasil plot data yang memperlihatkan data menyebar di sekitar garis lurus sehingga dapat disimpulkan data berdistribusi normal.
4.2.2 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Setelah dilakukan uji asumsi normalitas dan ternyata dipenuhi, tahap selanjutnya dilakukan pemodelan data dengan menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil analisis dengan SPSS ditampilkan sebagai berikut : Tabel 4.4: Hasil Analsis Regresi Linier Sederhana Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 9.241 2.874 Variabel_X .794 .054 .870 a. Dependent Variable: Customer value
t 3.215 14.796
Sumber: Data Primer diolah. 2013
Berdasarkan tabel 17 di atas diperoleh persamaan sebagai berikut:
Ŷ = 9.241 + 0.794 X
Sig. .002 .000
Dari model tersebut dapat diinterpretasikan hal-hal sebagai berikut : 1. Jika tidak terdapat hubungan atau pengaruh dari variable-variabel bebas dalam model (pengaruhnya tidak signifikan), maka rata-rata Customer Value adalah sebesar 9.241 satuan. 2. Terdapat pengaruh yang positif Marketing Mix terhadap Customer Value. Setiap kenaikan variable Marketing mix sebesar satu-satuan akan menyebabkan kenaikan variable Customer Value sebesar 0.794 kali.
4.2.3 Pengujian Secara Parsial (t-test) Untuk keperluan ini dilakukan pengujian koefisien regresi secara individual (Testing Individual Regression Coefficient). Rumusan hipotesisnya dapat dinyatakan sebagai berikut: 1.
H0 : i = 0 dimana i = 0,1,2 (tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen yang ke-i terhadap variabel dependen) H1 : i 0 dimana
i = 0,1,2 (Terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
independen yang ke-i terhadap variabel dependen) 2. Taraf signifikansi α = 0.05 3. Statistik Uji : t1
ˆ1 Seˆ
4. Kriteria Uji : Tolak Ho jika nilai thitung ttabel atau p-value α/2 (uji 2 pihak) terima dalam hal lainnya.
Tabel 4.5: Pengujian Secara Parsial (t-test) Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model 1 (Constant)
B
Std. Error 9.241 2.874
Variabel_X .794 a. Dependent Variable: Customer value
Beta
.054
.870
t 3.215
Sig. .002
14.796
.000
Sumber: Data Primer diolah. 2013
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t-hitung untuk variabel saluran distribusi sebesar 14.796 dengan p-value sebesar 0.000. Nilai p-value ini lebih kecil dari nilai signifikansi 1%, maupun 5% sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel marketing mix mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan dalam menentukan customer value di Toko pada tingkat kepercayaan 99%.
4.2.4 Pengujian dan Interpretasi Koefisien Determinasi Koefisien determinasi mencerminkan besarnya pengaruh perubahan variabel independen dalam menjalankan perubahan pada variabel dependen secara bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan antar variabel dalam model yang digunakan. Besarnya nilai R2 berkisar antara 0< R2 <1. Jika nilai R2 semakin mendekati satu maka model yang diusulkan dikatakan baik karena semakin tinggi variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Berdasarkan hasil estimasi model persamaan regresi yang telah dilakukan diatas diperoleh nilai koefisien determinasi R2 sebagai berikut : Tabel 4.6: Pengujian Interpretasi Koefisien Determinasi Model Summaryb Model
R
R Square Adjusted R Std. Error of the
Square
Estimate
1 .870a .758 .754 a. Predictors: (Constant), Variabel (X) Marketing mix b. Dependent Variable: Variabel (Y) Customer value
5.71777
Sumber: Data Primer diolah. 2013
Dari hasil diatas diperoleh nilai R-Square sebesar 0,758. Nilai ini berarti bahwa sebesar 75.8 % variabilitas mengenai customer value Toko Nusa Kurnia Gorontalo dapat diterangkan oleh variable-variabel bebas dalam model (marketing mix), sedangkan sisanya sebesar 24.2 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat pada model.
4.3
Pembahasan Penelitian Berbagai macam usaha yang ditempuh oleh Toko Nusa Kurnia Gorontalo dalam
meningkatkan customer value yang ada dilingkungan tersebut, salah satu opsi yang sangat butuh perhatian adalah marketing mix sebab dengan adanya bauran pemasaran terbukti secara logis atau sangat rasional dapat menumbuhkan spirit toko tersebut sehingga dapat menghasilkan efek pada customer value yang baik dan secara otomatis dapat membantu laju perkembangan usaha Toko Nusa Kurnia Gorontalo yang sekaligus sebagai konfeksi, yang keseluruhan ini adalah sebagai upaya untuk meningkatkan customer value dan kepercayaan konsumen kepada Toko Nusa Kurnia. Hasil temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa marketing mix di lingkungan Toko Nusa Kurnia Gorontalo berpengaruh signifikan terhadap customer value. Marketing mix ini memiliki pengaruh signifikan sebesar (t hitung = 14.796). Marketing mix adalah hal terpenting dalam sistim usaha toko tersebut, tanpa adanya bauran pemasaran maka kemungkinan kelangsungan usaha toko dan konfeksi tersebut akan mengalami hambatan. Untuk itu diperlukan cara untuk menciptakan customer value demi meningkatkan daya minat konsumen serta yang telah menjadi langganan selama ini baik
dalam hal kualitas maupun ketepatan waktu dalam meningkatkan kepercayaan konsumen. Hal ini sangat rasional sebab menyangkut dengan kebutuhan personal, siapapun itu dan apapun itu. Marketing mix dilakukan semata-mata untuk mendongkrat minat konsumen serta daya informasi bagi konsumen untuk mengenal dan menjadi bagian dari pelanggan tetap Toko Nusa Kurnia. Meskipun demikian perusahan kurang memperhatikan hal lain yang bisa juga sangat berpengaruh terhap customer value, dari hasil analisis yang lebih jauh dan interview dengan konsumen, masih terdapat beberapa hal yang masih perlu diperbaiki antara lain: sistem pelayanan, serta peran pemilik toko yang belum secara optimal dalam mengola usaha tersebut, dimana saingan usaha-usaha sejenis cukup berkembang pesat. Untuk itu peran yang optimal dan profesionalisme pengelola serta pelayanan menjadi hal terpenting untuk terus meningkatkan performa usaha ke depan. Berdasarkan pengaruh dari variabel yang dijelaskan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh secara simultan dapat ditunjukkan melalui marketing mix terhadap customer value Toko Nusa Kurnia Gorontalo dapat dilihat dengan hasil yang diperoleh (R-Square) sebesar 0,758 atau sebesar 75,8 % dan sisanya 24.2 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak teradapat dalam model penelitian ini, faktor-faktor tersebut antara lain menyangkut tentang pelayanan serta kemampuan manajerial pengelola toko, disamping itu fasilitas-fasilitas pendukung yang dapat membantu peningkatan pelayanan dan produktivitas konfeksi yang maksimal dan lain sebagainya. Faktor-faktor tersebut memberikan peluang untuk di jadikan sebagai bahan penelitian selanjutnya. Hasil analisisa statistika ini diambil berdasarkan teori yang berhubungan marketing mix dan customer value yang merujuk pada pendapat para ahli yakni (Lupiyoadi, 2001) bahwa yang menjadi indicator dari marketing mix meliputi Product (produk), Price (harga), Promotion (promosi), Place (lokasi), Proses (proses), Physical evidence (sarana fisik).
Sementara untuk customer value menurut Naumann (1995:17) memiliki indicator-indikator seperti mutu produk, kualitas layanan, dan harga. Teori-teori yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan penelitian dengan proses pengambilan data melalui penyebaran angket dilingkungan kerja Toko Nusa Kurnia Gorontalo. Berdasarkan hasil analisa, marketing mix berpengaruh positif dan signifikan terhadap customer value. Hasil ini menunjukkan bahwa dengan pelaksanaan marketing mix yang tepat oleh manajemen toko maka akan meningkatkan customer value konsumen di Toko Nusa Kurnia Gorontalo. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Komalasari (2010) yang menjelaskan bahwa bauran pemasaran atau marketing yaitu produk, harga, distribusi/tempat dan promosi mampu mempengaruhi konsumen untuk membuat keputusan membeli suatu produk. Hal inipun seiring dengan hasil pengamatan pada lokasi penelitian, serta melakukan interview dengan pengelola toko sendiri bahwa peran buaran pemasaran sangat penting dan dapat membantu untuk memberikan kepercayaan kepada konsumen atau pelanggan di toko Nusa Kurnia, sekalipun lokasi yang secara ekonomi kurang strategis. Dalam usaha menunjang penjualan suatu produk dan memperkenalkannya kepada orang lain atau konsumen, serta menarik konsumen untuk membeli produk, maka diperlukan suatu usaha untuk mempromosikan produk tersebut. Hal ini sangat sejalan denga apa yang dikemukakan oleh Assauri, (2002:181) bahwa strategi pemasaran adalah suatu himpunan asas yang secara tepat, konsisten dan layak dilaksanakan oleh perusahaan guna mencapai sasaran pasar yang dituju dalam jangka panjang dan tujuan perusahaan jangka panjang, dalam situasi persaingan tertentu. Dalam strategi pemasaran ini, terdapat Strategi Acuan/Bauran Pemasaran yang menempatkan komposisi terbaik dari keempat komponen atau variabel pemasaran, untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju, dan sekaligus mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.