perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Overburden Removal Dalam
pekerjaan
Overburden
Removal
dimulai
dengan
proses
pengupasan tanah pucuk (top soil removal). Top Soil Removal dilakukan setelah area penambangan benar-benar bersih dari pepohonan dan benda-benda yang mengganggu proses penambangan. Top Soil Removal dilakukan pada lapisan tanah bagian atas (humus) tanah humus dipindahkan ke area disposal. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesuburan tanah yang pada akhirnya digunakan kembali untuk tanah reklamasi dan revegetasi. Pengupasan lapisan batuan penutup (Overburden Removal) dilakukan setelah lapisan tanah pucuk (Top Soil Removal) selesai dilakukan. Overburden Removal ini dilakukan dengan unit excavator. Untuk pengangkutan menuju disposal menggunakan unit alticulir dengan kapasitas 16 BCM (bank cubix metrix) dan unit terex dengan kapasitas 21 BCM (bank cubix metrix). Setelah sampai
kearea
disposal
Overburden
tersebut
mengalami
spreading
menggunakan Bulldoozer hal ini dilakukan dengan tujuan Overburden meratadalam area disposal. Didalam pekerjaan Overburden Removal terdapat banyak faktor dan potensi bahaya yang dapat menyebabkan penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja. Oleh karena itu untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan juga timbulnya penyakit akibat kerja, PT Pesona Khatulistiwa commit to user
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
Nusantara melakukan Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko. Alur proses pada kegiatan Overburden Removal meliputi : a. Loading Overburden b. Hauling Overburden c. Dumping Overburden d. Dozing atau Spreading Overburden 2. Identifikasi Bahaya Dalam melakukan identifikasi bahaya penulis melakukannya dengan cara observasi langsung dilapangan dan wawancara terhadap pekerja (orang yang terlibat langsung dalam kegiatan Overburden removal). Proses identifikasi bahaya dilakukan dengan cara membagi pekerjaan menjadi beberapa aktivitas. Identifikasi bahaya dapat dilihat secara terpisah pada kegiatan kerja, mencakup bahaya terhadap manusia, alat kerja dan lingkungan kerja. Beberapa tipe bahaya yang ditemukan untuk memudahkan identifikasi bahaya pada pekerjaan Overburden removal PT Pesona Khatulistiwa Nusantara antara lain: a. Bahaya fisika yang meliputi bising, getaran, dan pencahayaan b. Bahaya ergonomi yang meliputi stres kerja, kelelahan, dan beban kerja c. Bahaya kimia yang meliputi debu, dan kabut d. Bahaya mekanis yang meliputi permesinan dan peralatan kerja e. Bahaya lingkungan sekitar yang meliputi jalan bergelombang, cuaca kurang mendukung, dan jalan berlumpur f. Bahaya psikososial yang meliputi tekanan dari atasan dan hubungan interpersonal antar pekerja commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
g. Bahaya tingkah laku yang meliputi ketidakpatuhan terhadap aturan yang ada, kurang ahli dalam bidangnya, status pekerja baru yang belum mampu adaptasi. Efek potensi bahaya mencakup dampak terhadap manusia,alat kerja dan lingkungan kerja sedangkan potensi bahaya yang mungkin atau bisa terjadi pada pekerjaan Overburden removal antara lain: a. Loading Overburden removal 1) Debu dapat menyebabkan gangguan saluran pernafasan dan iritasi mata 2) Panas matahari dapat menyebabkan kekurangan cairan dan kesilauan yang menyebabkan tabrakan, terperosok 3) Paparan getaran dapat menyebabkan gangguan keseimbangan tubuh 4) Bising dapat menyebabkan gangguan pendengaran 5) Area kerja lembek dapat menyebabkan unit terperosok karena tanah amblas 6) Mengoperasikan peralatan tanpa wewenang dapat menyebabkan unit terperosok, tabrakan dan kerusakan. 7) Ceceran solar dapat menyebabkan kebakaran 8) Silau pada malam hari (penempatan penerangan yang tidak sesuai) dapat menyebabkan bucket excavator menghantam Vessel dumptruck 9) Jarak unit terlalu dekat dapat menyebakan Bucket excavator menghantan Vessel dumptruck 10) Manuver unit dapat menyebabkan senggolan, tabrakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
b. Hauling Overburden 1) Debu dapat menyebabkan gangguan saluran pernafasan dan iritasi mata 2) Panas matahari dapat menyebabkan kekurangan cairan dan kesilauan yang menyebabkan tabrakan, terperosok 3) Paparan getaran dapat menyebabkan gangguan keseimbangan tubuh 4) Bising dapat menyebabkan gangguan pendengaran 5) Kelelahan dapat menyebabkan tabrakan, terperosok 6) Overspeed dapat menyebabkan tabrakan 7) Jalan lembek dapat menyebabkan unit terperosok karena tanah amblas 8) Overload dapat menyebabkan muatan tumpah dan mengganggu jalur hauling 9) Ban pecah dapat menyebabkan unit terguling 10) Parkir
ditempat
yang
tidak
ditentukan
(sembarangan)
dapat
menyebabkan tabrakan 11) Operator menelpon saat mengendarai unit dapat menyebabkan tabrakan, terperosok 12) Unit berjalan beriringan dapat menyebabkan tabrakan 13) Jalan bergelombang dapat menyebabkan unit terguling 14) Debu menghalangi pandangan dapat menyebabkan unit menabrak, ditabrak unit lain c. Dumping Overburden 1) Area dumping lembek dapat menyebabkan unit terperosok karena tanah amblas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
2) Debu dapat menyebabkan gangguan parnafasan dan iritasi mata 3) Panas matahari dapat menyebabkan kekurangan cairan dan kesilauan yang menyebabkan tabrakan, terperosok 4) Tidak ada dumpman dapat menyebabkan unit rebah, terperosok d. Dozing atau Spreading 1) Material lembek dapat menyebabkan unit terperosok 2) Manuver unit dapat menyebabkan unit terperosok, menabrak 3) Paparan getaran dapat menyebabkan gangguan keseimbangan tubuh 4) Mengoperasikan tanpa wewenang dapat menyebabkan terperosok, tabrakan dan kerusakan 5) Menelpon saat mengendarai unit dapat menyebabkan tabrakan, terperosok 3. Penilaian risiko Nilai risiko merupakan kombinasi dari kekerapan dan konsekuensi dari suatu kejadian membahayakan yang terjadi sehingga untuk mempermudah dalam menganalisa, penulis sajikan penilaian risiko dalam bentuk matrik risiko berdasarkan kegiatan yang ada di area PT Pesona Khatulistiwa Nusantara antara lain: a. Loading Overburden Tabel 5. Penilaian Risiko Loading Overburden Bahaya
Potensi Insiden
L
S
1.1 Debu
1.1.1 Gangguan saluran pernafasan
E
1.1.2 Iritasi Mata
B
commit to user
Tingkat risiko Sedang
Status
4
Nilai Risiko 10
2
12
Tinggi
Tidak diterima
Tidak diterima
Bersambung
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 Sambungan 1.2 Panas Matahari
1.2.1 Kekurangan cairan tubuh
C
3
13
Tinggi
Tidak diterima
1.2.2 Silau menyebabkan tabrakan, terperosok
E
5
15
Tinggi
Tidak diterima
1.3 Paparan getaran
1.3.1 Gangguan keseimbangan tubuh
E
4
10
Sedang
Tidak diterima
1.4 Bising
1.4.1 Gangguan pendengaran
E
4
10
Sedang
Tidak diterima
1.5 Area kerja lembek
1.5.1 Tanah amblas, terperosok
E
3
6
Sedang
Tidak diterima
1.6 Mengoperasikan peralatan tanpa wewenang
1.6.1 Unit terperosok
E
5
15
Tinggi
Tidak diterima
1.6.2 Tabrakan antar unit
E
5
15
Tinggi
Tidak diterima
1.6.3 Kerusakan
E
3
6
Sedang
Tidak diterima
1.7 Ceceran solar
1.7.1 Kebakaran
E
5
15
Tinggi
Tidak diterima
1.8 Silau pada malam hari ( penempatan penerangan yang tidak sesuai)
1.8.1 Bucket excavator menghantam vessel dumptruck
E
3
6
Sedang
Tidak diterima
1.9 Jarak unit terlalu dekat
1.9.1 Bucket excavator menghantam vessel dumptruck
E
3
6
Sedang
Tidak diterima
1.10 Manuver
1.10.1 Tabrakan antar unit
E
5
15
Tinggi
Tidak diterima
Sumber : Hasil Pendataan Tanggal 8 April 2013 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
Keterangan : L: Kekerapan S: Konsekuensi b. Hauling overburden Tabel 6. Penilaian Risiko Hauling Overburden Bahaya
Potensi Insiden
L
S
Tingkat Risiko Sedang
Status
4
Nilai Risiko 10
2.1 Debu
2.1.1 Gangguan saluran pernafasan 2.1.2 Iritasi mata
E
B
2
12
Tinggi
2.2.1 Kekurangan cairan tubuh
C
3
13
Tinggi
Tidak diterima Tidak diterima
2.2.2 Silau menyebabkan tabrakan, terperosok
E
5
15
Tinggi
Tidak diterima
2.3 Paparan getaran
2.3.1 Gangguan keseimbangan tubuh
E
4
10
Sedang
Tidak diterima
2.4 Bising
2.4.1 Gangguan pendengaran
E
4
10
Sedang
Tidak diterima
2.5 Kelelahan
2.5.1 Tabrakan antar unit, terperosok
C
5
22
Ekstrim
Tidak diterima
2.6 Overspeed
2.6.1 Tabrakan
E
5
15
Tinggi
2.7 Jalan lembek
2.7.1 Amblas, unit terperosok
C
2
8
Sedang
Tidak diterima Tidak diterima
2.8 Overload
2.8.1 Mengganggu jalur hauling
B
3
17
Tinggi
Tidak diterima
2.9 Ban pecah
2.9.1 Terguling
E
5
15
Tinggi
Tidak diterima
2.10 Parkir di tempat yang tidak ditentukan
2.10.1 Tertabrak
E
5
15
Tinggi
Tidak diterima
2.2 Panas Matahari
Tidak diterima
commit to user
Bersambung
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 Sambungan 2.11 Operator menelpon
2.11.1 tabrakan, terperosok
E
5
15
Tinggi
Tidak diterima
2.12 Unit beriringan
2.12.1 Menabrak
E
5
15
Tinggi
2.13 Jalan bergelombang
2.13.1 Terguling
E
5
15
Tinggi
Tidak diterima Tidak diterima
2.14 Debu menghalangi pandangan
2.14.1 Menabrak, ditabrak unit lain
E
5
15
Tinggi
Tidak diterima
Sumber : Hasil Pendataan Tanggal 8 April 2013 Keterangan : L : Kekerapan S : Konsekuensi c. Dumping Tabel 7. Penilaian Risiko Dumping Bahaya
Potensi Insiden
L
S
3.1 Area dumping lembek
3.1.1 Amblas, unit terperosok
B
3.2 Debu
3.2.1 Gangguan pernafasan
3.3 Panas Matahari
3.4 Tidak ada dumpman
Tingkat Risiko Ekstrim
Status
4
Nilai Risiko 21
E
4
10
Sedang
Tidak diterima
3.2.2 Iritasi mata
B
2
12
Tinggi
Tidak diterima
3.3.1 Kekurangan cairan tubuh
C
3
13
Tinggi
Tidak diterima
3.3.2 Silau menyebabkan tabrakan, terperosok
E
5
15
Tinggi
Tidak diterima
3.4.1 Terperosok, rebah
E
5
15
Tinggi
Tidak diterima
Sumber : Hasil Pendataan Tanggal 8 April 2013
commit to user
Tidak diterima
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
Keterangan : L : Kekerapan S : Konsekuensi d. Dozing atau Spreading Tabel 8. Penilaian Risiko Dozing atau Spreading Bahaya
Potensi Insiden
L
S
4.1 Material jalan lembek
4.1.1 Unit terperosok
E
4.2 Manuver unit
4.2.1 Unit terperosok
4.3 Paparan Getaran
4.4Mengoperasikan peralatan tanpa Wewenang
4.5 Operator menelpon
Tingkat Risiko Tinggi
Status
5
Nilai Risiko 15
E
3
6
Sedang
Tidak diterima
4.3.1 Gangguan keseimbangan tubuh
E
4
10
Sedang
Tidak Diterima
4.4.1 Unit Terperosok
E
5
15
Tinggi
Tidak diterima
4.4.2 Tabrakan antar unit
E
5
15
Tinggi
4.4.3 Kerusakan
E
3
6
Sedang
4.5.1 Tabrakan, terperosok
E
5
15
Tinggi
Tidak diterima Tidak diterima Tidak diterima
Tidak diterima
Sumber : Hasil Pendataan Tanggal 8 April 2013 Keterangan : L : Kekerapan S : Konsekuensi 4. Pengendalian Risiko Setelah bahaya teridentifikasi maka potensi bahaya yang ada harus segera di kendalikan, hal ini bertujuan untuk menurunkan tingkat risiko yang mungkin timbul. Tindakan pengendalian yang digunakan di PT Pesona Khatulistiwa commit to user Nusantara menggunakan prinsip hirarki pengendalian risiko yang meliputi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
Eliminasi, Subtitusi, Engineering Control, Administrasi dan Alat Pelindung Diri (APD). Untuk tipe pengendalian yang dapat diterapkan pada aktivitas pekerjaan Overburden Removal PT Pesona Khatulistiwa Nusantara antara lain Engineering control, pengendalian Administrasi dan penggunaan alat pelindung diri (APD). a. Engineering control Langkah ini dilakukan dengan cara merubah struktur objek kerja untuk mencegah seseorang terpapar kepada potensi bahaya maupun faktor bahaya, pengendalian yang dilakukan dengan metode Engineering control: 1) Unit kabin tertutup dan dilengkapi AC untuk mengurangi paparan debu dan panas matahari. 2) Desain kursi unit dengan pemberian peredam untuk mengurangi paparan getaran. 3) Penempatan tower lamp dan mega lamp untuk pekerjaan malam hari. 4) Maintenance jalan secara rutin dengan unit Grader dan compactor 5) Penyiraman rutin sepanjang jalur hauling menggunakan unit watertruck untuk mengurangi debu b. Pengendalilan secara Administrasi Pengendalian Administrasi dilakukan dengan menyediakan suatu sistem kerja yang dapat mengurangi kemungkinan seseorang terpapar potensi bahaya maupun faktor bahaya, metode pengendalian ini sangat tergantung dari perilaku pekerjanya dan memerlukan pengawasan yang teratur untuk dipatuhinya pengendalian Administrasi ini. Pengendalian yang commit to :user dilakukan secara Administrasi adalah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
1) Mengadakan pemeriksaan kesehatan secara berkala. 2) Membuat prosedur atau instruksi kerja. 3) Membuat tanda bahaya. 4) Membuat rambu 5) Pembuatan SIMPER. 6) Pemberian sanksi bagi yang melanggar peraturan 7) Program pemeriksaan harian (P2H) pada setiap unit 8) Pengawasan c. Alat Pelindung Diri (APD) Alat Pelindung Diri secara umum merupakan merupakan sarana pengendali yang digunakan untuk jangka pendek dan bersifat sementara mana kala sistem pengendali yang lebih permanen belum dapat diimplementasikan. APD merupakan pilihan terakhir dari suatu sistem pengendali risiko di tempat kerja. Adapun APD yang dipakai saat pekerjaan Overburden Removal antara lain: 1) Safety helmet untuk melindungi kepala dari benturan 2) Kacamata untuk melindungi mata dari paparan debu dan silau matahari. 3) Masker untuk melindungi pernafasan dari paparan debu. 4) Safety shoes untuk melindungi kaki dari benda-benda yang dapat menyebabkan cidera pada kaki. 5) Safety belt untuk melindungi operator saat unit rebah atau mengalami kecelakaan. 6) Reflective vest untuk memudahkan seseorang terlihat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
Tindakan pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan untuk mencegah
terjadinya
kecelakaan dan penyakit
akibat
kerja
serta
menciptakan lingkungan kerja yang aman pada aktivitas pekerjaan Overburden Removal PT Pesona Khatulistiwa Nusantara antara lain sebagai berikut: a. Loading Overburden Tabel 9. Pengendalian Risiko Loading Overburden Risiko Sisa Potensi Insiden
Pengendalian yang Dilakukan
Jenis Pengendalian
1.1 Debu dapat menyebabkan gangguan saluran pernafasan
1.1.1 Kabin tertutup
1.1.1.1 Engineering Control
1.1.2 Masker
1.1.2.1 APD
1.2 Debu dapat menyebabkan iritasi Mata
1.2.1 Kabin tertutup
1.2.1.1 Engineering Control
1.3 Panas matahari dapat menyebabkan kekurangan cairan tubuh
1.3.1 Kabin tertutup, kabin ber AC
1.3.1.1 Engineering Control
1.3.2 Pemberian air minum
1.3.2.1 Administrasi
1.4 Panas matahari dapat menyebabkan silau yang menyebabkan tabrakan, terperosok
1.4.1 Kacamata
1.4.1.1 APD
1.5 Paparan getaran dapat menyebabkan gangguan keseimbangan tubuh
1.5.1 Desain kursi unit
Nilai L S Risiko
Tingkat risiko
Status
E 2
3
Rendah
Diterima
E 1
1
Rendah
Diterima
E 1
1
Rendah
Diterima
E 2
3
Rendah
Diterima
E 2
3
Rendah
Diterima
1.5.1.1 Engineering Control
commit to user
Bersambung
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 Sambungan 1.6 Bising dapat menyebabkan gangguan pendengaran
1.6.1 Kabin tertutup
1.7 Area kerja lembek dapat menyebabkan tanah amblas sehingga unit terperosok
1.7.1 Pengawasan
1.8 Mengoperasikan tanpa wewenang dapat menyebabkan unit terperosok
1.8.1 SIMPER, Pengawasan, Inspeksi SIMPER
1.8.1.1 Administrasi
1.9 Mengoperasikan tanpa wewenang dapat menyebabkan tabrakan antar unit
1.9.1 SIMPER, Pengawasan, Inspeksi SIMPER
1.9.1.1 Administrasi
1.10 Mengoperasikan tanpa wewenang dapat menyebabkan Kerusakan
1.10.1 SIMPER, Pengawasan, Inspeksi SIMPER
1.10.1.1 Administrasi
1.11 Ceceran solar dapat menyebabkan kebakaran
1.11.1 Program pemeriksaan harian
1.11.1.1 Administrasi
1.12 Silau pada malam 1.12.1 Pengawasan, hari (penempatan Penempatan penerangan tidak lampu yang sesuai) dapat sesuai menyebabkan bucket excavator menghantam vessel dumptruck
1.12.1.1 Administrasi
1.13 Jarak unit terlalu dekat dapat menyebabkan bucket excavator menghantam vessel dumptruck
1.13.1.1 Administrasi
1.13.1 Penggunaan radio komunikasi, Pengawasan, pengaturan jarak aman
1.6.1.1 Engineering Control E 2
3
Rendah
Diterima
E 2
3
Rendah
Diterima
E 2
3
Rendah
Diterima
E 2
3
Rendah
Diterima
E 2
3
Rendah
Diterima
E 2
3
Rendah
Diterima
E 2
3
Rendah
Diterima
E 2
3
Rendah
Diterima
1.7.1.1 Administrasi
commit to user
Bersambung
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 Sambungan 1.14 Manuver unit dapat menyebabkan tabrakan antar unit
1.14.1 Penggunaan radio komunikasi, Prosedur membunyikan klakson, training operator
1.14.1.1 Administrasi
E 2
3
Rendah
Diterima
Sumber : Hasil Pendataan Tanggal 8 April 2013 Keterangan : L : Kekerapan S : Konsekuensi b. Hauling Overburden Tabel 10. Pengendalian Risiko Hauling Overburden Risiko Sisa Potensi Insiden
2.1 Debu dapat menyebabkan gangguan saluran pernafasan
2.2 Debu dapat menyebabkan iritasi mata
2.3 Panas Matahari dapat menyebabkan kekurangan cairan tubuh
Pengendalian yang Dilakukan
Jenis Pengendalian
2.1.1 Kabin tertutup, Penyiraman secara rutin dengan water truck
2.1.1.1 Engineering Control
2.1.2 Masker
2.1.2.1 APD
2.2.1 Kabin tertutup, Penyiraman secara rutin dengan water truck
2.2.1.1 Engineering Control
2.2.2 Kacamata
2.2.2.1 APD
2.3.1 Kabin tertutup, kabin ber AC 2.3.2 Penyediaan Air minum
2.3.1.1 Engineering Control
Nilai L S Risiko
Tingkat risiko
Status
E 2
3
Rendah
Diterima
E 1
1
Rendah
Diterima
E 1
1
Rendah
Diterima
2.3.2.1 Administrasi
commit to user
Bersambung
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 Sambungan 2.4 Silau karena Panas Matahari dapat menyebabkan tabrakan, terperosok
2.4.1 Kacamata
2.5 Paparan Getaran dapat meyebabkan gangguan keseimbangan tubuh
2.5.1 Desain kursi unit ber peredam
2.6 Bising dapat menyebabkan gangguan pendengaran
2.6.1 Kabin tertutup
2.7 Kelelahan dapat menyebabkan tabrakan antar unit
2.7.1 Shift kerja, pemberian jam istirahat
2.7.1.1 Administrasi
2.8 Overspeed dapat menyebabkan tabrakan
2.8.1 Limit Speed
2.8.1.1 Engineering Control 2.8.2.1 Administrasi
2.9 Jalan lembek dapat menyebabkan terperosok
2.9.1 Training operator, penerapan prosedur perawatan jalan
2.9.1.1 Administrasi
2.10 Overload dapat menyebabkan muatan tumpah sehingga mengganggu jalur hauling
2.10.1 Pengisian sesuai kapasitas
2.10.1.1Administrasi
2.11 Ban pecah dapat menyebabkan terguling
2.11.1 Program pemeriksaan harian
2.8.2 Rambu, speed gun
2.4.1.1 APD
E 2
3
Rendah
Diterima
E 2
3
Rendah
Diterima
E 2
3
Rendah
Diterima
C 2
8
Sedang
tidak diterima
E 2
3
Rendah
Diterima
C 1
4
Rendah
Diterima
C 1
4
Rendah
Diterima
E 2
3
Rendah
Diterima
2.5.1.1 Engineering Control
2.6.1.1 Engineering Control
2.11.1.1Administrasi
Bersambung commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 Sambungan 2.12 Parkir ditempat yang tidak ditentukan dapat menyebabkan tertabrak
2.12.1 Penggunaan radio komunikasi, Pengawasan
2.12.1.1Administrasi
2.13 Operator menelpon selama mengoperasikan unit dapat menyebabkan tabrakan, terperosok
2.13.1 Pengawasan, Pemberian sanksi
2.13.1.1Administrasi
2.14 Unit beriringan dapat menyebabkan tabrakan
2.14.1 Penggunaan radio komunikasi, Rambu utamakan kendaraan bermuatan
2.14.1.1Administrasi
2.15 Jalan bergelombang dapat menyebabkan terguling
2.15.1 Penerapan prosedur perawatan jalan
2.15.1.1Administrasi
2.16 Debu menghalangi pandangan dapat menyebabkan tabrakan
2.16.1 Penyiraman rutin degan watertruck
2.16.1.1 Engineering Control
Sumber : Hasil Pendataan Tanggal 8 April 2013 Keterangan : L: Kekerapan S: Konsekuensi
commit to user
E 2
3
Rendah
Diterima
E 2
3
Rendah
Diterima
E 2
3
Rendah
Diterima
E 2
3
Rendah
Diterima
E 2
3
Rendah
Diterima
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
c. Dumping Tabel 11. Pengendalian Risiko Dumping Risiko Sisa Potensi Insiden
Pengendalian yang Jenis Pengendalian Dilakukan
3.1 Area dumping lembek dapat menyebabkan unit terperosok
3.1.1 Layering area 3.1.1.1 Engineering dengan Control material keras 3.1.2 Pengawasan
3.1.2.1 Administrasi
3.2 Debu dapat menyebabkan gangguan pernafasan
3.2.1 Kabin tertutup
3.2.1.1 Enginering Control
3.3 Debu dapat menyebabkan iritasi mata
3.3.1 Kabin tertutup
3.4 Panas matahari dapat menyebabkan kekurangan cairan tubuh
3.4.1 Kabin terttutup
3.4.1.1 Engineering Control
3.4.2 Pemberian air minum
3.4.2.1 Administrasi
3.5 Panas matahari dapat menyebabkan silau yang menyebabkan tabrakan, terperosok
3.5.1 Kacamata
3.5.1.1 APD
3.6 Tidak ada dumpman dapat menyebabkan terperosok, rebah
3.6.1 Penggunaan radio komunikasi, pengawasan
3.3.1.1 Engineering Control
3.6.1.1 Engineering Control
Sumber : Hasil Pendataan 8 April 2013 L : Kekerapan S : Konsekuensi commit to user
L S
Nilai Risiko
Tingkat Risiko
C 1
4
Rendah
E 2
3
Rendah
Diterima
E 1
1
Rendah
Diterima
E 1
1
Rendah
Diterima
E 2
3
Rendah
Diterima
E 2
3
Rendah
Status
Diterima
Diterima
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
d. Dozing atau Spreading Tabel 12. Pengendalian Risiko Dozing atau Spreading Risiko Sisa Potensi Insiden
Pengendalian yang Dilakukan
Jenis Pengendalian
4.1.1 Layering area dengan material keras 4.1.2 Pengawasan
4.1.1.1 Engineering Control
4.2 Manuver unit dapat menyebabkan terperosok
4.2.1 SIMPER, Training Operator
4.2.1.1 Administrasi
4.3 Paparan getaran dapat menyebabkan gangguan keseimbangan tubuh
4.3.1 Desain Kursi unit
4.3.1.1 Enginering Control
4.4 Mengoperasikan tanpa wewenang dapat menyebabkan terperosok
4.4.1 SIMPER, Pengawasan, Inspeksi SIMPER
4.4.1.1 Administrasi
4.5 Mengoperasikan tanpa wewenang dapat menyebabkan tabrakan antar unit
4.5.1 SIMPER, Pengawasan, Inspeksi simper
4.5.1.1 Administrasi
4.6 Mengoperasikan tanpa wewenang dapat menyebabkan kerusakan unit
4.6.1 SIMPER, Pengawasan, Inspeksi simper
4.6.1.1 Administrasi
4.7 Operator menelpon saat mengoperasikan unit dapat menyebabkan tabrakan, terperosok
4.7.1 Pengawasan, Pemberian Sanksi
4.7.1.1 Administrasi
4.1 Area lembek dapat menyebabkan unit terperosok
L S Nilai Risiko
Tingkat Risiko
Status
E 2
4
Rendah
Diterima
D 2
5
Rendah
Diterima
E 2
3
Rendah
Diterima
E 2
3
Rendah
Diterima
E 2
3
Rendah
Diterima
E 2
3
Rendah
Diterima
E 2
3
Rendah
Diterima
4.1.2.1 Administrasi
commit to user Sumber : Hasil Pendataan Tanggal 8 April 2013
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
Keterangan : L: Kekerapan S: Konsekuensi
B. Pembahasan 1. Penilaian Risiko Setelah dilakukan identifikasi bahaya langkah selanjutnya dilakukan penilaian risiko, ada beberapa kategori tingkat risiko : 1-5 dengan status risiko diterima kontrol yang dilakukan mereview dan mengontrol sebagai bagian dari pekerjaan yang berlangsung terus menerus, 6-10 dengan status risiko tidak diterima kontrol yang dilakukan mengoreksi dan mencegah tindakan dalam jangka waktu tertentu, pimpinan mereview kontrol yang diukur melalui rencana kemajuan, 11-19 dengan status risiko tidak diterima kontrol yang dilakukan mengoreksi/mencegah tindakan secepatnya, pimpinan mereview kontrol secepat mungkin, 20-25 dengan status risiko tidak diterima kontrol yang dilakukan berhentinya kegiatan dan diperlukannya kontrol dengan segera, pimpinan melakukan review kontrol terlebih dahulu terhadap aktivitas yang akan kembali dimulai. Tingkat risiko yang didapat dari tabel IBPR PT Pesona Khatulistiwa Nusantara adalah kombinasi dari kekerapan atau kemungkinan terjadinya kejadian berbahaya (accident) dengan konsekuensi atau tingkat keparahan yang meliputi dampak terhadap kesehatan, keselamatan, lingkungan, kerusakan property dan gangguan operasional. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
Hal tersebut telah sesuai dengan OHSAS 18001:2007 klausul 3.2.1 “Risiko merupakan kombinasi dari kemungkinan terjadi kejadian berbahaya atau paparan dengan keparahan suatu cidera atau sakit penyakit yang dapat disebabkan oleh kejadian atau paparan tersebut”. Langkah berikutnya PT Pesona Khatulistiwa Nusantara melakukan evaluasi apakah risiko tersebut dapat diterima sehingga tidak diperlukan pengendalian atau tidak diterima sehingga diperlukan pengendalian, merujuk kepada kriteria risiko yang berlaku atau ditetapkan oleh manajemen PT Pesona Khatulistiwa Nusantara. Risiko 1-5 dimana nilai risiko sangat kecil maka tidak perlu dilakukan pengendalian, risiko 6-10 (Medium), 11-19 (High) dan 20-25 (Extreme) dimana nilai risiko cukup tinggi sehingga diperlukan tindakan pengendalian
(Pro-09/ALL/EHS/2012).
Langkah
ini
dilakukan
untuk
menentukan prioritas pengendalian. Hal tersebut telah sesuai dengan OHSAS 18001:2007 klausul 4.3.1 tentang Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko, metodologi organisasi dalam melakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko harus’’Menyediakan identifikasi,
prioritas
dan
dokumentasi
risiko-risiko
dan
penerapan
pengendalian, sesuai keperluan’’. 2. Pengendalian Risiko Organisasi harus memastikan hasil dari penilaian ini dipertimbangkan dalam menetapkan pengendalian. Saat menetapkan pengendalian, atau mempertimbangkan perubahan atas pengendalian yang ada saat ini, pertimbangan harus diberikan untuk user : menurunkan risiko berdasarkancommit hirarkito berikut
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
a. Eliminasi. b. Substitusi. c. Pengendalian teknik. d. Rambu/peringatan dan/atau pengendalian administrasi. e. Alat pelindung diri. (OHSAS 18001:2007 klausul 4.3.1 tentang Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko) Adapun pengendalian yang telah dilakukan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara Site Kelubir : a. Loading Overburden 1) Debu dapat menyebabkan gangguan saluran pernafasan sebelum dilakukan pengendalian nilai : L (Kekerapan) : E, S ( Konsekuensi) : 4, nilai risiko : 10, tingkat risiko : sedang, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian engineering control dan APD yaitu : kabin unit tertutup dan penggunaan masker nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan kabin unit tertutup dan penggunaan masker dapat menghindarkan operator unit dari paparan debu yang dapat terhirup dan menyebabkan gangguan saluran pernafasan 2) Debu dapat menyebabkan iritasi mata sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : B, S : 2, nilai risiko : 12, tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian engineering control yaitu : kabin unit tertutup nilai L : E, S : 1, Nilai to user risiko : 1, tingkat risikocommit : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan kabin unit tertutup dapat menghindarkan operator unit dari paparan debu yang dapat mengenai mata dan menyebabkan iritasi mata. 3) Panas matahari dapat menyebabkan kekurangan cairan tubuh sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : C, S : 3, nilai risiko : 13, tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian engineering control dan administrasi yaitu : kabin tertutup, kabin ber AC dan pemberian air minum nilai L : E, S : 1, Nilai risiko : 1, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan kabin unit tertutup dan ber AC dapat menghindarkan operator unit dari paparan panas sinar matahari sedangkan pemberian air minum dapat menggantikan cairan tubuh yang keluar melalui keringat. 4) Panas matahari dapat menyebabkan silau yang menyebabkan tabrakan, terperosok sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko : 15, tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian APD yaitu :
penggunaan
kacamata hitam nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan penggunaan kacamata hitam dapat mengurangi silau yang disebabkan panas matahari. 5) Paparan
getaran
dapat
menyebabkan
gangguan
keseimbangan
tubuhsebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 4, nilai risiko : 10, commit tingkat risiko : sedang, statusto user : tidak diterima setelah dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
pengendalian dengan jenis pengendalian engineering control yaitu : desain kursi unit berperedam nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan desain kursi unit berperedam dapat mengurangi paparan getaran ke tubuh operator unit. 6) Bising dapat menyebabkan gangguan pendengaransebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 4, nilai risiko : 10, tingkat risiko : sedang, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian engineering control yaitu : kabin unit tertutup nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan kabin unit tertutup dapat mengurangi paparan bising yang bersumber dari mesin unit. 7) Area kerja lembek dapat menyebabkan tanah amblas sehingga unit terperosok sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 3, nilai risiko : 6, tingkat risiko : sedang, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian administrasi yaitu : pengawasan nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan dilakukannya pengawasan jika ditemukan kondisi tidak aman di area kerja yaitu :
area kerja lembek yang
berpotensi menyebabkan tanah amblas pengawas dapat melakukan tindakan perbaikan segera mungkin di area kerja sebelum hal yang tidak diinginkan terjadi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
8) Mengoperasikan tanpa wewenang dapat menyebabkan unit terperosok sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko : 15, tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian administrasi yaitu : SIMPER, Pengawasan, Inspeksi SIMPER nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan pengawasan dan inspeksi simper dapat mencegah seseorang yang tidak mempunyai kewenangan mengoperasikan unit karena seseorang yang berwenang dalam mengoperasikan unit dibuktikan dengan kepemilikan SIMPER (surat ijin mengemudi perusahaan). 9) Mengoperasikan tanpa wewenang dapat menyebabkan tabrakan antar unit sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko : 15, tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian administrasi yaitu : SIMPER, Pengawasan, Inspeksi SIMPER nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan pengawasan dan inspeksi simper dapat mencegah seseorang yang tidak mempunyai kewenangan mengoperasikan unit karena seseorang yang berwenang dalam mengoperasikan unit dibuktikan dengan kepemilikan SIMPER. 10) Mengoperasikan tanpa wewenang dapat menyebabkan kerusakan unit sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 3, nilai risiko : 6, commit tingkat risiko : sedang, statusto user : tidak diterima setelah dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
pengendalian dengan jenis pengendalian administrasi yaitu : SIMPER, Pengawasan, Inspeksi SIMPER nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan pengawasan dan inspeksi simper dapat mencegah seseorang yang tidak mempunyai kewenangan mengoperasikan unit karena seseorang yang berwenang dalam mengoperasikan unit dibuktikan dengan kepemilikan SIMPER. 11) Ceceran solar dapat menyebabkan kebakaransebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko : 15, tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian administrasi yaitu : program pemeriksaan harian (P2H) nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan penerapan program pemeriksaan harian jika ditemukan kondisi tidak aman yaitu : ceceran solar dapat dilakukan perbaikan segera terhadap sumber yang menyebabkan kondisi tidak aman tesebut sebelum kejadian yang tidak diinginkan terjadi. 12) Silau pada malam hari (penempatan penerangan tidak sesuai) dapat menyebabkan bucket excavator menghantam vessel dumptruck sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 3, nilai risiko : 6, tingkat risiko : sedang, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian administrasi yaitu :
pengawasan dan penempatan
lampu sesuai nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, commit to userpengendalian, risiko mengalami status : diterima. Setelah dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
penurunan hal tersebut dikarenakan dengan pengawasan jika ditemukan kondisi tidak aman yaitu :
penempatan lampu tidak sesuai dapat
dilakukan perbaikan segera mungkin dengan penempatan lampu yang sesuai untuk menghindari kesilauan yang disebabkan cahaya lampu. 13) Jarak unit terlalu dekat dapat menyebabkan bucket
excavator
menghantam vessel dumptruck sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 3, nilai risiko : 6, tingkat risiko : sedang, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian administrasi yaitu : penggunaan radio komunikasi, pengawasan dan pengaturan jarak aman nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan pengawasan dan penggunaan radio komunikasi dapat mengingatkan operator DT (dumptruck) untuk selalu menjaga jarak aman agar bucket excavator tidak menghantam vessel dumptruck. 14) Manuver unit dapat menyebabkan tabrakan antar unitsebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko : 15, tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian administrasi yaitu :
penggunaan radio komunikasi,
prosedur membunyikan klakson dan training operator nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan operator unit dapat mengingatkan melalui radio komunikasi user dan memberikan isyaratcommit melaluitoprosedur membunyikan klakson antar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
operator sedangkan training operator betujuan menambah keterampilan mengemudi operator sehingga dapat mengurangi potensi bahaya tabrakan antar unit. b. Hauling Overburden 1) Debu dapat menyebabkan gangguan saluran pernafasan sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 4, nilai risiko : 10, tingkat risiko : sedang, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian engineering control dan APD yaitu : kabin unit tertutup, penyiraman rutin dengan watertruck dan penggunaan masker nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan kabin unit tertutup dan penggunaan masker dapat menghindarkan operator unit dari paparan debu sedangkan penyiraman rutin menggunakan watertruck mengurangi debu yang dihasilkan saat aktivitas hauling. 2) Debu dapat menyebabkan iritasi mata sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : B, S : 2, nilai risiko : 12, tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian engineering control dan APD yaitu : kabin unit tertutup, penyiraman rutin dengan watertruck dan penggunaan kacamata nilai L : E, S : 1, Nilai risiko : 1, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan
kabin
unit
tertutup
dan
penggunaan
kacamata
dapat
to user menghindarkan operatorcommit unit dari paparan debu yang dapat mengenai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
mata dan menyebabkan iritasi mata sedangkan penyiraman rutin menggunakan watertruck mengurangi debu yang dihasilkan saat kegiatan hauling. 3) Panas matahari dapat menyebabkan kekurangan cairan tubuh sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : C, S : 3, nilai risiko : 13, tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian engineering control dan administrasi yaitu : kabin tertutup, kabin ber AC dan pemberian air minum nilai L : E, S : 1, Nilai risiko : 1, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan kabin unit tertutup dan ber AC dapat menghindarkan operator unit dari paparan panas sinar matahari sedangkan pemberian air minum dapat menggantikan cairan tubuh yang keluar melalui keringat. 4) Panas matahari dapat menyebabkan silau yang menyebabkan tabrakan, terperosok sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko : 15, tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian APD yaitu :
penggunaan
kacamata hitam nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan penggunaan kacamata hitam dapat mengurangi silau yang disebabkan panas matahari. 5) Paparan getaran dapat menyebabkan gangguan keseimbangan tubuh sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 4, nilai risiko : 10, commit tingkat risiko : sedang, statusto user : tidak diterima setelah dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
pengendalian dengan jenis pengendalian engineering control yaitu : desain kursi unit berperedam nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan desain kursi unit berperedam dapat mengurangi paparan getaran ke tubuh operator unit. 6) Bising dapat menyebabkan gangguan pendengaran sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 4, nilai risiko : 10, tingkat risiko : sedang, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian engineering control yaitu : kabin unit tertutup nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan kabin unit tertutup dapat mengurangi paparan bising yang bersumber dari mesin unit. 7) Kelelahan dapat menyebabkan tabrakan antar unit sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : C, S : 5, nilai risiko : 22, tingkat risiko : ekstrim, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian administrasi yaitu : shift kerja dan jam istirahat nilai L : C, S : 2, Nilai risiko : 8, tingkat risiko : sedang, status : tidak diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan namun status risiko belum dapat diterima. 8) Overspeed
dapat
menyebabkan
tabrakan
sebelum
dilakukan
pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko : 15, tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis commit to dan user administrasi yaitu : limit speed, pengendalian engineering control
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
rambu batas kecepatan dan penyelenggaraan speed gun nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan denganpenerapan limit speed
laju setiap unit maksimal
hanya dapat melaju 60 Km/jam sedangkan penerapan rambu batas kecepatan seperti rambu batas kecepatan yang terpasang di area pit aktif 30 Km/jam sebagai pengingat agar operator unit melaju sesuai batas kecepatan yang diperkenankan. Untuk mengetahui laju unit sesuai batas kecepatan yang diperkenankan atau tidak dilakukan speed gun setiap bulan sekali secara rutin. 9) Jalan lembek dapat menyebabkan terperosok sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : C, S : 2, nilai risiko : 8, tingkat risiko : sedang, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian administrasi yaitu : training operator dan penerapan prosedur perawatan jalan nilai L : C, S : 1, Nilai risiko : 4, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan melakukan training operator dapat meningkatkan keterampilan operator dalam mengoperasikan unit sedangkan penerapan prosedur perawatan jalan yang baik menjamin terhindarnya jalur hauling dari kondisi tidak aman seperti jalan lembek. 10) Overload dapat menyebabkan muatan tumpah sehingga mengganggu jalur hauling sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : B, S : 3, nilai user : tidak diterima setelah dilakukan risiko : 17, tingkat risiko commit : tinggi,tostatus
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
pengendalian dengan jenis pengendalian administrasi yaitu : pengisian sesuai kapasitas nilai L : C, S : 1, Nilai risiko : 4, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan pengisian sesuai kapasitas mengurangi
risiko
muatan
tumpah
yang
dapat
mengakibatkan
terganggunya jalur hauling. 11) Ban
pecah
dapat
menyebabkan
terguling
sebelum
dilakukan
pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko : 15, tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian administrasi yaitu : program pemeriksaan harian (P2H) nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan program pemeriksaan harian dapat diketahui kondisi tidak aman secara dini sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan sebelum kejadian yang tidak diinginkan terjadi. 12) Parkir
ditempat
yang
tidak
ditentukan
dapat
menyebabkan
tertabraksebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko : 15, tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian administrasi yaitu : penggunaan radio komunikasi dan pengawasan nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko
mengalami
penurunan
hal
tersebut
dikarenakan
dengan
penggunaan radio komunikasi dapat menginformasikan kepada sesama commit to user operator posisi unit yang sedang berhenti untuk parkir sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
pengawasan dilakukan agar unit parkir pada tempat yang sudah ditentukan. 13) Operator menelpon selama mengoperasikan unit dapat menyebabkan tabrakan, terperosok sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko : 15, tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian administrasi yaitu : pengawasan dan pemberian sanksi nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko
mengalami
penurunan
hal
tersebut
dikarenakan
pengawasan jika ditemukan tindakan tidak aman yaitu :
dengan operator
menelepon selama mengoperasikan unit pengawas dapat memberikan sanksi. 14) Unit beriringan dapat menyebabkan tabrakansebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko : 15, tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian administrasi yaitu :
penggunaan radio komunikasi dan
rambu utamakan kendaraan bermuatan nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan adanya rambu utamakan kendaraan bermuatan berfungsi mengingatkan operator untuk selalu mengutakan kendaran bermuatan sedangkan radio komunikasi berfungsi untuk menginformasikan kendaraan bermuatan yang akan mendahului. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
15) Jalan bergelombang dapat menyebabkan tergulingsebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko : 15, tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian administrasi yaitu : penerapan prosedur perawatan jalan nilai L : C, S : 1, Nilai risiko : 4, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan penerapan prosedur perawatan jalan yang baik menjamin terhindarnya jalur hauling dari kondisi tidak aman seperti jalan bergelombang. 16) Debu menghalangi pandangan dapat menyebabkan tabrakan terguling sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko : 15, tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian engineering control yaitu : penyiraman rutin menggunakan watertruck nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan penyiraman ruting menggunakan watertruck dapat mengurangi debu yang dihasilkan selama kegiatan hauling. c. Dumping 1) Area lembek dapat menyebabkan unit terperosoksebelum dilakukan pengendalian nilai : L : B, S : 4, nilai risiko : 21, tingkat risiko : ekstrim, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian engineering control dan administrasi yaitu : layering area commit to user nilai L : C, S : 1, Nilai risiko : 4, dengan material keras dan pengawasan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan material area dumping yang lembek setelah dilakukan layering dengan material keras, material menjadi lebih keras dan stabil sedangkan dengan pengawasan kondisi tidak aman dapat dideteksi secara dini sehingga tindakan perbaikan dapat dilakukan sebelum kejadian yang tidak diinginkan terjadi. 2) Debu dapat menyebabkan gangguan saluran pernafasan sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 4, nilai risiko : 10, tingkat risiko : sedang, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian engineering control yaitu : kabin unit tertutup nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan kabin unit tertutup dapat menghindarkan operator unit dari paparan debu yang dapat terhirup dan menyebabkan gangguan saluran pernafasan 3) Debu dapat menyebabkan iritasi mata sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : B, S : 2, nilai risiko : 12, tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian engineering control yaitu : kabin unit tertutup nilai L : E, S : 1, Nilai risiko : 1, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan kabin unit tertutup dapat menghindarkan operator unit dari to user paparan debu yang dapatcommit mengenai mata dan menyebabkan iritasi mata.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
4) Panas matahari dapat menyebabkan kekurangan cairan tubuhsebelum dilakukan pengendalian nilai : L : C, S : 3, nilai risiko : 13, tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian engineering control dan administrasi yaitu : kabin tertutup, kabin ber AC dan pemberian air minum nilai L : E, S : 1, Nilai risiko : 1, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan kabin unit tertutup dan ber AC dapat menghindarkan operator unit dari paparan panas sinar matahari sedangkan pemberian air minum dapat menggantikan cairan tubuh yang keluar melalui keringat. 5) Panas matahari dapat menyebabkan silau yang menyebabkan tabrakan, terperosok sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko : 15, tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian APD yaitu :
penggunaan
kacamata hitam nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan penggunaan kacamata hitam dapat mengurangi silau yang disebabkan panas matahari. 6) Tidak ada dumpman dapat menyebabkan terperosok, rebah sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko : 15, tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian Administrasi yaitu : penggunaan radio komunikasi dan pengawasan nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, commit to userpengendalian, risiko mengalami status : diterima. Setelah dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
penurunan
hal
tersebut
dikarenakan
dengan
penggunaan
radio
komunikasi dapat dilakukan koordinasi dengan sesama operator maupun pengawas
dalam menentukan lokasi yang aman untuk melakukan
dumping. d. Dozing atau spreading 1) Area lembek dapat menyebabkan unit terperosok sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko : 15, tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian engineering control dan administrasi yaitu : layering area dengan material keras dan pengawasan nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 4, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan material area dumping yang lembek setelah dilakukan layering dengan material keras, material menjadi lebih keras dan stabil sedangkan dengan pengawasan kondisi tidak aman dapat dideteksi secara dini sehingga tindakan perbaikan dapat dilakukan sebelum kejadian yang tidak diinginkan terjadi. 2) Manuver unit dapat menyebabkan terperosok sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 3, nilai risiko : 6, tingkat risiko : sedang, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian administrasi yaitu : SIMPER dan training operator nilai L : D, S : 2, Nilai risiko : 5, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut commit to user perusahaan mewajibkan calon dikarenakan untuk mendapatkan SIMPER,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
operator untuk memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh perusahaan sehingga operator yang telah diterima merupakan orang yang berkompeten dalam bidangnya sedangkan penyelenggaraan training operator bertujuan untuk menambah keterampilan operator. 3) Paparan getaran dapat menyebabkan gangguan keseimbangan tubuh sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 4, nilai risiko : 10, tingkat risiko : sedang, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian engineering control yaitu : desain kursi unit berperedam nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan desain kursi unit berperedam dapat mengurangi paparan getaran ke tubuh operator unit 4) Mengoperasikan
tanpa
wewenang
dapat
menyebabkan
unit
terperosoksebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko : 15, tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian administrasi yaitu : SIMPER, Pengawasan, Inspeksi SIMPER nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan pengawasan dan inspeksi simper dapat mencegah seseorang yang tidak mempunyai kewenangan mengoperasikan unit karena seseorang yang berwenang dalam mengoperasikan unit dibuktikan dengan kepemilikan SIMPER (surat ijin mengemudi perusahaan). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72
5) Mengoperasikan tanpa wewenang dapat menyebabkan tabrakan antar unit sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko : 15, tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian administrasi yaitu : SIMPER, Pengawasan, Inspeksi SIMPER nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan pengawasan dan inspeksi SIMPER dapat mencegah seseorang yang tidak mempunyai kewenangan mengoperasikan unit karena seseorang yang berwenang dalam mengoperasikan unit dibuktikan dengan kepemilikan SIMPER. 6) Mengoperasikan tanpa wewenang dapat menyebabkan kerusakan unit sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 3, nilai risiko : 6, tingkat risiko : sedang, status : tidak diterima setelah dilakukan pengendalian dengan jenis pengendalian administrasi yaitu : SIMPER, Pengawasan, Inspeksi SIMPER nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan dengan pengawasan dan inspeksi SIMPER dapat mencegah seseorang yang tidak mempunyai kewenangan mengoperasikan unit karena seseorang yang berwenang dalam mengoperasikan unit dibuktikan dengan kepemilikan SIMPER. 7) Operator menelpon selama mengoperasikan unit dapat menyebabkan tabrakan, terperosok sebelum dilakukan pengendalian nilai : L : E, S : 5, nilai risiko : 15, tingkat risiko : tinggi, status : tidak diterima setelah userpengendalian administrasi yaitu : dilakukan pengendalian commit dengan tojenis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
pengawasan dan pemberian sanksi nilai L : E, S : 2, Nilai risiko : 3, tingkat risiko : rendah, status : diterima. Setelah dilakukan pengendalian, risiko
mengalami
penurunan
hal
tersebut
dikarenakan
pengawasan jika ditemukan tindakan tidak aman yaitu :
dengan operator
menelepon selama mengoperasikan unit pengawas dapat memberikan sanksi. Upaya pengendalian dengan tujuan menurunkan risiko yang telah dilakukan PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara Site Kelubir telah sesuai dengan OHSAS 18001:2007 klausul 4.3.1 tentang Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko.
commit to user