PERBANDINGAN MEDIA TANAM TOP SOIL DAN PUPUK KANDANG PADA WADAH BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT MUCUNA BRACTEATA
Sylvia Madusari, Toto Suryanto, April Kurniawan Abstrak Penggunaan bambu sebagai wadah media tanam merupakan alternative wadah media tanam pada pembibitan yang ramah lingkungan (biobag). Kajian tentang pemanfaatan bambu sebagai wadah media tumbuh bibit Mucuna Bracteata, dilakukan dengan menggunakan dua macam media tanam, yaitu top soil dan pupuk kandang. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 1 Maret – 11 Juni 2012. Tujuan dari kajian ini adalah untuk menganalisis efektifitas penggunaan wadah bambu pada proses pembibitan Mucuna Bracteata dan membandingkan pertumbuhannya pada media tanam yang berbeda, yaitu top soil dan pupuk kandang. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan pembibitan Mucuna bracteata. Benih Mucuna bracteata ditanam pada dua media yang berbeda, yaitu top soil dan pupuk kandang. Masingmasing media ditanam 25 benih Mucuna bracteata. Pada kedua media tanam tersebut digunakan wadah media dari batang bambu dengan ukuran tinggi 5 cm Parameter yang diukur dalam kajian pembibitan ini adalah pertumbuhan tinggi batang (cm), diameter batang (mm) dan jumlah daun (helai). Pengukuran parameter pengamatan dilakukan setiap 5 hari pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan vegetatif bibit Mucuna bracteata lebih baik pada media pupuk kandang dibandingkan media top soil. Tingkat pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun bibit Mucuna bracteata pada media pupuk kandang lebih tinggi dibandingkan bibit Mucuna bracteata pada media top soil terjadi pada umur 14 HST sedangkan pertumbuhan diameter batang terjadi sejak pengamatan pertama (5 HST). Namun demikian, daya kecambah Mucuna bracteata pada top soil lebih tinggi (88%) dibandingkan pada media pupuk kandang (56%). Hal ini memperlihatkan bahwa bambu dapat digunakan sebagai wadah alternatif pengganti polybag dalam pembibitan Mucuna bracteata. Kata Kunci : Bambu, Pembibitan, Mucuna Bracteata.
Perbanyakan Mucuna bracteata dapat
PENDAHULUAN Konservasi menggunakan
secara
beberapa
dilakukan dengan cara generatif dan vegetatif.
vegetatif
jenis
Perbanyakan secara generatif menggunakan
tanaman
dua metode, yaitu langsung ditanam ke
kacangan, seperti Pueraria javanica, Pueraria
lapangan dan dibibitkan. Kerugian langsung
phaseoloides, Pueraria triloba, Calopogonium mucunoides,
Calopogonium
tanam
caeruleum,
pubescens,
Arachis
di
lapangan
mengakibatkan
persentase kematiannnya tinggi sehingga lebih
Mucuna bracteata, Mucuna cochichinensis, Centrosema
biji
mahal biayanya. Jika dilakukan pembibitan
pintoi
terlebih dahulu pada benih Mucuna bracteata,
(Prawirosukarto et al., 2005). Dari beberapa
maka pertumbuhan benih lebih cepat, tidak
jenis kacangan tersebut, Mucuna bracteata
tergantung pada cuaca dan bibit yang akan
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan
ditanam ke lapangan sudah siap tanam.
jenis kacangan yang lain. Keunggulan Mucuna
Penggunaan wadah pada pembibitan
bracteata lebih cepat tumbuh dan menutupi
Mucuna bracteata umumnya menggunakan
tanah, tahan terhadap naungan, tahan terhadap
polybag.
cuaca kering, dan lama memasuki masa
Masalah
yang
muncul
adalah
kerusakan akar pada saat pelepasan polybag
generatif. 12
dan timbulnya sampah plastik di lapangan.
pertumbuhan mikroba dan perputaran hara
Sampah
dalam tanah.
plastik
dapat
menimbulkan
pencemaran tanah karena memiliki masa
Untuk itu, perlu dilakukan penelitian
degradasi yang sangat lama. Selain itu,
media tanam yang diwadahi bambu terhadap
penggunaan wadah plastik pada pembibitan
pertumbuhan bibit Mucuna bracteata dengan
Mucuna bracteata menyebabkan terjadinya
variasi media tanam. Tujuan dari penelitian ini
pemutusan akar pada saat pelepasan polybag.
adalah untuk mengetahui perbandingan daya
Oleh karena itu diperlukan suatu wadah yang
tumbuh pada pembibitan Mucuna bracteata
tidak
saat
pada wadah bambu, antara dua media tanam
transplanting. Penggunaan bambu sebagai
yang berbeda, yakni tanah top soil dan pupuk
wadah media tanam pembibitan Mucuna
kandang.
merusak
bracteata
bagian
merupakan
mengurangi
kerusakan
akarnya
alternatif akar
tindakan
yang
METODOLOGI
juga
merupakan alternatif wadah yang ramah
Waktu dan Tempat
lingkungan. Bambu merupakan bahan organik yang
dapat
diuraikan
secara
Pelaksanan praktik kerja lapangan ini dimulai
sempurna.
dari tanggal 1 Maret 2012 sampai dengan 11
Menurut Sulistiowati (1997) masa degradasi
Juni 2012, bertempat di Perkebunan Kelapa
bambu membutuhkan waktu 1-3 tahun.
Sawit PT Anugerah Energitama yang berada di
Pada pembibitan Mucuna bracteata dibutuhkan
media
tanam
yang
Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur,
mampu
Provinsi Kalimantan Timur.
memenuhi kebutuhan hara tanaman agar pertumbuhan bibit optimal. Media tanam
Metode Penelitian
berfungsi sebagai tempat tumbuh dan kembang
Metode penelitian yang dilakukan
tanaman serta penyedia air dan unsur hara bagi
adalah dengan melakukan pembibitan Mucuna
tanaman. Media tanam mempunyai peranan
bracteata. Benih Mucuna bracteata ditanam
penting dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidup
tanaman
berjangkarnya
yaitu akar,
menjadi
tempat
memberi
ruang
pada dua media yang berbeda, yaitu top soil dan pupuk kandang. Masing-masing media ditanam 25 benih Mucuna bracteata. Pada
pertumbuhan dan perkembangan akar, serta
kedua media tanam tersebut digunakan wadah
menyediakan udara untuk respirasi, air dan
media dari batang bambu.
hara (Putri dan Nurhabsyi, 2010). Pupuk
Tahap pelaksanaan yang dilakukan dalam
kandang adalah salah sumber bahan organic
penelitian pembibitan Mucuna bracteata pada
yang dapat digunakan untuk meningkatkan
dua media tanam dengan wadah bambu:
kadar bahan organic tanah, menyediakan unsur
1) Menyiapkan alat (parang, gergaji,
bahan hara mikro, dan memperbaiki struktur
meteran) dan bahan (benih Mucuna
tanah, seperti yang dikemukakan oleh Saputra
bracteata yang sudah di-cutting dan
(2008). Bawolye, 2006, juga mengemukakan
media top soil dan pupuk kandang).
bahwa kegunaan bahan orgaik meningkatkan 13
2) Menyiapkan wadah bambu dengan
batang digunakan penjepit dari kulit bambu
ukuran 5 cm.
dan penggaris. Cara pengukurannya adalah
3) Memasukkan
media
tanam
pada
dengan menjepit batang dengan kulit bambu,
wadah bambu (padatkan ¼ bagian).
kemudian diukur jarak antara penjepit dengan
4) Siram media tanam dengan air (jangan
menggunakan penggaris. Pengukuran jarak
sampai jenuh).
tersebut
5) Membuat lubang tanam sedalam satu
sama
dengan
diameter
batang
tanaman. Sedangkan dalam pada parameter
cm
jumlah daun hanya dilakukan pengamatan
6) Menanam benih Mucuna bracteata
dengan menghitung jumlah helai daun yang
dengan posisi hilum dibawah.
sudah membuka sempurna.
7) Tutup benih dengan media, tapi jangan dipadatkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Mengamati pertumbuhan benih setiap
Berdasarkan pengamatan yang telah
lima hari sekali, selama 15 hari.
dilakukan selama 15 hari masa pembibitan Mucuna bracteata, dengan rincian pengamatan
Parameter
yang
diukur
dalam
setiap 5 hari sekali, sehingga ada 3 kali
penelitian adalah pertumbuhan tinggi batang
pengamatan, yaitu pada umur 5 HST, 10 HST
(cm), diameter batang (mm) dan jumlah daun
dan 15 HST. Dalam setiap pengamatan
(helai). Pengukuran dilakukan pada pembibitan
dilakukan pengukuran pada masing-masing
Mucuna bracteata setiap 5 hari pengamatan. Pengamatan
tinggi
batang
bibit, baik pada media top soil maupun pupuk
dilakukan
kandang, berdasarkan parameter yang telah
menggunakan penggaris. Pengukuran dimulai
ditentukan, yaitu tinggi tanaman, diameter
dari pangkal batang pada permukaan tanah sampai
ujung
batang
atau
pada
batang dan jumlah daun.
ketiak
tumbuhnya pucuk daun. Pengukuran diameter
(a). Top Soil
(b) Pupuk Kandang
Gambar 1. Pertumbuhan benih Mucuna bracteata umur 5 HST pada (a) media tanam top soil dan (b) media tanam pupuk kandang
14
Berdasarkan pengamatan pada umur 5
soil maupun pupuk kandang, pertumbuhan
HST seperti yang terlihat pada Gambar 1.
morfologi pada benih yang sudah tumbuh
benih
mulai
belum sempurna. Hal ini dikarenakan daun
berkecambah, baik pada media top soil
belum terbentuk dan terbuka secara sempurna,
maupun pupuk kandang, namun tidak semua
bahkan kebanyakan biji yang berkecambah
benih berkecambah ada beberapa benih yang
belum bisa dilakukan pengukuran parameter
belum berkecambah. Pada pengamatan ini,
yang
benih yang dihitung sudah berkecambah
berkecambah dan belum terbentuk batang
adalah benih yang testa dan kotiledonnya
secara sempurna. Namun pada pengamatan ini
sudah pecah. Dari 25 sampel percobaan pada
sudah dilakukan pengukuran tinggi tanaman
media
sudah
dan diameter batang pada beberapa benih yang
berkecambah, 4 benih belum berkecambah dan
sudah memiliki batang. Sedangkan untuk
3 benih sudah terlihat busuk. Sedangkan pada
parameter
media pupuk kandang, dari 25 percobaan
penghitungan jumlah daun. Data pengamatan
hasilnya adalah 13 benih sudah berkecambah,
hasil
3 benih belum berkecambah dan 9 benih
pembahasan pada setiap parameter yang
membusuk. Berdasarkan pengamatan terhadap
diukur.
Mucuna
top
soil
bracteata
ada
18
sudah
benih
telah
ditentukan,
jumlah
pengukuran
daun
karena
tidak
disajikan
baru
dilakukan
secara
pada
benih yang sudah tumbuh, baik pada media top
(a). Top Soil
(b) Pupuk Kandang
Gambar 2. Pertumbuhan benih Mucuna bracteata umur 10 HST pada (a) media tanam top soil dan (b) media tanam pupuk kandang
Pada Gambar 2. pada benih Mucuna
terbuka secara sempurna dan berwarna hijau
bracteata umur 10 HST memperlihatkan
tua. Pada umur ini benih yang belum
pertumbuhan vegetatif daun dan batang sudah
berkecambah pada pengamatan sebelumnya
terlihat jelas, baik pada media top soil maupun
sudah berkecambah, untuk media top soil yang
media pupuk kandang. Bentuk daun sudah
tumbuh menjadi 21 benih, sehingga yang 15
belum tumbuh hanya satu benih. Sedangkan
dan
pada media pupuk kandang masih tetap, tidak
pertumbuhan tinggi tanaman dapat dilihat jelas
terjadi penambahan benih yang tumbuh.
dari perbedaan ketinggiannya sedangkan pada
Sehingga masih sama seperti pada pengamatan
daun dapat dilihat dari perbedaan pertumbuhan
sebelumnya yakni 13 benih sudah tumbuh, 3
antar bibit, ada bibit yang sudah berdaun
benih belum berkecambah dan sisanya sudah
sempurna, subur dan lebar, namun ada juga
busuk. Baik pada media top soil maupun
yang baru bersemi dengan warna daun yang
media pupuk kandang, kecepatan pertumbuhan
masih ungu. Pada pengamatan 10 HST ini rata-
vegetatif antar benih tidak sama, hal ini dapat
rata jumlah daun pada tiap bibit, baik pada
dilihat dari parameter yang diamati, meliputi
media top soil maupun pupuk kandang
pertumbuhan tinggi tanaman, diameter batang
berjumlah dua helai.
(a). Top Soil
pertambahan
jumlah
daun.
Dari
(b) Pupuk Kandang
Gambar 3. Pertumbuhan benih Mucuna bracteata umur 15 HST pada (a) media tanam top soil dan (b) media tanam pupuk kandang
Pada pengamatan terakhir yakni 15 HST,
dapat
pertumbuhan meningkat,
dilihat vegetatif hal
ini
pada
Gambar
tanaman tampak
yang ditanam pada media top soil. Namun
3.,
untuk daya kecambah, media top soil lebih
semakin
baik dibandingkan pupuk kandang. Pada media
jelas
dari
top soil dari 25 benih yang ditanam, yang
pertumbuhan jumlah daun, ditandai dengan
tumbuh adalah 22 benih atau 88%, dengan
munculnya 3 daun baru pada pucuk batang,
benih mati/busuk sebanyak 3 butir atau 12%
sehingga jumlah daun menjadi bertambah
sedangkan pada media pupuk kandang benih
yakni dari 2 helai menjadi 5 helai. Perbedaan
yang tumbuh hanya 14 butir atau 56%, jumlah
yang terlihat dari pertumbuhan bibit pada
benih mati 11 butir atau 44% dari 25 benih
kedua media tanam adalah kesuburan bibit
Mucuna bracteata yang ditanam, lebih besar
yang terlihat dari bentuk dan warna daun,
daripada benih mati pada media top soil.
yakni pada media pupuk kandang daun lebih
Persentase daya kecambah Mucuna brcteata
lebar dan warnanya lebih hijau daripada bibit
pada kedua media tanam tercantum pada 16
Gambar 4. Penyebab terjadinya pembusukan
kandang
sangat
biji Mucuna bracteata diduga disebabkan oleh
berkembangnya jamur dan bakteri yang ada
bakteri yang ada pada pupuk kandang dan
dalam
kondisi media yang terlalu lembab, karena
mengatakan bahwa dalam pupuk kandang
pupuk kandang mampu menahan air lebih
sering terbawa bibit hama dan penyakit
lama. Selain itu, kemampuan menyimpan air
tanaman
pada media organik lebih tinggi (Putri, 2008).
cendawan,
media
mendukung
tersebut.
(telur/larva
Sutedjo
insekta,
bagi
(2002),
bakteri, dll).
Kondisi media yang lembab pada media pupuk
Daya Kecambah Mucuna bracteata Pada Media Top Soil
Daya Kecambah Mucuna bracteata Pada Media Pupuk Kandang
Benih Mati 12%
Benih Tumbu h 56%
Benih Mati 44%
Benih Tumbu h 88%
Gambar 4. Perbandingan daya kecambah Mucuna bracteata Selain perbandingan daya kecambah
daun pada pembibitan Mucuna bracteata yang
Mucuna bracteata, pengamatan parameter
ditanam pada media top soil dan pupuk
tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah
kandang, dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Tinggi tanaman Mucuna bracteata Perlakuan
Umur tanaman 5 HST
10 HST
15 HST
1,5
2,38
3,97
0,5
2,35
4,57
Top soil Rerata tinggi tanaman (cm) Pupuk kandang Rerata tinggi tanaman (cm)
Tabel
Berdasarkan data yang disajikan pada
tanaman pada media pupuk kandang. Tinggi
1, pada
rata-rata
tanaman pada media top soil adalah 1,5 cm,
Mucuna
tiga kali lebih tinggi dibandingkan media
pertumbuhan
umur
tinggi
5
HST
tanaman
bracteata pada media top soil lebih subur dibandingkan
rerata
pertumbuhan
pupuk kandang yang hanya 0,5 cm.
tinggi 17
(cm)
5 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0
5 HST
10 HST
15 HST
top soil
1,5
2,38
3,97
pupuk kandang
0,5
2,35
4,57
Gambar 5. Pengamatan tinggi tanaman Mucuna bracteata
Namun, pada umur 10 HST perbedaan
Mucuna bracteata pada media pupuk kandang
tinggi tanaman pada kedua media tidak
melampaui tinggi batang Mucuna bracteata
berbeda jauh, pada media top soil tinggi
pada media top soil. Pada media top soil rerata
tanaman hanya bertambah 0,88 cm menjadi
tinggi tanaman hanya mengalami peningkatan
2,38
kandang
sebesar 1,59 cm, sehingga rerata tinggi
pertumbuhan tinggi tanaman meningkat, dari
tanamannya menjadi 3,97 cm, sedangkan pada
0,5 cm menjadi 2,35 cm atau naik sebesar 1,85
media pupuk kandang terjadi peningkatan
cm.
HST
rerata tinggi tanaman lebih besar yakni 2,22
pertumbuhan rerata tinggi tanaman pada media
cm, sehingga rerata tinggi tanamannya menjadi
pupuk kandang 2 kali lipat lebih tinggi dari
4,57 cm. Grafik peningkatan tinggi tanaman
pertumbuhan pada media top soil. Pada
dapat dilihat pada Gambar 5.
cm.
Pada
Pada
media
pupuk
pengamatan
umur
10
tanaman umur 15 HST rerata tinggi tanaman
Tabel 2. Diameter batang Mucuna bracteata Perlakuan
Umur tanaman 5 HST
10 HST
15 HST
1
1,95
1,95
2
1,96
2,43
Top soil Rerata diameter batang (cm) Pupuk kandang Rerata diameter batang (cm)
Berdasarkan
pertumbuhan
pada media pupuk kandang 2 mm. hal ini
2, respon
diduga lebih disebabkan karena kualitas benih
pertumbuhan diameter batang pada media top
Mucuna bracteata. Pada umur 10 HST terjadi
soil pada umur 5 HST adalah 1 mm, sedangkan
pertumbuhan diameter sebesar 0,95 mm pada
diameter
batang
pada
data Tabel
18
media top soil sedangkan pada media pupuk
bracteata pada umur 15 HST, yang seharusnya
kandang justru terjadi penurunan 0,4 mm,
mengalami peningkatan pertumbuhan, namun
menjadi 1,96 mm. Perubahan tersebut terjadi
justru mengalami stagnasi rerata pertumbuhan.
karena bertambahnya benih yang baru tumbuh
Namun hal tersebut tidak terjadi pada Mucuna
dan dari benih tersebut terdapat benih yang
bracteata yang ditanam pada media pupuk
pertumbuhannya
kandang sebesar. Mucuna bracteata yang
kurang
baik.
Pada
pengamatan terakhir umur 15 HST rata-rata
ditanam
pertumbuhan diameter batang pada media top
mengalami peningkatan rerata diameter batang
soil tetap seperti pada pengamatan 10 HST,
sebesar 0,47 mm sehingga diameter batangnya
yaitu 1,95 mm. Hal ini dikarenakan terdapat
menjadi
benih yang baru tumbuh dan pertumbuhannya
diameter
kurang subur, sehingga mempengaruhi rerata
dilihat pada Gambar 6.
pertumbuhan
diameter
batang
pada
2,43
media
mm.
batang
pupuk
Grafik
Mucuna
kandang
pertumbuhan bracteatadapat
Mucuna
3
(mm)
2,5 2 1,5 1 0,5 0
5 HST
10 HST
15 HST
Top Soil
1
1,95
1,95
Pupuk Kandang
2
1,96
2,43
Gambar 6. Pengamatan diameter batang Mucuna bracteata
Tabel 3. Jumlah daun Mucuna bracteata Perlakuan
Umur tanaman 5 HST
10 HST
15 HST
-
1,71
4,09
-
1,69
4,28
Top soil Rerata jumlah daun (cm) Pupuk kandang Rerata jumlah daun (cm)
Berdasarkan data yang tercantum pada
membuka sempurna. Daun masih menguncup
Tabel 3, pada media top soil maupun pupuk
dan berwarna keunguan, sehingga belum
kandang pertumbuhan daun pada pengamatan
dilakukan
umur 5 HST belum terbentuk daun yang
Pertumbuhan daun baru terlihat jelas pada saat 19
penghitungan
jumlah
daun.
benih sudah berumur 10 HST. Pada media top
melampaui rerata jumlah daun pada media top
soil rerata jumlah daun yang tumbuh adalah
soil yang pada pengamatan sebelumnya lebih
1,71 helai, pada media pupuk kandang tidak
tinggi. Rerata jumlah daun pada media top soil
jauh berbeda yakni 1,69 helai, hanya selisih
pada pengamatan 15 HST adalah 4,09 helai.
0,02. Pada pengamatan terakhir jumlah daun
Grafik jumlah
pada
Gambar 7.
media
pupuk
kandang
mengalami
daun
dapat
dilihat
pada
peningkatan dengan rerata jumlah daun 5 helai, 6 5
Helai
4 3 2 1 0
5 HST
10 HST
15 HST
Top Soil
0
1,71
4,09
Pupuk kandang
0
1,69
5
Gambar 7. Jumlah daun Mucuna bracteata
Berdasarkan
dapat
mulai
HST,
terakhir. Hal ini diduga lebih dipengaruhi
Mucuna
faktor genotip biji. Interaksi media tanam dan
bracteata pada top soil lebih tinggi daripada
genotip mempengaruhi tinggi tanaman, jumlah
pupuk kandang, dan pada umur 10 HST tinggi
daun, dan diameter batang (Suketi dan Imanda,
tanaman pada top soil masih lebih tinggi
2011). Sedangkan pada pertumbuhan jumlah
daripada
diketahui
bahwa
pertumbuhan
Gambar pada
tinggi
pupuk
7
umur
5
tanaman
pengamatan
pertama
sampai
namun
terjadi
daun, pada umur 5 HST baik top soil dan
Pada
akhir
pupuk kandang belum menunjukan daun yang
dimana
membuka sempurna, sehingga tidak ada
pertumbuhan tinggi tanaman pada pupuk
pertumbuhan daun. Pada umur 10 HST
kandang yang sebelumnya lebih rendah, pada
pertumbuhan sudah terlihat, dan pertumbuhan
umur
tinggi
daun pada top soil lebih tinggi dibandingkan
Mucuna
pada top soil, namun selisihnya sangat kecil.
bracteata pada top soil. Menurut Laude dan
Peningkatan jumlah daun pada umur 15 HST
Tambing (2010), kandungan unsur hara yang
cukup tinggi, baik pada top soil maupun pupuk
terdapat pada pupuk kandang ayam, mampu
kandang jumlah daun mengalami peningkatan
memacu peningkatan tinggi tanaman.
dua kali lipat dari pengamatan sebelumnya,
penurunan pengamatan
15
dibandingkan
kandang,
dari
selisih
tinggi.
terjadi
HST
perubahan,
menjadi
tinggi
lebih
tanaman
Untuk pertumbuhan diameter batang
pertambahahan jumlah daun pada media pupuk
Mucuna bracteata, pada top soil lebih baik
kandang lebih tinggi dibandingkan pada media
dibandingkan pupuk kandang, dan ini terjadi
top soil. 20
3,97
1
0,5
0
4,09 3
2,38 2,35 1,95 1,961,711,69
2
1,5
5
4,57
1,95
0
5 HST
10 HST Tinggi tanaman (top soil) Tinggi tanaman (pupuk kandang) Diameter batang (top soil)
15 HST
Gambar 8. Perbandingan pertumbuhan tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun bibit Mucuna bracteata Secara keseluruhan, pertumbuhan bibit Mucuna
bracteata
pada
pupuk
mengatakan
bahwa
penggunaan
pupuk
kandang
kandang sebaiknya memperhatikan waktu
meningkat ketika tanaman berumur 15 HST.
melarut dan terurainya unsur-unsur yang
Hal ini diduga karena media
terkandung didalamnya, sehingga tersedia
top soil
mengalami penurunan kandungan unsur hara.
unsur
Penggunaan
perkembangan tanaman, seperti 1-2 minggu
beberapa
media
top
kelemahan,
soil
mempunyai
diantaranya
hara
bagi
pertumbuhan
dan
media
bagi pupuk kandang (ayam) sebelum tanam.
menjadi lekas padat, aerasi kurang baik, berat
Hal ini didukung hasil analisis sidik ragam
per satuan bibit tinggi dan ketersediaan unsur
pada penelitian Laude dan Tambing (2010),
hara tertentu bagi tanaman sangat kurang
menunjukan bahwa dosis pupuk kandang ayam
(Hendramono, 1988). Selain itu, pada umur 15
tidak berpengaruh nyata terhadap rata-rata
HST bahan organik pada media pupuk
tinggi tanaman bawang daun 1 mst, tetapi
kandang sudah terurai sempurna sehingga
berpengaruh nyata terhadap rata-rata tinggi
lebih mudah diserap tanaman. Sutedjo (2002),
tanaman 2-6 mst.
pertama (5 HST). Namun daya kecambah
KESIMPULAN
Mucuna bracteata pada top soil lebih tinggi
Pertumbuhan vegetatif bibit Mucuna bracteata lebih baik pada dibandingkan
media
media
top
(88%)
pupuk kandang soil.
pada
media
pupuk
kandang (56%). Selain itu, bambu dapat
Tingkat
digunakan sebagai wadah alternatif pengganti
pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun
polybag dalam pembibitan Mucuna bracteata.
bibit Mucuna bracteata pada media pupuk kandang lebih tinggi
dibandingkan
dibandingkan bibit
Mucuna bracteata pada media top soil terjadi pada umur 14 HST sedangkan pertumbuhan diameter batang terjadi sejak pengamatan 21
Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan vol. 21 no. 1
DAFTAR PUSTAKA
Bawolye. 2006. Bahan organik dan Pupuk Kandang. IRRI Rice Knowledge Bank. Philipina.
Putri, K.P. dan Nurhasybi. 2010. Pengaruh Jenis Media Organik Terhadap Kualitas Bibit Takir (Duabanga moluccana). Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol. 7 No. 3: 141-146
Hendramono. 1988. Meningkatakan Pertumbuhan Dan Mutu Bibit Acacia Mangium Wild Dengan Menggunakanberbagai Macam Media. Buletin Penelitian Hutan No. 502 : 1726 Laude,
Saputra, B. A. 2008. Pengaruh Media Pembibitan dari Pupuk Kandang. Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian. Univeristas Jember.
S. dan Tambing, Y. 2010. Pertumbuhan Dan Hasil Bawang Daun (Allium fistulosum L.) Pada Berbagai Dosis Pupuk Kandang Ayam. J. Agroland 17 (2) : 144 – 148
Suketi,
Prawirosukarto, S. et al. 2005. Tanaman Penutup Tanah Dan Gulma Pada Tanaman Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan
K. dan Nandya Imanda. 2011. Prosiding Seminar Nasional PERHORTI: Pengaruh Jenis Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Bibit Pepaya Genotipe IPB 3, IPB 4, Dan IPB 9
Sulistyowati, C. Any. 1997. Pengawetan Bambu. Wacana No. 6 Sutedjo, M.M. 2002. Pupuk Dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta
Putri, A.I. 2008. Pengaruh Media Organik Terhadap Indeks Mutu Bibit Cendana.
22