BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Deskripsi Proses Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menerapkan model
penemuan terbimbing dalam meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa kelas VIII7 SMP Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango pada sub materi luas permukaan dan volume kubus dan balok telah berlangsung dalam dua siklus. Pembelajaran siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari rabu 15 Mei tahun 2013 dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran, pada pertemuan pertama ini siswa diharpakan dapat menemukan luas permukaan kubus dan menghitung luas permukaan kubus, sedangkan pertemuan kedua siklus I dilaksanakan pada hari jum’at 17 Mei tahun 2013 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran. Pada pertemuan ini siswa diharpakan dapat menemukan luas permukaan balok dan menghitung luas permukaan balok. Pertemuan ketiga siklus I dilaksanakan pada hari rabu 22 Mei tahun 2013 dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran, pada pertemuan ini guru memberikan tes akhir siklus I. Selanjutnya, pembelajaran siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari jum’at 24 Mei tahun 2013 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran, pada pertemuan pertama siswa diharpakan dapat menemukan volume kubus dan menghitung volume kubus. Selanjutnya, pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada hari rabu 29 Mei tahun 2013 dengan alokasi waktu 3 jam pembelajaran. Pada pertemuan kedua ini siswa diharpakan dapat menemukan volume balok dan menghitung volume balok. Pertemuan ketiga siklus II
34
35
dilaksanakan pada hari jum’at 31 Mei tahun 2013 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran, pada pertemuan ini guru memberikan tes akhir siklus II. Materi luas permukaan dan volume kubus dan balok yang disajikan pada siswa kelas VIII7 SMP Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran. Selama proses pembelajaran berlangsung siswa dibentuk kelompok dan dibagikan Lembar Kerja Kelompok (LKS), yang dikerjakan secara kelompok dengan bimbingan guru. Guna memperdalam materi maka pada akhir proses pembelajaran guru memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah. 4.1.1 Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan penelitian mengacu pada rancangan yang telah dikemukakan pada Bab III meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi, dan refleksi. Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I pertemuan pertama dengan sub materi luas permukaan kubus adalah sebagai berikut. 1)
Tahap Perencanaan Berdasarkan hasil diskusi dengan guru mitra yang membantu peneliti
dalam penelitian ini, maka disepakati untuk menyelenggarakan pembelajaran materi luas permukaan kubus melalui model penemuan terbimbing pada siswa kelas VIII7 SMP Negeri 1 Tapa yang berjumlah 20 orang. Selanjutnya penelitian bersama guru mitra melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Menyusun rencana tindakan atau skenario pembelajaran yang akan dilakukan b. Menyiapkan buku pegangan guru, buku paket siswa, dan media penunjang pembelajaran
36
c. Menyusun instrument penelitian berupa lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa dan tes tertulis. d. Menetapkan
alokasi
waktu
pelaksanaan
pembelajaran
siklus
I
dan
merencanakan alokasi waktu untuk siklus II bila siklus I belum berhasil. 2)
Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan
model penemuan terbimbing dengan berpedoman pada rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Pembelajaran siklus pertama ini dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dengan alokasi waktu 120 menit (3 jam pelajaran) siswa diharapkan dapat menemukan luas permukaan kubus dan menghitung luas permukaan kubus. Pada pertemuan kedua dengan alokasi waktu 80 menit (2 jam pelajaran) siswa diharapkan dapat menemukan luas permukaan balok dan menghitung luas permukaan balok. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran berdasarkan model penemuan terbimbing oleh dua mitra selaku pengamat. Pada pertemuan ketiga dengan alokasi waktu 120 menit (3 jam pelajaran) dilakukan tes siklus I untuk mengukur kemampuan penalaran matematis siswa pada materi yang telah disajikan guru. 3)
Tahap Observasi dan Evaluasi
a.
Hasil Observasi Kegiatan Guru Kegiatan guru diamati dan dinilai dengan menggunakan lembar observasi.
Pengamatan ini dilakukan oleh guru pengamat, dengan mengamati 22 aspek kegiatan guru. Rata-rata hasil pengamatan kegiatan guru melaksanakan
37
pembelajaran menggunakan model penemuan terbimbing pada siklus I pertemuan pertama dan kedua disajikan pada tabel 4.1 dan secara lengkap diuraikan pada lampiran 4 Tabel 4.1 Analisis Rata-Rata Hasil Observasi Kegiatan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Menggunakan Model Penemuan Terbimbing pada Siklus I Pertemuan Pertama dan Kedua Kriteria Aspek yang Jumlah Skor Presentase JxS Total Diamati (J) (s) (%) SB 1 4 4 6.7 76.7 % B 14 3 42 70 C 7 2 14 23.3 23.3% K 1 Jumlah 22 60 100 100% Data pada tabel 4.1 terlihat bahwa ada sebanyak 1 aspek atau 6.7% kegiatan guru yang mendapat kriteria sangat baik (SB), 14 aspek atau 70% kegiatan guru yang mendapat kriteria baik (B), dan 7 aspek atau 23.3% memperoleh penilaian cukup (C). Rata-rata hasil pengamatan kegiatan guru dalam pembelajaran menunjukan bahwa pelaksanaan pembelajaran guru menggunakan model penemuan terbimbing pada siklus I pertemuan pertama dan pertemuan kedua hanya 76.7% dari keseluruhan aspek yang diamati memperoleh skor dengan kriteria baik. Ini artinya kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran belum mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan sehingga perlu lebih ditingkatkan lagi pada siklus berikutnya. b.
Hasil Observasi Kegiatan Siswa Observasi terhadap aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama dan
pertemuan kedua yang diamati oleh rekan sejawat selama proses pembelajaran
38
berlangsung. Aspek-aspek yang diobservasi terdiri dari 11 (sebelas) aspek yang disusun secara bersama-sama oleh peneliti dan guru mitra yang bertindak sebagai observer dalam penelitian ini. Rata-rata hasil pengamatan kegiatan siswa menggunakan model penemuan terbimbing pada pembelajaran siklus I pertemuan pertama dan pertemuan kedua disajikan Tabel 4.2 berikut dan diuraikan secara lengkap pada lampiran 5. Tabel 4.2 Analisis Rata-Rata Hasil Observasi Kegiatan Siswa dalam Melaksanakan Pembelajaran Menggunakan Model Penemuan Terbimbing pada Siklus I Pertemuan Pertama dan Kedua Kriteria Aspek yang Jumlah Skor Presentase JxS Total Diamati (J) (s) (%) SB 4 80% B 8 3 24 80 C 3 2 6 20 20% K 1 Jumlah 11 30 100 100% Data pada tabel 4.2 terlihat bahwa ada sebanyak 8 aspek atau 80% kegiatan siswa yang mendapat kriteria baik (B), dan 3 aspek atau 20% memperoleh penilaian cukup (C). Rata-rata hasil pengamatan kegiatan siswa dalam pembelajaran menunjukan bahwa pelaksanaan pembelajaran siswa menggunakan model penemuan terbimbing pada siklus I pertemuan pertama dan pertemuan kedua hanya 80% dari keseluruhan aspek yang diamati memperoleh skor dengan kriteria baik. Ini artinya kegiatan siswa dalam pembelajaran belum mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan sehingga perlu lebih ditingkatkan lagi pada siklus berikutnya.
39
c.
Hasil Tes Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Untuk mengetahui capaian hasil tes kemampuan penalaran matematis
siswa pada materi luas pemukaan kubus dan balok yang disajikan dengan menggunakan model penemuan terbimbing, maka pada pertemuan ketiga guru memberikan tes akhir siklus I berbentuk essay (tes uraian) sebagaimana terdapat pada lampiran 6. Data kemampuan penalaran matematis siswa dikumpulkan dengan menggunakan tes berbentuk uraian. Penilaian jawaban berpandu pada kunci jawaban dan pedoman penskoran dari masing-masing butir tes sebagaimana terdapat pada lampiran 7. Skor maksimum yang harus dicapai siswa adalah 65, sedangkan skor ketuntasan sesuai indikator keberhasilan yang ditetapkan adalah daya serap 70% atau nilai 70. Ini artinya siswa yang dinyatakan tuntas apabila memperoleh skor minimal 45.5. hasil penghitungan terhadap capaian kemampuan penalaran matematis dari 20 orang siswa secara lengkap disajikan pada lampiran 8, dan secara singkat pada Tabel 4.5 Tabel 4.3 Analisis Hasil Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Kelas VIII7 SMP Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango Tahun Pelajaran 2012/2013 pada Materi Luas Permukaan Kubus dan Balok pada Siklus I Presentase No Skor Capaian Jumlah (%) 1 Kurang dari 45.5 8 40 2 ≥ 45.5 12 60 Jumlah 20 100 Dari Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa dari 20 orang siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model penemuan terbimbing, sebanyak 12 orang siswa (60%) yang mencapai ketuntasan dan 8 orang siswa (40%) yang belum
40
tuntas sesuai kriteria yang ditetapkan yaitu memperoleh nilai 70, sehingga perlu lebih ditingkatkan lagi pada siklus berikutnya. 4)
Tahap Refleksi Siklus I Refleksi dilakukan melalui diskusi dengan guru mitra yang bertindak
sebagai observer penelitian. Tujuan utama dilakukannya refleksi adalah untuk memperoleh gambaran terhadap tindakan yang akan dilaksanakan guru dalam menyajikan materi luas permukaan kubus dan balok pada siswa kelas VIII7 SMP Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango. Secara rinci dapat dikatakan bahwa tujuan refleksi adalah untuk mengetahui apakah model penemuan terbimbing yang menjadi alternative dalam menyajikan materi luas permukaan kubus dan balok mampu memberikan efek positif terhadap aktivitas guru melaksanakan kegiatan pembelajaran, aktivitas siswa, dan peningkatan kemampuan penalaran matematis pada pembelajaran siklus I. Dari hasil diskusi dengan observer dapat diketahui bahwa ketiga data yaitu (1) kegiatan pembelajaran guru, (2) aktivitas siswa, (3) kemampuan penalaran matematis siswa yang menjadi tolak ukur keberhasilan penelitian tersebut belum mencapai indikator keberhasilan penelitian yang ditetapkan. Belum optimalnya proses pembelajaran siklus I, mengisyaratkan bahwa, model penemuan terbimbing yang digunakan guru dalam menyajikan materi luas permukaan kubus dan balok pada pembelajaran siklus I belum mampu meningkatkan kegiatan proses pembelajaran guru, aktivitas siswa, dan kemampuan penalaran matematis siswa menggunakan model penemuan terbimbing. Sehingga mengharuskan peneliti melihat kembali aspek-aspek
41
pembelajaran yang telah dilaksanakan apakah telah sesuai dengan yang telah direncanakan. Berdasarkan telaah terhadap hasil penelitian di atas, maka beberapa aspek kegiatan guru dalam proses pembelajaran, aktivitas siswa dan kemampuan penalaran matematis siswa yang dipandang belum optimal. Untuk kegiatan guru dalam proses pembelajaran menunjukkan bahwa dari 22 aspek penentu kegiatan guru melaksanakan proses pembelajaran siklus I menggunakan model penemuan terbimbing, 7 aspek atau 23.3% memperoleh kriteria cukup (C). Ketujuh aspek yang memperoleh kriteria cukup yaitu: 1) Mempersiapkan perlengkapan belajar yang diperlukan 2) Menyampaikan
standar
kompetensi,
kompetensi
dasar,
tujuan
pembelajaran dan indikator yang ingin dicapai 3) Mengaitkan materi luas permukaan kubus dan balok dengan peristiwaperistiwa dalam kehidupan sehari-hari 4) Memberikan kesempatan kepada siswa/kelompok untuk menemukan ide serta penyelesaian soal pada Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 5) Memberikan data tambahan di LKS agar siswa lebih terarah dalam menemukan suatu konsep yang terkait dengan materi 6) Mempersilahkan
perwakilan
tiap-tiap
mempresentasikan konsep/prinsip yang ditemukan 7) Memberikan penguatan terhadap jawaban
kelompok
untuk
42
Selain itu, hasil analisis terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran menunjukkan bahwa dari 11 aspek penentu aktivitas siswa melaksanankan proses pembelajaran siklus I dengan menggunakan model penemuan terbimbing, 3 aspek atau 20% kegiatan siswa memperoleh kriteria cukup (C). Ketiga aspek yang memperoleh kriteria C yaitu: 1) Interaksi dalam kelompok 2) Kemampuan dalam mengerjakan soal 3) Merangkum/menyimpulkan hasil pembahasan soal dalam diskusi Selanjutnya hasil analisis terhadap capaian kemampuan penalaran matematis siswa pada siklus I menunjukkan bahwa dari 20 orang siswa yang dikenai tindakan dengan menggunakan model penemuan terbimbing, terdapat 12 orang siswa atau 60% yang mencapai kriteria ketuntasan dan 8 orang siswa atau 40% tidak mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan yaitu memperoleh nilai 70 atau lebih. Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka beberapa aspek kegiatan guru dalam proses pembelajaran, aktivitas siswa dan kemampuan penalaran matematis siswa belum mencapai kriteria yang ditetapkan yaitu minimal 85%. Dengan demikian kegiatan pembelajaran guru, aktivitas siswa, dan kemampuan penalaran matematis siswa masih perlu ditingkatkan. Bertolak dari hasil refleksi terhadap aspek-aspek pembelajaran siklus I yang belum tercapai dan setelah didiskusikan dengan guru pengamat, maka disepakati untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran ke siklus II dengan menitikberatkan pada aspek-aspek yang belum dicapai pada siklus I.
43
4.1.2 Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II Kegiatan siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I yang didasarkan pada hasil refleksi peneliti dan guru mitra terhadap pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan model penemuan terbimbing pada materi volume kubus dan balok. Berikut ini kegiatan pelaksanaan siklus II. 1)
Tahap Perencanaan Memperhatikan hasil analisis terhadap kemampuan penalaran matematis
siswa, baik menyangkut materi luas permukaan kubus dan balok serta refleksi terhadap hasil observasi yang dilaksanakan oleh guru mitra dan rekan sejawat pada pembelajaran siklus I, maka sebelum melaksanakan pembelajaran siklus II dengan materi volume kubus dan balok, peneliti merencanakan kembali pembelajaran agar mencapai hasil yang optimal, dalam hal ini meningkatan kemampuan penalaran matematis siswa pada materi tersebut. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap aspek-aspek kegiatan guru, aktivitas siswa, dan kemampuan penalaran matematis siswa yang belum terlaksana secara optimal pada siklus I Mengacu pada hasil observasi kegiatan guru pada pembelajaran siklus I, maka aspek-aspek yang direncanakan untuk disempurnakan pada siklus II adalah: 1) Mempersiapkan
perlengkapan
belajar
lebih
dioptimalkan
guna
mempermudah dalam pembelajaran 2) Menyampaikan
standar
kompetensi,
kompetensi
dasar,
pembelajaran dan indikator yang ingin dicapai lebih dioptimalkan
tujuan
44
3) Mengaitkan materi luas permukaan kubus dan balok dengan peristiwaperistiwa dalam kehidupan sehari-hari lebih ditingkatkan 4) Guru
memberikan
kesempatan
kepada
siswa/kelompok
untuk
menemukan ide serta penyelesaian soal pada Lembar Kegiatan Siswa (LKS) lebih dioptimalkan, agar siswa dapat menjawab soal-soal latihan yang diberikan 5) Pemberikan data tambahan di LKS harus dioptimalkan agar siswa lebih terarah dalam menemukan suatu konsep yang terkait dengan materi 6) Memberikan bimbingan yang optimal pada tiap-tiap kelompok untuk mempresentasikan konsep/prinsip yang ditemukan 7) Memberikan penguatan terhadap jawaban harus lebih dioptimalkan Hasil observasi kegiatan siswa pada pembelajaran siklus I yang direncanakan untuk disempurnakan pada siklus II adalah 1) Interaksi dalam kelompok lebih dioptimalkan 2) Kemampuan dalam mengerjakan soal lebih dioptimalkan 3) Merangkum/menyimpulkan hasil pembahasan soal dalam diskusi lebih dioptimalkan 2)
Tahap Tindakan Pelaksanaan pembelajaran siklus II sama dengan siklus I yaitu
pembelajaran yang menerapkan model penemuan terbimbing dengan memberikan penekanan pada hal-hal yang belum tercapai pada siklus I. Pelaksanaan siklus II dilakukan dalam 3 kali pertemuan dan pada pertemuan ketiga dilaksanakan evaluasi tertulis untuk mengukur capaian kemampuan penalaran matematis siswa
45
terhadap materi yang disajikan. Materi pada siklus II adalah lanjutan materi dari siklus I, yaitu menuntaskan volume kubus dan balok dengan alokasi waktu 8 jam pelajaran, masing-masing untuk pertemuan pertama 3 jam pelajaran (120 menit), pertemuan kedua 2 jam pelajaran (80 menit) dan pertemuan ketiga 3 jam pelajaran (120 menit). Selama kegiatan pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan terhadap kegiatan proses pembelajaran guru dengan menggunakan model penemuan terbimbing dan kegiatan atau aktivitas siswa dalam pembelajaran oleh guru mitra dan rekan sejawat selaku observer. Berikut ini disajikan hasil pengamatan selama kegiatan pembelajaran siklus II berlangsung. 3)
Tahap Observasi dan Evaluasi
a.
Hasil Observasi Kegiatan Guru Observasi terhadap kegiatan guru dalam melaksanakan siklus II dilakukan
oleh guru mitra selaku observer. Seperti halnya siklus I, aspek kegiatan guru yang diamati terdiri dari 22 aspek. Hasil observasi secara lengkap disajikan pada lampiran 12 dan tabel 4.4 Tabel 4.4 Analisis Rata-Rata Hasil Observasi Kegiatan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Menggunakan Model Penemuan Terbimbing pada Siklus II Pertemuan Pertama dan Kedua Kriteria Aspek yang Jumlah Skor Presentase JxS Total Diamati (J) (s) (%) SB 5 4 20 28.6 97.2 % B 16 3 48 68.6 C 1 2 2 2.8 2.8% K 1 Jumlah 22 70 100 100%
46
Data pada tabel 4.4 terlihat bahwa ada sebanyak 5 aspek atau 28.6% kegiatan guru yang mendapat kriteria sangat baik (SB), dan 16 aspek atau 68.6% kegiatan guru yang memperoleh penilaian baik (B) dan 1 aspek atau 2.8% kegiatan guru yang memperoleh kriteria cukup (C). Rata-rata hasil pengamatan kegiatan guru dalam pembelajaran menunjukan bahwa pelaksanaan pembelajaran guru menggunakan model penemuan terbimbing pada siklus II pertemuan pertama dan pertemuan kedua adalh 97.2% dari keseluruhan aspek yang diamati memperoleh skor dengan kriteria sangat baik dan baik. Ini artinya kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan. b.
Hasil Observasi Kegiatan Siswa Observasi terhadap kegiatan siswa dalam melaksanakan siklus II dilakukan
oleh rekan sejawat selaku observer. Seperti halnya siklus I, aspek kegiatan siswa yang diamati terdiri dari 11 aspek. Hasil observasi secara lengkap disajikan pada lampiran 13 dan tabel 4.5 Tabel 4.5 Analisis Rata-Rata Hasil Observasi Kegiatan Siswa dalam Melaksanakan Pembelajaran Menggunakan Model Penemuan Terbimbing pada Siklus II Pertemuan Pertama dan Kedua Kriteria Aspek yang Jumlah Skor Presentase JxS Total Diamati (J) (s) (%) SB
2
4
8
23.5
B
8
3
24
70.6
C
1
2
2
5.9
K
-
1
-
-
Jumlah
11
34
100
94.1% 5.9% 100%
47
Data pada tabel 4.5 terlihat bahwa ada sebanyak 2 aspek atau 23.5% kegiatan siswa yang mendapat kriteria sangat baik (SB), dan 8 aspek atau 70.6% kegiatan siswa yang memperoleh penilaian baik (B) dan 1 aspek atau 5.9% kegiatan siswa yang memperoleh kriteria cukup (C). Rata-rata hasil pengamatan kegiatan siswa dalam pembelajaran menunjukan bahwa pembelajaran siswa menggunakan model penemuan terbimbing pada siklus II pertemuan pertama dan pertemuan kedua adalh 94.1% dari keseluruhan aspek yang diamati memperoleh skor dengan kriteria sangat baik dan baik. Ini artinya kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan. c.
Hasil Tes Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Untuk mengetahui capaian hasil tes kemampuan penalaran matematis
siswa pada materi luas pemukaan kubus dan balok yang disajikan dengan menggunakan model penemuan terbimbing, maka pada pertemuan ketiga guru memberikan tes akhir siklus I berbentuk essay (tes uraian) sebagaimana terdapat pada lampiran 14. Data kemampuan penalaran matematis siswa dikumpulkan dengan menggunakan tes berbentuk uraian. Penilaian jawaban berpandu pada kunci jawaban dan pedoman penskoran dari masing-masing butir tes sebagaimana terdapat pada lampiran 15. Skor maksimum yang harus dicapai siswa adalah 65, sedangkan skor ketuntasan sesuai indikator keberhasilan yang ditetapkan adalah daya serap 70% atau nilai 70. Ini artinya siswa yang dinyatakan tuntas apabila memperoleh skor minimal 45.5. hasil penghitungan terhadap capaian kemampuan
48
penalaran matematis dari 20 orang siswa secara lengkap disajikan pada lampiran 16, dan secara singkat pada Tabel 4.5 Tabel 4.6 Analisis Hasil Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Kelas VIII7 SMP Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango Tahun Pelajaran 2012/2013 pada Materi Volume Kubus dan Balok pada Siklus II Presentase No Skor Capaian Jumlah (%) 1 Kurang dari 45.5 1 5 2 ≥ 45.5 19 95 Jumlah 20 100 Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa 95% dari 20 orang siswa memenuhi kriteria ketuntasan. Dengan demikian kemampuan penalaran matematis siswa telah memenuhi kriteria keberhasilan tindakan. 4)
Tahap Refleksi Siklus II Siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I yang dilaksanakan untuk
memperbaiki kelemahan-kelemahan yang belum mencapai kriteria ketuntasan pada siklus I. Refleksi dilakukan melalui kegiatan diskusi dengan guru mitra yang bertindak sebagai observer penelitian. Refleksi dimaksudkan untuk mengetahui kualitis pembelajaran khususnya kegiatan guru dalam menerapkan model penemuan terbimbing serta aktivitas siswa pada pembelajaran siklus II. Selain itu, refleksi dimaksudkan untuk memperoleh gambaran apakah tindakan yang dilaksanakan member efek positif terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematis pada materi volume kubus dan balok kelas VIII7 SMP Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango.
49
Dari hasil analisis pada kegiatan pembelajaran siklus II memperlihatkan bahwa indicator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan telah tercapai. Dari masing-masing kompenen pencapaian keberhasilan penelitian yaitu, kegiatan guru dalam proses pembelajaran, aktivitas siswa dalam pembelajaran, dan kemampuan penalaran matematis pada materi volume kubus dan balok menunjukkan bahwa semuanya telah mencapai kriteria yang ditetapkan. Pada aspek kegiatan guru dalam proses pembelajaran, dari 22 aspek penentu kegiatan guru menunjukkan ada 5 aspek (28.6%) kegiatan guru yang memperoleh kriteria sangat baik (SB), 16 aspek (68.6%) kegiatan guru yang memperoleh kritria baik (B) dan 1 aspek (2.8%) kegiatan guru yang memperoleh kriteria cukup (C). Pada aspek kegiatan siswa, dari 11 aspek penetu kegiatan siswa dalam pembelajaran menunjukkan ada 2 aspek (23.5%) kegiatan siswa yang memperoleh kriteria sangat baik (SB), 8 aspek (70.6%) kegiatan siswa yang memperoleh kriteria baik (B), dan 1 aspek (5.9%) kegiatan siswa yang memperoleh kriteria cukup (C). Dan kemampuan penalaran matematis siswa pada materi volume kubus dan balok menunjukkan ada sebanyak 19 orang siswa (95%) yang mencapai kriteria ketuntasan dan 1 orang siswa (5%) yang tidak mencapai criteria ketuntasan. Temuan diatas mengindikasi bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan model penemuan terbimbing dalam membelajarkan volume kubus dan balok telah mencapai kriteria pencapaian keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan. Berdasarkan temuan ini, peneliti dan guru mitra yang bertindak sebagai observer memutuskan untuk tidak melanjutkan kegiatan pembelajaran
50
dengan model penemuan terbimbing. Dengan kata lain tidak perlu lagi siklus ketiga dalam kegiatan pembelajaran dengan model penemuan terbimbing. 4.2
Pembahasan Rendahnya kemampuan penalaran matematis siswa pada materi kubus dan
balok di kelas VIII7 SMP Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango tidak lain akibat dari kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang diberikan. Kurangnya pemahaman konsep tersebut disebabkan karena pembelajaran di kelas masih berpusat pada guru. Kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik apabila siswa terlibat secara aktif. Dengan adanya keterlibatan siswa tentu saja dapat berpengaruh pada kemampuan penalaran matematis siswa. Untuk itu guru harus menggunakan model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Masalah ini kemudian didiskusikan dengan guru kelas yang mengajar di SMP Negeri 1 Tapa. Hasil diskusi tersebut diputuskan untuk membelajarkan luas permukaan dan volume kubus dan balok, salah satu yang dapat menunjang hal tersebut adalah model penemuan terbimbing. Dalam penelitian ini model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran penemuan terbimbing pada pokok bahasan luas permukaan dan volume kubus dan balok. Sebagaimana dalam penerapannya guru membimbing siswa melakukan eksperimen dan mengerjakan soal untuk menemukan suatu konsep. Hasil penelitian yang dilakukan dalam dua siklus ini menggambarkan bahwa pengelolaan pembelajaran yang baik oleh guru dalam menyajikan pokok bahasan luas permukaan dan volume kubus dan balok dengan menggunakan model penemuan terbimbing mampu memotivasi siswa mempelajari materi ini
51
karena pembelajarannya berorientasi pada masalah yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini memberikan dampak positif terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematis sisawa pada pokok bahasan luas permukaan dan volume kubus dan balok. Adapun hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah, a.
Observasi kegiatan guru pada siklus I dan II Pada sisklus I pengelolaan pembelajaran oleh guru belum mencapai
kriteria keberhasilan tindakan yang diharapkan karena masih terdapat beberapa kelemahan. Criteria keberhasilan yang telah ditetapkan adalah minimal 85% dari aspek kegiatan yang diamati memperoleh skor dengan kriteria sangat baik dan baik, sementara pada siklus Ihanya memperoleh skor dengan kriteria sangat baik dan baik sebesar 76.7%. Kemudian kelemahan-kelemahan tersebut diperbaiki pada siklus II sehingga mengalami kenaikan sebesar 20.5% menjadi 97.2% b.
Observasi kegiatan siswa pada siklus I dan II Pada siklus I aktivitas siswa masih dibawah kriteria keberhasilan yang
telah ditetapkan. Kriteria yang telah ditetapkan adalah minimal 85% siswa memperoleh nilai dengan kriteria sangat baik dan baik dari seluruh aspek yang diamati, sedangkan pada siklus I hanya 80% siswa yang memperoleh nilai dengan kriteria
baik.
Namun
usaha
guru
dalam
mengoptimalkan
pengelolaan
pembelajaran pada siklus II berhasil merubah kebiasaan buruk siswa sehingga aktivitas siswa naik sebesar 14.1% menjadi 94.1%. Dengan demikian kegiatan siswa telah memenuhi kriteria keberhasilan tindakan.
52
c.
Observasi kegiatan siswa pada siklus I dan II Evaluasi dilakukan untuk mengukur sejauh mana kemampuan penalaran
siswa terhadap pokok bahasan luas permukaan dan volume kubus dan balok. Pada siklus I kemampuan penalaran matematis siswa belum memenuhi kriteria ketuntasan, karena kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan minimal 85% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 70, sementara capaian pada siklus I hanya 60% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 70. Masalah ini dapat diatasi seiring meningkatnya aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus II. Keaktifan siswa mengakibatkan presentasi ketuntasan meningkat sebesar 35% menjadi 95% dengan daya serap rata-rata kelas 84.2% atau mengalami peningkatan daya serap rata-rata kelas sebesar 23.9% (ditunjukkan pada lampiran 16 analisis kemampuan penalaran matematis siswa siklus II) Hasil yang dicapai dalam penelitian ini, baik dari segi kegiatan guru, aktivitas siswa, dan kemampuan penalaran matematis siswa menunjukkan bahwa hipotesis yang telah dirumuskan pada Bab II, yaitu “Dengan digunakannya model pembelajaran penemuan terbimbing dalam pembelajaran, maka kemampuan penalaran matematis siswa kelas VIII7 SMP Negeri 1 Tapa pada materi luas permukaan dan volume kubus dan balok akan meningkat” dapat diterima.