BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Hubungan interpersonal merupakan kebutuhan primer diri setiap individu, termasuk siswa yang dalam proses pengembangannya. Melalui hubungan interpersonal siswa akan dapat memahami dirinya sendiri orang lain, sehingga dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang-orang yang berada dilingkungan sekitarnya. Hubungan interpersonal perlu dibentuk, dibina pada siswa sejak pada jenjang pendidikan sekolah dasar, termasuk pada siswa SDN 1 Luwoo Kecamatan Telaga Jaya Kabupaten Gorontalo. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 13 orang, serta guru kelas. Dari hasil wawancara siswa diperoleh data sebagai berikut : 4.1.1 Hasil Wawancara Siswa : 1. Apakah adik memiliki banyak teman ? Pada umumnya memiliki banyak teman, berteman bila diperlukan ( w, 30-5-2012 )
2. Apakah adik berteman juga dengan kakak kelas ?
Sebagian menjawab YA sebagian menjawab TIDAK dengan alasan tidakperlu ( w, 30-5-2012 ) 3. Manfat apa yang adik petik dari berteman ! Manfatnya yakni bisa saling menghargai, sebagian menjawab tidak tahu ( w, 30-52012 ) 4. Apakah adik dalam berteman dituntut sesuatu oleh teman-teman adik ? Sebagian menjawab YA, sebagian menjawab TIDAK ( w, 30-5-2012 ) 5. Apakah adik merasa senang dengan berteman atau menurut adik bagai mana ? Pada umumnya menjawab senang, tetapi tidak dapat mengungkapkan alasan senang tersebut ( w, 30-5-2012 ) 6. Kesulitan apa yang adik hadapi pada saat berkomunikasi dengan teman!
Sering teman-teman memiliki aturan sendiri
Ketika tidak memenuhu aturan tersebut, tidak diikutkan pada kegiatan mereka. ( w, 30-5-2012 ) 7. Apakah adik memiliki kelompok teman bermain, kelompok belajar ? Kalau kelompok bermain ada, untuk kelompok belajar tidak ada ( w, 30-52012 )
8. Bagaimana perasaan adik ketika bergabung dalam kelompok tersebut ? Perasaan saya biasa-biasa saja karena kelompok belajar didominasi oleh teman yang pintar saja ( w, 30-5-2012 ) 9. Ketika adik diterima dalam kelompok bermain atau kelompok belajar, bagaimana perasaan adik ?
Sebagian menjawab biasa-biasa saja, sebagian merasa sedih. Mereka beranggapan kelompok bermain dengan kelompok belajar merupakan hal yang biasa, tidak terlalu penting pada hasil belajar ( w, 30-5-2012 ) 10. Bagaimana perasaan adik ketika mengambil keputusan untuk tidak berteman ? Pada umumnya menjawab biasa-biasa saja, sebab berteman bagi mereka bukan merupakan suatu kebutuhan ( w, 30-5-2012 )
4.1.2 Hasil Wawancara Dengan Guru 1. Pada proses pembelajaran apakah ibu dapat mengamati hubungan interpersonal siswa ? Pada proses pembelajaran kelompok, dimana terdapat beberapa sisiwi yang tidak mau bergabung menjadi kelompok, dan terdapat pula siswa yang tidak diterima dalam kelompok ( w, 31-5-2012 ) 2. Apaka terdapat kendala-kendala siswa dalam mengadakan hubungan interpersonal? Terdapat, yakni siswa yang berasal dari keluarga ( orang tua cerai ), broken home, pola asuh orang tua yang otoriter, lingkungan keluarga yang kurang kondusif ( w, 31-5-2012 ) 3. Upaya – upaya apa yang dilakukan bapak/ibu dalam meningkatkan hubungan interpersonal ? Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hubungan interpersonal ? Memberikan motivasi terhadap hasil belajar sisiwa. Memberikan pujian.
Memberikan pendekatan terhadap siswa secara klasikal dan lebih penting lagi pendekatan individual, terutama pada siswa pendiam dan mudah tersinggung ( w, 31-5-2012 ) 4. Dapat bapak/ibu gambarkan/jelaskan siswa yang memiliki hubungan interpersonal yang baik dengan yang kurang baik ? Siswi yang memiliki hubungan interpersonal yang baik seperti mudah bergaul sesama teman, tidak membeda-bedakan teman. Siswa yang memiliki hubungan interpersonal yang kurang baik seperti, nakal, mudah tersinggung/cepat marah, pendiam (w, 31-5- 2012) 5. Apakah hubungan interpersonal mempengaruhi hasil belajar siswa ? Ya, dapat mempengaruhi, sebab siswi yang kurang memiliki hubungan interpersonal, kurang dapat berkomunikasi, memiliki pembendaharaan kata yang kurang sangat perpengaruh pada hasil belajar ( w, 31-5-2012 ) 4.2. Pembahasan Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hubungan interpersonal siswa. 4.2.1. Kesamaan Karasteristik Personal. Komunikasi merupakan hal yang penting bagi pembentukan atau pengembangan pribadi dan untuk kontak sosial. Dari hasil wawancara diperoleh, pada dasarnya siswa dapat memiliki banyak teman, tetapi belum mengetahui dengan jelas manfaat ataupun tujuan berteman. Selain itu pula dikemukakan, dari interaksi dengan teman, terjadi juga diantara mereka memilih-milih teman bahkan ada juga yang tidak memiliki teman. Hubungan interpersonal akan diawali dengan proses berteman. Apabila hal ini terjadi, maka siswa akan dapat memahami diri sendiri dan dapat memahami orang lain.
Kesamaan karasteristik personal dapat terjadi apabila siswa saling memahami terhadap kebutuhan hubungan interpersonal. Coorle ( dalam Budyatma dan mutmainnah 2004:72 ) mengemukakan manusia tidak hanya menanggapi atau membuat persepsi tentang orang lain, tetapi juga mempersepsi dirinya sendiri. Setiap manusia subjek dan objek persepsi sekaligus. Apabila siswa mengalami karasteristik personal maka akan memiliki konsep diri yang positif seperti yang di jelaskan oleh Budyatma dam mutmainnah ( 2004:73 ). Orang yang memiliki konsep diri positif memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Memiliki keyakinan atau kemampuan mengenai berbagai masalah, bahkan ketika mengalami kegagalan. b. Merasa sama atau setara dengan orang lain. c. Menerima pujian tanpa rasa malu atau berpura-pura rendah diri dan menerima penghargaan tanpa rasa bersalah. d. Memiliki kemampuan untuk memperbaiki diri. e. Menyadari bahwa setiap orang memiliki perasaan keinginan dan perilaku yang seluruhnya di setujui orang lain. Selanjutnya Isjoni ( 2009:31 ) Menguraikan sifat kodrat manusia sebagai mahluk individu dan sosial. Sebagai mahluk individu jelas akan selalu memikirkan dan mengutamakan egonya sendiri dalam memahami kebutuhanny. Perlu diketahui bahwa orang yang egois akan dibenci orang lain dan akan sulit menyesuaikan diri di lingkungannya. Sebagai mehluk sosial orang harus mau menjalin komunikasi dengan orang lain. Hubungan ini sangat penting dalam rangka memenuhi kebutuhannya dan sekaligus untu memenuhi fungsinya sebagai warga masyarakat. Siswa sebagai warga sekolah yang memiliki sifat kodrat diatas. Oleh karena itu, sering dijumpai ada anak yang egoistik, tidak mau bergabung dengan temannya dan ingin selalu
menang sendiri. Disisi lain ada anak yang begitu enerjik, terbuka atau bahkan segala aktifitasnya sebagian besar diabdikan untuk teman atau lingkungannya. Menyadari latar belakan siswa yang berbeda-beda yang sangat berpengaruh pada pembentukan hubungan interpersonal maka guru dalam proses pembelajaran perlumemahami kepribadian siswa. 4.2.2. Tekanan Emosional ( stress ) Soejanto ( 2005:89 ) menyatakan sekolah dasar sebagai lembaga pendidikan dasar itu harus memiliki kekuatan yang dapat diandalkan. Pendidikan dasar akan menjiwai pendidikanpendidikan selanjutnya, sebab pendidikan sesudah SD adalah sekedar pengembangan dari apa yang dikuasai anak di SD tersebut. Hubungan interpersonal perlu dimiliki setiap siswa, karena melalui hubungan tersebut akan terjadi proses pembelajaran pada setiap diri siswa. Dari hasil wawancara yang lakukan pada umumnya siswa berteman bila lagi senang, kadang percaya pada teman sekelompok, serta kurang meaati aturan teman sekelompok. Tekanan emosional ( stress ) mempengaruhi hubungan interpersonal, dalam arti siswa yang berasal dari linkungan keluarga yang kurang kondusif akan berdampak kurang baik terhadap perilaku siswa sepertin menjadi pemalu, pendiam, dan pemarah. Guru sebagai pasilitator dan moderator disekolah, sebaiknya banyak membuat siswa memiliki peranan yang kurang, selalu berpikiran objektif pada teman-temannya. Ahmad dan Supriyono ( 2004:51 ) menyatakan bahwa pada dasarnya anak sudah memiliki kemampuankemampuan yang dapat dibantu dalam perkembangannya oleh guru disekolah antara lai; perkembangan sosial, perkembangan perasaan, perkembangan pikiran, serta perkembangan dalam mengambil keputusan.
Melalui hubungan interpersonal, membantu siswa dalam perkembangan sosial. Yusuf ( 2005:180 ) menjelaskan perkembangan sosial pada anak-anak sekolah dasar ditandai dengan adanya perluasan hubungan, di samping dengan keluarga juga mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebaya ( peer group ) atau teman sekelas, sehingga ruang gerak hubungan sosialnya telah bertambah luas. Selanjutnya di jelaskan pula pada usia SD ini, anak mulai memiliki kosanggupan menyesuaikan diri sendiri ( egosentris ) kepada siswa yang kopooratif ( bekerjasama ) atau sosiosentris ( mau memperhatikan kepentingan orang lain ). Anak dapat berminat terhadap kegiatan-kegiatan teman sebayanya, dia bertambah kuat keinginannya untuk diterima menjadi anggota sekelompok ( Geng ), dia merasa tidak senang apabila tidak diterima dalam kelompoknya. 4.2.3. Harga Diri Yang Rendah Pada proses hubungan interpersonal, siswa dengan kelebihan dengan kekurangannya sering menunjukkan harga diri yang rendah. Dapat dijelskan, apabila siswa memiliki kelebihan dari teman-temannya, maka sering menganggap dirinya lebih dari segala aspek dibandingkan dengan teman lainnya disisi lain siswa yang memiliki harga diri yang rendah, pada darasnya selalu memisahkan diri dari teman-temannya. Harga diri yang rendah berhubungan dengan perkembangan emosi. Yusuf ( 2005:184 ) menjelaskan apabila kebaikan orang tua dlam mengespresikan emosi kurang stabil dan kurang kontrol, maka emosi anak cenderung kurang stabil seperti takut, cemburu, iri hati. Dari hasil wawancara yang diperoleh pada umumnya dampak dari harga diri yang rendah meliputi; merasa kurang memiliki kemampuan dalam berteman, kurang aktifitas dalam kegiatan kelompok, lebih banyak tidak terlibat dalam kelibatan kelompok.
Faktor-faktor yang disebut merupakan penghambat dalam hubungan interpersonal dan selanjutnya akan berdampak pada hasil belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Yusuf ( 2005:180 ) bahwa berkat perkembangan sosial, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan sekelompok teman sebaya maupun dengan lingkungan masyarakat sekitarnya. Dalam proses belajar disekolah, kematangan perkembangan sosial ini dapat dimanfaatkan atau dimaknai dengan memberikan tugas-tugas kelompok. Selanjutnya Suryobroto ( dalam Djumarah 2008:124 ) yang menyatakan bahwa pada siswa SD secara relatif, anak-anak lebih mudah didik dari pada masa sebelum dan sesudahnya. Adapun ciri-ciri anak kelas-kelas tinggi di SD antara lain : a. Martealistik, ingin tahu, dan ingin belajar. b. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya biasayan untuk dapat bermain bersama-sama. Didalam permainan ini biasanya anak tidak lagi terikat pada aturan permainan yang sudah ditetapkan, tetapi mereka membuat peraturan sendiri. Dari beberapa pendapat para akhli, pada prinsipnya siswa memiliki kemampuan dalam mengadakan hubungan interpersonal, tetapi siswa sebagai individu yang tidak dapat melepaskan diri dari lingkungan keluarga maka faktor tersebut sangat mempengaruhi faktor internal dari siwa itu sendiri. Disamping faktor-faktor yang dikemukakan diatas, dari hasil wawancara peneliti dengan siswa diperoleh bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan interpersonal siswa yang lainnya yaitu: kondisi fisik, lingkungan keluarga, ekonomi orang tua,serta pola asuh. Guru sebagai pendidik yang bertanggungjawab terhadap kelangsunagn pendidikan siswa, hendaknya secara rutin memberikan bimbingan, petunjuk melalui proses pembelajaran, bagaimana siswa dapat mengadakan hubungan interpersonal. Melalui tema-tema pembelajaran
yang sesuai dengan karakteriti siswa dapatdiberikan tugas-tugas yang memungkinkan siswa dapat mengadakan hubungan interpersonal.