1
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Hasil Penelitian
a.
Gambaran Umum Objek Penelitian SMA Negeri 1 Limboto dan SMA Negeri 2 Limboto merupakan sekolah
unggulan di kabupaten Gorontalo. Lokasi kedua sekolah ini berada di ibukota kabupaten Gorontalo. Kedua sekolah ini menerapkan sistem bertaraf internasional mulai dari tenaga, media pembelajaran bahkan kurikulum yang akan digunakan. Jumlah guru PNS di kedua sekolah tersebut adalah sebanyak 86 orang guru dan 47 orang yang menjadi responden diberikan kuesioner berisi pernyataan variabel supervisi akademik kepala sekolah dan keterampilan dasar mengajar guru untuk mendapatkan gambaran dan pengaruh kedua variabel tersebut. Tabel di bawah ini memuat jumlah guru berdasarkan tingkat pendidikan yang berhasil diperoleh dari data sekolah dengan jumlah guru sebanyak 86 orang sebagai berikut. Tabel 3. Karakteristik Guru Berdasarkan Tingkat Pendidikan SMA Persentase 1 (%) S3 0 0,00 S2 12 13,95 S1 33 38,37 D3 1 1,16 JUMLAH 46 53,49 Sumber : Data Primer 2013 Pendidikan
SMA Persentase 2 (%) 1 1,16 10 11,63 29 33,72 0 0,00 40 46,51
Total 1 22 62 1 86
Persentase (%) 1,16 25,58 72,09 1,16 100
Berdasarkan tabel data distribusi di atas dapat kita lihat yaitu sebanyak 72,09% guru memiliki tingkat pendidikan S1 yang terdiri dari SMA N 1 Limboto 44
2
memiliki jumlah guru S1 sebanyak 33 guru atau sekitar 38,37% dan SMA N 2 Limboto memiliki jumlah guru S1 sebanyak 29 guru atau sekitar 34,94%. Tingkat pendidikan S2 sebanyak 22 guru atau sekitar 25,58%, S3 sebanyak 1 guru atau sekitar 1,16% dan D3 sebanyak 1 orang atau sekitar 1,16%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan S1 yaitu sebesar 72,09%. Data pada tabel 3 di atas juga menunjukkan bahwa jumlah guru di SMA Negeri 1 Limboto adalah sebanyak 46 orang atau sekitar 53,49%, dan jumlah guru di SMA Negeri 2 Limboto sebanyak 40 orang atau sekitar 46,51%.
b.
Deskripsi Data Variabel Data yang diperoleh dari instrumen penelitian diolah, kemudian dianalisis
sesuai dengan instrumen analisis yang digunakan. Berikut disajikan data hasil penelitian yang menggambarkan distribusi skor masing-masing variabel yang diteliti yaitu keterampilan mengajar guru dan supervisi akademik kepala sekolah. Data berupa skor yang diambil dari responden kemudian menjadi dasar untuk dianalisis lebih lanjut. 1.
Deskripsi Data Variabel Keterampilan Mengajar Guru (Y) Skor tertinggi keseluruhan pada variabel Keterampilan Mengajar Guru adalah
111 dan terendah 91. Nilai median 100,25, standar deviasi 5,82, modus 94,5 dengan jumlah skor 4697. Distribusi penyebaran skor variabel Keterampilan Mengajar Guru dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut.
3
Tabel 4. Distribusi Penyebaran skor variabel Keterampilan Mengajar Guru (Y) No 1 2 3 4 5 6 7
Distribusi Skor Frekuensi 91-93 7 94-96 11 97-99 3 100-102 10 103-105 5 106-108 6 109-111 5 Jumlah 47 Sumber : Data yang diolah
Xi 92 95 98 101 102 107 110
Fi.Xi 644 1045 294 1010 510 642 550 4695
Skor variabel Keterampilan Mengajar Guru sebagaimana pada tabel distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan dalam bentuk histogram berikut.
Frekuensi 12
Frekuensi
10 8 6 4 2 0 91-93
94-96
97-99
100-102
103-105
106-108
109-111
Jumlah Skor
Dari histogram di atas terlihat bahwa pengumpulan skor paling banyak berada pada rentang 94 sampai 96 sedangkan yang paling sedikit berada pada rentang 97 sampai 99.
4
2.
Deskripsi Data Variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah Skor tertinggi keseluruhan pada variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah
adalah 125 dan terendah 101. Nilai median 115,625, standar deviasi 6,24, modus 107 dengan jumlah skor 5158. Distribusi penyebaran skor variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut. Tabel 5. Distribusi Penyebaran Skor variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X) No 1 2 3 4 5 6 7
Kelas Interval 101-104 105-108 109-112 113-116 117-120 121-124 125-128 Jumlah Sumber : Data yang diolah
Fi 9 14 13 4 2 4 1 47
Xi 102,5 106,5 110,5 112,5 118,5 122,5 126,5
Skor variabel supervisi akademik kepala sekolah sebagaimana pada tabel distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan dalam bentuk histogram berikut.
5
Frekuensi (F) Frekuensi
15 10 5 0
101-104
105-108
109-112
113-116
117-120
121-124
125-128
Jumlah Skor
Dari histogram di atas terlihat bahwa pengumpulan skor paling banyak berada pada rentang 105 sampai 108 sedangkan yang paling sedikit berada pada rentang 125 sampai 128. c.
Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis tentang pengaruh variabel supervisi akademik
terhadap keterampilan mengajar guru diadakan pengujian melalui persamaan regresi sederhana, koefisien korelasi dan koefisien determinasi. Perhitungan statistik ini dilakukan terhadap 47 responden. 1) Mencari persamaan regresi Untuk mencari persamaan regresi digunakan rumus Y = a + bX, sehingga dari hasil perhitungan (terlampir) diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Dengan nilai Y merupakan variabel dependen yaitu keterampilan mengajar guru dan nilai X merupakan variabel independen yaitu supervisi akademik kepala sekolah terhadap guru SMA Negeri di Kecamatan Limboto. Hal ini berarti setiap terjadi perubahan sebesar 1 unit pada variabel X, maka akan
6
diikuti oleh perubahan rata-rata variabel Y sebesar 0,632 unit. Artinya, setiap terjadi perubahan pada indikator supervisi akademik kepala sekolah maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata indikator keterampilan mengajar guru SMA Negeri di Kecamatan Limboto. 2) Analisis Koefisien Korelasi Jika garis regresi dari sekumpulan data pengamatan berbentuk linier, maka dapat ditentukan sejauh mana derajat hubungan antara variabel yaitu supervisi akademik kepala sekolah terhadap keterampilan mengajar guru melalui koefisien korelasi (r). Dari hasil perhitungan (terlampir), diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,643 pada taraf signifikansi 5%. Untuk uji hipotesis nilai koefisien korelasi hitung sebesar 0,643 pada taraf signifikansi 5% dan n = 47, diketahui nilai koefisien korelasi tabel sebesar 0,288. Oleh karena itu, r hitung > r tabel yaitu 0,643 > 0,288, maka hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara supervisi akademik kepala sekolah terhadap keterampilan mengajar guru SMA Negeri di kecamatan Limboto. Nilai r hitung kemudian diinterpretasi pada tabel, diperoleh pengaruh kuat yaitu nilai 0,643 ada pada rentang nilai 0,60 – 0,799. Hal ini berarti supervisi akademik kepala memiliki pengaruh yang kuat terhadap keterampilan mengajar guru. 3) Analisis koefisien determinasi Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara variabel supervisi akademik kepala sekolah terhadap variabel keterampilan mengajar guru, digunakan persamaan koefisien determinasi dengan rumus :
7
D = (Rxy)2 x 100% Diperoleh nilai D sebesar 41,39% (perhitungan terlampir), sehingga dapat diasumsikan pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap keterampilan mengajar guru memiliki pengaruh sebesar 41,39%. B.
Pembahasan
a.
Keterampilan Mengajar Guru di SMA Negeri 1 Limboto dan SMA Negeri 2 Limboto Keterampilan mengajar merupakan fungsi dasar bagi seorang guru untuk
dapat melaksanakan tugasnya secara baik. Ketidakmampuan guru dalam melaksanakan berbagai keterampilan akan sangat berpengaruh terhadap keefektifan proses pembelajaran bahkan terhadap pencapaian tujuan pendidikan secara umum (Masaong, 2010:106). Upaya peningkatan keterampilan mengajar agar dapat berjalan dengan efektif adalah dengan melakukan pengawasan atau dikenal dengan istilah supervisi. Pengawasan dan pembinaan di sekolah dasar yang paling berpengaruh adalah pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam hal ini kepala sekolah sebagai supervisor akademik. Kepala sekolah berperan memberikan bantuan dalam mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik melalui pelaksanaan kegiatan supervisi akademik. SMA Negeri 1 Limboto dan SMA 2 Negeri Limboto merupakan sekolah unggulan yang ada di kabupaten Gorontalo. Tenaga pengajar di kedua sekolah tersebut merupakan tenaga profesional dengan tingkat pendidikan paling rendah D3 bahkan ada juga dengan tingkat pendidikan S3. Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 72,09% responden memiliki tingkat pendidikan S1 yang terdiri dari
8
SMA N 1 Limboto memiliki jumlah guru S1 sebanyak 33 responden atau sekitar 38,37% dan SMA N 2 Limboto memiliki jumlah guru S1 sebanyak 29 responden atau sekitar 34,94%. Tingkat pendidikan S2 sebanyak 22 responden atau sekitar 25,58%, S3 sebanyak 1 responden atau sekitar 1,16% dan D3 sebanyak 1 orang atau sekitar 1,16%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan S1 yaitu sebesar 72,09%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sudah tergolong memiliki kemampuan yang cukup tinggi dalam kinerjanya. Keterampilan dasar yang harus dikuasai guru terdiri dari 9 (sembilan) jenis keterampilan
meliputi
keterampilan
membuka
dan
menutup
pelajaran,
keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan menggunakan media pembelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengadakan variasi dan keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil. Dalam menerapkan kesembilan keterampilan dasar ini, para guru di kedua sekolah ini menggunakan teknik yang berbeda-beda disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, karakteristik siswa dan karakteristik pelajaran. Ketersediaan media belajar dan sumber belajar sangat menunjang terciptanya kondisi pembelajaran yang membangkitkan minat siswa untuk belajar. Laboratorium IPA yang lengkap, laboratorium multimedia dan laboratorium komputer merupakan bentuk upaya peningkatan minat belajar siswa. Sebagian besar guru di kedua sekolah ini, memiliki kemampuan yang bisa diandalkan dalam menggunakan media berbasis ICT, sehingga meningkatkan keterampilan mengajar guru tersebut. Kemampuan
9
guru mengelola kelas dan menyelesaikan masalah selama proses pembelajaran secara mandiri menjadi tanda bahwa guru-guru di SMA N 1 Limboto dan SMA N 2 Limboto merupakan guru profesional dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dan pembimbing siswa. b. Supervisi Akademik Kepala Sekolah Keprofesionalan guru di SMA N 1 Limboto dan SMA N 2 Limboto tak lepas dari bimbingan, arahan dan pengawasan dari kepala sekolah. Kepala sekolah berperan sentral dalam mengatur sekolah untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Salah satu tugas kepala sekolah adalah sebagai supervisor akademik. Berdasarkan hasil penelitian, kedua kepala sekolah di masing-masing sekolah tersebut sama-sama memiliki pemikiran yang sama dalam mengembangkan sekolahnya menjadi sekolah bertaraf internasional. Kepala Sekolah selaku supevisor akademik memiliki fungsi mengarahkan, membimbing dan mengawasi seluruh kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru agar menjadi pendidik dan pengajar yang baik. Bagi guru yang sudah baik agar dapat dipertahankan kualitasnya dan bagi guru yang belum baik dapat dikembangkan menjadi lebih baik. Untuk menjalankan tugasnya sebagai supervisor akademik, kepala sekolah harus memiliki keterampilan konseptual, interpersonal dan teknikal. Kepala sekolah harus mampu menguasai prinsipprinsip, pendekatan, dan teknik supervisi akademik agar dapat merencanakan dan menyusun program supervisi secara efektif berdasarkan landasan hukum dan kebijakan pemerintah pusat dan daerah yang terkait dengan kurikulum dan pembelajaran. Kepala sekolah SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 2 melengkapi diri
10
dengan pengetahuan-pengetahuan dasar supervisi akademik sehingga perencanaan dan penyusunan program dapat dilaksanakan benar-benar sesuai kebutuhan dan sesuai dengan tujuan pembelajaran di masing-masing sekolah. Selanjutnya, ketika perencanaan dan program telah tersusun secara matang, kepala sekolah melaksanakan kegiatan supervisi akademik tersebut sesuai dengan rencana yang telah tersusun. Kemampuan membangun hubungan yang positif, interaksi dengan semua pihak yang berkaitan sangat membantu kesuksesan kegiatan supervisi akademik ini. Kepala sekolah di kedua sekolah ini, sama-sama bersifat demokratis dan terbuka dengan guru dalam meningkatkan pembelajaran guna pencapaian tujuan pembelajaran tersebut. Teknik supervisi yang digunakan kedua sekolah ini yaitu observasi kelas, kunjungan kelas, dan teknik supervisi klinis. Untuk mendapatkan gambaran tentang keterampilan mengajar guru, kepala sekolah menerapkan teknik supervisi observasi kelas. Teknik ini dilakukan dengan tujuan agar mengetahui secara utuh keterampilan mengajar guru di kelas mulai membuka pelajaran sampai menutup pelajaran. Teknik ini dilakukan tanpa memberitahukan terlebih dahulu kepada guru yang akan disupervisi sehingga hasil yang diperoleh benar-benar nyata sesuai dengan kondisi sehari-hari guru yang bersangkutan. Kepala sekolah bertujuan agar setiap guru selalu memberikan pengajaran yang baik setiap saat pada siswa walaupun tanpa ada penilaian. Dengan cara ini, memicu
guru
mengasah
dan
memperdalam
teknik
mengajar
terutama
keterampilan dasar mengajar guru. Setelah pelaksanaan supervisi akademik telah selesai dilakukan, kepala sekolah kemudian menganalisis dan mengevaluasi hasil supervisi tersebut, kemudian dilakukan pertemuan lanjutan dengan guru yang
11
bersangkutan agar dapat diperoleh data pasti dan dapat dicari solusinya. Tidak hanya sampai disitu, kepala sekolah baik SMA 1 Negeri limboto maupun SMA Negeri 2 Limboto melakukan tindak lanjut untuk mengetahui sejauhmana kegiatan keterampilan mengajar guru dapat diperbaiki. Pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah dilaksanakan rutin setiap minggu. c.
Pengaruh supervisi akademik terhadap peningkatan keterampilan mengajar guru di SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 2 Limboto Berdasarkan hasil penelitian, digunakan analisis regresi sederhana untuk
menguji hipotesis apakah terdapat pengaruh antara variabel supervisi akademik kepala sekolah terhadap keterampilan dasar mengajar guru di SMA N 1 Limboto dan SMA N 2 Limboto. Persamaan yang diperoleh memprediksikan besarnya pengaruh antara kedua variabel yaitu
. Persamaan tersebut
menggambarkan bahwa semakin baik supervisi akademik maka keterampilan mengajar guru akan semakin baik pula. Setiap terjadi perubahan sebesar 1 unit pada variabel X, maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata variabel Y sebesar 0,632 unit. Artinya, setiap terjadi perubahan pada indikator supervisi akademik kepala sekolah maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata indikator keterampilan mengajar guru SMA Negeri di Kecamatan Limboto. Untuk uji hipotesis nilai koefisien korelasi hitung sebesar 0,643 pada taraf signifikansi 5% dan n = 47, diketahui nilai koefisien korelasi tabel sebesar 0,288. Oleh karena itu, r hitung > r tabel yaitu 0,643 > 0,288, maka hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara supervisi akademik kepala sekolah terhadap keterampilan mengajar guru SMA Negeri di
12
kecamatan Limboto. Nilai r hitung kemudian diinterpretasi pada tabel, diperoleh pengaruh kuat yaitu nilai 0,643 ada pada rentang nilai 0,60 – 0,799. Hal ini berarti supervisi akademik kepala memiliki pengaruh yang kuat terhadap keterampilan mengajar guru. Besarnya nilai koefisien determinasi adalah 41,39% sehingga dapat diasumsikan pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap keterampilan mengajar guru memiliki pengaruh sebesar 41,39%. Supervisi akademik kepala sekolah diperlukan guru sebagai umpan balik terhadap pengajarannya sehingga memperkuat
keterampilan
mengajarnya
untuk meningkatkan
kinerjanya.
Supervisi akademik memfokuskan pada peningkatan pengajaran guru, dan pada gilirannya meningkatkan kemampuan akademik siswa.