BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas dalam upaya meningkatkan rasa percaya diri siswa melalui teknik bimbingan kelompok di kelas IV SDN 3 Telaga Kabupaten Gorontalo, dilaksanakan dalam dua siklus diawali dengan kegiatan observasi awal. 4.1.1 Observasi Awal Kegiatan penelitian diawali dengan melakukan observasi awal tentang rasa percaya diri. Kemampuan yang diobservasi dan dinilai meliputi: a) memiliki kemampuan mengungkapkan pendapat dengan baik dan benar; b) memiliki keberanian mengemukakan pendapat di depan kelas; c) tidak malu tampil di depan umum; d) tidak takut salah dalam menyampaikan pendapat. Dari hasil observasi awal yang dilaksanakan pada hari selasa tanggal 27 Nopember 2012 di kelas IV SDN 3 telaga Kabupaten Gorontalo diperoleh data 15 orang siswa belum memiliki rasa percaya diri. Hal ini dapat dijelaskan pada kategori kurang 15 orang siswa. Berdasarkan pengolahan data pada observasi awal dapat diperoleh gambaran Rasa Percaya Diri Siswa pada tabel berikut ini :
31
Tabel 4.1 : Hasil Pengamatan Rasa Percaya Diri Siswa Kategori
Frekwensi
Prosentase
Baik Sekali
-
0%
Baik
-
0%
Cukup
-
0%
Kurang
15
100 %
Dari data yang diperoleh, jelaslah bahwa rasa percaya diri siswa khususnya pada kelas IV SDN 3 Telaga Kabupaten Gorontalo perlu ditingkatkan melalui teknik bimbingan kelompok, yang dilaksanakan melalui penelitian tindakan kelas, yang terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. 4.1.2 Siklus 1 Pertemuan I Pelaksanaan pada siklus 1 menggunakan waktu 45 menit atau 1 jam pembelajaran.Siklus 1 dilaksanakan pada hari jumat tanggal 30 Nopember tahun 2012. Topik pembahasan adalah “Pentingnya Air Bagi Mahluk Hidup” Berdasarkan pengolahan data diperoleh Rasa Percaya Diri Siswa pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel berikut :
32
Tabel 4.2 : Hasil Pengamatan Rasa Percaya Diri Siswa Siklus 1 Pertemuan I Kategori
Frekwensi
Prosentase
Baik Sekali
2
13,3%
Baik
1
6,7%
Cukup
6
40%
Kurang
6
40%
Berdasarkan tabel diperoleh data bahwa siswa yang memiliki Rasa Percaya Diri dengan kategori baik sekali (BS) berjumlah 2 siswa atau 13,3%, kategori baik (B) berjumlah 1 siswa atau 6,7%, kategori cukup (C) 40% atau sekitar 6 orang siswa, dan pada kategori kurang sekitar 6 siswa atau 40%. Dari hasil refleksi bersama antara peneliti dan guru mitra diperoleh bahwa sebagian siswa pada umumnya memiliki rasa percaya diri yang sangat rendah. Terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran, yakni : (a) memberikan motivasi dalam menanamkan percaya diri siswa; b) memberi penguatan kepada siswa; (c) tidak bertindak keras; (d) memperhatikan perbedaan siswa; (e) menciptakan pembelajaran yang menarik; (f) memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat; dan (g) menghargai pendapat siswa. Selanjutnya pada pelaksanaan siklus 1 ini perlu melalui teknik bimbingan kelompok siswa sangat antusias. Dari keempat indikator yang dinilai terjadi peningkatan pada kategori baik sekali (BS) dan kategori baik (B). Namun masih
33
ada 12 orang siswa yang memiliki rasa percaya diri pada kategori cukup dan kurang. Memperhatikan perolehan data pada tabel 4.2 bahwa telah terjadi peningkatan, namun belum mencapai hasil yang optimal, maka pelaksanaan tindakan dilanjutkan pada siklus I pertemuan II. 4.1.3
Siklus I Pertemuan II Pelaksanaan siklus I pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 7 Desember
2012. Sebelum masuk dalam kelas anak-anak terlebih dahulu melakukan apel pagi sebagai kegiatan rutin. Setelah dalam kelas anak-anak dipersiapkan untuk melaksanakan kegiatan bimbingan kelompok. Pada pertemuan kedua topik yang akan dibahas adalah “Pelaksanaan Upacara Bendera”. Setelah siswa siap maka kegiatan bimbingan kelompok dimulai dan pelaksanaannya selama 45 menit atau satu jam pelajaran. Peneliti sebagai pemimpin kelompok dan siswa sebagai anggota kelompok. Tabel 4.3 : Hasil Pengamatan Rasa Percaya Diri Siswa Siklus 1 Pertemuan II Kategori
Frekwensi
Prosentase
Baik Sekali
4
26,7%
Baik
2
13,3%
Cukup
5
33,3%
Kurang
4
26,7%
15
100%
Jumlah
Dari data diperoleh perningkatan rasa percaya diri siswa dimana pada ketegori baik sekali (BS) meningkat dari 13,3% atau sekitar 2 orang siswa yang mampu meningkat menjadi 26,7% atau 4 orang siswa, pada kategori baik
34
meningkat juga dari 6,7% atau 1 orang siswa menjadi 13,3% atau 2 oran siswa, pada kategori cukup menjadi 33,3% atau 5 orang siswa, dan pada kategori kurang berkurang menjadi 26,7% atau 4 orang siswa yang belum memiliki rasa percaya diri. Melihat hasil yang diperoleh bahwa peningkatan rasa percaya diri siswa melalui bimbingan kelompok masih rendah, untuk itu pelaksanaan bimbingan kelompok dilanjutkan pada siklus ke II. 4.1.4
Siklus II Pertemuan I Pelaksanaan siklus II sama dengan pelaksanaan siklus I menggunakan
waktu 45 menit atau satu jam pelajaran dan dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2012. Kegiatan bimbingan tahap ketiga ini memilih topik tentang “Kebersihan Sekolah”. Topik ini ditentukan sebelumnya dan telah dipelajari oleh siswa di rumah. Hal ini dilakukan untuk membantu siswa agar dapat mengungkapkan pendapat didepan teman-teman lain. Siswa juga dibantu untuk berbicara lancar serta berani. Aspek yang diamati pada perkembangan rasa percaya diri siswa yakni: (a) kemampuan mengungkapkan pendapat dengan baik dan benar, (b) keberanian mengungkapkan pendapat didepan kelas, (c) tidak malu tampil dan berbicara didepan kelas atau didepan teman-teman dan guru, dan (d) tidak takut salah dalam menyampaikan pendapat. Pada tahap akhir siswa diminta menyampaikan pesan dan saran masingmasing dari hasil kegiatan bimbingan kelompok yang telah dilaksanakan.
35
Siswa dilatih untuk membiasakan mengambil satu keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan sendiri serta dilaksanakan dengan baik dan sesuai normanorma agama. Tabel 4.4 : Hasil Pengamatan Rasa Percaya Diri Siswa Siklus II Pertemuan I Kategori
Frekwensi
Prosentase
Baik Sekali
5
33,3%
Baik
3
20%
Cukup
4
26,7%
Kurang
3
20%
15
100%
Jumlah
Berdasarkan kriteria penilaian pada peningkatan rasa percaya diri siswa yang sudah mampu atau yang termasuk pada kategori baik sekali (BS) meningkat dari 26,7% meningkat menjadi 33,3% atau sekitar 5 orang siswa, pada kategori cukup berkurang dari 33,3% menjadi 26,7%, sedangkan pada kategori baik dan kurang masing-masing terdapat 3 orang siswa atau 20%. Memperhatikan hasil data pada siklus II pertemuan I belum meningkat secara maksimal dan hal ini berarti pelaksanaan tindakan akan dilanjutkan pada siklus II pertemuan II. 4.1.5
Siklus II Pertemuan II Pelaksanaan siklus II pertemuan II dilaksanakan tanggal 17 Desember
2012 selama 45 menit. Sebelum melaksanakan pembelajaran, peneliti sebagai guru kelas mengadakan perencanaan pembelajaran sebelumnya terutama pelaksanaan bimbingan kelompok dan pada tahap ke empat topik yang dibahas
36
tentang “Tata Tertib Sekolah”. Selain siswa mengerti akan tata tertib sekolah siswa juga dilatih untuk memiliki rasa percaya diri yang sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Berdasarkan observasi dan penilaian yang diperoleh rasa percaya diri siswa pada setiap indikator dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.5 : Hasil Pengamatan Rasa Percaya Diri Siswa Siklus II Pertemuan II Kategori
Frekwensi
Prosentase
Baik Sekali
8
53,3%
Baik
4
26,7%
Cukup
2
13,3%%
Kurang
1
6,7%
15
100%
Jumlah
Dari peroleh data siklus II pertemuan II menunjukkan peningkatan pada rasa percaya diri siswa. Untuk kategori baik sekali (BS) meningkat dari 33,3% atau 5 orang siswa yang mampu menjadi 8 orang siswa atau 53,3%, untuk kategori baik juga meningkat dari 20% atau 3 orang siswa menjadi 26,7% atau 4 orang siswa yang telah mampu, kategori cukup berkurang menjadi 13,3 % atau 2 orang siswa, sedangkan kategori kurang 6,7% atau 1 orang siswa yang belum memiliki percaya diri. Pada hasil observasi menunjukkan bahwa rata-rata Percaya Diri Siswa melalui pelaksanaan teknik bimbingan kelompok berada pada kategori baik sekali
37
(BS)
dan baik (B) 12 orang siswa atau 80 %. Bertitik tolak dari hasil ini
disepakati untuk tidak melanjutkan ke siklus III karena indikator kinerja sudah tercapai. Adapun gambaran perubahan Rasa Percaya Diri Siswa dari observasi awal hingga siklus II dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 4.6 : Rekapitulasi Percaya Diri Siswa dari Observasi Awal Sampai Siklus II Kategori
Observasi Awal
Siklus I
Siklus II
F
%
F
%
F
%
Baik Sekali
0
0
4
26,7%
8
53,3%
Baik
0
0
2
13,3%
4
26,7%
Cukup
0
0
5
33,3%
2
13,3%
Kurang
15
100
4
26,7%
1
6,7%
Jumlah
30
100
15
100
15
100
4.2
Pembahasan Perubahan Rasa Percaya Diri Siswa dari observasi awal sampai siklus II
dengan menggunakan bimbingan dan konseling dengan teknik bimbingan kelompok dapat meningkat dengan optimal. Dari observasi awal diperoleh data 15 siswa atau 100 % kategori kurang (K). Pada siklus I terjadi perubahan, yang memperoleh kategori baik sekali 4 orang siswa atau 26,7 %, kategori baik 2 orang siswa atau 13,3 %, kategori cukup 5 orang siswa atau 33,3 %, dan kategori kurang 4 orang siswa atau 26,7 % Pada siklus II menunjukkan peningkatan, pada kategori baik sekali (BS) 8 orang siswa atau 53,3%, kategori baik (B) 4 orang siswa atau 26,7%, kategori
38
cukup (C) 2 orang siswa atau 13,3%, dan kategori kurang (K) 1 orang siswa atau 6,7%. Dari tabel 4.6 telah menunjukkan peningkatan yang sudah ditetapkan bahwa siswa yang memiliki Percaya Diri sudah mencapai 12 orang atau 80%. Hal ini dimungkinkan karena pelaksanaan teknik bimbingan kelompok sangat membantu dalam hal membentuk keberanian siswa, tidak ragu-ragu dalam mengambil keputusan, serta selalu membuka diri kepada teman lain. Dengan perkataan lain teknik bimbingan kelompok yang diterapkan berdampak positif pada pembetukan rasa percaya diri siswa kelas IV SDN 3 Telaga Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan hasil yang dicapai, maka penilitian tindakan kelas dinyatakan selesai. Sebagaimana
pendapat
Supriatna
(2011:71)
bimbingan
kelompok
merupakan layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa melalui kelompokkelompok kecil. Bimbingan ini ditujukan untuk merespons kebutuhan dan minat para siswa. Berdasarkan pada pendapat ini, rasa percaya diri merupakan salah satu kebutuhan siswa yang perlu dipenuhi guru. Siswa akan bersikap terbuka pada temannya dibandingkan dengan guru maupun orang tua. Untuk itu kiranya bimbingan kelompok merupakan teknik yang tepat untuk membentuk perilaku yang positif.
Sebagaimana yang telah ditegaskan oleh Siswantoro dan Lestari (2012:69) menguraikan menumbuhkan percaya diri siswa meliputi: a) memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan perasaan dan pendapatnya; b) menghargai
39
perasaan dan pendapat siswa; c) melibatkan siswa dalam perencanaan kegiatan keluarga; d) jika siswa berbuat salah, tegurlah dengan penuh kasih; e) jangan mempermalukan atau menyalahkan siswa di depan umum; f) beri kesempatan siswa untuk bertanggung jawab mengurus keperluannya sesuai kemampuannya; g) beri kesempatan kepada siswa untuk bisa membantu orang lain. Tanpa teknik ataupun strategi yang dirancang guru, siswa tidak akan memperoleh perubahan perilaku. Namun disadari, pelaksanaan bimbingan kelompok perlu dilaksanakan secara kontinu dan berkesinambungan. Perlu pula dibarengi dengan permainan-permainan kelompok yang membuat siswa lebih membuka diri, untuk selanjutnya mengetahui kelebihan yang dimiliki, serta meminimalkan kekurangan yang dimiliki pula. Keberhasilan pelaksanaan tindakan kelas, membuktikan bahwa hipotesis tindakan pada penelitian ini yang berbunyi: “Jika digunakan teknik bimbingan kelompok, maka rasa percaya diri siswa kelas IV SDN 3 Telaga Kabupaten Gorontalo akan meningkat”, dapat diterima.
40