BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Analisis Data Dalam penelitian ini hasil analisis menggunakan program
SPSS for
Windows Version 17.0. dengan merangkum rerata (mean ), standard deviaton/SD, rentang skor, skor maksimum dan skor minimum Skala kebiasaan Belajar dan Sikap Belajar, kategori dan jumlah frekuensi Skala Kebiasaan dan Sikap Belajar mahasiswa, merangkum rerata (mean), standard deviation/SD, rentang skor, skor maksimum dan skor minimum Orientasi Belajar, kategori dan jumlah frekuensi Orientasi Belajar mahasiswa, tabulasi silang Kebiasaan Belajar berdasarkan kategori Study Habits (Kategori The Work Methods dan Kategori The Delay Avoidance Mahasiswa), tabulasi silang Kebiasaan Belajar berdasarkan kategori Study Attutudes (Kategori The Teacher Approval dan Education Acceptance dan tabulasi silang Orientasi Belajar berdasarkan kategori Study Orientation Kategori Study Habits dan Kategori Study Attutudes Mahasiswa.
42
Untuk lebih jelas lagi maka dapat dilihat dari hasil dari analisis data dalam tabel sebagai berikut: Tabel 1 merangkum rerata (mean ), standard deviaton/SD, rentang skor, skor maksimum dan skor minimum Skala kebiasaan Belajar dan Sikap Belajar. Tabel 1. Rangkuman Mean, Standard Devasi dan Sebaran Skor Skala kebiasaan Belajar dan Sikap Belajar Mahasiswa
Skala kebiasaan Belajar dan Sikap Belajar Mahasiswa
Skor N
Mean
SD
Rentang
Minimum
Maksimum
The Delay Avoidance Scale
50
70,60
6,86
37
58
95
The Work Methods Scale
50
61,34
11,175
48
39
87
The Teacher Approval Scale
50
65,92
9,985
41
44
85
The Education Acceptance Scale
50
69,64
9,430
39
48
87
Pada Tabel 1. Skor The Delay Avoidance Scale mahasiswa rerata 70,60, standar deviasi 6,86 pada rentang skor 37, minimum 58 dan maksimum 95. The Work Methods Scale pada rerata 61,34, standar deviasi 11,175 pada rentang skor 48, minimum 39 dan maksimum 87. The Teacher Approval Scale pada rerata 65,92, standar deviasi 9,985 pada rentang skor 41, minimum 44 dan maksimum 85, sedangkan skor The Education Acceptance Skale pada rerata 69,64 standar deviasi 9,430 pada rentang skor 39, minimum 48 dan maksimum 87. Untuk menentukan tinggi rendahnya hasil pengukuran pada skala-skala kebiasaan dan sikap belajar mahasiswa dihitung berdasarkan skor terendah dan skor tertinggi; yang pada penelitian ini ditetapkan kategori tinggi rendahnya skor
43
kedalam 3 kategori. Sebagai
contoh dihitung
The Delay Avoidance Scale
mahasiswa dengan skor maksimum 95, skor minimum 58 dan diterapkan 3 (tiga) kategori sehingga diperoleh interval dengan hasil: Interval =
ଽହିହ଼ ଷ
ൌ 12,33
Berdasarkan lebar interval tersebut, maka kategori The Delay Avoidance Scale mahasiswa sebagai berikut:
58 71 84
Rendah Cukup Tinggi
70 83 96
Dengan pola serupa, diperoleh distribusi skor setiap skala dalam Skala Kebiasaan dan Sikap Belajar mahasiswa dengan tolak ukur serupa tersebut sebagaimana pada tabel 2.
Tabel 2. Kategori dan Jumlah Frekuensi Skala Kebiasaan dan Sikap Belajar Mahasiswa Skala Kebiasaan dan Sikap Belajar Mahasiswa
The Delay Avoidance Scale
The Work Methods Scale
The Teacher Approval Scale
The Education Acceptance Scale
Kategori Kebiasaan dan Sikap Belajar
Frekuensi
Prosentase
Prosentase Kumulatif
Interval 58 - 70 71 - 83 84 - 96
Kategori Rendah Cukup Tinggi
26 22 2
52% 44% 4%
52% 96% 100%
39-55 56-72 73-89 44-58 59-73 74-88 48-61 62-75 76-89
Rendah Cukup Tinggi Rendah Cukup Tinggi Rendah Cukup Tinggi
14 28 8 13 23 14 10 25 15
28% 56% 16% 26% 46% 28% 20% 50% 30%
28% 84% 100% 26% 72% 100% 20% 70% 100%
44
K Kebiasaan Dan D Sikap Belajar B Mahasiswa Dillihat Dari Diagram D Dib bawah Ini:
P fil Kebiasaan Profil K bi Belajar B l j Mahasiswa M h i BK Angkatan 2011
Kebiasaan dan Sikaap Belajar Mahasiswa BK A Angkatan 20111 30 25 20 15 10 5 0 The Delay Avoidanc e Scale
The Work Methods Scale 14
The Teacher Approval Scale 13
The Education n Acceptancc e Scale 10
Rendah h
26
Cukup
22
28
23
25
Tinggii
2
8
14
15
Padaa Tabel 2. Ada A 26 mahaasiswa (52% %) masuk kattegori rendaah skor The D Delay Avoiddance Scale, yaitu keseggaraan mahasiswa menyeelesaikan tuugas kuliah d efisienssi waktu bellajar, 22 maahasiswa (444%) berkateegori cukup dan ada 2 dan m mahasiswa (4%) ( masukk kategori tinnggi. Berartii sebagian kkecil mahasiswa, yaitu 2 mahasisw 24 wa (48%) beerkategori cuukup sampaai dengan tinnggi yaitu kesegaraan k m mahasiswa menyelesaik m kan tugas kuuliah dan efissiensi waktu belajar. Padaa skor The Work W Methodds Scale yaittu efektifitass mahasiswaa mendayag gunakan keeterampilan belajar, 14 mahasiswaa (28%) berrkategori
r rendah, 28
(56%) berkategori cukuup dan 8 mahasiswa m mahasiswa m berkategori tinggi. t Jadi
45
efektifitas mahasiswa mendaya-gunakan keterampilan belajar ada 36 mahasiswa (72%) berkategori cukup sampai dengan tinggi.
Pada The Teacher Approval Scale, sikap konstruktif mahasiswa terhadap perilaku dan metode pembelajaran dosen dalam kuliah, 13 mahasiswa (26%) berkategori rendah, 23 mahasiswa (46%) berkategori cukup dan 14 mahasiswa (28%) berkategori tinggi. Jadi konstruktif mahasiswa terhadap perilaku dan metode pembelajaran dosen dalam kuliah ada 37 mahasiswa (74%) berkategori cukup sampai dengan tinggi. Pada
The
Education
Acceptance
Scale,
yaitu
sikap
penerimaan/persetujuan mahasiswa atas tujuan, praktik dan tuntutan akademik yang terumuskan dalam pembelajaran dosen, 10 mahasiswa (20%) berkategori rendah, 25 mahasiswa (50%) bekategori cukup dan 15 mahasiswa (30%) berkategori tinggi. Jadi dapat dikatakan sikap penerimaan/persetujuan mahasiswa atas tujuan, praktik dan tuntutan akademik yang terumuskan dalam pembelajaran dosen ada 40 mahasiswa (80%) berkategori cukup sampai dengan tinggi.
46
Tabel 3. Merangkum rerata (mean), standard deviation/SD, rentang skor, skor maksimum dan skor minimum Orientasi Belajar. Tabel 3. Rangkuman Mean, Standar Deviasi dan Sebaran Skor Orientasi Belajar Mahasiswa
Orientasi Belajar Mahasiswa
Skor N
Mean
SD
Study Habits
50
131,94
15,85
64
101
165
Study Attutudes
50
135,56
17,80
80
92
172
Study Orientation
50
340,76
44,37
199
232
431
Rentang
Minimum
Maksimum
Dari Tebel 3. Study Habits, yaitu penjumlahan skor The Delay Avoidance (DA) dan The Work Methods (WM) sebagai ukuran kebiasaan belajar mahasiswa mempunyai rerata 131,94 dengan standar deviasi 15,85 pada rentang skor 64 dengan skor minimum 101 dan skor maksimum 165. Sedangkan Study Attutudes, yaitu penjumlahan skor The Teacher Approval (TA) dan The Education Acceptance (EA) sebagai ukuran sikap belajar mahasiswa menunjukan rerata skor 135,56 dengan standar deviasi 17,80 pada rentang skor 80, skor minimum 92 dan skor maksimum 172. Pada Study Orientation, yaitu jumlah skor Study Habits dan Study Attutudes mahasiswa, rerata 340,76 dengan standar deviasi 44,37 pada rentang skor 199, skor minimum 232 dan skor maksimum 431.
47
njutnya ditettapkan kateggori tinggi reendahnya skkor Study Haabits, Study Selan A Attutudes da an Study Oriientation maahasiswa sebagai berikut:
mlah Frekuensi Orientasi Belajar Mahasiswa M Tabeel 4. Kategoori dan Jum Orienttasi Belajar Maahasiswa
Kategorii Kebiasaan dan Sikkap Belajar Interval Kategori 101 - 122 Rendah 123 - 144 Cukup 145 - 166 Tinggi 92 - 119 Rendah 120 - 147 Cukup 148 - 175 Tinggi 232 - 298 Rendah 299 - 365 Cukup 366 - 432 Tinggi
Study Habits
Study Attuutudes
Study Oriientation
Frekuensi
Prosentase
Prosentase Kumulatif
15 26 9 8 29 13 10 30 10
30% 52% 18% 16% 58% 26% 20% 60% 20%
30% 82% 100% 16% 74% 100% 20% 80% 100%
Profil Kebiasaan Belajar Mahasiswa BK angkatan 2011
Orien ntasi Belajarr Mahasisw wa Dilihat Dari D Diagram m Dibawah h Ini: Oriientasi Belajjar Mahasisw wa BK Angkaatan 2011
3 30 2 25 2 20 1 15 1 10 5 0 Sikap Belajar
Rendah
Kebiasaan Bellajar 15 1
8
Orien ntasi Belaajar 10 0
Cukup
26 2
29
30 0
Tingggi
9
13
10 0
48
Bertolak dari Tabel 4. Ada 15 mahasiswa (30%) yang kebiasaan belajarnya berkategori rendah, 26 mahasiswa (52%) berkategori kebiasaan belajar cukup dan hanya 9 mahasiswa (18%) kategori kebiasaan belajarnya tinggi. Berarti 35 mahasiswa (70%) kategori kebiasaan belajarnya cukup sampai dengan tinggi. Pada Study Attutudes, Ada 8 mahasiswa (16%) kategorinya rendah sikap belajarnya, 29 mahasiswa (58%) kategori cukup sikap belajarnya dan 13 mahasiswa (26%) kategori tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan sikap belajar mahasiswa dalam kategori cukup sampai dengan tinggi 42 (84%). Pada Study Orientation, yaitu pemaduan kebiasaan belajar dan sikap belajar
yang konstruktif, ada 10 mahasiswa (20%) di kategori rendah, 30
mahasiswa (60%) dikategori cukup dan 10 mahasiswa (20%) di kategori tinggi. Maka dapat dikatakan, 40 mahasiswa (80%) dikategori cukup sampai dengan tinggi orientasi belajarnya.
49
Tabel 5. Tabulasi Silang Kebiasaan Belajar Berdasarkan Kategori Study Habits (Kategori The Work Methods dan Kategori The Delay Avoidance Mahasiswa)
Study Attutudes
Rendah
Cukup
Kategori The Work Method
Rendah
Cukup
Tinggi
12 (24%)
12 (24%)
2 (4%)
26 (52%)
6 (12%)
22 (44%
2 (4%)
14 (28%)
Tinggi Total
Jumlah Total
2 (4%) 14 (28%)
28 (56%)
2 (4%) 8 (16%)
50 (100%)
Pada tabel 5. Ada 14 mahasiswa tergolong rendah Study Habits-nya, 12 orang berkategori rendah, 2 orang bekategori cukup The Work Methods-nya/ efektifitas mendaya-gunakan keterampilan belajar. Dari 28 mahasiswa yang tergolong cukup kebiasaan belajarnya, 12 orang berkategori rendah, 14 orang berkategori cukup dan 6 orang berkategori tinggi efektifitasnya mendaya-gunakan keterampilan belajar. Dari 8 mahasiswa, 2 mahasiswa yang tergolong rendah kebiasaan belajarnya, keseluruhan 6 orang berkategori cukup mendaya-gunakan keterampilan belajar.
50
efektifitasnya
Masih pada Tabel 5. Segi kesegeraan mahasiswa menyelasaikan tugas kuliah dan efisiensi/ The Delay Avoidance, dari 26 mahasiswa yang tergolong rendah kebiasaan belajarnya, 12 orang berkategori rendah, 12 orang berkategori cukup dan 2 orang berkategori tinggi kesegeraannya menyelasaikan tugas kuliah dan efisiensi waktu belajar. Selanjutnya dari 22 mahasiswa yang tergolong cukup kebiasaan belajarnya 2 orang berkategori rendah, 14 orang berkategori cukup dan 6 orang berkategori tinggi kesegeraannya menyelasaikan tugas kuliah
dan
efisiensi waktu belajar. Dari 2 mahasiswa yang tergolong cukup kebiasaan belajar, 2 orang berkategori cukup
kesegeraannya menyelesaikan tugas kuliah dan
efisiensi waktu belajar. Dapat dikatakan dalam tabulasi silang
kebiasaan belajar mahasiswa
Bimbingan dan Konseling angkatan 2011, dilihat dari
kategori The Work
Methods dan kategori The Delay Avoidance mahasiswa maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa sebagian besar mahasiswa, efektifitas mendayagunakan keterampilan belajar kategori cukup dan
kesegeraannya mahasiswa
menyelasaikan tugas kuliah dan efisiensi waktu belajar kategori rendah.
51
Tabel 6. Tabulasi Silang Kebiasaan Belajar Berdasarkan Kategori Study Attutudes (Kategori The Teacher Approval dan Education Acceptance)
Study Attutudes
Kategori The Education Acceptance
Rendah
Cukup
Rendah
7 (14%)
6 (12%)
Cukup
2 (4%)
Tinggi
1 (2%)
Total
10 (20%)
13 (26%)
Jumlah Total
Tinggi 13 (26%) 8 (16%)
23 (46%)
6 (12%)
7 (14%)
14 (28%)
25 (50%)
15 (30%)
50 (100%)
Pada Tabel 6. Ada 10 mahasiswa tergolong rendah sikap belajar/ Study Attutudes, 7 mahasiswa berkategori rendah, 2 mahasiswa berkategori cukup dan 1 orang berkategori tinggi sikap konstruktifnya terhadaap perilaku dan metode pembelajaran dosen dalam perkuliahan/ The Teacher Approval. Dari 25 mahasiswa yang tergolong cukup sikap belajarnya, 6 mahasiswa kategori rendah, 13 mahasiswa kategori cukup dan 6 mahasiswa kategori tinggi sikap konstruktifnya terhadap perilaku dan metode pembelajaran dosen dalam perkuliahan/ The Teacher Approval. Dan dari 15 mahasiswa yang tergolong tinggi sikap belajarnya, 8 orang berkategori cukup dan 7 orang berkategori tinggi sikap konstruktifnya terhadap perilaku dan metode pembelajaran dosen dalam perkuliahan/ The Teacher Approval.
52
Masih pada Tabel 6. Dari 13 mahasiswa yang study Attutudes-nya tergolong rendah, 7 mahasiswa bekategori rendah, 6 mahasiswa berkategori cukup berdasarkan segi sikap penerimaan/persetujuannya atas tujuan, praktik dan tuntutan akademik yang terumuskan dalam pembelajaran dosen/The Education Acceptance. Dari 23 mahasiswa yang study Attutudes-nya tergolong cukup, 2 mahasiswa berkategori rendah, 13 mahasiswa berkategori cukup dan 8 mahasiswa berkategori tinggi berdasarkan segi sikap penerimaan/persetujuannya atas tujuan, praktik dan tuntutan akademik yang terumuskan dalam pembelajaran dosen/The Education Acceptance. Selanjutnya dari 15 mahasiswa yang study Attutudes-nya tergolong tinggi, 8 mahasiswa kategori cukup dan 7 mahasiswa kategori tinggi berdasarkan segi sikap penerimaan/persetujuannya atas tujuan, praktik dan tuntutan akademik yang terumuskan dalam pembelajaran dosen/The Education Acceptance. Dapat dikatakan dalam tabulasi silang
sikap
Bimbingan dan Konseling angkatan 2011, dilihat dari
belajar mahasiswa kategori The Teacher
Approval dan Education Acceptance mahasiswa maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa sebagian besar mahasiswa kategori cukup pada sikap konstruktifnya terhadap perilaku dan metode pembelajaran dosen dalam perkuliahan/The Teacher Approval
dan
sebagian besar mahasiswa kategori
cukup berdasarkan segi sikap penerimaan/persetujuannya atas tujuan, praktik dan tuntutan akademik yang terumuskan dalam pembelajaran dosen/The Education Acceptance.
53
Tabel 7. Tabulasi Silang Orientasi Belajar Berdasarkan Kategori Study Orientation (Kategori Study Habits dan Kategori Study Attutudes Mahasiswa)
Kategori Study Attutudes Kategori Study Habits
Jumlah Total Rendah 7 (14%)
Cukup 8 (16%)
Tinggi 15 (30%)
Rendah 1 (2%)
21 (42%)
4 (8%)
26 (52%)
Cukup 9 (18%) Tinggi 8 (16%)
29 (58%)
9(18%) 13 (26%)
50 (100%)
Total
Pada tabel 7. Ada 8 mahasiswa yang tergolong rendah orientasi belajarnya/Study Orientation, ternyata berdasarkan sikap belajar/study Attutudes, 7 orang berkategori rendah, 1 orang berkategori cukup sikap belajar. Dari 29 mahasiswa yang tergolong cukup orientasi belajarnya, 8 orang masuk kategori rendah, 21 orang kategori cukup sikap belajarnya. Dari 13 mahasiswa yang tergolong tinggi orientasi belajarnya, 4 orang kategori cukup dan 9 orangnya masuk kategori tinggi sikap belajarnya. Tampak pula pada Tabel 7. Berdasarkan segi kebiasaan belajar/Study Habits, dari 15 mahasiswa tergolong rendah orientasi belajarnya, ternyata ada 7 orang berkategori rendah dan 8 orang berkategori cukup kebiasaan belajarnya. Selanjutnya ada 26 mahasiswa yang tergolong kebiasaan belajarnya cukup, 1 orang berkategori rendah, 21 orang berkategori cukup dan 4 orang berkategori tinggi kebiasaan belajarnya. Selanjutnya ada 9 mahasiswa yang tergolong tinggi, ada 9 orang mahasiswa yang berkategori tinggi kebiasaan belajarnya. 54
Dapat dikatakan dalam tabulasi silang
orientasi
belajar mahasiswa
Bimbingan dan Konseling angkatan 2011, dilihat dari kategori Study Habits dan Kategori Study Attutudes mahasiswa maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa sebagian besar mahasiswa kebiasaan belajar berkategoro cukup dan sikap belajar mahasiswa berkategori cukup. 4.3. Pembahasan Penelitian ini telah membirikan gambaran kebiasaan dan sikap belajar sebagian mahasiswa Bimbingan dan Konseling angkatan 2011 denga Study Habits/Kebiasaan Belajar dilihat dari skor The Delay Avoidance Scale 26 mahasiswa (52%) yaitu mahasiswa yang kesegeraan menyelesaikan tugas kuliah berkategori rendah berkategori rendah berkategori rendah dan The Work Methods Scale yaitu efisiensi waktu belajar berkategori rendah dan efektifitas mahasiswa mendaya-gunakan keterampilan belajar ada 14 mahasiswa (28%) berkategori rendah. Maka dari sinilah, penulis ingin merekomendasikan kepada mentor agar dapat membantu mahasiswa yang mengalami kesulitan dengan memberikan bantuan, dengan mengimplikasikan pada layanan bimbingan belajar, yaitu bagaimana meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan berpikir kreatif dalam keterampilan belajarnya dan memanfaaatkan waktu belajar secara baik dan tepat. Study Attutudes/Sikap Belajar pada skor The Teacher Approval Scale yaitu konstruktif mahasiswa terhadap perilaku, metode pembelajaran dosen dalam kuliah ada 13 mahasiswa (26%) berkategori rendah dan pada skor The Educations Acceptance Scale yaitu praktik dan tuntutan akademik yang terumuskan dalam pembelajaran dose nada 10 mahasiswa (20%) berkategori rendah.
55
Dengan demikian diharapkan mentor dapat membantu mahasiswa metode pembelajara dalam kuliah dan praktik dan tuntutan akademik yang terumuskan dalam pembelajaran dosen diharapkan dapat diikuti dengan baik atau diterima mahasiswa. Study Orientation/ Orientasi Belajar dilihat dari skor Study Habits ada 15 mahasiswa (30%) kategori rendah kebiasaan belajarnya dan skor Study Attutudes ada 18 mahasiswa (16%) berkategori rendah. Kebiasan belajar mahasiswa dalam hal ini
kesegeraan menyelesaikan
tugas kuliah,
efisiensi waktu belajar,
efektifitas mahasiswa mendaya-gunakan keterampilan belajar dan sikap belajar yaitu konstruktif mahasiswa terhadap perilaku, metode pembelajaran dosen dalam kuliah dan praktik dan tuntutan akademik yang terumuskan dalam pembelajaran dosen diharapkan mentor, wali studi dan semua dosen yang memangku setiap mata kuliah beserta pihak-pihak yang terkait dapat bekerja sama dalam membantu mahasiswa agar mampu membuat orientasi belajar dengan tujuan yang jelas secara baik dan tepat. Dengan melihat hasil profil kebiasaan belajar mahsiswa yang membutukan bantuan belajar atau yang mengalami masalah dalam belajarnya (kebiasaan belajar rendah) dikerenakan diamana mahasiswa angkatan 2011 adalah mahsiswa baru yang mengalami masa transisi dan salah satu yang saat ini mereka hadapi adalah membiasakan diri dalam perubahan kebiasaan belajarnya. Untuk dapat menggulangi ini maka, peneliti hendak merekomendasikan kepada mentor melalui satuan layanan belajar yang telah dibuat dan dilampirkan agar dapat dilaksanakan atau ditindak lanjuti oleh mentor yaitu dengan mengambil dari aspek-aspek,
56
satuan
layanan
kebiasaan
belajar
berdasarkan
kesegeraan
mahasiswa
menyelasaikan tugas kuliah dan efisiensi waktu belajar, satuan layanan kebiasaan belajar berdasarkan evektivitas mahasiswa mendayagunakan keterampilan belajar, satuan belajar sikap belajar berdasarkan sikap kunstruktif mahasiswa terhadap perilaku dan metode pembelajaran dosen, satuan layanan sikap belajar berdasarkan sikap penerimaan/persetujuan mahasiswa atas tujuan, praktik dan tuntutan akademik yang terumuskan dalam pembelajaran dosen dan satuan layanan orientasi belajar berdasarkan kebiasaan belajar dan sikap belajar.
57