BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Tempat Penelitian Awalnya PT. Toyota Tsusho Indonesia berdiri dengan nama PT. Toyota
Tsusho Astra Export pada tahun 1990. Pada saat itu bidang yang digeluti adalah bisnis jasa perdagangan export hasil produksi industri pengolahan dan jasa konsultasi perdagangan. Pemegang saham terdiri dari Toyota Tsusho Corporation dan PT. Astra Export Company. Pada tahun 1999, PT. Toyota Tsusho Astra Export meluaskan bidang usahanya dalam bidang usaha import . Sesuai dengan perluasan usahanya maka PT. Toyota Tsusho Astra Export mengganti nama menjadi PT. Toyota Tsusho Export Import. Kemudian pada tahun 2000, PT. Toyota Tsusho Export Import meluaskan lagi bidang usahanya sehingga bertambah dengan bidang pemasok besar (main supplier). PT. Toyota Tsusho Export Import mengganti nama menjadi PT. Toyota Tsusho Indonesia pada tahun 2001.
41
42
Pada Tahun 2006, PT.Toyota Tsusho Indonesia bergabung dengan PT.Tomen Indonesia, dan saat ini PT.Toyota Tsusho Indonesia mempunyai 7 bagian inti yaitu: 1. Bagian Metal -
Metal
-
Steel
2. Bagian Machinery and tehnology -
Autopart
-
Machinery
-
IT Electronic
3. Bagian Energy dan Chemical -
Plastic Automotive
-
Plastic Industrial
-
Organic Chemical
-
Specialist dan Inorganic
-
Energy
4. Bagian Textile -
Cotton
-
Raw Material
-
Textile Product
-
Pulp and Paper
5. Bagian Product and Foodstuff -
Food
6. Bagian Global Strategic Integration -
Logistics
-
MIT
7. Bagian Corporate -
Accounting
-
Human Resources and General Affair
43
44
4.1.1
Struktur Organisasi
Chief of Metal
GM of Metal
GM of AutoPart
Chief of Machinery & Tehnology
GM of Machinery
GM of IT & Elektronik
GM of Plastic Automotive
Chief of Energy & Chemical
GM of Plastic
Industrial
GM of Organic Chemical GM of specialist & inorganic
PRESIDENT DIRECTOR
GM of Energy Group Leader of Cotton Manager of Raw Material
Chief of Textile
Staff of Textile Product Group leader of Textile GM of Pulp and Paper
Chief of Product & foodstuff Chief of Global strategic Integration
Chief of Corporate
GM of Foods
GM of Logistics
Asst Manager of MIT
GM of Accounting GM of HR & GA
45
4.1.2 Visi
Visi dan Misi PT. Toyota Tsusho Indonesia :
Menjadi salah satu perusahaan yang dapat memberikan kontribusi berarti bagi kesejahteraan segenap komponen perusahaan, masyarakat luas dan lingkungan global, serta menjadi upaya pelestarian lingkungan sebagai salah satu prioritas dalam kegiatan.
Misi
: Meningkatkan kekuatan perusahaan, termasuk sumber daya manusia didalamnmya melalui suatu system manajemen yang teratur, efektif dan efisien yang dapat membawa kesejahteraan bersama.
4.1.3
Slogan PT. Toyota Tsusho Indonesia Slogan untuk secara keseluruhan PT. Toyota Tsusho Indonesia adalah “G Value With You” yang artinya: a. Global
: Memperluas aktivitas diseluruh dunia
b. Glowing
: Mempertahankan semangat dan energy bekerja
c. Generating
: Secara terus- menerus membangkitkan bisnis baru
Penciptaan slogan tersebut tidak hanya
berlaku
untuk
karyawan
PT. Toyota Tsusho Indonesia, tapi berlaku juga bagi pemegang saham, pelanggan, business partner.
4.1.4
Tujuan dan Target Perusahaan Mengembangkan tiap divisi dan menambah bidang usaha lain yang
kiranya bisa dapat dijadikan barang yang di export dan import. Selain itu juga meningkatkan pertumbuhan penjualan 10-15 %. Perusahaan juga menargetkan kepuasan pelanggan adalah yang utama, serta memberikan yang terbaik untuk para pelanggannya.
46
4.1.5
Logo dan Makna Logo
Huruf T sebagai logo PT. Toyota Tsusho Indonesia ini berarti Toyota Tsusho, dimana logo ini merupakan logo bagi setiap Toyota Tsusho yang ada di negara mana pun.
4.1.6
Management By Objective Menurut Peter Drucker mengatakan, Manajemen By objective adalah suatu
sistem manajemen komprenship yang berbasiskan tolok ukur tertentu dan partisipasif peserta untuk mencapai tujuan bersama dan objective.1 MBO menekankan pada pentingnya peranan tujuan dalam perencanaan yang efektif, dengan menetapkan prosedur pencapaian baik yang formal maupun yang informal, pertama dengan menetapkan tujuan yang akan dicapai dilanjutkan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan sampai selesai baru diadakan peninjauan kembali atas pekerjaan yang telah dilakukan. Kegiatan MBO yaitu proses partisipasi yang melibatkan bawahan dan para manajer dalam setiap tingkatan organisasi yang dirumuskan dalam bentuk misi dan sasaran, yang dapat diukur dimana pengukuran ukuran ini dijadikan sebagai pedoman bagi pengoperasian satuan kerja. Maksud utama penggunaan MBO yaitu untuk mencapai efisiensi
dalam operasi seluruh kegiatan organisasi atau
perusahaan.
1
Rosady Ruslan “Manajemen Publik Relation & Media Komunikasi,”Penerbit PT.RajaGrafindo, Jakarta , 2007, Hal. 101
47
Pentingnya MBO untuk membangun komunikasi antara atasan dan bawahan untuk mengungkapkan masalah pekerjaan, kebutuhan, dan praktik atasan yang membantu dan menhambat prestasi kerja, serta menjaga adanya komitmen para manajer antara tujuan pribadi dan organisasi atau perusahaan, sehingga dia harus berjumpa dengan bawahannya untuk membicarakan penetapan tujuan dan menilainya. dengan penetapkan tujuan manajemen puncak yang dinyatakan dalam nilai tertentu
yang dapat diukur, sehingga antara manajer dan bawahan
mempunyai gagasan yang jelas tentang apa yang diharapkan oleh manajemen puncak, sehingga dapat diketahui antara tujuan individu dengan tujuan organisasi secara keseluruhan, Mengenai tujuan perseorangan, dimana antara manajer dan bawahan harus merumuskan tujuan bersama dan tanggungjawab terhadap bagiannya secara jelas guna memahami tentang apa yang akan dicapai. Maka dari itu diperlukan partisipasi segenap pihak karyawan, dimana semakin besar partisipasi dari semua anggota, maka semakin besar tujuan yang akan dicapai. Dalam hal ini bawahan dan atasan bebas untuk mengembangkan dan mengimplementasikan program- program pencapaian tujuannya. Demikian, peninjauan kembali prestasi yang dilakukan secara periodic sangat berguna terhadap kemajuan tujuan tersebut.
48
4.2
Hasil Penelitian Pada bab ini, peneliti akan menguraikan tentang hasil penelitian yang
didapat berdasarkan penyebaran angket atau kuesioner dengan target responden karyawan PT. Toyota Tsusho Indonesia dengan judul penelitian Efektifitas komunikasi ” Program Management By Objective” untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan PT. Toyota Tsusho Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2011 sampai dengan selesai, peneliti menggunakan rumus Arikunto dengan jumlah 109 (80 karyawan tetap, 29 karyawan kontrak) dari populasi 218 Karyawan. Peneliti ini menggunakan penarikan Available Sampling/ Convenience Sampling untuk mempermudah penarikan sample di karenakan objek penelitian memiliki karakteristik tertentu yang mempunyai kesibukan dalam pekerjaan yang berbeda- beda. Karakteristik dari responden yang berjenis kelamin laki- laki dan perempuan, berkisar usia <25 tahun, 22- 35 tahun, >35- 45 tahun, berpendidikan terakhir dari SMA, D3, S1, S2. Berikut adalah tabel serta pembahasan mengenai identitas 109 responden yang merupakan sampel dari penelitian :
4.2.1
Identitas Responden Karakteristik responden akan mengemukakan mengenai latar belakang
responden yang meliputi 3 karakteristik yaitu jenis kelamin, usia responden, tingkat pendidikan yang akan dirincikan sebagai berikut :
49
1. Jenis Kelamin Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden No
Jenis Kelamin
F
%
1
Laki-laki
52
47.7
2
Perempuan
57
52.3
Jumlah (n)
109
100 %
Sumber : kuesioner No. 1 Berdasarkan Tabel 4.1 diatas memberikan penjelasan mengenai jenis kelamin responden. Dari data yang terkumpul diperoleh hasil bahwa mayoritas responden yang mengisi kuesioner adalah perempuan dengan presentase 52.3 %, sedangkan responden yang jenis kelamin laki- laki ada 47.7%. Dengan demikian dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berada di PT. Toyota Tsusho Indonesia adalah perempuan dan sebagian adalah laki- laki. 2. Usia Perolehan data mengenai usia responden dari lapangan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut Tabel. 4.2 Usia Responden No 1 2 3 4
Usia < 25 Th 22- 35 Th > 35- 45 Th > 50 Th Jumlah (n)
F 12 58 39 0 109
Sumber : kuesioner No. 2
% 11.01 53.21 35.78 0 100 %
50
Melihat data pada Tabel 4.2
di atas, jumlah responden dengan usia
kurang dari 25 tahun 12 orang (11.01 %), sedangkan jumlah responden yang memiliki usia antara 22 sampai dengan 35 tahun adalah 58 orang (53.21%). Jumlah responden dengan usia lebih dari 35 hingga 45 tahun adalah 39 orang (35.78 %). Sedangkan untuk jumlah responden dengan rentang usia lebih dari 50 tahun adalah tidak ada responden atau sama dengan 0 %. Dengan demikin dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berada di PT. Toyota Tsusho Indonesia adalah yang lebih banyak berusia antara 22 sampai dengan 35 tahun di bandingkan dengan responden lainnya. 3. Pendidikan Terakhir Perolehan data di lapangan mengenai pendidikan terakhir responden : Tabel. 4.3 Pendidikan Terakhir Responden No 1 2 3 4
Pendidikan Terakhir SMA Sederajat D3 S1 S2 Jumlah (n) Sumber : Kuisoner No. 3
F 0 47 58 4 109
% 0 43.12 53.12 3.67 100 %
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, Jumlah responden yang memiliki latar belakang pendidikan SMA atau Sederajat adalah 0 dengan presentase 0%, sedangkan responden yang memiliki D3 (Diploma) adalah 47 orang dengan presentase 43.12 %. Untuk responden yang berlatarbelakang S1 (Strata satu) berjumlah 58 orang dengan presentase 53.21 %, sedangkan responden S2 (Strata dua) berjumlah 4 orang dengan presentase 3.67%. Hasilnya table diatas responden terbanyak adalah S1 (Strata satu).
51
4.2.2. Efektifitas Komunikasi Pada bagian ini peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden
mengenai efektifitas program management by objective untuk
meningkatkan kinerja karyawan PT. Toyota Tsusho Indonesia. Perolehan data tersebut dilapangan dapat dilihat melalui beberapa dimensi yakni di penerima komunikasi, isi pesan, ketepatan waktu, media komunikasi dan sumber pesan. Untuk perolehan data dilapangan dapat dilihat pada tabel- tabel dibawah ini:
A. Penerima pesan (Receiver) Perolehan data dari lapangan mengenai target penerima pesan sebagai yakni Tabel 4.4 Karyawan sebagai target penerima pesan No
Kategori Jawaban
F
%
1.
Sangat Setuju
67
61.47
2.
Setuju
35
32.11
3.
Ragu-ragu
6
5.50
4.
Tidak Setuju
0
0
5.
Sangat Tidak Setuju
1
0.92
Jumlah
109
100 %
Sumber: kuesioner No. 4 Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh dari 109 responden diketahui yang memilih sangat setuju berjumlah 67 responsen dengan presentase sebesar 61.47%, yang memilih setuju berjumlah 35 responden dengan presentase sebesar 32.11 %.
52
Responden yang memilih ragu- ragu berjumlah 6 orang dengan presentase sebesar 5.50 %, dan yang memilih tidak setuju dengan presentase 0 %, dan yang memilih sangat tidak setuju berjumlah 1 responden dengan presentase 0.92 %. Dari data yang diperoleh, di dapat kesimpulan bahwa responden yang lebih banyak memilih 61.47 % sangat setuju adalah karyawan permanent PT. Toyota Tsusho Indonesia sebagai target penerima pesan yang tepat dalam menerima dan menjalankan program MBO yakni karyawan telah sesuai. 5.50 % responden masih karyawan kontrak, 0.92 % responden tidak memilih.
B. Isi Pesan (Content) Tabel 4.5 Program MBO sebagai sasaran kerja yang jelas No. Kategori Jawaban
F
%
1.
Sangat Setuju
54
49.54
2.
Setuju
44
40.37
3.
Ragu-ragu
9
8.26
4.
Tidak Setuju
2
1.83
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
109
100 %
Sumber : kuesioner No.5 Berdasarkan Tabel 4.5 diperoleh dari 109 responden diketahui jumlah responden yang sangat setuju bahwa target penerima pesan manajemen by objective telah sesuai adalah 49.54 % responden diketahui sebanyak 54 responden menjawab sangat setuju, 40.37% menjawab setuju sebanyak 44 responden , 9 responden menjawab 8.26%, dan sisanya 1.83% dari responden yang menjawab
53
tidak setuju sebanyak 2, dan tidak ada
yang menjawab sangat tidak setuju
sebanyak 0%. Bagi responden yang tidak setuju 8.26 % antara lain karyawan tesebut tergolong masih baru bergabung dan belum memahami benar target yang diinginkan pribadinya
Tabel 4.6 Program MBO merupakan pesan yang berguna No. Kategori Jawaban 1. Sangat Setuju 2. Setuju
F 45 49
% 41.28 44.95
3. 4.
Ragu-ragu Tidak Setuju
15 0
13.76 0
5.
Sangat Tidak Setuju Jumlah
0 109
0 100 %
Sumber : kuesioner No. 6 Berdasarkan Tabel 4.6 diperoleh dari 109 responden diketahui 41.28 % responden diketahui sebanyak 45 responden menjawab sangat setuju, 44.95% menjawab setuju sebanyak 49 , 15 responden menjawab 13.76 %, dan sisanya 13.76% dari responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 15, dan 0 responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 0%. Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden memilih setuju dan yang diinformasikan merupakan pesan-pesan yang berguna bagi karyawan. Dari data yang diperoleh, didapat kesimpulan bahwa banyak memilih sangat setuju berguna bagi karyawan.
44.95
% responden yang lebih
bahwa program MBO merupakan pesan yang
54
Program MBO ini merupkan program yang berguna bagi atasan dan bawahan untuk saling berkomitmen dalam menetapkan tujuan diri mereka sendiri dan manager dapat membantu untuk tujuan dari bawahannya tersebut agar dapat tergambar jelas terkait dengan tujuan department dan tujuan perusahaan serta dapat digunakan untuk mengawasi kinerja berkelanjutan. Sedangkan 13.76 % responden yang menjawab ragu- ragu akan pesan ini disebabkan ketidaktahuan dari responden karena masih karyawan baru, kurang dari 4 bulan mengikuti program MBO ini
Tabel 4.7 Pesan yang disampaikan memotivasi kerja karyawan No Kategori Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
39
35.78
2
Setuju
51
46.79
3
Ragu- ragu
19
17.43
4
Tidak Setuju
0
0
5
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
109
100 %
Sumber : kuesioner No. 7 Berdasarkan Tabel 4.7 diperoleh dari 109 responden diketahui 35.78 % responden diketahui sebanyak 39 responden menjawab sangat setuju, 46.79% menjawab setuju sebanyak 51 , 19 responden menjawab 17.43%, dan sisanya 0% dari responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 0 Dari data yang diperoleh bahwa mayoritas 46.79 % responden memilih setuju bahwa pesan yang diinformasikan memotivasi kerja karyawan, karena
55
program MBO ini terdapat serangkaian tujuan dan rencana yang mempengaruhi karyawan untuk mencapai tujuan tersebut. Program ini melibatkan atasan dan bawahan untuk saling berinteraksi untuk bersama- sama menetapkan tujuan diri mereka sendiri dan manager dapat memastikan bahwa tujuan dari bawahannya terkait dengan tujuan department dan tujuan perusahaan yang kemudian digunakan untuk mengawasi kinerja berkelanjutan. 17.43 % responden yang karyawan baru, masih ragu- ragu dalam menetapkan tujuan yang spesifik untuk disampaikan kepada manajernya.
Tabel 4.8 Kemudahan memahami pesan program MBO No
Kategori Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
59
54.13
2
Setuju
45
41.28
3
Ragu- ragu
5
4.59
4
Tidak Setuju
0
0
5
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
109
100 %
Sumber : kuesioner No. 8 Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh dari 109 responden diketahui 54.13 % responden diketahui sebanyak 59 responden menjawab sangat setuju, 41.28% menjawab setuju sebanyak 45 responden , 4.59 % menjawab ragu- ragu sebanyak 5 responden, dan sisanya 0 dari responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.
56
Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar 54.13 % responden memilih sangat setuju bahwa pesan yang diinformasikan merupakan pesan yang mudah dipahami oleh karyawan. Isi pesan MBO merupakan program penilaian kinerja karyawan untuk meningkatkan kinerja organisasi, dimana pelaksanaan MBO didalamnya terdapat tujuan organisasi dan sasaran kerja masing- masing karyawan. Inti dari pendekatan MBO adalah bahwa setiap karyawan dan manajer bersama- sama untuk menetapkan tujuan- tujuan atau sasaran- sasaran pelaksanaan waktu yang akan datang, kemudian digunakan sebagai penilaian prestasi kerja dilakukan secara bersama pula. 4.59 % yang menjawab merespon ragu- ragu karena belum memahami target yang di ingin dicapai oleh karyawan baru tersebut C. Ketepatan waktu (Timing) Tabel 4.9 Informasi program MBO selalu dikirim dengan cepat No
Kategori Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
51
46.79
2
Setuju
41
37.61
3
Ragu- ragu
14
12.84
4
Tidak Setuju
3
2.75
5
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
109
100 %
Sumber : kuesioner No. 9
Berdasarkan Tabel 4.9 diperoleh dari 109 responden diketahui 46.79 % responden diketahui sebanyak 51 responden menjawab sangat setuju, 37.61%
57
menjawab setuju sebanyak 41 responden , 12.84 % menjawab ragu- ragu sebanyak 14 responden, dan sisanya 3 responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 2.75 %, dan 0 orang yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 0% Data pada tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan yang membutuhkan mengenai informasi program MBO dikirim oleh pihak Human Resource Department tersebut melalui email ke lokal staff, meeting maupun kegiatan training. Walaupun ada sejumlah responden 2.75% menunjukkan ada keragu- raguan, hal ini dikarenakan ketidaktahuan dari responden sebagai karyawan baru yang bergabung di PT. Toyota Tsusho Indonesia.
Tabel 4.10 Informasi program MBO selalu diperbaruhi No
Kategori Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
45
41.28
2
Setuju
54
49.54
3
Ragu- Ragu
10
9.17
4
Tidak Setuju
0
0
5
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
109
100 %
Sumber : kuesioner No. 10 Berdasarkan Tabel 4.10 diperoleh dari 109 responden diketahui 41.28 % responden diketahui sebanyak 45 responden menjawab sangat setuju, 49.54% menjawab setuju sebanyak 54 , 10 responden menjawab ragu- ragu sebanyak 9.17%, dan sisanya 0 responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 0%.
58
Data pada Tabel 4.10
menunjukkan bahwa sebagian besar 49.54 %
responden memilih setuju bahwa pesan yang diinformasikan merupakan informasi yang selalu diperbaruhi. Hal ini sesuai dengan Tabel 4.5 yang menyebutkan bahwa infomasi yang berikan pihak manajemen sudah sesuai didapat bahwa HRD sebagai narasumber dari informasi telah memperbaruhi informasi program MBO kepada karyawan. Perbaruan informasi disampaikan melalui penilaian kerja yang dilakukan bersama- sama 1 (satu) kali dalam setahun (April- Maret) dan dilakukan peninjauan kembali secara berkala yakni Juni dan Desember untuk mengatasi kendala dalam mencapai target yang akan dicapai untuk disesuaikan dengan target individu, department, dan perusahaan. Selain itu ada informasi email ke local staff dan meeting maupun training yang di informasikan sesuai Tabel 4.9 . Sedangkan untuk 9.17 % responden yang memilih ragu- ragu sebagai karyawan kontrak menginginkan peninjauan yang dilakukan lebih dari dua periode. D. Media Komunikasi (media) Tabel 4.11 Training sebagai pendukung program MBO No Kategori Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
71
65.14
2
Setuju
27
24.77
3
Ragu- ragu
6
5.50
4
Tidak Setuju
4
3.67
5
Sangat Tidak Setuju
1
0.92
Jumlah
109
100 %
Sumber : kuesioner No. 11
59
Berdasarkan Tabel 4.11 diperoleh dari 109 responden diketahui 65.14 % responden diketahui sebanyak 71 responden menjawab sangat setuju, 24.77% menjawab setuju sebanyak 27 responden , 6 responden menjawab ragu- ragu sebanyak 5.50%, dan sisanya 3.67% dari responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 4 responden dan 1 orang yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 0.92%. Kesimpulan yang didapat dari tabel diatas menunjukkan bahwa 65.14 % responden setuju kalau training sebagai pendukung program MBO dan dianggap telah sesuai dengan kebutuhan responden dari karyawan dan hanya sekitar 5.50 % responden ragu- ragu di karenakan ada sarana penunjang lainnya yakni melalui email ke lokal staff atau meeting, sedangkan 3.67 % responden yang bersikap tidak memilih dikarenakan masih karyawan baru dan belum mengerti tentang program MBO Tabel 4.12 Penggunaan internal email sebagai media penunjang No
Kategori Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
44
40.37
2
Setuju
49
44.95
3
Ragu- ragu
15
13.76
4
Tidak Setuju
1
0.92
5
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
109
100 %
Sumber : kuesioner No. 12 Berdasarkan Tabel 4.12 diperoleh dari 109 responden diketahui 40.37 % responden diketahui sebanyak 44 responden menjawab sangat setuju, 44.95%
60
menjawab setuju sebanyak 49 responden , 15 responden menjawab ragu- ragu sebanyak 13.67%, dan sisanya 0.92% dari responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 1 , dan 0 responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 0 %. Kesimpulan yang didapat dari hasil di atas, sebagian besar 40.37 % responden memilih setuju bahwa internal email sebagai media pendukung program MBO yang praktis di terima oleh seluruh karyawan. Untuk 13.76 % responden yang memilih ragu- ragu dikarenakan lebih menyukai informasi secara tatap muka. Dan 0.92 % responden bersikap tidak memilih. Tabel 4.13 Penggunaan visualizer sebagai media penunjang No Kategori Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
21
19.27
2
Setuju
42
38.53
3
Ragu- ragu
32
29.36
4
Tidak Setuju
12
11.01
5
Sangat Tidak Setuju
2
1.83
Jumlah Sumber : kuesioner No. 13
109
100 %
Berdasarkan Tabel 4.13 diperoleh dari 109 responden diketahui 19.27% responden diketahui sebanyak 21 responden menjawab sangat setuju, 38.53% menjawab setuju sebanyak 42 , 32 responden menjawab ragu- ragu sebanyak 29.36%, dan sisanya 12 responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 11.01 % dan 2 responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1.83 % Kesimpulannya, jumlah 38.53 % responden yang setuju lebih banyak dibandingkan dengan yang ragu-ragu bahwa visualizer sebagai media penunjang
61
program MBO. Dikarenakan visualizer di anggap praktis digunakan dalam penyampaian presentasi training MBO. Sedangkan 29.36 % responden menyuarakan bahwa penggunakan powerpoint lebih mudah. Sisanya sekitar 11.01 % repsonden menyukai informasi yang diberikan secara lisan saja. 1.83% bersikap tidak memilih. Tabel 4. 14 Flash Disk sebagai media pendukung program MBO No
Kategori Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
11
10.09
2
Setuju
36
33.03
3
Ragu- ragu
46
42.20
4
Tidak Setuju
13
11.93
5
Sangat Tidak Setuju
3
2.75
Jumlah
109
100%
Sumber : kuesioner No. 14 Berdasarkan Tabel 4.14 diperoleh dari 109 responden diketahui 10.09% responden diketahui sebanyak 11 responden menjawab sangat setuju, 33.03% menjawab setuju sebanyak 36 responden , 46 responden menjawab ragu- ragu sebanyak 42.20%, dan sisanya 13 responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 11.93 % dan 3 responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2.75 % Pada tabel diatas yaitu dari data yang di peroleh, didapat keraguan atas pernyataan diatas dari 42.40 % responden bahwa flash disk sebagai media penunjang untuk menyimpan data karena tidak menyimpan banyak data. 33.03 % responden menyatakan bahwa file tersebut di sharing folder server. 10.09 %
62
responden lebih menyukai menyimpan file training tersebut di dalam disket. 11.93 % responden menyukai file di simpan di desktop, 2.75 % tidak bersikap tidak memilih. E. Sumber Pesan (Source) Tabel 4. 15 HRD sebagai narasumber yang berkompeten menjelaskan MBO No
Kategori Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
61
55.96
2
Setuju
44
40.37
3
Ragu- ragu
4
3.67
4
Tidak Setuju
0
0
5
Sangat Tidak Setuju
0
0
Jumlah
109
100 %
Sumber : kuesioner No. 15 Berdasarkan Tabel 4.15 diperoleh dari 109 responden diketahui 55.96% responden diketahui sebanyak 61 responden menjawab sangat setuju, 40.37% menjawab setuju sebanyak 44 responden , 4 responden menjawab ragu- ragu sebanyak 3.67%, dan sisanya 0 responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju sebanyak 0%. Kesimpulan yang didapat adalah sebagian besar 55.96 % responden lebih banyak yang memilih sangat setuju dan yang setuju 40.37% .Alasannya karena sumber pesan adalah orang yang berkompeten dalam menjelaskan program MBO. Trainernya
juga
menguasai
materi
sehingga
dalam
menjelaskan
tidak
membosankan. Sedangkan, 3.67 % responden yang bersikap ragu- ragu, hal itu
63
karena belum pernah mengikuti training trainer tersebut, di karenakan masih karyawan baru. Tabel 4.16 HRD sebagai narasumber memberikan informasi MBO secara update No
Kategori Jawaban
F
%
1
Sangat Setuju
48
44.04
2
Setuju
37
33.94
3
Ragu- ragu
21
19.27
4
Tidak Setuju
2
1.83
5
Sangat Tidak Setuju
1
0.92
Jumlah
109
100 %
Sumber : kuesioner No. 16 Berdasarkan Tabel 4.16 diperoleh dari 109 responden diketahui 44.04% responden diketahui sebanyak 48 responden menjawab sangat setuju, 33.94% menjawab setuju sebanyak 37 responden, 21 responden menjawab ragu- ragu sebanyak 19.27%, dan sisanya 2 responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 1.83 % dan 1 responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 0.92%. Berdasarkan tabel 4.9 dan tabel 4.10, didapat kesimpulan bahwa informasi program MBO dikirim dengan cepat dan di perbaruhi, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa HRD sebagai narasumber benar telah mengirimkan informasi MBO secara update melalui penilaian kerja yang dilakukan 1 (satu) kali dalam setahun yakni April- Maret, dan dilakukan peninjauan kembali di bulan June dan Desember. Informasi tersebut di sampaikan melalui training, email ke lokal staff, acara meeting .Dari data kuisoner yang telah terkumpul 109 responden
64
tersebut terdapat skor sebagai berikut 44.04 % yang memilih sangat setuju bahwa HRD sebagai narasumber benar telah mengirimkan informasi MBO secara update melalui training, email local staff ataupun acara meeting. 33.94 % respondenpun memilih menyukai yang telah dilakukan HRD tersebut. 19.27% dari responden memilih ragu- ragu dikarenakan pelaku yang memberikan informasi secara update tidak hanya HRD, tapi atasan pun menyampaikan ke bawahannya juga update. 1.83 % responden beranggapan tidak mengikuti informasi mengenai MBO. 0.92 % responden bersikap tidak memilih. Jumlah skor batas bawah : skor terendah x jumlah responden x jumlah pertanyaan = 1 x 109 x 13 = 1417 (STS) Jumlah skor batas atas : skor tertinggi x jumlah responden x jumlah pertanyaan = 5 x 109 x 13 = 7085 (SS) Range (R) = data tertinggi (7085) – data terendah (1417) = 5668
65
Perhitungan kuartil tersebut di mulai dengan mencari titik yang membagi seluruh data
yakni Q1, Q2, Q3 dari data responsen yang telah didapat.
Selanjutnya, untuk mencari kuartil dapat digunakan rumusan yang kuartilnya dapat dilihat hasil datanya sebagai berikut:
Q1
Q2
Q3
1417
2834
4251
5668
(STS)
(TS)
(RR)
(S)
5668 Q1 (Quartil 1) = 1417 + 4
7085 5984
(SS)
= 2834
Q2 (Quartil 2) = 1417 +
5668 2
Q3 (Quartil 3) = 1417 +
5668 .3 = 5668 4
= 4251
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari item kuesioner total skor responden yang berjumlah 5984., maka dapat dikatakan bahwa efektifitas komunikasi program managment by objective untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan PT Toyota Tsusho Indonesia dapat dikatakan memiliki pendapat yang positif. Hal ini dikarenakan hasil yang didapat pada statistik yaitu total skor terletak lebih dari Q3 dan itu berarti apabila jumlah berada pada posisi tersebut dapat dikatakan positif atau dalam penelitian ini sangat efektif
66
Kesimpulan yang didapat adalah sebagian besar responden lebih banyak yang memilih sangat setuju dibandingkan setuju atau ragu-ragu bahwa sumber pesan adalah orang – orang bagian Human Resources Department. Selain HRD, atasan pun berperan untuk mendukung informasi tersebut diberikan secara update kepada bawahannya.
4.3
Pembahasan Andre Harjana dalam buku Audit Komunikasi mengatakan bahwa ada
enam kriteria yang dapat dijadikan sebagai pengukur efektivitas komunikasi yaitu penerima komunikasi (receiver), isi pesan (content), ketepatan waktu (timing), media komunikasi (media), format (format), sumber pesan (source) .2 Namun dalam hal ini peneliti hanya mengukur “ Efektifitas Komunikasi Management By Objective untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan PT. Toyota Tsusho Indonesia hanya menggunakan lima kriteria yaitu
penerima komunikasi
(receiver), isi pesan (content), ketepatan waktu (timing), media komunikasi (media), sumber pesan (source). Tujuannya dari tidak dimasukkan format karena untuk mempersempit ruang lingkup yang kompleks. Hal tersebut untuk melihat perbedaan atau penyimpangan dari pelaksanaan dan sistem atau jaringan resmi yang sudah ditetapkan. Dalam hal ini penelitian tidak membutuhkan format, karena yang
terpenting bagi PT. Toyota Tsusho Indonesia adalah informasi
tentang MBO tersebut sudah benar dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
2
Andre Harjana, 2003, ”Audit Komunikasi”, Penerbit PT. Grasindo, Jakarta, Edisi ke-1, 2001
67
Melihat hasil yang didapat dari kuesioner, peneliti dapat menjelaskan kriteria mana yang dianggap paling efektif dan paling tidak efektif dalam efektifitas komunikasi Program MBO ini. Kriteria yang telah didapat sebagai berikut : Kriteria pertama yang paling efektif adalah media komunikasi (media). Media komunikasi yang digunakan yakni training, internal email, visualizer, flash disk yang digunakan pada saat training. yakni : a. Perihal yang di setujui, Penggunaan Training berguna untuk penyampaian informasi b. Perihal yang tidak setujui, responden lebih menyukai pemberian informasi dengan secara tidak langsung yakni melalui email. c. Perihal yang ragu- ragu dikarenakan karyawan tersbut masih baru dan belum mengerti program MBO d. Langkah PR dalam menyalurkan pesan MBO dengan melakukan kegiatan training lebih interaktif untuk saling berbagi informasi, mengembangkan sikap sehingga secara bertahap yang dapat mendorong kerjasama yang lebih baik antar atasan dan bawahan guna mencapai tujuan perusahaan. kemudian menyebarkan informasi tesebut internal email, melakukan forum tanya jawab, dan memberitahukan bahwa data program MBO tersebut dalam di ambil dari sharing folder supaya bisa di akses oleh tiap karyawan. Kriteria kedua yang dianggap efektif dalam pengukuran penelitian ini adalah penerima komunikasi (receiver) yakni ; a. Perihal yang disetujui adalah karyawan tetap yang sudah setahun menjalani tugasnya di perusahaan mengerti program MBO. b. Perihal yang tidak di setujui adanya karyawan kontrak yang masih belum menjalankan MBO c. Perihal yang ragu- ragu karena bersikap tidak memilih. d. Perihal yang efektif, karyawan tetap lebih mengetahui apa yang mau di kerjakan untuk goal setting masing- masing. Sedangkan yang tidak efektif, adanya karyawan kontrak e. Agar hubungan dengan karyawannya lancar. PR mengadakan pelatihan program MBO yang ada di PT. Toyota Tsusho Indonesia bagi karyawan baru, sehingga dalam dalam proses kedepan bisa beradaptasi dengan mudah dengan karyawan yang sudah lama.
68
Kriteria ketiga yang dianggap efektif adalah sumber pesan (source). a. Perihal yang di setujui adalah Trainer menguasai materi dan tidak membosankan sebagai nara sumber b. Perihal yang tidak setuju adalah atasan pun dapat dijadikan informasi yang update setelah narasumber c. Perihal ragu- ragu, di karenakan masih karyawan baru d. PR berpartisipasi dalam mengadakan forum tanya jawab agar informasi yang telah diberikan akurat dan update tentang program MBO bagi Trainer dan karyawan tetap dan kontrak. Kriteria keempat yang didapat oleh peneliti dari hasil pengukuran efektivitas ini adalah isi pesan (content). a. Perihal yang disetujui yakni isi program MBO disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami dalam penyampaian informasinya menggunakan pesan dengan kata- kata yang jelas dan yang mudah di mengerti oleh karyawan. b. Perihal yang tidak disetujui adalah masih karyawan baru untuk mengetahui isi program MBO tersebut c. Perihal yang ragu- ragu, di karenakan kurang mengetahui dan kurang merespon d. PR dalam berupaya agar pesannya bisa diterima dengan baik dengan menjembatani hubungan bawahan dan atasannya. Misal : pemberian intruksi tentang mengapa tugas perlu untuk dilaksanakan, penjelasan dari atasan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan, mengadakan pertemuan untuk mengungkapan masalah pekerjaan, Tujuannya kegiatan tersebut untuk membangun kerjasama, membuat dan menjadikan karyawan ikut memiliki dan bertanggung jawab bagi perusahaan. Kriteria kelima menurut hasil kuisoner dianggap paling kurang efektif dalam pengukuran penelitian efektifitas komunikasi program MBO ini adalah ketepatan waktu (timing).
Hasil pengukuran melalui kuisoner menunjukkan
sebagian besar setuju bahwa ketepatan waktu ini dilakukan 1 (satu) kali dalam setahun yakni April- Maret, dan dilakukan peninjauan kembali secara berkala yakni Juni dan Desember.
69
a. Perihal yang disetujui yakni periode peninjauan yang di lakukan June dan Desember di setujui bagi karyawan tetap. b. perihal yang ragu- ragu yakni karena ketidaktahuan karyawan kontrak untuk mengetahui program MBO ini. c. Langkah PR kekurangan informasi program MBO ini bagian kontrak, diperlukan tambahan forum tanya jawab yang resmi membicarakan program MBO agar semua pertanyaan dapat di jawab secara update, selain itu kegiatan peninjauan juga di lakukan lebih banyak lagi, tidak hanya pada periode June dan Desember, tapi dilakukan di bulan May, Juni, November, dan Desember. Dalam penelitian ini peneliti menjelaskan bahwa Public Relations bisa dipahami sebagai fungsi manajemen yang mengelola komunikasi dalam rangka menjembatani kepentingan organisasi untuk mencapai tujuan pengertian bersama (mutual understanding). PR di sini bertindak sebagai mediator yang berkomunikasi dengan karyawannya sehingga terjalin suatu hubungan baik dan membangun kepercayaan, guna mencapai tujuan yang efektifitasnya
telah
ditetapkan dengan benar. Misalnya : PR membuat forum khusus untuk dapat dipergunakan tanya jawab mengenai program MBO, mengadakan training bagi karyawan baru sebagai perkenalan kegiatan yang akan di laksanakan di PT. Toyota Tsusho Indonesia, mengadakan peninjauan yang dilakukan periode May, June, November dan Desember untuk upaya mencapai target. Hasil pengukuran melalui kuesioner memang menunjukkan sebagian besar setuju bahwa manajemen by objective ini telah sesuai targetnya, kebutuhan perusahaan. Selain itu, MBO dapat dijadikan pedoman bagi pegawai. Pengukuran kuesioner dalam penelitian ini menggunakan skala Likert dan telah didapat hasil dari kuesioner tersebut. Penelitian ini hanya menggunakan satu variabel untuk mengukur efektifitas komunikasi program management by
70
objective untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan PT. Toyota Tsusho Indonesia Untuk mengetahui penjumlahan hasil atau skor dari data kuisoner yang telah terkumpul. Peneliti menggunakan data dalam bentuk penyebaran kusioner. Data tersebut kemudian disebarkan kepada
Data yang disebarkan dalam
penyebaran kuisoner tersebut ada 109 responden, kemudian di lakukan rekapitulasi dalam bentuk tabel data dan mendapatkan total jumlah dari 13 pertanyaan adalah 5984.