BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian Berbicara soal nilai pendidikan tentu tidak lepas dari tujuan pendidikan karena di dalam tujuan pendidikan tersimpul nilai-nilai pendidikan. Berikut ini akan dibahas aspek-aspek nilai pendidikan yang terkandung dalam tujuan pendidikan. Aspek nilai pendidikan yang terkandung dalam cerpen koran Jambi Independent edisi JanuariJuni 2015 yaitu: Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak Mulia, Sehat, Berilmu, Cakap, kreatif, Mandiri, Demokratis dan Bertanggung Jawab. Berikut ini akan dipaparkan aspek-aspek nilai pendidikan dalam 25 cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015. Unsur-unsur tersebut dipaparkan pada uraian berikut: 4.1.1 Aspek Nilai Pendidikan Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan yang Maha Esa Dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015, aspek nilai pendidikan beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa terdapat pada cerpen “Pencuri Salib” dapat dijumpai pada kutipan (1), (2), (3), (4), (5) dan (6) (1) “Para jemaat menolak ketidakadilan ini. Ketika akhirnya gereja itu disegel, para jemaat tetap bertahan beribadah di halaman gereja”. ( PS : 12 )
(2)” Ketika Musa terusir Tuhan menjanjikan tanah terbaik. Dan Tuhan pasti akan memberikan tempat terbaik bagi gereja kita, ujar pendeta Joshe kepada jemaat”. ( PS: 14 )
35
36
(3) “Pendeta Joshe dan jemaat harus berpindah-pindah melaksanakan ibadah gereja, di ballroom hotel atau kompleks pertokoan yang bisa disewa”. ( PS : 16 )
(4) “Inikah tempat yang layak bagi rumah Tuhan? Pendeta Joshe yakin, Tuhan bersama orang-orang miskin dan pendosa, tapi ia tetap saja tak bisa mengerti kenapa walikota memilih tempat ini untuk gerejanya”. (PS : 20) (5) “Salib kayu jati setebal 30 cm, tinggi lebih 2 meter dengan replik tubuh Kristus yang tersalib. Banyak jemaat yang bersaksi krtika berdoa di bawah salib itu mereka melihat air mata menetes dari mata Kristus. Puluhan orang sakit yang diberkati di hadapan salib itu telah tersembuhkan”. (PS : 28) (6) “Saya yakin, sebagai Pendeta bapak percaya keajaiban. Tuhan adalah sumber mukjizat”. ( PS : 36 ) Selanjutnya , perwujudan aspek nilai pendidikan beriman dan bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam cerpen koran Jambi Independent edisi JanuariJuni 2015 terdapat dalam cerpen “Lan Fang” sebagaimana dalam kutipan (7), (8) dan (9) (7) “Sebelum menyalakan dupa dialtar keluarga dan berdoa di hadapan Dewi Guanyin, aku tidak akan bisa memejamkan mata”. ( LF : 2 ) (8) “Saat setan tersebut membobol pintu rumahku, patung Dewi Guanyin dari kayu jati bangkit dari altar keluarga. Patung itu memukul-mukul kepala Yin Ling yang menempel di leher Nian Show.membuat setan itu mengaduh kesakitan, marah dan balas menyerang ingin merebut diriku”. (LF : 3) (9) “Yin Ling telah terseret ke dalam palung. Sambil membisikkan doa-doa pada leluhur dan dewadewi, aku menyelam dan memburu Yin Ling” (LF: 14)
37
Selanjutnya, perwujudan aspek nilai pendidikan beriman dan bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam cerpen koran Jambi Independent edisi JanuariJuni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Sang Penyair, Pelukis, dan Mungkah” sebagaimana pada kutipan (10) (10) “Oh selamat jalan Pak Gde Mangku. Semoga arwahmu di terima Hyang Widhi. Kamu hanyalah korban politik, sebab kamu bukan komunis. Sajak-sajakmu tidak berbau komunis”. ( SPPM : 26 )
Selanjutnya, perwujudan aspek nilai pendidikan beriman dan bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam cerpen koran Jambi Independent edisi JanuariJuni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Hari Ini Qi Genap Berusia 21 Tahun” sebagaimana pada kutipan (11) (11) “Bukan untukmu Qi, sahut Simak. Tumpeng itu sebagai ungkapan rasa syukur Simak yang telah diberi kepercayaan oleh Gusti Allah untuk momong kamu, imbuhnya”. ( HIQG21T : 16) Selanjutnya, perwujudan aspek nilai pendidikan beriman dan bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam cerpen koran Jambi Independent edisi JanuariJuni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Sayap-Sayap Ibu” sebagaimana pada kutipan (12) (12) “Sepanjang perjalanan menuju Jeddah ibumu tak pernah berhenti berdoa. Baru sampai di ruang tunggu bandara Semarang saja ibumu sudah ndremimil berdoa” tutur Bapak”. (SSI: 7)
38
Selanjutnya, perwujudan aspek nilai pendidikan beriman dan bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam cerpen koran Jambi Independent edisi JanuariJuni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Biografi Pohon Sidrah” sebagaimana pada kutipan (13), (14) dan (15) (13) “Sebagaimana aku Lien dan teman-temanku merasa sangat spiritual. Ketakjuban, keterpukauan, dan rasa tersihir membuat orang-orang dari berbagai dusun mencawiskan doa-doa, memadahkan dzikir dan shalawat”. (BPS : 16) (14) “Kita serahkan semuanya kepada Allah,” tukas seseorang diantara mereka. ( BPS : 26)
(15) “Tuhan, bila ini kehendak-Mu, biarlah aku rela menerima segalanya”. (BPS : 28)
4.1.2 Aspek Nilai Pendidikan Berakhlak Mulia Perwujudan aspek nilai pendidikan berakhlak mulia dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Tahun Baru” sebagaimana pada kutipan (16) (16) “ Bukan saya. Istri saya mengejek ini bukan rumah Tarzan. Saya diam saja karena terlalu marah melihat pohon-pohon itu digergaji dengan kejam sekali. Saya minta maaf sekali lagi”. (TB: 37) Selanjutnya perwujudan aspek nilai pendidikan berakhlak mulia dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Nomimi di Bulan Mei” sebagaimana pada kutipan (17) (17) “Kapuk randu itu sebenarnya tumbuh begitu saja. Awalnya ia tidak suka dan berencana menebangnya sebelum besar. Tapi suatu hari seekor anak burung hinggap di sana. Anak burung yang bernyanyi sepanjang pagi. Ia tidak bisa mengambil rumah anak burung itu. Siapa tahu ia hidup sebatang kara dan burung terlalu kecil untuk mengenal kehilangan”. (NBM : 14)
39
Selanjutnya perwujudan aspek nilai pendidikan berakhlak mulia dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Profesor Yang Menuliskan Kematiannya” sebagaimana pada kutipan (18), (19), (21) dan (22). (18) “Seharusnya ia tidak menyalahkan Dokter Kum atas apa yang dikatakannya beberapa menit setelah ia bertanya banyakhal. Tapi kecemasan lelaki itu menyergap kakinya untuk segera pergi”. (PYMK : 3) (19)” Profesor Har terlambat mengetahui penyakit yang ada di dalam tubuhnya. Mulanya professor Har terjatuh saat di depan kelas dan mengajar mata kuliah perbandingan bahasa. Profesor Har dilarikan ke rumah sakit oleh mahasiswanya”. (PYMK : 6 ) (20) “Istrinya masuk dan melihat ia pulang lebih cepat, maka Profesor Har langsung menjelaskan bahwa ia kelelahan dan butuh istirahat. Sang istri dengan mimik muka sedih menuntunnya ke kamar dan menatapnya dengan dalam-dalam”. ( PYMK: 15) (21) “Aku tahu kita telah menjalani kehidupan ini berpuluh tahun. Bagaimana aku bisa melupakan sedikit saja perubahan apa yang tengah kau hadapi. Apa kau tidak menyemir rambutmu lagi hanya karena masalah ini? Aku bergegas agar kau tidak sendirian. Jika kau menghadapi ketakutan akan hal ini, aku akan lebih mencemaskanmu. Sekarang lihatlah apa yang aku bawa. Kau tidak tahu kalau aku sudah memikirkan semuanya”. ( PYMK : 16-18) (22) “Profesor Har menyentuh muka dengan telapak tangannya. Ia tidak bisa menyembunyikan kesedihan dan memandangi sang istri yang terus menyemangatinya. Ia lupa bahwa dalam empat puluh thunpernikahan mereka, sedikit saja sang istri tidak pernah meninggalkannya”. (PYMK: 29)
Selanjutnya perwujudan aspek nilai pendidikan berakhlak mulia dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Scraf Ungu” sebagaimana pada kutipan (23) (23) “Ini akan membantu menjagamu dari dingin yang berkepanjangan selama perjalanan. Kembalilah dengan kabar baik”. Aku melingkarkan scraf warna ungu di lehernya”. ( SU : 13 )
40
Selanjutnya perwujudan aspek nilai pendidikan berakhlak mulia dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Lan Fang” sebagaimana pada kutipan (24) (24) “Tawanya bertukar dengan minta tolong. Aku terkesiap. Sempat kulihan sekeliling untuk minta bantuan. Tak ada seorang pun terlihat. Para lelaki yang menonton Yin Ling mandi di atas tebing pun lenyap. Tanpa piker panjang aku menceburkan diri ke arus deras dan memburu Yin Ling yang terseret arus ke lubuk”. (LF: 14) Selanjutnya perwujudan aspek nilai pendidikan berakhlak mulia dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Gang Bunglon” sebagaimana pada kutipan (25) (25) “Disini memang agak sepi dan berantakan, tapi sewanya murah, itu yang penting. Ujar kawan saya bangga seolah-olah beroleh sewa kamar dengan harga murah akan menjadikannya seorang jutawan”. (GB: 2) Selanjutnya perwujudan aspek nilai pendidikan berakhlak mulia dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Keluarga Hadi” sebagaimana pada kutipan (26) (26) “Mengetahui tidak ada orang laki-laki dirumah itu, Wahyu dan sigit mendatangi rumah Hadi. Maksudnya hendak mmbantu penghuni rumah menyelamatkan barang-barang”. (KH: 23) Selanjutnya perwujudan aspek nilai pendidikan berakhlak mulia dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Sayap-Sayap Ibu” sebagaimana pada kutipa (27) (27) “Jangan takut , Ibu. Tiap orang yang hendak terbang ke Tanah Suci diberi sayap cahaya oleh Allah. Ibu bisa terbang dengan sayap cahaya itu ke Tanah Suci, tapi tetap harus naik pesawat, agar cepat sampai. Insya Allah tak akan jatuh”, bujuk adikku”. (SSI: 18)
41
Selanjutnya perwujudan aspek nilai pendidikan berakhlak mulia dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Telepon Keluarga” sebagaimana pada kutipan (28) (28) “Di rumah ini aku hanya seorang anak angkat. Tentang itu memang sama sekali tidak disembunyikan oleh siapa pun. Itulah yang kusukai dari keluarga ini. Keterbukaan (meski tak banyak orang siap dengan itu). Mereka tak menyembunyikan apapun dariku”. (TP : 2) Selanjutnya perwujudan aspek nilai pendidikan berakhlak mulia dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Sunat” sebagaimana pada kutipan (29) (29) “Kalau kau besok masih mincing ke kolong belakang sekolahmu itu, kusuruh mantra Rusdi sunat kau!” tukas ibuku dengan mata melotot saat aku pulang dengan seragam sekolah yang basah kuyup dan kotor. Mendengar ancaman ibu yang Nampak bersungguh-sungguh, nyaliku yang kala itu baru duduk di bangku kelas tiga SD seketika menciut.” (S: 2)
4.1.3 Aspek Nilai Pendidikan Sehat Perwujudan aspek nilai pendidikan sehat dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Profesor Yang Menuliskan Kematiannya” sebagaimana pada kutipan (30) (30) “Istrinya memiliki usaha dibidang perhiasan dan masih aktif di berbagai komunitas dan kegiatan. Anak tertuanya berada di luar negeri dan bekerja di perusahaan asingAnak bungsunya sudah menikah dan menjadi ibu sekaligus pemilik majalah remaja. Lelaki itu tentu sudah tua ia menamatkan sekolahnya bertahun-tahun lamanya, hingga kini ia dipercaya mengajar kesusasteraan hingga belasan tahun”. ( PYMK : 5 ) Selanjutnya perwujudan aspek nilai pendidikan sehat dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Jangan ke Istana Anakku” sebagaimana pada kutipan (31)
42
(31) “Anakku disekolahkan dan hidup dalam keluarga berada. Kulitnya putih bersih, suka pakai celana pendek. Dia cerdas dan lincah suka menulis kisah-kisah. Gaya hidupnya sangat berbeda dengan kami saat di desa. Kemana-mana dia membawa alat genggamnya, untuk berhubungan dan saling sapa kepada teman-temannya di jauh sana”. (JKIA: 16) Selanjutnya perwujudan aspek nilai pendidikan sehat dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Keluarga Hadi” sebagaimana pada kutipan (32) (32) “Salanjutnya Sucahyo menceritakan perubahan sikap Hadi yang semula ekstrovert, ketika wajahnya masih klimis tanpa jenggot dan tanpa kumis. Mudah bergaul, setiap malam liburan keluar rumah, ngobrol dengan tetangga. Sering bercanda dengan anak-anak tetangga. Tak pernah absen dalam pertemuan bulanan warga yang diadakan ketua RT”. ( KH : 20) Selanjutnya perwujudan aspek nilai pendidikan sehat dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “SayapSayap Ibu” sebagaimana pada kutipan (33) (33) “Ibu memang suka berjalan kaki, hampir setiap hari berjalan kaki kalau hendak pergi berbelanja ke pasar, yang jaraknya dari rumah kami di kampong dua kilometer lebih. Mungkin karena itu Ibu panjang umur dan jarang sakit. Hampir seumur hidupnya hanya penyakit mag saja yang dideritanya di usia tua, karena mulai malas makan”. (SSI: 12)
4.1.4 Aspek Nilai Pendidikan Berilmu Perwujudan aspek nilai pendidikan berilmu dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Tahun Baru” sebagaimana pada kutipan (34), (35), (36) (34) “Betul Prof. Tapi jangan terkejut, jelek-jelek saya juga termasuk orang gila meskipun baru menulis satu kumpulan puisi. Jadi termasuk seniman, Cuma belum senewen. Memang orang-orang kreatif yang memberi inspirasi bangsa agaknya harus gila! Ambisius, radikal, militant blakblakan, frontal, pokoknya aneh!” Profesor mngerenyitkan keningnya”. (TB : 10)
43
(35) “Oh terimakasih Prof. Tapi saya mendapat hikmahnya. Saya kini melihat peran kearifan local untuk semua fenomena paradoksial, ilmu pengetahuan tradisi dan pengetahuan modern. Cuma saya harus minta maaf”. (TB: 34) (36) “Dok pohon-pohon itu tidak ditebang pun mungkin saja roboh oleh putting beliung, mati tua atau dimakan rayap. Tapi kenangan itu masih di situ. Bahkan bertambah jelas ketika sudah tak ada”. (Paragraf : 40) Selanjutnya perwujudan aspek nilai pendidikan berilmu dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Nomimi di Bulan Mei” sebagaimana pada kutipan (37) (37) “Akhir-akhir ini sesuatu dalam kepalanya memang terlalu sering ribut. Cara meredamnya hanya dengan mengalihkan perhatian, mencari objek tertentu dan terus-menerus memikirkan objek itu”. (NBM: 22) Selanjutnya, perwujudan aspek nilai pendidikan berilmu dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Profesor yang menuliskan kematiannya” sebagaimana pada kutipan (38) (38) “ Begini saja. Dokter Kum tentu seorang Dokter yang hebat yang puluhan tahun juga mengurus orang-orang sepertimu. Kita bisa memintanya membuat hal-hal menakjubkan untuk kau lakukan. Bukankah ini seperti hal yang mendebarkan jika bisa membuatmu merasa lebih baik”. (PYMK: 28) Selanjutnya, perwujudan aspek nilai pendidikan berilmu dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Pencuri Salib” sebagaimana pada kutipan (39), (40) (39) “Di situlah sebelumnya salib berada”. Si polisi tersenyum, karena mendapati tak ada bekas paku yang dicopot paksa. Bahkan tak ada tandatanda apa pun yang dapat membuktikan bahwa di tembok itu sebelumnya pernah terpasang salib” (PS: 23) . (40) “Saya ingat apa yang diucapkan Paus Fransiskus: Ketika kita berjalan tanpa salib. Ketika kita membangun gereja tanpa salib dan ketika kita
44
percaya Kristus tanpa salib, kita bukanlah murid-murid Tuhan. Ketika kita hanya menyimpan salib untuk diri kita sendiri, kita tidak mencintai Tuhan. Barangkali salib itu tidak hilang, Pak Pendeta. Salib itu memilih berjalan keluar gereja. Karena di luar sana, salib itu lebih dibutuhkan” (PS:30) Selanjutnya perwujudan aspek nilai pendidikan berilmu dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Lan Fang” sebagaimana pada kutipan (41) dan (42) (41) “Yin Ling masih juga belum sadar. Membuatku cemas. Meski keraguan menjamur dalam sanubari, aku mencoba melantunkan tembang doa dan penyembuhan tabib Buddha yang pernah kudengar di klenteng”. ( LF: 13) (42) “Seumur hidup baru kali ini aku menggenggam uang sendiri. Jumlahnya pun ajaib, bisa membeli 5 helai ceongsam sutra. Namun aku tidak ingin membelanjakan uang dari perempuan yang selalu muncul dalam mimpi burukku. Karena itu aku memutuskan untuk memberikan uang itu kepada Ayah agar Ayah bisa membayar hutangnya pada paman Li hingga lunas”. ( LF : 30 ) Selanjutnya perwujudan aspek nilai pendidikan berilmu dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Serat Bolonggrowong dan Buku-Buku Lain yang Dibakar oleh Polisi Agama” sebagaimana pada kutipan (43) (43) “Kukira satu-satunya cara mengetahui motif pembakaran, kita harus menemukan manusia sableng yang mungkin saja bukan seorang polisi itu. Namun, sebelum itu, sebaiknya kenalilah buku-buku yang dibakar terlebih dulu. Aku yakin dengan mengetahui buku-bukuku, kau akan segera paham, manusia macam apa yang sedang menerorku”. (SBDBBLDPA:24)
45
4.1.5 Aspek Nilai Pendidikan Cakap Perwujudan aspek nilai pendidikan cakap dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Nomimi di Bulan Mei” sebagaimana pada kutipan (44) (44) “Ia berpikir, dari dulu ia memang senang memperbaiki baju, rok, celana atau mempermak apa saja dengan jahit tangan yang ia perlukan hanya gunting, jarum, dan benang berbagai jenis warna. Ia memiliki semua itu, disimpan dalam kotak pelastik bening”. ( NBM : 2 ) Selanjutnya perwujudan aspek nilai pendidikan cakap dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Scraf Ungu” sebagaimana pada kutipan (45) dan (46) (45) “Ia perempuan yang baik dan terampil. Maria masih keturunan Dolf Teuscher sehingga ia begitu pandai meramu cokelat Sama seperti kakeknya. Truffle sampanye adalah menu andalannya. Cokelat yang dibuatnya dari campuran krim segar, mentega, cokelat dari sampanye krim, dan satu rahasia lagi, tangannya yang terampil. Itulah rahasia utama dari cokelat di toko kami yang memikat banyak orang”. (SU: 1) (46) “Kami bersama mewujudkan keinginan itu hingga akhirnya ketekunan mebatkannya pada sebuah toko cokelat lukis. Kami membangun semuanya tanpa jeda dan penuh bahagia. Di toko itu kami hanya menjual cokelat luki”. (SU:23) Perwujudan aspek nilai pendidikan cakap dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Nomimi di Bulan Mei” sebagaimana pada kutipan (47) (47) “Hari itu aku mengamen di halaman klenteng dengan menggunakan kecapi. Hingga suaraku parau Yin Ling masih berdiri menatapku”. (LF: 17 )
46
Perwujudan aspek nilai pendidikan cakap dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Hari Ini Qi Genap Berusia 21 Tahun” sebagaimana pada kutipan (48) (48) “Mbak Ning membuka rumah makan Taiwan di Tunjungan Plaza. Restoran yang berkembang pesat. Siapa nyana remaja jebolan SMP dari Merakurak ini bisa berubah menjadi wanita yang piawai mengelola usaha kuliner. Dari hasil restoran ini lah, Mbak Ning membiayai hidup kami bertiga”. (HIQGB21T: 10) Perwujudan aspek nilai pendidikan cakap dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Kota-Kota Kecil Yang Kulewati dan Nama-Nama Yang Bangkit” sebagaimana pada kutipan (49) (49) “Di ruangan sebelah, seorang bocah terlelap, dan itu saat yang baik buatnya untuk menggarap apa yang berkelebat di kepala, ke dalam tulisan yang saban minggu ia kirim ke koran-koran. Ia menulis sambil mengasuh anaknya yang terkecil, sedari istrinya yang seorang guru pergi mengajar dan anak-anaknya yang lain berangkat kesekolah”. (KKKYKNYB : 5)
4.1.6 Aspek Nilai Pendidikan Kreatif Perwujudan aspek nilai pendidikan kreatif dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Tahun Baru” sebagaimana pada kutipan (50) (50) “Dalam masa jabatannya itu ia berhasil menyulap tanah lebih di belakang rumah jadi kebun yang unik. Perpaduan antara hutan dan taman. Sedang dalam rumah, seabrek barang seni yang jadi koleksinya berasal dari seliruh Nusantara”. (TB :31)
47
Selanjutnya perwujudan aspek nilai pendidikan kreatif dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Nomimi di Bulan Mei” sebagaimana pada kutipan (51) dan (52) (51) “Ia mulai tidak menyukai tumpukan jumbai dibagian dada dan ingin menggantinya dengan aksesoris lain yang lebih sederhana. Mungkin sebuah pita warna serupa. Ia memiliki pita itu, tinggal membentuknya agar lebih manis. Gaun dengan pita merah menyala”. (NBM: 4) (52)” pohon kapuk randu semakin tinggi ketika suatu hai anak burung tak lagi kembali kedahannya. Ia pun segera berpikir tentang waktu yang tepat menebang pohon kapuk randu itu. Ia sudah memanggil tukang tebang kayu. Saat pisau pemotong menyambar batangnya ia berujar, “Hentikan”. Beberapa hari kemudian ia memutuskan untuk membuat kursi taman di bawah pohon kapuk randu itu”. ( NBM 15) Selanjutnya perwujudan aspek nilai pendidikan kreatif dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Sang Penyair, Pelukis dan Mungkah” sebagaimana pada kutipan (53) (53) “Beliau memujiku atas kegiatan ini, dan juga membaca cerpen ku yang berjudul Gadis yang di muat di kuran berita Minggu yang dcetak sebanya 160.000 eksemplar”. ( SPPM : 11 ) Selanjutnya perwujudan aspek nilai pendidikan kreatif dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Hari Ini Qi Genap Brusia 21 Tahun” sebagaimana pada kutipan (54) (54) “Mbak Ning sudah bosan menanam cabe di lading orang. Dengan hasil yang tidak pernah cukup untuk hidup layak. Mbak Ning berkeyakinan bahwa masa depannya berada di kota besar seperti di Surabaya. Nasib membawanya ke Kertalindo, pabrik kertas milik pengusaha Taiwan yang baru saja di bangun di pinggiran kota Surabaya”. (HIQGB21T : 2)
48
4.1.7 Asek Nilai Pendidikan Mandiri
Perwujudan aspek nilai pendidikan mandiri dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Profesor Yang Menuliskan Kematiannya” sebagaimana pada kutipan (55) dan (56) (55) “Lelaki itu berwajah tua, dengan rambut hitam pekat, ia rajin menyemir rambut ubannya ketika matahari belum muncul dan ketika suara pengantar koran melengking diluar pagar. Lelaki itu tentu saja memiliki keluarga”. (PYMK, : 3) (56) “Mereka bersusah payah mendapatkan impian mereka. Aku tidak ingin merepotkan siapa-siapa termasuk dirimu. Aku ingin tidur agar aku bisa mengajar besok pagi”. ( PYMK: 21 ) Selanjutnya perwujudan aspek nilai pendidikan mandiri dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Hari Ini Qi Genap Berusia 21 Tahun” sebagaimana pada kutipan (57) (57) “Kita tidak membutuhkan trust fund ini, Mbak Ning. Selama 18 tahun kita membuktikan kalau kita bisa hidup tanpa bantuan orang lain”. (HIQG21T: 27 ) Selanjutnya perwujudan aspek nilai pendidikan mandiri dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Keluarga Hadi” sebagaimana pada kutipan (58) (58) “Apa ibu tidak memerlukan bantuan?” “ Tidak. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih”, potong Nurhayati yang berdiri di pinggir pagar lantai atas rumahnya, “Saya masih bisa.” ( KH : 26)
49
4.1.8 Aspek Nilai Pendidikan Demokratis Perwujudan aspek nilai pendidikan demokratis dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Pencuri Salib” sebagaimana pada kutipan (59) (59) “Saya seorang Katolik. Saya mengerti perasaan Bapak. Saya percaya laporan Bapak. Nanti kami akan selidiki lebih lanjut”. (PS:34) Selanjutnya perwujudan aspek nilai pendidikan mandiri dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Kota-Kota Kecil Yang Kulewati dan Nama-Nama Yang Bangkit” sebagaimana pada kutipan (60) (60) “Maka terjadilah tembak menembak antara perwira di mobil melawan seorang tak kenalmenyerah di atas dokar yang terbuka. Lalu, kuda dokar rebah terjungkal! Ringkik panjangnya terasa bergema di telingaku hingga sekarang. Menyusul laki-laki tambun jatuh berdentum. Sambil memegang dadanya yang sebelah kiri, ia regang kata penghabisan, “Aku Musso, lebih baik mati daripada menyerah. Tapi aku tetap merah putih!.” (KKYKNYB: 12)
4.1.9 Aspek Nilai Pendidikan Bertanggung Jawab Perwujudan aspek nilai pendidikan mandiri dalam cerpen koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 dapat dijumpai dalam cerpen “Hari Ini Qi Genap Berusia 21 Tahun” sebagaimana pada kutipan (61) (61) “Mbak Ning benar uang tidak pernah menjadi masalah bagi kami. Sejak ditinggal ayahku mbak Ning membuka rumah makan Taiwan di Tanjungan Plaza. Restoran yang berkembang pesat. Siapa Nyana remaja jebolan SMP dari Marakuak ini bisa berubah menjadi wanita yang piawai mengelola usaha kuliner. Dari hasil restoran inilah Mbak Ning membiayai hidupkami bertoga. Kami memang tidak hidup berkelebihan tapi kami jauh dari kekurangan”.
50
4.2 Pembahasan 4.2.1 Aspek Nilai Pendidikan Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa Pada kutipan (1) para jemaat merasa kesal dan menolak ketidak adilan yang menimpanya. Gereja yang biasanya menjadi tempat beribadah disegel oleh orangorang suruhan walikota. Surat perintah walikota itu seperti perintah yang tak bisa diabaikan. Meski berkali-kali mendapat serangan dari orang sekitar, para jemaat tetap beribadah di halaman gereja. Sikap yang tercermin dari para jemaat menggambarkan aspek nilai pendidikan beriman karena bukannya mengikuti amarahnya dan membalas penyerangan warga sekitar tetapi para jemaat memilih untuk tetap beribadah meskipun di halaman gereja. Selanjutnya pada kutipan (2) Pendeta Jhose meyakinkan para jemaat bahwa Tuhan pasti akan memberikan tempat yang lebih baik bagi gerejanya. Meski Pak walikota telah menjanjikan pembangunan gereja baru bagi mereka namun pembangunan itu seakan susah untuk terwujud. Pendeta Jhose tetap yakin bahwa Tuhan mempunyai keadilan bagi dia dan para jemaatnya. Sikap pendeta Jhose mencerminkan kaimanan umat terhadap Tuhannya bahwa keadilan Tuhan itu ada. Selanjutnya pada kutipan (3) Pendeta Jhose bersama jemaatnya tetap berusaha mlaksanakan ibadah meskipun berpindah-pindah tempat. Tempat ibadahnya pun kadang tak layak disebut sebagai tempat ibadah seperti di ballroom hotel atau kompleks pertokoan. Namun semua itu tak menjadi masalah bagi Pendeta Jhose dan para jemaatnya. Hal ini menunjukkan bahwa keimanan Pendeta Jhose dan para jemaatnya dalam melaksanakan perintah Tuhan.
51
Selanjutnya pada kutipan (4) kekesalan pendeta Jhose terhadap walikota yang berbaik hati memberikan tempat untuk beribadah, namun tempat tersebut tak ayak dikatakan sebagai rumah Tuhan. Pak walikota mempersilahkan mereka beribadah di gudang bekas tempat pengalengan ikan di antara kontainer-kontainer, jika hujan gudang itu tergenang air. Namun pendeta Jhose tetap yakin bahwa Tuhan berasama nya. Hal tersebut menunjukkan keimanan pendeta Jhose yang percaya bahwa Tuhan bersamanya. Selanjutnya pada kutipan (5) kepercayaan jemaat bahwa Tuhan itu ada, hal itu dirasakan para jemaat saat berdoa dibawah salib mereka melihat air mata Kristus menetes. Tuhan menunjukkan kebesarannya, puluhan orang sakit yang diberkati di hadapan kristus tersembuhkan. Hal tersebut menunjukkan keimanan para jemaat dan kepercayaan terhadap Tuhan dan kebesarannya. Selanjutnya pada kutipan (6) Polisi yang percaya akan keajaiban Tuhan yang akan membantu pendeta Jhose dan para jemaatnya. Polisi tersebut yang menganggap enteng kasus hilangnya salib pada gereja pendeta Jhose meyakinkan pendeta Jhose bahwa Tuhan itu sumber mukjizat. Sikap polisi mencerminkan keimanan karena i percaya akan Tuhan dan Mukjizatnya. Selanjutnya kutipan (7) Lan fang yang taat akan agama tercermin dari sikapnya yang selalu menyalakan dupa dan berdoa kepada Tuhan. Sebelum melakukan hal itu iya tidak bisa memejamkan mata. Sikap Lan fang menggambarkan keimanan yang kuat dari seseorang bahkan berdoa sudah menjadi kebutuhannya. Selanjutnya kutipan (8) Lan fang mengalami mimpi buruk dalam tidurnya, ia bermimpi bahwa Yin ling berubah wujud menjadi setan yang menyeramkan, namun
52
patung Dewi Guanyin bangkit dan memukul setan tersebut dan membuat setan tersebut kesakitan dan ingin menyerang Lan fang. Hal ini mencerminkan kepercayaan Lan fang akan Tuhan yang menolong hambanya meskipun dalam mimpi. Selanjutnya kutipan (9) Lan fang melihat Yin ling yang hanyut terbawa arus sungai setelah menawarkan pekerjaan haram untu Lan fang. Namun Lan fang berusaha menolong Yin ling sambil memanjatkan doa-doa pada leluhur dan dewidewi. Sikap Lan fang mencerminkan keimanan Lan fang yang selalu memanjatkan doa-doa dalam kondisi apapun. Selanjutnya kutipan (10) tokoh aku yang berdoa untuk Pak Gde mangku yang telah menghadap sang mencipta. Ia berdoa agar arwahnya diterima oleh Hyang Widhi. Hal ini menunjukkan bahwa tokoh aku memiliki keimanan. Selanjutnya kutipan (11) ketulusan simak yang merawat Qi dan selalu menyiapkan tumpeng sebagai rasa syukur atas kepercayaan Gusti Allah yang untuk memomong Qi. Hal ini mencerminkan keimanan simak terhadap Gusti Allah. Selanjutnya kutipan (12) Kekuatan Ibu melawan rasa takutnya untuk naik pesawat dalam perjalanan menuju Jeddah, Ia tak henti membaca doa-doa. Hal ini mencerminkan keimanan dan keyakinan ibu terhadap kekuatan doa dan perlindungan Gusti Allah. Selanjutnya kutipan (13) Musa, Lien dan warga dari berbagai dusun mendatangi desa pelarangan tempat pohon sidrah berada. Betapa takjubnya mereka akan keindahan pohon sidrah tersebut dan merasa tersihir dan merasa spiritual hingga mereka melantunkan doa-doa, dzikir dan shalawat. Sika Musa, Lien dan warga dari
53
berbagai dususn mencerminkan nilai keimanan karena mereka masih berdoa dan mengingat Allah dalam keadaan katakjuban. Selanjutnya kutipan (14) dan (15) Lien yang pasrah terhadap apa yang terjadi terhadap pohon sidrah itu, dan menyerahkannya kepada Allah. Hal ini mencerminkan keimanan Lien terhadap Allah dan meyakini bahwa Allah punya rencana yang baik. Setiap ajaran agama memiliki cara sendiri untuk berdoa dan mengingat Tuhannya dan memiliki perintah Tuhannya masing-masing yang wajib dilaksanakan ataupun ditinggalkan. Sesuai dengan Kajian teori, nilai beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa ditandai dengan sikap Menjunjung tinggi kejujuran,kebenaran dan keadilan, melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Dalam cerpen terbitan koran Jambi Independent terdapat enam cerpen yang mengandung aspek nilai pendidikan beriman dan bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa. 4.2.2 Aspek Nilai Pendidikan Berakhlak Mulia `Kutipan (16) aspek nilai pendidikan berakhlak mulia. Hal ini ditandai dengan sikap tokoh yang berani mengakui kesalahan dan meminta maaf. Hal itu tergambar pada tokoh Doktor yang mengakui kesalahannya karena tidak menjaga warisan Profesor dengan baik, karena warisan itu kini tinggal kenangan, setelah mengakui Doktor pun tak lupa meminta maaf kepada Profesor Selanjutnya pada kutipan(17) tokoh yang memiliki rasa kasih sayang terhadap sesama makhluk hidup. Hal itu tergambar pada tokoh aku yang mengurungkan niat untuk menebang pohon randu yang kian membesar. Ia berfikir setelah melihat anak burung yang hinggap dipohon dan memiliki rumah disana.
54
Pada kutipan (18) tokoh yang memiliki rasa kasih sayang dan tidak menyakiti hati orang lain. Hal itu tergambar pada sikap istri yang menyayangi Profesor dan tidak pernah sedikitpun meninggalkan Profesor dan tokoh professor yang tidak menyalahkan Dr.Kum atas jawaban dari pertanyaannya yang memfonis bahwa umurnya tidak panjang lagi. Pada kutipan (19) Mahasiswa yang menolong profesor yang terjatuh didepan kelas karena penyakitnya yang kin parah. Aspek nilai pendidikan berakhlak mulia mencerminkan rasa kasih sayang. Hal itu tergambar pada tokoh aku yang memakaikan scraf berwarna ungu keleher Rin sebelum ia pulang kerumahnya, karena sedang musim salju dan Rin memiliki daya tahan tubuh yang lemah. Pada kutipan (20) tokoh yang memiliki keberanian melawan rasa takut untuk menolong Yin Ling yang hanyut terbawa air.Lan Fang tetap menolong Yin Ling meskipun Yin Ling sbelumnya mengolok-olok nya hingga puas. Dalam cerpen Gang Bunglon nilai pendidikan berakhlak mulia. Hal ini diPada kutipan (21) sikap tokoh yang memiliki sikap hemat. Hal itu tergambar pada tokoh kawan saya yang lebih memilih tinggal di kontrakan yang bersewa murah dari pada kontrakan bersewa mahal, hal itu mencerminkan sikap hemat. Pada kutipan (22) tokoh yang memiliki sikap kasih sayang dan berani. Hal itu terrgambar pada oleh tokoh Wahyu dan Sigit yang berani mendatangi rumah Hadi yang telah berubah sikapnya. Mereka bermaksud membantu menyelamatkan barangbarang yang ada dirumah Hadi dari banjir, mengingat tidak ada laki-laki dirumah itu.
55
Pada kutipan (23) tokoh yang memiliki rasa kasih sayang terhadap orang tua. Hal tu tergambar padah tokoh adik yang dengan lembut menenangkan ibu atas kecemasannya naik pesawat sebelum pergi ke Tanah Suci. Pada kutipan (24) tokoh yang memiliki kejujuran dan kasih sayang. Hal ini ditandai dengan keterbukaan nenek Ce dan keluarganya bahwa tokoh aku adalah anak angkat dikelurga itu, namun nenek Ce dan keluarga tetap menerima dan menyayanginya. Pada kutipan (25) tokoh yang memiliki rasa kasih sayang. Hal itu tergambar pada tokoh ibu yang mengkhwatirkan anknya ketika pulang sekolah dengan baju kotor dan basah kuyup. Ibu melarang anak nya agar tidak bermain di kolam belakang sekolah lagi dengan cara mengancam si anak akan segera disunat. Sesuai dengan kajian teori, akhlak mulia sama dengan sifat terpuji. Adapun sifat-sifat terpuji yaitu: sabar, benar, amanah, adil, kasih sayang, hemat, berani, kuat, malu, memelihara kesucian diri, serta menepati janji. Dalam cerpen terbitan koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 terdapat sepuluh cerpen yang mengandung nilai pendidikan berakhlak mulia. Hal itu terlihat pada tujuh cerpen yang mengandung nilai kasih sayang baik kasih sayang sesama manusia maupun kasih sayang sesama makhluk hidup, satu cerpen mengandung nilai hemat dalam kehidupan, satu cerpen mengandung nilai benar, maksudnya benar adalah tidak berbohong.
56
4.2.3 Aspek Nilai Pendidikan Sehat Pada kutipan (26) sehat ekonomi. Hal itu tergambar dari keluarga Profesor yang sukses, ia memiliki usaha dan bekerja sebagai dosen sastra, istrinya memiliki usaha dan aktif dalam organisasi. Anaknya tinggal di Inggris dan memiliki percetakan majalah remaja disana. Pada kutipan (27) sehat sosial. Hal ini ditandai dengan sikap Hadi yang ramah dan pandai bergaul, suka bermain kerumah tetangga, bercanda dengan ank-anak disekitarnya dan tidak pernah apsen dalam kumpulan RT. Pada kutipan (28) sehat fisik dan sehat sosial. Hal itu tergambar pada tokoh dewi yang berkulit putih lincah dan ceria. Ia tak lupa membawa alat genggam untuk menyapa dan berhubungan dengan teman-temannya. Sesuai dengan kajian teori, sehat terdapat tiga kriteria yaitu sehat fisik, sehat sosial dan sehat eonomi. Dalam cerpen terbitan koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 terdapat tiga cerpen yang mengandung nilai pendidikan sehat. Hal itu tercermin pada dua cerpen yang mengandung sehat sosial dan sehat ekonomi dan satu cerpen yang mengandung sehat fisik.
4.2.4 Aspek Nilai Pendidikan Berilmu Pada kutipan (29) menggambarkan kebijaksanaan Profesor dalam menyikapi masalahnya. Ia menerima warisannya telah tiada.Ia tidak menyalahkan Doktor atas apa yang dilakukan istrinya.
57
Pada kutipan (30) tokoh yang menyikapi masalahnya dengan bijaksana. Hal itu tergambar pada tokoh aku yang sering dihinggapi dengan pikiran-pikiran aneh, namun ia menyikapinya dengan cara mengalihkan pada objek-objek tertentu. Pada kutipan (31) tokoh yang menggunakan keahliannya untuk kebaikan dan sukses dalam hidupnya. Hal itu ditandai dengan keahlian Dokter Kum yang selama puluhan tahun menjadi Dokter ahli penyakit ataxia. Pada kutipan (32) tokoh yang menyikapi masalahnya secara bijaksana. Hal itu tergambar oleh tokoh polisi yang dengan sabar menghadapi Pendeta Joshed yang telah kehilangan salibnya. Namun hasil analisa polisi terhadap lokasi kejadian polisi menemukan tidak ada tanda-tanda pencurian di lokasi itu namun polisi tetap menyikapi masalah itu. Pada kutipan (33) tokoh yang menggunakan dayaa akal pikirannya untuk menolong seseorang. Hal itu tergambar dari tokoh Lan Fang yang dengan sigap menolong Yin Ling meskipun ia dalam kondisi lemah. Ia menggunakan ilmu yng ia ketahui untuk menyembuhkan seseorang dari klenteng Budha. Pada kutipan (34) tokoh yang menyikapi masalahnya dengan bijaksana. Hal ini tergambar pada tokoh aku yang ingin mengetahui siapa yang menerornya namun ia menyikapinya dengan bijak, ia harus mengetahui apa motif buku-buku itu di bakar, dan buku-buku apa saja. Sesuai dengan kajian teori, nilai pendidikan berilmu memiliki kriteria sebagai berikut : (1) mampu mengambil hikmah dari suatu peristiwa, (2) mampu mensikapi setiap masalah secara profesinal, dan (3) mampu menikmati harta yang didapatkannya dengan cara yang benar. Dalam cerpen terbitan koran Jambi
58
Independent edisi Januari-Juni 2015 terdapat enam cerpen yang memiliki nilai pendidikan berilmu. Hal ini dibuktikan dengan empat cerpen yang mengandung sikap mampu mensikapi masalah secara professional dan dua cerpen yang mengandung sikap mampu mengambil hikmah dari suatu peristiwa.
4.2.5 Aspek Nilai Pendidikan Cakap Pada kutipan (35) tokoh yang terampil. Hal itu tergambar pada sikap tokoh yang terampil menjahit tangan, menjahit baju, rok dan permak dengan cara menjahit tangan hal itu telah ia lakukan dari dulu. Pada kutipan (36) tokoh yang mahir dan menghasilkan karya-karya yang unggul. Hal itu tergambar pada tokoh Rin yang mahir membuat cokelat, kemampuan itu ia pelajari dari kakek ny kemudian ia membangun toko cokelat yang ia impikan. Toko cokelatnya tidka pernah sepi pengunjung, ini menggambarkan bahwa ia menghasilkan karya yang unggul. Pada kutipan (37) tokoh yang memiliki motivasi dan etos kerja yang tinggi. Hal itu tergambar dati tokoh Lan Fang yang sadar akan kesusahan keluarganya, ia menjadi pengamen di depan kelenteng menggunakan kecapi hingga suaranya parau. Pada kutipan (38) tokoh yang memiliki motivasi dan etos kerja untuk menhasilkan produk yang unggul dan bersaing. Hal ini tergambar pada tokoh Mbak Ning yang mempelajari masakan Taiwan dan membangun restoran Taiwan di Tunjangan Plaza. Restorannya tak sepi pengunjung hingga ia mampu mengidupi anak dan ibunya hingga berkecukupan.
59
Pada kutipan (39) tokoh yang memiliki etos kerja. Hal itu tergambar pada tokoh aku yang membuat tulisan-tulisan yang terbit setiap minggu. Di sela-sela kesibukannya ia masih mengurusi anak-anaknya. Sesuai dengan kajian teori, orang disebut cakap jika orang itu memiliki keterampilan, memiliki motivasi dan etos kerja yang tinggi serta pandai menggunakan daya-daya akal dan pikirannya dengan baiksehingga pekerjaan yang harus dilakukan dengan menggunakan daya-daya akal dan pikiran dapat berlangsung dengan cepat dan lancar. Dalam cerpen terbitan koran Jambi Independent edisi Januari-juni 2015 terdapat lima cerpen yang mengandung nilai pendidikan cakap. Hal ini dibuktikan dengan tiga cerpen yang menunjukkan sikap memiliki motivasi dan etos kerja yang tinggi dan dua cerpen yang memiliki sikap menggunakan daya aka pikirannya serta memiliki keterampilan.
4.2.6 Aspek Nilai Pendidikan Kreatif Pada kutipan (40) tokoh yang menemukan cara untuk memecahkan masalah. Hal ini tergambar pada sikap tokoh yang membuat halaman belakang rumah menjadi taman-taman yang indah. Pada kutipan (41) Hal ini ditandai dengan sikap tokoh yang menggunakan daya akal pikirnya untuk memecahkan masalah. Hal ini tergambar pada tokoh aku yang bisa mengatasi hal yang tidak disukai menjadi hal yang indah dan manis. Pada kutipan (42)tokoh yang memiliki kompetisi yang cepat. Hal itu tergambar pada tokoh aku yang mampu menciptakan karya yang terbit setiap minggunya dan telah dicetak sebangak 160.000 eksemplar.
60
Pada kutipan (43) tokoh yang menemukan cara yang lebih baik dalam memecahkan masalah. Hal ini tergambar pada tokoh Mbak Ning yang bosan hanya menjadi petani cabe yang hidup serba kekurangan, lalu ia memutuskan untuk ke Surabaya sebagai buruh pabrik. Sesuai dengan kajian teori, nilai pendidikan kreatif ditandai dengan orang yang kreatif adalah: (1) dapat mengembangkan potensi di luar intelegensi, (2) pertumbuhan kompetensi yang cepat, (3) menemukan cara yang lebih baik untuk memecahkan masalah, (4) dapat meningkatkan pengetahuan, dan (5) meningkatkan proses belajar.Dalam cerpen terbitan koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 terdapat empat cerpen yang mengandung nilaik pendidikan kreatif. Hal ini dibuktikan dengan tiga cerpen menunjukkan sikap menemukan cara yang lebih baik untuk
memecahkan
masalah
dan
satu
cerpeb
menunjukkan
sikap
dapat
mengembangkan potensi.
4.2.7 Aspek Nilai pendidikan Mandiri Pada kutipan (44) tokoh yang melakukan kebutuhannya sendiri. Hal ini tergambar pada tokoh Profesor yang menyemir rambut nya yang telah memutih tanpa meminta bantuan istrinya. Hal ini telah dilakukan nya setiap rambutnya semakin memutih. Pada kutipan (45) tokoh yang tidak bergantung pada orang lain. Hal itu tergambar pada tokoh Qi dan ibunya yang tidak mau menerima bantuan dari ayahnya, karena selama ditinggal ayahnya ia mampu hidup berkecukupan bersama ibunya.
61
Pada kutipan (46) tokoh yang tidak menerima bantuan orang lain. Hal itu tergambar pada sikap Nurhayati yang tidak menerima bantuan dari orang lain, ia memilih untuk melakukan sendiri. Sesuai dengan Kajian teori, kemandirian ditunjukkan dengan sikap percaya diri, mampu menyelesaikan masalah sendiri dan mampu mengambil keputusan. Dalam cerpen terbitan koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 terdapat tiga cerpen yang mengandung nilai pendidikan mandiri. Hal ini dibuktikan dengan tiga cerpen yang menggambarkan sikap mampu menyelesaikan masalah sendiri.
4.2.8 Aspek Nilai Pendidikan Demokratis Pada kutipan (47) tokoh yang memiliki rasa hormat terhadap harkat sesama manusia. Hal itu tergambar pada sikap polisi yang menghargai laporan pendeta Jhosed meskipun aporannya tidak masuk akal. Pada kutipan (48) tokoh yang rela berbakti demi kesejahteraan bersama. Hal itu tergambar pada sikap Musso yang rela mati demi membela merah putih. Sesuai dengan kajian teori, nilai pendidikan demokratis memiliki sikap sebaai berikut tiga hal yaitu: (1) rasa hormat terhadap harkat sesama manusia, (2) sikap manusia memiliki perubahan ke arah pikiran yang sehat, dan (3) rela berbakti untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama. Dalam cerpen terbitan koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 terdapat dua cerpen yang mengandung nilai pendidikan mandiri. Hal ini dibuktikan dengan satu cerpen menggambarkan sikap rasa hormat terhadap harkat sesama manusia dan satu cerpen menunjukkan sikap rela berbakti untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama.
62
4.2.9 Aspek Nilai Pendidikan Bertanggung Jawab Pada kutipan (61) Mbak Ning yang berusaha mencukupi kehidupan ibu dan anaknya setelah ditinggal oleh suaminya, ia membuka restoran di Tanjung Plaza. Meskipun hanya lulusan SMP ia tak menyerah dan terus berusaha mencukupi kebutuhannya dan keluarganya. Hal ini mencerminkan nilai bertanggung jawab terhadap keluarga hal ini tampak dari sikap mbak Ning yang bekerja keras. Sesuai dengan kajian teori aspek nilai pendidikan bertanggung jawab memiliki ciri bertanggung jawab terhadap keluarga, bangsa dan negara. Dalam cerpen koran Jambi Independent ada mencerminkan sikap tanggung jawab antar tokoh yaitu dalam cerpen Hari Ini Qi Genap Berusia 21 Tahun.
63
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa aspekaspek nilai pendidikan dalam koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu: (1) Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa diwujudkan dengan beribadah, berdoa, kepercayaan terhadap Tuhan, melaksanakan perintah Tuhan, dan bersyukur. (2) Berakhlak Mulia diwujudkan dengan berani mengakui kesalahan, Kasih sayang sesame makhluk hidup, tidak menyakiti hati orang lain, kebaikan, kasih sayang dalam keluarga, kejujuran dan hemat. (3) Sehat diwujudkan dengan sehat jasmani, sehat sosial dan sehat ekonomi (4) Berilmu diwujudkan dengan memiliki sikap bijaksana, terampil dan mampu menyikapi masalah secara professional. (5) Cakap diwujudkan dengan memiliki motivasi dan menggunakan daya akal dan pikiran dalam menyikapi sesuatu. (6) Kreatif diwujudkan dengan menemukan cara lebih baik untuk memecahkan masalah.dan mampu menghasilkan produk yang dapat bersaing (7) Mandiri terwujud dengan berusaha bekerja sendiri tanpa bantuan orang lain. (8) Demokratis diwujudkan dengan mengutamakan persamaan hak dan berbakti demi kesejahteraan bersama. dan (9) Bertanggung Jawab diwujudkan dengan bertanggung jawab terhadap keluarganya. Hal ini menandakan bahwa pengarang cerpen mengedukasi agar pembaca cerdas dan mampu mengambil nilai-nilai dari kejadian yang dialami tokoh dalam cerpen.
64
5.2 Saran Sebagai tahap akhir dari penulisan skripsi ini, penulis menyampaikan saran kepada pembaca yaitu: 1.
Kepada penikmat karya sastra untuk dapat mendalami dan menghargai karya sastra, karena karya sastra dapat bermanfaat dan mengetahui kehidpan diluar sana. Dalam karya sastra mengandung nilai-nilai pendidikan, seperti nilai pendidikan beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab. Cerpen terbitan koran Jambi Independent edisi Januari-Juni 2015 karya anak Bangsa Indonesia yang patut untuk dibaca.
2.
Bagi peneliti selanjutnya disarankan melakukan penelitian yang lebih luas selain nilai-nilai pendidikan (nilai lainnya) maupun dari aspek lain.