BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan disajikan berturut-turut (1) hasil penelitian yang meliputi (a) deskripsi latar, digunakan untuk menggambarkan jumlah keseluruhan mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah dari semester II, IV, dan VI, (b) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik skor dari subjek penelitian dari setiap variabel yang telah diteliti, (c) hasil pengujian persyaratan analisis, (d) hasil pengujian hipotesis penelitian, (2) pembahasan hasil penelitian dan (3) keterbatasan penelitian. 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 DeskripsiLatar Dari pengamatan langsung dilapangan (2012) yakni di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Gorontalo, mempunyai mahasiswa sebanyak 341 dari semester II, IV, dan VI. Yang secara keseluruhan terbagi atas beberapa kelas. Dimulai dari kelas a, b dan c. Berikut akan digambarkan pada tabel 7 (jumlah mahasiswa).
Tabel 7. JumlahMahasiswa
4.1.2
Semester
JumlahMahasiswa
II
91
IV
140
VI
110
Hasil Pengujian Analisis Deskriptif Data Penelitian Data yang dideskripsikan dalam penelitian ini terdiri dari Kesulitan Belajar
Mahasiswa (X) dan Prestasi Belajar Mahasiswa (Y). Skor masing-masing data ini dideskripsikan dalam bentuk rata-rata atau mean (M), modus (Mo), median (Me), standar deviasi (SD), distribusi frekuensi, dan histogram. Rekapitulasi data hasil penelitian disajikan pada tabel 8 dan hasil perhitungan disajikan pada lampiran 9. Tabel 8.Rekapitulasi Skor Data Hasil Penelitian Data Variabel
Skor Min
Skor Max
Rentang
Mean
Modus
Median
SD
X
56
95
39
76,53
76,1
75,5
8,7671
Y
60
95
35
80,5
o 68,5 o 91,83
82,167
10,548
Keterangan: X= Kesulitan Belajar Mahasiswa Y= Prestasi Belajar Mahasiswa Uraian deskripsi data hasil penelitian secara lengkap disajikan sebagai berikut.
a. Data Kesulitan Belajar Mahasiswa Data Kesulitan Belajar Mahasiswa diperoleh melalui kuesioner yang tersebar ke dalam 20 butir pernyataan. Skor Kesulitan Belajar Mahasiswa dideskripsikan dalam bentuk rata-rata atau mean (M), median (Me), modus (Mo), standar deviasi (SD), tabel distribusi frekuensi, dan histogram (Hasil perhitungan disajikan pada lampiran 9). Sebaran data-data tersebut disajikan dalam Tabel 9, berikut: Tabel 9. Distribusi Frekuensi KesulitanBelajarMahasiswaJurusan Pendidikan Sejarah No
Interval
fi
fkum
frel (%)
xi
fixi
xi 2
fixi2
1
55 - 61
1
1
2,94
58
58
3364
3364
2
62 - 68
5
6
14,71
65
325
4225
21125
3
69 - 75
11
17
32,35
72
792
5184
57024
4
76 - 82
7
24
20,59
79
553
6241
43687
5
83 - 89
8
32
23,53
86
688
7396
59168
6
90 - 96
2
34
5,88
93
186
8649
17298
Jumlah
34
100,00
2602
201666
Berdasarkan Tabel 9 nampak bahwa ada 7 orang mahasiswa atau 20,59% yang memberikan penilaian terhadap Kesulitan Belajar Mahasiswa dengan skor sekitar rata-rata, ada 10 orang mahasiswa atau 29,41% memberikan penilaian dengan skor di atas rata-rata, dan 17 orang mahasiswa atau 32,35% memberikan penilaian dengan skor di bawah rata-rata. Jadi dapat di simpulkan bahwa Skor Kesulitan
Belajar Mahasiswa di Jurusan pendidikan sejarah Universitas Negeri
Gorontalo
adalah rendah. Lebih jelasnya sebaran data berdasarkan distribusi frekuensi pada Tabel 9 di atas disajikan dalam bentuk histogram seperti tampak pada gambar 3 berikut:
12
55-61
10
62-68
Frekuensi
8
69-75
6
76-82
4
83-89
2
90-96
0 55-61
62-68
69-75Skor76-82
83-89
90-96
Gambar 3.Histogram Frekuensi KesulitanBelajarMahasiswa b. Data Prestasi Belajar Mahasiswa Data prestasi Belajar Mahasiswa diperoleh melalui instrument berupa test essay. Dalam pemberian tes ini di berikan tes yang berbeda kepada mahasiswa semester II, IV dan VI. Tes berjumlah 5 nomor. Skor prestasi Belajar Mahasiswa dideskripsikan dalam bentuk rata-rata atau mean (M), median (Me), modus (Mo), standardeviasi (SD), table distribusi frekuensi, dan histogram (Hasil perhitungan disajikan pada lampiran 9). Sebaran data-data tersebut disajikan dalam Tabel 10 berikut:
Tabel 10.Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Mahasiswa Di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Gorontalo No
Interval
fi
fkum
frel (%)
xi
fixi
xi 2
fixi2
1
60 - 65
1
1
2,94
62,5
62,5
3906,25
3906,25
2
66 - 71
11
12
32,35
68,5
753,5
4692,25 51614,75
3
72 - 77
1
13
2,94
74,5
74,5
5550,25
5550,25
4
78 - 83
6
19
17,65
80,5
483
6480,25
38881,5
5
84 - 89
4
23
11,76
86,5
346
7482,25
29929
6
90 - 95
11
34
32,35
92,5
1017,5
Jumlah
34
100,00
8556,25 94118,75
2737
224000,5
Berdasarkan Tabel 10 nampak bahwa ada 4 orang mahasiswa atau 11,76% yang mendapatkan skor sekitar rata-rata, ada 11 orang mahasiswa atau 32,35% mendapatkan skor di atas rata-rata, dan 19 orang mahasiswa atau 55,88% memperoleh skor di bawah rata-rata. Jadi dapat disimpulkan bahwa skor Prestasi Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan sejarah tergolong sangatrendah. Lebih jelasnya sebaran data berdasarkan distribusi frekuensi pada Tabel 10 di atas disajikan dalam bentuk histogram seperti tampak pada gambar 4 berikut:
12 11
10
11
8
66-71
6
72-77
6
4
78-83 4
2 0
60-65
1 60-65
84-89 90-95
1 66-71
72-77
78-83
84-89
90-95
Gambar 4.Histogram Frekuensi PrestasiBelajarMahasiswa 4.1.3 Hasil Pengujian Persyaratan Analisis Data Pengujian persyaratan analisis data yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pengujian normalitas galat regresi Prestasi Belajar Mahasiswa (Y) atas Kesulitan belajar mahasiswa (X). Pengujian normalitas data menggunakan uji galat taksiran (Y- Yˆ ) dengan menggunakan uji Lilliefors ( ) Hipotesis statistik yang diuji dinyatakan sebagai berikut: H0
: Populasi galat taksiran berdistribusi normal
H1
: Populasi galat taksiran tidak berdistribusi normal
Kriteria pengujiannya adalah terima H0 jika L0 Ltabel dan tolak H0 jika L0 Ltabel pada taraf nyata α yang dipilih. Dalam penelitian ini dipilih α = 0,05,
sehingga untuk n = 34 maka nilai Ltabel = 0,151948
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2010 diperoleh Karena nilai
= 0,0937(Hasil perhitungan disajikan pada lampiran 10).
= 0,09937<
= 0,151948maka di simpulkan bahwa galat regresi
Y atas X berdistribusi normal. Dalam hal ini data berasal dari populasi berdistribusi normal, yang berarti persyaratan normalitas data untuk regresi linear sederhana Y atas X dipenuhi. Rangkuman hasil pengujian normalitas galat regresi Y atas X disajikan pada Tabel 11 berikut: Tabel 11. Hasil Uji Normalitas Galat Regresi Prestasi Mahasiswa (Y) atas Kesulitan Belajar (X)
Ltabel
Galat Taksiran
L0
(Y - Yˆ )
0,09937
Kesimpulan α = 0,05 0,151948
Normal
4.1.3. Hasil Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa persyaratan analisis regresi dan korelasi sederhana yakni pengujian normalitas data penelitian telah dipenuhi. Dengan demikian, data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini layak menggunakan Analisis Korelasi dan Regresi Sederhana. Hipotesis yang akan diuji adalah: ” Terdapat Hubungan Negatif antara Kesulitan Belajar Mahasiswa (X)
dengan Prestasi Mahasiswa (Y), yaitu semakin tinggi tingkat belajar mahasiswa, akan semakin rendahPrestasi Belajar Mahasiswa”. Dari hasil perhitungan analisis korelasi dan regresi sederhana data variabel kesulitan belajar dengan Prestasi Belajar Mahasiswa menghasilkan arah regresi b sebesar 0,5793 dan konstanta a sebesar 124,8108. Dengan demikian bentuk hubungan dari kedua variabel tersebut digambarkan oleh persamaan regresi Yˆ 124,8108 0,5793X
Sebelum digunakan untuk menarik kesimpulan penelitian, persamaan regresi ini harus memenuhi syarat linearitas dan signifikansi regresi. Untuk mengetahui kelinearan dan derajat signifikansi (keberartian regresi) digunakan uji F. Dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2010 diperoleh nilai F seperti tampak pada Tabel 12 (Perhitungan disajikan pada lampiran 11). Tabel 12.Tabel ANAVA untuk Uji Signifikansi dan Linearitas Dari Prestasi Mahasiswa atas Kesulitan Belajar Sumber Varians
F tabel dk
JK
RJK
F hitung α = 0.05
Total
34
224536
-
Regresi (a)
1
220489,5
220489,5
Regresi (b|a)
1
866,5797
866,5797
Sisa
32
3179,891
-
Tuna Cocok
21
1300,558
61,93131
-
8,720597*
4,15
0,362493ns
2,65
Galat
11
1879,333
170,8485
Keterangan: dk
: Derajat kebebasan
JK
: Jumlah Kuadrat
RJK
: Rata-rata Jumlah Kuadrat
ns
: Regresi Berbentuk linear
*
: Sangat signifikan Dari tabel ANAVA di atas untuk uji signifikansi persamaan regresi diperoleh = 8,720597untuk taraf nyata α = 0,05 dengan dk pembilang = 1 dan dk
penyebut = 32 diperoleh F 0,95(1,28) 4,15 . Dengan kriteria pengujian jika
≥
pada taraf signifikan α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) pembilang 1 dan
dk penyebut = n-2 maka regresi signifikan, dalam hal lain tidak signifikan. Karena Fhitung 8, 720597 FTabel 4,15, berarti persamaan regresi Yˆ 124,8108 0,5793X
signifikan (berarti). Kemudian
untuk
pengujian
linearitas
persamaan
regresi
diperoleh
Fhitung 0,363 untuk taraf nyata α = 0,05 dk pembilang = 21 dan dk penyebut = 11
diperoleh F(0,95)(17,11) 2, 65. Dengan kriteria pengujian Jika Fhitung Ftabel maka
model regresi berbentuk linear, dalam hal lain jika Fhitung Ftabel , maka model regresi tidak berbentuk linear pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) pembilang = k - 2 dan dk penyebut = n - k. Karena Fhitung 0,363 Ftabel 2, 65 , berarti persamaan regresi Yˆ 124,8108 0,5793X berbentuk linear. Persamaan ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan satu unit skor Kesulitan belajar mahasiswa, maka skor Prestasi Belajar Mahasiswa akan menurun sebesar 0,5793 unit pada konstanta 124,8108. Untuk uji korelasi sederhana skor Kesulitan belajar mahasiswa (X) dengan skor Prestasi Belajar Mahasiswa (Y) diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0, 463 . Koefisien korelasi sederhana ini ternyata berarti (signifikan) setelah
dilakukan pengujian keberartian koefisien korelasi dengan menggunakan uji-t pada α = 0,05. Ini berarti bahwa koefisien korelasi Kesulitan belajar mahasiswa (X) dengan Prestasi Belajar Mahasiswa (Y) adalah signifikan (Análisis uji signifikan koefisien korelasi disajikan pada lampiran11). Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara Kesulitan belajar mahasiswa (X) dengan Prestasi Belajar Mahasiswa (Y) teruji kebenarannya, yaitu semakin tinggi tingkat Kesulitan belajar mahasiswa, akan semakin rendah Prestasi Belajar Mahasiswa. Pengaruh negatif antara Kesulitan belajar mahasiswa dengan Prestasi Belajar Mahasiswa didukung oleh koefisien determinasi (
) sebesar 0, 2141569 . Hal ini
berarti bahwa 21,42 % variasi yang terjadi pada prestasi belajar mahasiswa dijelaskan
oleh variasi Kesulitan belajar mahasiswa (X) melalui persamaan regresi Yˆ 124,8108 0,5793X
Rangkuman hasil pengujian signifikansi koefisien korelasi antara Kesulitan belajar mahasiswa dengan Prestasi Belajar Mahasiswa dan kontribusinya disajikan pada tabel 13, serta perhitungannya disajikan pada lampiran 11 poin 4). Tabel 13. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Signifikansi Koefisien Korelasi antara KesulitanBelajar (X) dengan Prestasi Mahasiswa(Y) Kontribusi N
Dk (%)
34
0, 463
32
0, 2141569
21,42
α = 0,05 2,954 *
2,048
Keterangan: n
= Jumlah Responden =
Koefisien
Korelasi
antara
Kesulitan
belajar
mahasiswadengan
PrestasiBelajarMahasiswa = Koefisien Determinasi Kesulitan belajar mahasiswa dengan Prestasi Belajar Mahasiswa * = Koesifien Korelasi Signifikan thitung 2,954 ttabel 2, 048 pada α = 0,05)
taraf nyata
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan sebelumnya serta mengacu pada rumusan hipotesis yang berbunyi terdapat hubungan antara Kesulitan belajar mahasiswadengan Prestasi Belajar Mahasiswa jurusan pendidikan sejarah universitas Negeri Gorontalo, maka diperlukan uji statistik yang akan digunakan untuk menganalisis permasalahan yang diteliti. Dari hasil uji statistik diperoleh persamaan regresi antara Kesulitan belajar mahasiswa dengan Prestasi Belajar Mahasiswa adalah Yˆ 124,8108 0,5793X . Model regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu skor Kesulitan belajar mahasiswa akan diikuti oleh penurunanskor Prestasi Belajar Mahasiswa sebesar 0,5793 unit pada konstanta 124,8108. Dengan kata lain makin tinggi tingkat Kesulitan belajar mahasiswa, makin rendah Prestasi Belajar Mahasiswa. Karena kesulitan belajar yang berlebihan selalu berkonotasi negatif, maka pada kondisi tertentu, kesulitan perlu dihilangkan. Terutama pada proses pembelajaran,dalam hal ini dikarenakan kesulitan sebagai salah satu faktor penghambat dalam belajar yang dapat mengganggu kinerja fungsi-fungsi kognitif seseorang, seperti dalam berkonsentrasi, mengingat, pembentukan konsep dan pemecahan masalah.Kesulitan belajar yang berlebihan akan mengakibatkan mahasiswa mengalami hasil belajar yang buruk. Dengan demikian kesulitan belajar yang tinggi bisa berpengaruh buruk pada pekerjaan seseorang, apalagi jika timbulnya sering kali.
Kesulitan yang penting diciptakan adalah kesulitan yang dapat memberikan motif pada seseorang agar lebih mempersiapkan diri menghadapi suatu kegiatan tertentu. Kesulitan seperti ini yang diharapkan dalam proses pembelajaran. Dengan sedikit ditekan mahasiswa akan tertib bahkan termotivasi belajar. Dengan demikian kesulitan ringan (kesulitan rendah) menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan prestasibelajar mahasiswa Nilai koefisien korelasi antara kesulitan belajar mahasiswa dengan prestasi belajar mahasiswa (
) sebesar −0,463. Nilai ini mengindikasikan bahwa hubungan
antara kesulitan belajar mahasiswa dengan prestasi belajar mahasiswa adalah hubungan negatif dan kuat.Kuatnya hubungan kesulitan belajar mahasiswa dengan prestasi belajar mahasiswa, ditunjukkan pula oleh harga koefisien determinasi ( ) sebesar 0,2142dengan kontribusi 21,24%. Artinya ada sebesar 21,24% variasi prestasi belajar mahasiswa dapat dijelaskan oleh kesulitan belajar yang dialami oleh mahasiswa itu sendiri dari faktor intern, sedangkan 78,58 % ditentukan oleh faktor lain, misalnya faktor eksternalseperti sarana dan prasarana belajar, lingkungan keluarga, serta keterampilan dan keahlian dosen dalam mengajar. Dengan kata lain, prestasi belajar mahasiswa jurusan pendidikan sejarah ditentukan pula oleh kesulitan belajar. Dengan demikian, hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa terdapat hubungan dan kontribusi Kesulitan belajar terhadap prestasi mahasiswa. Kesulitan yang baik menjadi barometer prestasi belajar. Dan prestasi belajar merupakan target
akhir dari suatu keberhasilan. Maka prestasi belajar mahasiswajurusan pendidikan sejarah sebagai suatu usaha atau dorongan, perhatian terhadap Kesulitan belajar menjadi penting karena terbukti berhubungan signifikan.Fakta dan data di atas menunjukkan bahwa pada Kesulitan belajar mahasiswa terkategorirendah. Hal ini dapat juga berarti bahwa prestasi belajar mahasiswa selalu beragam dan berubahubah sehingga membutuhkan proses penyediaan layanan yang adaptif juga. 4.3 Keterbatasan Penelitian Walaupun dalam penelitian ini, peneliti telah berusaha semaksimal mungkin, tetapi peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat beberapa keterbatasan, khususnya pada instrumen penelitian. Keterbatasan ini bukan hal yang disengajakan tetapi semata-mata karena kemampuan peneliti dan pengaruh pihakpihak lain yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat ataupun dilibatkan dalam penelitian ini. Keterbatasan tersebut antara lain di sebabkan oleh: 1.
Keterbatasan instrumen penelitian, disadari peneliti karena terbatasnya sumber yang berhasil diperoleh peneliti dalam penyusunan teori. Keterbatasan teori secara langsung menyebabkan keterbatasan instrumen, terutama dalam hal indikator-indikator dari kesulitan belajar. Artinya, bila diperoleh sumber-sumber rujukan teori yang lebih banyak, akan lebih dapat mengungkap variabel-variabel penelitian dengan baik.
2.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini tidak dilakukan validasi pakar, hanya dikonsultasikan dengan pembimbing, dan
3.
Data kesulitan belajar diperoleh melalui kuesioner dengan menggunakan skala penilaian berbentuk skala lima. Instrumen ini bukan merupakan satu-satunya instrumen yang mampu mengungkap keseluruhan aspek yang diteliti meskipun telah diuji melalui uji coba lapangan dan menghasilkan tingkat reliabilitas yang sangat tinggi. Salah satu hal yang tidak dapat dikontrol peneliti adalah kemauan mahasiswa untuk mengungkap keadaan diri mereka yang sebenarnya meskipun peneliti telah memberitahukan bahwa informasi yang diberikan mahasiswa dalam kuesioner
itu
akan
bermanfaat
bagi
dosen
mengembangkan, dan melaksanakan pembelajaran.
dalam
merencanakan,