BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Profil Masyarakat Rawa Belong Konon, nama Rawa Belong berasal dari kata Bahasa Betawi Rawa (rawa-
rawa) Belong (jalan yang belong atau bolong) Rawa Belong merupakan pusat penjualan beragam bunga dan tanaman yang berlokasi di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Pasar Rawa Belong adalah salah satu pasar bunga terbesar di Asia Tenggara. Pasar ini juga sering dikaitkan dengan keberadaan Jawara Betawi asli. Nama Jawara asal betawi ini tidak lain ialah Pitung. Pitung lahir dari pasangan Pak Piun dan Bu Pinah. Si Pitung lahir dalam keadaan kondisi disaat masa penjajahan berlangsung dan Pitung pun bertumbuh menjadi anak yang patuh dengan orang tua nya serta ia pun rajin belajar mengaji. Dari situ lah awal mula si Pitung menjadi Jawara. Karena Pitung bukan hanya belajar mengaji tapi dia belajar ilmu bela diri juga dengan guru mengajinya yang bernama H. Naipin. Setelah mempelajari banyak ilmu bela diri si Pitung ini bertumbuh kembang jadi anak yang cukup hebat. Dengan kehebatannya ini si Pitung sampai dikatakan dapat „menghilang‟ dan hal ini disebabkan karena si Pitung sudah sering sekali lolos dari kejaran para tentara Belanda setiap kali dia merampok orang yang kaya dan hasilnya yang dibagikan untuk orang miskin, tak hanya dikatakan dapat „menghilang‟ tapi si Pitung ini juga diberikan julukan sebagai Robin Hood.
35 http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
Si Pitung merasa terpanggil untuk membela warga pribumi yang tertindas oleh para penjajah. Ia memiliki sebuah keinginan untuk mengembalikan hak-hak masyarakat. Jawara Betawi ini melakukannya tidak hanya sendiri karena ia juga dibantu oleh kedua temannya yang bernama Dji‟in dan Rais. Jawara Rawa Belong ini juga pernah tertangkap dan dipenjarakan di penjara di Grogol. Tapi, disaat itu si Pitung bisa melarikan diri dengan cara melewati genteng dan akhirnya ia pun terbebas. Namun, si Pitung ini tertangkap kembali dimana disaat itu juga guru beserta keluarga nya ditangkap dan disiksa oleh penjajah Belanda, dan disinilah saat Pitung gugur dalam perjuangannya untuk membantu rakyat yang dalam kesusahan. Karena itulah si Pitung mendapatkan julukan Rawa Belong. Mata pencaharian orang Betawi Rawa Belong sebagian besar adalah petani kembang (anggrek, kemboja jepang, dan lain-lain), Hal itu karena wilayah Rawa Belong dekat dengan Kali Pesanggrahan sehingga cocok untuk kegiatan bertani dan berkebun, petani buah-buahan, petani sawah dan pemelihara ikan. Namun makin lama areal pertanian mereka makin menyempit, karena makin banyak yang dijual untuk pembangunan perumahan, industri, dan lain-lain. Akhirnya para petani ini pun mulai beralih pekerjaan menjadi buruh, pedagang, dan lain-lain. Dan secara umum banyak menjadi guru, pengajar, dan pendidik. Profesi pedagang, pembatik juga banyak dikerjakan oleh warga Betawi Rawa Belong. Pasar Rawa Belong dikenal sebagai pusat penjualan berbagai macam bunga dan tanaman lainnya di Jakarta. Pasar ini terkenal bahkan sampai ke Bogor, Depok, Bekasi, dan Tangerang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
Menurut legenda, pasar ini adalah peninggalan dari Si Pitung (Pahlawan Betawi yang melawan Belanda).Anda dapat menemukan banyak jenis bunga dan tanaman. Dari bunga lokal seperti Orchid, Rose, Jasmine, sampai yang impor seperti Tulip, Lily, Aglonema, Kamboja dan Taiwan. Kegiatan di Pasar Rawa Belong menjadi 2 bagian. Untuk menemukan bunga segar dari Sukabumi dan Bandung, Jawa Barat, Anda harus datang pada 02.00 WIB sampai 06.00 WIB dan untuk mendapatkan bunga segar dari Petani Sumatera, Anda bisa datang pada 14.00 WIB sampai 21.00 WIB Selain sebagai tempat penjualan berbagai jenis bunga dan tanaman, Pasar Rawa Belong juga digunakan sebagai tempat wisata bagi wisatawan. Sambil berjalan-jalan di sekitar untuk mencari bunga dan tanaman, anda dapat menghirup udara dengan kesegaran harum bunga dan memanjakan mata anda dengan keindahan tanaman seperti berada dipegunungan. Salah satu kegiatan ekonomi komunitas yang begitu melekat dalam kehidupan sosial, adalah Pasar Rawa Belong. Pasar Rawa Belong adalah pasar bunga terbesar di Asia Tenggara, dengan omset berkisar 15-20 milyar per bulan, dan nilai tersebut belum termasuk dengan nilai perputaran uang kegiatan penunjangnya, seperti penjualan pot, busa air, dekorasi pesta hingga rias pengantin. Namun dalam sejarahnya, Pasar Rawa Belong juga merupakan kawasan permukiman yang didominasi oleh etnis Betawi. Karenanya, tak hanya sebagai pusat bunga, Rawa Belong pun menjadi tempat tujuan jika ingin mengadakan pernikahan ala Betawi maupun riasan pengantin ala Betawi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
Sebelumnya, Rawa Belong pun dikenal sebagai panghasil bunga segar, terutama bunga anggrek, dengan keadaan yang masih berupa sawah dan kebun bunga untuk bertani aneka macam bunga. Kemudahan bercocok tanam bunga pun ditambah dengan lokasi Rawa Belong yang dekat dengan Kali Pesanggrahan. Para petani pun kemudian menjual bunga hasil panenannya di pinggiran Jalan Palmerah. Adalah Gubernur Ali Sadikin yang melihat potensi Rawa Belong, yang kemudian mengembangkannya dengan menyediakan los pasar, sehingga memudahkan warga berjualan dan pembeli untuk berdatangan. Sementara gedung pasar yang sekarang berdiri dibangun pada tahun 1989 oleh Pemprov DKI Jakarta. Relasi antara produsen dan lahan pertaniannya perlahan-lahan harus berubah, ketika Universitas Bina Nusantara berdiri dan berkembang hingga menyebabkan konversi lahan perkebunan bunga menjadi bangunan penunjang Universitas Bina Nusantara, seperti rumah kos, tempat makan dan pertokoan. Sekarang hanya sedikit produsen bunga anggrek maupun tanaman hias lainnya yang masih bertahan, dan kebanyakan suplai bunga harus dipenuhi dari Lembang, Cipanas hingga Malang. Saat ini ada 125 pedagang tetap yang menempati kios-kios, sementara ada 175 pedagang musiman yang menempati lapak dan membayar retribusi harian. Hari-hari pasarannya menjadi Kamis, Jumat, Sabtu, menandakan sibuknya akhir minggu yang menjadi hari-hari favorit untuk menyelenggarakan pesta. Pasar Bunga Rawa Belong kini terus dikembangkan menjadi obyek wisata sekaligus sentra penjualan bermacam-macam jenis bunga dan tanaman lokal dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
luar negeri. Tanaman Orchid, Rose, Jasmine, Tulip, Lily, Aglonema, melati, mawar, tuju rupa dan lain sebagainya, bunga potong dan tanaman hias. Pasar Bunga Rawa Belong terletak di lingkungan permukiman padat dan jalan yang relatif sempit. Hari sibuk pasar ini adalah Kamis, Jumat, dan Sabtu. Di Pasar Rawa Belong bersuasana segar, rimbun, dan keindahan warna warni bunga dan tanaman.
4.1.1
Kategori Betawi Kota, Tengah, dan Pinggiran Wilayah kebudayaan Betawi meliputi daerah dimana terdapat kelompok
orang Betawi. Berdiam. Di wilayah tempatnya berdiam itu mereka bercakapcakap dalam bahasa Betawi. Kesenian Betawi menjadi salah satu sarana hiburannya. Wilayah kebudayaan Betawi meliputi: No
Wilayah
1
Wilayah
Keterangan kebudayaan
Betawi
a. Daerah
darat
yaitu
Dadap,
Pesisir
Muara Baru, Sunda Kalapa,
Sub wilayah kebudayaan Betawi
Kampung
Pesisir meliputi daerah darat dan
Bandan, Ancol, Tanjung Priuk,
pulo.
Marunda
Japad,
Kampung
b. Daerah pulo yaitu Kabupaten Kepulauan Seribu.
2
Wilayah
kebudayaan
Betawi Glodok, Krukut, Jembatan Lima,
Tengah/Kota meliputi daerah yang Tambora,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tanah
Sereal,
Petojo,
40
di
jaman
Kolonial
disebut Gambir, Sawah Besar, Pecenongan,
Weltevreden, dan Meester Cornelis
Taman Sari, Pasar Baru, Kebon Siri, Kampung
Lima,
Tanah
Kwitang,
Senen
Gunung
Kramat,
Salemba,
Abang, Sari, Cikini,
Gondangdia, Matraman, Pal Meriam, Jatinegara. 3
Wilayah
kebudayaan
Pinggir adalah
Betawi daerah-daerap propinsi DKI Jakarta yang tidak termasuk Betawi Pesisir atau Betawi Tengah.
4
Wilayah Ora/Udik
kebudayaan
Betawi di kabupaten Tangerang, kotamadya Tengerang,
kabupaten
kotamadya
Bekasi,
Bekasi, kotamadya
Depok, sebagian kabupaten Bogor.
Jadi, kini Orang
Betawi bertempat tinggal menyebar di tiga propinsi yaitu
Provinsi DKI Jakarta, Banten (kota dan kabupaten Tangerang), dan Jawa Barat (kota dan kabupaten Bekasi, kota dan kabupaten Karawang, kota Depok, dan kabupaten Bogor, serta Kerawang). Orang Betawi berdasarkan statistik BPS tahun 2002 merupakan penduduk kedua terbesar (27%) setelah Jawa (32%). ***Yahya Andi Saputra
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
4.1.2
Geografi Betawi dan Penekanan Bahasa Budaya Betawi a. Geografi Betawi Wilayah geografi atau peta bumi adalah daerah tempat berdiam suatu suku
bangsa. Tempat berdiam itu berbatas dengan tempat berdiam suku bangsa lain yang biasanya dibedakan dengan bahasa pergaulan yang dipergunakannya. Wilayah geografi Betawi tidak sama dengan wilayah geografi Jakarta. Wilayah geografi Jakarta adalah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Dimanakah letak wilayah tempat berdiam orang Betawi. Orang Betawi berdiam di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Geografinya terletak di antara batasbatas sebagai berikut: 1. Sebelah barat sungai Cisadane 2. Sebelah timur sungai Citarum (bahkan jauh sampai Batu Jaya, Kerawang) 3. Sebelah selatan kaki gunung Salak 4. Sebelah utara laut Jawa. Wilayah tempat orang Betawi berdiam itu meliputi daerah propinsi DKI Jakarta, daerah propinsi Banten, dan daerah propinsi Jawa Barat. Perinciannya sebagai berikut. 1. Propinsi DKI Jakarta 2. Kabupaten Tangerang 3. Kotamadya Tangerang 4. Kabupaten Bekasi 5. Kotamadya Bekasi 6. Kotamadya Depok
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
7. Sebagian daerah kabupaten Bogor. 8. Sebagian Kerawang (Batu Jaya, Pakis Jaya) Secara administratif orang Betawi ada yang menjadi penduduk DKI Jakarta, penduduk kabupaten Tangerang, penduduk kotamadya Tangerang, penduduk kabupaten Bekasi, penduduk kotamadya Bekasi, penduduk kotamadya Depok, dan penduduk kabupaten Bogor. Sifat campur-aduk dalam bahasa Betawi atau Melayu Dialek Jakarta atau Melayu Batavia adalah cerminan dari kebudayaan Betawi secara umum, yang merupakan hasil dari asimilasi kebudayaan, baik yang berasal dari daerah-daerah lain di Nusantara maupun kebudayaan asing. b. Penekanan Bahasa Budaya Betawi Meskipun bahasa formal yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia, bahasa informal atau bahasa percakapan sehari-hari adalah Bahasa Indonesia dialek Betawi. Dialek Betawi sendiri terbagi atas dua jenis, yaitu dialek Betawi tengah dan dialek Betawi pinggir. Dialek Betawi tengah umumnya berbunyi "é" sedangkan dialek Betawi pinggir adalah "a". Dialek Betawi pusat atau tengah seringkali dianggap sebagai dialek Betawi sejati, karena berasal dari tempat bermulanya kota Jakarta, yakni daerah perkampungan Betawi di sekitar Jakarta Kota, Sawah Besar, Tugu, Cilincing, Kemayoran, Senen, Kramat, hingga batas paling selatan di Meester (Jatinegara). Dialek Betawi pinggiran mulai dari Jatinegara ke Selatan, Condet, Jagakarsa, Depok, Rawa Belong, Ciputat hingga ke pinggir selatan hingga Jawa Barat. Contoh penutur dialek Betawi tengah adalah Benyamin S., Ida Royani dan Aminah Cendrakasih, karena mereka memang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
berasal dari daerah Kemayoran dan Kramat Sentiong. Sedangkan contoh penutur dialek Betawi pinggiran adalah Mandra dan Pak Tile. Contoh paling jelas adalah saat mereka mengucapkan kenape/kenapa'' (mengapa). Dialek Betawi tengah jelas menyebutkan "é", sedangkan Betawi pinggir bernada "a" keras mati seperti "ain" mati dalam cara baca mengaji Al Quran.
4.1.3
Budaya Betawi Masyarakat Rawa Belong Salah satu kawasan wisata seni dan Budaya Betawi adalah kawasan Rawa
Belong Jakarta Barat. Walaupun cukup banyak kawasan yang ditempati oleh masyarakat Betawi, seperti Mampang Jakarta Selatan dan Condet Jakarta Timur, cuma kawasan Rawa Belong yang paling bisa mencerminkan kehidupan seharihari masyarakat Betawi. Di kawasan ini terdapat kampung Betawi dengan tradisi Betawi yang masih sangat terjaga. Tradisi Betawi tersebut bisa kita lihat dengan adanya Pasar Bunga Rawa Belong di kawasan tersebut karena orang-orang Betawi dahulu sangat suka menanam tanaman. Aneka kuliner khas Betawi mudah dicari di kawasan Rawa Belong. Bubur, nasi uduk, dan ketupat khas Betawi yang tidak diragukan lagi kelezatannya di sini. Salah satu penjual nasi uduk yang populer di kawasan tersebut adalah Bang Udin. Kuliner yang cukup langka seperti ketupat sayur, laksa juga bisa anda temui di kawasan Rawa Belong. Bagi masyarakat yang ingin mendalami seni dan Budaya Betawi inilah tempat yang cocok untuk dikunjungi. Atmosfer kehidupan masyarakat Betawi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
bisa dirasakan di sini sembil menikmati kuliner khas Betawi yang lezat di kawasan Rawa Belong Jakarta Barat.
4.1.4
Makna Bunga dalam Kehidupan Masyarakat Betawi Berbicara tentang kebudayaan Betawi tentu kita akan berpikir tentang
pemaikaian berbagai jenis bunga dalam setiap aktivitas maupun kegiatan Budaya pada masyarakat Betawi. Di mulai dari penggunaan bunga yang dipakai sebagai ornament rumah Betawi. Ornament-ornament yang terdapat di rumah adat Betawi biasanya berupa bunga cempaka, bunga matahari, dan bunga melati. Bunga cempaka di setiap rumah mengartikan bahwa pemilik rumah harus selalu harum seperti bunga cempaka, maksudnya kehidupan keluarga pemilik rumah yang selalu harmonis akan membuat omongan yang dikeluarkan setiap tetangga harum atau selalu dibicarakan yang baik-baik, bunga cempaka ini juga menandakan kewibawahan para penghuni rumah. Yang kedua adalah bunga melati, sama halnya dengan bunga cempaka, bahwa kehidupan para pemilik rumah haruslah selalu wangi dan harmonis, namun bedanya bunga melati biasanya diartikan masyarakat Betawi sebagai lambang keramahan terhadap siapapun, tidak heran jika masyarakat Betawi selalu terbuka bagi siapapun yang ingin bertamu ke kampungnya, ya seperti Jakarta ini, kota yang selalu terbuka bagi siapapun pendatang yang ingin tinggal di dalamnya. Biasanya di setiap rumah juga terdapat list tajam yang menjadi list di setiap rumah mengartikan bahwa pandangan para penghuni rumah haruslah tajam atau lurus kedepan, sehingga lebih bijak dalam menyikapi kehidupan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
4.2
Makna Bunga dalam Tradisi Budaya Betawi secara Kronologis Siklis Hidup Setiap bunga selalu mengandung arti makna tersendiri yang di yakini bagi
masyarakat Betawi. Untuk pengertian bunga sendiri sebenarnya yang paling menonjol dari Budaya Jawa, karna dahulu Budaya Hindu itu sangat kuat di pulau Jawa, dan patih gajah mada memasuki daerah pasun dan untuk memperkenalkan kaya sirma bunga, ziarah dan lain-lain, hubungannya dengan Betawi adalah awal dari Pangeran Jayakarta yang konon masih keturunan raja-raja di Jawa. Jadi intinya tradisi bunga lebih kuat dari Jawa yang didipengaruhi dari kebudayaan Hindu. Dalam kehidupan sehari-hari, makna bunga dapat ditemukan dalam siklus hidup manusia, mulai dari penguburan ari-ari, akekahan, sunatan, menikah, nuju bulan dan ziarah. Sebelum membahas lebih lanjut, peneliti mendeskripsikan makna tiap bunga.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
Tabel 4.1 Makna Simbol Bunga dalam Peristiwa Kebudayaan Betawi
No 1
Simbol Melati
Makna
Makna
Penjual Bunga
Tokoh Betawi
Dalam melakukan tindakan selalu melibatkan hati (kalbu), tidak Bunga melati biasanya diartikan masyarakat semerta-merta melakukan.
Betawi
sebagai
lambang
ketulusan
dan
Rasa sabar, suka rendah hati. Dalam berucap dan berbicara keramahan. hendaknya kita selalu mengandung ketulusan dari hati nurani yang paling dalam. Lahir dan batin haruslah sama, kompak tidak bertentangan. 2
Kenanga
Generasi penerus leluhur.
Iya, salah satunya itu tapi lebih kepada wangi
Atau gapailah oleh para pendahulu. Berarti geneasi penerus dari bunga tersebut yang disukai Rasullah, klo mencontohkan perilaku yang baik dan prestasi tinggi yang berhasil pun tidak ada, tidak masalah. dicapai para leluhur sesama hidupnya. Kenanga bermakna filosofis
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
agar supaya anak turun-menurun selalu mengenang, semua “pusaka” warisan leluhur berupa benda-benda seni, tradisi, kesenian, kebudayaan, fisafat dan ilmu spiritual yang banyak mengandung nilai-nilai kearifan local (local wisdom).
3
Kantil / Cempaka
Memiliki jiwa spiritual yang kuat untuk meraih sukses lahir Bunga cempaka, maksudnya kehidupan selalu maupun batin. Kesadaran spiritual tak akan bisa di alami secara sukses harmonis. Bunga cempaka ini juga lahir dan batin tanpa adanya penghayatan akan nilai-nilai luhur menandakan kewibawahan. dalam kehidupan sehari-hari.
4
Kamboja
Menuju alam keabadian dan menuju keselarasan inti dari hakikat Tanda posisi kepala orang meninggal. yang suci (ruh yang suci)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
5
Mawar Merah
Kelahiran diri manusia ke dunia.
Iya, salah satunya itu tapi lebih kepada wangi
Melambangkan proses terjadinya atau lahirnya diri kita ke dunia dari bunga tersebut yang disukai Rasullah, klo fana (waktu). Mawar merah melambang ibu, ibu adalah tempat pun tidak ada, tidak masalah. per-empu-an di dalam mana jiwa raga kita diukir. Dan sebagai simbol kasih sayang. 6
Mawar Putih
Ketentraman, sejahtera dan damai.
Iya, mawar putih maksudnya mendamaikan.
Mawar putih melambangkan perlambangan dari bapa yang Agar di kehidupannya selalu damai dan meretas roh kita menjadi ada, dalam lingkup makrokosmos, bapa sentosa. nya adalah Bapa langit (jiwa bangsa Indonesia). Ibunya adalah ibu bumi (nusantara ibu pertiwi). Kedua nya mencetak “pancer” atau guru sejati kita, maka pancer kita adalah pancerku. Percampuran ragawi yang diikat oleh rasa sejati dan jiwa yang penuh cinta kasih yang mulia, sebagai pasangan hidup yang seiring dan sejalan, perpaduan ini diharapkan menghasilkan bibit regenerasi yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
berkualitas
unggul,
dalam
jagat
makro,
keselarasan
dan
keharmonisan antara bumi dan langit menjadikan keseimbangan alam yang selalu melahirkan berkah agung, berupa ketentraman, kedamaian, kebahagian kepada seluruh penghuninya. Melahirkan suatu negeri yang tiada musibah dan bencana, subur, makmur, tentram dan sejahtera. 7
Mawar, mawi-arsa
Tulus.Dengan kehendak atau niat menghayati nilai-nilai luhur Iya,
sama saja mawar ini juga berarti
hendaknya dengan niat. Mawar atau awar-awar ben tawar, buatlah ketulusan menjalani aktivitas. hati menjadi tawar (tulus), jadi niat tersebut harus berdasarkan ketulusan menjalani sesuatu tanpa pamrih (mengharapkan pahala). Pahala tetap saja “upah” yang diharapkan datang dari tuhan apabila seseorang melalukan sesuatu perbuatan baik. Pamrih pahala ini tetap saja pamrih, berarti belum mencapai ketulusan yang tiada batas atau keadaan rasa tulus pada titik nihil yakni
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
punya rasa, tidak punya rasa punya, sebagaimana ketulusan tuhan atau kekuatan alam semesta dalam melimpahkan anugrah kepada seluruh makhluk, pastilah tanpa pamrih. 8
Telon
Sebagai lambang menjernihkan pikiran dan sebagai syarat untuk Bunga tetes mata untuk bayi yang baru lahir kesucian jiwa.Dan biasanya dipadukan dengan tiga macam bunga, dan sebagai anti septik. Sehingga matanya bisa menggunakan bunga mawar putih, mawar merah dan kanthil, menjadi jernih. ataumawar melati, kenanga, atau mawar melati, kantil. telon berasal dari kata tiga. Dengan harapan agar meraih tiga kesempurnaan dan kemulyaan hidup (tri tunggal jaya sampurna). Sugih banda, sugih ngelmu dan sugih kuasa. Kembang telon bermakna pula sebagai pengingat agar supaya kita selalu hati-hati dan waspada.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
9
Kembang putihan
Boreh, Terdiri dari tiga macam bunga yang berwarna putih, yakni kunthil, Iya, salah setunya itu tapi lebih kepada wangi melati dan mawar putih, ditambah dengan “boreh” atau parutan dari bunga tersebut yang disukai Rasullah, klo terdiri dua macam rempah (dlingo dan bengle) agar segala sesuatu pun tidak ada, tidak masalah. selalu dalam tindak tanduk, perilaku yang suci murni. Karna putih disini melambangkn kesucian dan ketulusan hati.
10
Rampe / Tujuh rupa Berupa kembang setaman ditambah jenis-jenis bunga lainnya Iya, salah satunya setunya itu tapi lebih kepada (kantil.mawar, mawar merah, sampai berjumlah 7 macam. Lebih sempurna bila diantara wangi dari bunga tersebut yang disukai kenanga, melati, kembang telon) kembang tersebut terdapat kembang wara-wiri bang atau sejenis Rasullah, klo pun tidak ada, tidak masalah. bunga sepatu yang wujudnya tidak mekar, tetapi bergulung / memanjang (seperti gulungan bulat memanjang berwarna merah). Ciri lainnya, jika pangkal bunga dihisap akan terasa segar manis. Kembang tujuh rupa dimaksutkan supaya apa yang menjadi tujuan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
hidupnya dapat terkabul dan terlaksana. Tujuh (pitu) bermakna sebuah harapan untuk mendapatkan pertolongan dari tuhan yang maha kuasa 11
Kembang
Kanthil, Untuk meraih ilmu spiritual serta meraih kesuksesan lahir dan Maksudnya hanya lebih kepada wangi dari
kanthil laku, tansah batin, setiap orang tidak hanya cukup hanya dengan memohon- bunga tersebut yang disukai Rasullah, klo pun kumanthil
mohon doa. Kesadaran spiritual tak akan bisa dialami secara lahir tidak ada, tidak masalah. dan batin tanpa adanya penghayatan akan nilai-nilai luhur dalam kehidupan sehari-hari. Bunga kanthil berarti pula adanya tali rasa / tansah kumanthil-kanthil yang bermakna pula kasih sayang yang mendalam tiada terputus. Yakni curahan kasih sayang kepada seluruh makhluk, kepada kedua orang tuanya dan para leluhurnya. Sumber: Hasil Pengamatan Penulis
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
4.2.1
Penelusuran Makna Tiap Bunga pada peristiwa Budaya Betawi Penggunaan setiap bunga yang telah dipaparkan di atas selalu dapat
ditemukan dalam peristiwa Budaya Betawi. Bunga-bunga tersebut memiliki arti makna tersendiri yang di yakini bagi masyarakat Betawi. Pada paragraf selanjutnya akan dijelaskan lebih rinci mengenai penggunaan bunga dan makna di dalam tiap-tiap unsur yang akan diterapkan dalam suatu upacara pada Budaya Betawi sebagai berikut: Gambar 4.1 Peristiwa Budaya Betawi
Sumber: Hasil pengamatan penulis
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
a)
Ari-ari Ari-ari adalah bagian dari sedulur (saudara) dari bayi. Sudah barang
tentu,sebagai sedulur atau saudara, ari-ari ini dianggap mempunyai ruh yang diyakini mempunyai hubungan yang dekat dengan bayi. Itulah mengapaari-ari atau tembuni yang merupakan bagian dari saudara sang bayi harus dikubur secara layak. Setelah bayi dilahirkan dan tali pusar dipotong, biasanya ari-ari dibersihkan dengan cara dicuci memakai air. Setelah bersih, ari-ari dimasukkan ke dalam sebuah wadah yang terbuat dari gerabah. Ada pula yang tidak langsung memasukkan ke dalam wadah tersebut, tetapi membungkusnya dahulu dengan kain putih yang bersih. Setelah dimasukkan wadah dan ditutup, ari-ari tersebut baru kemudian dikubur atau ditanam di dalam tanah. Ari-ari dengan bunga tujuh rupa makna: penggembira dengan kedatangan si cabang bayi, menyingkirkan sir negative (karna para makhluk halus „setan dan iblis‟) senang dengan ari-ari, dan keselamatan dan kesehatan bayi tersebut dalam konteks spiritual. Semua hal tersebut mendasar pada pundamental keyakinan. b)
Akekahan Makna bunga tujuh rupa pada akekahan adalah keselamatan, keselarasan
dan penghormatan pada yang dimau akekahkan dan untuk syarat saja, tujuannya satu ke Allah SWT suka dengan wewangian, hal tersebut tidak ada masalah dan menyimpang dalam kaidah islam. Kecuali untuk sesaji (ritual) cari kekayaan dengan menyembang selain Allah SWT itu tidak benar dalam kaidah islam.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
c)
Sunatan Dengan kata lain sunat dalam pandangan masyarakat Betawi dapat pula
diartikan sebagai pembeda, yaitu pembeda antara anak-anak dengan seseorang yang sudah akil baligh. Seorang anak yang sudah disunat, dianggap sudah menjadi manusia sempurna, dalam arti dia sudah mempunyai kewajiban sebagai mana manusia dewasa. Ia wajib melakukan ibadah, ia wajib memahami peraturanperaturan yang berlaku, dan seterusnya. Zaman dulu jika seorang anak lelaki mau disunat, Babe atau Nyaknya akan rembukan dan memusyawarahkan pelaksanaan upacara sunat. Dalam rembukan biasanya selalu diajak orang tua atau sesepuh kampung yang nasehatnya akan jadi bahan pertimbangan. Tidak ketinggalan pula anak yang akan disunat diajak rembukan. Dalam rembukan yang dibicarakan antara lain : 1.
Kepada si anak ditanyakan apakah ia mau atau sudah berani untuk disunat. Ini perlu sekali ditanyakan sebab jika si anak belum mauatau belum berani, dengan sendirinya tidak akan terlaksana karenadi khawatirkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
2.
Mencari atau menentukan Bengkong atau dukun sunat yang akan dipanggil buat menyunati si anak. Sebab setiap Bengkong punya ciri khas masing-masing. Jika tangan Bengkong memang jodo (pas), si anak yang disunat akan cepat sembunya. Jika tangan Bengkong termasuk panas, akan lama sembuhnya, waktunya bisa 10 sampai 20 per hari. Biasanya Bengkong yang sudah senior (pengalaman dan doa-doanya) akan lebih diutamakan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
3.
Menentukan kapan (hari, tanggal) pelaksanaan sunat. Jika ketiga hal di atas sudah ditentukan, selambat-lambatnya 15 hari segera dilaksanakan acaranya. Si anak biasanya sudah dilarang lompatlompatan atau lari-larian. Sebab jika aktivitas itu dilakukan, dapat dipastikan saat ujung penisnya disunat akan banyak mengeluarkan darah. Sehari sebelum hari H (hari pelaksanaan) biasanya si anak diriasin dengan rias dan pakaian kebesaran sunat dijadiin penganten sunat. Pagi-pagi sekitar jam 08.00 wib, si anak mulai diarak keliling kampung. Tujuannya untuk memberi hiburan atau memberi kegembiraan serta semangat kepada si anak bahwa lusa (keesokan harinya) dia akan dapat pengalaman baru, yaitu pengalaman sunat. Pada event ini pelengkap dan pendukung acaranya antara lain mempergunakan pakaian sunat lengkap yaitu sebagai berikut: 1.
Jubah atau jube, yaitu pakaian luar yang longgar dan besar serta terbuka pada bagian tengah depan dari leher sampai ke bawah, dengan kepanjangan yang kira-kira tiga (3) jari dari pakaian dalamnya atau boleh juga sama panjangnya dengan pakaian dalamnya.
2.
Gamis, yaitu pakaian dalam berwarna muda, kalem, dan lembut yang tidak terlalu kontras dengan warna jubahnya. Gamis ini tidak dihias alias polos.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
3.
Selempang. Selempang dikenakan sebagai tanda kebesaran. Namun demikian pakaian selempang ini dipakai dibagian dalam
jubah.
Lebarnya
kira-kira
15
cm.
Cara
memakainmya diselempangkan pada pundak kiri menuju pinggang kanan. 4.
Alpie, yaitu tutup kepala khas sorban haji yang tingginya disesuaikan dengan yang memakainya, dililit sorban putih atau emas. Hiasan alpie adalah melati tiga untai/ronce, yang bagian atasnya diselipkan bunga mawar merah dan ujungnya ditutup dengen bunga cempaka. Maknanya pertama untuk penyelarasan, untuk dibilang aqkil balik dan supaya dewasa berguna bagi sesama
5.
Alas kaki, berupa sepatu tutup alias vantopel atau banyak juga yang menggunakan trompah berhiaskan manik-manik.
d)
Pernikahan Dalam pernikahan menggunakan kembang tujuh rupa atau siraman kembang kepada kedua mempelai untuk menghilangkan sir negative, kalau orang sudah disiram kembang agar aurahnya lebih bagus karna setiap bunga punya makna masing-masing, maka itu diteliti oleh ilmuan kombinasi bunga adalah untuk keselarasan rohani dan jasmani untuk keselamatan bagi calon pengantin.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
e)
Nuju Bulan Maksut dan tujuan “nuju bulanin” atau “kekeba” merupakan tradisi penuh
simbol mewarnai rangkaian upacara, yang semuanya mengharapan baik. Upacara adat ini dilakukan dengan maksut untuk mendapatkan rasa aman serta mensyukuri nikmat tuhan dan memohon keberkatan kepada tuhan atas dikarunianya anak, dengan harapan anak yang akan dilahirkan mendapat keselamatan dan kelak menjadi anak yang saleh, berbudi pekerti luhur dan patuh kepada kedua orang tuanya serta pengharapan-pengharapan baik lainnya. Urut-urutan upacara pelaksanaan nuju bulanin sebagai berikut : 1.
Sekapur sirih dari tuan rumah
2.
Pengajian : Pembacaan surat yusuf dan surat maryam oleh pengantin nuju bulanin yang didampingi oleh suami, dilanjutkan dengan pengajian ibu-ibu.
3.
Salam Takzim : Penganten nuju bulanin bersama suami melaksanakan salam takjim pada orang tua dan mertua
4.
Siraman : Diawali dengan menuangkan air tujuh sumur ke dalam gentong siraman serta bunga tujuh rupa yang dilakukan oleh kedua orang tua, siraman dilaksanakan lebih dulu oleh suami, orang tua, mertua para serta sanak family yang sudah mantu sebanyak 7 orang
5.
Lolos Telur : Pimpinan acara akan meloloskan sebuah telur ayam dari atas bagian dada kearah bawah bagian kaki penganten nuju bulanin hingga telur tersebut jatuh ke bawah dan pecah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
6.
Putar Lilin : Lilin dinyalakan kemudian diputar pada penganten nuju bulanin arah jarum jam sebanyak 7 kali
7.
Pecah Kelapa : Dua buah kelapa digambar wajah perempuan dan laki-laki dan sang suami akan segera melaksanakan pecah kelapa satu persatu
8.
Ritual ganti busana : Pengantin nuju bulanin dan keluarga kembali ke kamar untuk ganti busana dan dirias selama 7 kali
9.
Junjung rujak dan jajanan pasar
10.
Pengantin nuju bulanin, didampingi sang suami melaksanakan kegiatan “jualan‟‟ rujak dan kue-kue jajanan pasar kepada para tamu.
f)
Ziarah Menggunakan bunga tujuh rupa sebagai media transformer kepada bentuk
penghormatan pada yang sudah meninggal dan karna wali Allah SWT dalam menyebarkan agama islam Budaya dan Adat istiadat tidak dihilangkan seperti ziarah dengan kembang itu baik agar supaya kuburannya tersebut wangi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
4.2.2 Makna (Warna) Bunga Dengan Peristiwanya Tabel 4.2 Makna (Warna) Bunga Dengan Peristiwanya No
Bunga
1
Melati Putih
Warna
Peristiwa
Melati putih warnanya yang putih melambangkan kesucian dan kesederhanaan
Menggunakan
bunga
tujuh
rupa (7 rupa) Ari-ari (Penguburan ari2
Kenanga
Kenanga warnanya hijau kekuning artinya kembali pada warna keranda
ari)
penutupnya dan lebih penting itu sebagai simbol saja, Konon juga berwarna hijau, makanya bagi kamu yg suka warna hijau, suka akan alam dan sip deh 3
Cempaka
pokoknya. Arti bunga magnolia merah muda berarti sukacita.
Akekahan (Prosesi gunting rambut)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
4
Mawar Merah
Warna merah menunjukan cinta, rasa hormat, keindahan, romantisme, dan juga bisa digunakan untuk melambangkan pujian kepada orang yang kita cintai. Warna merah ini pastinya melambangkan rasa sayang dan cinta kasih Nuju Bulan yang sangat besar.
5
Mawar Putih
(Siraman nuju bulan)
Bunga mawar putih ini melambangkan rasa cinta yang sejati, kemurnian hati, kesucian, dan juga keanggunan. Mawar ini juga cocok untuk diberikan pada kekasih atau sahabat kita sebab warna putih melambangkan persahabatan yang Ziarah sejati.
6
Mawar Merah Muda
(Penaburan bunga)
Bunga ini melambangkan penghormatan, kebahagiaan, kelembutan, dan pastinya juga pujian kepada orang yang kita tuju. Jika warna pinknya lebih muda bisa kita artikan sebagai sebuah ungkapan kekaguman, sementara itu untuk warna pink yang lebih tua dapat kita artikan sebagai rasa terima kasih kepada orang yang dituju.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
7.
Kembang
Kanthil Arti bunga kanthil cempaka putih (magnolia putih) meliputi kesempurnaan dan
(cempaka putih),
kemurnian.
Pernikahan menggunakan
kembang
tujuh rupa atau siraman kembang
kepada
kedua
mempelai dan Hiasan alpie adalah
melati
tiga
untai/ronce, yang bagian atasnya diselipkan bunga mawar
merah
dan
ujungnya ditutup dengen bunga cempaka.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
8
Melati putih, mawar
Melati putih warnanya yang putih melambangkan kesucian dan kesederhanaan
Sunatan
merah, dan bunga
Mawar merah menunjukan cinta, rasa hormat, keindahan, romantisme, dan
Hiasan alpie adalah melati
kanthil
juga bisa digunakan untuk melambangkan pujian kepada orang yang kita
tiga
cintai. Warna merah ini pastinya melambangkan rasa sayang dan cinta kasih
bagian atasnya diselipkan
yang sangat besar.
bunga mawar merah dan
Arti bunga kanthil cempaka putih (magnolia putih) meliputi kesempurnaan dan kemurnian.
untai/ronce,
ujungnya ditutup dengen bunga cempaka.
4.2.3 Budaya betawi (society) Asumsi kebanyakan orang tentang masyarakat Betawi ini jarang yang berhasil, baik dalam segi ekonomi, pendidikan, dan teknologi. Padahal tidak sedikit orang Betawi yang berhasil. Beberapa dari mereka adalah Muhammad Husni Thamrin, Benyamin Sueb, dan Fauzi Bowo Gubernur DKI Jakarta (2007-2012).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
yang
64
Ada beberapa hal yang positif dari Betawi antara lain jiwa sosial mereka sangat tinggi, walaupun kadang-kadang dalam beberapa hal terlalu berlebih dan cenderung tendensius. Orang Betawi juga sangat menjaga nilai-nilai agama yang tercermin dari ajaran orangtua (terutama yang beragama Islam), kepada anakanaknya. Masyarakat Betawi sangat menghargai pluralisme. Hal ini terlihat dengan hubungan yang baik antara masyarakat Betawi dan pendatang dari luar Jakarta. Orang Betawi sangat menghormati budaya yang mereka warisi. Terbukti dari perilaku kebanyakan warga yang mesih memainkan lakon atau kebudayaan yang diwariskan dari masa ke masa seperti lenong, ondel-ondel, gambang kromong, dan lain-lain. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan sebagian besar masyarakat Betawi masa kini agak terpinggirkan oleh modernisasi di lahan lahirnya sendiri. Namun tetap ada optimisme dari masyarakat Betawi generasi mendatang yang justru akan menopang modernisasi tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
No 1.
2.
Tabel 4.3 Konfirmasi Konsep George Harbert Mead terhadap Komunikasi Simbolik Penggunaan Bunga Dalam Budaya Betawi Rawa Belong Jakarta Barat Konfirmasi Konsep George Informan Jenis Umur Status Pengamat Budaya Harbert Mead terhadap Kunci Kelamin Informan hasil wawancara (Mind), (Self) dan (Society) Haji Nur Pria 68 Tokoh Manfaat simbol bunga hanya sebagai pelengkap saja, tidak (Mind), Ali Akbar Betawi Rawa ada yang diwajibkan dalam melakukan acara di (Babe Belong kebudayaan Betawi, memaknai bunga karnaRasullah SWT Nunung) Jakarta menyukai wewangian sehingga bunga lah yang Barat. selaluidentik disetiap acara tersebut. Harapannya Dapat memberikan masukan kepada warga (Self), dan Betawiuntuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas (Society) tradisi Budaya tentang simbol bunga. DRS. Pria 46 Pengamat Manfaat simbol bunga ada yang mempercai jika tidak (Mind), YAHYA Budayawan melakukan hal tersebut akan ada sebab dan akibat merasa ANDI Betawi ada kekurangan atau takut terkena musibah dan ada juga SAPUTRA (Ketua yang tidak mempercayai hal tersebut Lembaga dan menganggap bunga hanya tradisi dari turun menurun Kebudayaan dan Rasullah SWT menyukaiwewangian sehingga bunga (Self), dan Betawi) lah yang selalu identik disetiap acara tersebut. Harapan agar di masa mendatang tradisi “simbol bunga dalam Budaya Betawi” bisa lebih bermanfaat, informative, variatif dan menghibur; tetapi tidak menjadi musrik (Society)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
No
3.
Subjek Informan Rusli
Jenis Kelamin Pria
Umur
40
Status Informan Penjual bunga Rawa Belong Jakarta Barat
4.
Bachtiar
Pria
43
Konfirmasi Konsep George Harbert Mead terhadap hasil wawancara (Mind), (Self) dan (Society) Pemaknaan bunga sebenarnya yang paling menonjol dari (Mind), Budaya Jawa , dikarenakan Budaya Hindu itu sangat kuat dipulau Jawa, Patih Gajah Mada memasuki daerah (Self), dan pasundan untuk memperkenalkan kaya sirma bunga, ziarah dan lain-lain, (Society) dan Betawi itu dari pangeran Jayakarta yang konon masih keturunan raja-raja di Jawa kuatnya tradisi buga dari Budaya Hindu Saya mengharapkan tradisi Budaya Betawi. Dapat mengartikan simbol bunga warga Betawi yang berbeda agar menjadi trendsetter bagi Budaya yang lain Ciri khas Rawa Belong taman bunga atau pohon adalah (Mind), bagian dari mata pencarian ekonomi dimulai dari perdagangan kembang. Hal yang berkaitan bunga dengan acara Betawi Rawa (Self), dan Belong hanya syarat saja karna Rasullah menyukai wewangian sehingga digunakanlah bunga, jika tidak menggunakan bungapun tidak ada masalah. Pesan untuk masyarakat Indonesia Agar dimasa yang akan (Society) datang, tradisi simbol bunga Budaya Betawi tetap terjaga dan memikirkan agar dimasa yang akan datang bisa lebih membudidayakan kebudayaan Betawi Pengamat Budaya
Satu orang yang pernah mengalami salah satu acara tradisi tersebut
Sumber: Hasil Pengamatan Penulis
http://digilib.mercubuana.ac.id/
67
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian Manusia pada hakekatnya adalah makhluk yang berinteraksi yang tidak hanya melulu berinteraksi secara ekslusif antar manusia, tetapi juga inklusif dengan seluruh mikrokosmos. Seperti pada masyarakat Betawi mengadakan interaksi melalui bunga pada peristiwa budaya yang mereka lakukan.Terkadang manusia dalam interaksi sosialnya di sadari maupun tidak sering menampakkan fenomena-fenomena yang berupa simbol-simbol dan mempunyai banyak pemaknaan yang beragam antar individu. Fenomena pada peristwa Betawi melalui simbol bunga bisa ditangkap dan dimaknai di masyarakat merupakan refleksi dari fenomena interaksionisme simbolis. Pemaknaan tersebut didasarkan pada pemaknaan atas sesuatu yang dihadapinya lewat proses yang oleh Blumer disebut self-indication. Proses selfindication adalah proses komunikasi pada diri individu yang dimulai dari mengetahui sesuatu, menilainya, memberinya makna, dan memutuskan untuk bertindak berdasarkan makna tersebut. Dalam persektif Interaksi simbolik menganggap setiap individu di dalam dirinya memiliki esensi kebudayaan, berinteraksi di tengah sosial masyarakatnya, dan menghasilkan makna ”buah pikiran” yang disepakati secara kolektif. Dan pada akhirnya, dapat dikatakan bahwa setiap bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh setiap individu, akan mempertimbangkan sisi individu tersebut, inilah salah satu ciri dari perspektif interaksional yang beraliran interaksionisme simbolik.Teori interaksi simbolik menekankan pada hubungan antara simbol dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
interaksi, serta inti dari pandangan pendekatan ini adalah individu. 1Mereka mengatakan bahwa individu adalah objek yang bisa secara langsung ditelah dan dianalisis melalui interaksinya dengan individu yang lain. Seperti dalam tiga tema konsep pemikiran Mead: 1.
Pentingnya makna bagi perilaku manusia, Makna diciptakan dalam bahasa yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan orang lain maupun dengan dirinya sendiri atau pikiran pribadinya, makna proses komunikasi, makna tidak bersifat interinsik terhadap apapun. Dibutuhkan kontruksi interpretif diantara manusia-manusia menciptakan makna, tujuan dari interaksi adalah menciptakan makna yang sama. Seperti dalam masyarakat Betawi dalam proses komunikasi, makna bunga selalu dianggap penting dalam peristiwa Kebudayaan mereka. Mereka memaknai yang sama dalam makna bunga terhadap warga Betawi menjadikan suatu simbol pada acara-acara Kebudayaan Betawi dan membuat persepsi tiap individu untuk melalukan hal tersebut.
2.
Pentingnya konsep diri, Konsep diri erat kaitannya dengan diri individu, konsep diri merupakan sesuatu yang dibentuk bukan ada secara otomatis seiring dengan tingkat pertumbuhan
dan
perkembangan
individu.Seperti
dalam
konsep
pemakanaan bunga dalam kehidupan masyarakat Betawi, pembentukan konsep bunga berkaitan erat dengan lingkungan anatara masyarakat
1
Soeprapto, InteraksiSimbolik, Yogyakarta :PustakaPelajar:2007.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
69
Betawi
dengan
tempat
mereka
beraktivitas.
Lingkungan
sangat
berpengaruh besar terhadap konsep diri dalam memaknai bunga dalam aktivitasnya. 3.
Hubungan antara individu dengan masyarakat. Hubungan antara individu dengan masyarakat, individu memiliki status yang relative dominan terhadap masyarakat, masyarakat memiliki status yang relative dominan terhadap individu, individu dan masyarakat saling tergantung. Dalam peristiwa ini, menunjukan bahwa individu Betawi memiliki status yang relative dominan terhadap masyarakat Betawi dalam komunitasnya, sementara itu masih terdapat suatu hubungan lagi yaitu adanya hubungan interpenden (saling ketergantungan) antara individu didalam masyarakat yang tidak terbatas kualitasnya. Setiap satuan individu itu masing-masing mempunyai kekhususan yang berpengaruh terhadap dinamika kehidupan masyarakat. Tiga tema konsep pemikiran George Herbert Mead yang mendasari
interaksi simbolik pemaknaan bunga dalam peristiwa Budaya Betawi antara lain: pentingnya makna bagi perilaku manusia, pentingnya konsep mengenai diri dalam memaknai aktivitasnya, hubungan antara individu dengan masyarakat. Tema pertama pada interaksi simbolik berfokus pada pentingnya membentuk makna bagi perilaku manusia, Kemampuan individu dalam menggunakan simbol-simbol tertentu untuk menanggapi diri sendiri memungkinkan terjadinya proses berpikir. Berpikir adalah bagian dari konsep ketiga Mead, yaitu pikiran. Pikiran bukanlah suatu objek melainkan proses interaksi yang dilakukan dengan diri sendiri. Dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
teori interaksi simbolik tidak bisa dilepaskan dari proses komunikasi, karena awalnya makna itu tidak ada artinya,sampai pada akhirnya di konstruksi secara interpretif oleh individu melalui proses interaksi, untuk menciptakan makna yang dapat disepakati secara bersama dalam penggunaan bunga di setiap aktivitas peristiwanya. Selain George Herbert Mead, Herbert Blumer dan adalah yang pertamatama mendefinisikan teori interaksi simbolik. Asumsi lain yang dapat dilihat adalah Tujuh asumsi karya Herbert Blumer2:
No 1
2
3
Tabel 4.4 Konfirmasi Tujuh asumsi Herbert Blumer Asumsi karya Ya Tidak Keterangan Herbert Blumer Manusia bertindak Pada bunga tujuh rupa biasa terhadap orang dilakukan oleh warga Betawi lain berdasarkan untuk acara spiritualnya karna makna yang mereka mempunyai makna diberikan orang bahwa jika melakukan hal lain pada mereka, tersebut akan disenangi oleh Rasullah. Makna diciptakan Setiap bunga selalu mengandung dalam interaksi arti makna tersendiri yang di antar manusia, yakini bagi masyarakat Betawi. Pengertian dari warga Betawiadanya cerita turunmenurun, diawali dari Pangeran Jayakarta yang konon masih keturunan raja-raja di Jawa. Sedangkan tadisi bunga lebih kuat dari Jawa yang didipengaruhi dari kebudayaan Hindu. Makna Akekahkan menggunakan bunga dimodifikasi tuju rupa untuk syarat saja, warga melalui sebuah Betawi menggunakan bunga pada proses interpretif, acara tersebut dengan pemaknaan
2
Herbert Blumer dalam West-Turnerhttp://eric-harramain.blogspot.com http://ericharramain.blogspot.com/(1969) (2008: 99)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
4
Individu-individu mengembangkan konsep diri melalui interaksi dengan orang lain,
5
Konsep diri memberikan sebuah motif penting untuk berperilaku,
6
Orang dan kelompokkelompok dipengaruhi oleh proses Budaya dan Sosial, Struktur sosial dihasilkan melalui interaksi sosial
7
satu ke Allah SWT suka dengan wewangian, hal tersebut tidak ada masalah dan menyimpang dalam kaidah islam. Kecuali untuk sesaji (ritual) cari kekayaan dengan menyembang selain Allah SWT itu tidak benar dalam kaidah islam. Makna bunga tujuh rupa pada akekahan adalah keselamatan, keselarasan dan penghormatan pada yang di mau akekahkan dan untuk syarat saja, dikembangkan dengan menyediakan makanan kue ringan dan besek (nasi kotak) pada para tamu undangan pengajian Jika melaksanakan akekahan secara menggunakan bunga tuju rupa, sembelih kambing, pengajian, dan menyediakan makanan mempunyai motif penting bagi si pembuat acara karna dinilai perekonimiannya bagus. Menggunakan bunga pada acara akekahan adalah hal yang dilakukan dari turun-menurun sehingga hingga sampai saat ini tradisi tersebut masih dilakukan oleh warga Betawi. Bunga tuju rupa pada acara akekahan beserta sajian makanan yang disajikan hal tersebut menunjukan struktur sosial pada tuan rumah pembuat acara tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/