Love Lifts Us Up Where We Belong
A. Soehartono H.
A. Soehartono H.
SEKILAS TENTANG KACAMATA BARUKU Apakah Anda pernah atau sedang merasakan keadaan tidak nyaman, gelisah, ragu-ragu, hi lang semangat, tidak tahu ke mana harus me langkah, dan bahkan mengalami stres? Apakah Anda merasa hidup Anda hanya begini-begini saja dan ingin mencari tahu impian serta tu juan hidup Anda yang sebenarnya? Apakah Anda juga mengalami trauma dan konflik ma sa lalu? Atau sering mengalami konflik baik dengan diri sendiri, keluarga atau orang-orang terdekat dalam hidup Anda? iii
Jika jawabannya “ya”, buku ini akan membantu Anda memperoleh pemahaman baru me ngenai gambaran keseluruhan melalui wawa san tentang pikiran sadar dan bawah sadar, pemahaman Alkitab, serta pengetahuan dan pengalaman berharga yang didapatkan penulis. Berikut adalah sedikit ilustrasi tentang apa yang ada di dalam buku Kacamata Baruku agar Anda mempunyai sedikit gambaran: 1. Mengapa kita marah? Marah secara seder hana adalah suatu sinyal dari diri Anda sendiri bahwa ada aturan yang dilanggar baik oleh orang lain maupun diri sendiri. Tetapi, belum tentu aturan itu sudah Anda sosialisasikan, dimengerti, dan disetujui oleh orang lain. Sebagai contoh, apakah ki ta boleh membaca pesan atau memeriksa iv
isi telepon genggam pasangan kita? Kalau menurut aturan Anda boleh, Anda tidak akan marah saat pasangan Anda membuka dan membaca pesan telepon genggam An da. Tetapi jika aturan Anda tidak mem perbolehkannya, Anda akan marah ketika pasangan Anda membuka dan membaca pesan di telepon genggam Anda. Dengan pengertian seperti itu, tentunya Anda akan bisa mengevaluasi mengapa Anda marah. Saya percaya begitu Anda memahami hal itu dan melatihnya, dalam waktu singkat Anda akan menjadi orang yang tidak mu dah marah. 2. Jika Anda mempunyai pengertian beri kut ini tentang kegagalan: “Di batas pe ngetahuan, pengalaman, dan keahlian, v
semua orang akan mengalami kegagalan,” apa yang akan Anda lakukan saat mengalami kegagalan? Menyalahkan keadaan atau orang lain atas kegagalan Anda dan menyesalinya seumur hidup, atau Anda akan belajar dan mencoba lagi karena Anda menyadari bah wa masalah tersebut berada di luar batas pengetahuan, pengalaman, dan keahlian Anda? Hal itu bagaikan seorang anak SMP yang diberi tes soal-soal anak SMA, ia ke mungkinan besar akan gagal. Namun, tiga tahun kemudian setelah mempelajari pela jaran SMA, saya yakin dia pasti akan lulus. 3. Bila Anda mengajarkan anak Anda nilai dan kepercayaan seperti ini “Semua mu dah bila kita tahu caranya”, kira-kira ke lak apa yang akan dilakukannya bila ia vi
menghadapi kesulitan? Apakah ia akan mengeluh dan putus asa, atau dia akan mencari tahu caranya dengan bertanya? Entah bertanya kepada guru atau orang tua dan membaca buku, mereka pasti akan menemukan caranya.
vii
And in the end, it’s not the years in your life that count. It’s the life in your years. Dan pada akhirnya, yang penting bukan berapa banyak tahun yang telah kau lewati dalam hidupmu, melainkan seberapa besar makna hidupmu di tahun-tahun tersebut.
—Abraham Lincoln
2
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
—Matius 22:39
Adakah hubungan antara rezeki seseorang de ngan firman Tuhan di atas?
Apa yang akan kita dapatkan ketika kita bisa memberikan hal-hal berikut kepada sesama kita? Memberi senyuman, kata-kata pujian, penghiburan, empati, bantuan, atau hadiah? Mereka akan merasa senang dan gembira; tetapi sebagai pihak yang memberi, di sam ping mendapatkan ucapan terima kasih, kita juga akan merasakan kebahagiaan. 3
Tetapi, apa yang akan kita dapatkan ketika kita bisa memberikan hal-hal berikut kepa da sesama kita: produk yang lebih bagus, lebih enak, dan lebih indah untuk harga yang sama; harga yang lebih murah untuk produk sejenis; serta pelayanan yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih ramah? Mereka akan senang dan gembira, dan kita akan mendapatkan ucapan terima kasih yang berupa keuntungan. Semakin banyak orang yang bisa kita beri produk/ layanan, akan semakin banyak pula rezeki kita. Kita bisa memberi jika kita mempunyai. Kita akan mempunyai bila kita tahu ca ra mendapatkan atau menghasilkannya terlebih dahulu. Satu-satunya jalan untuk 4
mengetahui cara mendapatkan atau meng hasilkan adalah belajar. Sebagai contoh, bila Anda belajar dengan tekun sehingga bisa menghasilkan roti yang enak dengan harga yang lebih murah di banding yang dijual di pasaran, kira-kira apa yang akan terjadi? Kemudian, jika An da bisa mendistribusikan roti tersebut ke seluruh Indonesia, kira-kira apa yang ter jadi dengan hidup Anda? Pastilah Anda akan mendapat banyak re zeki.
Dari mana kita bisa belajar? Kita bisa belajar dari banyak sumber, anta ra lain dari Tuhan, dari lingkungan alam di sekeliling kita, pengalaman hidup kita, maupun pengalaman hidup orang lain se 5
perti orang tua, saudara, pimpinan, dan rekan kerja kita. Kita juga bisa belajar da ri membaca buku, dari pembimbing atau pelatih melalui seminar, training atau work shop, dan masih banyak lagi.
Apa hal terpenting yang harus kita pelajari? Belajar cara belajar. Secara sederhana, proses belajar atau ber pikir adalah proses tanya jawab. Bila Anda menanyakan kepada diri Anda sendiri me ngapa daun berwarna hijau dan kemudian Anda mencari tahu sehingga mendapatkan jawabannya, itulah yang disebut proses be lajar.
Apa yang dimaksud dengan belajar cara belajar? 6
Belajar cara belajar berarti Anda: 1. Mengerti bagaimana menggunakan kata tanya atau bertanya dengan baik. 2. Mengetahui cara mencari jawaban nya. 3. Melakukan pengamatan dan evaluasi. Perhatikan contoh berikut: bila seseorang yang tidak mampu atau miskin bertanya kepada dirinya sendiri, “Mengapa saya miskin?”, sangatlah mungkin jawabannya adalah, “Sebab saya terlahir dari keluarga tidak mampu” atau “ Saya memang orang yang kurang pintar” atau “Ya, saya hanya lulusan SMA.” Tetapi, bagaimana jika dia mengubah pertanyaannya menjadi “Ba gaimana caranya menjadi orang kaya?” 7
Apa jawaban yang bakal ia temukan? Dia akan menemukan jawaban, cara, atau jalan untuk bisa menjadi orang kaya. Salah satu jawabannya mungkin adalah seperti yang kita bahas di tadi, yaitu bagaimana kita mendapatkan rezeki dengan cara memberi kepada sebanyak-banyaknya orang.
Setujukah Anda bila kita bisa belajar, ber tumbuh, dan bertransformasi sehingga kita bisa memberi sesuatu kepada orang lain ma ka kita akan mendapatkan banyak rezeki? Ya, semakin banyak orang yang bisa kita beri, akan semakin besar pula rezeki yang akan kita dapatkan.
Bila kita sudah bisa menghasilkan banyak rezeki, apakah kita bisa disebut sebagai orang sukses? 8
Jawabannya relatif, tergantung pada defi nisi sukses Anda sendiri. Tetapi, menurut pendapat saya hal itu belum cukup. Me nurut saya sukses adalah bertumbuh dan bertransformasi dalam kedamaian dan kebahagiaan. Mengapa begitu? Ka rena banyak orang, termasuk saya dulu, terlalu fokus pada hasil akhir yang da lam hal ini berupa penghasilan atau ke untungan sehingga sering melupakan kesehatan, lupa waktu yang berharga bersama keluarga, dan lupa untuk selalu belajar. Padahal, keuntungan bukanlah tujuan utama kita yang sebenarnya sebab keuntungan adalah bentuk lain ucapan terima kasih dari sesama. Kita sering lu pa bahwa salah satu tujuan utama yang kita cari adalah kebahagiaan, sedangkan 9
kebahagiaan akan kita dapatkan bila kita bertumbuh dalam semua aspek kehidupan yang meliputi spiritual, mental, kesehatan, bisnis atau finansial, keluarga, rekreasi atau hobi, dan sosial.
Bila definisi sukses seperti itu, boleh dibilang sebenarnya syarat menjadi orang sukses cukup mudah. Tetapi jika syaratnya cukup mudah, mengapa hanya sedikit orang yang sukses? Salah satu hambatan dalam mencapai kesuksesan adalah karena orang belum atau tidak mempunyai mindset yang selaras dan memberdayakan sehingga mereka sering mengalami Kondisi Men tok, yaitu suatu keadaan tidak nyaman, gelisah, ragu-ragu, hilang semangat, tidak 10
tahu ke mana harus melangkah, atau bahkan mengalami stres. Hal itu juga da pat membuat orang sering mengalami konflik dan tidak berani melangkah untuk mewujudkan impiannya. Jika diibaratkan komputer atau telepon genggam, mindset kita adalah software atau sistem operasinya. Seberapa besar efek dari suatu sistem operasi bisa dilihat dalam persaingan produk smartphone antara Nokia, iPhone, Samsung, dan BlackBerry. Dalam pembuatan hardware produk telepon genggam, apakah Nokia kalah dari Samsung? Tidak, tetapi salah satu penyebab kemajuan pesat Samsung saat ini adalah berkat keunggulan sistem operasi Andorid yang digunakannya. De 11
mikian pula pengaruh mindset kita; bila selaras dan memberdayakan maka kita akan dapat bertumbuh dan melakukan transformasi dengan baik. Bila diibaratkan sebuah bangunan, mind set adalah fondasi bangunan tersebut. Mindset yang selaras seperti fondasi yang kuat sehingga gedung yang tinggi bisa dibangun di atasnya. Selain menahan beban gedung, fondasi tersebut juga bisa menahan berbagai beban lain seperti terpaan angin, guyuran hujan, maupun guncangan gempa. Mindset yang tidak atau kurang selaras akan mengakibatkan fondasi itu tidak kuat atau rapuh dan mudah terguncang akibat sedikit beban, angin, hujan, dan apalagi gempa bumi.
12
Dan:
Bagaimanakah cara menyelaraskan mindset sehingga Anda berani melang kah untuk mewujudkan impian?
Bagaimana cara mengatasi konflik baik yang disebabkan oleh dua nilai yang bertentangan dalam diri sendiri maupun konflik yang disebabkan oleh emosi negatif?
Bagaimana cara menghadapi Kondisi Mentok?
Bagaimana menggunakan Diagram Tujuh Elemen Sukses dan Diagram Langkah Sukses untuk menuntun kita dalam perjalanan menuju impian kita? 13
dan lain-lain. Anda bisa membaca keseluruhannya dalam buku Kacamata Baruku. Bila Anda tertarik untuk mengubah hidup Anda menjadi le bih baik dan bermakna dengan cara yang sederhana, buku ini membahas cara untuk mewujudkan perubahan tersebut secara lebih jelas dan lebih lengkap dengan disertai contohcontoh yang mudah dimengerti seperti yang telah saya sebutkan. Berbeda dengan bukubuku lain, buku ini juga dilengkapi panduan “step by step“ yang mengajak Anda untuk langsung menuangkan pengetahuan yang Anda dapatkan dari buku ini dalam program kerja Anda.
14