38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Penelitian a. Sekilas tentang PSSI PSSI (Persatuan Sepakbola seluruh Indonesia ) yang dibentuk 19 April 1930 di Yogyakarta. Sebagai organisasi olahraga yang dilahirkan di Zaman penjajahan Belanda, Kelahiran PSSI betapapun terkait dengan kegiatan politik menentang penjajahan. Jika meneliti dan menganalisa saat- saat sebelum, selama dan sesudah kelahirannya, sampai 5 tahun pasca Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, jelas sekali bahwa PSSI lahir, karena dibidani politisi bangsa yang baik secara langsung maupun tidak, menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih benih nasionalisme di dada pemuda-pemuda Indonesia.38 Saat ini, kepengurusan PSSI pun telah sampai ke pengurusan di tingkat daerah - daerah di seluruh Indonesia . Hal ini membuat Sepakbola semakin menjadi olahraga dari rakyat dan untuk rakyat. Dalam perkembangannya PSSI telah menjadi anggota FIFA sejak tanggal 1 November 1952 pada saat congress FIFA di Helsinki. Setelah diterima menjadi anggota FIFA, selanjutnya PSSI diterima pula menjadi anggota AFC (Asian Football Confederation) tahun 1952, bahkan menjadi pelopor pula pembentukan AFF (Asean Football Federation) di
38
Sejarah PSSI (2010). Pssi-football.com. Diakses pada 4 Januari 2011 dari http://www.pssi-football.com/id/view.php?page=pssi
38
39
zaman kepengurusan Kardono, sehingga Kardono sempat menjadi wakil presiden AFF untuk selanjutnya Ketua Kehormatan. Di bawah kepengurusan PSSI, sepakbola nasional
terus berkembang
walaupun perkembangan dunia persepakbolaan Indonesia ini mengalami pasang surut dalam kualitas pemain, kompetisi dan organisasinya. Akan tetapi olahraga yang dapat diterima di semua lapisan masyarakat ini tetap bertahan apapun kondisinya. PSSI sebagai induk dari sepakbola nasional ini memang telah berupaya membina tim nasional dengan baik, menghabiskan dana milyaran rupiah, walaupun hasil yang diperoleh masih kurang menggembirakan. Hal ini disebabkan adanya cara pandang yang keliru. Untuk mengangkat prestasi Tim nasional, tidak cukup hanya membina Tim nasional itu sendiri, melainkan juga dua sektor penting lainnya yaitu kompetisi dan organisasi, sementara tanpa disadari kompetisi nasional kita telah tertinggal. Padahal di era sebelum tahun 70an, banyak pemain Indonesia yang bisa bersaing di tingkat internasional sebut saja era Ramang dan Tan Liong Houw, kemudian era Sucipto Suntoro dan belakangan era Ronny Pattinasarani. 39 Dalam perkembangannya PSSI sekarang ini telah memperluas jenis kompetisi dan pertandingan yang dinaunginya. PSSI pun mewadahi pertandingan - pertandingan yang terdiri dari pertandingan di dalam negeri yang diselenggarakan oleh pihak perkumpulan atau klub sepakbola, pengurus cabang, pengurus daerah yang dituangkan dalam kalender kegiatan tahunan PSSI sesuai dengan program yang disusun oleh PSSI.
39
ibid
40
Nama PSSI semakin melonjak ketika Indonesia berkesempatan mengikuti kejuaraan AFF suzuki cup 2010. Proses pembentukan pemain Tim nasional pun gencar dilakukan. Bahkan kadang sampai menuai kontrofersi dalam penyeleksian pemain tim nasional tersebut. b. Profil Tim nasional Indonesia di piala AFF cup 2010 Setelah melewati berbagai macam tes dan penyeleksian, akhirnya terbentuk skuad (Daftar Pemain) Tim nasional Indonesia untuk Piala AFF Suzuki cup 2010 yang sudah secara resmi diumumkan Badan Tim Nasional atau BTN, yaitu berisi 30 pemain dari berbagai klub di Indonesia Super League (ISL). 30 pemain ini nantinya akan dikerucutkan lagi menjadi 23 pemain sehari menjelang gelaran Piala AFF 2010 yang mulai berlangsung 1 Desember 2010. Dari 30 nama pemain, ada beberapa muka baru yang sebelumnya tidak dipanggil dalam pelatnas. Mereka adalah Irfan Bachdim, Octavianus, M Roby, Hariono, Johan Juansah, Hamka Hamzah, dan Christian Gonzales (yang ketika itu baru saja menyelesaikan proses naturalisasinya). Adapun Budi Sudarsono dikabarkan gagal tampil karena cedera, begitupun Boaz Salosa yang dicoret karena dinilai tidak profesional, telat bergabung ke Pelatnas dengan alasan keluarga, karena 2 anaknya sakit.40
40
Skuad (Daftar Pemain) tim nasional Indonesia di piala AFF 2010. (2010, 25 November). Sepakbola.showbiznotes.net Diakses pada 4 Januari 2011 dari http://sepakbola.showbiznotes.net/skuad-daftar-pemain-timnas-indonesia-di-piala-aff2010/
41
Dibawah ini merupakan skuad tim nasional
41
yang akan berlaga di Piala
AFF 2010, yaitu skuad ideal terbaik Indonesia yang berisikan komposisi pemain senior dan junior ala pelatih Alfred Riedl. Kiper: Markus Horison, Ferry Rotinsulu, Kurnia Meiga, Made Wirawan Bek: Zulkifli, Benny Wahyudi, Ricardo Salampessy, Nova Arianto, Maman Abdulrahman, Hamka Hamzah, Yesaya Desnam, M Roby, M Nasuha, Slamet Riyadi Gelandang: M Ridwan, Arif Suyono, Toni Sucipto, Firman Utina, Eka Ramdani, Ahmad Bustomi, Hariono, Johan Juansyah, Oktovianus Maniani, Octavianus Penyerang: Christian Gonzales, Irfan Bachdim, Bambang Pamungkas, Yongky Aribowo, Dendi Santoso c.
Sekilas tentang sepak terjang Tim nasional Indonesia di kejuaraan AFF suzuki cup AFF Cup (Asean Football Federation) didirikan pada tahun 31 Januari
1984 (Dahulu bernama piala tiger). AFF telah mengalami banyak perkembangan sebelumnya pada tahun 1984 hanya memiliki 5 peserta. Saat ini ada 11 anggota diantaranya Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Philipina, Singapura, Thailand, Timor Leste, dan Vietnam. 41
Brunei Darussalam,
Skuad (Daftar Pemain) tim nasional Indonesia di piala AFF 2010. (2010, 25 November). Sepakbola.showbiznotes.net Diakses pada 5 Januari 2011 dari http://sepakbola.showbiznotes.net/skuad-daftar-pemain-timnas-indonesia-di-piala-aff2010/
42
Thailand, Philipina, Singapura, dan Malaysia adalah negara pendiri dan ketua dari AFF di rotasi dari 5 negara tersebut.42 AFF Suzuki Cup merupakan kompetisi sepakbola yang diselenggarakan setiap 4 tahun sekali oleh Federasi Sepak Bola ASEAN dan diperebutkan oleh setiap tim nasional di Asia Tenggara. Di kancah Asia Tenggara sekalipun, Indonesia belum pernah berhasil menjadi juara Piala AFF (dulu disebut Piala Tiger) dan hanya menjadi salah satu tim unggulan. Prestasi tertinggi Indonesia hanyalah tempat kedua di tahun 2000, 2002, dan 2004, dan 2010 (dan menjadikan Indonesia negara terbanyak peraih runner-up dari seluruh negara peserta Piala AFF).43 Di kejuaraan inilah Tim nasional Indonesia mendapat sorotan kembali dari para pecinta sepakbola ditanah air ketika berlangsungnya kejuaraan AFF suzuki cup 2010. Eforia masyakat yang mendukung tim nasional indonesia berkembang semakin tinggi dari hari ke hari dikarenakan media tanah air juga turut andil dalam mengekspos berita. Bila pada umumnya berita tentang sepak bola hanya ada di salah satu rubrik di koran namun pada masa kejuaraan AFF suzuki cup 2010 ini, berita tentang perkembangan tim nasional turut menghiasi headlineheadline utama koran di Indonesia. Bahkan hal ini juga dapat dilihat di majalahmajalah remaja yang ketika itu juga ikut membahas tentang sepakbola dan pemainnya. 42
About AFF (2010, Juni). Affsuzuki.com. Diakses pada 4 Januari 2011 dari http://www.affsuzukicup.com/aboutaff.html 43
Tim Nasional sepak bola Indonesia (2011, 8Februari). Wikipedia.org. Diakses pada tanggal 17 Maret 2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Tim_nasional_sepak_bola_Indonesia
43
Tidak hanya media cetak, media elektronik pun seperti televisi juga meliput banyak berita-berita tentang kejuaraan AFF. Selain itu, pemberitaan tentang sepakbola ini tidak hanya di tampilkan oleh media yang berkaitan dengan olahraga saja, bahkan acara infotainment pun juga ikut memberitakan tentang sepakbola namun tidak hanya seputar kejuaraannya saja melainkan juga profil tiap pemainnya. Keunggulan dari setiap pemain diulas secara apik untuk menarik perhatian masyarakat. Hal ini memperlihatkan seberapa besar ekspos yang dilakukan oleh media terhadap kejuaraan dan orang-orang yang terlibat didalamnya. Masyarakat Indonesia menjadi demam sepakbola, dan yang istimewanya, mereka semua mendukung Tim nasional indonesia. Tidak hanya itu, kejuaraan AFF suzuki cup 2010 yang di ikuti oleh Tim nasional Indonesia ini juga dimanfaatkan oleh pengelola restoran-restoran atau tempat-tempat yang biasa dijadikan tempat berkumpul sebagai tempat diadakannya “nobar” (nonton bareng) sepakbola dan pengunjungnya pun ramai memadati. Sehingga hal demikian dapat menimbulkan pemandangan orang-orang yang memiliki jiwa nasionalis tinggi. Namun sebenarnya kejadian ini merupakan hal yang jarang terjadi mengingat masyarakat pada umumnya hanya melakukan kegiatan ini ketika ada kejuaraan dunia saja atau biasa disebut Piala dunia. Fenomena yang demikianlah yang akhirnya membuat masyarakat pun tertarik untuk terus
mengikuti dan menyaksikan sepak terjang tim nasional
Indonesia dalam kejuaraan Piala AFF khususnya wanita. Bila biasanya kaum lakilaki yang ingin tahu banyak tetapi pada masa kejuaraan AFF suzuki cup 2010 ini,
44
wanita pun ikut memperlihatkan dukungannya. Mereka berbondong-bondong datang untuk menyaksikan pertandingan langsung dan tak lupa dengan segala atribut yang dibawa. Hal inilah yang akhirnya menimbulkan pertanyaan apa yang menyebabkan wanita-wanita ini rela berdesak-desakkan hanya untuk menonton pertandingan sepakbola.
4.2 Hasil Penelitian Untuk mendapatkan hasil temuan, digunakan analisis data naratif. Analisis ini berguna untuk menghimpun gambaran deskriptif agar nantinya diperoleh gambaran yang konkret mengenai citra tim nasional pasca kejuaraan AFF Cup 2010 dimata suporter wanita dan dilihat dari keempat fungsi citra yaitu :
4.2.1. Citra Tim Nasional dilihat dari fungsi Public Understanding Public Understanding yaitu individu berusaha untuk memberikan pemahaman kepada publik tentang dirinya, dengan tujuan publik memiliki pengetahuan yang cukup tentang dirinya. Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman publik tentang citra Timnas, terlebih dahulu para narasumber mengungkapkan pengetahuannya tentang organisasi PSSI dan Timnas. Pada dasarnya para narasumber cukup tahu mengenai PSSI mulai dari definisi maupun tugas dan fungsinya. Pauline berpendapat bahwa PSSI adalah organisasi yang bertugas untuk mengatur segala hal yang berkaitan dengan timnas dan juga kompetisi sepak bola Indonesia. PSSI
45
juga berkewajiban untuk melakukan pembinaan dalam membenahi sepak bola Indonesia.Seperti yang diungkapkannya di bawah ini: “PSSI adalah asosiasi sepak bola Indonesia dan diakui oleh lembaga sepak bola tertinggi dunia, FIFA. Fungsinya mengatur segala hal yang berkaitan dengan timnas dan juga yang berkaitan dengan kompetisi sepak bola di Indonesia. Mereka juga berperan dalam membenahi sepak bola Indonesia dan punya fungsi pembinaan.” Hal yang serupa juga dikatakan oleh Azka, Azka berpendapat bahwa PSSI mempunyai tugas yang sangat berat dimana PSSI harus menangani, mengelola dan bertanggung jawab atas persepakbolaan di Indonesia. PSSI merupakan organisasi essential yang harus membangun persepakbolaan Indonesia ke arah yang lebih baik oleh karena itu kebijakan-kebijakan yang diambil harus bermanfaat bagi semua pihak. Berikut pernyataan Azka: “PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) adalah organisasi yang menangani, mengelola, bertanggung jawab terhadap persepakbolaan di Indonesia. Tugas dan fungsi PSSI itu sendiri sangat berat. Mereka harus mengelola dengan baik dan benar salah satu bidang olahraga yang amat sangat diminati di negara ini. Yaitu sepak bola. Mereka juga harus bisa mengeluarkan kebijakan – kebijakan yang sangat bermanfaat bagi seluruh aspek. Fungsi organisasi ini juga sangat esensial bagi perkembangan sepak bola Indonesia. PSSI memiliki fungsi yaitu terus mengelola, membangun persepakbolaan Indonesia kearah lebih baik. Tidak jauh berbeda dengan Pauline dan Azka, Gotcha mengatakan bahwa PSSI lah yang berperan utama untuk mengelola dan mengawasi sepakbola Indonesia. Termasuk menentukan penseleksian pemain – pemain Timnas. Gotcha juga menambahkan bahwa kejuaraan sepakbola Indonesia dan segala hal yang berhubungan dengan timnas, semuanya ada di bawah wewenang PSSI seperti berikut :
46
“PSSI ya organisasi yang mengelola dan mengawasi sepak bola dalam negeri. PSSI pun yang menentukan penseleksian pemain-pemain sepakbola Indonesia untuk nantinya dipilih menjadi pemain Timnas. Semua itu dalam naungan PSSI. PSSI juga yang mengurus segala kejuaraan sepakbola di dalam negeri. Mereka bertanggung jawab mengatur semua kegiatan yang berhubungan baik dengan timnas maupun sepakbola dalam negeri.” Tugas konkrit PSSI yang diketahui oleh Azka adalah membuat regulasi sepak bola yang disesuaikan dengan standar FIFA, membuat sistem perekrutan dan penyeleksian pemain. Berikut kutipannya: “Membuat regulasi baru yang disesuaikan dengan standar FIFA. FIFA itu Asosiasi sepak bola dunia. Melakukan sistem perekrutan pemain, sepeti masalah sistem masalah perekrutan pemain, sama halnya dengan Timnas sistem penyeleksiannya.” Kerja dan tugas dari PSSI adalah termasuk melakukan pembinaan pada Timnas karena Timnas adalah tim yang berada dalam naungan PSSI. Para narasumber pun sudah cukup paham akan tugas dari Timnas. Seperti Pauline yang memberikan penjelasan tentang Timnas, dia berpendapat Timnas adalah atlet-atlet terpilih yang bertugas bermain sebaik-baiknya untuk bertanding membela nama negara. Berikut kutipannya: “Tim nasional adalah sekelompok pemain yang dipilih melalui proses seleksi untuk membela negara, dalam hal ini melalui pertandingan sepak bola. Tugasnya untuk bermain sebaik-baiknya dan mengharumkan nama negara.” Gotcha juga menjelaskan kalau tugas timnas tidak hanya bermain sepakbola dengan baik untuk membawa nama Indonesia melainkan pemain timnas juga harus membangun kepribadian yang baik karena sebagai pemain timnas,
47
mereka juga merupakan panutan bagi pemain – pemain lainnya. Berikut kutipannya: “Timnas adalah orang – orang atau sekelompok pemain - pemain terpilih yang disetujui PSSI untuk nantinya bisa bermain sepakbola dengan membawa nama besar negara Indonesia. Tugas mereka hanya satu, bermain sepakbola dengan baik untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional. Diluar itu, mereka juga harus memiliki kepribadian yang baik dari segala sisi. Mereka kan juga panutan bagi pemain - pemain lainnya” Public understanding tidak terlepas dari usaha organisasi dalam memberikan pemahaman tentang organisasinya kepada publik. Pauline pun mempunyai pendapat bahwa selama ini informasi yang diberikan PSSI masing kurang up to date dari segi kuantitas dan kecepatan, sehingga publik pun kesulitan untuk mencari informasi. Dia pun mengatakan bahwa informasi yang diberikan PSSI masih kurang transparan dalam mengelola informasi dan komunikasi dengan publik. Yang akhirnya berdampak negatif bagi PSSI sendiri. Berikut kutipannya: “Informasi dari situs kurang update (dari segi kuantitas dan kecepatan) kadang susah untuk mencari laporan pertandingan lengkap dalam waktu cepat. Ini adalah contoh kecil dari informasi yang kurang transparan yang dilakukan oleh PSSI. PSSI masih kurang dalam mengelola informasi dan komunikasi dengan publik. Ini akan berdampak negatif bagi masyarakat tentunya. Masyarakat sudah pintar dalam menanggapi setiap hal negatif. Mereka akan semakin berpikir negatif tentang PSSI.” Pendapat yang sama didukung oleh Gotcha bahwa PSSI masih kurang transparan dalam memberikan informasi atas kebijakan – kebijakan mereka. Yang sebetulnya hal itu diperlukan untuk menjaga hubungan baik dan membangun anggapan masyarakat. “Mereka masih kurang transparan dalam menginformasikan segala keputusan dan kebijakan yang mereka ambil. Sehingga gue pribadi ngerasa mereka (PSSI) belum segitunya terbuka terhadap masyarakat.
48
Padahal untuk menjaga hubungan yang baik kan harus melalui proses komunikasi yang betul. Kalau mereka emang mau membangun anggapan masyarakat bahwa PSSI sudah terbuka atau transparan, ya mereka harus melakukan apa yang bisa dimengerti oleh masyarakat” Azka pun menegaskan kembali bahwa selama ini dalam memberikan informasi kepada publik masih jauh dari harapan. Selain itu informasi yang ada dari PSSI cenderung statis dan tidak berkembang. Azka mengeluhkan kebingungannya terhadap kebijakan yang diambil oleh PSSI dikarenakan kurangnya informasi yang diperoleh. Berikut pernyataan Azka: “sangat jauh dari harapan. Kalau mereka memang baik dalam segi pengelolaan informasinya, aku yakin PSSI ga akan seperti sekarang. Mereka tidak transparan dalam memberikan informasi. Dan bahkan kesannya statis dan tidak berkembang. Masyarrakat pun dibuat bingung dengan berbagai kebijakan-kebijakan yang diambil oleh PSSI termasuk menyangkut Tim Nasional Sepak bola Indonesia.” Terdapat perbedaan media yang dipilih oleh Azka dan Pauline. Azka lebih sering mendapatkan info-info tentang PSSI maupun Timnas dari Televisi dan Koran. Sedangkan Pauline lebih sering melihat dari portal-portal berita seperti detik.com dan kompas.com. Hal ini dilakukan karena sulitnya mendapatkan informasi dari situs resmi PSSI dan dia pun menganggap info dari portal berita lebih aktual dan lugas. Berikut pernyataan keduanya: “televisi dan dari pemberitaan di Koran” (Azka) “Yang pasti sih bukan dari situs resminya karena beritanya kurang aktual jadi aku lebih mempercayakan portal-portal berita di Internet, kaya detik.com, kompas bisa dikatakan mereka lebih up to date. Lebih aktual dan lugas dalam memberikan informasi tentang PSSI.” (Pauline)
49
Selain portal berita pauline juga mencari berita dari blog-blog atau website pribadi. Pauline pun mengungkapkan spekulasi mengapa muncul blog-blog dan website pribadi ini yaitu karena kurangnya pengelolaan informasi dari PSSI. Berikut kutipannya: “Oya, mungkin karena kurang terlihatnya progress dari PSSI mengenai informasi, maka muncul blog-blog dan website pribadi yang juga ikut menginformasikan tentang PSSI saya pikir ini munculnya blog-blog ini salah satu kurangnya pengelolaan informasi yang diberikan oleh PSSI. Jadi masyarakat lain tidak lagi sabar untuk memberitakan persepakbolaan di Indonesia” Kedua narasumber mempunyai pendapat yang sama tentang keterbukaan PSSI kepada publik dimana mereka menganggap bahwa selama ini PSSI masih sangat kurang dalam memberikan informasi kepada publik. Padahal masyarakat saat ini pastinya memanfaatkan teknologi untuk mengakses informasi. Pauline berpendapat PSSI tidak boleh ketinggalan dalam memberikan informasi yang aktual. Agar masyarakat dapat tetap memberikan kepercayaan pada PSSI. Berikut pernyataannya: “Don’t think so. Mereka kurang transparan. Seperti yang udah aku bilang.. sebaiknya PSSI betul-betul memikirkan hal itu. Masyarakat sudah “melek” akan teknologi dan informasi. Jadi PSSI juga tidak boleh ketinggalan dalam memberitakan informasi secara aktual. Itu kalau mereka mau masyarakat tetap memberi kepercayaan kepada PSSI.” Organisasi PSSI dimata Pauline saat ini masih perlu melakukan pembenahan karena mereka belum mampu untuk lepas dari kepentingan pihakpihak tertentu. Masih perlu memberikan transparansi mengenai kegiatan-kegiatan
50
yang dilakukannya. PSSI pun masih perlu melakukan pembenahan pada tata cara penyelenggaraan kejuaraan sepak bola internasional. Berikut kutipannya: “Masih perlu banyak pembenahan. Mereka belum lepas dari kepentingan-kepentingan pihak tertentu. Masih perlu transparansi mengenai alokasi dana untuk klub-klub dan pembinaan. Pembenahan mengenai tata cara penyelenggaraan ajang sepak bola juga terlihat dibutuhkan jika berkaca pada AFF 2010. PSSI perlu terus belajar dan tidak perlu malu akan hal itu. Dibandingkan negara-negara lain, PSSI mungkin memang tertinggal dalam hal pembinaan usia muda dan concern untuk pelatihan timnas.” Sedangkan Azka mempunyai pendapat yang sedikit berbeda. Azka membandingkan PSSI dengan tahun-tahun sebelum kejuaraan AFF 2010 dimana pada saat itu kondisi PSSI stagnan tanpa perhatian yang besar dari masyarakat. Namun pada saat AFF 2010 perhatian masyarakat kembali lagi ke PSSI dan timnas karena penampilannya dan prestasinya yang sudah terlihat. Kala itu besar harapan masyarakat bahwa sepak bola Indonesia mempunyai harapan untuk berjaya. Sayangnya, hal tersebut tidak terjadi karena adanya masalah dualisme dalam internal PSSI. Dimana banyak yang menganggap bahwa organisasi ini tidak lagi murni mementingkan sepak bola Indonesia tetapi justru kepentingan pribadi. Seperti diungkapkannya dalam pernyataan berikut ini: “Jika harus melihat kebelakang, PSSI pada tahun itu ga seperti PSSI saat ini. Sebelum AFF cup 2010 PSSI mengalami stagnan dalam proses perkembangannya. Dan ketika AFF berlangsung, PSSI juga mulai mendapat perhatian yang sama dengan timnas yang berlaga di AFF cup 2010 saat itu. Penampilan timnas yang meningkat ternyata juga bisa meningkatkan perhatian masyarakat terhadap PSSI. Bagaimana masyarakat menantikan progress PSSI dalam mengelola timnas. namun setelah AFF cup 2010 selesai, PSSI mulai mengalami penurunan dalam pengelolaan Timnas. sampai – sampai PSSI di isukan akan dibubar jika sampai saat itu belum bisa menyelesaikan masalah internal yang melandanya. Masalah dualisme yang melanda PSSI menjadi gambaran
51
bahwa organisasi ini bukan lagi mementingkan persepakbolaan Indonesia tetapi hanya mementingkan kepentingan pribadi.” Apa yang terjadi dengan PSSI secara tidak langsung berpengaruh pada timnas. Pauline menilai Timnas Indonesia adalah tim yang dibentuk secara instan, berbeda dengan tim negara lain yang dilatih dalam periode waktu yang lama dan berkesinambungan, timnas Indonesia dikumpulkan dalam waktu yang sikangkat dan tidak memiliki persiapan yang matang. Pauline pun menganggap timnas masih terganggu dengan hal-hal eksternal karena anggota PSSI yang mengurus timnas belum menjalankan fungsi dan tugsanya dengan benar. Berikut pernyataannya: “Organisasi timnas Indonesia cenderung instan, ketika timnas-timnas lain digembleng dalam periode yang lebih lama dan berkesinambungan, timnas Indonesia dikumpulkan dalam waktu singkat dan tidak memiliki persiapan yang matang. Usai turnamen langsung dibubarkan, dipanggil lagi jelang mepet pertandingan. Dengan begitu, latihan pun tidak akan maksimal. Organisasinya sendiri belum terlihat jelas. Terbukti dengan masih adanya pihak2 tidak berkepentingan yang bisa bertemu timnas pada masa turnamen untuk kepntingan2 tertentu, juga bahkan sampai ruang ganti. Jika elemen dalam organisasi jelas tiap fungsinya dan menjalankan fungsi itu dengan benar, timnas tidak akan terganggu oleh hal2 eksternal seperti itu. Ini berlaku tidak hanya saat aff 2010” Azka menilai, bergejolaknya PSSI yang membuat saat ini prestasi dari Timnas pun menurun. Perebutan kepemimpinan kursi pengurus PSSI sampai persoalan dualisme yang akhirnya mengorbakan timnas. Mulai dari status pemain, hak pemain untuk bermain di Timnas sampai pengelolaan Timas yang tidak terkonsep dengan baik. Yang akhirnya berakibat Timnas tidak lagi sepenuhnya fokus untuk bermain bagus dan membawa nama baik Indonesia. Seperti yang diungkapkannya dibawah ini:
52
“Timnas pada dasarnya hanya mengemban satu tugas yaitu mengharumkan nama baik Indonesia di kancah internasional dalam bidang persepakbolaan. Namun pasca AFF cup 2010, PSSI sebagai badan yang mengelola Timnas dilanda berbagai macam persoalan mulai dari perebutan kepemimpinan kursi pengurus PSSI sampai persoalan saat ini yaitu soal dualisme. Timnas hanyalah korban dari buruknya pengelolaan organisasi PSSI saat ini. Mau tidak mau banyak hal yang harus dikorbankan. Mulai dari status pemain, hak pemain untuk bermain di timnas, sampai tidak terkonsepnya pengelolaan timnas itu sendiri yang mengakibatkan merosotnya prestasi timnas. Timnas menjadi tidak konsisten dalam bermain karena focus mereka (pemain timnas) sudah beralih.” Dalam memberikan informasi kepada publik baik Azka maupun Pauline berpendapat usaha yang dilakukan masih belum maksimal. Mereka merasakan seringnya masyarakat dibuat bingung tanpa ada konfirmasi mengenai kasus dalam PSSI. Dalam menyelesaikan suatu masalah pun cenderung berlarut-larut karena tidak sigapnya dalam mengambil keputusan. Berikut pernyataannya: “Belum maksimal. Bisa di rasakan ketika segala persoalan melanda organisasi, masyarakat dibuat heran dan bingung tanpa ada konfirmasi mengenai persoalan tersebut. PSSI juga tidak langsung sigap mengambil keputusan dalam memecahkan masalah. Sehingga persoalannya pun menjadi berlarut – larut dan meluas.” Sepengetahuan Pauline pun website PSSI tidak update dan hanya barubaru ini dibuat akun twitter @skuadgaruda tapi kembali lagi hanya berisi info jadwal pertandingan saja. Seperti yang dikatakannya dibawah ini: “Setau saya website PSSI terbilang belum cepat update. Twitter pun baru dimulai baru-baru ini lewat @skuadgaruda tapi itu pun sebatas info megnenai pertandingan timnas saja. Selebihnya perkembangan mengenai PSSI cuma bisa dicari lewat media massa.” Azka berpendapat bahwa sebenarnya pemain-pemain timnas sudah cukup berkualitas dan layak berlaga di kancah internasional. Namun dikarenakan banyak issue yang ada membuat usaha timnas kurang maksimal dalam menjalankan
53
tugasnya. Karena kondisi mental tentu saja mempengaruhi permainan mereka. Berikut pernyataan Azka: “Sebetulnya hal itu bisa dimaksimalkan ketika tidak ada hal yang menggangu konsentrasi para pemain timnas itu sendiri. Selama ini, para pemain timnas, baik timnas U-23 maupun timnas senior memiliki pemain – pemain yang cukup berkualitas dan layak berlaga dikancah internasional. Namun tekad para pemain timnas harus kandas dikarenakan kondisi mental mereka yang juga diperburuk oleh kondisi eksternal PSSI.” Hal yang serupa pun dikatakan oleh Pauline yang berpendapat bahwa setiap pemain Timnas pasti ingin memberikan yang terbaik bagi negaranya lewat usaha maksmimal. Tetapi faktor eksternal dan internal dari PSSI yang membuat hanya kebobrokan saja yang terlihat. Berikut pernyataannya: “Saya yakin setiap pemain ingin memberikan yang terbaik bagi negaranya dan tentu lewat usaha maksimal. Hanya saja, faktor eksternal dan internal tim organisasi membuat hal itu mungkin justru tak terlihat. Yang terlihat jadi yang bobrok-bobroknya saja.”
4.2.2 Citra Tim Nasional dilihat dari fungsi Public Confidence Public confidence yaitu publik percaya bahwa hal – hal yang berkaitan dengan organisasi atau individu adalah benar adanya apakah itu dalam hal kualitas produk / jasanya, aktifitas – aktifitas yang positif, reputasi baik, perilaku manajemennya dapat diandalkan, dan sebagainya. Jika menilai citra organisasi dari sudut pandang kepercayaan masyarakat tentunya hal ini bisa dikaitkan dengan misalnya bagaimana kebijakan – kebijakan yang di ambil organisasi untuk bisa mempengaruhi kepercayaan masyarakat. Dalam arti, kebijakan tersebut bisa mengenai peraturan – peraturan baru yang
54
dikeluarkan, bagaimana cara pengelolaan pertandingan, dan seperti apa pengelolaan bagi timnas. Azka berpendapat bahwa kebijakan – kebijakan yang di ambil oleh organisasi PSSI sangat berpengaruh dalam membentuk kualitas bagi organisasi itu sendiri. Dia pun juga masih meragukan kualitas PSSI dan menganggap bahwa PSSI perlu melakukan gebrakan yang sangat berarti seperti yang diungkapkannya dibawah ini : “jika dilihat dari berbagai sudut pandang tersebut, hal itu tentunya mempengaruhi kualitas mereka (organisasi PSSI) dimata masyarakat. Namun dari diri aku pribadi, aku masih menganggap kualitas PSSI masih meragukan. Mereka perlu melakukan gebrakan dan membuat kebijakan yang efeknya dapat dirasakan oleh banyak pihak. Walaupun PSSI masih dalam masa rekonsiliasi” Pauline
juga
menambahkan
bahwa
ada
hal
yang
sebetulnya
melatarbelakangi PSSI dalam mengambil segala kebijakan – kebijakannya. Terutama hal yang menyangkut kebijakan mengenai timnas. masih ada pihak – pihak yang mementingkan kepentingan pribadi dibanding kepentingan organisasi. Berikut kutipannya : “Saya ga tahu pasti tentang aturan - aturan konkritnya, tapi soal kebijakan misalnya saja terkait timnas menurut saya itu masih didalangi kepentingan pihak – pihak “berduit” yang cuma mementingkan ego masing – masing” Kualitas organisasi PSSI tentu berbeda dengan kualitas timnas. begitu juga tanggapan yang diberikan oleh narasumber. Keraguan – keraguan yang di rasakan narasumber tentunya mempengaruhi rasa kepercayaan dari masyarakat terhadap PSSI maupun timnas. Sehingga hal ini juga berpengaruh terhadap kualitas PSSI. Seperti yang diungkapkan oleh Gotcha bahwa dirinya sempat memberikan kepercayaan terhadap segala kebijakan PSSI. Namun rasa kepercayaan itu
55
berkurang saat ini ketika PSSI mengalami masalah dualisme. Hal ini terjadi karena salahnya kebijakan yang diambil oleh PSSI. Berikut yang diungkapkannya dibawah ini: “buat gue pribadi, dulu gue mendukung segala segala kebijakan – kebijakannya. Karena dampak yang ditimbulkan dari kebijakan itu ya selalu baik – baik aja. Pesepakbolaan indonesia dulu juga baik – baik aja. Tapi sekarang, gue jadi bingung sama kebijakan yang mereka ambil. Toh kalo ngomongin soal dampak, udah kelihatan gitu. Sangat negatif. Dan parahnya kebijakan yang mereka ambil, tidak jarang berakibat buruk dan merugikan buat timnas. Gue jadi berpikir dua kali buat bilang kalo kualitas PSSI sudah membaik”. Namun ketika membicarakan mengenai timnas, Azka beranggapan bahwa kualitas timnas tidak boleh disamakan dengan kualitas organisasi yang mengurusnya yaitu PSSI. Jadi tidak bisa disimpulkan baik maupun buruk. Selain itu Azka juga mengatakan bahwa kualitas timnas bisa meningkat ketika timnas memberdayakan bakat – bakat baru dan terus mencari sumber daya manusia yang berkualitas agar persepakbolaan Indonesia semakin bangkit. Berikut kutipannya : “Kualitas timnas tidak bisa dikatakan baik atau buruk. Mereka tetaplah pejuang yang terus berusaha bermain dengan baik disetiap laga demi nama Indonesia. Namun bukan berarti timnas tidak perlu melakukan perubahan. Mereka harus terus melatih dan mencari bakat bakat baru di persepakbolaan Indonesia. Agar SDM yang berkualitas tetap terus ada dan bisa membangkitkan semangat persepakbolaan di Indonesia” Hal yang serupa diungkapkan gotcha bahwa kualitas timnas bisa dibentuk dari kualitas – kualitas setiap pemainnya yang memenuhi syarat. Selain itu juga potensi yang harus dikembangkan lagi. Hal ini pula yang seharusnya menjadi perhatian bagi PSSI dalam mengelola timnas. Berikut kutipannya :
56
“buat timnas, kualitas mereka ditentukan dari cara permainan sepakbola mereka, prestasi yang bisa mereka capai, dan kinerja mereka di setiap pertandingan. Gue ngeliatnya mungkin faktor kualitas setiap pemainnya juga yang belum bisa memenuhi sayarat atau masih banyak potensi – potensi pemain yang belum dikembangkan.. Gue pikir seperti itu. Padahal masih banyak pemain – pemain lainnya yang berbakat yang bisa diasah dan di rekrut untuk menjadi pemain timnas. tapi balik lagi, semua PSSI yang mengatur. Semua ditangan PSSI. Mereka yang mengelola sedemikian rupa. Jadi, buat gue, gue ga bisa begitu aja bilang kualitas timnas seperti apa, karena kualitas – kualitas pemain timnas, dan komposisi pemain timnas juga di atur oleh PSSI.” Pauline menanggapi dengan sederhana bahwa timnas masih berada pada masa
yang
buruk
dan
semakin
mengalami
penurunan.
Pauline
juga
membandingan kualitas timnas Indonesia dengan kualitas timnas dari negara – negara tetangga seperti Malaysia, singapura maupun Thailand. dan dia menyadari bahwa timnas Indonesia masih kalah dengan timnas dari negara tetangga. Diluar segala polemik yang menimpa dan bobroknya PSSI, Pauline tetap memberi kepercayaan bahwa timnas suatu saat nanti akan berhasil seperti yang dikatakannya berikut : “Jika di bandingkan dengan tahun lalu, masa – masa ketika AFF cup 2010, dan timnas saat ini, bisa dibilang timnas Indonesia sedang mengalami penurunan. Hal ini juga tidak bukan karena semakin bobroknya kepengurusan PSSI yang sedang dilanda berbagai masalah. jika dibanding tim-tim asia tenggara lainnya seperti Malaysia, singapura, Thailand. indonesia menempati posisi dibawah mereka. Tapi saya tetap tidak meragukan keberhasilan timnas beberapa tahun lagi.” Kepercayaan yang diberikan masyarakat tentunya juga bisa berdampak pada baik dan buruk nya reputasi sebuah organisasi. Begitu juga sebaliknya, reputasi yang sudah ada dalam sebuah organisasi, bisa memberikan anggapan ke masyarakat. Pauline memberikan anggapan bahwa pada awalnya kepercayaan masyarakat akan reputasi PSSI baik – baik saja. namun seiring berjalannya waktu
57
kepercayaan itu lantas berkurang karena banyak faktor. Terutama konflik eksternal di organisasi PSSI yang tidak pernah selesai. Seperti yang di katakan oleh Pauline : “Awalnya semua berjalan baik – baik saja. Masyarakat dan terutama saya sendiri masih mempunyai keyakinan bahwa PSSI berada di posisi yang benar. namun Sekarang kepercayaan itu sudah berubah. Saya tidak percaya akibat konflik yang melanda PSSI dan hal itu ga habis – habis.” Pauline juga menambahkan bahwa dirinya sangat pesimistis terhadap organisasi PSSI. Reputasi PSSI saat ini bisa di pengaruhi karena ada orang – orang yang dianggap mementingkan kepentingan pribadi. Dia pun yakin bahwa usah yang dilakukan PSSI untuk membangun reputasi baik belum terlihat sampai saat ini seperti yang di ungkapkannya dibawah ini : “Selama masih ada yang menunggangi, aku cenderung pesimistis. Namun, jika ada bukti nyata orang-orang yang “mengendarai” PSSI itu bisa memberikan hasil positif, ya why not? Intinya kan mencari yang terbaik demi kemajuan sepak bola Indonesia. Sayangnya hal itu belum terlihat.” Di luar semua polemik yang menimpa PSSI, Gotcha memiliki pandangan sendiri atas kepercayaannya terhadap PSSI maupun Timnas. dia pun mengungkapkan bahwa kepercayaan dirinya terhadap timnas maupun PSSI sangat berbeda. Begitu juga ia mengharapkan masyarakat bisa memberikan pandangan yang berbeda antara kualitas Timnas dengan kualitas PSSI seperti yang diungkapkannya berikut : “ga sebesar kepercayaan gue sama timnas juga sih.. Gini, PSSI dan timnas kan satu kesatuan, tapi menurut pendapat gue masyarakat juga harus bisa membedakan atau membagi pandangan diantara keduanya. Emang sih kadang kalau dikaitkan seperti ini, Ketika timnas
58
menunjukkan peningkatan, gue akan baik-baik aja menanggapi timnas. Tapi ketika timnas tidak menunjukkan performa yang baik, gue kadang menyalahkan PSSI. Kepercayaan gue pun berkurang. Tapi beda halnya dengan PSSI, ketika PSSI mengalami permasalahan, gue akan tetap beranggapan bahwa timnas tetap baik. Intinya kepercayaan yang gue berikan kepada PSSI tidak bisa begitu aja di identikkan dengan kepercayaan gue dengan Timnas.” Gotcha juga menambahkan kalau penilaian dirinya terhadap PSSI dipengaruhi oleh dampak dari kebijakan PSSI. Ketika kebijakan PSSI memberikan dampak baik, reputasi mereka (PSSI) juga akan baik. Namun juga sebaliknya. Seperti yang diungkapkannya : “sama halnya yang tadi gue bilang di pertanyaan sebelumnya, pandangan gue terhadap PSSI di pengaruhi sama dampak dari kebijakan – kebijakan yang mereka ambil. Kalau memang dampaknya baik, ya reputasi mereka (PSSI) dimata gue atau mungkin dimata masyarakat lainnya ya juga baik. Tapi kalau buruk, gue mau bilang apa. Reputasi mereka juga buruk akibat salahnya kebijakan mereka dan masalah yang menimpa mereka” Hal yang serupa juga di ungkapkan oleh Azka. Sama halnya dengan Pauline, rasa pesimistis terhadap organisasi PSSI tetap ada di benak mereka. Dia menambahkan bahwa dia memiliki keraguan atas apapun kebijakan – kebijakan yang di ambil PSSI pada masa rekonsiliasi saat ini. Berikut yang di sampaikan olehnya : “Reputasi PSSI tidak sebagus sebelum mereka mengalami pasang surut dalam pengelolaannya sekarang ini. Kalo di tanya percaya atau ga, ya sebetulnya belum. Malah jadi pesimis sm perkembangan sepakbola tanah air. Reputasi mereka meragukan ketika sekarang mereka sedang berada pada masa rekonsiliasi. Masyarakat sudah dibuat ragu atas apapun kebijakan yang di ambil oleh PSSI.”
59
Jika pernyataan diatas menggambarkan respon yang negatif terhadap reputasi PSSI, lain halnya dengan pandangan yang mereka jelaskan terrhadap reputasi timnas. para narasumber mengungkapkan bahwa memang reputasi timnas tidak seburuk PSSI namun juga tidak lebih baik dari PSSI. Tetapi para narasumber juga sama – sama meyakini bahwa apapun reputasi timnas yang terbentuk juga bisa dipengaruhi oleh reputasi PSSI, yaitu badan yang mengelola timnas. Seperti yang diungkapkan oleh Azka kalau sebetulnya reputasi timnas bukan masalah utama dalam persepakbolaan Indonesia. Melainkan ada pada organisasi PSSI. Reputasi PSSI yang buruk tidak semerta – merta membentuk reputasi buruk juga bagi timnas Indonesia. Azka tetap menilai timnas akan terus berusaha membangun persepakbolaan Indonesia seperti pernyataannya dibawah ini : “Sebetulnya masalah utama bukan berada pada timnas melainkan badan pengelola yang mengurus timnas tersebut. Ketika reputasi PSSI memburuk, timnas pun ikut mendapat pandangan yang sama dari masyarakat. Tentu hal ini tidak sependapat sama aku. Bagaimanapun timnas, mereka tetaplah timnas. yang selalu berusaha ditengah – tengah merosotnya persepakbolaan Indonesia” Hal ini didukung oleh pernyataan Pauline bahwa baginya timnas tidak lah berubah. Timnas tetaplah timnas yang selalu ingin memberikan yang terbaik bagi negara Indonesia. Merosotnya prestasi timnas bisa dikatakan karena faktor yang terjadi di organisasi PSSI sehingga mempengaruhi penampilan para pemain timnas. Berikut seperti yang diungkapkannya :
60
“Tidak ada yang berubah. Timnas tetap timnas. seperti apapun permainan timnas, Saya tetap percaya para pemain di timnas selalu ingin yang terbaik. Mereka pasti akan selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi Indonesia. Yang salah sebenarnya ada pada cara pengelolaan mereka yang masih kurang. Selain itu munculnya polemik di badan organisasi PSSI yang membuat para pemain timnas tidak dapat tampil dengan prima.” Gotcha pun menambahkan bahwa seperti apapun reputasi timnas yang terbentuk dimata masayarakat, masayarakat tetap menaruh kepercayaan terhadap timnas. bahkan hal ini bisa terlihat ketika atmosfer di GBK semakin ramai, lebih hebatnya lagi, sepak terjang timnas saat ini sudah bisa menarik perhatian dan memunculkan para suporter suporter baru di persepakbolaan Indonesia, yaitu para kaum wanita. Artinya seperti apapun timnas saat ini, masyarakat akan memberikan dukungan terhadap perkembangan timnas. berikut kutipannya: “masyarakat berempati terhadap timnas. masayarakat menaruh kepercayaan penuh terhadap timnas. jadinya mau tidak mau, pengetahuan masyarakat tentang timnas Indonesia semakin bertambah, tentang negaranya sendiri jadi bertambah, sehingga mereka makin mendukung. Atmosfer di GBK juga jadi lebih rame, euforia yang ada ini seharusnya bisa dimanfaatkan. Cewe-cewe juga kan jadi mau nonton bola di GBK, ya baguslah artinya, seperti apapun timnas, masyarakat tetap mendukung dan memberikan respon baik terhadap perkembangan timnas” Segala macam permasalahan yang menimpa PSSI, menimbulkan berbagai macam anggapan dari setiap narasumber. Termasuk mengenai perilaku manajemen di PSSI. Pauline contohnya, dia menilai perilaku manajemen belum bisa diandalkan seperti yang diharapkannya. Karena dia merasa masih ada orang – orang yang campur tangan dalam pengelolaan PSSI. Seperti yang diungkapkannya berikut ini : “Belum, karena orang - orang yang berkecimpung sebenarnya masih itu - itu saja. Jika pun tidak menjabat, mereka masih ambil andil di dalam
61
PSSI. Jadi sebenarnya PSSI kita tidak maju - maju. Bahkan, jika permasalahan yang menimpa PSSI ini tidak selesai- selesai, saya yakin persepakbolaan kita ya hanya jalan ditempat.” Sama halnya dengan Pauline, Gotcha mengungkapkan bahwa PSSI kurang tepat dalam mengambil kebijakan. Sehingga masyarakat tidak sepenuhnya percaya kalau PSSI bisa diandalkan. Seperti pernyataannya berikut : “Bagaimana bisa. Kebijakan yang mereka ambil aja belum sepenuhnya tepat. Ditambah masyarakat tahu masalah apa yang sedang terjadi di PSSI, gimana bisa masyarakat percaya PSSI bisa diandalkan.” 4.2.3 Citra Tim Nasional dilihat dari fungsi Public Support Public Support yaitu keadaan dimana publik dapat memberikan dukungan dengan membeli produk, jasa, ataupun memberikan sumbangan pemikiran terhadap kemajuan organisasi atau individu. Adanya dukungan dari masyarakat juga sangat membantu suatu organisasi dalam membentuk suatu citra. Pauline mengatakan bahwa Ia akan mendukung jika kebijakan yang diambil oleh organisasi tersebut (PSSI) memang berdampak positif. Namun bila kebijakan tersebut tidak masuk akal dan hanya mengutamakan kepentingan pihak tertentu tentu dia tidak mendukungnya. Pauline cenderung hanya mendukung Timnas tapi tidak PSSI. Karena Pauline menganggap badan pengelola yanitu PSSI kurang dapat bertanggung jawab yang ujung-ungnya berdampak pada Timnas. Seperti yang terlihat dari kutipan berikut : “Kebijakan yang bagus tentu didukung. Tapi yang justru membawa efek negative, tidak masuk akal, dan jelas cuma mengutamakan kepentingan pihak-pihak tertentu ya tak akan didukung. Sekarang, apa kebijakan dari mereka yang berdampak positif? Nyatanya adalah kebijakan – kebijakan yang ada, dirubah dan disalahgunakan. Ya kan? jujur, aku pribadi cenderung mendukung timnasnya saja. Bukan PSSI. Disatu sisi, PSSI yang sudah sedemikian rupa, Timnas tetap berupaya untuk tetap
62
menarik perhatian masyarakat. Yang disayangkan ketika badan pengelola timnas itu kurang bertanggung jawab dampaknya bisa ke Timnas juga. Entah dari cara permainan, mental mereka bahkan bisa berakibat memperburuk nama persepak bolaan di luar negeri.” Azka menambahkan bahwa masyarakat akan mendukung dan berpikir positif jika PSSI dalam kinerjanya mementingkan nasib sepak bola indonesia, terutama tim nasional.
Bukan untuk
kepentingan
sepihak.
Azka
pun
mengungkapkan bahwa selama ini banyak pemberitaan di media tentang PSSI yang bermasalah akibat kebijakan yang mereka ambil yang akhirnya berdampak pada timnas dimana mereka gagal meraih juara ketika bertanding. Azka menambahkan bahwa PSSI harus membenahi diri agar masyarakat kembali bisa percaya dan mendukung PSSI. Seperti yang dikatakannya dibawa ini: “ya aku mendukung... kalau.. memang mereka dalam kinerjanya mementingkan nasib sepak bola indonesia, terutama tim nasional. Bukan untuk kepentingan sepihak. Aku yakin di benak masyarakat juga seperti itu. Toh nyatanya info dan pemberitaan yang berkembang selama ini kan, PSSI sedang dalam masalah akibat kebijakan yang mereka ambil. Masyarakat tidak menerima karena dampaknya sudah terihat bagi Timnas. Timnas kembali gagal meraih juara ketika disaat yang sama, PSSI tersandung masalah. Bagaimana masyarakat mau mendukung kalau seperti itu. PSSI harus segera membenahi diri agar desakan masyarakat yang saat ini muncul, berkurang dan masyarakat akan berpikir lebih ke arah positif.” Azka juga menambahkan kalau Ia juga tetap mendukung terutama dalam memberikan saran yang biasanya ia tulis di website resmi mau website – website lainnya. Ia juga berharap dukungan yang dilakukannya ini mewakili aspirasi rakyat dan PSSI mau menampung segala aspirasi tersebut. Berikut yang disampaikannya:
63
“Dukungan tidak selalu bentuk nyata tapi sekedar memberikan perhatian, simpati, begitu juga saran yang bisa aku tulis di berbagai website mengenai timnas maupun PSSI. Itu semua diharapkan PSSI mampu menampung segala aspirasi masyarakat. Menjadi tahu apa yang dinginkan oleh public untuk kemajuan organisasi tersebut.”
Lain halnya dengan jawaban mengenai dukungan PSSI, para narasumber memberikan reaksi yang positif mengenai dukungannya kepada timnas. Hal yang serupa dikatakan oleh ketiga narasumber bahwa mereka sangat mendukung timnas diluar segala macam polemik yang menimpa PSSI. Seperti yang dinyatakan oleh Azka : “Timnas tetap berjuang diluar segala macam masalah yang menimpa PSSI. Dan aku tetap mendukung. Tim Nasional lah yang bisa menunjukkan nama persepakbolaan di indonesia. Tim nasonal lah yang menunjukkan itu kepada dunia tentang persepakbolaan kita. Jadi kalah atau menang, aku tetap mendukung. Seberapa besar, hmm.. mendukung mereka di setiap laga, menyaksikan langsung, menggunakan atribut timnas, mendoakan keberhasilan, dan tetap percaya kalau timnas indonesia bisa menjadi macan asia.” Hal senada juga dikatakan oleh Pauline mengenai dukungannya kepada Timnas. Ia beranggapan bahwa kepercayaan dan dukungan masyarakat sangat penting bagi Timnas dalam situasi PSSI yang sedang bergejolak. Karena setidaknya dengan kepercayaan dan dukungan itu bisa meningkatkan mental mereka ketika bertanding. Berikut kutipan Pauline: “Timnas wakil dari negara kita di ajang sepak bola. Mereka membela nama negara. Sebagai orang Indonesia tentu saya mendukung terus. Dukungan mungkin baru bisa diberikan sebatas datang ke stadion dan menonton mereka. Ini tanpa embel-embel PSSI. Yang harus diyakini, Timnas akan bagus ketika masyarakat tetap memberi kepercayaan, dan adanya dukungan dari badan yang mengelolanya. Diluar semua itu saya tetap mendukung bahwa timnas kita bisa memberikan harapan kedepannya untuk Indonesia. Dan Timnas memang sangat memerlukan
64
kepercayaan dan dukungan masyarakat ketika badan pengelola Timnas sedang berada dalam kondisi yang tidak baik. Dukungan ini sedikit banyak membantu dan meningkatkan mental mereka dalam bertanding. Itu adalah hal yang positif.” Dalam hal dukungan terhadap PSSI, Pauline sudah pesimistis dan antipati kepada PSSI melihat dari track record kepengurusan PSSI selama ini. Dia hanya sekedar berharap bahwa polemik yang ada di PSSI dapat segera terselesaikan untuk menciptakan dunia persepakbolaan Indonesia yang lebih baik. Berikut kutipannya: “Saya sih sebetulnya sudah pesimistis terhadap PSSI. Melihat track record mereka yang semakin menurun, saya jadi kurang bersimpati terhadap kepengurusan ini. Saya hanya berharap polemik yang terjadi di PSSI segera selesai dan dapat segera pula merubah wajah persepakbolaan di Indonesia.” Bila dukungan terhadap PSSI masih minim berbeda halnya dengan dukungan
untuk
Timnas.
Pauline
selalu
berusaha
menonton
langsung
pertandingan dan juga terkait dengan profesinya sebagai jurnalis, Pauline lewat tulisannya
mengajak
masayarakat
untuk
mendukung
Timnas.
Berikut
pernyataannya: “Saya cuma bisa menonton langsung jika tidak ada halangan. Sisanya, dengan profesi sebagai jurnalis ya tentu sebisa mungkin lewat tulisan mengajak masyarakat mendukung Timnas.” Azka pun tetap mendukung Timnas walau apapun yang terjadi dengan PSSI. Azka mempunyai keyakinan bahwa Timnas bisa tetap melangkah maju ke depan dengan masih banyaknya penerus bangsa yang akan mengharumkan nama Indonesia. Selain mendukung dengan ikut datang menonton pertandingan dengan
65
menggunakan atribut merah putih dan tentu saja memberikan dukungan lewat jejaring sosial.Seperti pernyataannya dibawah ini: “Tetap yakin bahwa timnas bisa melangkah lebih jauh ke depannya. Tetap yakin bahwa masih banyak penerus bangsa yang akan mengharumkan nama Indonesia dan timnas. aku juga memberikan dukungan ketika mereka berlaga. Menggunakan atribut merah putih yaitu kebanggaan timnas Indonesia, dan juga selalu memberikan motivasi kepada pemain timnas melalui jejaring social, dan sebagainya.” Tidak berbeda dengan lainnya, Gotcha mengatakan bahwa dukungan yang ia berikan terhadap PSSI tentu berbeda dengan dukungan terhadap timnas. gotcha juga menambahkan bila dukungan akan selalu ada untuk timnas. karena bisa dibilang permainan timnas sempat mendominasi dari negara – negara lain. Menurutnya bagaimanapun polemik yang terjadi mulai dari PSSI sampai timnas, timnas patut untuk didukung Karena mereka adalah pahlawan yang bisa membwa nama bangsa. Berikut yang disampaikannya: “itu jelas berbeda.. dukungan gue akan selalu ada buat timnas. Sangat mengharukan ngeliat perjuangan mereka sejauh ini, setiap event – event internasional yang Timnas jalanin, hampir mereka yang mendominasi. Sayangnya, jalan mereka ga lancar ditengah jalan. Selalu ada polemik yang menimpa. Baik dari PSSI sampe ke timnasnya langsung. Yah pokoknya bagaimanapun dukungan gue tetap besar lah buat mereka. Mereka kan pahlawan dibidang olahraga. Mereka bawa nama bangsa, ya patut di dukung lah.” 4.2.4. Citra Tim Nasional dilihat dari fungsi Public Cooperation Public Cooperation yaitu jika ketiga tahapan diatas dapat terlalui, maka akan mempermudah adanya kerjasama dari publik yang berkepentingan terhadap suatu organisasi atau perusahaan, guna mencapai keuntungan dan kepuasan bersama.
66
Selama ini Pauline menganggap memang belum ada kerjasama yang baik antara PSSI dengan publik hal ini dikarenakan public yang tidak percaya lagi terhadap PSSI. Pauline menambahkan, menjadi hal yang sulit untuk membangun hubungan dengan public, jika PSSI sendiri pun belum mampu menyelesaikan masalah internal dalam organisasinya. Berikut kutipannya: “Belum. Mungkin ya itu karena masyarakat tidak lagi percaya thd pssi. Untuk menyelesaikan konflik internal saja tidak bisa, bagaimana membangun relasi dengan masyarakat.” Tak jauh berbeda dengan Pauline, Azka pun beranggapan bahwa sampai saat ini belum ada kerjasama yang ada karena memang masyarakat sendiri belum mempunyai kepercayaan terhadap PSSI. Ditambah dengan kurang transparannya PSSI juga membuat masyarakat enggan untuk menjalim kerjasama. Berikut pernyataannya: “Sepengetahuan aku sejauh ini soal adanya kerjasama PSSI terhadap masyarakat belum begitu terlihat signifikan. Mungkin karena pengaruh dari kurang transparannya PSSI dalam mengelola informasi terhadap masyarakat. Itu mungkin aja.. atau bisa jadi kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap PSSI yang sekiranya belum bisa diandalkan, membuat masyarakat jadi kurang berminat menjalin kerjasama. Sebetulnya Banyak kemungkinan yang membuat hal ini bisa terjadi. “ Para narasumber juga merupakan pihak eksternal dari organisasi PSSI. Dan para narasumber menganggap bahwa PSSI masih kurang dalan menjalin hubungan dengan pihak eksternal. Seperti pernyataan Pauline berikut : “Belum terlalu. Tapi saya rasa mereka mencobanya. Buktinya muncul akun @skuadgaruda. Kalau tidak salah, itu kan yang buat humasnya PSSI. Namun PSSI memang perlu membangun hubungan yang baik dan berkesinambungan agar citra mereka tetap baik. PSSI perlu mengelola hubungan contohnya selalu memberikan informasi yang aktual dan transparan. PSSI juga harus melihat bahwa, publik perlu berbagai
67
informasi. Maka dari itu, kembali lagi, PSSI harus bisa membuat kebiijakan yang positif dan dapat diterima oleh publik, lalu apapun kebijakannya PSSI mau segera menginformasikan kepada media agar segera disalurkan kepada masyarakat. Itu salah satu bentuk membangun hubungan baik yang sebaiknya dilakukan oleh PSSI.” Pernyataan ini di dukung oleh Azka yang pesimistis dan berharap PSSI bisa menjalin hubungan baik dengan publik. Berikut kutipannya : “aku masih pesimis kalau hal itu.. seharusnya ya PSSI melakukan hal itu tapi mungkin belum terlihat secara signifikan. Dan yang perlu disadari adalah kalau aja PSSI memang benar-benar bisa membangun hubungan dengan publik, tentunya hal itu akan memberi keuntungan bagi PSSI itu sendiri. Nama PSSI kembali baik dimata masyarakat, kepercayaan kembali muncul, tidak ada gesekan-gesekan di kubu PSSI itu sendiri, tidak ada pemberitaan buruk bahwa PSSI harus segera dibubarkan. Ini yang perlu di selesaikan oleh PSSI. Dengan cara memberi reaksi yang positif dengan proses penyampaian komunikasi yang baik kepada publik.” 4.3. Pembahasan Dalam sub bab ini, peneliti akan mengulas hasil analisis data dalam konteks yang lebih luas berdasarkan rumusan masalah penelitian yaitu bagaimana citra Tim Nasional Indonesia pasca kejuaraan AFF Cup 2010 di mata para suporter wanita dengan teori yang terkait dengan hasil penelitian. Dalam pembahasan ini tidak hanya citra Timnas yang dibahas tetapi juga PSSI sebagai organisasi yang menaungi Timnas. Philip Kotler mengartikan citra sebagai serangkaian anggapan, ide, dan kesan seseorang terhadap suatu objek sehingga memungkinkan antara seseorang dan orang lainnya mempunyai kesan yang berbeda terhadap objek perusahaan, hal ini tergantung dari pengalaman dan hubungan terhadap perusahaan atau organisasi tertentu. Citra Tim nasional sepak bola Indonesia pasca Kejuaraan AFF 2010
68
diperoleh dari narasumber berdasarkan latar belakang, pengetahuan, serta pengalamannya berkaitan dengan citra tim nasional tersebut. Oleh karena itu kesan yang didapatkan oleh narasumber yang satu dan yang lain berbeda karena tergantung dari pengalaman yang mereka punya Philip Henslowe dalam bukunya mendefinisikan image atau citra sebagai kesan tentang orang, produk atau situasi yang ditimbulkan dari tingkatan pengetahuan dan pemahaman dari kenyataan yang ada. Narasumber dapat menilai citra karena adanya pengetahuan tentang tim nasional. Para suporter wanita mendefinisikan PSSI sebagai organisasi yang menangani, mengelola, dan bertanggung jawab atas segala hal yang berkaitan dengan timnas dan juga kompetisi sepak bola Indonesia. Termasuk tugas dan wewenang PSSI yaitu membuat regulasi sepak bola yang disesuaikan dengan standar FIFA, membuat sistem perekrutan dan penyeleksian pemain timnas. Ini membuktikan bahwa mereka mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai PSSI sebagai organisasi yang mengelola timnas. Timnas adalah atlet-atlet terpilih yang bertugas bermain sebaik-baiknya untuk bertanding membela nama negara. Selain itu tugas timnas tidak hanya bermain sepakbola dengan baik untuk membawa nama Indonesia melainkan pemain timnas juga harus membangun kepribadian yang baik karena sebagai pemain timnas, mereka juga merupakan panutan bagi pemain – pemain lainnya. Publik Understanding yaitu individu berusaha untuk memberikan pemahaman kepada publik tentang dirinya, dengan tujuan publik memiliki
69
pengetahuan yang cukup tentang dirinya. Public understanding tidak terlepas dari usaha organisasi dalam memberikan pemahaman tentang organisasinya kepada publik. Selama ini informasi yang diberikan PSSI masing kurang up to date dari segi kuantitas dan kecepatan, sehingga publik pun kesulitan untuk mencari informasi. Khususnya informasi mengenai kebijakan – kebijakan yang diambil. PSSI masih kurang transparan dalam mengelola informasi dan membangun komunikasi dengan publik yang akhirnya berdampak negatif bagi PSSI sendiri. Usaha PSSI dalam memberikan informasi kepada masyarakat masih jauh dari harapan. Kalaupun ada, informasinya masih statis dan tidak berkembang. Hal ini sebetulnya diperlukan untuk menjaga hubungan baik dan membangun anggapan masyarakat yang positif terhadap PSSI. Proses penyampaian informasi tidak terlepas dari media yang digunakan, selama ini PSSI hanya mengandalkan kegiatan Press Conference dan penyampaian informasi melalui website resmi. Namun, website resmi mereka pun belum mereka kelola dengan baik dan efektif. Informasi mengenai segala hal yang menyangkut PSSI dan persepakbolaan Indonesia misalnya kejuaraan yang diadakan di dalam negeri, peraturan – peraturan baru, serta kebijakan – kebijakan baru yang diambil, kurang di publikasikan dengan
baik. Tidak terkecuali
informasi mengenai timnas. akhirnya suporter wanita mendapatkan informasi mengenai PSSI dan timnas melalui website – website pribadi, blog – blog pribadi, media massa, posting – posting di internet, jejaring social dan sebagainya. Alasan mereka mengandalkan media – media tersebut karena mereka menganggap media – media ini lebih aktual dan lugas.
70
Penjelasan diatas membuktikan bahwa proses komunikasi yang terjadi dalam konteks Kejuaraan AFF Cup 2010 termasuk dalam proses komunikasi sekunder dimana tidak ada komunikasi langsung yang terjadi antara komunikator dan komunikan. Karena PSSI dan tim nasional tidak melakukan komunikasi langsung melainkan melalui media. Seperti yang telah dikatakan diatas, proses komunikasi sekunder ini digunakan karena sararan komunikannya dalam jumlah banyak dan berada di tempat yang berbeda-beda. Proses komunikasi sekunder ini merupakan proses yang alamiah akan terjadi karena banyak orang yang tertarik untuk mengetahui berita terbaru mengenai informasi perkembangan sepak bola Indonesia. Cara termudah bagi komunikan untuk mengetahui perkembangan pertandingan adalah melalui media massa. Tapi dalam hal ini proses komunikasi tidak terjadi secara sekunder saja namun secara primer juga. Bisa dikategorikan termasuk proses komunikasi primer karena selama Kejuaraan AFF 2010 terjadi proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Pesan verbal (bahasa) ini dapat dilihat ketika tim nasional sedang melakukan press conference atau wawancara dengan media. Dimana ketika
71
berbicara apa yang mereka katakan mengandung pesan-pesan tertentu. Pesanpesan yang mereka katakan ini bertujuan untuk membangun kesan positif di mata khalayaknya. Selama ini publik masih menganggap PSSI masih sangat kurang dalam memberikan informasi kepada publik. Padahal masyarakat saat ini pastinya memanfaatkan teknologi untuk mengakses informasi. PSSI tidak boleh ketinggalan dalam memberikan informasi yang aktual. Organisasi PSSI masih perlu melakukan pembenahan karena mereka belum mampu untuk lepas dari kepentingan pihak-pihak tertentu. Mereka masih perlu memberikan transparansi mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukannya. Selain itu mereka juga perlu melakukan pembenahan pada tata cara penyelenggaraan kejuaraan sepak bola internasional. Jika membandingkan PSSI dengan tahun-tahun sebelum kejuaraan AFF Cup 2010, dimana pada saat itu PSSI belum mengalami perkembangan yang berarti, Namun pada saat AFF cup 2010, perhatian masyarakat kembali meningkat karena penampilan dan prestasinya yang mulai terlihat. Kala itu besar harapan masyarakat bahwa sepak bola Indonesia mempunyai harapan untuk berjaya. Sayangnya, hal tersebut tidak terjadi karena adanya masalah dualisme dalam internal PSSI. Dimana banyak yang menganggap bahwa organisasi ini tidak lagi murni mementingkan sepak bola Indonesia tetapi justru kepentingan pribadi. Para suporter wanita juga menilai faktor dualisme yang terjadi di PSSI berdampak buruk bagi persepakbolaan Indonesia. Hal ini mempengaruhi persepakbolaan
72
Indonesia dari segala aspek. Menyangkut mulai dari kejuaraan liga dalam negeri, kejuaraan – kejuaraan lainnya yang diadakan PSSI, kebijakan – kebijakan PSSI, hingga berdampak sampai ke timnas. Timnas mulai mengalami penurunan dalam kualitas pemain. Pemain tidak lagi fokus dalam setiap pertandingan, akhirnya permainan timnas pun bisa dikatakan buruk hingga akhirnya prestasi mereka menurun. Adanya faktor dualisme yaitu dikendalikannya organisasi oleh dua pihak membuat kepengurusan PSSI menjadi tidak jelas. Yang terjadi adalah kedua pihak saling berebut kekuasaan dan tidak mementingkan banyak pihak. Oleh karena itu, prestasi timnas pun ikut menurun dikarenakan sistem penseleksian pemain timnas yang juga tidak benar, tidak diberdayakannya potensi dan bakat – bakat baru di sepak bola Indonesia. Polemik ini tentunya menjadi perhatian bagi PSSI dan tentunya masyarakat yang menyaksikan. Ditambah lagi kurang transparannya PSSI dalam memberikan informasi mengakibatkan kebingungan di masyarakat yang pada akhirnya membuat masyarakat menjadi tidak mengerti dan kurang paham akan informasi mengenai organisasi PSSI ini. Oleh karena itu seharusnya PSSI melihat situasi ini dan cepat memberikan respon untuk membangun organisasi ini lebih baik. Mereka harus lebih transparan dan aktual dalam memberikan informasi, segera menyelesaikan masalah internal agar tidak berlarut – larut dan memberikan anggapan buruk ke masyarakat. Selain itu PSSI juga harus sigap memberikan konfirmasi atas apa kebijakan yang diambilnya dan memaksimalkan kinerja mereka dalam mengelola persepakbolaan Indonesia, terutama untuk Timnas.
73
Bila dilihat dari jenis citra, saat ini PSSI berada dalam citra bayangan. Kondisi dimana citra yang melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi (pemimpinnya), mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya. Citra ini terbentuk sebagai akibat dari tidak memadainya informasi, pengetahuan ataupun pemahaman yang dimiliki kalangan dalam perusahaan ini mengenai pendapat atau pandangan dari pihak luar. Bila ditelaah saat ini citra Timnas termasuk jenis citra yang berlaku (current image) yaitu suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Namun sama halnya dengan citra bayangan, citra yang berlaku tidak selamanya, bahkan jarang sesuai dengan kenyataan karena semata-mata terbentuk dari pengalaman atau pengetahuan orang-orang luar yang bersangkutan yang biasanya tidak memadai. Karena Timnas mempunyai susunan pemain yang berbeda-beda dalam setiap pertandingan, maka pengalaman atau pengetahuan orang luar akhirnya tidak memadai. Hal inilah yang menyebabkan Timnas termasuk dalam jenis current image. Berkomunikasi dan menjalin hubunngan dengan publik tidak dapat diwujudkan dengan mudah. Diperlukan seorang Public Relations yang mengerti benar tentang bagaimana caranya menciptakan citra yang positif organisasinya. Praktek seorang public relations menurut (British) Institute of Public Relations (IPR) adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian anatara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. Jadi kata
74
kunci aktifitas Public Relations adalah membangun saling pengertian yang saling menguntungkan antara publik dan PSSI yang diwakili Public Relations. Penting bagi Public Relations dari PSSI untuk membuat perencanaan dan pengelolaan pesan guna membuat persepsi yang positif tentang PSSI dan Timnas. Bila seorang Public Relations mampu menjalankan tugasnya niscaya akan tercipta kesepahaman antara PSSI dan masyarakat. Menurut Ashadi Siregar, saling pengertian antara suatu organisasi dengan masyarakat dapat berkembang melalui hubungan baik anatara keduanya. Adapun hubungan baik ini terjadi apabila terselenggara komunikasi yang baik pula (public relationship). Dari situlah terbentuk citra organisasi (corporate image) di mata pihak luar. Sekarang ini menjadi hal yang sulit untuk membangun hubungan yang baik dengan masyarakat dalam kondisi belum adanya komunikasi yang baik anatara keduanya. Dan seperti yang dikatakan oleh Rhenald Kasali, citra adalah kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan, pemahaman itu sendiri muncul karena adanya informasi. Oleh karena itu penting bagi PR untuk selalu mengelola informasi yang positif. Sedangkan selama ini Public Relations dari PSSI masih belum memaksimalkan hal itu. Informasi yang positif juga tidak cukup, transparansi informasi yang terkait dengan PSSI dan Timnas pun diperlukan. Karena dengan tidak transparannya PSSI akhirnya menimbulkan isu-isu negatif yang ada di media semakin meluas.
75
Public confidence yaitu publik percaya bahwa hal – hal yang berkaitan dengan organisasi atau individu adalah benar adanya apakah itu dalam hal kualitas produk / jasanya, aktifitas – aktifitas yang positif, reputasi baik, perilaku manajemennya dapat diandalkan, dan sebagainya. Dalam hal ini, citra organisasi PSSI juga dapat terbentuk karena adanya landasan kepercayaan masyarakat. Kepercayaan ini termasuk bagaimana kepercayaan para supporter wanita terhadap kebijakan – kebijakan yang di ambil oleh PSSI, peraturan – peraturan baru yang dikeluarkan, bagaimana cara pengelolaan pertandingan, dan seperti apa pengelolaan bagi timnas. Seperti yang ditulis oleh Davis dalam bukunya, biasanya landasan citra itu berakar dari “nilai – nilai” kepercayaan yang konkretnya diberikan secara individual, dan merupakan pandangan atau persepsi. Citra yang ditangkap oleh seseorang bisa berbeda – beda karena citra adalah hasil gabungan dari semua kesan yang didapat oleh tiap – tiap individu, baik itu dengan cara melihat nama, mengamati perilaku, mendengar, atau membaca suatu aktivitas atau melebihi bukti material lainnya. Para supporter wanita menganggap bahwa kebijakan – kebijakan yang di ambil oleh organisasi PSSI sangat berpengaruh dalam membentuk kualitas bagi organisasi itu sendiri. Mereka juga masih meragukan kualitas PSSI karena faktanya ada hal yang sebetulnya melatarbelakangi PSSI dalam mengambil segala kebijakan – kebijakannya. Terutama hal yang menyangkut kebijakan mengenai timnas. masih ada pihak – pihak yang mementingkan kepentingan pribadi dibanding kepentingan organisasi.
76
Oleh karena itu, perlu adanya gebrakan yang harus dilakukan oleh PSSI menyangkut nasib timnas. termasuk dalam membangun citra. Hal ini juga membuktikan bahwa citra adalah tujuan utama, dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai bagi dunia hubungan masyarakat atau public relations. Pengertian citra itu sendiri abstrak dan tidak dapat diukur secara matematis, tetapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil penelitian baik atau buruk, begitu pendapat Rosady Ruslan. Citra ini juga bisa terbentuk ketika publik percaya akan kualitas PSSI maupun timnas. Sejauh ini publik menganggap kualitas organisasi PSSI tentu berbeda dengan kualitas timnas. Kualitas keduanya tidak bisa disamakan karena penilaian kualitas keduanya pun juga berbeda. Namun sayangnya kadang masyarakat juga salah menilai. Ketika masyarakat melihat ada masalah yang menimpa PSSI, sehingga merubah reputasinya dimata masyarakat, hal itu juga bisa mempengaruhi kulitas timnas. Mau tidak mau citra timnas pun buruk dimata masyarakat. Keraguan – keraguan inilah yang masih dirasakan masyarakat. Dan bisa membentuk reputasi baik atau buruk PSSI maupun timnas. Namun diluar semua itu masyarakat tetap meyakini bahwa kualitas timnas bisa meningkat ketika timnas memberdayakan bakat – bakat baru dan terus mencari sumber daya manusia yang berkualitas agar persepakbolaan Indonesia semakin bangkit. Kepercayaan masyarakat inilah yang tentunya juga bisa berdampak pada baik dan buruk nya reputasi sebuah organisasi. Sayangnya konflik eksternal di organisasi PSSI yang tidak pernah selesai menjadi momok bagi masyarakat dalam
77
menilai citra timnas maupun PSSI. Masyarakat pesimistis terhadap PSSI yang sedang berada pada masa rekonsiliasi saat ini. Namun berbeda dengan pandangan masyarakat terhadap PSSI, masyarakat menilai bahwa seperti apapun reputasi timnas yang terbentuk dimata masayarakat, masayarakat tetap menaruh kepercayaan terhadap timnas. bahkan hal ini bisa terlihat ketika atmosfer di GBK semakin ramai, lebih hebatnya lagi, sepak terjang timnas saat ini sudah bisa menarik perhatian dan memunculkan para suporter suporter baru di persepakbolaan Indonesia, yaitu para kaum wanita. Artinya seperti apapun timnas saat ini, masyarakat akan memberikan dukungan terhadap perkembangan timnas. Kepercayaan masyarakat ternyata juga dipertanyakan dalam perilaku manajemen di PSSI. Masyarakat menilai perilaku manajemen belum bisa diandalkan seperti yang diharapkannya. Karena publik masih merasa bahwa pengelolaan PSSI maupun timnas masih belum murni sepenuhnya dijalani oleh orang – orang yang bertanggung jawab. Sehingga tidak heran kadang mereka kurang tepat dalam mengambil kebijakan bagi PSSI maupun timnas.. Citra timnas juga dapat terbentuk karena adanya public support atau dukungan dari masyarakat. Public Support yaitu keadaan dimana publik dapat memberikan dukungan dengan membeli produk, jasa, ataupun memberikan sumbangan pemikiran terhadap kemajuan organisasi atau individu. Para supporter wanita mengatakan bahwa mereka akan mendukung jika kebijakan yang diambil oleh organisasi tersebut (PSSI) memang berdampak positif. Namun nyatanya hal itu tidak dirasakan oleh mereka. Sehingga mereka
78
cenderung hanya mendukung Timnas tapi tidak PSSI. Oleh karena itu, Tim nasional dipandang sebagai suatu organisasi sebaiknya mempunyai citra yang positif, karena dapat dikatakan bahwa atlet tim nasional adalah kumpulan individu yang tidak hanya mewakili timnya namun juga mewakili negaranya. Dukungan dari publik bisa didapat ketika tim nasional sendiri dapat menunjukkan prestasinya. Prestasi yang baik bisa terbentuk tidak hanya karena kemampuan pemain di lapangan tapi juga diaplikasikan di luar lapangan. Setiap pemain Tim nasional harus mempunyai Attitude yang positif. Selain itu masyarakat menambahkan perlu adanya dukungan pula dari PSSI untuk kemajuan timnas. masyarakat juga akan berpikir positif jika PSSI dalam kinerjanya mementingkan nasib sepak bola indonesia, terutama tim nasional. Bukan untuk kepentingan sepihak. Banyak yang menyadari bahwa selama ini banyak pemberitaan di media tentang PSSI yang bermasalah akibat kebijakan yang mereka ambil yang akhirnya berdampak pada timnas dimana mereka gagal meraih juara ketika bertanding. Dari pengalaman inilah, PSSI harus membenahi diri agar masyarakat kembali bisa percaya dan mendukung PSSI. Diluar polemik yang terjadi di persepakbolaan Indonesia, ternyata publik juga tetap memanfaatkan media untuk mendukung terutama dalam memberikan saran yang biasanya melalui website resmi maupun website – website lainnya. Hal demikian tentunya diharapkan mampu mewakili aspirasi rakyat dan PSSI juga mau untuk menampung segala aspirasi dari masyarakat tersebut. dukungan akan selalu ada untuk timnas Karena publik menganggap para pemain timnas adalah
79
pahlawan yang mampu membawa dan mengharumkan nama Indonesia di ajang Internasional. Suatu citra akan semakin kuat bila ketiga nilai penting seperti pengertian, kepercayaan, dan dukungan dari masyarakat sudah terbentuk dalam proses pembentukan citra suatu organisasi. Hal ini tentunya akan mempermudah adanya kerjasama dari publik yang berkepentingan terhadap suatu organisasi atau perusahaan, guna mencapai keuntungan dan kepuasan bersama. Seorang Public Relations harus dapat membuat perencanaan yang dapat memuaskan kedua belah pihak melalui komunikasi dua arah. Maksudnya disini untuk mencapai tujuannya mempengaruhi khalayak, Public Relations PSSI tidak hanya sekedar melakukan komunikasi satu arah dengan terus menerus memberikan informasi tapi juga harus melihat bagaimana respon masyarakat menyikapi hal tersebut agar nantinya bisa dijadikan bahan masukan membuat program perencanaan yang lebih baik guna kepentingan organisasi dalam membangun public cooperation Namun hasil yang ditemui adalah memang belum ada kerjasama yang baik antara PSSI dengan publik. Sebetulnya banyak faktor yang menyebakan itu terjadi, salah satunya dikarenakan publik yang memang sudah tidak percaya lagi terhadap PSSI. Selain itu menjadi hal yang sulit bagi publik untuk membangun hubungan, jika PSSI sendiri pun belum mampu menyelesaikan masalah internal dalam organisasinya. Padahal publik merupakan bagian eksternal dari PSSI.
80
Untuk menciptakan public cooperation, seorang PR harus dapat terlebih dahulu mengharmonisasikan hubungan jangka panjang diantara individu dan organisasi dalam masyarakat seperti yang dikatakan Dr. Melvin L. Sharpe. Begitu pula dengan PR PSSI yang harus membuat program untuk mewujudkan hal itu. Proses upaya terencana dan berkesinambungan itu dapat berjalan baik sesuai dengan “kesepakatan” bersama kedua pihak (organisasi dan khalayak), dengan cara mengaplikasikan 5 prinsip dibawah ini: 1.
Komunikasi yang jujur untuk memperoleh kredibilitas
2. Keterbukaan dan konsistensi terhadap langkah-langkah yang diambil untuk memperoleh keyakinan orang lain 3. Langkah-langkah yang fair untuk mendapatkan hubungan timbal balik dan goodwill 4. Komunikasi dua arah yang terus menerus untuk mencegah keterasingan dan untuk membangun hubungan 5. Evaluasi dan riset terhadap lingkungan untuk menentukan langkah atau penyesuaian yang dibutuhkan bagi social harmony Program aktivitas berkelanjutan tersebut bertujuan untuk menjamin perusahaan memiliki citra yang kuat di mata publik seperti yang dikatakan Dr. Carter McNamara Dalam menjalankan tugas dan fungsi, public relations harus menggiring persepsi atau opini publik terhadap perusahaan yang diwakilinya untuk memperoleh identitas dan citra perusahaan (corporate identity and good image)
81
yang baik.
Untuk mewujudkan hal tersebut, public relations PSSI harus
menjalankan tiga fungsi dan peran utama Public Relations, yaitu sebagai: 1.
Communicator Yaitu melaksanakan kegiatan komunikasi dua arah sehingga terbina
hubungan yang harmonis/ serasi antara organisasi dan publiknya. Kemampuan sebagai komunikator baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui media cetak, elektronik dan lisan (spoke person) dan sebagainya, disamping itu juga bertindak sebagai mediator dan persuador Pesan dalam komunikasi akan dapat diterima dengan baik bila komunikator pandai dalam melihat siapa yang menjadi sasaran dari pesannya. Seorang Public Relation adalah orang yang mampu membuat perencanaan dan pengelolaan pesan guna membuat persepsi yang positif tentang organisasi atau perusahaan dalam hal ini tim nasional.
Public relations PSSI harus memilih media massa yang paling efektif untuk menjangkau khalayaknya. Karena proses komunikasi akan berjalan baik atau mudah apabila ada kesamaan antara sumber dan penerima pesannya. Artinya Public Relations PSSI ketika berkomunikasi dengan khlayaknya haruslah mengolah dan menyampaikan pesan dalam bahasa dan cara-cara yang sesuai dengan tingkat pengetahuan, pengalaman, orientasi dan latar belakang budayanya.
82
Dengan kata lain Public Relations PSSI perlu mengenali karakteristik individual, social dan budaya dari masyarakat Indonesia. Selain itu, semua informasi yang berkaitan dengan PSSI sebaiknya disampaikan kepada masyarakat karena dengan memberikan informasi dapat membuat masyarakat memahami dan merasa “mengenal” PSSI. Selain sebagai komunikator, Public Relations PSSI harus bisa menjadi mediator ketika terjadi suatu kasus seperti masalah yang terjadi antara manajemen PSSI dengan pemain timnas dimana saat itu PSSI mengeluarkan peraturan baru tentang sistem penseleksian pemain timnas yang ternyata menimbulkan pro dan kontra. Dalam kondisi seperti itu Public Relations lah yang bisa menjadi penengah antara keduanya. 2.
Back-up management Melaksanakan dukungan atau menunjang kegiatan lain, seperti bagian
manajemen promosi, pemasaran, operasional, personalia dan sebagainya untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu kerangka tujuan pokok perusahaan/ organisasi. Dengan kata lain, memberikan dukungan dan menunjang kegiatan setiap departemen dalam perusahaan untuk mencapai misi atau sasarannya. Public Relations PSSI juga dapat bertindak sebagai back up management, jadi ketika divisi lain dalam PSSI membutuhkan bantuan, PR sebaiknya ikut bekerjasama dan mendukung kegiatan tersebut karena pada akhirnya bertujuan untuk mencapai kepentingan bersama. Misalnya ketika PSSI mengadakan
83
Kejuaraan sepak bola Se-Asia, public relations sebaiknya membantu dan bekerjasama dengan semua divisi yang ada tidak terpaku hanya mengerjakan tugasnya saja. 3.
Image Maker Menciptakan, memelihara dan meningkatkan suatu citra atau publikasi
yang positif merupakan prestasi, reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas public relations di dalam melaksanakan managemen Kehumasan suatu lembaga/ organisasi dan produk yang diwakilinya. Begitu pula dengan public relations di PSSI, yang mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan citra PSSI dan timnas yang positif. Istilah yang sering digunakan di dunia kehumasan adalah favourable image (citra yang menguntungkan). Hal ini tentu saja bukan tugas yang mudah mengingat kondisi PSSI dan Timnas saat ini. Tapi public relations dan manajemen harus tetap berusaha menciptakan citra PSSI ke arah yang lebih positif. Dengan program perencanaan yang dilakukan secara berkesinambungan.
Menurut Frank Jefkins sebuah citra positif dapat dianalisis melalui tahapan-tahapan tertentu, dimana PR melakukan proses transfer dari citra negatif menjadi citra positif. Menilik dari hasil penelitian terlihat adanya hostility / rasa permusuhan dari publik, menjadi salah satu tugas PR untuk mengubahnya menjadi rasa simpati. Simpati adalah suatu kondisi dimana masyarakat mempunyai kesediaan untuk membantu.
84
Prejudice atau prasangka yang negatif dari masyarakat membuat apapun usaha yang dilakukan PSSI tetap saja tidak mendapatkan perhatian karena masyarakat sudah antipati terhadap PSSI. Prejudice ini harus diubah menjadi acceptance, kondisi dimana masyarakat menerima kehadiran PSSI tanpa adanya suatu prasangka negatif. Apathy / ketidakpedulian masyarakat terhadap semua kegiatan ataupun usaha PSSI adalah suatu keadaan yang harus diubah, agar masyarakat berminat kepada segala aktifitas yang dilakukan PSSI dan timnas. Apathy harus ditransfer menjadi Interest, membuat masyarakat merasa mempunyai kepentingan terhadap PSSI dan timnas. Keadaan yang ada sekarang, masyarakat mempunyai ketertarikan yang kuat dengan Timnas apalagi ketika bertanding contohnya pada Kejuaraan AFF Cup 2010. Namun ketertarikan masyarakat yang besar ini akhir-akhir ini berkurang karena pengaruh dari banyaknya isu negatif dan juga kondisi PSSI yang sedang mengalami krisis kepercayaan. Isu negatif yang ada sebenarnya dapat berimbang bila masyarakat mempunyai pengetahuan yang baik dan menyeluruh tentang PSSI, karena minimnya informasi bisa mengakibatkan ketidakpedulian masyarakat terhadap PSSI. Ignorance atau ketidaktahuan masyarakat ini harus diubah menjadi knowledge, yaitu dengan menyediakan informasi yang aktual, lugas, terpercaya dan up to date.