BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Kemampuan Penguasaan Tata Bahasa Inggris Siswa dan Konteks Komunikasi Siswa sebelum Penerapan WCA Pelaksanaan penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa kegiatan pertama yang dilakukan pada penelitian ini adalah menyiapkan prates sebelum pengumpulan data dilakukan. Prates yang merupakan salah satu instrumen penelitian digunakan untuk mengetahui gambaran tingkat kemampuan menulis siswa ditinjau dari penguasaan tata bahasa Inggris dan konteks komunikasi yang digunakan siswa sebelum penerapan WCA pada subjek penelitian yaitu siswa kelas X IPA 3 dan X IPA 4 di SMA Negeri 2 Denpasar. Data tersebut kemudian dianalisis berdasarkan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini. Penyajian data dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut.
4.1.1 Penguasaan Tata Bahasa Inggris Siswa sebelum Penerapan WCA Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, penelitian ini menggunakan penggabungan antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Berikut dipaparkan beberapa contoh analisis kualitatif berkenaan dengan kemampuan penguasaan tata bahasa Inggris siswa kelas X IPA 3 dan X IPA 4 SMA Negeri 2 Denpasar sebelum penerapan WCA. Dalam prates yang diberikan, siswa diharuskan untuk melengkapi kalimat-kalimat yang belum rampung dengan kata atau frasa yang
59
memiliki kesesuaian tata bahasa yang tepat. Hanya lima dari keseluruhan kalimat yang diproduksi siswa sebelum penerapan WCA yang dipaparkan di bawah ini. Kelima kalimat berikut ini telah dapat mewakili keseluruhan sampel yang dikumpulkan pada tahap penelitian sebelumnya. Kelima kalimat berikut ini dipilih secara acak berdasarkan teknik random sederhana dengan mengundi nomor absensi siswa. 1) Oh, no! I don’t realized it’s Sunday and there are no buses today. (Aisha, X IPA 3) Seperti yang tampak pada kalimat di atas, frasa don’t realized merupakan bagian rumpang yang harus dilengkapi oleh siswa dengan frasa yang tepat secara gramatika (tata bahasa) yang telah disediakan pada prates. Kalimat tersebut di atas seharusnya Oh, no! I have just realized it’s Sunday and there are no buses today. Frasa have just realized adalah frasa yang tepat secara gramatika untuk melengkapi kalimat tersebut karena frasa have just realized merupakan present perfect simple tense, yaitu salah satu jenis tenses dalam bahasa Inggris yang dapat digunakan untuk membicarakan hal atau peristiwa yang masih memiliki hubungan dengan masa sekarang dan untuk memberikan informasi baru atau sesuatu yang baru-baru ini terjadi. Kalimat Oh, no! I have just realized it’s Sunday and there are no buses today jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah ‘Oh, tidak! Saya baru sadar sekarang hari Minggu dan tidak ada bus hari ini’. Kalimat ini menunjukkan bahwa ada keterkaitan atau hubungan
60
antara keadaan si pengujar yang baru menyadari bahwa hari itu adalah hari Minggu dan tidak ada bus yang lewat pada hari itu. Dengan demikian, penggunaan frasa don’t realized pada kalimat tersebut tidak tepat karena merupakan present simple tense yang digunakan untuk menyatakan hal-hal yang umum atau peristiwa yang terjadi sepanjang waktu atau terusmenerus. 2) What do you like to do tomorrow? (Kartina, X IPA 3) Frasa do you like adalah bagian yang rumpang dari prates yang diberikan pada tahap awal penelitian ini. Bagian yang rumpang tersebut seharusnya diisi dengan frasa would you like sehingga pertanyaan tersebut benar secara gramatika menjadi What would you like to do tomorrow? Kata tomorrow dalam pertanyaan tersebut menyebabkan frasa do you like tidak tepat untuk mengisi kalimat yang rumpang tersebut karena auxiliary ‘do’ digunakan untuk membuat pertanyaan pada present simple tense yang digunakan untuk menyatakan peristiwa yang terjadi sepanjang waktu atau terus-menerus. Di pihak lain, kata tomorrow dalam pertanyaan di atas menunjukkan future tense sehingga seharusnya dilengkapi dengan auxiliary ‘would’ yang dapat digunakan pada pertanyaan future tense sesuai dengan kala waktu tomorrow. Frasa do you like seperti yang dipilih oleh Kartina untuk melengkapi pertanyaan di atas akan tepat penggunaannya bila kata tomorrow diganti dengan frasa in your free time, in the evenings, after work, dan sebagainya yang menunjukkan peristiwa yang terjadi sepanjang waktu, terus-menerus, atau peristiwa yang dilakukan sebagai rutinitas.
61
3) I’m sorry heard that. (Nadia, X IPA 3) Kalimat di atas kurang tepat secara gramatika karena kalimat tersebut seharusnya dilengkapi dengan preposisi to dan verba heard yang merupakan verba bentuk kedua (past simple verb) seharusnya hear yang merupakan verba bentuk pertama (infinitive) sehingga kalimat yang tepat menjadi I’m sorry to hear that. Preposisi to dan verba bentuk pertama (infinitive) digunakan setelah adjektiva dalam hal ini sorry untuk menyatakan bagaimana perasaan seseorang tentang suatu hal. Contoh lainnya adalah I was delighted to get your letter last week. Dalam kalimat ini delighted adalah adjektiva dan get adalah infinitive. 4) We will meet next weekend. (Agus, X IPA 4) Kalimat Agus di atas kurang tepat walaupun frasa will meet dapat digunakan pada kalimat dengan future tense dipilih untuk melengkapi kalimat yang berketerangan next weekend yang meyatakan keterangan waktu untuk masa mendatang (future). Hal ini disebabkan oleh konteks kalimat tersebut menunjukkan sesuatu yang telah direncanakan untuk diakukan pada masa mendatang, yaitu ditunjukkan dengan kata meet dan frasa next weekend. Bila frasa will meet dipilih untuk melengkapi kalimat tersebut, konteks kalimat di atas bukan sesuatu yang telah direncanakan untuk dilakukan pada masa mendatang, melainkan sesuatu yang akan dilakukan pada masa mendatang, tetapi tidak direncanakan sebelumnya. Inilah yang merupakan salah satu ciri penggunaan kata will di dalam suatu kalimat, yaitu untuk menunjukkan sesuatu yang akan dilakukan pada masa mendatang, tetapi tidak
direncanakan
sebelumnya.
Sebaliknya,
62
dalam
future
tense
yang
menunjukkan sesuatu yang telah direncanakan sebelumnya untuk dilakukan pada masa mendatang digunakan be + going to + infinitive. Slot be dapat diisi dengan is, am, atau are disesuaikan dengan subjek dalam kalimat tersebut. Dengan demikian, kalimat di atas yang tepat secara gramatika adalah We are going to meet next weekend. 5) We arranges to see each other on Friday 20th. (Savira, X IPA 4) Kalimat di atas seharusnya we arranged to see each other on Friday 20th. Penggunaan preposisi to + infinitive dalam kalimat tersebut untuk menunjukkan tujuan melakukan sesuatu. Apabila kalimat tersebut di atas diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, akan menjadi kami (telah) mengatur untuk bertemu pada hari Jumat tanggal 20. Jadi, dalam hal ini tujuan mengatur (arranged) adalah untuk bertemu (to see). Letak kekeliruan yang dilakukan oleh Savira dalam kalimat di atas adalah pemilihan kata arranges yang dapat digunakan untuk subjek orang ketiga tunggal (third person singular), seperti she, he, it, Joe, Mary, dan sebagainya, sedangkan subjek yang telah disediakan dalam kalimat di atas adalah we yang merupakan subjek jamak (plural). Oleh karena itu, kata arranges tidak tepat digunakan pada kalimat tersebut. Dari lima sampel yang diambil dan dianalisis di atas yang digunakan untuk mewakili keseluruhan data dalam penelitian ini tentang penguasaan tata bahasa Inggris siswa di kelas X IPA 3 dan X IPA 4 SMA Negeri 2 Denpasar, tampak bahwa siswa-siswa pada kedua kelas tersebut masih kurang menguasai tata bahasa Inggris dalam hal ini present simple tense, past simple tense, future tense, present perfect
63
simple tense, dan penggunaan preposisi. Dari beberapa kekeliruan yang dibuat oleh siswa-siswi tersebut, terlihat bahwa ketidakpahaman siswa-siswi terhadap konteks kalimat yang diberikan merupakan faktor yang memengaruhi terjadinya kekeliruan mereka dalam memproduksi atau melengkapi kalimat-kalimat rumpang yang diberikan untuk dilengkapi dengan frasa-frasa yang tepat secara gramatika. Hal ini dapat dilihat pada sampel (1), (2), (3), (4), dan (5). Dengan demikian, penerapan WCA dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) bahasa Inggris yang digunakan di kelas X IPA 3 (KE) disisipkan suatu konteks komunikasi yang dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan menguasai tata bahasa Inggris. RPP yang digunakan oleh guru bahasa Inggris pada KE dimodifikasikan dengan salah satu jenis WCA pada kegiatan pembelajaran dalam RPP tersebut yang dapat membantu guru dalam proses pengajaran. Di samping itu, juga membantu siswa memahami tata bahasa dan konteks yang termuat dalam RPP tersebut sehingga indikator pencapaian kompetensi yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa, tercapai semaksimal mungkin. Berikut dikemukakan nilai penguasaan tata bahasa Inggris pada KE dan KP sebelum penerapan WCA dalam RPP bahasa Inggris yang digunakan pada kedua kelas tersebut.
64
Tabel 4.1 Nilai Penguasaan Tata Bahasa Inggris KE sebelum Penerapan WCA No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nilai Penguasaan Tata Bahasa Inggris sebelum WCA
Nama AISHA NUR ARINA ALBERTA AFRIANI SUARTHA ANGGI YUNIAR ARIANI, MADE ARIS YOGASWARA JANUARTA, I KADEK BAGUS PRAMUDYA ANANTA PUTRA, I PT. BELA SRI LESTARI, NI NYOMAN BELLA PUTRI ADNYANA, GUSTI AYU BRAMANTHA DWI SAMITRA A.A.NGR.GDE DAVID ISAYAS GOO DYNA SURYA HARLEY , A.A. NGR. GDE EKA PEBRIYANTI, NI PUTU EVA KRISMIYANTI, NI MADE FRIDAYANTI PRATIWI, NI PUTU HASBI ASYIQI MAHENDRA INTAN PURNAMA ASRI, NI MADE JULIENDY PALGUNA, PUTU KARTINA SARI DEWI, KOMANG KRISMANJAYA, I PUTU KRISMANTARI TERSIARI PUTRI, NI KMG. LAKSMI PEMAYUN DEWI, TJOKORDA LATIFAH SAHRA TIARA MEIDIANA SARI DEWI, PUTU MIKEL MULIARTHA, KADEK NADIA SITI MAEMUNAH NANTINI DARGITA PUTRI, NI LUH PUTU NITYAVAIRINA GITA SARASWATI, NI PUTU OKA DANANJAYA ANAK AGUNG NGURAH PATNI NARI RATIH PANDE PUTU RAMA WIKANTARA IDA BAGUS GEDE ARI PERMANA PUTRA, I GEDE RISA RISMAWAN, I MADE RISMA ARIA PRADNYADEWI, PUTU RISMAYANTHI, NI LUH
65
80 100 60 40 60 20 20 20 60 60 20 40 80 60 80 100 80 80 0 0 40 0 60 60 60 40 60 80 40 40 80 40 40
34 35 36 37 38 39
RUKMANA INDRA KUSUMAWATI SANIA PUSPA DARMA YANTI, PUTU SHINTA WIDIASIH, PUTU ASPRIANA ANDIKA, PUTU WISNU SANJAYA I MADE YOGA DWIPAYANA, MADE Rerata
40 40 80 60 20 60 51,28
Tabel di atas menunjukkan perolehan nilai siswa X IPA 3 (KE) untuk penguasaan tata bahasa Inggris sebelum penerapan WCA. Nilai tersebut diperoleh dengan teknik pemberian tes (prates) di tahap awal penelitian. Masing-masing siswa diberikan prates yang memuat sepuluh butir soal untuk mengukur penguasaan siswa akan tata bahasa Inggris. Setiap butir soal berisikan satu bagian rumpang yang harus dilengkapi dengan salah satu pilihan jawaban yang tersedia berupa kata atau frasa yang tepat sesuai gramatika bahasa Inggris untuk melengkapi bagian rumpang tersebut. Setiap satu butir soal bernilai 10 poin. Ini berarti, apabila siswa dapat menjawab keseluruhan butir soal dengan tepat, siswa memperoleh nilai 100. Dari hasil perhitungan statistika sederhana terhadap perolehan nilai tersebut, diperoleh rerata 51,28. Nilai rerata ini masih cukup jauh di bawah standar ketuntasan, yaitu 75. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan WCA dalam RPP yang digunakan pada proses belajar mengajar di kelas KE memang patut dilakukan guna meningkatkan nilai rerata siswa hingga mencapai nilai standar ketuntasan belajar, yaitu 75.
66
Tabel 4.2 Nilai Penguasaan Tata Bahasa Inggris KP sebelum Penerapan WCA
No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nilai Penguasaan Tata Bahasa Inggris sebelum WCA
Nama
ADITYA NARAYANA I NYOMAN AGUS DIPA SETIAWAN, PUTU ARDIANA, I WAYAN ARI CANDRAWATI, I GUSTI AYU ARI KRISNA YANTHI, I DEWA AYU AYU CHINTYA DEWI, NI PUTU AYU MAS WASUNDARI, ANAK AGUNG AYU RAI AGUNG PRADNYANDARI, ANAK AGUNG DARA VEGA DEVI KAMESWARI DIAN WIDAYANTI, NI NYM EDO GREY WIRAMADA, KADEK EMA PRADNYANI, NI LUH PUTU FERY ANDIKA, I GEDE GEATRIN ARUMSARI, NYOMAN GITHA RATNA DEWI, KOMANG KRISNA JAYA , I GST. AGUNG GEDE KRISNHADI BIMA WIDYASTANA, I WAYAN KUSUMA ATMAJA IDA BAGUS GEDE MIRAH SANCITA DEWI, LUH PUTU PERMANA DWIPAYANA, PANDE MADE PRAJNA PARAMITA, LUH GEDE AYU PUTRI KATHARINA, LUH PUTU RAHMAWATI, NI KADEK RAMA YOGISWARA, I DEWA GEDE AGUNG RATIH SUKMAYANI, KOMANG RISCHA AVIVAN ZUHROH SARAS ANGELINA, KADEK SATHYA DHARMA, DEWA PUTU SAVIRA TAVNIA SINTYA DEWI SUTEJA, I GST. AYU SUARI ANJASI DEVI, NI PUTU SURYA KUSUMA, I GEDE T BRAMA PRADANA, GEDE BAGUS
67
0 0 0 80 80 0 40 100 80 80 0 100 80 0 0 60 40 80 40 40 80 40 80 40 80 60 40 40 20 80 80 40 40
34 35 36 37 38 39 40
TRISNA KOMALA PUTRI, KOMANG VICKY FATAHILLAH SANI WAHYU ARDIANTA, I NYOMAN WIWID WIDYA NOFTARINI YUDA TAPA PRADITYA I WAYAN YUDHANATA PRATAMA PUTRA YURIKA KHUUMADEWI
40 40 40 40 80 60 60
Rerata
49
Tidak berbeda dengan perolehan kelas KE untuk penguasaan tata bahasa Inggris sebelum penerapan WCA, tabel di atas menunjukkan perolehan nilai siswa X IPA 4 (KP) dengan nilai rerata 49 yang masih sangat jauh dari standar ketuntasan belajar, yaitu 75. Karena penelitian ini menggunakan desain prates dan pascates, berbeda dengan KE yang diberikan perlakuan (penerapan WCA dalam RPP yang digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas), KP tidak diberikan perlakuan. Hal ini akan memberikan gambaran tentang pengaruh penerapan WCA pada peningkatan nilai penguasaan tata bahasa Inggris siswa pada KE.
4.1.2 Kemampuan Siswa Memahami Konteks Komunikasi sebelum Penerapan WCA Selain penguasaan tata bahasa Inggris siswa yang ditinjau, kemampuan siswa untuk mengerti suatu konteks komunikasi dan menggunakan ujaran yang tepat untuk merespons konteks tersebut juga ditinjau dari pemberian prates pada tahap awal
68
penelitian ini. Masing-masing siswa diberikan prates yang memuat tiga butir soal untuk jenis soal ini. Setiap butir soal merupakan suatu konteks komunikasi dalam bahasa Inggris. Siswa harus memproduksi kalimat/ujaran yang tepat sesuai konteks komunikasi yang diberikan untuk masing-masing butir soal. Dari keseluruhan sampel yang diambil, ada beberapa siswa yang dapat memproduksi ujaran yang tepat. Namun, siswa-siswa tersebut pun masih membuat beberapa kekeliruan pada satu atau dua soal dari tiga soal keseluruhan yang diberikan untuk mengetahui pemahaman konteks komunikasi siswa yang dirancang pada prates yang diberikan. Untuk kelas X IPA 3 dengan jumlah siswa 39 orang terdapat 117 ujaran dan untuk kelas X IPA 4 dengan jumlah siswa 40 orang terdapat 120 ujaran yang dianalisis pada tahap prates penelitian ini. Berikut dipaparkan beberapa contoh kalimat yang diproduksi oleh siswa yang dianalisis dengan prosedur identifikasi kesalahan data produksi pembelajar bahasa asing (Corder, 1971) untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami suatu konteks komunikasi. Beberapa kalimat berikut dipilih secara acak untuk dipaparkan dalam bentuk tulisan pada penelitian ini menggunakan teknik random sederhana dengan mengundi nomor absensi siswa. 1) Hallo, im take the Party, wold you going him? (Rama, X IPA 3) Kalimat yang diproduksi oleh Rama tersebut berdasarkan konteks situasi yang diberikan dalam prates, yaitu You are going to have a party and you want to invite your friend. What would you say to him/her?
69
Kalimat yang diproduksi oleh Rama di atas dianalisis tahap demi tahap sesuai dengan prosedur identifikasi kesalahan dalam data produksi pembelajar bahasa asing (Corder, 1971) seperti yang telah dipaparkan pada bab II dalam tulisan ini. Tahap A: Kalimat Hallo, im take the Party, wold you going him? Tidak tepat dalam gramatika bahasa sasaran (bahasa Inggris) sehingga kalimat ini digolongkan ke dalam ‘kalimat janggal terbuka’. Dengan demikian, tahap analisis berikutnya beralih ke tahap C. Tahap C: penafsiran yang masuk akal tidak bisa diberikan pada kalimat yang diproduksi oleh Rama dalam konteks tersebut, sehingga alur analisis beralih ke tahap F. Tahap F: dalam hal ini, bahasa ibu pembelajar (Rama) dikenali, yaitu bahasa Indonesia sehingga alur analisis berikutnya berlanjut ke tahap G. Tahap G: bila kalimat tersebut diterjemahkan secara harfiah ke dalam bahasa pertama menjadi Hai, saya mengambil pesta, akankah kamu pergi dia? Dari terjemahan tersebut, dapat dilihat bahwa penafsiran yang masuk akal dalam konteks tersebut tidak dimungkinkan sehingga alur analisis beranjak ke tahap I. Tahap I: simpan kalimat yang diproduksi oleh Rama tersebut sehingga hasil akhir dari identifikasi kesalahan dalam data produksi (kalimat) yang diproduksi Rama tersebut adalah Keluaran3. Secara singkat, alur analisis kalimat tersebut sesuai dengan prosedur identifikasi kesalahan dalam data produksi pembelajar bahasa asing dapat diilustrasikan seperti berikut ini. Hallo, im take the Party, wold you going him?
70
A Tidak (kalimat janggal terbuka) C Tidak F Ya G Tidak I Keluaran3. 2) Sorry, mem when you want sleep, please don’t lay your had on my shoulder (Mas W., X IPA 4) Kalimat yang diproduksi oleh Mas di atas berdasarkan konteks situasi yang diberikan dalam prates, yaitu You were in a train. A lady fell asleep on your shoulder. You didn’t feel convenient about that and wanted to wake her up. What would you say to her? Kalimat yang diproduksi oleh Mas di atas dianalisis tahap demi tahap sesuai dengan prosedur identifikasi kesalahan dalam data produksi pembelajar bahasa asing (Corder, 1971) seperti yang telah dipaparkan pada bab II dalam tulisan ini. Tahap A: Kalimat Sorry, mem when you want sleep, please don’t lay your had on my shoulder tidak tepat dalam gramatika bahasa sasaran (bahasa Inggris), sehingga kalimat ini digolongkan ke dalam ‘kalimat janggal terbuka’. Oleh karena itu, tahap analisis berikutnya beralih ke tahap C. Tahap C: penafsiran yang masuk akal bisa/dapat diberikan pada kalimat yang diproduksi oleh Mas dalam konteks tersebut sehingga alur analisis beralih ke tahap D. Tahap D: merekonstruksi kalimat yang diproduksi oleh Mas tersebut ke dalam bahasa sasaran menjadi seperti berikut ini. Sorry ma’am, could you move aside a little bit, please? Tahap analisis selanjutnya beralih ke tahap E.
71
Tahap E: membandingkan kalimat yang dibentuk ulang dengan kalimat janggal semula yang diproduksi oleh Mas. Menurut kaidah, yang membedakan kalimat awal dengan kalimat bentukan ulang adalah sebagai berikut. - Kalimat awal: Sorry, mem when you want sleep, please don’t lay your had on my shoulder. - Kalimat bentukan ulang: Sorry ma’am, could you move aside a little bit, please? Pada kalimat awal tersebut terdapat beberapa kesalahan yang berhubungan dengan pemahaman suatu konteks komunikasi yang diberikan dan kesalahan di luar konteks komunikasi, seperti pengejaan (spelling), tanda baca (punctuation), tata bahasa (tense), dan sebagainya. Kesalahan pada pengejaan terdapat pada kata mem yang seharusnya ma’am dan had yang seharusnya head. Selain itu, klausa yang diproduksi oleh Mas di atas, yaitu when you want sleep tidak sesuai (not appropriate) dengan konteks komunikasi yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh klausa tersebut kurang sopan digunakan pada konteks itu mengingat si penutur dan petutur adalah orang asing yang tidak pernah bertemu sebelumnya dan latar komunikasi terjadi di atas kereta. Jika kalimat Mas tersebut dibandingkan dengan kalimat bentukan ulang, yaitu Sorry ma’am, could you move aside a little bit, please? tampak bahwa kalimat bentukan ulang ini lebih sopan digunakan. Dikatakan lebih sopan karena memiliki makna implisit yang mengandung suatu pesan yang ingin disampaikan kepada petutur tanpa langsung diekspresikan dengan kalimat yang lugas. Hal ini menghindarkan kemungkinan petutur merasa tersinggung atau hilang muka dengan ujaran yang dituturkan penutur.
72
Hasil akhir dari identifikasi kesalahan dalam data produksi (kalimat) yang diproduksi Mas tersebut di atas Keluaran2. Secara singkat, alur analisis kalimat tersebut sesuai dengan prosedur identifikasi kesalahan dalam data produksi pembelajar bahasa asing dapat diilustrasikan seperti berikut ini. Sorry, mem when you want sleep, please don’t lay your had on my shoulder A Tidak (kalimat janggal terbuka) C Ya D Sorry, ma’am, could you move aside a little bit, please? E Keluaran2. 3) Sory I can’t eating this cake, because I allergic. (Krisna, X IPA 4) Kalimat yang diproduksi oleh Krisna tersebut berdasarkan konteks situasi yang diberikan dalam prates, yaitu: You went to your friend’s house and her mother served you a cake which you don’t like. What would you say to your friend’s mother? Kalimat yang diproduksi oleh Krisna di atas dianalisis tahap demi tahap sesuai dengan prosedur identifikasi kesalahan dalam data produksi pembelajar bahasa asing (Corder, 1971). Tahap A: Kalimat Sory I can’t eating this cake, because I allergic tidak tepat dalam gramatika bahasa sasaran (bahasa Inggris) sehingga kalimat ini digolongkan ke dalam ‘kalimat janggal terbuka’. Oleh karena itu, tahap analisis berikutnya beralih ke tahap C.
73
Tahap C: penafsiran yang masuk akal bisa/dapat diberikan pada kalimat yang diproduksi oleh Krisna dalam konteks tersebut sehingga alur analisis beralih ke tahap D. Tahap D: merekonstruksi kalimat yang diproduksi oleh Mas tersebut ke dalam bahasa sasaran menjadi seperti berikut ini. Sorry, ma’am, I can’t eat this cake because I’m allergic to egg and flour. Tahap analisis selanjutnya beralih ke tahap E. Tahap E: membandingkan kalimat yang dibentuk ulang dengan kalimat janggal semula yang diproduksi oleh Krisna. Menurut kaidah, yang membedakan kalimat awal dengan kalimat bentukan ulang adalah sebagai berikut. - Kalimat awal: Sory I can’t eating this cake, because I allergic. - Kalimat bentukan ulang: Sorry ma’am, I can’t eat this cake because I’m allergic to egg and flour. Pada kalimat awal tersebut dapat dilihat bahwa Krisna telah mampu memahami konteks komunikasi yang diberikan. Namun, terdapat beberapa kesalahan di luar konteks komunikasi, seperti pengejaan (spelling), tanda baca (punctuation), tata bahasa (tense), dan sebagainya. Kesalahan pada pengejaan terdapat pada kata sory yang seharusnya sorry. Selain itu, kata eating tidak sesuai ditempatkan setelah kata can’t karena setelah can atau can’t yang merupakan salah satu modal verbs dalam bahasa Inggris seharusnya diikuti verba bentukan pertama (infinitive) dalam hal ini eat. Pembubuhan tanda baca (punctuation) koma (,) tidak tepat sebelum kata because karena sebelum dan sesudah kata
74
because tidak sesuai bila dibubuhkan tanda baca apa pun. Kesalahan lain yang tampak pada kalimat yang diproduksi Krisna adalah pada klausa I allergic. Jika dibandingkan dengan kalimat bentukan ulang, seharusnya kalimat yang diproduksi Krisna dibubuhi to be (am) karena allergic termasuk kategori adjektiva yang hadir setelah to be pada suatu kalimat. Hasil akhir dari identifikasi kesalahan dalam data produksi (kalimat) yang diproduksi Krisna tersebut di atas adalah Keluaran2. Secara singkat, alur analisis kalimat tersebut sesuai dengan prosedur identifikasi kesalahan dalam data produksi pembelajar bahasa asing dapat diilustrasikan seperti berikut ini. Sory I can’t eating this cake, because I allergic A Tidak (kalimat janggal terbuka) C Ya D Sorry, ma’am, I can’t eat this cake because I have an allergic of egg and flour E Keluaran2. Berikut dikemukakan hasil kemampuan siswa dalam bentuk tabel.
Tabel 4.3 Pemahaman Konteks Komunikasi KE sebelum Penerapan WCA No.
Jumlah Ujaran yang Tepat Tanpa Kesalahan
Nama
0 1 2 3 4 5 6 7
AISHA NUR ARINA ALBERTA AFRIANI SUARTHA ANGGI YUNIAR ARIANI, MADE ARIS YOGASWARA JANUARTA, I KADEK BAGUS PRAMUDYA ANANTA PUTRA, I PT. BELA SRI LESTARI, NI NYOMAN BELLA PUTRI ADNYANA, GUSTI AYU
75
1
2
√ √ √ √ √ √ √
3
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
BRAMANTHA DWI SAMITRA A.A.NGR.GDE DAVID ISAYAS GOO DYNA SURYA HARLEY , A.A. NGR. GDE EKA PEBRIYANTI, NI PUTU EVA KRISMIYANTI, NI MADE FRIDAYANTI PRATIWI, NI PUTU HASBI ASYIQI MAHENDRA INTAN PURNAMA ASRI, NI MADE JULIENDY PALGUNA, PUTU KARTINA SARI DEWI, KOMANG KRISMANJAYA, I PUTU KRISMANTARI TERSIARI PUTRI, NI KMG. LAKSMI DEWI PEMAYUN, TJOKORDA LATIFAH SAHRA TIARA MEIDIANA SARI DEWI, PUTU MIKEL MULIARTHA, KADEK NADIA SITI MAEMUNAH NANTINI DARGITA PUTRI, NI LUH PUTU NITYAVAIRINA GITA SARASWATI, NI PUTU OKA DANANJAYA ANAK AGUNG NGURAH PATNI NARI RATIH PANDE PUTU RAMA WIKANTARA IDA BAGUS GEDE ARI PERMANA PUTRA, I GEDE RISA RISMAWAN, I MADE RISMA ARIA PRADNYADEWI, PUTU RISMAYANTHI, NI LUH RUKMANA INDRA KUSUMAWATI SANIA PUSPA DARMA YANTI, PUTU SHINTA WIDIASIH, PUTU ASPRIANA ANDIKA, PUTU WISNU SANJAYA I MADE YOGA DWIPAYANA, MADE
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Total Ujaran yang Tepat Tanpa Kesalahan = 35 ujaran dari keseluruhan 117 ujaran
Seperti yang telah dipaparkan pada bab III (instrument penelitian), pemaparan hasil analisis terhadap pengoreksian jenis soal yang mengukur pemahaman konteks
76
komunikasi siswa ini dibatasi hanya pada beberapa poin kesalahan/kekeliruan (error) yang cukup banyak dibuat oleh siswa, seperti pengejaan (spelling – simbol kode S), penanggalan suatu kata atau kata penunjuk (something has been left out – simbol kode ), ketidakjelasan arti/maksud (meaning is not clear – simbol kode ?M), dan penggunaan yang tidak tepat (the usage is not appropriate – simbol kode NA). Pembatasan ini dilakukan untuk memudahkan dalam penarikan sample untuk kesalahan/kekeliruan yang diproduksi siswa (Byrne, 1988). Dari hasil di atas, kesalahan/kekeliruan yang dibuat siswa pada KE untuk prates (sebelum penerapan WCA) secara terperinci sebagai berikut ini. 1) Pengejaan (spelling – simbol kode S)
= 198 kesalahan
2) Penanggalan suatu kata atau kata penunjuk
= 65 kesalahan
(something has been left out – simbol kode ). 3) Ketidakjelasan arti/maksud
= 30 kesalahan
(meaning is not clear – simbol kode ?M) 4) Penggunaan yang tidak tepat
= 25 kesalahan
(the usage is not appropriate – simbol kode NA). Untuk kekeliruan lainnya sesuai dengan pengodean penugasan tertulis (Byrne, 1988) tidak banyak dilakukan, hanya berjumlah dibawah 20 kesalahan yang dibuat siswa untuk masing-masing poin.
77
Tabel 4.4 Pemahaman Konteks Komunikasi KP sebelum Penerapan WCA No.
Jumlah Ujaran yang Tepat Tanpa Kesalahan
Nama
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
ADITYA NARAYANA I NYOMAN AGUS DIPA SETIAWAN, PUTU ARDIANA, I WAYAN ARI CANDRAWATI, I GUSTI AYU ARI KRISNA YANTHI, I DEWA AYU AYU CHINTYA DEWI, NI PUTU AYU MAS WASUNDARI, ANAK AGUNG AYU RAI AGUNG PRADNYANDARI, ANAK AGUNG DARA VEGA DEVI KAMESWARI DIAN WIDAYANTI, NI NYM EDO GREY WIRAMADA, KADEK EMA PRADNYANI, NI LUH PUTU FERY ANDIKA, I GEDE GEATRIN ARUMSARI, NYOMAN GITHA RATNA DEWI, KOMANG KRISNA JAYA , I GST. AGUNG GEDE KRISNHADI BIMA WIDYASTANA, I WYN. KUSUMA ATMAJA IDA BAGUS GEDE MIRAH SANCITA DEWI, LUH PUTU PERMANA DWIPAYANA, PANDE MADE PRAJNA PARAMITA, LUH GEDE AYU PUTRI KATHARINA, LUH PUTU RAHMAWATI, NI KADEK RAMA YOGISWARA, I DEWA GEDE AGUNG RATIH SUKMAYANI, KOMANG RISCHA AVIVAN ZUHROH SARAS ANGELINA, KADEK SATHYA DHARMA, DEWA PUTU SAVIRA TAVNIA SINTYA DEWI SUTEJA, I GST. AYU
78
1
2
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
SUARI ANJASI DEVI, NI PUTU SURYA KUSUMA, I GEDE T BRAMA PRADANA, GEDE BAGUS TRISNA KOMALA PUTRI, KOMANG VICKY FATAHILLAH SANI WAHYU ARDIANTA, I NYOMAN WIWID WIDYA NOFTARINI YUDA TAPA PRADITYA I WAYAN YUDHANATA PRATAMA PUTRA YURIKA KHUUMADEWI
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Total Ujaran yang Tepat Tanpa Kesalahan = 50 ujaran dari keseluruhan 120 ujaran
Dari hasil di atas, kesalahan/kekeliruan yang dibuat siswa pada KP untuk prates (sebelum penerapan WCA) secara terperinci sebagai berikut ini. 1) Pengejaan (spelling – simbol kode S)
= 170 kesalahan
2) Penanggalan suatu kata atau kata penunjuk
= 70 kesalahan
(something has been left out – simbol kode ). 3) Ketidakjelasan arti/maksud
= 40 kesalahan
(meaning is not clear – simbol kode ?M) 4) Penggunaan yang tidak tepat
= 20 kesalahan
(the usage is not appropriate – simbol kode NA).
Dari hasil analisis prates yang diberikan untuk mengetahui kemampuan siswa memahami konteks komunikasi sebelum penerapan WCA, terlihat bahwa dua kelas yang dijadikan subjek penelitian, yaitu kelas X IPA 3 sebanyak 39 siswa dan X IPA 4 sebanyak 40 siswa, sebesar 24,02% menunjukkan bahwa siswa memproduksi kalimat
79
atau ujaran yang merupakan Keluaran2 sesuai dengan tahapan-tahapan pada prosedur identifikasi kesalahan dalam data produksi pembelajar bahasa asing (Corder, 1971). Adapun yang dimaksud dengan Keluaran2 adalah kalimat atau ujaran yang benar secara gramatikal, tetapi tidak dapat ditafsirkan dalam konteks komunikasi atau dapat disebut juga dengan kesalahan terbuka. Beberapa siswa lainnya masih memproduksi kalimat atau ujaran yang tidak gramatikal dan tentu saja tidak dapat ditafsirkan ke dalam konteks komunikasi atau dikenal juga sebagai kesalahan tertutup (Keluaran3), yaitu sebanyak 40,12%. Untuk Keluaran1 atau ujaran yang tidak janggal dan dapat ditafsirkan dalam konteks komunikasi hanya ditunjukkan sebesar 35,86% dari keseluruhan data yang diperoleh pada tahap awal penelitian ini. Ini menunjukkan bahwa perancangan WCA dan penambahan WCA pada kegiatan pembelajaran yang terencana pada RPP memang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa terhadap suatu konteks komunikasi bahasa Inggris sehingga dapat memproduksi kalimat atau ujaran-ujaran yang termasuk ke dalam Keluaran1.
4.2 Perancangan WCA dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Inggris Setelah prates diberikan hasil kerja siswa pada prates tersebut dianalisis. Tahap berikutnya adalah merancang salah satu jenis WCA yang tepat untuk dapat meningkatkan kemampuan penguasaan tata bahasa dan konteks komunikasi bahasa Inggris siswa. Salah satu jenis WCA tersebut disisipkan ke dalam kegiatan
80
pembelajaran yang terencana pada RPP bahasa Inggris yang digunakan pada kelas KE. Adapun jenis WCA yang dirancang pada penelitian ini untuk dapat memenuhi tujuan tersebut adalah jenis WCA yang tergolong ke dalam kegiatan menulis laporan dan iklan (writing reports and adverstisement), yaitu kegiatan menulis yang disebut dengan brosur turis (the tourist brochure). Jenis WCA ini dipilih karena kegiatan menulis yang dapat diterapkan dapat mengoptimalkan kekurangan-kekurangan siswa dari segi penguasaan tata bahasa dan pemahaman terhadap suatu konteks komunikasi dalam bahasa Inggris seperti yang telah ditinjau dan dikaji sebelumnya dari data yang telah diperoleh sebelum penerapan WCA ini. Selain itu, jenis WCA ini sesuai dengan kedua kelas yang dijadikan subjek penelitian mengingat hasil observasi yang dilakukan pada tahap awal penelitian ini menunjukkan bahwa siswa-siswi pada dua kelas tersebut belum cukup aktif dalam proses belajar mengajar. Dalam aktivitas the tourist brochure ini siswa ditugasi untuk membentuk suatu kelompok yang terdiri atas empat orang siswa. Tiap-tiap kelompok tersebut menyusun dua kalimat atau lebih tentang suatu tempat atau kota yang pernah ditinggali. Dari kalimat tersebut siswa ditugasi untuk membuat suatu brosur bagi pelancong tentang tempat yang dimaksud. Tahap berikutnya adalah kelompok satu dengan kelompok lainnya bertukar brosur yang telah dibuat. Kemudian siswa secara bergantian diharuskan bertanya kepada anggota kelompok lain tentang tempat yang dijelaskan dalam brosur dengan menggunakan present perfect simple dan past simple tenses serta beberapa ujaran yang dapat digunakan dalam meminta rekomendasi
81
(asking recommendation). Di pihak lain, siswa yang diberikan pertanyaan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan tata bahasa yang tepat, yaitu beberapa ujaran memberikan rekomendasi (recommending things) dan beberapa frasa dalam bahasa Inggris yang menggunakan kata travel, get, dan go on. Perbedaan antara RPP yang metode pengajarannya menggunakan WCA dan RPP yang tidak menggunakan WCA pada metode pengajarannya adalah bahwa RPP dengan metode WCA menjelaskan secara terperinci kegiatan pembelajaran, mulai dari kegiatan awal (opening), kegiatan inti (main), dan kegiatan penutup (closing). Selain itu, pada kegiatan inti, siswa dimotivasi untuk dapat lebih aktif terlibat dalam proses belajar mengajar di kelas dengan interferensi yang seminal mungkin dari guru. Di lain sisi, RPP yang digunakan untuk kelas X SMA N 2 Denpasar sebelum penelitian ini dilakukan tidak cukup memotivasi siswa untuk dapat terlibat aktif dalam proses belajar mengajar. Kegiatan pembelajaran hanya sebatas pada penjelasan guru tentang topik pelajaran dan latihan-latihan soal yang berhubungan dengan materi tersebut. Berikut dipaparkan RPP atau yang dalam bahasa Inggris disebut dengan lesson plan yang telah disisipi jenis WCA the tourist brochure yang digunakan dalam proses belajar mengajar sebelum tahapan penelitian selanjutnya (pascates) diberikan. Sebaliknya, lesson plan yang belum disisipi WCA pada metode pembelajarannya adalah lesson plan yang digunakan di SMA N 2 Denpasar sebelum penelitian ini dilakukan (lampiran).
82
LESSON PLAN
School Grade Semester Subject Skill Time Allocation
: SMA Negeri 2 Denpasar :X : II : English : Writing : 2 x 45 minutes (1 session)
Standard of Competence Writing Expressing the utterances in asking for and making recommendations in daily life (holiday context).
Basic Competence Writing Expressing the utterances accurately, fluently, and acceptably in asking for and making recommendations in daily life (holiday context) for example, asking for recommendations, recommending things, not recommending things, and responding to recommendations.
Learning Objectives Upon completion of the learning activites, students are able to accurately: 1. Understand the usage of Present Perfect Simple and Past Simple. 2. Use the grammar, vocabulary, punctuation marks accurately. 3. Write the utterances accurately 4. Make a conversation by using correct grammar and some phrases with travel, get, and go on.
83
Materials 1. Recount Text Recount texts tell about someone’s experience. It includes someone’s experiences, unfinished past events, and recent events. 2. Some expressions in ‘asking for recommendations’ and ‘making recommendations’ - Expressions in ‘asking for recommendations’, for example: ‘Do you know any good places to….. ?’ ‘Is there anything else worth…?’ ‘Have you got any other tips?’ etc. - Expressions in ‘recommending things’, for example: ‘You should definitely see……’ ‘You really must to …….’ ‘I’d recommend ……’ ‘That’s well worth seeing.’ etc. - Expressions use to ‘not recommending things’, for example: ‘Don’t bother going to…….’ ‘It isn’t really worth visiting’ ‘I wouldn’t eat anything that’s sold in the street.’ etc. - Expressions in ‘responding to recommendations’, for example: ‘That’s good to know.’ ‘That sounds good.’ ‘Thanks, that’s really useful.’ etc. 3. Grammar Common grammatical patterns of a recount text: - The usage of Present Perfect Simple tense to talk about: i. Experiences in our life up to now but we don’t say when they happenned, ii. Recent events: for something that happened a short time ago, but we don’t say exactly when.
84
The pattern of the Present Perfect Simple positive and negative: I/you/they/we +‘ve (=have)/ haven’t + past participle he/she/it +‘s (=has)/ hasn’t + past participle The pattern of the Present Perfect Simple questions: (question word) + have/has + subject + past participle? -
The usage of Past Simple tense to show completed actions in the past. The pattern of the Past Simple positive and negative: Subject + verb2 + object/complement Subject + didn’t + verb1 + object/complement The pattern of the Past Simple questions: (question word) + did + subject + verb1 + object/complement?
Common grammatical patterns of some expressions use in ‘asking for and making recommendations’: - ‘It’s (well/not) worth + Ving’ - ‘Don’t bother + Ving’ - ‘I’d/ I wouldn’t + V1’
Method Written Communicative Activity
Learning Activities 1. Opening (10 minutes) a. b. c. d. e. f.
Greeting Caliing the roll Preparing the students for the learning activites Elicitation of the activities they have done Activating students’ prior knowledge Informing the learning objectives
85
2. Main (70 minutes) a. Teacher Directed -
The teacher invites the students to produce some utterances by using the Past Simple and Present Perfect Simple Tenses.
-
The teacher explaines about the usages and the patterns of the Past Simple and Present Perfect Simple Tenses, the phrases with travel, get, go on, and some expression in ‘asking for and making recommendations’
-
The students are told to write two sentences (or more) about the attractions of the place they lived/have lived or studied/have studied in.
-
The class is then divided into small groups (4 students/groups)
-
In each group the students pool their sentences and use them to devise a short brochure about the place they lived/have lived or studied/have studied in for a tourist magazine.
-
Students from each group may read out their final version.
b. Guided Construction -
The students exchange the brochures they have made earlier to the other groups.
-
Each member in a group has to ask the members of another group about the places in their brochure. They may use some expressions related to ‘asking for and making recommendations’
-
In addition, the students that are asked by other students may give some more explanation about their experiences in the places they lived/have lived or studied/have studied in by using the correct grammar and some phrases with travel, get, and go on.
c. Independent Construction -
Individually, the students have to write a conversation based on the prompts prepared by the teacher.
86
-
In pair, the students have to extend the conversation by using the phrases with travel, get, and go on.
3. Closing (10 minutes) a. The teacher and the students draw conclusion about the lesson. b. The teacher and the students make reflection on what they have learnt and done. c. The teacher gives feedback to the learning process and outcomes. d. The teacher assigns the students to make a short story by using recount text about their experiences. e. The teacher informs the students the text learning activities in the following meeting.
Learning Resources 1. 2. 3. 4.
Fácil:Advanced Learning English 1, Penerbit PT Grafindo Media Pratama Power Point Fácil: Advanced Learning English 1 Grammar for First Certificate, Cambridge Vocabulary for First Certificate, Cambridge
Assessment Indicators of Competence Achievement
Technique
Form
Assessment Instrument
1. Using Past Simple and Present Perfect Tense correctly to deliver an event and to make some conversation.
Written Test and Prompts/Clue Assignment/Homework
(Assessment Instrument 1 – see below this table)
2. Making a conversation by using Past Simple, Present Perfect Tenses,
Written Test and Spoken exercise/practice
Guided by the teacher
87
Conversation
and phrases with travel, get, and go on
-
Assessment Instrument 1
a. Use these prompts to write a conversation. Use the Present Perfect Simple or the Past Simple. (total score: 15) A
/ you ever / visit / the USA?
B Yes. I / go / there several times. I / just / get back / from Boston, actually. A When/ you/ go there? B I/ go/ there two weeks ago with my family. We/ stay/ there for 10 days. A What / be / it like? B Fantastic! I / have / a great time. / you / go / anywhere recently? A Yes, we / go / to our holiday home in France last week. B How long / you / have / that? A We / have / it since the kids / be / tiny. It / belong / to my parents before us, so it / be / the family holiday home for a long time. B / you / go / there when you/ be / a child? A Yes. Then my father / want / to sell it so I / buy / it. b. Extend the conversation above by using phrases with travel, get, and go on.
88
4.3 Kemampuan Penguasaan Tata Bahasa Inggris Siswa dan Konteks Komunikasi Siswa setelah Penerapan WCA Tahap penelitian selanjutnya adalah pemberian tes (pascates – pada penelitian ini) setelah penerapan RPP yang telah disisipi salah satu jenis WCA yang dirancang sebelumnya. Pascates dilakukan untuk mengetahui pemahaman sintaksis, tata bahasa, dan konteks komunikasi bahasa Inggris siswa setelah penerapan WCA pada RPP yang digunakan pada kelas KE yang dijadikan subjek penelitian pada penelitian ini. Berikut diuraikan kemampuan siswa menguasai tata bahasa dan konteks komunikasi dalam bahasa Inggris setelah penerapan WCA. Kemampuan itu ditinjau dari pascates yang diberikan.
4.3.1 Penguasaan Tata Bahasa Inggris Siswa setelah Penerapan WCA Berikut dipaparkan beberapa contoh analisis kemampuan penguasaan tata bahasa Inggris siswa pada KE dan KP setelah penerapan WCA. Dalam pascates yang diberikan siswa diharuskan untuk melengkapi kalimat-kalimat yang belum rampung dengan kata atau frasa yang memiliki kesesuaian tata bahasa yang tepat. 1) We parked the car and then we went into the store. (Eka Pebriyanti, X IPA 3) Seperti yang tampak pada kalimat di atas, kata parked merupakan bagian rumpang yang harus dilengkapi oleh siswa dengan kata yang tepat secara gramatika (tata bahasa) yang telah disediakan pada pascates. Kata parked adalah kata yang tepat secara gramatika untuk melengkapi kalimat tersebut karena kata parked merupakan past simple tense yang sama dengan tense pada kata went. Past
89
simple tense (parked) adalah tense yang tepat untuk melengkapi kalimat di atas karena kalimat tersebut adalah kalimat majemuk yang terdiri atas dua klausa, yaitu We parked the car (klausa pertama) dan we went into store (klausa kedua). Karena kalimat rumpang tersebut telah diketahui tense verba yang melengkapinya untuk klausa kedua, maka tense verba pada klausa pertama haruslah sama dengan tense pada klausa kedua karena kalimat tersebut adalah kalimat majemuk dengan konjungsi and then (dan kemudian). Oleh karena itu, kata parked yang merupakan past simple tense sangat tepat untuk melengkapi kalimat tersebut. 2) The yellow flowers look very cheerful in the spring. (Laksmi Dewi Pemayun, X IPA 3) Kata look adalah bagian yang rumpang dari pascates yang diberikan pada penelitian ini. Siswa diharuskan mengisi bagian rumpang tersebut dengan pilihan kata, yaitu look, looks, atau looked. Penggunaan kata look telah tepat mengingat subjek kalimat tersebut plural (jamak) sehingga kata look lebih tepat digunakan dibandingkan dengan kata looks. Apabila subjek kalimat tersebut bersifat singular (tunggal), yaitu the yellow flower, maka kata yang tepat untuk mengisi bagian yang rumpang adalah looks. Kata looked lebih tepat digunakan pada past simple tense. Namun, kalimat di atas bukan kalimat yang termasuk past simple tense, melainkan present simple tense. Hal itu ditunjukkan oleh frasa in the spring bukan last spring (past simple tense). Ini menunjukkan bahwa Laksmi telah memahami present simple dan past simple tense dalam bahasa Inggris.
90
3) He is not a good soccer player. He doesn’t play soccer well. (Rismayanthi, X IPA 3) Frasa doesn’t play merupakan bagian yang rumpang dari pascates yang diberikan pada penelitian ini. Siswa diharuskan mengisi bagian rumpang tersebut dengan pilihan kata, yaitu didn’t play, don’t play, atau doesn’t play. Penggunaan frasa doesn’t play telah tepat mengingat subjek kalimat tersebut third person singular (kata ganti orang ketiga) ditunjukkan oleh kata he sehingga frasa doesn’t play lebih tepat digunakan dibandingkan dengan kata don’t play. Apabila subjek kalimat tersebut I, you, they, we atau subjek yang bersifat plural (jamak), maka frasa yang tepat untuk mengisi bagian yang rumpang adalah don’t play. Frasa didn’t play lebih tepat digunakan pada past simple tense untuk semua subjek. Namun, kalimat di atas bukan kalimat yang termasuk pats simple tense, melainkan present simple tense ditunjukkan oleh klausa sebelumnya He is not a good soccer player bukan He wasn’t a good soccer player (past simple tense). Ini menunjukkan bahwa Rismayanthi telah memahami negation (negasi) dalam klausa present simple dan past simple tense bahasa Inggris. 4) Does she like movies? (Dian Widayanti, X IPA 4) Bagian yang rumpang dari kalimat di atas adalah does. Kalimat Dian di atas telah tepat karena kalimat di atas tergolong ke dalam present simple tense. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa dalam kalimat negasi dan pertanyaan yang tergolong ke dalam present simple tense, auxiliary do/don’t atau does/doesn’t diperlukan. Karena subjek pertanyaan tersebut di atas adalah she yang tergolong
91
sebagai kata ganti orang ketiga, maka kata does adalah kata yang tepat untuk melengkapi bagian rumpang tersebut. 5) I uses body wash in the shower. (Kusuma Atmaja, X IPA 4) Serupa dengan contoh (2) di atas, siswa diharuskan mengisi bagian rumpang dari kalimat tersebut dengan pilihan kata, yaitu: uses, use, atau used. Penggunaan kata uses tidak tepat mengingat subjek kalimat di atas adalah I sehingga kata use lebih tepat digunakan dibandingkan dengan kata uses. Apabila subjek kalimat tersebut bersifat singular (tunggal), yaitu she, he, it, dan sebagainya, maka kata yang tepat untuk mengisi bagian yang rumpang adalah uses. Kata useed lebih tepat digunakan pada past simple tense. Namun, kalimat di atas bukan kalimat yang termasuk past simple tense, melainkan present simple tense karena tidak ada adverb of time (keterangan waktu) yang menunjukkan past simple tense dalam kalimat tersebut. Dari lima sampel yang diambil di atas yang digunakan untuk mewakili keseluruhan data dalam penelitian ini tentang penguasaan tata bahasa Inggris siswa di kelas X IPA 3 dan X IPA 4 setelah penerapan WCA dalam RPP bahasa Inggris yang digunakan pada kelas X IPA 3 (KE), tampak bahwa siswa-siswa pada KE tersebut menguasai tata bahasa Inggris dalam hal ini present simple tense dan past simple tense. Ini menunjukkan bahwa WCA yang diterapkan pada kegiatan pembelajaran dalam RPP bahasa Inggris yang digunakan pada KE terbukti efektif meningkatkan kemampuan penguasaan tata bahasa Inggris siswa.
92
Berikut dikemukakan nilai penguasaan tata bahasa Inggris pada KE dan KP setelah penerapan WCA dalam RPP bahasa Inggris yang digunakan pada kedua kelas tersebut.
Tabel 4.5 Nilai Penguasaan Tata Bahasa Inggris KE setelah Penerapan WCA
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Nilai Penguasaan Tata Bahasa Inggris setelah WCA
Nama
AISHA NUR ARINA ALBERTA AFRIANI SUARTHA ANGGI YUNIAR ARIANI, MADE ARIS YOGASWARA JANUARTA, I KADEK BAGUS PRAMUDYA ANANTA PUTRA, I PT. BELA SRI LESTARI, NI NYOMAN BELLA PUTRI ADNYANA, GUSTI AYU BRAMANTHA DWI SAMITRA A.A.NGR.GDE DAVID ISAYAS GOO DYNA SURYA HARLEY , A.A. NGR. GDE EKA PEBRIYANTI, NI PUTU EVA KRISMIYANTI, NI MADE FRIDAYANTI PRATIWI, NI PUTU HASBI ASYIQI MAHENDRA INTAN PURNAMA ASRI, NI MADE JULIENDY PALGUNA, PUTU KARTINA SARI DEWI, KOMANG KRISMANJAYA, I PUTU KRISMANTARI TERSIARI PUTRI, NI KMG. LAKSMI DEWI PEMAYUN, TJOKORDA LATIFAH SAHRA TIARA MEIDIANA SARI DEWI, PUTU MIKEL MULIARTHA, KADEK NADIA SITI MAEMUNAH
93
100 100 80 60 80 60 60 60 80 80 60 60 80 80 80 100 80 80 40 60 40 60 80 80
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
NANTINI DARGITA PUTRI, NI LUH PUTU NITYAVAIRINA GITA SARASWATI, NI PUTU OKA DANANJAYA ANAK AGUNG NGURAH PATNI NARI RATIH PANDE PUTU RAMA WIKANTARA IDA BAGUS GEDE ARI PERMANA PUTRA, I GEDE RISA RISMAWAN, I MADE RISMA ARIA PRADNYADEWI, PUTU RISMAYANTHI, NI LUH RUKMANA INDRA KUSUMAWATI SANIA PUSPA DARMA YANTI, PUTU SHINTA WIDIASIH, PUTU ASPRIANA ANDIKA, PUTU WISNU SANJAYA I MADE YOGA DWIPAYANA, MADE
Rerata
80 60 80 80 60 60 80 60 60 40 60 80 60 40 60
69, 23
Tabel di atas menunjukkan perolehan nilai siswa X IPA 3 (KE) untuk penguasaan tata bahasa Inggris setelah penerapan WCA. Nilai tersebut diperoleh dengan teknik pemberian tes (pascates) di tahap akhir penelitian setelah diberikan perlakuan berupa penerapan WCA dalam RPP yang digunakan pada kelas tersebut untuk dua kali pertemuan. Dari hasil perhitungan statistika sederhana terhadap perolehan nilai tersebut, diperoleh rerata 69,23. Nilai rerata ini masih di bawah standar ketuntasan, yaitu 75. Namun, rerata KE untuk penguasaan tata bahasa Inggris setelah penerapan WCA tersebut telah mengalami peningkatan sebesar 17,95 dibandingkan sebelum diberikan perlakuan berupa penerapan WCA. Peningkatan tersebut tidak cukup signifikan mengingat keterbatasan waktu penelitian yang memungkinkan penerapan WCA
94
hanya dapat dilakukan untuk dua kali pertemuan di kelas. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan WCA dalam RPP yang digunakan pada proses belajar mengajar di kelas KE memang patut dilakukan dan sebaiknya diterapkan lebih sering dan konsisten guna meningkatkan nilai rerata siswa hingga mencapai nilai standar ketuntasan belajar, yaitu 75.
Tabel 4.6 Nilai Penguasaan Tata Bahasa Inggris KP setelah Penerapan WCA
No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Nilai Penguasaan Tata Bahasa Inggris setelah WCA
Nama
ADITYA NARAYANA I NYOMAN AGUS DIPA SETIAWAN, PUTU ARDIANA, I WAYAN ARI CANDRAWATI, I GUSTI AYU ARI KRISNA YANTHI, I DEWA AYU AYU CHINTYA DEWI, NI PUTU AYU MAS WASUNDARI, ANAK AGUNG AYU RAI AGUNG PRADNYANDARI, ANAK AGUNG DARA VEGA DEVI KAMESWARI DIAN WIDAYANTI, NI NYM EDO GREY WIRAMADA, KADEK EMA PRADNYANI, NI LUH PUTU FERY ANDIKA, I GEDE GEATRIN ARUMSARI, NYOMAN GITHA RATNA DEWI, KOMANG KRISNA JAYA , I GST. AGUNG GEDE KRISNHADI BIMA WIDYASTANA, I WAYAN KUSUMA ATMAJA IDA BAGUS GEDE MIRAH SANCITA DEWI, LUH PUTU PERMANA DWIPAYANA, PANDE MADE PRAJNA PARAMITA, LUH GEDE AYU PUTRI KATHARINA, LUH PUTU
95
0 40 0 80 80 20 60 80 80 80 0 100 80 20 0 60 40 80 60 40 80 40
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
RAHMAWATI, NI KADEK RAMA YOGISWARA, I DEWA GEDE AGUNG RATIH SUKMAYANI, KOMANG RISCHA AVIVAN ZUHROH SARAS ANGELINA, KADEK SATHYA DHARMA, DEWA PUTU SAVIRA TAVNIA SINTYA DEWI SUTEJA, I GST. AYU SUARI ANJASI DEVI, NI PUTU SURYA KUSUMA, I GEDE T BRAMA PRADANA, GEDE BAGUS TRISNA KOMALA PUTRI, KOMANG VICKY FATAHILLAH SANI WAHYU ARDIANTA, I NYOMAN WIWID WIDYA NOFTARINI YUDA TAPA PRADITYA I WAYAN YUDHANATA PRATAMA PUTRA YURIKA KHUSUMADEWI
Rerata
80 40 80 80 60 40 20 80 80 40 60 40 40 40 40 80 60 60
53, 50
Tabel di atas menunjukkan perolehan nilai siswa X IPA 4 (KP) untuk penguasaan tata bahasa Inggris setelah penerapan WCA. Nilai tersebut diperoleh dengan teknik pemberian tes (pascates) di tahap akhir penelitian. Dari hasil perhitungan statistika sederhana terhadap perolehan nilai tersebut, diperoleh rerata 53,50. Nilai rerata ini masih di bawah standar ketuntasan, yaitu 75. Namun, rerata KP untuk penguasaan tata bahasa Inggris tersebut telah mengalami peningkatan sebesar 13,50 dibandingkan hasil prates pada tahap awal penelitian. Peningkatan tersebut tidak cukup signifikan mengingat tidak diberikannya perlakuan berupa penerapan WCA pada kelas KP. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan WCA
96
dalam RPP yang digunakan pada proses belajar mengajar memang berpengaruh terhadap peningkatan nilai rerata siswa seperti yang diperoleh siswa-siswa pada KE. Seperti telah dipaparkan pada bab sebelumnya bahwa penelitian ini menggunakan statistik sederhana dalam analisis data kuantitatif yang telah didapat dalam penelitian ini. Adapun statistik sederhana tersebut adalah perhitungan rerata hasil prates dan pascates siswa KE dan KP untuk kemampuan tata bahasa Inggris dan kemampuan memahami konteks komunikasi bahasa Inggris. Dari perhitungan rerata nilai siswa KE dan KP diperoleh hasil sebagai berikut. Peningkatan rerata KE untuk penguasaan tata bahasa Inggris adalah seperti di bawah ini. T2e - T1e 69,23 – 51,28 = 17,95 Peningkatan rerata KP untuk penguasaan tata bahasa Inggris adalah seperti berikut. T2p - T1p 53,50 – 49 = 4,50 Peningkatan jumlah ujaran yang tepat yang dihasilkan siswa pada KE adalah sebagai berikut. 80 ujaran – 35 ujaran = 45 ujaran Peningkatan jumlah ujaran yang tepat yang dihasilkan siswa pada KE adalah seperti di bawah ini. 63 ujaran – 50 ujaran = 13 ujaran Selain perhitungan rerata, perhitungan statistik lainnya yang digunakan pada penelitian ini adalah t-tes. T-tes digunakan guru untuk membandingkan hasil belajar siswa yang telah diasuhnya dengan kelompok lainnya (Sanjaya, 2013). Dalam
97
penelitian ini, t-tes digunakan untuk membandingkan hasil pascates antara KE dan KP untuk penguasaan tata bahasa Inggris. Berikut hasil perhitungannya.
Tabel 4.7 Hasil Pascates Penguasaan Tata Bahasa Inggris KE X
Frekuensi (f)
f.X
(X-µ)
(X-m)2
40
4
160
-29,23
854,39
60
16
960
-9,23
85,19
80
16
1.280
10,77
115,99
100
3
300
30,77
946,79
Ʃ f.X = 39
2.700
3,08
2.002,36
Tabel 4.8 Hasil Pascates Penguasaan Tata Bahasa Inggris KP X
Frekuensi (f)
f.X
(X-µ)
(X-m)2
0
4
0
-53,50
2.862,25
20
3
60
-33,50
1.122,25
40
11
440
-13,50
182,25
60
7
420
6,50
42,25
80
14
1.120
26,50
702,25
100
1
100
46,50
2.162,25
Ʃ f.X = 39
2.140
-21,00
7.073,50
Keterangan: X = nilai individual siswa f = frekuensi (banyaknya siswa yang memperoleh nilai) µ = rerata untuk populasi m = mean populasi = X - (X-µ)
98
Formula t-tes = Ʃ(X - µ) σx σKE =
√Ʃ(X - m)
2
σKP =
√Ʃ(X - m)
2
N σKE =
N
√2002,36
σKE =
√7073,50
39
40
= 7,16
= 13,3
t- tes KE = Ʃ(X - µ) σx
t- tes KP = Ʃ(X - µ) σx
= 3,08 7,16 = 0,43
= - 21 13,3 = - 1,58
Dari hasil perhitungan di atas, tampak bahwa KE menunjukkan hasil t-tes yang lebih besar sebanyak 2,01 dibandingkan dengan KP.
99
4.3.2 Kemampuan Siswa Memahami Konteks Komunikasi setelah Penerapan WCA Kemampuan siswa mengerti suatu konteks komunikasi dan menggunakan ujaran yang tepat pada konteks tersebut juga telah ditinjau dari pemberian pascates setelah penerapan WCA pada RPP yang digunakan pada kelas KE penelitian ini. Tidak berbeda dengan tahapan-tahapan yang dilakukan untuk menganalisis kemampuan siswa memahami suatu konteks komunikasi bahasa Inggris pada prates yang diberikan di awal penelitian, pascates yang diberikan pun dianalisis dengan prosedur identifikasi kesalahan data produksi pembelajar bahasa asing (Corder, 1971). Berikut dipaparkan beberapa contoh kalimat yang diproduksi oleh siswa dalam memahami suatu konteks komunikasi bahasa Inggris setelah penerapan WCA. 1) Oh, I’m sorry to hear that. (Frida Yanti, X IPA 3) Kalimat yang diproduksi oleh Frida tersebut berdasarkan konteks situasi yang diberikan dalam pascates, yaitu Your best friend told you that her grandmother just passed away because of the heart attack. What would you say to her? Kalimat yang diproduksi oleh Frida di atas dianalisis tahap demi tahap sesuai dengan prosedur identifikasi kesalahan data produksi pembelajar bahasa asing (Corder, 1971). Tahap A: Kalimat Oh, I’m sorry to hear that telah tepat dalam gramatika bahasa sasaran (bahasa Inggris) sehingga tahap analisis berikutnya beralih ke tahap B. Tahap B: penafsiran normal menurut kaidah bahasa Inggris yang masuk akal dalam konteks tersebut bisa diberikan pada kalimat yang diproduksi oleh Frida. 100
Dengan demikian, kalimat tersebut digolongkan ke dalam “kalimat tidak janggal” berdasarkan tahapan analisis sesuai dengan prosedur identifikasi kesalahan dalam data produksi pembelajar bahasa asing. Jadi, hasil akhir dari identifikasi kesalahan dalam data produksi (kalimat) yang diproduksi Frida di atas adalah Keluaran1. Secara singkat, alur analisis kalimat tersebut sesuai dengan prosedur identifikasi kesalahan data produksi pembelajar bahasa asing dapat diilustrasikan seperti berikut ini. Oh, I’m sorry to hear that A Ya B Ya “kalimat tidak janggal” Keluaran1. Kalimat yang diproduksi oleh Frida di atas menurut konteks situasi yang diberikan pada pascates telah tepat dan tidak janggal karena merupakan kalimat yang tepat dalam mengekspresikan simpati kepada seorang sahabat yang neneknya telah ‘berpulang’.
2) Where is the good place to eat? (Risa Rismawan, X IPA 3) Kalimat yang diproduksi oleh Risa tersebut berdasarkan konteks situasi yang diberikan dalam pascates, yaitu You are going to Delhi for one week holiday. One of your friends has been there before. You want to know about some good places to eat there. What would you say to her to ask for a recommendation about that? Kalimat yang diproduksi oleh Risa di atas dianalisis tahap demi tahap sesuai dengan prosedur identifikasi kesalahan data produksi pembelajar bahasa asing (Corder, 1971) seperti yang telah dipaparkan pada bab II dalam tulisan ini.
101
Tahap A: Kalimat where is the good place to eat? telah tepat dalam gramatika bahasa sasaran (bahasa Inggris) sehingga tahap analisais berikutnya beralih ke tahap B. Tahap B: penafsiran yang masuk akal bisa/dapat diberikan pada kalimat yang diproduksi oleh Risa dalam konteks tersebut sehingga kalimat pertanyaan tersebut tergolong ke dalam kalimat tidak janggal. Dengan demikian, hasil akhir dari identifikasi kesalahan dalam data produksi (kalimat) yang diproduksi Risa adalah Keluaran1. Secara singkat, alur analisis kalimat tersebut sesuai dengan prosedur identifikasi kesalahan data produksi pembelajar bahasa asing dapat diilustrasikan seperti berikut ini. where is the good place to eat? A Ya B Ya kalimat tidak janggal Keluaran1.
3) Nusa Lembongan is well worth seeing. (Sintya D. S, X IPA 4) Serupa dengan contoh sampel (2) di atas, sampel (3) berikut ini juga berhubungan dengan holiday. Kalimat yang diproduksi oleh Sintya tersebut berdasarkan konteks situasi yang diberikan dalam pascates, yaitu You are an Australian. You are going to Bali for one week holiday. One of your friend has been there before. You want to know about some good places to visit. What would you say to her to ask for a recommendation about that?
102
Analisis kalimat yang diproduksi oleh Sintya di atas menurut prosedur identifikasi kesalahan data produksi pembelajar bahasa asing (Corder, 1971) adalah sebagai berikut. Tahap A: Kalimat Nusa Lembongan is well worth seeing telah tepat dalam gramatika bahasa sasaran (bahasa Inggris) sehingga tahap analisis berikutnya beralih ke tahap B. Tahap B: penafsiran yang masuk akal bisa/dapat diberikan pada kalimat yang diproduksi oleh Sintya dalam konteks tersebut sehingga kalimat pertanyaan tersebut tergolong ke dalam kalimat tidak janggal. Oleh karena itu, hasil akhir dari identifikasi kesalahan dalam data produksi (kalimat) yang diproduksi Sintya adalah Keluaran1. Secara singkat, alur analisis kalimat tersebut sesuai dengan prosedur identifikasi kesalahan data produksi pembelajar bahasa asing dapat diilustrasikan seperti berikut ini Nusa Lembongan is well worth seeing A Ya B Ya kalimat tidak janggal Keluaran1. Berikut dikemukakan hasil kemampuan pemahaman konteks komunikasi siswa dalam bentuk tabel.
103
Tabel 4.9 Pemahaman Konteks Komunikasi KE setelah Penerapan WCA No.
Jumlah Ujaran yang Tepat Tanpa Kesalahan
Nama
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
AISHA NUR ARINA ALBERTA AFRIANI SUARTHA ANGGI YUNIAR ARIANI, MADE ARIS YOGASWARA JANUARTA, I KADEK BAGUS PRAMUDYA ANANTA PUTRA, I PT. BELA SRI LESTARI, NI NYOMAN BELLA PUTRI ADNYANA, GUSTI AYU BRAMANTHA DWI SAMITRA A.A.NGR.GDE DAVID ISAYAS GOO DYNA SURYA HARLEY , A.A. NGR. GDE EKA PEBRIYANTI, NI PUTU EVA KRISMIYANTI, NI MADE FRIDAYANTI PRATIWI, NI PUTU HASBI ASYIQI MAHENDRA INTAN PURNAMA ASRI, NI MADE JULIENDY PALGUNA, PUTU KARTINA SARI DEWI, KOMANG KRISMANJAYA, I PUTU KRISMANTARI TERSIARI PUTRI, NI KMG. LAKSMI DEWI PEMAYUN, TJOKORDA LATIFAH SAHRA TIARA MEIDIANA SARI DEWI, PUTU MIKEL MULIARTHA, KADEK NADIA SITI MAEMUNAH NANTINI DARGITA PUTRI, NI LUH
104
1
2
3
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
PUTU NITYAVAIRINA GITA SARASWATI, NI PUTU OKA DANANJAYA ANAK AGUNG NGURAH PATNI NARI RATIH PANDE PUTU RAMA WIKANTARA IDA BAGUS GEDE ARI PERMANA PUTRA, I GEDE RISA RISMAWAN, I MADE RISMA ARIA PRADNYADEWI, PUTU RISMAYANTHI, NI LUH RUKMANA INDRA KUSUMAWATI SANIA PUSPA DARMA YANTI, PUTU SHINTA WIDIASIH, PUTU ASPRIANA ANDIKA, PUTU WISNU SANJAYA I MADE YOGA DWIPAYANA, MADE
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Total Ujaran yang Tepat Tanpa Kesalahan = 80 ujaran dari keseluruhan 117 ujaran
Dari hasil di atas, kesalahan/kekeliruan yang dibuat siswa pada KE untuk pascates (setelah penerapan WCA) secara terperinci sebagai berikut ini. 1) Pengejaan (spelling – simbol kode S)
= 33 kesalahan
2) Penanggalan suatu kata atau kata penunjuk
= 14 kesalahan
(something has been left out – simbol kode ) 3) Ketidakjelasan arti/maksud
= 10 kesalahan
(meaning is not clear – simbol kode ?M) 4) Penggunaan yang tidak tepat
= 10 kesalahan
(the usage is not appropriate – simbol kode NA).
105
Untuk kekeliruan lainnya sesuai dengan pengodean penugasan tertulis (Byrne, 1988) tidak banyak dilakukan, hanya berjumlah dibawah 20 kesalahan yang dibuat siswa untuk masing-masing poin.
Tabel 4.10 Pemahaman Konteks Komunikasi KP setelah Penerapan WCA No.
Jumlah Ujaran yang Tepat Tanpa Kesalahan
Nama
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
ADITYA NARAYANA I NYOMAN AGUS DIPA SETIAWAN, PUTU ARDIANA, I WAYAN ARI CANDRAWATI, I GUSTI AYU ARI KRISNA YANTHI, I DEWA AYU AYU CHINTYA DEWI, NI PUTU AYU MAS WASUNDARI, ANAK AGUNG AYU RAI AGUNG PRADNYANDARI, ANAK AGUNG DARA VEGA DEVI KAMESWARI DIAN WIDAYANTI, NI NYM EDO GREY WIRAMADA, KADEK EMA PRADNYANI, NI LUH PUTU FERY ANDIKA, I GEDE GEATRIN ARUMSARI, NYOMAN GITHA RATNA DEWI, KOMANG KRISNA JAYA , I GST. AGUNG GEDE KRISNHADI BIMA WIDYASTANA, I WYN. KUSUMA ATMAJA IDA BAGUS GEDE MIRAH SANCITA DEWI, LUH PUTU PERMANA DWIPAYANA, PANDE MADE 106
1
2
3
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
PRAJNA PARAMITA, LUH GEDE AYU PUTRI KATHARINA, LUH PUTU RAHMAWATI, NI KADEK RAMA YOGISWARA, I DEWA GEDE AGUNG RATIH SUKMAYANI, KOMANG RISCHA AVIVAN ZUHROH SARAS ANGELINA, KADEK SATHYA DHARMA, DEWA PUTU SAVIRA TAVNIA SINTYA DEWI SUTEJA, I GST. AYU SUARI ANJASI DEVI, NI PUTU SURYA KUSUMA, I GEDE T BRAMA PRADANA, GEDE BAGUS TRISNA KOMALA PUTRI, KOMANG VICKY FATAHILLAH SANI WAHYU ARDIANTA, I NYOMAN WIWID WIDYA NOFTARINI YUDA TAPA PRADITYA I WAYAN YUDHANATA PRATAMA PUTRA YURIKA KHUSUMADEWI
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Total Ujaran yang Tepat Tanpa Kesalahan = 63 ujaran dari keseluruhan 120 ujaran
Dari hasil di atas, kesalahan/kekeliruan yang dibuat siswa pada KP untuk pascates (setelah penerapan WCA) secara terperinci sebagai berikut ini. 1) Pengejaan (spelling – simbol kode S)
= 63 kesalahan
2) Penanggalan suatu kata atau kata penunjuk
= 52 kesalahan
(something has been left out – simbol kode ) 3) Ketidakjelasan arti/maksud
= 22 kesalahan
(meaning is not clear – simbol kode ?M) 107
4) Penggunaan yang tidak tepat
= 17 kesalahan
(the usage is not appropriate – simbol kode NA).
Dari hasil analisis terhadap kemampuan pemahaman konteks komunikasi bahasa Inggris siswa pada KE dan KP diketahui bahwa pada KE terdapat peningkatan sebesar 45 ujaran yang tepat setelah diterapkan WCA pada RPP yang digunakan. Di pihak lain pada KP hanya terjadi peningkatan sebesar 13 ujaran. Di samping itu, kekeliruan yang dibuat siswa KE menurun drastis setelah diberikan perlakuan berupa penerapan WCA dalam RPP, khususnya pada empat poin di atas. Hal ini berbeda dengan kekeliruan yang dibuat siswa KP pada pascates yang diberikan yang tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan kekeliruan yang dibuat pada prates. Berikut merupakan uraian terinci tentang kesalahan-kesalahan yang diproduksi siswa-siswi pada KE setelah penerapan WCA berkenaan dengan penguasaan tata bahasa untuk melihat pengaruh penerapan WCA terhadap peningkatan kemampuan penguasaan tata bahasa Inggris siswa KE.
108
4.11 Kekeliruan Tata Bahasa Inggris yang Diproduksi KE sebelum dan setelah Penerapan WCA NO.
NAMA
SEBELUM WCA Present Simple
Present Perfect Simple
SETELAH WCA
Past Simple
Present Simple
Present Perfect Simple
Keterangan
Past Simple
1
AISHA NUR ARINA
-
-
-
-
-
Sebelum WCA: Penggunaan tense present simple pada kalimat I don’t realized it’s Sunday…..yang seharusnya I have just realized it’s Sunday.
2
ALBERTA AFRIANI SUARTHA
-
-
-
-
-
-
Sebelum WCA: Penggunaan tense present simple pada kalimat I don’t realized it’s Sunday…..yang seharusnya I have just realized it’s Sunday.
3
ANGGI YUNIAR ARIANI, MADE
-
-
-
Penggunaan tense past simple pada kalimat Give did the book you to him? yang seharusnya Did you give the book to him? Setelah WCA: Penggunaan tense past simple pada kalimat She rode sport cars three times yang seharusnya She has already ridden sport cars three times.
4
ARIS YOGASWARA JANUARTA, I
-
109
Sebelum WCA: Penggunaan tense present
KADEK
simple pada kalimat I don’t realized it’s Sunday…..yang seharusnya I have just realized it’s Sunday. Penggunaan tense past simple pada kalimat Give did the book you to him? yang seharusnya Did you give the book to him? Kalimat what do did you last night? yang seharusnya what did you do last night? Setelah WCA: Penggunaan tense past simple pada kalimat She rode sport cars three times yang seharusnya She has already ridden sport cars three times. Kalimat we were parking the car and then we went into the store yang seharusnya we parked the car and then we went into the store.
5
6
7
BAGUS PRAMUDYA ANANTA PUTRA, I PT. BELA SRI LESTARI, NI NYOMAN
BELLA PUTRI ADNYANA, GUSTI AYU
idem dengan no.3 di atas -
-
-
-
Idem dengan no. 4 di atas
Sebelum WCA: Penggunaan tense present simple pada kalimat I don’t realized it’s Sunday…..yang seharusnya I have just realized it’s Sunday.
-
110
Penggunaan tense past simple pada kalimat Give did the book you to him? yang seharusnya Did you give the book to him? Kalimat what do did you last night? yang seharusnya what did you do last night? Setelah WCA: Penggunaan tense past simple pada kalimat She rode sport cars three times yang seharusnya She has already ridden sport cars three times. Kalimat she to bed went at 11 p.m. last night yang seharusnya she went to bed at 11 p.m last night.
8 9
10
BRAMANTHA DWI SAMITRA A.A.NGR.GDE DAVID ISAYAS GOO
DYNA SURYA HARLEY , A.A. NGR. GDE
-
-
-
-
-
-
Idem dengan no. 4 di atas
Idem dengan no. 3 di atas Sebelum WCA: Penggunaan tense present simple pada kalimat I don’t realized it’s Sunday…..yang seharusnya I have just realized it’s Sunday.
Penggunaan tense past simple pada kalimat did the book you give to him? yang seharusnya Did you give the book to him? Setelah WCA:
111
Penggunaan tense past simple pada kalimat She rode sport cars three times yang seharusnya She has already ridden sport cars three times. Sebelum WCA: Penggunaan tense present simple pada kalimat I don’t realized it’s Sunday…..yang seharusnya I have just realized it’s Sunday. Penggunaan tense past simple pada kalimat Give did the book you to him? yang seharusnya Did you give the book to him?
11
EKA PEBRIYANTI, NI PUTU
-
Kalimat what do did you last night? yang seharusnya what did you do last night? Setelah WCA: Penggunaan tense present simple pada kalimat She rides sport cars three times yang seharusnya She has already ridden sport cars three times. Kalimat we were parking the car and then we went into the store yang seharusnya we parked the car and then we went into the store.
12
EVA KRISMIYANTI, NI MADE
-
-
112
Sebelum WCA: Kalimat how much drink you do water everyday? yang seharusnya how much water
do you drink everyday? Penggunaan tense present simple pada kalimat I don’t realized it’s Sunday…..yang seharusnya I have just realized it’s Sunday. Setelah WCA: Penggunaan tense past simple pada kalimat She rode sport cars three times yang seharusnya She has already ridden sport cars three times. Kalimat we were parking the car and then we went into the store yang seharusnya we parked the car and then we went into the store. Sebelum WCA: Penggunaan tense past simple pada kalimat Give did the book you to him? yang seharusnya Did you give the book to him?
13
FRIDAYANTI PRATIWI, NI PUTU
-
-
-
Kalimat what do did you last night? yang seharusnya what did you do last night? Setelah WCA: Penggunaan tense past simple pada kalimat She rode sport cars three times yang seharusnya She has already ridden sport cars three times.
113
Sebelum WCA: Kalimat how much drink you do water everyday? yang seharusnya how much water do you drink everyday?
14
HASBI ASYIQI MAHENDRA
-
-
-
Penggunaan tense present simple pada kalimat I don’t realized it’s Sunday…..yang seharusnya I have just realized it’s Sunday. Setelah WCA: Penggunaan tense past simple pada kalimat She rode sport cars three times yang seharusnya She has already ridden sport cars three times.
15 16 17 18
19
INTAN PURNAMA ASRI, NI MADE JULIENDY PALGUNA, PUTU KARTINA SARI DEWI, KOMANG KRISMANJAYA, I PUTU
KRISMANTARI TERSIARI PUTRI, NI KMG.
-
-
-
Idem dengan no. 13 di atas
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Idem dengan no. 14 di atas
-
-
-
Idem dengan no. 13 di atas
Sebelum WCA: Penggunaan tense present simple pada kalimat I don’t realized it’s Sunday…..yang seharusnya I have just realized it’s Sunday. -
Penggunaan tense past simple pada kalimat Give did the book you to him? yang seharusnya Did you give the book to him? Kalimat what do did you last
114
night? yang seharusnya what did you do last night? Setelah WCA: Kalimat the yellow flowers looks very cheerful in the spring seharusnya the yellow flowers look very cheerful in the spring.
20
LAKSMI DEWI PEMAYUN, TJOKORDA
-
Idem dengan no. 7 di atas
Sebelum WCA: Kalimat how much drink you do water everyday? yang seharusnya how much water do you drink everyday?
21
LATIFAH SAHRA TIARA
-
-
-
Penggunaan tense present simple pada kalimat I don’t realized it’s Sunday…..yang seharusnya I have just realized it’s Sunday. Setelah WCA: Kalimat the yellow flowers looks very cheerful in the spring seharusnya the yellow flowers look very cheerful in the spring.
22 23 24 25
MEIDIANA SARI DEWI, PUTU MIKEL MULIARTHA, KADEK NADIA SITI MAEMUNAH NANTINI DARGITA PUTRI, NI LUH PUTU
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
115
Idem dengan no. 11 di atas Idem dengan no. 10 di atas
Idem dengan no. 3di atas Idem dengan no. 3 di atas
26
27
NITYAVAIRINA GITA SARASWATI, NI PUTU
OKA DANANJAYA ANAK AGUNG NGURAH
-
-
-
-
-
Idem dengan no. 7 di atas
Sebelum WCA: Penggunaan tense present simple pada kalimat I don’t realized it’s Sunday…..yang seharusnya I have just realized it’s Sunday. Penggunaan tense past simple pada kalimat Give did the book you to him? yang seharusnya Did you give the book to him? Sebelum WCA: Penggunaan tense present simple pada kalimat I don’t realized it’s Sunday…..yang seharusnya I have just realized it’s Sunday.
28
PATNI NARI RATIH PANDE PUTU
-
-
-
Penggunaan tense past simple pada kalimat Give did the book you to him? yang seharusnya Did you give the book to him? Kalimat what do did you last night? yang seharusnya what did you do last night?
29 30 31 32
RAMA WIKANTARA IDA BAGUS GEDE ARI PERMANA PUTRA, I GEDE RISA RISMAWAN, I MADE RISMA ARIA PRADNYADEWI,
Idem dengan no. 14 di atas
-
-
-
-
Idem dengan no. 11 di atas
-
-
-
Idem dengan no. 3 di atas
-
-
-
116
Sebelum WCA: Penggunaan tense present
PUTU
simple pada kalimat I don’t realized it’s Sunday…..yang seharusnya I have just realized it’s Sunday. Penggunaan tense past simple pada kalimat Give did the book you to him? yang seharusnya Did you give the book to him? Setelah WCA: Kalimat we were parking the car and then we went into the store yang seharusnya we parked the car and then we went into the store.
33 34 35
RISMAYANTHI, NI LUH RUKMANA INDRA KUSUMAWATI SANIA PUSPA DARMA YANTI, PUTU
-
-
-
Idem dengan no. 10 di atas
-
Idem dengan no. 11 di atas
-
-
-
Idem dengan no. 32 di atas
Sebelum WCA: Penggunaan tense present simple pada kalimat I don’t realized it’s Sunday…..yang seharusnya I have just realized it’s Sunday. 36
SHINTA WIDIASIH, PUTU
-
-
Penggunaan tense past simple pada kalimat Give did the book you to him? yang seharusnya Did you give the book to him? Kalimat what do did you last night? yang seharusnya what did you do last night?
117
Setelah WCA: Penggunaan tense past simple pada kalimat She rode sport cars three times yang seharusnya She has already ridden sport cars three times. 37
ASPRIANA ANDIKA, PUTU
-
-
-
Idem dengan no. 32 di atas Sebelum WCA: Penggunaan tense present simple pada kalimat I don’t realized it’s Sunday…..yang seharusnya I have just realized it’s Sunday.
38
WISNU SANJAYA I MADE
-
-
Penggunaan tense past simple pada kalimat Give did the book you to him? yang seharusnya Did you give the book to him? Kalimat what do did you last night? yang seharusnya what did you do last night? Setelah WCA: Kalimat we were parking the car and then we went into the store yang seharusnya we parked the car and then we went into the store.
39
YOGA DWIPAYANA, MADE
-
-
-
-
Sebelum WCA: Penggunaan tense present simple pada kalimat I don’t realized it’s Sunday…..yang seharusnya I have just realized it’s Sunday. Setelah WCA:
118
Penggunaan tense past simple pada kalimat She rode sport cars three times yang seharusnya She has already ridden sport cars three times.
119