BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam menguasai tata bahasa dan konteks komunikasi bahasa Inggris sebelum dan sesudah penerapan WCA dilakukan terhadap dua kelas yang dijadikan subjek penelitian. Terdapat peningkatan rerata penguasaan tata bahasa Inggris
siswa dan jumlah ujaran tepat yang diproduksi berdasarkan
pemahaman konteks komunikasi siswa sebelum dan sesudah penerapan WCA. Berdasarkan permasalahan yang pertama pada rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut. Hasil perhitungan dan analisis terhadap prates yang diberikan kepada siswa KE dan KP sebelum penerapan WCA pada tahap awal penelitian. Rerata nilai siswa KE sebelum penerapan WCA adalah 51,28, sedangkan rerata nilai siswa KP dalam menguasai tata bahasa Inggris sebelum penerapan WCA adalah 49. Berkenaan dengan pemahaman akan konteks komunikasi bahasa Inggris, total ujaran tanpa kesalahan yang diproduksi siswa pada KE sebelum penerapan WCA sebanyak 35 ujaran dari keseluruhan 117 ujaran yang diproduksi siswa pada KE, sedangkan total ujaran tanpa kesalahan pada KP sebelum
121
penerapan WCA sebanyak 50 ujaran dari keseluruhan 120 ujaran yang diproduksi pada kelas tersebut. Berkenaan dengan rumusan permasalahan yang kedua pada penelitian ini, dapat disimpulkan hal berikut ini. Jenis WCA yang dirancang pada penelitian ini adalah jenis WCA yang tergolong ke dalam kegiatan menulis laporan dan iklan (writing reports and adverstisement), yaitu kegiatan menulis yang disebut dengan brosur turis (the tourist brochure). Jenis WCA ini dipilih karena kegiatan menulis yang dapat diterapkan
dapat
mengoptimalkan
kekurangan-kekurangan
siswa
dari
segi
penguasaan tata bahasa dan pemahaman terhadap suatu konteks komunikasi dalam bahasa Inggris seperti yang telah ditinjau dan dikaji sebelumnya dari data yang telah diperoleh sebelum penerapan WCA ini. Selain itu, jenis WCA ini sesuai dengan kedua kelas yang dijadikan subjek penelitian mengingat hasil observasi yang dilakukan pada tahap awal penelitian ini menunjukkan bahwa siswa-siswi pada dua kelas tersebut belum cukup aktif dalam proses belajar mengajar. Berikut merupakan hasil perhitungan dan analisis terhadap pascates yang diberikan kepada siswa KE dan KP setelah penerapan WCA pada tahap akhir penelitian. Rerata nilai siswa KE dalam menguasai tata bahasa Inggris meningkat sebesar 17,95 dikarenakan rerata siswa setelah penerapan WCA sebesar 69,23, sedangkan rerata nilai siswa KP dalam menguasai tata bahasa Inggris meningkat sebesar 4,50. dikarenakan rerata siswa naik dibandingkan rerata sebelumnya menjadi 53,50. Berkenaan dengan pemahaman akan konteks komunikasi bahasa Inggris, total ujaran tanpa kesalahan yang diproduksi siswa pada KE setelah penerapan WCA 122
sebesar 80 ujaran dari keseluruhan 117 ujaran yang diproduksi siswa pada KE, sedangkan total ujaran tanpa kesalahan pada KP setelah penerapan WCA sebanyak 63 ujaran keseluruhan 120 ujaran yang diproduksi pada kelas tersebut.
5.2 Saran Dari hasil pemahaman konteks komunikasi bahasa Inggris siswa pada KE dan KP, tampak bahwa kekeliruan (error) yang paling banyak dilakukan oleh siswa untuk kedua kelompok tersebut adalah pada pengejaan (spelling), sehingga sebaiknya guru menyisipkan latihan-latihan pengejaan di sela-sela proses belajar mengajar berlangsung. Kekeliruan lainnya yang cukup banyak dilakukan siswa pada KE dan KP adalah penanggalan suatu kata atau kata penunjuk (something has been left out), ketidakjelasan arti/maksud (meaning is not clear), dan penggunaan suatu kata atau frasa yang tidak tepat (the usage is not appropriate). Teknik yang tepat untuk dapat mengurangi kekeliruan tersebut adalah teknik perbaikan dalam WCA, yakni teknik ‘siswa memperbaiki siswa’. Guru dapat membagi siswa berpasang-pasangan. Siswa dapat diminta untuk mengoreksi (tugas tertulis) satu sama lain dengan cara pengodean penugasan tertulis seperti yang telah dipaparkan sebelumnya pada penelitian ini. Jenis WCA yang diterapkan pada kegiatan pembelajaran bahasa Inggris adalah aktivitas yang menarik bagi guru dan siswa yang dijadikan subjek penelitian pada penelitian ini. Hal ini terlihat dari keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dan peningkatan nilai siswa-siswa tersebut. Namun, untuk mengoptimalkan 123
pencapaian indikator yang ingin diperoleh pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan peningkatan nilai tiap-tiap siswa, hendaknya situasi dan kondisi proses belajar mengajar harus mendukung keterlibatan siswa secara penuh dan aktif. Dengan demikian, WCA yang diterapkan dapat benar-benar dimanfaatkan secara optimal tidak hanya untuk meningkatan kemampuan bahasa Inggris siswa, tetapi juga menciptakan suasana belajar yang menarik untuk meningkatkan antusiasme siswa agar terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar.
124
DAFTAR PUSTAKA
Abbs, Brian dan Ingrid Freebairn. 1980. Developing Strategies. London: Longman. Anthony, Edward. 1963. English Language Teaching. Volume XVII: 63--67. Bonwell, C.C. & Eison, J.A. 1991. Active Learning: Creating Excitement in the Classroom. ERIC Digest. Juni 16, 2008 dari ProQuest database. Brown, H. Douglas. 1987. Principles of Language Learning and Teaching. Fourth Edition. New York: Addison Wesley Longman Inc. Brown, J. D. 1995. The Elements of Language Curriculum. USA: Heinle & Heinle. Bryne, Donn. 1988. Teaching Writing Skills. London: Longman. Cadlin, Christopher N. 1976. Form, Function and Strategy in Communicative Curriculum Design. London: Longman. Harmer, Jeremy. 1986. The Practice of English Language Teaching. Sixth Impression. New York: Longman Inc. Harmer, Jeremy. 2006. The Practice of English Language Teaching. Edinburg: Pearson Education Limited. Hirano, Junya. 2010. The Journal of Humanities and Natural Sciences. 129: 31--45. Hymes, D. 1972. On Communicative Competence. Dalam J.B. Pride & J. Holmes [eds], Sociolinguistics. Harmondswoorth: Penguin. Kaye, Paul. 2007. Teaching English: Making Writing Communicative.[11 Des. 2007]. Dalam: http://www.teachingenglish.org.uk/article/making-writing communicative. Kusmayadi dan Sugiarto, Endar. 2000. Metodologi Penelitian dalam Bidang Kepariwisataan. Jakarta: Gramedia. Mackay, R. 1994. Understanding ESL/EFL Programme Review for Accountability and Improvement. ELT Journal Volume 48/2 April 1994 Oxford University Press.
125
McKay, S. 1978. Syllabuses: Structural, Situational, Notional. TESOL Newsletter,12 (5),11. Murphy, Raymond. 1985. English Grammar in Use. Cambridge: Cambridge University Press. Nasution, S. 1989. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta Bina Aksara. PP No.19 Tahun 2005 pasal 20. Dalam http://kemenag.go.id/file/dokumen/PP1905.pdf Pratiwi, Ida Ayu Ekayudha. 2012. “Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan Metode Debat Plus dalam Proses Pembelajaran Bahasa Inggris pada Siswa Kelas XI IPA SMA Pariwisata Kertha Wisata, Denpasar” (tesis). Denpasar: Universitas Udayana. Rahayu, Enny. 2012. “Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Peningkatan Kompetensi Menulis Karangan Deskriptif pada Siswa Kelas VIII SMP Harapan Mulia Denpasar TP 2011/2012” (tesis). Denpasar: Universitas Udayana. Richards, Jack C. & Rodgers, Theodore S. 1986. Approaches and Methods in Language Teaching. Second Edition. Cambridge: Cambridge University Press. Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan. Bandung: Kencana Prenada Media Group. Sudjana, Nana. 1988. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Sukardi, H.M. 2010. Evaluasi Pendidikan (Prinsip dan Operasionalnya). Jakarta: Bumi Aksara. Titone, Renzo dan Marcel Danesi. 1984. Applied Psycholinguistics. Columbia, SC: Hornbeam. Widdowson, H. G. 1978. Teaching Language as Communication. Terdapat dalam: http://repository.tku.ac.jp/dspace/bitstream/11150/519/1/jinbun129-08.pdf Zubadiah, Siti. 2011. “Penerapan Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Siswa Kelas III SDN Pisangcandi 2 Malang” (tesis). Denpasar: Universitas Udayana. 126