BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1
SIMPULAN Dengan memperhatikan analisis dan pembahasan diatas mengenai analisis pengaruh
seleksi dan pelatihan terhadap kompetensi karyawan dan dampaknya pada kinerja karyawan Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut : 1. Seleksi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kompetensi karyawan Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri yaitu hanya sebesar 2.25%. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun seleksi yang dilakukan Inspektorat Jenderal Kementerian
Dalam
Negeri
mengalami
peningkatan,
namun
kompetensi
karyawannya tidak akan ikut meningkat. Hal ini dapat diartikan bahwa sejauh ini, seleksi di Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri tidak memiliki peran vital pada tinggi rendahnya kompetensi karyawan yang ada di Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri. Oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa ada faktorfaktor lain yang lebih dominan dan berpengaruh terhadap kompetensi karyawan Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri di luar variabel seleksi. 2.
Pelatihan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tinggi rendahnya kompetensi karyawan Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri. Besarnya pengaruh yang diberikan oleh pelatihan kepada kompetensi karyawan adalah sebesar 33.41%. Hal ini dapat diartikan bahwa jika Inspektorat Jenderal lebih memperhatikan lagi faktorfaktor yang dapat mempengaruhi jalannya pelatihan seperti kualitas instruktur, jumlah peserta, materi, metode yang dilakukan dalam
178
179
menyampaikan materi pelatihan, pemahaman dan kesesuaian tujuan pelatihan, serta lingkungan yang mendukung, maka kompetensi karyawan di Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri pun akan ikut mengalami peningkatan. Karena menurut hasil penelitian ini, pelatihan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kompetensi karyawan.
3.
Berdasarkan hasil analisis regresi yang belum di trimming didapatkan sig sebesar 0.001 < 0.05 maka terima Ha. Artinya Seleksi dan Pelatihan berpengaruh secara signifikan & simultan terhadap Kompetensi karyawan. Namun setelah dilakukan pengujian
secara
individual,
ternyata
hanya
variabel
pelatihan
saja
yang
berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap kompetensi karyawan di Inspektorat
Jenderal
Kementerian
Dalam
Negeri
sedangkan
seleksi
tidak
berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap kompetensi karyawan. Oleh karena itu perlu dilakukan proses trimming dengan menghilangkan variabel seleksi. Setelah di trimming hasilnya adalah besarnya kontribusi pelatihan secara simultan ke kompetensi karyawan adalah sebesar 19.80%. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa untuk meningkatkan kompetensi karyawannya, maka Inspektorat harus lebih memperhatikan
pelatihan-pelatihan
yang
diberikan
kepada
karyawannya
dibandingkan seleksi. Karena menurut hasil penelitian ini, telah terbukti bahwa kompetensi karyawan lebih tergantung pada pelatihan yang diberikan. Dalam hal ini pelatihan yang diberikan Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri harus dapat meningkatkan kemampuan, keterampilan, motivasi serta etos kerja dari para karyawan dimana unsur-unsur tersebut adalah unsur yang membentuk sebuah kompetensi karyawan.
180
4.
Seleksi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan karena sig 0.988 ≥ 0.05. Besarnya pengaruh seleksi terhadap kompetensi karyawan adalah sebesar 0.0016%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa jika Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri meningkatkan proses seleksi, maka kinerja karyawannya tidak akan mengalami peningkatan yang signifikan yaitu hanya sebesar 0.0016%. Sehingga dengan demikian dapat dinyatakan ada faktor-faktor lain yang lebih mempengaruhi kinerja karyawan Inspektorat Jenderal Dalam Negeri diluar variabel seleksi.
5.
Pelatihan memiliki hubungan yang cukup kuat dengan kinerja karyawan Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri jika dilihat dari koefisien korelasi sebesar 0.445. Artinya adalah keeratan hubungan Pelatihan dengan Kompetensi adalah 19.80 %. Setelah mengetahui keeratan hubungan antara pelatihan dengan kinerja karyawan, dilakukan pula pengujian regresi untuk mengetahui besarnya pengaruh yang diberikan oleh pelatihan terhadap kinerja karyawan yaitu sebesar 20.34%. Namun berdasarkan hasil uji signifikansi, didapatkan hasil bahwa variabel pelatihan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kinerja karyawan karena sig 0.057 ≥ 0.05. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa sejauh ini pelatihan yang diberikan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada kinerja karyawannya. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada variabel lain yang lebih mempengaruhi kinerja karyawan selain pelatihan.
6.
Kompetensi Karyawan berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Karyawan karena sig 0.026 < 0.05 sehingga Ha diterima. Besarnya pengaruh Kompetensi Karyawan terhadap Kinerja Karyawan yaitu 0.260 atau sebesar 0.2602 X 100% = 6.76%. Hal itu berarti jika Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri
181
melakukan peningkatan kualitas dari kompetensi para karyawannya, maka kinerja karyawannya pun akan mengalami peningkatan. Karena kompetensi berkualitas yang dimiliki para karyawan dapat membantu para karyawan dalam menyelesaikan setiap pekerjaan yang diberikan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri sehingga kinerja optimal pun dapat dicapai dengan lebih mudah.
7.
Secara keseluruhan, seleksi, pelatihan dan kompetensi karyawan berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap kinerja karyawan, namun berdasarkan hasil pengujian secara individual, ternyata hanya kompetensi karyawan saja yang berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Oleh karena itu, menurut hasil pengujian analisis jalur yang telah di trimming, didapatkan kontribusi kompetensi secara simultan dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan adalah sebesar 21.10%. Dan pengaruh tidak langsung variabel pelatihan (X2) terhadap Kinerja karyawan (Z) melalui variabel kompetensi (Y) adalah sebesar
4.17%.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa jika Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri meningkatkan kualitas dari pelatihan yang diberikan, maka kompetensi karyawan akan mengalami peningkatan. Peningkatan kompetensi karyawan ini sangat perlu untuk dilakukan karena peningkatan kualitas kompetensi karyawan dapat memberikan peningkatan pada kinerja karyawan di Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri.
5.2
SARAN Dengan hasil analisis dan pembahasan penelitian ini, maka saran-saran yang dapat
diberikan kepada Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri sehubungan dengan pengaruh seleksi dan pelatihan terhadap kompetensi karyawan dan dampaknya pada kinerja karyawan Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri adalah sebagai berikut :
182
1. Proses Seleksi di Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri sudah memiliki proses yang lengkap dari penerimaan pendahuluan sampai dengan keputusan penerimaan. Namun proses seleksi yang sedemikian banyak dan rumit akan percuma jika tidak diimbangi dengan kualitas dari proses seleksi itu sendiri. Oleh karena itu sebaiknya Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri harus meminimalisir terjadinya penyimpangan dalam proses seleksinya serta memperbaiki kekurangan dari
proses
seleksinya
seperti
objektifitas
pewawancara,
materi
test,
dan
meningkatkan pemeriksaan referensi agar seleksi yang dilakukan bisa memiliki kontribusi yang lebih signifikan baik terhadap kompetensi karyawan maupun terhadap kinerja karyawan secara langsung maupun tidak langsung. 2. Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri sebaiknya memberikan materi pelatihan yang benar-benar sesuai dengan tugas yang akan diberikan kepada karyawan. Hal ini dilakukan agar pelatihan yang diberikan benar-benar dapat mempermudah karyawan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya sehingga hasil dari pekerjaan mereka pun bisa lebih memuaskan. Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri harus selalu melakukan evaluasi secara rutin terkait pelatihan yang telah diberikan kepada karyawan sehingga kekurangan dan kelebihan dari programprogram
tersebut
dapat
diketahui.
Hal
ini
dilakukan
mengingat
pelatihan
mempengaruhi peningkatan kinerja karyawan secara tidak langsung melalui kompetensi karyawan.