37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berikut ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan untuk menjawab permasalahan penelitian yang diutarakan pada bab I poin B, yaitu peningkatan penguasaan konsep dan profil tingkat penalaran siswa. A. Penguasaan Konsep Peningkatan penguasaan konsep siswa sebelum dan setelah pembelajaran fisika berbasis ranking task exercise peer instructiondapat diketahui dengan mengggunakan tes penguasaan konsep berbentuk pilihan ganda yang terdiri dari 17 soal.Peningkatan penguasaan konsep dianalisis berdasarkan hasil pretest dan posttest. Besar peningkatan penguasaan konsep pada penelitian ini dinyatakan dengan nilai gain dinormalisasi. Data hasil pretest dan posttest dapat dilihat pada LampiranC.2. Secara umum, hasilpretest dan posttest serta gain dinormalisasi yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4.1 Tabel 4.1Data Hasil Penelitian Penguasaan Konsep NO
Aspek
Pretest
Postest
1
Rata-rata skor
6.9
11
2.
Persen rata-rata (%)
40.4
64.7
3.
Gain Ternormalisasi đť‘”
5
Kategori Gain Ternormalisasi
0.41 Sedang
Dudung Abdurrahman, 2012 Profil Tingkat Penalaran dan Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa SMA dalam Pembelajaran Fisika Berbasis Rangking Task Exercise Peer Instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
38
Apabila data tabel diubah ke dalam bentuk diagram, maka diperoleh diagram sebagai berikut:
Persentase (%)
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
64.7 40.7
40.4
Pre test
Post test
G Gambar 4.1Persentase Pretest, Posttest, dan Gain Ternormalisasi Penguasaan Konsep Data di atas memperlihatkan skor posttest lebih besar dibandingkan skor pretest, sehingga dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan penguasaan konsep. Peningkatan yang terjadi adalah sebesar 24.3% dari 40.4% pada saat pretest ke 64.7% pada saat posttest. Peningkatan pun diindikasikan oleh nilai gaindinormalisasi yang diperoleh, yaitu sebesar 0.407. Ini berarti bahwa penguasaan konsep meningkat sebesar 40.7% dari besar peningkatan maksimum yang dapat dicapai. Apabila dikategorikan nilai gain 0.407 menunjukan bahwa peningkatan penguasaan konsep sedang. Peningkatan penguasaan konsep secara keseluruhan diperoleh dengan keterlaksaan pembelajaran pembelajaran berbasis ranking task exercise peer instruction yang terdapat pada Tabel 4.2
Dudung Abdurrahman, 2012 Profil Tingkat Penalaran dan Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa SMA dalam Pembelajaran Fisika Berbasis Rangking Task Exercise Peer Instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
39
Tabel 4.2Keterlaksanaan Pembelajaran berbasis ranking task exercise peer instruction Keterlaksanaan Pertemuan Tahapan keGuru Siswa Brief Lecture 100% (Sangat baik) 70.83% 1 Concept test 80% (Baik) 97.22%
2
Brief Lecture Concept test
100% (Baik) 80% (Baik)
82.86% 93.06%
3
Brief Lecture Concept test
100% (Baik) 80% (Baik)
84.21% 100%
Pada pembelajaran menggunakan ranking task exercise peer instruction, tahapan kegiatan siswa pertama adalahbrief lecture. Pada tahapan ini siswa memperhatikan demonstrasi yang ditunjukan oleh guru dan diberi pertanyaan untuk memperoleh kesimpulan dari demonstrasi yang ditunjukan. Siswa kemudian diberi kesempatan untuk bertanya. Tahapan ini terlaksana dengan keterlaksanaan sebesar 100%. Namun, aktivitas siswa yang diperoleh dari data observasi belum semua siswa mengikuti tahapan kegiatan ini. Pada tahap selanjutnya siswa diberikan tes ranking task exercise mengenai konsep
yang
telah
disajikan
pada
tahapan
sebelumnya
kemudian
mendiskusikan jawaban dari RTE. Pada tahapan ini siswa diberi kesempatan untuk mengeksplor pemahaman konsepnya. Keterlaksanaan tahapan ini sebesar 80%. Hambatan pada pelaksanaan tahapan ini adalah proses meminta siswa mengutarakan jawaban RTE dan pelaksanaan pengambilan data. Siswa raguragu untuk mengutarakan jawabannya kepada teman-temannya. Padahal, kegiatan ini bertujuan agar siswa mendiskusikan jawaban yang tepat dengan adanya perbedaan jawaban-jawaban yang diutarakan temannya. Dudung Abdurrahman, 2012 Profil Tingkat Penalaran dan Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa SMA dalam Pembelajaran Fisika Berbasis Rangking Task Exercise Peer Instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
40
1. Peningkatan Setiap Aspek Penguasaan Konsep Aspek penguasaan konseppada penelitian ini meliputi C1 sampai C4 pada ranah kognitif Bloom. Peningkatan pada setiap aspek kognitif penguasaan konsep dapat dilihat pada Tabel 4.3 Tabel 4.3Nilai N-Gain Aspek C1-C4 Aspek
Tes Prestest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest
C1 C2 C3 C4
đť‘‹ 0,77 0,93 0,28 0,75 0,43 0,50 0,43 0,55
đť‘”
Kategori
0,71
Tinggi
0,65
Sedang
0,12
Rendah
0,22
Rendah
Keterangan :Rata-rata skor pretest dan postest dikonversi ke skala 0-1
Apabila data nilai N-gain setiap aspek penguasaan konsep disajikan dalam bentuk diagram dinyatakan dalam Gambar 4.2. 1
0.93
0.9 0.8
0.77
0.75 0.65
0.71
0.7
0.61
0.6 0.5
0.43
pretest
0.51
0.5
posttest
0.4
Nilai
0.28
0.3
0.22
0.2
0.12
0.1 0 C1
C2
C3
C4
Gambar 4.2 Diagram Peningkatan Setiap Aspek Penguasaan Konsep Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa setiap aspek penguasaan konsep mengalami peningkatan dengannilai N-Gainyang berbeda-beda. Aspek C1 mengalami peningkatan dengan persentase sebesar 16% dari 77% Dudung Abdurrahman, 2012 Profil Tingkat Penalaran dan Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa SMA dalam Pembelajaran Fisika Berbasis Rangking Task Exercise Peer Instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
41
pada saat pretest ke 93% pada saat posttest atau jika dinyatakan dengan nilai gain ternormalisasi sebesar 0,71 yang termasuk kategori tinggi. Aspek C2 mengalami peningkatan dengan persentase sebesar 47% dari 28% pada saat pretest ke 75% pada saat posttest, atau jika dinyatakan dengan gain ternormalisasisebesar 0.65 yang termasuk kategori sedang. Aspek C3 mengalami peningkatan dengan persentase sebesar 7% dari 43% pada saat pretest ke 50% pada saat posttest atau jika dinyatakan dengan nilai NGainsebesar 0.12 yang termasuk kategori rendah. Aspek C4 mengalami peningkatan dengan persentase sebesar 12% dari 43% pada saat pretest ke 55% pada saat posttest atau jika dinyatakan dengan nilai gain ternormalisasi sebesar 0.21 yang termasuk kategori rendah.Pengolahan data mengenai peningkatan setiap aspek penguasaan konsep berdasarkan nilai gain dinormalisasipretest terhadapposttest dapat dilihat pada Lampiran C.2 . Peningkatan setiap aspek diperoleh dengan keterlaksanaan pembelajaran yang tampak pada Tabel 4.2. Aspek C1 mengalami capaian nilai gain dinormalisasi yang termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini dianggap wajar dikarenakan tingkat berpikir C1 paling rendah. Pada aspek C1 kemampuan siswa adalah menyatakan kembali fakta tanpa harus memahami atau dapat menggunakannnya. Aspek C1 ini bisa muncul pada kegiatan brief lecture. Siswa memperoleh informasi dari guru setelah kegiatan penarikan kesimpulan secara bersama-sama dari demonstrasi yang ditampilkan. Aspek C2 mengalami capaian gain dinormalisasi sebesar 0.65 yang termasuk pada kategori sedang. Kemampuan aspek C2 siswa muncul ketika
Dudung Abdurrahman, 2012 Profil Tingkat Penalaran dan Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa SMA dalam Pembelajaran Fisika Berbasis Rangking Task Exercise Peer Instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
42
melakukan tahapan brief lecture, siswa memperhatikan demonstrasi yang ditampilkan dan memberikan tanggapan dari demonstrasi yang ditampilkan dengan pertanyaan arahan dari guru.Aspek C2 juga dapat muncul pada tahapan concept test ketika siswa berdiskusi mengenai permasalahan RTE yang terdapat pada LKS. Latihan aspek C2 pada penelitian ini kurang optimal pada pelaksanaan diskusi. Tidak semua anggota kelompok berdiskusi dalam kelompoknya.Sebagian siswa merasa cukup dengan perwakilan temannya pada pelaksanaan diskusi. Selain itu, layar di laboratorium kurang tinggi sehingga bagi sebagian siswa yang duduk di belakang untuk melihat demonstrasi animasi yang ditampilkan harus berdiri. Hal ini kurang nyaman bagi siswa yang duduk di belakang ketika memperhatikan demonstrasi yang ditampilkan. Peningkatan penguasaan konsep aspek C3 dan aspek C4 masing-masing mengalami capaian gain dinormalisasi sebesar 0.12 dan 0.21 yang termasuk pada kategori rendah. Kemampuan aspek C3 bisa muncul pada saat tahapan concep test, yaitu pada saat siswa mengerjakan RTE. Pada kegiatan siswa dilatih menerapkan prinsip dari materi yang sedang dipelajari pada pertanyaan yang diberikan. Aspek C4 ini muncul ketika siswa melakukan tahapan brief lecture, yaitumemperhatikan demonstrasi yang ditampilkan dan menarik kesimpulan dari demonstrasi yang ditunjukan. Selain itu, kemampuan analisis juga dapat muncul pada tahapan concept test, yaitu ketika siswa mengerjakan RTE, merencanakan pengambilan data, dan membuat kesimpulan. Aspek C4 juga dilatihkan pada kegiatan memperoleh
Dudung Abdurrahman, 2012 Profil Tingkat Penalaran dan Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa SMA dalam Pembelajaran Fisika Berbasis Rangking Task Exercise Peer Instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
43
jawaban RTE yang benar. Kegiatan ini tidak terlaksana dan ada pada tahapan concept test. Kecilnya peningkatan penguasaan konsep pada aspek C3 dan C4 dapat dikarenakan kurang maksimalnya kegiatan yang dilakukan pada saat latihan kemampuan aspek C3 dan C4. Misalnya, pada saat siswa mengerjakan RTE. Pada pelaksanaannya, waktu yang disediakan untuk pengerjaan RTE tidak cukup bagi siswa karena menurut Cortright (2005) “Studentsneed to take timeto explore underlying concepts...”. Kegiatan ini bertujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan konsep yang telah disajikan pada tahapan sebelumnya. Kurangnya waktu memungkinkananalisissiswa dan penerapan prinsip dari materi terhadap masalah yang diberikan menjadi kurang optimal. Selain itu, kegiatan penarikan kesimpulan pada tahapan brief lecture kurang optimal karena tidak semua siswa ikut serta dalam proses kegiatan tersebut dan terkadang cenderung terlalu lugas dalam membimbing siswa sehingga seolah-olah menjadi ceramah.Hal ini terlihat dari sebagian siswa yang hanya memperhatikan ketika penjelasan dari guru. Kurang optimalnya kegiatan tersebut diprediksi faktor rendahnya capaian peningkatan pada aspek C3 dan C4.Rendahnya aspek C3 dan C4 kurang sesuai dengan penemuan Mazur et al. (2007) “Our results indicate increased student mastery of both conceptual reasoning and quantitative problem solving upon implementing PI.”
Dudung Abdurrahman, 2012 Profil Tingkat Penalaran dan Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa SMA dalam Pembelajaran Fisika Berbasis Rangking Task Exercise Peer Instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
44
2. Peningkatan Penguasaan Konsep Setiap sub Materi Penelitian dilakukan tiga pertemuan dengan pertemuan pertama sub materi yang dibahas adalah hukum Ohm, pertemuan kedua sub materi yang dibahas adalah faktor-faktor yang mempengaruhi besar hambatan, dan pertemuan ketiga membahas sub materi rangkaian hambatan. Peningkatan penguasaan konsep juga dapat dilihat berdasarkan sub materi dari listrik dinamis. Peningkatan pada masing-masing sub materi disajikan pada Tabel 4.4
No 1 2 3
Tabel 4.4NilaiN-GainSetiap Sub Materi Sub Materi Pretest (%) Posttest (%) Hukum Ohm 38,3 68 0.48 Hambatan 39.17 63.3 0.40 RangkaianHambatan 42.86 62.4 0.34
Kategori Sedang Sedang Sedang
Apabila data tabel disajikan dalam bentuk diagram maka dinyatakan dalam gambar 4.3. 100 90 80
68
70
63.3
60
pretest
47.7
50 40
62.4
38.3
39.17
40
42.86
posttest 34
30
20
10 0 HK. Ohm
Hambatan
Rangkaian Hambatan
Gambar 4.3Diagram Peningkatan Penguasaan Konsep Setiap Sub Materi Berdasarkan data di atas diperoleh bahwa peningkatan penguasaan konsep terjadi setiap sub materi. Sub materi hukum Ohm mengalami peningkatan sebesar 29,7% dari 38,3% pada saat pretest ke 68% pada saat posttestdengan Dudung Abdurrahman, 2012 Profil Tingkat Penalaran dan Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa SMA dalam Pembelajaran Fisika Berbasis Rangking Task Exercise Peer Instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
45
nilai gain ternormalisasi sebesar 0.48 yang termasuk kategori sedang. Sub materi faktor-faktor yang mempengaruhi besar hambatan mengalami peningkatan sebesar 24.13% dari 39.17% pada saat pretest ke 63.3% pada saat posttest dengan nilai gain ternormalisasi sebesar 0.40 yang termasuk kategori sedang, dan sub materi rangkaian hambatan mengalami peningkatan sebesar 19.54% dari 42.86% pada saat pretest ke 62.4% pada saat posttest dengan nilai gain ternormalisasi sebesar 0.34 yang termasuk kategori sedang. Peningkatan setiap sub materi berada pada kategori sedang Peningkatan pada konsep hukum Ohm termasuk kategori sedang. Sub materi ini terdiri dari 6 soal, yaitu nomor 1 sampai 6. Dari 6 soal, ada 2 soal yang rata-rata pretest lebih besar dari pada posttest. Hal ini berarti ada kemampuan siswa yang kurang berkembang. Soal nomor 3 dan 4 mewakili dua indikator. Kedua indikator ini dilatihkan dengan pengerjaan RTE. Jika dilihat dari jawaban RTE, siswa belum dapat menggambarkan hubungan tegangan, kuat arus listrik, dan hambatan secara keseluruhan. Kemampuan ini diperlukan siswa dalam menjawab pertanyaan nomor 3 dan 4. Peningkatan pada konsep faktor-faktor yang mempengaruhi besar hambatan penghantar termasuk kategori sedang. Soal pada sub materi ini terdiri dari empat soal, yaitu soal nomor 7-10. Empat soal mewakili tiga indikator. Indikator pembelajaran menerapkan konsep hambatan yang diwakili nomor 9, jumlah siswa yang menjawab benar paling sedikit. Ini berarti kemampuan tersebut kurang dimiliki siswa. Soal nomor 9 mengenai hukum Ohm dan faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan. Hal ini
Dudung Abdurrahman, 2012 Profil Tingkat Penalaran dan Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa SMA dalam Pembelajaran Fisika Berbasis Rangking Task Exercise Peer Instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
46
dilatihkan pada siswa dari data yang diperoleh melalui animasi yang ditampilkan. Diperoleh nilai V, I dari luas penampang yang berbeda, panjang penghantar yang berbeda, dan jenis bahan penghantar yang berbeda kemudian dihitung nilai R dari data yang diperoleh. Karena kurangnya partisipasi siswa dalam kegiatan ini membuat kegiatan ini kurang optimal. Peningkatan pada sub materi rangkaian hambatan termasuk kategori sedang. Soal pada sub materi ini terdiri dari 7 soal terakhir. Tujuh soal yang diujikan mewakili empat indikator pembelajaran. Indikator pembelajaran tentang karakateristik rangkaian seri dan paralel capaiannya dilihat dari ratarata skor posttest, jumlah siswa yang menjawab benar sedikit. Siswa belum dapat mengenali rangkaian yang disusun paralel. Hal ini, terlihat dari pelaksanaan eksperimen kurang terampilnya siswa dalam merangkai hambatan secara paralel. Jika ditinjau peningkatan N-gaindari setiap sub materi, maka sub materi rangkaian hambatan mengalami peningkatan paling kecil. Sub materi ini memiliki hubungan antar konsep yang cukup banyak dibandingkan dengan yang lainnya. Cakupan pembelajaran PI Mc. Kagan et. al. (2011b) kedalaman materi rendah pada materi yang cakupannya luas. Dengan karakteristik sub materi rangkaian hambatan yang hubungan komponen konsep yang lebih banyak dibandingkan sub materi yang lain memungkinkan kedalaman penguasaan konsep siswa kurang sehingga peningkatan penguasaan konsep siswa kecil.
Dudung Abdurrahman, 2012 Profil Tingkat Penalaran dan Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa SMA dalam Pembelajaran Fisika Berbasis Rangking Task Exercise Peer Instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
47
Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat dikatakan pembelajaran fisika berbasis ranking task exercise peer instruction meningkatkan penguasaan konsep. Peningkatannya berada pada kategori sedang.
Peningkatan ini
dijelaskan secara teori bahwa ketika diterapkan PI siswa diajak untuk mengkonstruksi pemahamannya mengenai konsep yang sedang dipelajari (Zingaro, 2011). Kesuksesan dalam pembelajaran berbasis peer instruction adalah tes konsep yang digunakan dalam memfasilitasi siswa dalam mengeksplor materi yang dipelajari. Dalam penelitian ini digunakan tes berbentuk RTE. Berarti ini RTE telah memfasilitasi siswa dalam mengeskplor sub materi yang dipelajari. Hal ini sesuai pernyataan O’Kuma (2004) “... one strong reason for using them is fact that they frequently elicit students’ natural ideas about the behavior of physical systems rather than a memorized response.”
B. Profil Tingkat Penalaran Tingkat penalaran diukur dari hasil analisis pengerjaanranking task exercise(RTE) siswa. Setiap pertemuan pembelajaran diberikan sebanyak satu soal berbentuk RTE pada tahapan pelaksanaan concept test. Tingkat penalaran ini menggunakan rubrik yang dikemukakan oleh Hudgins (2007) yang telah diutarakan sebelumnya pada Tabel 2.1. Profil tingkat penalaran siswa ditampilkan Gambar 4.4
Dudung Abdurrahman, 2012 Profil Tingkat Penalaran dan Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa SMA dalam Pembelajaran Fisika Berbasis Rangking Task Exercise Peer Instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
48
5
Tingkat Penalaran
4 3 2
1
AG AR DY DN DS EM FH FJ GL HN HR IL IR MA MJ PR RH RS RQ RTH RTR RZ RM RY SH SZ TW WN WB ZL
0
Hk. Ohm
Nama Siswa
Hambatan
Rangkaian Hambatan
Gambar 4.4 Profil Tingkat Penalaran Siswa Gambar 4.4menunjukan tingkat penalaran siswa pada setiap sub materi bahasan. Pada materi hukum Ohm sebanyak 3.33% siswa atau satu siswa berada pada tingkat penalaran nol, 0% siswa atau tidak ada siswa yang berada pada tingkat penalaran satu, 63.33% siswa atau 19 siswa berada pada tingkat penalaran dua (subfunctional), 13.34% atau sebanyak 4 siswa berada pada tingkat penalaran tiga (near functional), 3.33% siswa atau satu siswa berada pada tingkat penalaran empat (functional), dan 16.67% siswa atau sebanyak lima siswa berada pada tingkat penalaran lima (expert). Pada pertemuan kedua, sub materi faktor-faktor yang mempengaruhi besar hambatan penghantar diperoleh tingkat penalaran siswa pada tingkat satu sebanyak 20.00% siswa atau 6 siswa, tingkat dua sebanyak 23.33% siswa atau sebanyak 7 siswa, tingkat tiga sebanyak 33.33% siswa atau sebanyak 10 siswa, tingkat empat sebanyak 20.00% siswa atau enam siswa, dan tingkat lima sebanyak 3.33% siswa atau sebanyak satu siswa. Pada pertemuan ketiga, Dudung Abdurrahman, 2012 Profil Tingkat Penalaran dan Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa SMA dalam Pembelajaran Fisika Berbasis Rangking Task Exercise Peer Instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
49
materi rangkaian hambatan diperoleh tingkat penalaran siswa pada tingkat satu sebanyak 0% siswa atau nol siswa, tingkat dua sebanyak 70% atau 21 siswa, tingkat tiga sebanyak 16.67% siswa atau lima siswa, tingkat empat sebanyak 13.33% siswa atau empat siswa, dan tingkat lima sebanyak 0% siswa atau nol siswa.Dari Gambar 4.4 juga diperoleh bahwa sebanyak empat siswa atau sebesar 13.33% siswa berada pada tingkat penalaran dua pada tiga sub materi listrik dinamis. Sedangkan siswa lainnya sebesar 86.67% berada pada tingkat penalaran yang berbedapada ketiga sub materi. Ranking task exercise diberikan pada saaat concept test setelah siswa memperhatikan demonstrasi yang ditampilkan mengenai sub materi yang sedang dipelajari. Ketiga pertemuan pembelajaran tahapan brief lecture terlaksana dengan persentase 100%. Namun, proporsi setiap tingkatan penalaran berbeda-beda seperti tampak pada gambar 4.4. Tingkat penalaran siswa pada sub materi hukum Ohm sebagian besar berada pada tingkat dua. Ini artinya siswa dapat mengidentifikasi satu variabel yang relevan. Berdasarkan jawaban RTE yang diperoleh, variabel yang diidentifikasi siswa adalah pengaruh tegangan terhadap kuat arus listrik, banyaknya baterai terhadap kuat arus listrik, banyaknya baterai terhadap tegangan. Proses pembelajaran pada saat brief lecture, yaitu siswa memperhatikan demonstrasi pengaruh tegangan terhadap kuat arus listrik dan pengaruh baterai yang dirangkai seri terhadap tegangan. Kemudian siswa diberi pertanyaan yang mengarahkan siswa pada kesimpulan dari demonstrasi yang ditunjukan dan guru memberi penguatan setelah mendengarkan serta
Dudung Abdurrahman, 2012 Profil Tingkat Penalaran dan Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa SMA dalam Pembelajaran Fisika Berbasis Rangking Task Exercise Peer Instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
50
mengarahkan jawaban siswa. Kegiatan tersebut melatih siswa dalam mengidentifikasi variabel. Hal ini berarti siswa terlatih pada tingkat penalaran satu, dua, dan tiga. Kegiatan mengutarakan kesimpulan dari data demonstrasi yang ditampilkan, siswa terlatih dalam penggunaan bahasa ilmiah. Tetapi, pada pelaksanaannya sebagian siswa tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Kegiatan demonstrasi belum melatih siswa dalam menyatakan hubungan antar konsep. Pada sub materi ini diperoleh juga siswa RH pada sub materi ini menempati tingkat penalaran nol (0). Hal ini dikarenakan RH tidak memberikan alasan dari urutan yang dibuatnya. Tingkat penalaran pada sub materi faktor-faktor yang mempengaruhi besar hambatan penghantar paling banyak pada tingkat tiga. Ini artinya siswa dapat mengidentifikasi dua variabel atau lebih tetapi belum mengutarakan hal yang esensial. Berdasarkan jawaban RTE yang diperoleh, siswa mengutarakan pengaruh variabel yang berbeda yaitu panjang penghantar dan luas penampang penghantar terhadap besar hambatan. Namun, siswa belum mengaitkan antara panjang dan luas penampang secara bersamaan pada besar hambatan penghantar. Proses pembelajaran saat brief lecture, yaitu siswa memperhatikan demonstrasi pengaruh panjang, luas penampang, dan jenis bahan terhadap besar hambatan secara terpisah kemudian siswa diberi pertanyaan yang mengarahkan siswa pada kesimpulan dari demonstrasi yang ditunjukan dan guru menguatkan setelah mendengar jawaban siswa. Kegiatan-kegiatan tersebut melatih siswa dalam mengidentifikasi variabelvariabel
yang
mempengaruhi
sistem.
Hal
ini
berarti
siswa
Dudung Abdurrahman, 2012 Profil Tingkat Penalaran dan Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa SMA dalam Pembelajaran Fisika Berbasis Rangking Task Exercise Peer Instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
51
terlatihpenalarannya pada tingkat satu, dua, dan tiga. Kegiatan pertanyaan agar siswa dapat menyimpulkan peristiwa dari demosntrasi yang ditunjukan melatih siswa dalam penggunaan bahasa ilmiah. Hubungan antar komponen konsep pada pertemuan ini disajikan hanya dalam bentuk informasi saja. Pada sub materi ini diperoleh ada beberapa siswa yang berada pada tingkat penalaran satu. Jawaban siswa yang berada pada tingkat ini berkaitan informasi demonstrasi. Demonstrasi yang ditampilkan adalah rangkaian yang terdiri dari amperemeter, voltmeter, dan terdapat beberapa bahan yang ukuran panjang, luas penampang, dan jenis bahan. Besar hambatan ditentukan dengan membagi besar tegangan dibagi dengan kuat arus listrik. Jawaban siswa-siswa adalah hubungan antar ukuran benda dengan arus listrik. Tingkat penalaran pada sub materi rangkaian hambatan didominasi pada tingkat penalaran dua. Ini berarti siswa dapat mengidentifikasi satu variabel yang relevan. Berdasarkan jawaban RTE yang diperoleh, variabel yang diidentifikasi adalah pengaruh hambatan terhadap kuat arus listrik. Proses pembelajaran saat brief lecture, yaitu siswa memperhatikan demonstrasi rangkaian terbuka dan tertutup dengan menggunakan saklar, rangkaian hambatan seri, dan rangkaian hambatan paralel. Kegiatan demonstrasi ini melatih siswa mengidentifikasi pengaruh variabel terhadap sistem. Hal ini berarti siswa terlatih pada tingkat penalaran satu, dua, dan tiga. Kegiatan pertanyaan agar siswa dapat menyimpulkan peristiwa dari demosntrasi yang ditunjukan melatih siswa dalam penggunaan bahasa ilmiah.
Dudung Abdurrahman, 2012 Profil Tingkat Penalaran dan Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa SMA dalam Pembelajaran Fisika Berbasis Rangking Task Exercise Peer Instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
52
Temuan lain dari Gambar 4.4 juga diperoleh siswa sebanyak empat siswa berada pada tingkat yang sama di tiga sub materi listrik dinamis. Sedangkan siswa-siswa yang lainnya berada pada tingkat penalaran yang berbeda di tiga sub materi. Berdasarkan pola tersebut, posisi tingkat penalaran siswa dimungkinkan bergantung pada sub materi yang dipelajari. Oleh karena itu, jika dibandingkan capaian tingkat penalaran siswa padaa setiap sub materi maka sub materi rangkaian hambatan merupakan capaian terendah tingkat penalaran. Hal ini dimungkinkan sub materi rangkaian hambatan paling sukar bagi siswa. Walaupun tingkat penalaran siswa setiap pertemuan didominasi pada tingkat dua, tetapi jawaban detail dari setiap siswa sebagian besar berbeda. Hal ini berarti RTE telah menggambarkan pandangan siswa terhadap sub materi yang sedang dipelajarinya. Hasil ini sesuai dengan pernyataan O’Kuma(2004) “... one strong reason for using them is the fact that they frequently elicit students’ natural ideas about the behavior of physical systems rather than a memorized response.”
Dudung Abdurrahman, 2012 Profil Tingkat Penalaran dan Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa SMA dalam Pembelajaran Fisika Berbasis Rangking Task Exercise Peer Instruction Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu