perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di PT. Asahimas Chemical yang mengutamakan keselamatan kerja tenaga kerjanya, maka kebijakan dan penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja kini menjadi perhatian khusus, salah satu programnya adalah emergency preparedness and response atau yang biasa kita kenal dengan sistem tanggap darurat. Hal ini menjadi landasan PT. Asahimas Chemical untuk mengendalikan dan mencegah terjadinya keadaan darurat di tempat kerja. Sebelum mengetahui tentang sistem tanggap darurat, terlebih dahulu harus mengetahui tentang filosofi Emergency yaitu : 1. Menyelamatkan jiwa tenaga kerja 2. Meminimalisir kerusakan pada peralatan 3. Meminimalisir kerusakan pada lingkungan sekitar PT. Asahimas Chemical merupakan pabrik petrokimia yang terpadu yang mempunyai resiko cukup besar terhadap terjadinya kebakaran, peledakan, kebocoran gas, tumpahan bahan kimia, karena adanya bahan-bahan kimia yang mudah terbakar di lingkungan pabrik, seperti Ethylene, VCM, EDC, Hydrogen dan LPG. Selain itu hal kemungkinan yang dapat menjadi keadaan darurat adalah huru-hara, keadaan darurat dari pabrik tetangga, gempa dan tsunami. Hasil penelitian yang penulis dapat di PT. Asahimas Chemical mengenai emergency preparedness & response meliputi : commit to user
30
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
A. Jenis Kondisi Darurat 1. Kebakaran Kebakaran adalah suatu kejadian yang disebabkan karena adanya api yang tidak terkontrol dan dianggap dapat membahayakan serta dapat menganggu kegiatan operasional. Area yang memungkinkan berpotensi menimbulkan bahaya kebakaran di PT. Asahimas Chemical yaitu : a.
area produksi karena diarea tersebut terdapat mesin boiler dan bahan-bahan kimia yang dapat bereaksi menyebabkan kebakaran jika titik nyala dibawah 21° C.
b.
area office karena penggunaan listrik yang dapat menyebabkan arus pendek sehingga berpotensi menyebabkan kebakaran
c.
area kantin karena penggunaan kompor gas pada proses memasak
2. Keracunan Gas Klorin Keracunan gas klorin (Cl2) disebabkan oleh tumpahan dan kebocoran Cl2 di PT. Asahimas Chemical. Kebocoran gas dapat terjadi karena adanya paparan gas/uap yang tidak terkendali.
Area yang
memungkinkan terjadinya kebocoran Cl2 adalah di area produksi.
3. Huru-hara Huru–hara/kerusuhan adalah kekerasan publik di sekitar perusahaan dengan
maksud
untuk
merusak,
membakar,
menjarah
dan
menghancurkan aset dan personil perusahaan. Apabila huru–hara ini commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terjadi diperusahaan dan menimbulkan tingkat bahaya maka perusahaan akan memutuskan untuk mengevakuasi tenaga kerja dengan rute : a. Anyer – Kosambi Ronyok- Ciwedus/Serang/Krenceng-Cilegon b. Anyer – Teneng – Padarincang – Ciomas – Jl. Raya Pandeglang, Serang – Cilegon c. Anyer – Labuan Pandeglang –Serang – Cilegon 4. Gempa Bumi Gempa bumi adalah pergeseran secara tiba-tiba dari lapisan tanah di bawah permukaan bumi yang menimbulkan getaran (gelombang seismic) menjalar menjauhi fokus gempa kesegala arah di dalam bumi sehingga dapat menyebabkan terganggunya kegiatan operasional. 5. Tsunami Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi
yang
berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau hantaman meteor di laut.
B. Keadaan Darurat Keadaan darurat adalah kondisi tidak normal seperti gempa bumi, tsunami, huru-hara, kebakaran, peledakan, yang mengancam tenaga kerja, kontraktor, pelanggan,
pengunjung atau masyarakat,
yang dapat
mengganggu kegiatan operasi shutdown atau menyebabkan kerusakan commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
fisik atau lingkungan. Keadaan darurat bisa terjadi karena faktor internal dan eksternal, seperti : 1. Faktor Penyebab Internal Bencana yang dapat menyebabkan kebakaran, ledakan, kebocoran atau tumpahan bahan berbahaya, hari kerja hilang atau kecelakaan kerja yang fatal. 2. Faktor Penyebab Eksternal Bencana yang disebabkan oleh perusahaan tetangga, huru-hara atau bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami. Berdasarkan eskalasi, keadaan darurat terdiri dari : a. Darurat Tingkat 1: Darurat tingkat 1 adalah situasi darurat yang berpotensi mengancam nyawa manusia serta harta benda yang secara normal masih dapat dikontrol oleh departemen yang bersangkutan melalui Emergency Task Force (ETF). Departemen yang mempunyai ETF hanya departemen yang pempunyai potensi bahaya tinggi, seperti di bagian produksi : VCM 1, VCM 2,C/A 1, C/A 2, PVC, Utility. Bagian purchase dan logistic, maintainance di ELD b. Darurat 2 tingkat: Darurat tingkat 2 adalah situasi darurat besar dimana tenaga kerja yang bertugas dibantu dengan peralatan dan material yang tersedia dan dikendalikan oleh tim tanggap darurat plant. c. Darurat Tingkat 3:
commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Darurat tingkat 3 adalah situasi darurat yang dikendalikan oleh tim tanggap darurat plant yang perlu didukung dan dikomunikasikan kepada pihak eksternal, atau memiliki dampak lingkungan yang besar ke luar batas dari PT. Asahimas Chemical. Tanggap Darurat adalah respon terbatas pada kondisi tidak normal yang memerlukan tindakan perbaikan yang cepat untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada personil, properti, kerusakan lingkungan, atau gangguan operasi.
C. Emergency Preparedness and Response Prosedur keadaan darurat adalah suatu prosedur yang dibuat untuk halhal yang bersifat darurat (emergency) yang harus mendapatkan tindakan segera, cepat dan tepat. Prosedur ini dibentuk untuk mengidentifikasi potensi darurat, tanggap darurat, fasilitas kontrol darurat, untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan penyakit dan cedera pada tenaga kerja, kontraktor dan pengunjung
serta dampak lingkungan yang mungkin
berhubungan dengan keadaan darurat sesuai dengan pelaksanaan dari lingkungan dan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Kesiapsiagaan Tanggap darurat yang harus ditetapkan dengan tepat, terdiri dari : 1. Organisasi darurat/tim tanggap darurat : sekelompok orang yang ditunjuk/dipilih sebagai pelaksana penanggulangan keadaan darurat.
commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Deskripsi pekerjaan tim tanggap darurat : menjelaskan pekerjaan tim tanggap darurat mengenai tanggung jawab, wewenang dan tugas dari tiap anggota. 3. Prosedur Keadaan Darurat : tata cara kerja dalam menanggulangi suatu keadaan darurat dengan memanfaatkan sumber tenaga dan sarana yang tersedia, untuk menanggulangi akibat dari suatu kondisi yang tidak normal dengan tujuan untuk mencegah atau mengurangi kerugian yang lebih besar. 4. Rute komunikasi darurat : suatu alur komunikasi yang dilakukan untuk menghubungi sesorang dalam keadaan darurat 5. Informasi yang diperlukan selama situasi darurat seperti: gambar tata letak plant, MSDS, dan nomor kontak telepon. Sarana dan Prasarana yang harus disediakan : 1. Alarm : alat peringatan yang digunakan jika terjadi kondisi darurat. 2. Peralatan saat terjadi keadaan darurat: peralatan yang digunakan jika terjadi keadaan darurat (kebakaran) seperti APAR, detektor asap, hydrant , dan foam 3. Sarana untuk menyelamatkan diri : sarana yang disediakan dalam proses penyelamatan diri seperti pintu Exit 4. Assembly point : tempat/area aman untuk berkumpul ketika terjadi keadaan darurat
commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Kesiapsiagaan Tanggap Darurat 1. Organisasi darurat/tim tanggap darurat Organisasi darurat/tim tanggap darurat harus terdiri dari para tenaga kerja yang memiliki pengetahuan atau sudah terlatih untuk bertindak dalam keadaan darurat seperti kebakaran, peledakan, tumpahan bahan kimia dan lain sebagainya. Anggota tim tanggap darurat diambil dari setiap departemen, hal ini dilakukan agar saat terjadi keadaan darurat setiap departemen dapat mengatasi terlebih dahulu keadaan tersebut. Organisasi darurat di PT. ASC dikenal dengan organisasi emergency preparedness response. Struktur organisasi tersebut terdapat di lampiran 2.
2. Tugas tim tanggap darurat Tugas tim tanggap darurat secara umum adalah untuk melindungi dokumen penting dan peralatan serta melakukan tindakan tanggap darurat dengan mengikuti prosedur yang ditetapkan. Adapun tugas dari masing-masing bagian : a. Operation (assistant shift leader sampai shift leader) 1) Melakukan pengendalian pada proses operasi 2) Melakukan shutdwon jika perlu 3) Normalisasi plant setelah keadaan darurat b. Pemadam Kebakaran (tim masing-masing kelompok) commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Melakukan pemadaman kebakaran (departemen, ASC brigade fire dan CERT) c. Environment spill/leak (tim masing-masing kelompok) 1) Mengontrol tumpahan/kebocoran dan melakukan pemulihan 2) Meminimalkan dampak lingkungan, menghentikan masalah lingkungan dan normalisasi d. Pertolongan
Pertama
(tim
masing-masing
departemen
&
paramedis) 1) Memindahkan korban evakuasi ke daerah yang aman 2) Paramedis memberikan perawatan pertolongan pertama di lokasi dan klinik 3) Paramedis memutuskan perawatan rumah sakit lain jika diperlukan e. Supporting 1 (section chief sampai maintenance divisi manager) 1) Melaporkan kepada incident commander 2) Melakukan dan mengkoordinasikan evakuasi tenaga kerja, kontraktor dan pengunjung 3) Menyiapkan dan memastikan kesiapan transportasi untuk evakuasi 4) Melakukan pemantauan lingkungan Adapun tugas dari emergency response plan : a.
Incident Commander level 1 (shif leader – Dept. manager) commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Tindakan pertama saat terjadi keadaan darurat untuk tim operaion, first aid, env. Spill/ leak and fire fighing harus berada di lokasi kejadian. 2) Mengontrol keadaan darurat sebelum naik ke level yang lebih tinggi 3) Menghubungi yang berada di perusahaan saat terjadi emergency. 4) Jika
emergency
tidak
dapat
dikendalikan
maka
dapat
menghubungi Dept.Manager untuk meminta mengaktifkan level yang lebih tinggi. Form pengisian untuk orang yang berada di perusahaan terdapat di lampiran 3 dan untuk orang yang tidak berada di perusahaan terdapat pada lampiran 4. Level 2 & 3 (departement manager sampai plant director) 1) Mengaktifkan level 2 & 3 di tempat emergency 2) Mengatasi emergency secara keseluruhan (operaion, first aid, env. Spill/ leak and fire fighing) 3) Melakukan evakuasi pada sebagian tenaga kerja 4) Meminta bantuan luar kepada Ciwandan Emergency Respose Team (CERT) 5) Selalu komunikasi dengan management committe b.
Safety and Health, Environment staff sampai secion chief SHE memberi saran dan rekomendasi untuk mengontrol keadaan emergency
commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Staff (Security - Deputy Director) 1) Melaporkan kepada incident commander saat kejadian 2) Meminta banuan kepada pihak luar (pemerintah, pemimpin masyarakat, polisi, rumah sakit, demontrator)
d. Safety, Health and Environment (section chief - deputy director) 1) SHE memberikan saran dan laporan kepada incident commander 2) Menginformasikan kepada incident commander tentang kondisi dari pemerintah
e. Pendukung ( section chief - Deputy director) Memberikan saran dan laporan kepada incident commander yang berhubungan dengan peralatan, evakuasi dan logistik.
f. Operation/ planning (shift leader sampai Div.Manager) 1) Langsung melapor ke incident commander 2) Melakukan tindakan darurat (fire fighing, medical & rescue, environmen spill / leak) 3) Langsung mengawasi kondisi operasi
3. Prosedur Keadaan Darurat a. Prosedur rencana keadaan darurat Gempa Bumi 1) Tujuan :
commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mengantisipasi adanya kejadian gempa bumi di lingkungan pabrik dan meminimalisir adanya korban jiwa akibat gempa bumi. 2) Ruang Lingkup : Setiap orang yang berada di lingkungan PT. Asahimas Chemical 3) Pedoman saat terjadi gempa bumi (berada di dalam kantor) a) Jangan mencoba berlari keluar, karena bisa cedera tertimpa reruntuhan kaca dan benda lainnya b) Tetaplah di dalam gedung c) Masuk kebawah meja dan berpegangan pada meja tersebut serta melindungi kepala d) Menjauh dari obyek yang tidak aman e) Mematikan semua lampu dan peralatan listrik f) Tetap diam dan menunggu instruksi g) Jangan
menggunakan
tangga
saat
gedung
sedang
berguncang h) Berusaha membuka pintu terdekat dan jalan keluar secepat mungkin i) Pada saat guncangan berhenti, bila diinstruksikan untuk evakuasi, ikuti evakuasi 4) Pedoman jika pada area terbuka commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Menjauh dari bangunan, tiang listrik atau kabel listrik. Berusaha merapat ketanah dengan duduk atau berbaring. 5) Pedoman jika di dalam kendaraan Bila sedang mengemudi, berhentilah, bila memungkinkan keluar dari jalan, tetap di dalam mobil dan lindungi kepala. Jangan berhenti di bawah pohon, tiang listrik. b. Prosedur rencana keadaan darurat tsunami 1) Tujuan : Mengantisipasi adanya kejadian tsunami di lingkungan pabrik dan meminimalisir adanya korban jiwa akibat tsunami 2) Ruang Lingkup : Setiap orang yang berada di lingkungan PT. Asahimas Chemical 3) Prosedur bila terdapat tsunami a) Pra Kejadian tsunami Mayoritas kejadian tsunami diawali oleh kejadian gempa bumi (Vulkanik maupun tektonik). Kejadian gempa bumi ini dideteksi oleh BMG dan segera menginformasikan ke pemerintah (Satlak PB) kekuatan, kedalaman, letak gempa bumi dan potensi menimbulkan tsunami atau tidak. Pemerintah menginformasikan secara langsung ke masingmasing zona untuk antisipasi kejadian tersebut. commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) Kejadian tsunami (1) PIO (Security danru s/d Deputy Director) (a) Menerima informasi dari satlak PB kota Cilegon dan unit operasi PB kecamatan tentang kekuatan, kedalaman,
letak
gempa
bumi
dan
potensi
menimbulkan tsunami atau tidak (b) Mengumumkan melalui PA system & emergency paging dan koordinasi dengan UTL task force
(2) Utility Task Force (shift leader s/d Dept,Mgr) Memonitor dan memberikan informasi ke PIO adanya penurunan level air laut pada level low (3cm/m)
(3) PIO (Security danru s/d Deputy Director) (a) Menginformasikan penurunan level air laut ke satlak PB kota Cilegon dan unit operasi PB kecamatan setelah berkoordinasi dengan pabrik sekitar (min 3 industri/emergency aktif) (b) Meminta konfirmasi dari Satlak PB kota Cilegon atau unit operasi PB Kecamatan dan berkoordinasi dengan Factory Incident Commander (4) Factory Incident Commander (Dept.Mgr s/d Plant Direcor) commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(a) Mengaktifkan emergency preparedness & response level 2 sesuai dengan PSM-MSC-005 (b) Memerintahkan shut down pabrik dengan aman dan mengevakuasi tenaga kerja melalui PA system & emergency paging atau telepon ke seluruh concern plant.
(5) Departement emergency Task Force (shift leader s/d Dept.Mgr) Melakukan shut down pabrik dengan aman dan melakukan evakuasi
(6) Supporting I (secion chief s/d maint Div.Mgr) (a) Menginstruksikan seluruh tenaga kerja yang berada di lingkungan pabrik untuk melakukan evakuasi ke tempat yang telah di tentukan. (b) Mempersiapkan transportasi pada titik terjauh (diluar jam kerja & hari libur) dan jam kerja menuju ke titik kumpul. (c) Memonitor lingkungan dan dampak penyebaran
(7) PIO Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan unit operasi satlak PB kecamatan commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c) Setelah Kejadian tsunami (1) Command Staff/ Factory Incident Commander (a)
Melakukan
pendataan
tenaga
kerja,
jumlah
kerugian/ kerusakan (b) Melaporkan ke manajemen komite (c) Melakukan rehabilitasi & rekonstruksi
c. Prosedur rencana keadaan darurat huru-hara 1) Tujuan : Untuk melindungi dan menjaga semua aset perusahaan dari tindakan destruktif tanpa membahayakan personil perusahaan. 2) Ruang Lingkup : Rencana tanggap darurat ini meliputi gangguan sipil di seluruh pabrik di Anyer 3) Panduan saat memutuskan tingkat bahaya : Tabel 1: Panduan saat memuuskan tingkat bahaya Lev el
Indikasi
1
Demonstrasi banyak/ politik yang masih dibawah kontrol/ damai. Transaksi rendah pengiriman ke customer dapat dilakukan tapi dengan waktu penyesuaian. Pengiriman pemasok harus dipantau secara ketat meskipun mereka bisa melakukan pengiriman.
Tindakan Operasi sederhana sesuai jadwal penjualan, pemantauan informasi melalui radio seputar kegiatan pabrik, berkomunikasi untuk melaporkan kepada IC dengan perusahaan tetangga, memantautosituasi commit user update terbaru
Responder ADM Security Penjual
pemberitahuan
Anggota ERT,
ASCERT Stand
direktur pabrik
by
Bersambung...
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id Sambungan ....
2
Banyak demonstran/ politik yang aktif dengan serangan/ penyalahan di area (Cilegon, Serang dan Jakarta) Transaksi menurun pengiriman barang ke customer sangat terbatas. Supplier mengirimkan dengan jarang tergantung perjanjian
3
Revolusi, jalan menuju pabrik diblokir, ada transaksi, tidak ada pengiriman ke pelanggan, tidak ada pengiriman dari pemasok, ekspatriat harus meninggalkan Indonesia, kerusuhan atau penjarahan terhadap pabrik.
melalui saluran radio polisi setempat, mempersiapkan untuk menambah keamanan pribadi jika diperlukan Pengurangan kapasitas, mulai berkoordinasi untuk keamanan eksternal dan internal, memonitor pengiriman produk, pemantauan perusahaan transportasi, menyediakan control room laporan kepada IC, memberitahu untuk mempersiapkan tim medis, koordinasi dengan perusahaan tetangga. Memobili sasi semua personil keamanan, mempersiapkan bus dan sopir. Shutdown, menjaga aman aset pabrik oleh petugas keamanan, militer, kelautan dan polisi, dan bergabung dengan keamanan operasi perusahaan lain, evakuasi (sesuai prosedur), menutup gerbang (1,2,3), mengaktifkan keamanan dan Dalmas, menginstal barikade, tenaga kerja ditugaskan mendukung aparat commit to user keamanan. Kirim
Produksi Security Lembaga eksternal CERT
Anggota ERT, Direktur Perusahaan
Stand by
Bersambung .....
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id Sambungan .....
bus ke titik kumpul, mengevakuasi tenaga kerja ke tempat berkumpul, mengevakuasi semua tenaga kerja untuk menjauh dari daerah krisis.
Berikut ini adalah daftar rute transportasi dalam evakuasi tenaga kerja: a) Anyer – Kosambi Ronyok- Ciwedus/Serang/Krenceng-Cilegon b) Anyer – Teneng – Padarincang – Ciomas – Jl. Raya Pandeglang, Serang – Cilegon c) Anyer – Labuan Pandeglang –Serang – Cilegon Pemilihan rute yang disebutkan di atas, akan ditentukan oleh komandan insiden yang menerima saran dari pimpinan unit transportasi mengenai rute paling aman.
d. Prosedur rencana keadaan darurat keracunan gas klorin (Cl2) 1) Tujuan : Untuk memberikan pedoman kepada tenaga kerja mengenai peran dan respon bila terjadi keadaan darurat kebocoran Cl2 di tempat ke 2) Ruang Lingkup : Rencana tanggap darurat ini mencakup kebocoran Cl2 di pabrik ASC. Prosedur ini akan diterapkan kepada seluruh tenaga kerja commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
atau kontrakor yang melakukan pekerjaan di PT. Asahimas Chemical.
3) Prosedur : Berikut point penting dalam penanganan keadaan darurat bahkan Cl2 a) JANGAN PANIK, setiap ada tumpahan yang dicurigai b) Menahan nafas dan bergerak melawan arah angin (angin silang)
menjauh
dari
sumber
tumpahan.
Selalu
informasikan untuk melawan arah angin, amankan daerah pengarahan dan menginformasikan pada ruang dan sampaikan pada shift leader. c) Memberi tahu orang terdekat d) Mengikuti communication rouete darurat
ASC dan
communication route lingkungan 4) Keadaan darurat kebocoran Cl2 Ketika bekerja di area Cl2 harus selalu bekerja dengan didampingi partner, a) Menilai
situasi,
bergerak
melawan
angin
dan
memperhatikan detail dari tumpahan, lokasi sumber dan waktu. b) Memberitahu control room dengan paging, HT atau saluran radio c) Control room memberitahukan dan mengaktifkan incident to user commandercommit (mengikuti sistem komunikasi darurat)
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d) Mencegah akses orang lain. Tinggal di tempat, namun pada jarak aman sampai tim penyelamat tiba e) Operator akan menjadi anggota tim respon yang ditugaskan oleh incident commander. 5) MENYELAMATKAN, dalam keadaan apapun, anda tidak boleh mencoba untuk menyelamatkan seseorang, tanpa terlebih dahulu menempatkan peralatan pernapasan pada diri anda. a) Melengkapi diri dengan peralatan alat bantu pernapasan, SCBA, sarung tangan kimia, dan mantel bahan kimia. b) Jauhkan korban dengan melawan angin ke tempat yang aman. c) Panggil bantuan medis untuk ASC klinik melalui telepon: 1818. d) Bila Anda belum terlatih dalam pertolongan pertama, yang terbaik adalah untuk tidak bergerak atau berusaha membantu korban. Sebaliknya: (1) Tetap setenang mungkin. Jaga korban supaya hangat dengan mantel atau pakaian. (2) Bersiaplah membantu tim medis untuk membantu korban. (3) Berikan minum susu atau minuman manis untuk korban. commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6) keadaan daerah darurat yang terkena tumpahan a) Evakuasi dan lanjutkan ke daerah yang aman. b) Tinggal di daerah pengarahan yang aman. c) Tentukan incident commander. d) Shift leader akan menempatkan alat bantu pernapasan untuk menilai situasi dan menentukan kondisi. e) Incident commander memberitahukan keamanan untuk memanggil klinik ASC melalui telepon: 1818 dan Emergency : 3333. f) Incident commander akan mengambil tindakan yang sesuai untuk mengendalikan kebocoran. g) Komandan Kecelakaan akan menetapkan anggota untuk: (1) Masukan peringatan tanda-tanda kebocoran Cl2 atau barikade untuk menunjukkan situasi daerah mengenai keberadaan Cl2. (2) Periksa
kondisi
titik
kebocoran
tetapi
tetap
menggunakan SCBA. (3) Jika kebocoran terlalu besar komandan insiden memutuskan untuk shutdown pabrik. 7) Peralatan keselamatan Peralatan berikut harus di situs mengantisipasi darurat Cl2 : a) Self Continued Breathing Aparatus (SCBA) : alat bantu to user pernapasan commit personal yang
tersedia
di
lokasi
Cl2.
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Departemen Safety and Health akan memeriksa SCBA 2 bulan sekali untuk memastikan SCBA masih dbisa dipakai. b) Windsocks:
adalah objek seperti bendera untuk melihat
arah angin. Windsocks dipasang di lokasi yang tinggi agar mudah dilihat berguna untuk menunjukkan arah angin dan pekerja di sekitar lokasi. Semua pekerja harus menyadari setiap saat dari arah angin dan siap untuk merespon dengan tepat dalam kasus darurat Cl2 c) Assembly point: ada setidaknya dua daerah pengarahan aman di setiap lokasi, dan mereka harus setidaknya 900 terpisah
sehingga
setidaknya
salah
satu
pengarahan akan bebas dari Cl2 terlepas
daerah
dari arah
angin. Mereka harus berada setidaknya 75 meter dari sumber potensi gas
e. Prosedur Rencana Keadaan Darurat Kebakaran 1) Tujuan : Untuk menentukan peran dan tanggung jawab tenaga kerja, berkaitan dengan mengenali bahaya kebakaran, pelaporan dan tanggap akan kebakaran. 2) Ruang Lingkup : Rencana
tanggap
darurat
ini
meliputi
kebakaran
di
PT. Asahimas Chemical dan kontaktor yang memiliki fasilitas di lokasi proyek seperti: kantor, bengkel harus memiliki rencana tanggap
commit to usersendiri. darurat mereka
Dalam
kasus,
ketika
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menonaktifkan respon tim internal untuk mengontrol, incident commander dapat meminta bantuan dari Ciwandan Emergency Response Team (CERT) melalui orang yang berwenang di Asahimas Chemical 3) Kemungkinan keadaan darurat kebakaran Yang paling mungkin terjadi keadaan darurat kebakaran di PT. Asahimas Chemical adalah: a) Chemical structural dan kebakaran di fasilitas produksi dan pemeliharaan proses seperti fasilitas, bengkel dan gudang. b) Gedung administrasi, kantin 4) Tanggapan a) Menyalakan Alarm kebakaran dengan menekan tombol fire alarm untuk memberitahukan kebakaran telah terjadi b) Memberi tahu control room di sekitar lokasi kebakaran c) Control
room
akan
mengaktifkan
sistem
incident
commander. d) Control room akan menjadi pos incident commander awal sampai incident commander menghapus itu. e) Semua orang yang terlatih dalam penggunaan alat pemadam kebakaran harus berusaha untuk memadamkan kebakaran yang sedang terjadi. f) Mengevakuasi diri sendiri jika dianggap perlu di bawah arahan dari incident commander commit to user
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
g) Memberitahu inciden commander tentang kondisi terbaru dari kebakaran. 5) Struktur fasilitas kebakaran di Asahimas Chemical a) Operator
dan
pemadam
kebakaran
akan
menanggapi
kebakaran b) Untuk kebakaran struktural dalam ASC, tanggapan pertama akan berasal dari ruang kontrol c) Pada saat awal kejadian, shift leader akan menjadi incident commander, untuk insiden diambil alih oleh atasannya langsung (sect.chief/Dept. Manager) Incident Commander akan: (1) Menilai situasi dan menentukan kondisi (2) Mengambil tindakan yang tepat untuk mengendalikan api (3) Menginformasikan keamanan untuk berdiri dengan truk pemadam kebakaran, kebakaran dan ambulans (4) Memindahkan post Incident commander di area yang di tunjuk 6) Hierarki Incident Commander a) Pada shift malam hari, akhir pekan dan hari libur, shift leader akan menjadi tim yang dirancang akan menjadi incident commander awal sampai otoritas yang lebih tinggi datang. commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) Pada waktu harian, shift leader-departement manager akan menjadi incident commander awal sampai otoritas yang lebih tinggi datang. c) Jika sistem incident commander memberhentikan operasi pabrik untuk mengendalikan kebakaran. Incident commander akan meminta bantuan dari Ciwandan Emergency Response Team (CERT) memalui tenaga kerja PT. Asahimas Chemical yang ditugaskan. 4. Prosedur Rute Komunikasi Darurat Saat terjadi kondisi darurat, maka alur komunikasi yang dilakukan adalah : Saat terjadi keadaan darurat yang disebabkan oleh penyebab internal atau eksternal termasuk pada hari libur atau di luar jam kerja, maka tindakan yang harus diambil sebagai berikut: a. Untuk shift leader 1) Shift leader harus menghubungi shift leader untuk datang ke pabrik dan menginformasikan keamanan situasi. Mengenai jenis kecelakaan industri, shift leader akan menginformasikan kepada paramadis dan membawa korban ke klinik. Setelah penanganan korban, paramedis akan menginformasikan kepada SHEQ Div. Manager dan orang yang tersedia.
commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Ketika shift leader-Div.Manager tidak dapat dihubungi, pemimpin kelompok harus menghubungi manajer divisi berdasarkan kelompok back-up seperti berikut: Grup A: Prod, Maint, SHEQ Grup B: P & L, ADM, SHEQ 2) Shift leader harus mengaktifkan gugus tugas darurat (dept.wise) untuk tindakan darurat (pengendalian operasi, pertolongan pertama, fire figthing, rilis environment) sampai direc superior tiba. 3) Pemulihan kondisi darurat b. Keamanan 1) Kontak langsung untuk datang ke pabrik, diinformasikan kepada SHEQ Div.Manager dan MC anggota termasuk PT. Sankyu melalui sms dengan mengandung 3W (what, where, when) 2) Tindakan sementara menunggu sampai atasan tiba. c. Untuk atasan langsung 1) Segera datang ke pabrik dan menginformasikan langsung ke direktur pabrik. Setiap kali bagian untuk menghubungi atasannya langsung, ia akan contact untuk (manajer divisi berdasarkan kelompok) dan melakukan back-up sebagai berikut: Grup A: Prod, Maint, SHEQ Grup B: P & L, ADM, SHEQ commit to user
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Situasi dan informasi mengenai kondisi aktual dari bawahan, keamanan untuk
kesiapsiagaan darurat
dan menghubungi
anggota EPR berdasarkan kebutuhan (jika perlu). 3) Pemulihan kondisi darurat Setelah emergency pulih, akan ada kegiatan evaluasi 5. Informasi yang diperlukan selama situasi darurat a. Nomor Darurat : 1) Fire Brigade
: 3333
2) Klinik
: 1818
3) Environtment
: 3351
4) Safety & Health
: 3451
Emergency contact list terdapat pada lampiran 6 b. Gambar tata letak Plant (Layout) : Layout yang menggambarkan petunjuk arah untuk menuju ke tempat yang lebih aman ketika terjadi keadaan darurat.
Gambar 4. Layout ketika terjadi Gempa bumi dan sunami Sumber commit :toPSM-EPR-MSC-001 user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6. Rencana Tanggap Darurat Setelah terjadi Keadaan Darurat Setelah emergnecy telah diselesaikan dan dinyatakan "jelas" oleh incident commander, akan ada sesi untuk kegiatan evaluasi respon yang dilakukan secara keseluruhan. Evaluasi ini meliputi kerugian, analisis kecelakaan, mengumpulkan informasi dan kritik untuk perbaikan kinerja tersebut. a. Loss Identification 1) Mengidentifikasi semua tenaga kerja dan semua korban jika ada 2) Menetapkan tim untuk mengidentifikasi kerugian, singkat dengan situasi terbaru dan bahaya potensial 3) Mengidentifikasi pabrik, peralatan, dan kondisi di bawah standar, yang harus segera diperbaiki. 4) Memeriksa daerah yang telah aman dari contaminant 5) Merangkum semua kegiatan yang dilakukan oleh masingmasing sesi tim tanggap darurat 6) Memberikan komentar yang baik dan penekanan pada peningkatan selanjutnya b. Analisis Tanggap Darurat 1) Kejadian ini akan menetapkan pemimpin tim untuk menganalisis tanggapan 2) Meringkas respon keseluruhan yang dilakukan oleh tim, dengan melakukan apa, kapan dan di mana 3) Meninjau dan membandingkan dengan respon darurat commit to user
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4) Menganalisis respon keseluruhan terkait dengan sumber daya dan dukungan dari lembaga-lembaga luar seperti kepala distrik sebuah CERT c. Constructive Critique Niat untuk mengumpulkan informasi ini adalah untuk terus peningkatan respon kedepannya. 1) Personil ditugaskan dengan keadaan darurat terkait secara keseluruhan 2) Mendorong mereka untuk memberikan pendapat tentang kinerja tim ERT 3) Berbagi informasi antar semua anggota tim mengenai pengalaman mereka selama keadaan darurat 4) Setiap tim bagian akan memberikan komentar yang diwakili pemimpin masing masing tim 5) Mengembangkan perbaikan yang berkelanjutan 6) Mengembangkan dan mendistribusikan repart untuk manajemen 7. Sarana dan Prasarana PT. Asahimas Chemical memiliki sarana dan prasarana yang digunakan sebagai penunjang ketika terjadi keadaan darurat, seperti : a. Alarm Alarm kebakaran adalah komponen dari sistem yang memberikan isyarat atau tanda adanya suatu kebakaran yang berupa : commit to user
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Alarm kebakaran yang memberikan tanda atau isyarat berupa bunyi khusus. 2) Alarm kebakaran yang memberikan tanda atau isyarat yang tertangkap oleh pandangan mata secara jelas. Setiap area unit yang berada di lingkungan perusahaan memiliki alarm. Pengecakan alarm dilakukan setiap hari pada unit yang berbeda, pengecekan tersebut dilakukan setelah jam istirahat dan yang informasikan terlebih dahulu kepada seluruh tenaga kerja melalui pemberitahuan. b. Peralatan saat terjadi keadaan darurat PT. Asahimas Chemical memiliki peralatan penunjang jika terjadi keadaaan darurat (kebakaran), seperti APAR (alat pemadam api ringan) dan detektor asap yang tersebar di area gedung dan di seluruh area plant (Utiliy, PVC, Jetty, PCM, QA, C/A) sprinkle yang terdapat di VCM II, hydrant, body wash, eye wash yang terdapat di semua plant, water monitor dan foam monitor. Total emergency equipment terdapat di lampiran 5 c. Sarana Penyelamatan Jiwa Saat terjadi keadaan darurat seperti kebakaran, peledakan, kebocoran gas, gempa bumi dan tsunami, maka setiap tenaga kerja membutuhkan sarana yang menunjang untuk menyelamatkan diri yang lebih cepat menuju ketempat yang lebih aman. Sarana yang terdapat di PT Asahimas Chemical yaitu pintu EXIT yang tersebar commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
di area gedung dengan tanda peringatan yang jelas, jalan pintu EXIT dan assembly point yang tidak terhalang oleh apapun, windstock yang terpasang di area tinggi PT. Asahimas. d. Assembly point Assembly point adalah lokasi sebagai tempat tujuan pertama untuk berkumpul sementara pada saat dilaksanakan tindakan evakuasi dimana lokasi tersebut terdapat rambu-rambu berupa papan bertuliskan Assembly Point dan bendera. PT. Asahimas Chemical memiliki 6 titik Assembly point. Letak assembly point terdapat pada lampiran 7 8. Skenario Emergency Drill Sekitar jam 13.30 WIB, member UTL (Mr. A) melakuan rutinitas patrol. Tiba-tiba di DCS muncul alarm (X-371 stop). DCS operator (Mr. B) meminta UTL member untuk memeriksa kondisi di lapangan dan MCC X-371 di WWT substation. Ketika hendak masuk ke ruangan MCC, (Mr. A) menghirup bau gosong (bau kabel terbakar) dari
dalam
ruangan
Substation
WWT
(Mr.
A)
langsung
menginformasikan ke Shift leader Utility. Shift
leader
UTL
langsung
menuju
ke
lapangan
dan
menginformasikan kondisi tersebut ke ELD shift. Shift leader ELD didampingi oleh 1 orang teknisi (Mr.X) tiba di lokasi dan langsung menemui UTL shift leader. Setelah mendapatkan informasi, ELD shift leader menginstruksikan Mr.X untuk memeriksa kondisi MCC. commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Beberapa saat kemudian, tiba-tiba (Mr. A) kembali memanggil UTL shift leader bahwa tercium bau klorin yang keluar dari T-372. UTL shift leader segera meluncur ke lokasi dan memang ditemukan gas klorin yang cukup pekat keluar dari T-372. Gas klorin terjadi karena adanya reaksi yang tidak normal antara asam (HCL) dengan NaCLO. Proses treatment waste di T-372 tidak sempurna karena X371 mati. Shift leader segera mengumpulkan seluruh member Utility untuk berkumpul di samping kabin WWT EPR level 1 diaktifkan. 2 tim fire fighting diperintahkan untuk melakukan spray (scrub) gas Cl2 yang keluar dari T-372. DCS diinstruksikan untuk menutup semua supply waste ke line 7. Beberapa orang anggota diperintahkan untuk menyiapkan bubbling AP. Bersamaan dengan itu asap di dalam ruangan SS, tiba-tiba membesar. Alarm kebakaran berbunyi. Shift leader UTL menghubungi security melalui pesawat 3333. Teknisi Elektrik (Mr.X) yang melakukan pemeriksaan MCC terjebak di dalam ruangan. Dia segera keluar dari dalam ruangan SS. Korban hampir pingsan karena menghirup asap yang cukup banyak. Shift leader ELD dengan dibantu oleh member UTL segera membantu korban dan membawanya ke tempat yang lebih aman. Shift leader ELD segera menghubungi member elektrik yang lain untuk membantu menangani kondisi emergency. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
61 digilib.uns.ac.id
Tim Fire fighting UTL masih terus melakukan scrub gas klorin. Member ENV datang ke lokasi dan melakukan pengontrolan dan pemeriksaan sebaran gas klorin. 2 orang member ELD datang ke lokasi dengan menggunakan SCBA dan setelah mendapat instruksi langsung melakukan penanganan kebakaran dengan menggunakan APAR CO2. Tim fire Brigade Security dan petugas medis tiba di lokasi. Korban (MR. X) segera dibawa ke klinik Asahimas dengan ambulan untuk dilakukan penanganan lebih lanjut. 2 Team fire brigade diinstruksikan untuk standby (bersiap) dengan APAR CO2 untuk membantu tim elektrik dan UTL jika diperlukan (menunggu perintah IC dan ELD leader). Manager UTL tiba di lokasi. UTL shift leader melaporkan kondisi emergency dan tindakan yang telah dikakukan. Incident Commander (IC) diambil alih oleh Dept. Manager. Gas Klorin masih terus keluar dari T-372. Sebaran mencapai jarak 200 m. Melihat kondisi tersebut, IC mempertimbangkan untuk menaikkan level emergency. IC menghubungi Div Manager untuk meminta persetujuan. Setelah itu diumumkan bahwa EPR level 2 diaktifkan. Semua anggota evakuasi group 1 diperintahkan untuk berkumpul di assembly point A. 30 menit kemudian (dari kondisi awal kejadian emergency), pH T-372 sudah kembali ke kondisi normal. Gas klorin berangsur-angsur hilang. Begitu juga dengan kejadian kebakaran di ruangan SS. Semua sudah bisa commit to user
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ditangani. IC memerintahkan untuk memasang blower di SS WWT untuk menghilangkan semua asap dari dalam ruangan. Kondisi Emergency SELESAI.
Gambar 5. Denah Utility Sumber : PT. Asahimas Chemical, 2015 Simulasi Emeregncy drill ini disaksikan oleh project leader sampai Deputy Plant Director. Selama proses emergency drill, project leader sampai Deputy Plant Director melakukan pengamatan dan memberikan saran dengan mengisi form evaluation of emergency drill. Setelah emergency drill tersebut selesai maka dilakukan evaluasi mengenai hasil temuan yang didapat. Gambar simulasi emergency drill terdapat pada lampiran 8 dan form evaluation of emergency drill terdapat pada lampiran 9
9. Perencanaan Sarana Penyelamatan Jiwa (means of escape) di TBII Penyelamatan jiwa dapat diartikan sebagai tindakan atau upaya yang harus dilakukan agar penghuni bangunan dapat meninggalkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
63 digilib.uns.ac.id
bangunannya dengan aman apabila terjadi suatu bahaya pada bangunan tersebut dan dapat dilakukan tanpa bantuan orang lain. Faktor dasar yang mempengaruhi sarana penyelamatan adalah : konstruksi, lamanya waktu untuk keluar, jumlah dan sifat kegiatan penghuni dan tempat keluar (EXIT). Diketahui bahwa PT Asahimas memiliki beberapa gedung yang yang tersebar di setiap area. Dari hasil evaluasi yang dilakukan bahwa belum terdapatnya maping untuk melarikan diri saat terjadi emergency yang seharusnya terdapat di pintu masuk utama. Salah satu bentuk perencanaan evakuasi yang penulis ambil adalah di Technical Building II (TB II). Perencanaan ini dibuat untuk mengetahui berapa menitkah tenaga kerja yang terdapat di dalam gedung dapat keluar dari pintu EXIT menuju assembly point tanpa berebut menuju pintu exit dengan memperhatikan luas bangunan dan jumlah orang. Dari hasil obsesrvasi yang dilakukan, diketahui bahwa luas bangunan TB II adalah 1980 m2 yang terdiri dari 2 lantai. Dengan penghuni 20 orang yang terdapat di lantai 1 dan 150 penghuni yang terdapat di lantai II. Dengan jumlah Pintu EXIT 4 masing lantai. a. Perhitungan jumlah tempat keluar U = Lebar tempat keluar E = banyak tempat keluar N = jumlah orang = 150 commit to user
pada masing
perpustakaan.uns.ac.id
64 digilib.uns.ac.id
T = lama evakuasi = 2,5 menit (bahaya kebakaran sedang) U = N / 40 x T = 150 / 40 x 2,5 = 1,5 ~ 2 unit E = U/4 + 1 = 2/4 + 1 = 1,5 ~ 2 pintu Exit Dari hasil tersebut didapatkan bahwa dengan jumlah penghuni 150 orang maka dibutuhkan 2 pintu EXIT dengan 2 unit.
b. Perbandingan kebutuhan unit dengan rate of flow = 40 orang x T x U = 40 x 2,5 x 2 = 200 orang Menit x unit Dari perhitungan perbandingan kebutuhan unit dengan laju aliran tersebut, maka dengan 2 unit dan waktu 2,5 menit maka didapatkan hasil 200 orang
c. Perhitungan Tangga Darurat P = 200 w + 50 (w – 0,3) (n – 1) = 200 (1,5) + 50 (1,5 -0,3) (2-1) = 361 orang Dengan lebar tangga 1,5 meter dan terdiri dari 2 lantai maka tangga tersebut bisa di lewati oleh 361 orang
d. Waktu escape dari EXIT menuju Assembly Point 1) Luas : 1980 m² 2) Jumlah orang : 150 commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Konstanta kecepatan evakuasi 4) K=1,4 & a = 0,266 5) Lebar Exit route : 2 m 6) Exit route elemen coridor : 0,15 m 7) Exit route elemen archways : 0,1 m 8) Tempat Keluar : 2 Density (D) = jumlah orang / luas = 150/1980 = 0,075 orang/m² Kecepatan Jalan (s) = k – (a x k x D) = 1,4 – (0,266 x1,4x0,075) = 1,372 m/s Laju Spesefik (fs) = S x D = 0,075 x 1,3721 = 0,1029 orang/sm Boundary Layer (BL) = coridor + door = 0,15 + 0,1 = 0,25 Lebar Efektif (we) = LER – BL = 2 – 0,25 = 1,75 m Laju Kalkulasi (fe) = fs x we = 0,1029 x 1,75 = 0,18 orang/s Waktu Escape = jumlah orang/fe = 150 / 0,18 = 833,4 second commit to user
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Waku escape tiap tempat keluar = waktu escape/tempat keluar = 833,4/4 = 208.35 second = 3,47 menit Dari hasil yang didapat bahwa dalam waktu 3,47 menit pekerja sudah dapat sampai di assembly point terdekat (Z) dengan menggunakan 4 pintu Exit dan jumlah 150 orang.
commit to user