BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Dari hasil pengamatan diperoleh data persentase kecambah normal, kecambah abnormal, benih segar tidak tumbuh, benih mati yang disajikan dalam bentuk Tabel 1 berikut ini : 1.1.1 Uji perkecambahan benih padi dengan menggunakan konsentrasi larutan Kalium Nitrat (KNO3) 3% Tabel 1.
Rata-rata Persentase Uji perkecambahan Benih padi dengan menggunakan kosentrasi larutan Kalium Nitrat (KNO3) 3% Rata-rata (%) Perlakuan Kecambah Kecambah Benih Segar Benih Normal Abnormal Tidak Tumbuh Mati T1 95 2,5 1 1,5 T2 97 1,25 0,75 1
Keterangan : T1= varietas mekongga, T2= varietas ciherang Sumber : Data primer yang telah diolah (2013)
Berdasarkan Tabel 1 di atas persentase rata-rata daya kecambah normal benih padi paling tinggi dengan memakai konsentrasi Kalium Nitrat (KNO3) 3% adalah Benih padi Varietas Ciherang, dimana dengan jumlah rata-rata 97%. Ratarata kecambah abnormal pada benih padi Varietas Ciherang lebih rendah persentasi rata-rata kecambah abnormal 1,25 %, dibandingkan dengan benih padi Varietas Mekongga persentasi rata-rata kecambah abnormal 2,5 %. Persentase rata-rata daya kecambah Benih Segar Tidak Tumbuh (BSTT) yang rendah adalah pada Varietas Ciherang dimana dengan jumlah rata-rata 0,75 % sedangkan pada benih Varietas Mekongga jumlah rata-rata 1 %. Dan persentase rata-rata daya kecambah benih mati yaitu pada padi Varietas Ciherang dengan jumlah rata-rata
19
1%. Sedangkan pada padi Varietas Mekongga jumlah benih mati rata-rata 1,5%. Lebih lanjut dapat ditampilkan pada grafik berikut.
Rata-rata Uji Perkecambahan Benih padi 120
100
Rata-rata Perkecambahan
80
T1
60
T2 40
20
0
KN
KAB BSTT Perlakuan
BM
Gambar 1. Grafik Uji perkecambahan benih padi 1.2 Pembahasan Berdasarkan Tabel 1 hasil pengamatan perkecambahan benih padi Varietas Mekongga dan Varietas Ciherang yang diberi perlakuan Kalium Nitrat (KNO3) 3% dapat dikelompokan kecambah yang normal, kecambah abnormal, benih segar tidak tumbuh, dan benih mati. Dalam penelitian ini umur simpan Benih Padi Varietas Mekongga dan Varietas Ciherang sebelum dilakukan Perkecambahan yaitu tersimpan selama 8 bulan, dengan menggunakan konsentrasi Kalaium Nitrat (KNO3) 3% baik untuk uji perkecambahan benih padi, juga pematahan dormansi
20
dan dapat meningkatkan daya kecambah benih dalam waktu yang singkat dengan memakai perendaman selama 24 jam. Dari seluruh hasil pengamatan dapat dilihat bahwa Kalium Nitrat (KNO3) 3% sangat berpengaruh terhadap uji perkecambahan dan pematahan dormansi benih padi, terutama benih padi Varietas Ciherang. 1.2.1
Kecambah Normal (KN) Kecambah normal yaitu kecambah yang menunjukkan potensi untuk
berkembang lebih lanjut menjadi tanaman normal. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut : kecambah memiliki perkembangan system perakaran yang baik, terutama akar primer dan akar seminal paling sedikit dua, perkembangan hipokotil baik dan sempurna tanpa ada kerusakan pada jaringan, pertumbuhan plumula sempurna dengan daun hijau tumbuh baik. Epikotil tumbuh sempurna dengan kuncup normal dan memiliki satu kotiledon untuk kecambah dari monokotil dan dua bagi dikotil (Yantama, 2010). Berdasarkan Tabel 1 pengaruh Kalium Nitrat (KNO3) 3% terhadap pematahan dormansi dapat dilihat bahwa kecambah normal yang paling banyak pada benih padi Varietas Ciherang dengan persentase rata-rata 97% dibandingkan dengan benih padi Varietas Mekongga dengan persentase rata-rata 95%. Hal ini disebabkan karena Kalium Nitrat (KNO3) merupakan salah satu perangsang perkecambahan yang sering digunakan. Kalium Nitrat (KNO3) digunakan baik dalam hubungannya dengan pengujian (ISTA (1996) diacu dalam Schmidth (2002) dan dalam operasional perbanyakan tanaman. Kalium Nitrat (KNO3) mempunnyai pengaruh kuat terhadap persentase perkecambahan dan vigor pada perlakuan pendahuluan asam benih Acacia nilotica (Lensari, 2009)
21
Menurut Sutopo, (2002), bahwa perlakuan bahan-bahan kimia sering pula dilakukan untuk memecahkan dormansi pada benih. Tujuannya adalah menjadikan agar kulit biji lebih mudah dimasuki oleh air pada waktu proses imbibisi. Larutan Kalium Nitrat (KNO3) dengan konsentrasi pekat membuat kulit biji menjadi lebih lunak sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah.
Gambar 2. Kecambah Benih Padi Normal 1.2.2
Kecambah Abnormal (KAb) Kecambah abnormal yaitu kecambah yang tidak menunjukkan adanya
potensi untuk berkembang menjadi tanaman normal jika ditambahkan pada tanah berkualitas baik dan di bawah kondisi yang sesuai bagi pertumbuhannya.Ciricirinya adalah sebagai berikut :kecambah rusak tanpa kotiledon, embrio pecah, dan akar primer pendek, bentuk kecambah cacat, perkembangan bagian-bagian penting lemah dan kurang seimbang (Yantama, 2010) Berdasarkan Tabel 1 pengaruh Kalium Nitrat (KNO3) 3% terhadap pematahan dormansi dapat dilihat bahwa kecambah abnormal yang paling sedikit pada benih padi Varietas Ciherang dengan persentasi rata-rata 1,25%
22
dibandingkan dengan benih padi Varietas Mekongga dengan persentase rata-rata 2,5%.
Gambar 3. Kecambah Benih Padi Abnormal 1.2.3
Benih Segar Tidak Tumbuh (BSTT) Benih segar tidak tumbuh: Benih, selain benih keras, yang gagal
berkecambah namun tetap baik dan sehat dan mempunyai potensi untuk tumbuh menjadi kecambah normal. Benih dapat menyerap air, sehingga dapat terlihat benih tampak mengembang. Namun tidak ada pemunculan struktur penting dari perkecambahan benih. Dan jika waktu penyemaian diperpanjang benih akan tumbuh normal (Yantama, 2010). Berdasarkan Tabel 1 pengaruh Kalium Nitrat (KNO3) 3% terhadap pematahan dormansi dapat dilihat bahwa kecambah benih segar tidak tumbuh yang paling sedikit pada benih padi Varietas Ciherang dengan persentase rata-rata 0,25% dibandingkan dengan benih padi Varietas Mekongga dengan persentase rata-rata 0,75%.
23
Gambar 4. Benih Padi Segar Tidak Tumbuh 1.2.4
Benih Mati (BM) Benih mati: Benih yang sampai pada akhir masa pengujian tidak keras,
tidak segar, dan tidak berkecambah. Benih mati dapat dilihat dari keadaan benih yang telah membusuk, warna benih terlihat agak kecoklatan. Hal ini disebabkan karena adanya penyakit primer yang menyerang benih. Disebabkan karena pada saat kultur teknis dilepangan tanaman yang menajdi induk talah terserang hama dan penyakit sehingga pada benih tersebut berpotensi membawa penyakit dari induknya (Yantama, 2010). Berdasarkan Tabel 1 pengaruh Kalium Nitrat (KNO3) 3% terhadap pematahan dormansi dapat dilihat bahwa kecambah benih mati yang paling sedikit pada benih padi Varietas Ciherang dengan persentase rata-rata 1% dibandingkan dengan benih padi Varietas Mekongga dengan persentase rata-rata 1,5%.
24
Gambar 5. Benih Padi Mati Dalam penelitian ini masih terdapat Benih Padi Segar Tidak Tumbuh dan Benih Padi Mati disebabkan oleh Impermeabilitas kulit biji terhadap air yaitu pengambilan air terhalang oleh kulit biji yang mempunyai struktur yang terdiri dari lapisan sel-sel serupa palisade berdinding tebal terutama dipermukaan paling luar, dan Resistensi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio yaitu disebabkan oleh kulit bijinya yang cukup kuat untuk menghalangi pertumbuhan dari embrio.
25