BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Personil Polri adalah anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang telah memiliki kedudukan sebagai pegawai negeri pada Kepolisian Negara Republik Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002, BAB I Ketentuan Umum Pasal 5, Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Polri merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri. Sesuai dengan fungsi dan tugas pokok Polri membangun kedekatan dan memelihara keamanan dalam negeri, mengharuskan para personil Polri untuk menjalin keterlibatan langsung dengan publik atau masyarakat. Guna mengkaji wewenang serta tanggungjawab dalam pelaksanaan setiap tugas, anggota Polri disusun berdasarkan kepangkatan. Merujuk pada Surat Keputusan Kapolri (2005), kepangkatan di lingkungan Polri disusun berdasarkan ketentuan yang berlaku dan secara garis besar terbagi menjadi lima golongan, yaitu golongan Perwira Tinggi, golongan Perwira Mengah, golongan Perwira Pertama, Bintara, dan Tamtama. Dengan dilengkapi bukti empiris, peneliti melakukan pengkajian mengenai persepsi sukses personil polri dari sudut pandang psikologi. Peneliti menganalisis berdasarkan kepangkatan anggota Polri bertaraf Bintara dan Bintara Tinggi, yaitu Brigadir Polisi Satu, Brigadir Polisi, Brigadir Polisi Kepala, Ajun Inspektur Polisi Dua, Ajun Inspektur Polisi Satu.
4.1 Hasil Pengolahan Data 4.1.1 Profil Responden Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 60 personil Polri yang bertugas diwilayah hukum Polda Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya). Keseluruhan responden yang terlibat dalam penelitian ini berjenis kelamin laki-laki. Berikut identitas atau profil responden dalam penelitian ini
4.1.1.1 Usia Responden Usia responden dalam penelitian ini berada pada rentang usia 20 sampai dengan 55 tahun. Berikut tabel kelompok usia penelitian Tabel 4.1 Kelompok Usia Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 20-29 23 30-39 30 Valid 40-49 4 >50 3 Total 60 Sumber: Hasil Penelitian
38.3 50.0 6.7 5.0 100.0
38.3 50.0 6.7 5.0 100.0
38.3 88.3 95.0 100.0
Berdasarkan Tabel 4.1, sebanyak 23 responden dengan persentase sebesar 38,3% responden berusia antara 20-29 tahun. Rentang usia didominasi antara 30-39 tahun dengan persentase sebesar 50% dan jumlah responden sebanyak 30 orang. Usia 40-49 tahun sebanyak 4 responden dengan persentase sebesar 6,7%. Selajutnya, usia responden diatas 50 tahun hanya sebanyak 3 responden dengan persentase sebesar 5%.
4.1.1.2 Status Pernikahan Responden Status pernikahan responden dikelompokkan menjadi dua yaitu, menikah dan belum menikah. Berikut tabel pengelompokkan status pernikahan responden Tabel 4.2 Kelompok Status Pernikahan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Belum Nikah Valid Nikah Total Sumber: Hasil Penelitian
10 50 60
16.7 83.3 100.0
16.7 83.3 100.0
16.7 100.0
Berdasarkan tabel 4.2, responden yang belum menikah berjumlah 10 orang dengan persentase sebesar 16,7%. Dan responden berstatus menikah sebanyak 50 orang dengan persentase sebesar 83,3%.
4.1.1.3 Pendidikan Terakhir Responden Tabel 4.3 Kelompok Pendidikan Terakhir Frequency Percent Valid Percent SMA/SMK/STM Diploma Valid Sarjana Total Sumber: Hasil Penelitian
35 1 24 60
58.3 1.7 40.0 100.0
58.3 1.7 40.0 100.0
Cumulative Percent 58.3 60.0 100.0
Berdasarkan tabel 4.3, pendidikan terakhir responden dapat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu SMA, diploma, dan sarjana. Responden dengan latar belakang pendidikan diploma berjumlah 1 orang dengan persentase sebesar 1,7%. Kemudian, responden dengan gelar sarjana sebanyak 24 orang dengan persentase sebesar 40%. Sebagian besar responden bergelar sarjana hukum dan sarjana psikologi. Selanjutnya,
sebanyak 35 orang responden memiliki latar belakang pendidikan SMA, SMK, dan STM. Persentase kelompok pendidikan berlatarbelakang SMA sebesar 58,3%.
4.1.1.4 Kepangkatan Responden Sebagai Anggota Polri Responden dalam penelitian ini merupakan anggota Polri yang bertugas di wilayah hukum Polda Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya). Kepangkatan responden dalam penelitian ini adalah para personil polisi bertaraf Bintara dan Bintara Tinggi. Personil polisi bertaraf Bintara adalah mereka dengan pangkat Briptu, Brigadir, dan Bripka. Sedangkan para personil polisi bertaraf Bintara Tinggi, mereka dengan pangkat Aipda dan Aiptu. Tabel 4.4 Kelompok Kepangkatan Anggota Polri Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Briptu 18 Brigadir 24 Bripka 11 Valid Aipda 2 Aiptu 5 Total 60 Sumber: Hasil Penelitian
30.0 40.0 18.3 3.3 8.3 100.0
30.0 40.0 18.3 3.3 8.3 100.0
30.0 70.0 88.3 91.7 100.0
Berdasarkan tabel 4.4, responden berpangkat Briptu berjumlah 18 orang dengan persentase sebesar 30%. Responden dengan pangkat Brigadir merupakan kelompok responden paling banyak dalam penelitian ini yaitu sebesar 40% sebanyak 24 orang. Anggota polisi berpangkat Bripka sebanyak 11 orang dan persentase sebesar 18,3%. Responden berpangkat Aipda sebesar 3,3% yang berjumlah 2 orang. Selanjutnya, pangkat Aiptu sebanyak 5 orang dengan persentase sebesar 8,3%.
4.1.1.5 Satuan Kerja Responden Berikut kelompok satuan kerja personil Polri yang terlibat sebagai responden dalam penelitian ini. Tabel 4.5 Kelompok Satuan Kerja Frequency Percent Valid Percent Polsek Polres Dit. Sabhara Dit. Pam Obvit Den. Gegana Valid Dit. Lantas Intel Brimob Yamma Reskrim Total Sumber: Hasil Penelitian
7 12 10 2 17 3 1 5 1 2 60
11.7 20.0 16.7 3.3 28.3 5.0 1.7 8.3 1.7 3.3 100.0
11.7 20.0 16.7 3.3 28.3 5.0 1.7 8.3 1.7 3.3 100.0
Cumulative Percent 11.7 31.7 48.3 51.7 80.0 85.0 86.7 95.0 96.7 100.0
Berdasarkan tabel 4.5, terdapat 10 satuan kerja para responden sebagai personil Polri. Satuan kerja polsek dan polres yang tergabung dalam wilayah hukum Polda Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya), diantaranya adalah Polsek dan Polres Jakarta barat, Tanjung Priok, Bekasi kota, Depok, dan lain sebagainya. Responden yang berasal dari unit satuan kerja Polsek sebanyak 7 orang dengan persentase sebesar 11,7%. Responden unit satuan kerja Polres dalam wilayah hukum Polda Metro Jaya sebanyak 12 responden dengan persentase sebesar 20%. Selanjutnya unit satuan kerja Direktorat Sabhara sebanyak 10 responden dengan persentase sebesar 16,7%. Unit kerja Direktorat Sabhara memiliki tugas dan tanggung jawab kerja dalam hal berpatroli, menjaga keamanan dalam berdemo, dan lain sebagainya.
Responden yang berasal dari unit kerja Direktorat Objek Vital (Obvit) berjumlah 2 orang dan persentase sebesar 3.3%. Unit kerja Obvit memiliki tugas dan tanggung jawab kerja dalam menjaga aset-aset nasional dan internasional. Unit kerja gegana terwakili sebanyak 17 responden dengan persentase sebesar 28,3%. Sebanyak 5% dengan jumlah personil 3 orang berasal dari Direktorat Polisi Lalu Lintas Polda Metro Jaya. Selanjutnya, 1 orang berasal dari satuan kerja Intel dengan persentase sebesar 1,7%. Satuan kerja Brimob terwakili sebanyak 5 orang responden dengan persentase kehadiran sebesar 8,3%. Responden dari satuan kerja Yamma terwakili 1 orang dengan persentase sebesar 1,7%. Satuan kerja Yamma, memiliki tugas dan tanggung jawab dalam mengurusi keperluan rumah tangga kepolisian Polda Metro Jaya. Responden yang berasal dari satuan kerja Reskrim atau Reserse Kriminal sebanyak 2 orang dengan persentase sebesar 3,3%. Dengan demikian, jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini sebanayk 60 personil polisi Polda Metro Jaya.
4.2 Analisis Hasil Pada sub bab ini memuat hasil penelitian mengenai deskriptif statistik penelitian, perbandingan nilai rata-rata (mean) antar kelompok kepangkatan Bintara, serta hasil uji korelasi dengan menggunakan pearson product moment.
4.2.1 Analisis Deskriptif Statistik Analisis deskriptif statistik adalah analisis yang digunakan untuk menggambarkan mengenai ringkasan data-data penelitian (Priyatno, 2011). Analisis deskriptif dalam
penelitian ini dengan memberikan gambaran mengenai jumlah data, nilai maksimum, minimum, mean atau nilai tengah dan standar deviasi. Berikut tabel analisis deskriptif statistik:
Kepangkatan Bintara Persepsi sukses Valid N (listwise) Sumber: Hasil Penelitian
Tabel 4.6 Deskriptif Statistik N Minimum Maximum 60 1 5 60 7 16 60
Mean 2.20 12.03
Std. Deviation 1.162 1.931
Berdasarkan tabel deskriptif statistik tersebut dapat dilihat bahwa variabel kepangkatan Bintara dengan jumlah (N) sebanyak 60 responden mempunyai nilai rata-rata 2,20; dengan nilai minimum 1 dan nilai maksimum 5. Sedangkan standar deviasi sebesar 1,162. Dan variabel persepsi sukses dengan jumlah data sebanyak (N) 60 responden mempunyai nilai rata-rata sebesar 12,03; dengan nilai minimum 7 dan nilai maksimum 16. Sedangkan standar deviasi untuk unsur sukses sebesar 1,931.
4.2.2 Hasil Uji Korelasi Hasil pengukuran uji korelasi unsur kesuksesan dengan kepangkatan anggota Polri bertaraf Bintara melalui perhitungan SPSS 20.0 dengan metode pearson product moment correlation sebagai berikut
Tabel 4.7 Korelasi Persepsi Sukses dengan Kepangkatan Bintara Unsur Kesuksesan Kepangkatan Polri
Persepsi Sukses
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Pearson Kepangkatan Correlation Polri Sig. (2-tailed) N Sumber: Hasil Penelitian
1
.103
60
.435 60
.103
1
.435 60
60
Berdasarkan tabel 4.7, responden yang terlibat dalam penelitian sebanyak 60 personil polisi bertaraf Bintara. Uji korelasi antara unsur kesuksesan dengan kepangkatan anggota Polri adalah 0,103 dengan nilai signifikan 0,435 > 0,05. Nilai signifikansi 0,435 lebih besar dari 0,05 menginterpretasikan bahwa Ho diterima, yang artinya bahwa tidak ada hubungan secara signifikan antara persepsi sukses dengan jenjang kepangkatan anggota Polri bertaraf Bintara. Parker dan Chusmir (dalam Dyke & Murphy, 2006) memaparkan lima dimensi keberhasilan berdasarkan kehidupan pribadi yaitu, status finansial, tanggungjawab atau kontribusi terhadap masyarakat, hubungan keluarga, pemenuhan profesional atau karir yang progresif, serta pemenuhan pribadi. Selain itu, menurut Munadi (2007), kesuksesan yang hakiki tidak terlepas dari nilai religius atau keimanan seseorang. Berdasarkan teori tersebut, peneliti berasumsi bahwa polisi memiliki gambaran diri atau persepsi pribadi yang sukses berdasarkan lima persepsi sukses, yaitu keluarga, profesionalitas kerja, religiusitas, responsibilitas, serta aspek finansial. Namun pada nyatanya, teori mengenai keberhasilan
kehidupan pribadi tersebut jika diterapkan atau dilakukan penelitian pada kelompok anggota Polri berpangkat Bintara tidak memiliki korelasi yang signifikan. Dengan demikian, teori tersebut belum dapat menggambarkan keberhasilan atau tidak terbukti jika diterapkan dalam sampel kelompok kepangkatan Polri bertaraf Bintara.
4.3 Analisis Tambahan Pada sub bab analisis tambahan ini memuat hasil penelitian mengenai perbandingan nilai rata-rata (mean) persepsi sukses dengan kelompok usia responden, kelompok pendidikan terakhir responden, status pernikahan responden, serta satuan kerja responden. 4.3.1 Perbandingan Nilai Rata-Rata Persepsi Sukses dengan Kepangkatan Bintara Perbandingan korelasi kelompok kepangkatan Bintara ini bertujuan untuk melihat nilai rata-rata (mean) pada kelompok kepolisian Bintara. Berikut tabel nilai rata-rata kelompok kepangkatan Bintara. Tabel 4.8 Deskriptif Kelompok Kepangkatan Bintara Persepsi Sukses N Mean
Briptu 18 12.28 Brigadir 24 11.50 Bripka 11 12.45 Aipda 2 11.00 Aiptu 5 13.20 Total 60 12.03 Sumber: Hasil Penelitian
Std. Deviation 2.164 1.865 1.968 1.414 .447 1.931
Std. Error .510 .381 .593 1.000 .200 .249
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound 11.20 10.71 11.13 -1.71 12.64 11.53
13.35 12.29 13.78 23.71 13.76 12.53
Min
9 7 8 10 13 7
Max
16 15 16 12 14 16
Berdasarkan tabel 4.8, rata-rata atau (mean) untuk kelompok kepangkatan Briptu adalah 12,28; Brigadir sebesar 11,50; Bripka sebesar 12,45; Aipda sebesar 11,00; dan Aiptu sebesar 13,20. Nilai rata-rata atau (mean) tersebut dapat diinterpretasikan bahwa rata-rata nilai persepsi sukses untuk personil polisi berpangkat Aiptu merupakan yang paling tinggi, selanjutnya polisi berpangkat Bripka, Briptu, Brigadir, dan anggota polisi berpangkat Aipda memiliki nilai persepsi sukses yang paling rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata (mean) persepsi sukses tertinggi sebesar 13,20 pada kelompok personil polisi berpangkat Aiptu. Dan nilai rata-rata (mean) persepsi sukses terendah sebesar 11,00 pada kelompok personil polisi berpangkat Aipda.
4.3.2 Perbandingan Nilai Rata-Rata Persepsi Sukses Dengan Kelompok Usia Responden Perbandingan korelasi persepsi sukses dengan kelompok usia responden ini bertujuan untuk melihat nilai rata-rata (mean) pada kelompok kepolisian Bintara berdasarkan kelompok usia responden. Berikut tabel nilai rata-rata persepsi sukses berdasarkan kelompok usia:
Tabel 4.9 Deskriptif Nilai Persepsi Sukses berdasarkan Kelompok Usia Persepsi Sukses N Mean Std. Std. 95% Confidence Interval for Min Max Deviation Error Mean 20-29 30-39 40-49
23 30 4
11.87 11.90 13.25
2.222 1.845 .500
Lower Bound Upper Bound .463 10.91 12.83 .337 11.21 12.59 .250 12.45 14.05
9 7 13
16 16 14
>50 Total
3 60
13.00 12.03
1.000 1.931
.577 .249
10.52 11.53
15.48 12.53
12 7
14 16
Sumber: Hasil Penelitian Berdasarkan tabel 4.9, rata-rata (mean) untuk kelompok usia responden antara 2029 tahun sebesar 11,87; usia 30-39 tahun sebesar 11,90; usia 40-49 tahun sebesar 13,25; dan untuk usia diatas 50 tahun sebesar 13,00. Nilai rata-rata (mean) tersebut dapat diinterpretasikan bahwa nilai persepsi sukses untuk personil Polri yang berada pada rentang usia antara 40-49 tahun merupakan yang paling tinggi, pada urutan kedua adalah polisi dengan rentang usia lebih dari 50 tahun, pada urutan ketiga polisi dengan rentang usia antara 30-39 tahun, dan pada urutan keempat adalah polisi dengan rentang usia antara20-29 tahun merupakan kelompok yang paling rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata (mean) persepsi sukses tertinggi sebesar 13,25 kelompok personil polisi yang berada pada rentang usia 40-49 tahun. Dan nilai rata-rata (mean) persepsi sukses terendah sebesar 11,87 pada rentang usia personil polisi antara 20-29 tahun.
4.3.3 Perbandingan Nilai Rata-Rata Persepsi Sukses Dengan Pendidikan Terakhir Responden Perbandingan korelasi persepsi sukses dengan jenjang pendidikan terakhir responden ini bertujuan untuk melihat secara berurut nilai rata-rata (mean) dari yang paling tinggi sampai dengan yang paling rendah pada kelompok kepolisian Bintara. Berikut tabel nilai rata-rata persepsi sukses berdasarkan pendidikan terakhir responden:
Tabel 4.10 Deskriptif Nilai Persepsi Sukses berdasarkan Jenjang Pendidikan Terakhir Persepsi Sukses N Mean Std. Std. 95% Confidence Interval for Mean Min Max Deviation Error Lower Bound Upper Bound SMA Diploma Sarjana Total
35 1 24 60
12.09 14.00 11.88 12.03
1.721 . 2.232 1.931
.291 . .456 .249
11.49 . 10.93 11.53
12.68 . 12.82 12.53
9 14 7 7
Sumber: Hasil Penelitian
Berdasarkan tabel 4.10, rata-rata (mean) untuk kelompok pendidikan terakhir SMA sebesar 12,09; pendidikan terakhir responden bergelar diploma sebesar 14,00; pendidikan terakhir responden bergelar sarjana sebesar 11,88; Nilai rata-rata (mean) tersebut dapat diinterpretasikan bahwa nilai persepsi sukses untuk personil Polri yang bergelar diploma merupakan yang paling tinggi, pada urutan kedua adalah polisi yang memiliki pendidikan terakhir SMA atau SMK atau STM, pada urutan ketiga polisi yang memiliki pendidikan terakhir sarjana merupakan kelompok dengan nilai persepsi sukses yang paling rendah. Kesimpulannya adalah nilai rata-rata (mean) persepsi sukses tertinggi berdasarkan pendidikan terakhir anggota polisi sebesar 14,00 pada kelompok personil polisi yang bergelar diploma. Dan nilai rata-rata (mean) persepsi sukses terendah sebesar 11,88 pada kelompok personil polisi bergelar sarjana. Berdasarkan hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori Bland (1999), yang memaparkan bahwa kualifikasi pendidikan tidak dapat memprediksi pencapaian keberhasilan karir seorang personil polisi. Dengan demikian, persepsi sukses personil polisi memiliki kecenderungan meningkat berdasarkan pada
16 14 16 16
pengalaman mereka dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, bukan ditentukan oleh harapan pribadi ataupun kualifikasi pendidikan.
4.3.4 Perbandingan Nilai Rata-Rata Persepsi Sukses Dengan Status Pernikahan Responden Perbandingan korelasi persepsi sukses dengan kelompok status pernikahan responden ini bertujuan untuk melihat secara berurut nilai rata-rata (mean) dari yang paling tinggi sampai dengan yang paling rendah pada kelompok kepolisian Bintara. Berikut tabel nilai rata-rata persepsi sukses berdasarkan status pernikahan responden:
Tabel 4.11 Deskriptif Nilai Persepsi Sukses berdasarkan Status Pernikahan Persepsi Sukses N Mean Std. Std. 95% Confidence Interval for Mean Min Max Deviation Error Lower Bound Upper Bound Belum Menikah Menikah Total
10
12.90
2.132
.674
11.38
14.42
11
16
50 60
11.86 12.03
1.863 1.931
.263 .249
11.33 11.53
12.39 12.53
7 7
16 16
Sumber: Hasil Penelitian
Berdasarkan tabel 4.11, rata-rata (mean) untuk personil polisi yang berstatus belum menikah sebesar 12,90; dan para personil polisi berstatus menikah memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 11,86. Nilai rata-rata (mean) tersebut dapat diinterpretasikan bahwa nilai persepsi sukses tertinggi untuk personil Polri dengan status belum menikah. Sedangkan para personil Polri dengan status menikah memiliki nilai persepsi sukses yang lebih rendah.
4.3.5 Perbandingan Nilai Rata-Rata Persepsi Sukses Dengan Satuan Kerja Responden Perbandingan korelasi persepsi sukses dengan satuan kerja responden ini bertujuan untuk melihat secara berurut nilai rata-rata (mean) dari yang paling tinggi sampai dengan yang paling rendah pada kelompok kepolisian Bintara. Berikut tabel nilai rata-rata persepsi sukses berdasarkan satuan kerja responden:
Tabel 4.12 Deskriptif Nilai Persepsi Sukses berdasarkan Satuan Kerja Persepsi Sukses N Mean Std. Std. 95% Confidence Interval for Min Max Deviation Error Mean Polsek Polres Dit. Sabhara Dit. Pam Obvit Den. Gegana Dit. Lantas Intel Brimob Yamma Reskrim Total
Lower Bound Upper Bound .690 9.31 12.69 .446 11.27 13.23 .452 12.38 14.42
7 12 10
11.00 12.25 13.40
1.826 1.545 1.430
2
12.50
3.536
2.500
-19.27
17 3 1 5 1 2 60
12.00 12.67 12.00 11.20 7.00 11.00 12.03
2.000 .577 . 2.168 . .000 1.931
.485 .333 . .970 . .000 .249
10.97 11.23 . 8.51 . 11.00 11.53
9 10 11
14 15 16
44.27
10
15
13.03 14.10 . 13.89 . 11.00 12.53
9 12 12 8 7 11 7
16 13 12 14 7 11 16
Sumber: Hasil Penelitian
Berdasarkan tabel 4.9, rata-rata (mean) untuk kelompok satuan kerja personil Polri di Polsek sebesar 11,00; satuan kerja Polres sebesar 12,25; satuan kerja Dit.Sabhara sebesar 13,40; satuan kerja Dit.Pam Obvit atau pengamanan objek vital sebesar 12,50; satuan kerja
Densus Gegana sebesar 12,00; satuan kerja Dit.Lantas Polda Metro Jaya sebesar 12,67; satuan kerja Intel sebesar 12,00; satuan kerja Brimob sebesar 11,20; satuan kerja Yamma sebesar 7,00; dan satuan kerja Reskrim sebesar 11,00. Jika diurutkan berdasarkan nilai rata-rata (mean) persepsi sukses personil Polri berdasarkan kepangkatan Bintara, nilai tertinggi berada pada satuan kerja Dit.Sabhara, kedua adalah satuan kerja Dit.Lantas Polda Metro Jaya, ketiga adalah Dit.Pengamanan Objek Vital (Dit.Pam Obvit), keempat adalah satuan kerja polisi di Polres, kelima dan keenam adalah satuan kerja Densus Gegana dan Intel, urutan ketujuh adalah satuan kerja Brimob, urutan satuan kerja kedelapan dan kesembilan adalah Polsek dan Reskrim, serta urutan kesepuluh adalah satuan kerja Yamma. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata (mean) persepsi sukses tertinggi berdasarkan satuan kerja sebesar 13,40 yaitu satuan kerja Dit.Sabhara. Dan nilai rata-rata (mean) persepsi sukses terendah sebesar 7,00 adalah satuan kerja Yamma.