BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan Rumah Sakit Umum Daerah Toto Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Rumah Sakit ini merupakan Rumah Sakit Umum tipe C. Merupakan rumah sakit pertama yang ada di Kabupaten Bone Bolango. Rumah sakit ini merupakan sentra pelayanan yang paling mendukung program kesehatan yang merupakan program pokok dari Kabupaten Bone Bolango. Pada mulanya bangunan Rumah Sakit Kusta Toto (RSKT) adalah merupakan bangunan peninggalan Pemerintah Jepang yang oleh Jepang didirikan pada tahun 1942 dengan nama Bokuka (bahasa Jepang), yang artinya gudang tempat perbekalan. Pada waktu masa peralihan dari pemerintah Jepang atas usaha dari beberapa anggota masyarakat daerah Kabupaten Gorotalo, yang diprakarsai oleh dr. Aloei Saboe, gudang tersebut diminta dari pemerintah Jepang untuk dijadikan satu tempat khusus untuk menampung orang-orang (penderita-penderita) yang mengidap penyakit Kusta. Pada waktu itu penderita-penderita penyakit tersebut harus diasingkan jauh dari keluarga dan masyarakat umum, oleh karena penyakit kusta terkenal dengan penyakit menular yang sangat berbahaya dan sangat ditakuti. Dari tahun ke tahun makin lama jumlah penderita kusta bertambah dengan jumlah 305 orang, penderita tersebut berasal dari Kab. Gorontalo maupun dari luar Kab. Gorontalo seperti Sulawesi Tengah dan Kab. Minahasa. 24
24
Dengan demikian gudang tersebut menjadi tempat mengisolir sekaligus menampung penderita Kusta yang kemudian dikenal oleh masyarakat dengan sebutan Rumah Sakit Kusta Toto (RSKT). 4.1.2 Deskripsi Pasien Penderita Diabetes Mellitus Jumlah pasien yang terlibat dalam studi ini adalah sebesar 10 orang, merupakan semua penderita Diabetes Melitus laki-laki dan perempuan yang dirawat inap maupun merupakan pasien rawat jalan. Jumlah sampel ini adalah tidak sama dengan jumlah sampel yang diperlukan yaitu sebanyak 20 orang. 8 pasien yang terpilih adalah laki-laki (salah seorang pasien adalah penderita diabetes mellitus tipe 1) sedangkan perempuan berjumlah 2 orang. 4.1.3 Studi Tentang Penatalaksanaan Pasien Diabetes Mellitus Dalam penelitian ini yang diobservasi dan dan diwawancarai yaitu seluruh atau semua penderita diabetes mellitus semua tipe, baik yang dirawat inap maupun yang dirawat jalan. Diperoleh hasil dari 10 orang pasien yang diwawancarai bahwa mereka telah mengetahui penatalaksanaan diabetes mellitus yang meliputi edukasi, perencanaan makan, latihan jasmani dan Obat hipoglikemik bertujuan untuk menjaga agar kadar glukosa plasma berada dalam kisaran normal dan mencegah atau meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi diabetes. Hal ini dibuktikan dengan wawancara yang dilakukan kepada pasien penderita diabetes mellitus tipe 2 dimana pasien telah memiliki pengetahuan tentang penatalaksanaan diabetes mellitus. Dalam hal penyuluhan (edukasi) pasien telah diberikan pendidikan dan latihan mengenai pengetahuan dan ketrampilan dalam pengelolaan diabetes mellitus. Penyuluhan (edukasi) pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Toto dilakukan pada saat pasien pertama kali memeriksakan kadar glukosa darah, dimana pada saat itu dokter telah memberitahukan pilar-pilar penatalaksanaan diabetes yang baik yang berguna untuk
pengendalian gula darah agar tetap normal. Demikian halnya juga untuk pasien diabetes mellitus tipe 1, selalu diberikan penyuluhan (edukasi) oleh dokter atau perawat setiap melakukan pengecekan kadar glukosa darah atau pada saat melakukan penyuntikan insulin. Hal ini selalu di lakukan oleh dokter atau perawat dalam hal penatalaksanaan diabetes agar pasien bisa menjaga dan mengontrol kadar gula darah agar tetap normal. Penatalaksanaan diabetes mellitus pada pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Toto pun telah diberikan pengetahuan mengenai perencanaan makan yang baik, dalam hal ini bertujuan untuk mempertahankan kadar glukosa darah pasien agar tetap dalam keadaan normal, menjamin nutrisi yang optimal, dan mempertahankan berat badan yang ideal yang berpengaruh pada penatalaksanaan itu sendiri.
Selain itu latihan jasmani juga sangat berperan penting pada
penatalaksanaan diabetes, karena manfaat dari latihan jasmani itu sendiri bertujuan untuk memperbaiki metabolisme atau menormalkan kadar glukosa darah dan lipid darah, meningkatkan kerja insulin, membantu menurunkan berat badan, meningkatkan kesegaran jasmani dan rasa percaya diri, mengurangi risiko kardiovaskuler. Jika pasien telah melaksanakan program makan dan latihan jasmani teratur, namun pengendalian kadar glukosa darah belum tercapai, perlu ditambahkan obat hipoglikemik baik oral maupun insulin. Obat hipoglikemik oral (OHO) dapat dijumpai dalam bentuk golongan sulfonilurea, golongan biguanida dan inhibitor glukosidase alfa. Seperti pasien penderita diabetes mellitus di RSUD Toto yang pada umumnya semua diberikan obat glibenklamid yang yang termasuk dalam golongan sulfonilurea yang mempunyai mekanisme kerja, mempunyai efek farmakologi jangka pendek dan jangka panjang. Selain itu Glibenklamid pada penderita diabetes mellitus di RSUD Toto sering diberikan bersamaan dengan obat lambung lainnya, diantaranya adalah antasida doen.
Penatalaksanaan terapi diabetes yang berhasil membutuhkan kerjasama yang erat dan terpadu dari penderita dan keluarga dengan para tenaga kesehatan yang menanganinya, antara lain dokter, apoteker, dan ahli gizi. Apa lagi, sebagaimana yang diketahui, pada saat ini tingkat pengetahuan kesehatan masyarakat umumnya masih perlu ditingkatkan, sehingga perhatian, pendampingan dan konseling yang intensif dari para tenaga kesehatan sangat diharapkan. Rata-rata dari penderita diabetes mellitus telah mengetahui dengan baik studi penatalaksanaan diabetes mellitus yang baik dan benar. Hanya saja belum semua penatalaksanaan diabetes mellitus dapat berjalan dengan baik mengingat belum ada tanggung jawab dari diri sendiri tentang tujuan dari penatalaksaan diabetes mellitus itu sendiri. 4.2 Pembahasan Penelitian Pada penelitian ini yang merupakan sampel adalah semua pasien penderita diabetes mellitus semua tipe baik yang di rawat jalan maupun yang di rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Toto Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Dalam penelitian ini di gunakan metode deskriptif dengan teknik wawancara dan observasi untuk untuk mendapatkan gambaran mengenai penatalaksanaan pasien diabetes mellitus. Setelah melakukan penelitian ini maka peneliti mendapatkan gambaran mengenai studi tentang penatalaksaan pasien diabetes mellitus telah berjalan dengan baik. Para pasien telah mengetahui bahwa studi penatalaksanaan pasien diabetes mellitus meliputi penyuluhan (edukasi), perencanaan makan, latihan jasmani dan yang terakhir adalah obat hipoglikemik. Penyuluhan (edukasi) merupakan bagian integral asuhan perawatan diabetes. Edukasi diabetes adalah pendidikan dan latihan mengenai pengetahuan dan ketrampilan dalam pengelolaan diabetes yang diberikan kepada setiap pasien diabetes. Di samping kepada pasien
diabetes, edukasi juga diberikan kepada anggota keluarganya, kelompok masyarakat berisiko tinggi dan pihak-pihak perencana kebijakan kesehatan. Hal ini telah dilakukan oleh dokter maupun tenaga kesehatan lainnya yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Toto, para pasien diberikan penyuluhan pada saat dokter/tenaga kesehatan memeriksa kadar gula darah pasien atau pada saat dokter atau tenaga kesehatan lainnya memberikan suntikan insulin kepada pasien diabetes mellitus tipe 1. Dalam hal ini pasien diberikan pengetahuan yang cukup mengenai penatalaksanaan yang baik untuk menjaga kadar gula darah agar tetap dalam keadaan normal. Begitu pula dalam hal perencanaan makan yang dilakukan oleh pasien diabetes mellitus di Rumah Sakit Umum Daerah Toto yang merupakan salah satu pilar penatalaksanaan diabetes mellitus, sampai saat ini perencanaan makan untuk pasien berjalan dengan lancar dikarenakan adanya penyuluhan dalam mengatur pola makan yang baik dan benar. Perencanaan makanan yang baik sesuai dengan standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein, dan lemak, sesuai dengan kecukupan gizi baik sebagai berikut: Karbohidrat
60-70%
Protein
10-15%
Lemak
20-25%
Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stres akut, dan kegiatan jasmani untuk mencapai dan mempertahankan berat badan idaman. Pada prinsipnya latihan jasmani bagi penderita diabetes mellitus tidak berbeda dengan latihan jasmani untuk orang yang sehat. Tetapi harus berprinsip pada latihan jasmani yang disarankan adalah yang bersifat CRIPE (Continuous, Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance Training) dan disesuaikan dengan kemampuan serta kondisi penderita. Pada pasien
diabetes mellitus di Rumah Sakit Umum Daerah Toto semuanya telah dianjurkan oleh tenaga kesehatan untuk bisa melakukan latihan jasmani sesuai dengan prinsip latihan jasmani seperti jalan cepat, lari kecil, bersepeda dan berolahraga. Tetapi salah satu kondisi pasien diabetes mellitus tipe 2 yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Toto kakinya terluka maka pasien tersebut tidak bisa melakukan latihan jasmani sebagaimana yang disarankan dikarenakan kondisi pasien yang tidak memungkinkan. Demikian pula yang terjadi pada pasien diabetes mellitus tipe 1 di Rumah Sakit Umum Daerah Toto belum dapat menjalankan latihan jasmani yang selama ini disarankan oleh para tenaga kesehatan karena kondisi pasien juga terlalu lemah untuk beraktivitas. Begitu pula dalam hal penatalaksanaan dengan menggunakan obat hipoklikemik. Obat hipoklikemik yang sudah beredar sampai saat ini adalah golongan sulfonilurea, biguanid, penghambat α-glukosidase, tiazolidinedion, meglitinid, glucagon like peptide-1 (GLP-1), inhibitor dipeptidil peptidase-4 (DPP-4), islet amyloid polipeptide (IAPP), agonis reseptor β3 adrenergik, garam vanadium dan insulin. Para penderita diabetes mellitus di RSUD Toto Kabila semuanya diberikan obat oleh dokter yakni glibenklamid yang termasuk dalam golongan sulfonilurea yang mempunyai mekanisme kerja, mempunyai efek farmakologi jangka pendek dan jangka panjang. Selama pengobatan jangka pendek, glibenklamid meningkatkan sekresi insulin dari sel dan pankreas dipulau langerhans, sedangkan pengobatan jangka panjang efek utamanya adalah meningkatkan efek insulin terhadap jaringan perifer dan penurunan pengeluaran glukosa dari hati (efek ekstra pankreatik). Pada pengobatan jangka pendek glibenklamid menyebabkan deregulasi sel β pulau langerhans. Rangsangan pelepasan insulin tersebut bersifat sangat cepat.
Glibenklamid pada penderita diabetes mellitus di RSUD Toto Kabila sering diberikan bersamaan dengan obat lambung lainnya, diantaranya adalah antasida doen. Dikarenakan glibenklamid efek sampingnya adalah gejala saluran pencernaan dan sakit kepala, hipoglikemia, gangguan
penglihatan,
gangguan
saluran
cerna
(mual,
muntah,
diare),
leukopenia,
agranulositosis, trombositopenia, anemia hemolitik, anemia aplastik, pansitopenia, hiponatremia, dapat meningkatkan ADH (anti diuretik hormon). Sedangkan untuk pasien diabetes mellitus mellitus tipe 1 sering diberikan levemir atau Novorapid. Levemir merupakan insulin reaksi panjang. Levemir lebih mampu ditoleransi oleh tubuh manusia dengan baik karena menimbulkan efek penambahan berat badan yang minimal. Insulin ini bekerja 1 hingga 2 jam dan tidak memiliki reaksi puncak sehingga bekerja stabil dalam waktu yang lama yaitu 24-36 jam.