32
BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Data Hasil Penelitian Dari hasil pengukuran panjang tungkai, kelentukan otot tungkai dan ketepatan sepak mula diperoleh data dan hasilnya sebagai mana pada tabel I TABEL I SAJIAN DATA HASIL PENELITIAN NO
Panjang Tungkai X1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
89 88 88 88 91 88 87 85 85 88 88 88 87 87 85 85 89 85 87 85 Ʃ X1 = 1743
Kelentukan Otot Tungkai X2 1 1 2 2 1 2 3 4 5 2 2 2 2 3 5 5 1 5 3 3 ƩX2= 54
Ketepatan Sepak Mula Y 32 30 30 30 32 29 28 28 28 30 30 29 29 28 27 27 32 27 28 28 Ʃ Y = 582
33
4.2
Analisis Dan Uji Statistik Deskriptif Varibel Penelitian Uji statistik deskriptif yang akan disajikan adalah penentuan rata-rata, ( ).
varian, (
). Standar deviasi (S), uji normalitas dan homogenitas data dari setiap
variabel yaitu panjang tungkai (X1), kelentukan otot tungkai (X2) dan ketepatan sepak mula (Y) dapat di lihat pada tabel berikut ini. a. Analisis Dan Uji Statistik Deskriptif Varibel Panjang Tungkai (X1) Untuk kebutuhan perhitungan selanjutnya. Sesuai dengan data yang ada pada table 1 di atas, maka data tersebut berbentuk data tidak berkelompok atau data tunggal. 1) Perhitungan rata-rata, data varibel panjang tungkai (X1) Rumus yang digunakan sebagai berikut Rumus :
=∑
Selanjutnya dapat dihitung perhitungan rata-rata varibel panjang tungkai (X1) =
= 87.15
2) Perhitungan Varians dan standar deviasi varibel panjang tungkai (X1)
Rumus Varians
2 1
S
1 n 1 1
2
34
Keterangan :
S12 = Varians variabel
1 = Nilai setiap data 1 =
n Diketahui :
Rata-rata variabel
= Jumlah sampel = 87.15 dan n = 20
Data-data variabel X1 selanjutnya disusun dalam suatu tabel untuk keperluan rumus. TABEL II DAFTAR PERHITUNGAN VARIANS DAN STANDAR DEVIASI VARIBEL PANJANG TUNGKAI X1 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Panjang Tungkai (X1) 85 85 85 85 85 85 87 87 87 87 88 88 88 88 88 88 88 89
(
−
-2.15 -2.15 -2.15 -2.15 -2.15 -2.15 -0.15 -0.15 -0.15 -0.15 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 0.85 1.85
)
(
−
4.6225 4.6225 4.6225 4.6225 4.6225 4.6225 0.0225 0.0225 0.0225 0.0225 0.7225 0.7225 0.7225 0.7225 0.7225 0.7225 0.7225 3.4225
)
35
89 91
19 20
1.85 3.85
Ʃ = 1743
3.4225 14.8225 Ʃ = 54.55
Dengan demikian dapat dihitung varians (S 12 )
Rumus Varians .
=
=
∑(
)
.
=
= 2.87 ( Varians )
S 2.87
S 1.69
(Standar Deviasi)
Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa Varians pada data panjang tungkai
= 2.87 dan Standar Deviasi (S) = 1.69
b. Analisis Dan Uji Statistik Deskriptif Varibel Kelentukan (X2) Untuk kebutuhan perhitungan selanjutnya. Sesuai dengan data yang ada pada tabel 1 di atas, maka data tersebut berbentuk data tidak berkelompok atau data tunggal. 3) Perhitungan rata-rata, data varibel panjang tungkai (X2)
36
Rumus yang digunakan sebagai berikut =∑
Rumus :
Selanjutnya dapat dihitung perhitungan rata-rata varibel panjang tungkai (X2) =
= 2.7
4) Perhitungan Varians dan standar deviasi varibel panjang tungkai (X2)
S
Rumus Varians Keterangan :
2 2
2
2
2
n 1
S 22 = Varians variabel
2 = Nilai setiap data 2 =
n Diketahui :
Rata-rata variabel
= Jumlah sampel
= 2.7 dan n = 20
Data-data variabel X2 selanjutnya disusun dalam suatu tabel untuk keperluan rumus TABEL III DAFTAR PERHITUNGAN VARIANS DAN STANDAR DEVIASI VARIBEL KELENTUKAN X2 NO
kELENTUKAN (X2)
1 2 3
1 1 1
(
−
-1.7 -1.7 -1.7
)
(
−
2.89 2.89 2.89
)
37
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 5 5 5 5 Ʃ = 54
-1.7 -0.7 -0.7 -0.7 -0.7 -0.7 -0.7 -0.7 0.3 0.3 0.3 0.3 1.3 2.3 2.3 2.3 2.3
Dengan demikian dapat dihitung varians (S 22 )
Rumus Varians
= =
. .
= 2.01 ( Varians )
=
∑(
)
2.89 0.49 0.49 0.49 0.49 0.49 0.49 0.49 0.09 0.09 0.09 0.09 1.69 5.29 5.29 5.29 5.29 Ʃ = 38.2
38
S 2.01
S 1.41
(Standar Deviasi)
Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa Varians pada data kelentukan otot tungkai
= 2.01 dan Standar Deviasi (S) = 1.41
c. Analisis Dan Uji Statistik Deskriptif Varibel Kelentukan (Y) Untuk kebutuhan perhitungan selanjutnya. Sesuai dengan data yang ada pada tabel 1 di atas, maka data tersebut berbentuk data tidak berkelompok atau data tunggal. 5) Perhitungan rata-rata, data varibel panjang tungkai (Y) Rumus yang digunakan sebagai berikut =∑
Rumus :
Selanjutnya dapat dihitung perhitungan rata-rata varibel panjang tungkai (Y) =
= 29.1
6) Perhitungan Varians dan standar deviasi varibel panjang tungkai (Y)
Rumus Varians Keterangan :
S
2 Y
Y
Y
2
n 1
S 22 = Varians variabel Y =
Nilai setiap data
39
Y2 =
n Diketahui :
Rata-rata variabel
= Jumlah sampel
= 29.1 dan n = 20
Data-data variabel X2 selanjutnya disusun dalam suatu tabel untuk keperluan rumus. TABEL III DAFTAR PERHITUNGAN VARIANS DAN STANDAR DEVIASI VARIBEL KELENTUKAN Y NO
kELENTUKAN (Y2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
27 27 27 28 28 28 28 28 28 29 29 29 30 30 30 30 30 32 32 32 Ʃ = 582
( −
-2.1 -2.1 -2.1 -1.1 -1.1 -1.1 -1.1 -1.1 -1.1 -0.1 -0.1 -0.1 0.9 0.9 0.9 0.9 0.9 2.9 2.9 2.9
)
( −
)
4.41 4.41 4.41 1.21 1.21 1.21 1.21 1.21 1.21 0.01 0.01 0.01 0.81 0.81 0.81 0.81 0.81 8.41 8.41 8.41 Ʃ = 49.8
40
Dengan demikian dapat dihitung varians (S 22 )
Rumus Varians
= =
.
=
∑(
)
.
= 2.62 ( Varians )
S 2.62
S 1.61
(Standar Deviasi)
Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa Varians pada data ketepatan sepak mula
= 2.62 dan Standar Deviasi (S) = 1.61
4.2.1 Analisis Dan Uji normalitas Data Varibel Penelitian a. Uji normalitas data Varibel Panjang Tungkai (X1) Pengujian normalitas data, dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors dengan lankah-langkah sebagai berikut: 1) Langkah pertama : Menentukan hipotesis pengujian a) H : µ1 = µ2 (Data berdistribusi normal)
41
b) H : µ1 ≠ µ2 (Data tidak berdistribusi normal)
2) Langkah kedua : Menentukan kriteria pengujian
a) Terima H : Jika Lhitung ≤ Ltabel pada α = 0,05; n = 20 (Ltabel =0,190) b) Tolak H : Jika Lhitung > Ltabel pada α = 0,05; n = 20 (Ltabel =0,190)
3) Langkah ketiga : Menghitung Zi, F(zi), S(zi) sebagai langkah dalam pengujian normalitas data.
TABEL IV PERHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA VARIABEL PANJANG TUNGKAI (X1)
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Panjang tungkai (X1) 85 85 85 85 85 85 87 87 87 87 88 88 88 88 88 88 88
Zi
F(zi)
S(zi)
F(zi) - S(zi)
-1,27 -1,27 -1,27 -1,27 -1,27 -1,27 -0,08 -0,08 -0,08 -0,08 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50
0,102 0,102 0,102 0,102 0,102 0,102 0,4681 0,4681 0,4681 0,4681 0,6915 0,6915 0,6915 0,6915 0,6915 0,6915 0,6915
0,175 0,175 0,175 0,175 0,175 0,175 0,425 0,425 0,425 0,425 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7
0,073 0,073 0,073 0,073 0,073 0,073 0,0431 0,0431 0,0431 0,0431 0,0085 0,0085 0,0085 0,0085 0,0085 0,0085 0,0085
42
18 19 20
89 89 91
1,09 1,09 2,27
0,8621 0,8621 0,9984
0,925 0,925 1
0,0629 0,0629 0,0016
4) langkah keempat : kesimpulan hasil pengujian normalitas data X1 Dari perhitungan pada tebel IV diperoleh nilai selisih (F(zi) - S(zi)) atau Lhitung (Lh) sebesar 0.073 dan Ltabel (Lt) = α 0.05; n = 20 ditemukan nilai sebesar 0.190. Jadi Lh lebih kecil dari Lt (Lhitung =0.073 ≤ Ltabel=0.190). Pada kriteria pengujian menyatakan bahwa jika Lhitung ≤ Ltabel pada α = 0,05; n = 20, maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data panjang tungkai berdistribusi normal. b. Uji normalitas data Varibel Kelentukan otot tungkai (X2) 1) Langkah pertama : Menentukan hipotesis pengujian a) H : µ1 = µ2 (Data berdistribusi normal)
b) H : µ1 ≠ µ2 (Data tidak berdistribusi normal)
2) Langkah kedua : Menentukan kriteria pengujian
c) Terima H : Jika Lhitung ≤ Ltabel pada α = 0,05; n = 20 (Ltabel =0,190) d) Tolak H : Jika Lhitung > Ltabel pada α = 0,05; n = 20 (Ltabel =0,190)
3) Langkah ketiga : Menghitung Zi, F(zi), S(zi) sebagai langkah dalam pengujian normalitas data.
43
TABEL V PERHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA VARIABEL KELENTUKAN OTOT TUNGKAI (X2)
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Kelentukan otot tungkai (X2) 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 5 5 5 5
Zi
F(zi)
S(zi)
F(zi) - S(zi)
-1,205673759 -1,205673759 -1,205673759 -1,205673759 -0,496453901 -0,496453901 -0,496453901 -0,496453901 -0,496453901 -0,496453901 -0,496453901 0,212765957 0,212765957 0,212765957 0,212765957 0,921985816 1,631205674 1,631205674 1,631205674 1,631205674
0,1151 0,1151 0,1151 0,1151 0,3121 0,3121 0,3121 0,3121 0,3121 0,3121 0,3121 0,5832 0,5832 0,5832 0,5832 0,8212 0,9484 0,9484 0,9484 0,9484
0,125 0,125 0,125 0,125 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,675 0,675 0,675 0,675 0,8 0,925 0,925 0,925 0,925
0,0099 0,0099 0,0099 0,0099 0,0879 0,0879 0,0879 0,0879 0,0879 0,0879 0,0879 0,0918 0,0918 0,0918 0,0918 0,0212 0,0234 0,0234 0,0234 0,0234
4. langkah langkah keempat : kesimpulan hasil pengujian normalitas data X2 Perhitungan pada tebel V diperoleh nilai selisih (F(zi) - S(zi)) atau Lhitung (Lh) sebesar 0.0918 dan Ltabel (Lt) = α 0.05; n = 20 ditemukan nilai sebesar 0.190. Jadi Lh lebih kecil dari Lt (Lhitung =0.0918 ≤ Ltabel=0.190). Pada kriteria pengujian
44
menyatakan bahwa jika Lhitung ≤ Ltabel pada α = 0,05; n = 20, maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data kelentukan otot tungkai berdistribusi normal. c) Uji normalitas data Varibel Kelentukan otot tungkai (Y) Pengujian normalitas data, dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors dengan lankah-langkah sebagai berikut: 1) Langkah pertama : Menentukan hipotesis pengujian a) H : µ1 = µ2 (Data berdistribusi normal)
b) H : µ1 ≠ µ2 (Data tidak berdistribusi normal)
2) Langkah kedua : Menentukan kriteria pengujian
a) Terima H : Jika Lhitung ≤ Ltabel pada α = 0,05; n = 20 (Ltabel =0,190) b) Tolak H : Jika Lhitung > Ltabel pada α = 0,05; n = 20 (Ltabel =0,190)
3) Langkah ketiga : Menghitung Zi, F(zi), S(zi) sebagai langkah dalam pengujian normalitas data.
TABEL VI PERHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA VARIABEL KETEPATAN SEPAK MULA (Y)
NO 1
Ketepatan sepak mula (Y)
Zi
F(zi)
S(zi)
F(zi) - S(zi)
27
zi
F(zi)
s(zi)
(F(zi) s(zi))
45
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 4) langkah
27 27 28 28 28 28 28 28 29 29 29 30 30 30 30 30 32 32 32
-1,304347826 -1,304347826 -1,304347826 -0,683229814 -0,683229814 -0,683229814 -0,683229814 -0,683229814 -0,683229814 -0,062111801 -0,062111801 -0,062111801 0,559006211 0,559006211 0,559006211 0,559006211 0,559006211 1,801242236 1,801242236
0,0968 0,0968 0,0968 0,2483 0,2483 0,2483 0,2483 0,2483 0,2483 0,4761 0,4761 0,4761 0,7088 0,7088 0,7088 0,7088 0,7088 0,9641 0,9641
0,1 0,1 0,1 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,55 0,55 0,55 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,9 0,9
0,0032 0,0032 0,0032 0,0767 0,0767 0,0767 0,0767 0,0767 0,0767 0,0739 0,0739 0,0739 0,0412 0,0412 0,0412 0,0412 0,0412 0,0641 -0,0641
keempat : kesimpulan hasil pengujian normalitas data Y. Dari
Perhitungan pada tebel VI diperoleh nilai selisih (F(zi) - S(zi)) atau Lhitung (Lh) sebesar 0.0767 dan Ltabel (Lt) = α 0.05; n = 20 ditemukan nilai sebesar 0.190. Jadi Lh lebih kecil dari Lt (Lhitung =0.0767 ≤ Ltabel=0.190). Pada kriteria pengujian menyatakan bahwa jika Lhitung ≤ Ltabel pada α = 0,05; n = 20, maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data ketepatan sepak mula berdistribusi normal.
46
4.2.2
Analisis dan Uji Homogenitas Data Penelitian Pengujian homogenitas data variable penelitian di lakukan dengan uji bartlett
Rumus yang digunakan 2 In10 B ni 1LogSi2
Pengujian normalitas data, dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors dengan lankah-langkah sebagai berikut: 1. Langkah pertama : Menentukan hipotesis pengujian a) H : µ1 = µ2 (Data berasal dari populasi yang homogen) 2
b) H : µ1 ≠ µ2 (Data tidak berasal dari populasi yang homogen) Langkah kedua : Menentukan kriteria pengujian
2 2 2 2 daftar a) Terima H : Jika: hitung 1 k 1 ( daftar 10, 05 31 = daftar 0,95 2 =5.99) 2 2 2 2 daftar b) Tolak H : Jika: hitung 1 k 1 ( daftar 10, 05 31 = daftar 0,95 2 =5.99)
3) Langkah ketiga : Menghitung 2 In10 B ni 1LogSi2 sebagai langkah dalam pengujian ini maka diperlukan table perhitungan statistic seperti pada table di bawah ini : Dalam perhitungan sebelumnya telah diketahui : 2
2
2
S x1 2,87 , S x 2 2,01 dan S y 2,62 ln10 = 2,3026 adalah logaritma asli dari bilangan 10
47
TABEL VII DAFTAR PEGUJIAN UJI HOMOGENITES VARIANS POPULASI 2
2
2
Varibel ke I
dk 19
1/dk 0,053
Si 2,87
Log S i 0,4578
dk (Log S i ) 8,6982
II
19
0,053
2,01
0,3030
7,575
III
19
0,053
2.62
0.4183
7.9477
57
22.4029
Dengan demikian dapat dihitung varians gabungan dengan rumus : 2
S
S2 S2
n x1 1S X2 1 n x 2 1S X2 2 n y 1S y2 nX1 nX 2 ny 3
20 12.87 20 12.01 20 10.4183 57
19 2.87 19 2.01 19 0.4183 57
S2
54.53 38.19 9.78 57
S2
142.5 57
S 2 = 2,5 (Varians Gabungan)
S =
1.58
S = 1,58 Berarti : Log S 2 = Log 2,5 Log S 2 = 0,3979
48
B
= Harga satuan B dipertoleh dengan rumus B = ( Log S 2 )
n
i
1
B = ( 0,3979) (57 ) B = 22.6803 Berdasarkan besaran-besaran statistik diatas dapat dilakukan penggujian homegenitas varians populasi dengan uji bartlett, rumus yang digunakan adalah
2 In10B ni 1LogSi2
2 2,302622.6803 22.4029 2 2,30260,2774 2 0,638. Sesuai dengan kriteria penggujian bahwa, terima hipotesis varians populasi 2 2 daftar homogen jika : hitung 1 k 1 dengan taraf nyata 0,05 serta derajat
kebebasan dk = k – 1, maka chi kuadrat hitung diperoleh harga sebesar = 0,638. Berdasarkan daftar distribusi chi kuadrat pada 0,05 .
2 daftar 1 k 1 atau:
2 2 daftar 1 0, 05 2 1 = daftar0,951 diperoleh harga sebesar = 5.99. 2 2 Lebih jelasnya dapat dilihat bahwa, : hitung lebih kecil dari daftar atau ( 0,638
<
5.99). Hal ini sesuai dengan kriteria penggujian, sehingga dapat disimpulkan
bahwa data hasil penelitian memiliki varians populasi yang homogen.
49
4.3 Analisis Dan Uji Statistik Korelasi Sederhana Analisis data untik mengetahui hubungan anata setiap variabel di lakukan dengan uji korelasi product momen atau uji r yang dilakukan dengan perhitungan SPSS 17 4.3.1
Analisis Dan Uji Statistik Korelasi varibel (X1),(X2) dan (Y) tabel berikut ini
TABEL VIII ANALISIS DAN UJI STATISTIK KORELASI VARIBEL (X1),(X2) DAN (Y) Correlations Panjang Tungkai (X1) Panjang Tungkai (X1)
-.900**
.896**
.000
.000
54.550
-41.100
46.700
2.871
-2.163
2.458
20
20
20
**
1
-.880**
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) Sum of Squares and Crossproducts Covariance N Kelentukan (X2)
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Sum of Squares and Crossproducts Covariance N
Ketepatan service (Y)
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Sum of Squares and Crossproducts Covariance N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Ketepatan service (Y)
Kelentukan (X2)
-.900
.000
.000
-41.100
38.200
-38.400
-2.163
2.011
-2.021
20
20
20
**
**
1
.896
-.880
.000
.000
46.700
-38.400
49.800
2.458
-2.021
2.621
20
20
20
50
a. Pengujian Hipotesis Pertama Langkah-langkah pengujian dapat ditulis sebagai berikut: 1) Rumusan masalah dan hipotesis penelitian. a) Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah ada hubungan anatara panjang tungkai (X1) dengan ketepatan sepak mula (Y) b) Rumusan hipotesis penelitian adalah terdapat hubungan anatara panjang tungkai (X1) dengan ketepatan sepak mula (Y) 2) Hipotesis statistik yang diajukan adalah: a) H0 : Rho = 0 (tidak ada hubungan) b) Ha : Rho ≠ 0 (ada hubungan)* 3) Dasar pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis : a) Jika rhitung ≤ ttabel dan nilai signifikansi (p) > 0,01, maka H0 diterima. b) Jika rhitung > ttabel dan nilai signifikansi (p) < 0,01, maka H0 ditolak. Berdasarkan pada table VIII ditemukan harga rhitung sebesar 0.896 dan taraf signifikan sebesar (P)=0.000 atau rhitung > dan nilai signifikansi (p) < 0,01, maka H0 ditolak. Dengan demikian ada
hubungan positif yang signifikan antara variabel
panjang tungkai (X1) dengan ketepatan sepak mula (Y) hubungan tersebut sebesar 0.896 Dari hasil uji r di atas maka dapat di ketahui berapa persen kontstribusi variabel panjang tungkai (X1) terhadap ketepatan sepak mula (Y) dengan menggunakan rumus koofisien determinasi. Rumus r² (0.896)² = 0.80. sehingga 0.80 X 100% = 80%.
51
Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel panjang tungkai (X1) ketepatan sepak mula (Y) sebesar 80%. Selanjutnya untuk dapat mengetahui seberapa besar tingkat keberartian hubungan tersebut, dapat dilakukan dengan pengujian sebagai berikut :
t= r √
²
=
.
=
,
=
,
( ,
,
√
,
,
)²
= 19.81 b. Pengujian Hipotesis kedua Langkah-langkah pengujian dapat ditulis sebagai berikut: 4) Rumusan masalah dan hipotesis penelitian. c) Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah ada hubungan anatara kelentukan (X2) dengan ketepatan sepak mula (Y) d) Rumusan hipotesis penelitian adalah terdapat hubungan anatara kelentukan (X2) dengan ketepatan sepak mula (Y) 5) Hipotesis statistik yang diajukan adalah: c) H0 : Rho = 0 (tidak ada hubungan) d) Ha : Rho ≠ 0 (ada hubungan)*
52
6) Dasar pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis : c) Jika rhitung ≤ ttabel dan nilai signifikansi (p) > 0,01, maka H0 diterima. d) Jika rhitung > ttabel dan nilai signifikansi (p) < 0,01, maka H0 ditolak. Berdasarkan pada table VIII ditemukan harga rhitung sebesar -0.880 dan taraf signifikan sebesar (P)=0.000 atau rhitung > dan nilai signifikansi (p) < 0,01, maka H0 ditolak. Dengan demikian ada
hubungan positif yang signifikan antara variabel
kelentukan (X2) dengan ketepatan sepak mula (Y) hubungan tersebut sebesar -0.880 Dari hasil uji r di atas maka dapat di ketahui berapa persen kontstribusi variabel kelentukan (X2) terhadap ketepatan sepak mula (Y) dengan menggunakan rumus koofisien determinasi. Rumus r² (-0.880)² = 0.7744. sehingga 0.7744 X 100% = 77.44%. Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel kelentukan (X2) ketepatan sepak mula (Y) sebesar 77.44%. Selanjutnya untuk dapat mengetahui seberapa besar tingkat keberartian hubungan tersebut, dapat dilakukan dengan pengujian sebagai berikut
t= r √
²
.
= = =
, ,
(
.
,
√
,
= -17.00
,
)²
53
c. Pengujian Hipotesis ketiga
Correlations Ketepatan service (Y)
Control Variables Kelentukan (X2)
Ketepatan service (Y)
Panjang Tungkai (X1)
Correlation
1.000
.501
Significance (2tailed)
.
.029
df
0
17
Correlation
.501
1.000
Significance (2tailed)
.029
.
17
0
df R2 / K F
= ( 1 – R2 ) / ( N – K – 1 ) 501² / 2 F
= ( 1 – 0.5012 ) / ( 20 – 2– 1 )
F
=
0.501/2 0.499 17
F
=
F
=
Panjang Tungkai (X1)
,
.
8,55
= 8,55 X 100 %= 85, 5%
54
Terdapat hubungan antara panjang tungkai dan kelentukan otot tungkai terhadap ketepatan sepak mula dalam permainan sepak takraw pada atlet PPLP Provinsi Gorontalo.. Hipotesis statistik adalah sebagai berikut: H0 : ρ 1.2 = 0 H1 : ρ 1.2 0 Berdasarkan hasil analisis korelasi ganda antara panjang tungkai dan kelentukan otot tungkai dengan ketepatan sepak mula dalam permainan sepak takraw atlet PPLP Provinsi Gorrontalo diperoleh koefisien korelasi ( R ) sebesar 8.55. Uji keberartian korelasi ganda pada taraf signifikan 5% diperoleh F hitung sebedar 8,55 > F tabel sebesar 1.37. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi ganda yang diperoleh adalah signifikan. Dengan demikian hipotesis penelitian yang diajukan sebelumnya diterima dan penelitian ini menyimpulkan bahwa atlet yang memiliki panjang tungkai dan kelentukan otot tungkai akan mempunyai ketepatan sepak mula yang lebih baik. Nilai koefisien determinasi (R2) antara panjang tungkai dan kelentukan togok ke depan dengan keterampilan sepak mula sebesar 0.855. Hal ini menunjukkan bahwa panjang tungkai dan kelentukan otot tungkai memberi sumbangan sebesar 85,5 persen terhadap keterampilan sepak mula dalam permainan sepak takraw atlet PPLP Provinsi Gorontalo
55
4.4 Pembahasan Hasil-hasil analisis koefisien korelasi (r) dalam pengujian hipotesis, perlu dikaji lebih lanjut dengan memberikan interpretasi keterkaitan antara hasil penelitian yang dicapai dengan teori-teori yang mendasari pelaksanaan penelitian. Penjelasan ini diperlukan agar dapat diketahui kesesuaian teori-teori yang dikemukakan dengan hasil penelitian yang dicapai. Hipotesis pertama diterima berarti ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai dengan ketepatan sepak mula dalam permainan sepak takraw atlet PPLP Provinsi Gorontalo. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa panjang tungkai sangat diperlukan terutama saat akan melakukan sepak mula. Karena dengan tungkai yang panjang
seseorang (tekong) akan mampu mengarahkan bola pada
sudut-sudut lapangan lawan yang sulit dijangkau oleh lawan selain itu juga dari hasil sepakan yang dilakukan tekong memungkinkan akan keras dan tajam. Mengapa hal ini dapat terjadi dan sangat baik dilakukan oleh tekong sebab posisi net (jaring) bukan lagi sebagai rintangan yang dapat menghalangi hasil sepakan tetapi posisi dari kaki tekong dapat diangkat dan memungkinkan lebih tinggi dari net sehingga hasil yang diperoleh akan lebih baik. Hipotesis kedua diterima berarti ada hubungan yang signifikan antara kelentukan otot tungkai dengan ketepatan sepak mula dalam permainan sepak takraw atlet PPLP Provinsi Gorontalo Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa kelentukan otot tungkai mendukung saat melakukan sepak mula, karena tungkai dengan pusat pergerakan yang terletak pada persendian panggul ketika tungkai akan
56
diangkat dalam hal ini melakukan gerakan sepak mula maka terjadi gerakan fleksi. Dengan berpatokan pada pusat gerakan tersebut disekitar persendian berarti otot-otot tungkai dan sebagian otot sekitar paha menjadi lentur yang memungkinkan seseorang (tekong) akan mudah mengangkat kakinya lebih tinggi disaat sepak mula.