BAB IV DATA DAN PERHITUNGAN
4.1 Payload Meter (PLM) Payload meter (PLM) adalah alat yang digunakan untuk mengukur dan merekam jumlah muatan yang diisikan ke dalam haul truck. PLM menggunakan lampu eksternal untuk menunjukkan jumlah muatan terkini dan mengestimasi berat muatan yang akan dituangkan pada bucket berikutnya sehingga dapat dilihat oleh operator excavator. Hal ini dilakukan sehingga dimungkinkan untuk pengisian muatan yang pas pada haul truck dan menghindari muatan berlebih (overload). Secara garis besar, cara kerja PLM adalah seperti terlihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Payload Meter
PLM mengukur muatan dengan menerima informasi-informasi dari sensor tekanan (pressure sensor) yang terletak pada suspensi truk. Data-data yang tercatat oleh PLM dikelompokkan menjadi 7 data, yaitu data cycle, engine, abnormally and warning, accumulated value, extra signal data dan summary1-2. Data yang akan digunakan dalam perhitungan adalah data cycle yang nantinya digunakan sebagai laporan ke PT. INCO mengenai kondisi operasi unit dan menjadi masukan untuk PT. INCO dalam kinerja produktivitas unit.
28
4.2 Langkah-langkah Pengambilan Data PLM Proses pengambilan data cycle pada PLM adalah sebagai berikut. Pertama-tama adalah dengan menggunakan laptop yang merupakan alat pembaca data PLM dan kabel data yang disambungkan kepada alat perekam data PLM yang ada pada haul truck HD785-5. Pada Gambar 4.2 dapat dilihat sambungan kabel PLM ke truk.
Gambar 4.2 Sambungan Kabel PLM
Lalu buka panel PLM yang terlihat pada Gambar 4.3 dan atur status PLM agar siap di-download oleh laptop. Setelah itu, jalankan program PLM pada laptop lalu pilih status download dan tekan tombol Start sehingga muncul tampilan seperti pada Gambar 4.4.
Gambar 4.3 Panel PLM
29
Gambar 4.4 Tampilan Layar pada saat download PLM
Pada akhir proses download, status panel PLM pada truk dikembalikan ke keadaan semula sehingga sistem dispatch dapat kembali melacak data muatan truk tersebut. Data-data cycle yang diambil dari PLM yang sudah terintegrasi dengan data dari MMS dapat dilihat pada lampiran B.
4.3 Vehicle Health Monitoring System (VHMS) VHMS merupakan alat untuk memonitor informasi-informasi keadaan mesin pada alat berat Komatsu untuk mencegah kerusakan-kerusakan yang akan maupun yang telah terjadi pada mesin tersebut. Dari informasi tersebut dapat ditentukan jadwal dari perbaikan dan penggantian suku cadang. Informasi yang terdapat pada VHMS antara lain terlihat seperti pada Tabel 4.1.
30
Tabel 4.1 Data Trend pada VHMS (Sumber : Presentasi VHMS oleh KOMATSU)
Dari data-data yang tercatat pada VHMS hanya data fuel rate yang akan digunakan pada perhitungan. Data fuel rate merupakan rata-rata konsumsi bahan bakar pada HD785-5 dalam jangka waktu tiap 20 jam mesin dengan satuan liter/jam.
4.4 Langkah-langkah Pengambilan Data VHMS Proses pengambilan data VHMS hampir sama dengan PLM hanya saja sambungan kabel data VHMS berbeda letak dengan alat pembaca PLM pada truk seperti yang terlihat pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5 Sambungan Kabel VHMS
31
Setelah itu pengambilan data VHMS dilakukan dengan menjalankan program VHMS Technical Analysis Tool pada laptop dan masukkan identitas pengguna (ID) serta kata sandi hingga muncul layar seperti pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6 Tampilan Layar pada saat pengambilan data VHMS oleh laptop
Setelah proses pengambilan data selesai maka data-data yang sudah didapat dikirimkan melalui jaringan kepada Komatsu untuk kemudian diolah menjadi bentuk grafik. Data-data fuel rate hasil pengukuran VHMS dapat dilihat pada lampiran C.
4.5 Dispatch System dan Modular Mining System (MMS) Tujuan dari sistem dispatch adalah untuk mengoptimasi operasi penambangan berdasarkan data aktual (real-time). Optimasi ini mendukung peningkatan produktivitas dan mengurangi biaya operasi. Sistem Dispatch mencapai tujuannya tersebut dengan menyediakan beberapa fasilitas diantaranya sebagai berikut : •
Optimasi penugasan haul truck secara otomatis
•
Mencari jejak (tracking) dari peralatan bantu (auxiliary equipment)
32
•
Penugasan pengisian bahan bakar secara otomatis
•
Pengamatan tanda-tanda vital peralatan
•
Tracking dari perawatan peralatan
•
Kemampuan mencari data-data laporan
Dispatch adalah alat yang mempunyai banyak fungsi. Terdapat tiga fungsi diantaranya yaitu pengumpul data yang terintegrasi, sebagai database yang berkapasitas besar dan pemecah masalah (problem solver) yang aktual dan berkecepatan tinggi. Dispatch secara konstan menerima dan menyimpan data lalu menggunakannya baik data aktual maupun data historis untuk memperbaharui data rekaman, membuat keputusan penugasan, dan membuat laporan. Dispatch menerima data dalam dua cara yaitu secara interaktif dan pasif. Pengumpulan data secara interaktif terjadi bila seorang operator peralatan merespon, biasanya dengan menekan tombol pada layar dispatch untuk menghasilkan pertanyaan atau pernyataan kepada sistem dispatch. Sistem dispatch juga mengumpulkan data secara pasif atau otomatis pada beberapa hal yaitu lokasi truk dengan menggunakan Global Positioning System (GPS), muatan (payload), level bahan bakar, penggunaan ban dan pengamatan tanda vital. Data-data yang tersimpan dapat diambil dengan bantuan program Mining Modular System (MMS).
Dalam penelitian ini, data yang akan diambil adalah data lokasi hasil rekaman dari perjalanan truk pada waktu tertentu. Data tersebut kemudian diintegrasikan dengan data cycle PLM dengan cara mencocokkan waktu pengisian muatan (loading) dan berat muatan. Data-data tersebut dapat dilihat pada lampiran B.
4.6 Perhitungan Tahanan Kemiringan (Grade Resistance) Perhitungan tahanan kemiringan yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan cara menghitung kemiringan dalam bentuk sin α per bagian trayek, dijumlahkan lalu dikalikan dengan muatan rata-rata. Peta kontur trayek yang diamati dibagi menjadi bagian-bagian kecil tiap jarak horisontal 50 m lalu dihitung kemiringan
33
tiap segmen dalam bentuk sin α. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.7. Jalur Truk (Trayek)
Pembagian per 50 m
Gambar 4.7 Contoh Pembagian Jalur Truk untuk Penghitungan Tahanan Kemiringan
Dikarenakan lintasan dari tempat pengisian muatan menuju tempat pembongkaran muatan merupakan lintasan yang sama untuk arah sebaliknya pada trayek-trayek yang diamati, maka data-data kemiringan yang dipakai adalah kemiringan menanjak pada saat truk bermuatan yang ditandai dengan sin α (+) dan kemiringan menanjak pada saat truk kosong yang ditandai dengan sin α (-). Kemiringan menanjak pada saat truk kosong ditandai dengan sin α (-) dikarenakan pada kemiringan tersebut truk berjalan menurun pada saat bermuatan. Data-data kemiringan pada tiap trayek yang diamati dapat dilihat pada lampiran D. Dengan data kemiringan (sin α) dan data berat muatan HD785-5 dari data PLM maka dapat dicari tahanan kemiringan pada saat bermuatan dan saat kosong dengan pemakaian rumus [3-4]. Lalu dengan penjumlahan tahanan kemiringan pada saat truk dalam keadaan kosong dan bermuatan maka didapatkan tahanan kemiringan total yang bekerja pada truk tersebut selama jangka waktu 20 jam mesin.
Untuk mempermudah analisis sebaiknya perbandingan tahanan kemiringan terhadap fuel rate dilakukan pada lintasan yang berbeda. Untuk data-data yang diambil dari lintasan yang sama, perbedaan nilai tahanan kemiringan lebih dipengaruhi oleh berat muatan sehingga nilai tahanan kemiringan dan fuel rate
34
yang dipakai merupakan hasil rata-rata dari data tersebut. Hasil perhitungan tahanan kemiringan dapat dilihat pada Tabel 4.2.
35
Tabel 4.2 Perhitungan Tahanan Kemiringan No Truk
Tempat Pengisian Muatan
Tempat Pembongkaran Muatan
1
4251 WTLBUS640W1
WAT03_DP
2
4255 SS10ATAS
PET01_DP
3
4250
4
4250
5
4254
6
4262
ANOAVL470W1
ANO04_DP
PETEAA721E1
PET06_DP
7
4250 INALHI620W1
8
4251
9
4251
10
4259
11
4259 SS10BRNORTH
12
4260
13
4259 SS10BRSOUTH
SSANGN470W1
KOR04_DP HAR01DYKE
SSP_E3A1 SSP_E3A1
Berat Truk Tahanan Fuel Rate Jarak Muatan Berat Truk Tahanan Fuel Rate Kemiringan Bermuatan Sin α Sin α (Rata-rata Tempuh Cycle Total Kosong RataKemiringan Rata-rata Rata-rata (+) (L/Jam) ) (m) (L/Jam) (ton) (Ton) rata (ton) (ton) (Ton) 53,97 53,0 941,2 65 6318,9 69,93 167,15 0,038 0,681 53,97 53,0 53
4925,6
69,93
162,87 0,324 0,697
101,58
49,9
64
6097,0
69,93
165,20 0,779 0,153
139,40
56,3
65
6358,7
69,93
167,76 0,779 0,153
141,39
61,4
49
4644,1
69,93
164,71 0,201 2,625
216,64
50,8
46
4495,4
69,93
167,66 0,201 2,625
217,24
62,9
52
4864,2
69,93
163,48 0,522 1,739
206,99
54,2
40
3823,7
69,93
165,53 1,876 0,136
320,05
64,5
42
3921,5
69,93
163,30 1,876 0,136
315,88
72,2
14
1485,4
69,93
176,03 6,414 3,675
1386,12
79,3
14
1443,4
69,93
173,03 6,414 3,675
1366,88
75,8
15
1516,9
69,93
171,06 6,414 3,675
1354,22
84,9
15
1545,7
69,93
172,98 6,414 3,675
1366,54
71,4
101,58
49,9
1361,0
140,40
58,9
1714,2
216,94
56,9
1749,0
206,99
54,2
1951,3
317,96
68,4
2522,5
1369,07
80,0
14463,7
1366,54
71,4
14463,7
14
4262 SS10BRNORTH
SSP_E2B1
13
1310,4
69,93
170,73 6,403 3,676
1350,25
85,2
1350,25
85,2
14615,4
15
4257 WB8BAWAH
SS10ATAS
12
1168,1
69,93
167,27 4,544 6,666
1226,29
50,2
1226,29
50,2
15291,8
16
4260 SS10BRNORTH
SSP_E1A
13
1258,8
69,93
166,76 6,666 3,997
1391,20
71,9
1391,20
71,9
15995,1
17
4260 SS10BRNORTH
SSP_W3C
11
1074,7
69,93
167,63 6,818 4,044
1425,74
74,4
1425,74
74,4
16632,9
Keterangan : Sin α (+) = Kemiringan menanjak pada saat truk bermuatan Sin α (-)
= Kemiringan menanjak pada saat truk kosong
36
4.7 Perhitungan Kecepatan Rata-rata Kecepatan rata-rata dari haul truck HD785-5 yang diamati diambil dari data cycle PLM yang bersesuaian jangka waktunya dengan fuel rate VHMS. Dari data-data cycle pada tiap trayek tersebut diambil rata-rata dari kecepatan rata-rata truk tersebut sehingga dapat dilihat hasilnya Tabel 4.3. Tabel 4.3 Perhitungan Kecepatan Rata-rata
No
Truk
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
4255 4251 4250 4254 4250 4251 4251 4262 4250 4257 4260 4260 4262 4260 4259 4259 4259
Tempat Pengisian Muatan
SS10ATAS SSANGN470W1 INALHI620W1 PETEAA721E1 ANOAVL470W1 SSANGN470W1 WTLBUS640W1 PETEAA721E1 ANOAVL470W1 WB8BAWAH SS10BRNORTH SS10BRNORTH SS10BRNORTH SS10BRNORTH SS10BRSOUTH SS10BRNORTH SS10BRNORTH
Tempat Pembongkaran Muatan
PET01_DP HAR01DYKE KOR04_DP PET06_DP ANO04_DP HAR01DYKE WAT03_DP PET06_DP ANO04_DP SS10ATAS SSP_E1A SSP_W3C SSP_E2B1 SSP_E3A1 SSP_E3A1 SSP_E3A1 SSP_E3A1
Cycle
53 42 52 49 64 40 65 46 65 12 13 11 13 15 15 14 14
Muatan Total (ton)
4925,6 3921,5 4864,2 4644,1 6097,0 3823,7 6318,9 4495,4 6358,7 1168,1 1258,8 1074,7 1310,4 1516,9 1545,7 1443,4 1485,4
Muatan Kecepatan Kecepatan Kecepatan Fuel Rate Rata-rata Kosong Rata- Berisi Rata-rata Rata-rata (L/Jam) rata (Km/jam) (ton) (Km/jam)
92,94 93,37 93,54 94,78 95,27 95,59 97,21 97,73 97,83 97,34 96,83 97,70 100,80 101,13 103,05 103,10 106,10
16,19 21,83 18,67 15,78 17,80 21,70 13,66 14,50 18,95 15,83 24,69 21,82 22,00 22,87 24,80 22,71 20,86
17,62 17,26 18,25 16,12 16,88 16,78 15,06 16,00 16,92 18,92 23,23 23,82 19,85 22,13 23,73 23,14 21,07
16,91 19,55 18,46 15,95 17,34 19,24 14,36 15,25 17,94 17,38 23,96 22,82 20,92 22,50 24,27 22,93 20,96
49,9 72,2 54,2 50,8 56,3 64,5 53,0 62,9 61,4 50,2 71,9 74,4 85,2 84,9 71,4 75,8 79,3
Jarak Tempuh Pergi (m)
1361,03 2522,48 1951,27 1749,02 1714,17 2522,48 941,20 1749,02 1714,17 15291,77 15995,12 16632,94 14615,35 14463,69 14463,69 14463,69 14463,69
37
Muatan rata-rata pada Tabel 4.3 didapatkan dari membagi antara muatan total yang diangkut oleh truk tersebut selama 20 jam mesin dengan jumlah cycle yang dijalani truk tersebut. Dan kecepatan rata-rata pada Tabel 4.3 didapatkan dari mencari rata-rata kecepatan truk pada saat kosong dan bermuatan.
38