BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN PENDIDIKAN ETIKA PROFESI PEDAGANG ALUMNI STAIN PEKALONGAN
A. Analisis Terhadap Penerapan Pendidikan Etika Dagang Alumni STAIN Pekalongan Secara umum prinsip yang dipakai dalam berdagang tidak akan lepas dari kehidupan keseharian kita. Namun prinsip yang berlaku dalam berdagang sesungguhnya adalah implementasi dari prinsip etika pada umumnya. Beretika dalam berdagang adalah suatu faktor utama dari keberhasilan para pelaku kegiatan usaha jual beli. Usaha yang sukses bukan hanya dilihat dari hasil usaha saja, tetapi juga tercermin dari perilaku serta sepak terjang pelaku usaha tersebut dalam menjalankan usahanya. Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan terhadap subyek yang dijadikan sampel penelitian
yaitu alumni STAIN Pekalongan yang
mempunyai profesi sebagai pedagang terhadap hasil wawancara, peneliti memperoleh informasi bahwa ternyata alumni STAIN Pekalongan yang dijadikan subyek penelitian dalam kegiatanya berdagang mereka adalah tidak hanya berdagang untuk tujuan mencari keuntungan yang besar saja, mereka juga menjunjung tinggi etika dalam setiap aktivitas jual beli, dan mereka juga mencari keberkahan dari rezki yang diperoleh dari hasil dagangan, sekaligus juga sebagai sarana untuk mengamalkan pendidikan etika dalam profesinya sebagai pedagang. Praktik dagang yang dilakukan oleh alumni yang
86
87
berprofesi sebagai pedagang secara umum sesuai dengan ulasan teori yang ada di BAB II yang dikutip Muhammad Djakfar.1 Diantara perilaku mereka yang mencerminkan seorang yang mengamalkan pendidikan etika ialah sikap mereka dalam melayani pembeli, yaitu dengan keramahan, kejujuran, ulet, berprasangka baik dan sabar terhadap siapa saja. Mereka pada umumnya menerapkan prinsip pendidikan akhlak yang diajarkan Islam untuk diterapkan dalam kegiatan perdagangan untuk mendapatkan keberkahan, sehingga mereka dalam berusaha tidak hanya mendapatkan keuntungan didunia saja tapi juga keuntungan di akhirat. Cara berdagang tersebut telah sesuai dengan ulasan teori dalam BAB II.2 Segala tindakan dan perbuatan manusia yang memiliki corak berbeda antara satu dengan yang lainya, pada dasarnya merupakan adanya pengaruh dari dalam manusia dan motivasi yang disuplai dari luar dirinya. Dari hasil wawancara dengan subyek. Peneliti melakukan analisa terhadap penerapan pendidikan etika dalam berdagang. 1. Pendidikan Nilai pendidikan yang diterapkan subyek penelitian adalah prilaku mereka dalam melayani konsumen yang mengutamakan keramahan dan sabar, ini merupakan salah satu contoh etika mereka dalam berdagang yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Antara etika dengan ilmu pendidikan memiliki hubungan yang sangat mendasar dalam hal teoritis
1
Muhammad Djakfar, Etika Bisnis dalam Perspektif Islam, (Malang: UIN-Malang Press, 2007), hlm., 20. 2 Hasan Aedy, Indahnya Ekonomi Islam, (Bandung:Alfabeta, 2007), hlm., 61-64.
88
dan dalam hal takaran praktisnya. Sebab, dunia pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap perubahan perilaku seseorang.3 2. Sopan santun Nilai kesopanan yang terlihat dari cara subyek dalam melayani calon pembeli, menurut penulis telah sesuai dengan etika bisnis dalam Islam. Hal ini dikarenakan sesuai dengan ulasan BAB II, Penjual harus dengan sabar dan penuh keramahan dalam menghadapi pelanggan. Dengan sikap ramah tamah tersebut berarti calon pembeli telah mendapatkan pelayanan yang baik, dan menjadi bagian dari promosi dagang yang dilaksanakan sehingga mitra dagang akan semakin tertarik.4 3. Berlaku jujur Sikap jujur yang yang diamalkan mereka subyek penelitian dalam berdagang telah mengantarkan mereka kedalam kesuksesan usaha, ini terlihat sampai sekarang usaha tersebut masih berjalan. Sikap tersebut sesuai dengan ulasan kejujuran yang ada di BAB II. Dalam dunia dagang, yang disertai dengan sikap tidak jujur akan berarti pula para mitra dagang merasa tertipu. Dan penipuan adalah sumber kehancuran dan malapetaka baik untuk kehidupan di dunia, maupun untuk kehidupan ukhrowi.5 4. Sikap adil dalam berbisnis Sikap ini terlihat pada pelaksanaan dagang yang dilakukan oleh “IR” dimana ia selalu melayani langgananya dengan baik, mereka dilayani
3
M. Yatimin Abdullah, Pengantar Studi Etika, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006),
hlm., 424. 4 5
Hasan Aedy, op. cit., hlm.,61. Ibid., hlm., 61.
89
dengan teratur, dan langganan lebih diutamakan dengan tetap melayani pembeli lainya dengan baik, hal ini sesuai dengan ulasan yang ada di BAB II, adil itu bukan sama rata, tetapi adil adalah memberikan haknya secara proporsional. Bersikap adil berarti juga selalu berusaha memberi kepuasan kepada semua orang, tidak ada yang dizalimi atau dirugikan, pebisnis muslim tidak hanya memikirkan kepuasan pribadi, tapi juga kepuasan mitra bisnisnya.6 5.
Selalu inovatif dalam bisnis Cara berdagang yang dilakukan oleh “TP” diantaranya ialah dengan sebisa mungkin menyediakan produk barang terbaru, dan menghiasi tempat usahanya dengan barang antik agar pembeli tertarik dan penasaran, trik yang inovatif sesuai dengan ulasan teori di BAB II, seorang entrepreneur muslim harus kreatif dan inovatif, selalu berinovasi kedepan. Kecerdasan dalam melihat trend masyarakat, dan kecepatan menangkap peluang adalah untuk memelihara kelangsungan usahanya.7
B. Analisis Terhadap Faktor-faktor Alumni STAIN Pekalongan Memilih Profesi Pedagang Bekerja merupakan wujud dari aktualisasi diri yang akan tampak dari hasil yang dikerjakandengan sungguh-sungguh. Menjadi pedagang yang jujur merupakan suatu tantangan yang merupakan kunci sukses dalam meraih keberhasilan dalam usaha. Ilmu yang telah didapatkan alumni selama 6
Sudrajat Rasyid, Muhammad Nasri dan Sundarini, Kewirausahaan Santri Bimbingan Santri Mandiri, (Jakarta: Citrayudha, 2006), hlm., 47-48. 7 Ibid., hlm., 47-48.
90
menempuh pendidikan di STAIN Pekalongan akan mendorong usaha alumni untuk lebih giat, ulet dan jujur dalam berdagang dan merupakan sarana untuk mengamalkan ilmunya, terutama kaitanya dengan pendidikan etika dalam dunia usaha perdagangan. Jika alumni STAIN mempunyai kemauan dan bakat dalam berdagang maka tidaklah salah apabila mereka memilih profesi tersebut sebagai sarana untuk melaksanakan kewajiban mencari nafkah untuk keluarga. Usaha alumni untuk mandiri dan tidak tergantung pada orang lain perlu diapresiasi sehingga dapat mengurangi pengangguran dan memberikan semangat bagi orang disekitar untuk dapat berusaha secara mandiri. Mengajarkan kebaikan itu bisa dilaksanakan dimana saja termasuk dalam usaha perdagangan, Dan modal ilmu pendidikan yang telah didapatkan oleh alumni STAIN Pekalongan mendasari mereka dalam melakukan kegiatan
perdagangan yang sesuai
dengan tuntunan agama. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis tehadap alumni STAIN Pekalongan yang mempunyai profesi sebagai pedagang. Ada beberapa faktor yang menyebabkan alumni tersebut memutuskan untuk memilih profesi menjadi pedagang, diantaranya adalah: 1) Faktor keluarga Menurut subyek penelitian faktor keluarga sangat berpengaruh terhadap profesi mereka sebagai seorang pedagang, hal ini dapat dilihat diantara subyek memang ingin meniru kegiatan dagang yang dilakukan
91
oleh orang tuanya, selain itu dari anggota keluarga juga turut mendukung profesi mereka. 2) Faktor Ekonomi Faktor ekonomi juga turut berpengaruh terhadap profesi dagang, yaitu keadaan ekonomi keluarga subyek, yang diantara mereka adalah pas-pasan sehingga untuk membantu ekonomi keluarga dan keinginan untuk mandiri, maka mereka berinisiatif untuk berdagang, selain hasilnya lumayan dalam berdagang juga tidak terikat dengan waktu, sehingga bila ada waktu luang mereka bisa mengisinya dengan kegiatan yang lain. 3) Faktor pribadi Didapatkan keterangan dari subyek penelitian bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi mereka untuk berdagang adalah dikarenakan mereka merasa mempunyai jiwa untuk berdagang, sehingga disaat ingin mencari pekerjaan timbulah dari diri mereka untuk membuka usaha mandiri, yaitu berdagang. Dan jiwa mereka timbuldikarenakan kebiasaan mereka membantu orang tuanya sejak kecil, sehingga tertanam dalam diri mereka semangat seorang pedagang. 4) Faktor dari luar Faktor dari luar yaitu, subyek sering melihat teman ataupun saudaranya banyak yang memiliki profesi berdagang, dan mereka menilai ternyata berdagang itu menyenangkan selain tidak diatur oleh orang lain, dagang juga tidak terikat oleh waktu, dan dagang juga bisa disambi
92
dengan pekerjaan yang lain, sehingga timbulah keinginan mereka untuk meniru kegiatan tersebut.