BAB IV ANALISIS PERAN LEMBAGA KURSUS PENDIDIKAN (LKP) BINA MULIA BATANG DALAM MENUMBUHKAN KETERAMPILAN DASAR CALISTUNG PADA ANAK
Setelah peneliti mengumpulkan data dari hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Maka selanjutnya peneliti akan melakukan analisis data untuk menjelaskan lebih lanjut dari penelitian. Sesuai dengan teknik analisis data yang peneliti pilih yaitu peneliti menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan menganalisis data yang telah peneliti kumpulkan dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi selama peneliti mengadakan penelitian di lembaga terkait. Dari data yang diperoleh, maka peneliti akan menganalisis sesuai dengan hasil penelitian yang mengacu pada rumusan masalah yang akan peneliti tuangkan pada bab IV. Bab ini membahas mengenai analisis tentang pelaksanaan pembelajaran calistung pada anak LPK Bina Mulia, analisis peran LPK Bina Mulia dalam menumbuhkan keterampilan dasar calistung pada anak, dan analisis faktor pendukung dan penghambat peran LKP Bina Mulia dalam menumbuhkan keterampilan dasar calistung pada anak. A. Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Calistung pada Anak LKP Bina Mulia Program
pembelajaran
calistung
merupakan
salah
satu
program
pembelajaran yang ada di LKP Bina Mulia. Program pembelajaran calistung ini diperuntukkan khusus bagi anak usia 5 tahun hingga 7 tahun. Pembelajaran
86
87
calistung ini sangat penting bagi anak TK yang akan masuk SD, karena mengingat kurikulum TK belum menekankan pada pembelajaran calistung. Sesuai dengan visi dan misi LKP Bina Mulia pada program calistung yang menekankan
untuk
menggali,
menumbuhkan,
dan
mengembangkan
keterampilan dasar membaca, menulis, dan berhitung pada anak usia prasekolah dan usia sekolah dengan metode yang menyenangkan dengan tujuan agar anak mempunyai bekal calistung sebelum masuk SD. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran calistung pada anak LKP Bina Mulia dilakukan enam hari selama seminggu, yaitu mulai hari Senin sampai dengan hari Sabtu. Dalam seminggu dibagi menjadi dua grup, dan khusus untuk pelajaran berhitung dilakukan satu kali pada hari kedua disetiap grupnya. Durasi waktu selama 40 menit, hal ini bertujuan agar dalam pembelajaran anak tidak merasa bosan. Cara pembelajarannya dengan dibagi menjadi 5 kelompok belajar pada setiap gelombang, dan sehari terdapat 6 gelombang. Pada gelombang I dimulai pukul 10.20–11.00, gelombang II dimulai pukul 11.00–11.40, gelombang III dimulai Pukul 12.20–13.00, gelombang IV dimulai pukul 13.00–13.40, gelombang V dimulai pukul 14.00–14.40, dan pada gelombang VI dimulai pukul 15.00–15.40. Pembagian kelompok belajar disesuaikan dengan kemampuan anak. Untuk mengetahui kemampuan anak dalam pembelajaran calistung ini, guru mengadakan tes awal (Pretest) yang diikuti oleh anak baru. Tes awal tersebut dilaksanakan selama kurang lebih 2 minggu. Setelah anak sudah mengikuti tes
88
awal, kemudian guru mengelompokkan sesuai dari hasil tes tersebut. Sistem ini akan mempermudah anak dalam menerima pelajaran, karena kemampuannya setara dengan teman-teman dalam satu kelompok belajarnya. Selain itu, guru sebagai pengajar juga merasa lebih mudah dalam mengelola kelas. Pelaksanaan pembelajaran calistung di LKP Bina Mulia dapat dikatakan baik. Hal ini dapat dibuktikan dalam waktu pembelajaran yang cukup singkat dapat diolah dengan baik oleh guru di LKP Bina Mulia. Dengan durasi waktu belajar yang hanya 40 menit, guru dapat mengelola dan menggunakan beberapa metode pembelajaran. Metode pembelajaran adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode yang baik dan tepat adalah metode yang ada kesesuaiannya dengan tujuan pembelajaran. Ketepatan metode akan mempengaruhi bentuk strategi pembelajaran. Metode yang dimaksud di sini yaitu cara-cara yang dipergunakan guru dalam pembelajaran calistung dengan sederhana dan dapat memberikan kepahaman terhadap anak. Beberapa metode yang digunakan dalam pembelajaran calistung di LKP Bina Mulia adalah sebagai berikut: 1. Metode Klasikal Ramping Metode klasikal ramping adalah suatu metode yang dilakukan di kelas dengan jumlah anak sedikit. Cara pembelajarannya dengan berkelompok yang setiap kelasnya berjumlah maksimal 10 anak. LKP Bina Mulia tidak menggunakan metode privat dengan tujuan anak bisa saling memberi motivasi dan bisa bersosialisasi dengan temannya.
89
Hal tersebut sesuai dengan hasil observasi penulis bahwa pembelajaran calistung di LKP Bina Mulia dilakukan dengan cara berkelompok. Setiap kelompok belajar terdiri dari kerang lebih 10 anak. Pengelompokan tersebut, disesuaikan dengan kemampuan masing-masing anak. 2. Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab adalah suatu cara penyajian pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang perlu dijawab oleh anak. Tujuan metode ini adalah memotivasi anak untuk bertanya selama pembelajaran. Pelaksanaan metode tanya jawab di LKP Bina Mulia ini dilakukan di awal proses pembelajaran. Guru meminta anak untuk menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh guru yang berkaitan tentang materi yang pernah diajarkan sebelumnya. Ketika di tengah pembelajaran juga menggunakan metode tanya jawab agar anak mengerti apa yang sedang dipelajari. Dari sini akan diketahui apakah anak sudah paham terhadap materi atau belum. Menurut analisa penulis metode tanya jawab ini sangat efektif sekali apabila diterapkan dalam pembelajaran. Seperti yang di lakukan LKP Bina Mulia, walaupun metode ini sangat sederhana tetapi membantu daya ingat anak untuk selalu mengingat materi-materi yang diajarkan. Penggunaan metode tanya jawab di LKP Bina Mulia dilakukan dengan cara guru bertanaya kepada anak tentang materi calistung yang sudah diajarkan sebelumnya atau sebaliknya yaitu anak yang bertanya kepada guru. Anak antusias dan kompak ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan guru tersebut.
90
3. Metode Ceramah Metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap anak. Pelaksanaan metode ceramah di LKP Bina Mulia ini dengan cara guru menjelaskan materi di depan kelas dan anak mendengarkan penjelasan guru. 4. Metode Dikte Metode dikte merupakan
metode menulis
dengan cara
guru
mendiktekan kata-kata tertentu, kemudian anak menulis dibuku tulis masingmasing. Berdasarkan hasil observasi peneliti bahwa metode dikte ini adalah metode yang menguji daya ingat anak terhadap huruf-huruf dan angka-angka yang sudah mereka pelajari serta membutuhkan konsentrasi yang tinggi. Biasanya guru memerintahkan anaknya untuk diam dan tidak boleh mencontoh temannya dengan tujuan agar anak tersebut benar-benar fokus terhadap kata-kata yang diucapkan oleh guru. 5. Metode Latihan Metode latihan merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Metode ini juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan. Berdasarkan hasil observasi peneliti bahwa metode ini sering digunakan pada pembelajaran calistung, dengan tujuan agar anak terbiasa mengerjakan atau menguji ketangkasan anak dalam calistung di setiap proses pembelajarannya.
91
6. Metode jaritmatika sederhana (dasar) Metode jaritmatika adalah metode berhitung dengan menggunakan jari tangan. Pada metode jaritmatika berbeda dengan metode hitung jari manual, walaupun metode jaritmatika juga menggunakan hitung jari tetapi terdapat cara-caranya tersendiri. Di LKP Bina Mulia, penggunaan metode jaritmatika digunakan untuk materi berhitung dasar. Caranya, guru mempraktekkan cara menghitung dengan metode jaritmatika, kemudian anak mengikutinya untuk mengerjakan tugasnya. Adapun materi yang diajarkan di LKP Bina Mulia menggunakan materi belajar yang khas, yang tidak dimiliki oleh LKP lain yaitu materi yang ada dalam kurikulum intern yang dibuat sendiri oleh pengelola LKP Bina Mulia. Materi pembelajaran calistung disesuaikan dengan kemampuan anak dengan menggunakan buku paket. Buku paket untuk pelajaran baca tulis menggunakan: (1) Buku paket 1, meliputi semua huruf konsonan dengan suku kata huruf vokal a, i, u. (2) Buku paket 2, meliputi pengulangan buku paket 1 dan tambahan suku kata huruf vokal e dan o, dan tambahan semua bacaan paten atau akhiran konsonan, serta h,uruf vokal bertemu huruf vokal. (3) Buku paket 3, meliputi pengulangan buku paket 1 dan buku paket 2. Tambahannya yaitu pengajaran huruf konsonan rangkap, seperti ng, ny, st, kh, sy, dan seterusnya. Selain itu juga diajarkan cara menulis tegak bersambung. Sedangkan untuk pelajaran hitung materinya yaitu penjumlahan dan pengurangan dasar dengan menggunakan metode hitung jari.
92
Hal ini sesuai dengan pendapat Kokom Komalasari bahwa materi pembelajaran mengacu pada kurikulum yang berlaku di suatu lembaga tersebut. Materi pembelajaran adalah bahan yang diperlukan untuk pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai siswa dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.1 Dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran, dalam proses pembelajaran perlu dilengkapi dengan penggunaan media. Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan anak sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaan media yang kreatif akan memungkinkan anak untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Penggunaan media pembelajaran calistung di LKP Bina Mulia masih sangat sederhana hanya menggunakan alat tulis secukupnya. Walaupun media yang digunakan masih sederhana, tetapi media tersebut sangat membantu proses pembelajaran calistung. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis, sebagaimana diungkapkan oleh AA dan YK bahwa media yang digunakan di sini masih sederhana yaitu dengan cara guru menerangkan dengan papan tulis, spidol dan penghapus sedangkan untuk menilai hasil kerja anak dengan menggunakan bolpoin merah. Sejauh pengamatan penulis melalui observasi terlihat bahwa media yang digunakan
1
Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi (Bandung: Refika Aditama, 2011), hlm 28-29.
93
di LKP Bina Mulia masih sangat sederhana, tetapi media tersebut sangat membantu proses pembelajaran calistung. Dalam proses pembelajaran calistung di LKP Bina Mulia, kegiatan evaluasi hasil belajar anak dilakukan setiap satu bulan sekali, selain itu juga ada tes akhir kenaikan kelas. Evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran. Hasil yang diperoleh dalam evaluasi dapat dijadikan umpan balik bagi guru dalam memperbaiki dan menyempurnakan program dan kegiatan pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan di LKP Bina Mulia sangat baik, yaitu dengan tes bulanan yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan kemampuan calistung anak. Sedangkan tes akhir bertujuan untuk mengetahui apakah anak sudah layak atau belum untuk dinyatakan lulus. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan NF bahwa LKP Bina Mulia mengadakan tes bulanan dan tes akhir. Tes bulanan ini dilakukan setiap sebulan sekali, dengan cara anak diberi lembar soal dari LKP Bina Mulia yang soalnya hanya isian secara singkat dan sebagai pelaporan hasil evaluasi tes bulanan menggunakan raport bulanan. Sedangkan tes akhir pelaksanaanya sama dengan tes bulanan, hanya saja tes akhir ini tujuannya untuk mengetahui apakah anak sudah layak atau belum untuk diluluskan dan pelaporan hasil evaluasi menggunakan piagam penghargaan. Piagam penghargaan yang telah didapat itu bisa dilampirkan ketika akan mendaftar di SD.
94
Proses pembelajaran calistung di LKP Bina Mulia terdiri dari tahap persiapan sebelum pembelajaran dan tahap ketika proses pembelajaran. 1.
Tahap persiapan a. Mempersiapkan kondisi kelas Sebelum memulai suatu pembelajaran, guru terlebih dulu mempersiapkan kondisi kelas yang nyaman, tenang sehingga anak akan merasa nyaman ketika belajar. Berdasarkan hasil observasi bahwa sebelum memulai proses pembelajaran guru di LKP Bina Mulia berusaha membuat kondisi kelas nyaman dan tenang, tujuannya agar anak konsentrasi dalam belajar. b. Mempersiapkan media yang akan digunakan Penting bagi guru mempersiapkan segala sesuatunya yang akan digunakan dalam proses KBM. Tanpa adanya persiapan, pembelajaran tidak akan berjalan dengan lancar. Berdasarkan hasil observasi, sebelum proses pembelajaran dimulai, guru melakukan pengecekan terhadap suatu hal yaitu dari media yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti mengecek apakah alat tulis yaitu spidol, bolpoin dan penghapus masih layak untuk dipakai. Tujuannya agar pembelajaran bisa berjalan dengan lancar.
2.
Tahap ketika proses pembelajaran Pembelajaran calistung di LKP Bina Mulia yang peneliti wawancara dan observasi, dengan jadwal kegiatan setiap pembelajaran calistung yang dilakukan ada beberapa tahapan dalam pembelajaran,
95
yaitu pertama diawali dengan kegiatan muroja’ah, dengan cara anak mengulang materi yang sudah dipelajari. Di sini guru meminta anak untuk menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh guru yang berkaitan tentang materi yang pernah diajarkan sebelumnya. setelah kegiatan muroja’ah dirasa sudah cukup, maka dilanjut dengan tahap pengenalan materi baru, yaitu dengan cara guru menjelaskan huruf atau angka yang belum diketahui anak di papan tulis. Tahap berikutnya yaitu sima’i dimana guru mencontohkan cara membaca suatu bacaan yang kemudian diikuti oleh semua anak. Setelah itu guru mendiktekan kata demi kata secara perlahan, dan anak menulis kata-kata yang didiktekan tersebut ke dalam buku masing-masing. Setelah selesai, guru melanjutkan dengan cara menulis bacaan di papan tulis yang diikuti oleh anak menulis di bukunya. Sambil menunggu anak selesai menulis, guru memanggil satu persatu anak maju ke depan meja guru untuk membaca buku pegangannya. Setelah semuanya selesai, pembelajaran diakhiri dengan pemberian tugas rumah oleh guru. Dari
uraian
pelaksanaan
pembelajaran
calistung
tersebut
dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran calistung di LKP Bina Mulia sangat membantu anak untuk meningkatkan keterampilan dasar calistung, dengan didukung oleh beberapa metode, yaitu metode tanya jawab, metode ceramah, metode dikte, metode latihan dan metode jaritmatika sederhana. Media yang sederhana yaitu papan tulis, spidol, penghapus, dan bolpoin serta materi dan lainnya yang dirancang dengan baik, sederhana tetapi lengkap dan dengan
96
durasi waktu yang singkat yang membuat anak tidak bosan. Dalam proses pembelajarannya, LKP Bina Mulia menyusun dengan baik tahapan yang harus dilakukan pada setiap pembelajarannya, sehingga dapat memaksimalkan pembelajaran dalam waktu yang singkat. B. Analisis Peran LKP Bina Mulia dalam Menumbuhkan Keterampilan Dasar Calistung pada Anak Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi diketahui bahwa peran LKP Bina Mulia dalam menumbuhkan keterampilan dasar calistung pada anak antara lain sebagai berikut: Seperti yang diketahui bahwa peran LKP sangat dibutuhkan masyarakat dengan alasan karena kemajuan teknologi, kebutuhan pendidikan keterampilan yang tidak bisa dijawab oleh pendidikan formal, keterbatasan akses pendidikan formal
untuk
menjangkau
masyarakat,
dan
persoalan-persoalan
yang
berhubungan dengan kehidupan dan perkembangan masyarakat. Di sinilah peran LKP semakin nyata dibutuhkan dalam usaha pengembangan dan implementasi belajar sepanjang hayat. Tujuan LKP Bina Mulia itu sendiri adalah untuk membantu anak usia 5 tahun hingga 7 tahun agar bisa membaca, menulis, dan berhitung dasar sebagai bekal masuk SD. Seperti yang diungkapkan oleh YK, RA, dan NF bahwa walaupun LKP Bina Mulia ini bukan pendidikan formal, tetapi LKP ini sangat berperan dalam menumbuhkan keterampilan dasar calistung. Karena dengan anak sebelum masuk SD sudah dibekali pengetahuan calistung maka ketika akan masuk SD sudah bisa calistung dengan baik. Begitu pula pendapat AA yang
97
mengatakan bahwa calistung merupakan ilmu alat. Calistung dijadikan sebagai alat anak untuk masuk SD. Jadi, LKP Bina Mulia dalam menumbuhkan keterampilan dasar calistung anak sangat berperan sekali. Jika dilihat sekarang ini apabila anak sudah mempunyai bekal sebelum masuk SD dengan anak yang masuk SD tetapi belum mempunyai bekal, maka perbedaannya cukup jauh. Selain itu LKP Bina Mulia berperan pula dalam mencetak kemandirian anak, melatih konsentrasi belajar, membentuk kedisiplinan anak, dan berlatih untuk bersosialisasi dengan lingkungan. Keterampilan dasar calistung adalah suatu kemampuan atau kompetensi calistung yang dimiliki seseorang dalam melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien sesuai dengan apa yang dikehendaki. Untuk menumbuhkan keterampilan dasar calistung tersebut memerlukan praktek atau implikasi dari suatu aktivitas dengan cara perlahan. Proses pembelajaran calistung yang dilakukan LKP Bina Mulia untuk meningkatkan keterampilan dasar calistung anak yaitu meliputi pengenalan huruf dan angka, kesadaran bunyi huruf, pengetahuan anak terhadap hubungan bunyi huruf, kemampuan anak merangkai kata, kemampuan menulis, kemampuan menyimbolkan dan pemahaman, serta kemampuan mengingat pelajaran. proses tersebut dilakukan dengan cara bertahap yang dimulai dari kelas rendah dan apabila anak sudah mampu melanjutkan pada pelajaran selanjutnya, maka anak akan dinaikkan pada kelas berikutnya. Dari hasil observasi diketahui bahwa anak LKP Bina Mulia mengalami peningkatan atau perkembangan yang baik dan cepat pada keterampilan dasar
98
calistungnya. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil evaluasi anak pada setiap pertemuan, setiap bulan dan setiap akhir pembelajarannya. Dengan melihat paparan di atas dapat disimpulkan bahwa LKP Bina Mulia sangat membantu anak belajar calistung untuk bekal masuk SD dengan menggunakan ciri khas LKP Bina Mulia sendiri, dan anak yang mengikuti pembelajaran calistung di LKP Bina Mulia mengalami peningkatan pada pengetahuan dan pemahaman tentang calistung dengan baik dan cepat. Hal tersebut membuktikan bahwa LKP Bina Mulia sangat berperan dalam meningkatkan keterampilan dasar calistung pada anak. C. Analisis Faktor-faktor yang Mendukung dan Menghambat Peran LKP Bina Mulia dalam Menumbuhkan Keterampilan Dasar Calistung pada Anak 1. Analisis faktor pendukung peran LKP Bina Mulia dalam menumbuhkan keterampilan dasar calistung anak. Berdasarkan data yang peneliti peroleh mengenai peran LKP Bina Mulia dalam menumbuhkan keterampilan dasar calistung pada anak dapat ditemukan bahwa: a.
Faktor internal atau faktor dari LKP Bina Mulia 1) Guru Guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas agar anak dapat belajar dan akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan. Guru di
99
LKP Bina Mulia memiliki kompetensi yang baik dalam mengajar. Para guru mempunyai pengalaman dalam mengajar, tlaten dan sabar terhadap sifat, sikap dan kemampuan anak yang bermacam-macam. 2) Media Pada suatu pendidikan sangat membutuhkan alat atau media yang dapat memudahkan proses pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti bahwa media yang digunakan di LKP Bina Mulia masih sederhana tetapi media tersebut yaitu berupa papan tulis, penghapus, spidol, dan bolpoin mendukung dan mempengaruhi proses pembelajaran yang hasilnya cukup memuaskan. 3) Bahan pelajaran Bahan pelajaran merupakan bahan untuk menambah ilmu pengetahuan dan sebagai sumber belajar sesuai kepentingan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bahan pelajaran calistung LKP Bina Mulia dikemas dalam bentuk buku paket yang dirancang khusus oleh pengelola LKP Bina Mulia. Setiap guru dan anak mempunyai buku paket tersebut guna kepentingan kegiatan belajar calistung. b.
Faktor eksternal Faktor pendukung peran LKP Bina Mulia selain dari faktor internal terdapat pula faktor eksternal, yaitu lingkungan. Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan proses pembelajaran anak. Faktor
100
pendukung dari peran LKP Bina Mulia serta terlaksananya pembelajaran calistung yaitu dengan adanya lingkungan sekitar baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat yang peduli terhadap suatu lembaga yang ada. Lingkungan yang mendukung dengan adanya LKP Bina Mulia dan juga proses pembelajarannya, maka kemajuan dapat berkembang dengan baik. 2. Analisis faktor penghambat peran LKP Bina Mulia dalam menumbuhkan keterampilan dasar calistung anak. Dalam suatu lembaga pendidikan tentu tidak berjalan dengan mudah. Selain adanya suatu dukungan tentu ada pula hambatan yang dapat mempengaruhi peran lembaga tersebut. Peran LKP Bina Mulia dalam menumbuhkan keterampilan dasar calistung pada anak juga terdapat faktor hambatan, yaitu dari metode pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan tektik penyajian yang dikuasai oleh guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada anak di dalam kelas. Penggunaan metode yang tepat dan bervariasi akan turut menentukan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran calistung di LKP Bina Mulia menggunakan metode yang sudah ada di LKP Bina Mulia, kurangnya variasi metode akan menimbulkan kejenuhan pada guru dan anak itu sendiri, jadi pembelajarannya terkesan monoton dan membosankan. Dengan
adanya
hambatan-hambatan
yang
mempengaruhi
pembelajaran calistung, maka kegiatan pengajaran tidak dapat berjalan
101
dengan lancar dan upaya pencapaian tujuan mengalami kesulitan. Adapun upaya-upaya yang ditempuh LKP Bina Mulia dalam menumbuhkan keterampilan dasar calistung diantaranya adalah memberi buku panduan praktis dari tingkat termudah sampai tingkat kesulitan tinggi, mengadakan kelas akselerasi, yaitu siswa yang sudah bisa calistung kemudian dipindahkan atau dinaikkan ke kelas selanjutnya, dan adanya evaluasi untuk guru dalam rangka memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh masingmasing guru dan micro teaching untuk meningkat kualitas guru yang ada di LKP Bina Mulia.