MENUMBUHKAN KEBERAGAMAAN PADA ANAK–ANAK Oleh: Imron Abstraksi Pertumbuhan dan perkembangan jiwa bayi sejak ia dilahirkan lebih banyak ditentukan oleh sikap dan perhatian orang tua. Dalam hal ini yang lebih berperan adalah ibu. Oleh karena itu kasih saying ibu menjadi kebutuhan curahan kepadanya, dengan segala perhatian dan ketenangan jiwanya. Pengalaman yang didapat dari orang tuanya akan membantu pembinaan pribadi anak termasuk pembinaan mental agama. Berkenaan dengan hal tersebut maka, keberagamaan atau lebih populer disebut religiusitas memerlukan bimbingan agar dapat tumbuh dan berkembang secara benar. Para ahli sependapat bahwa pada garis besarnya perkembangan penghayatan keagamaan dapat dibagi dalam tiga tahapan yang secara kualitatif menunjukkan karakteristik yang berbeda. Tahapannya adalah sebagai berikut: Pertama. terjadi pada masa Kanak-kanak sampai kira-kira berumur tujuh tahun. Kedua. Masa Anak Sekolah, Sedangkan yang Ketiga merupakan Masa remaja. Dari masing-masing tahapan ini memerlukan konsekuensi logis yang berbeda
Kata kunci : Keberagamaan, Anak – anak, Islam berbagai
LATAR BELAKANG atau
religiusitas,
manusia
untuk
memenuhi berbagai tuntutan dan berbagai
Banyak pakar mendefinisikan tentang keberagamaan
kesibukan
godaan serta tipu daya duniawi yang lain
yang
dirumuskan dengan bahasa berbeda. Salah
telah
satunya memberikan pengertian bahwa
pengakuan
keberagamaan atau Religiusitas adalah
terlengahkan, bahkan ada yang berbalik
penghayatan
mengabaikan.
agama
seseorang
yang
membuat
pengetahuan
tersebut
kadang-
dan kadang
menyangkut simbol, keyakinan, nilai dan
Pertumbuhan dan perkembangan jiwa
perilaku yang didorong oleh kekuatan
bayi sejak ia dilahirkan lebih banyak
spiritual.
ditentukan oleh sikap dan perhatian orang
Fitrah beragama dalam diri manusia
tua. Dalam hal ini yang lebih berperan
merupakan anugerah yang dibawa sejak
adalah ibu. Oleh karena itu kasih saying
lahir. Oleh karena itu fitrah beragama
ibu menjadi kebutuhan curahan kepadanya,
bersifat ghorizi bagi setiap manusia. Fitrah
dengan segala perhatian dan ketenangan
inilah yang menggerakkan hatinya untuk
jiwanya. Hubungan kasih sayang antara
melakukan perbuatan “suci” yang diilhami
anak dan ibu yang tumbuh melalui
oleh Alloh Subhanahu WaTa’ala. (Al
pengalaman yang menyenangkan, akan
Qur’an Surat Ar Rum ayat 30). Namun,
banyak membantu pembinaan jiwa anak.
perpaduan dengan jasad telah membuat
Karena
1
pada
dasarnya
sejak
bayi
dilahirkan dari rahim ibunya, ia telah
1. Dimensi Ritual; yaitu aspek yang
dibekali fitrah keagamaan oleh Allah.
mengukur
Tugas orang tua hanya tinggal memupuk
melakukan kewajiban ritualnya dalam
dan
agama yang dianut. Misalnya; pergi ke
menumbuhkembangkan
keagamaan
yang
telah
ada
fitrah melalui
tempat
sejauh
mana
ibadah,
seseorang
berdoa
pribadi,
pengalaman dan pembiasaan yang terarah
berpuasa, dan lain-lain.
dan terkendali.
Dimensi ritual ini merupakan perilaku
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa
keberagamaan
yang
berupa
pengalaman yang didapat dari orang
peribadatan yang berbentuk upacara
tuanya akan membantu pembinaan pribadi
keagamaan.
anak termasuk pembinaan mental agama.
mengemukakan
Berkenaan dengan hal tersebut maka,
merupakan sentimen secara tetap dan
keberagamaan
bimbingan
merupakan pengulangan sikap yang
agar dapat tumbuh dan berkembang secara
benar dan pasti. Perilaku seperti ini
benar. Untuk itu anak-anak memerlukan
dalam Islam dikenal dengan istilah
tuntunan dan bimbingan sejalan dengan
mahdaah yaitu meliputi salat, puasa,
tahap perkembangan yaang mereka alami.
haji dan kegiatan lain yang bersifat
Tokoh
ritual, merendahan diri kepada Allah
memerlukan
yang
paling
menumbuhkan
rasa
penting
dalam
keberagamaan itu
mensikapi
agar
tumbuh
dan
bahwa
ritual
2. Dimensi Ideologis; yang mengukur
Tulisan ini bermaksud menguarikan orang
lain
dan mengagungkannya.
adalah orang tua.
bagaimana
Pengertian
tingkatan
sejauh
mana
tua
bertindak
dan
menerima
pada
anak-anak
kita
dogmatis dalam agamanya. Misalnya;
berkembang
pengalaman
hal-hal
seseorang
menerima
yang
bersifar
keberadaan
Tuhan,
,malaikat dan setan, surga dan neraka,
keberagamaannya..
dan lain-lain. DIMENSI – KEBERAGAMAAN
DIMENSI
Dalam konteks ajaran Islam, dimensi ideologis ini menyangkut kepercayaan
Menurut R. Stark dan C.Y. Glock
seseorang terhadap kebenaran agama-
seperti dikutip pada Djamaluddin Ancok,
agamanya.
keberagamaan atau lebih popular disebut
bermuara dari Al quran dan hadits
dengan religiusitas (religiosity) meliputi
harus menjadi pedoman bagi segala
lima dimensi yaitu:
bidang
kehidupan.
ditinjau
dari
2
Semua
segi
ajaran
yang
Keberagaman ini
misalnya
mendarma
baktikan
diri
terhadap
d. Dengan
ilmu
pengetahuan
masyarakat yang menyampaikan amar
seseorang bisa menyingkap beta
ma’ruf nahi mungkar dan amaliah
besar dan megah ciptaan Tuhan
lainnya
dilakukan
dengan
ikhlas
dan betapa lemahnya hamba-
berdasarkan keimanan yang tinggi.
hamba-Nya. Semakin banyak
3. Dimensi Intelektual; yaitu tentang
ilmu
seberapa jauh seseorang mengetahui,
yang
semakin
mengerti, dan paham tentang ajaran
mampu
memahami
agamanya, dan sejauh mana seseorang
dimiliki
Al
maka manusia
quran
maka
imannya semakin kuat.
itu mau melakukan aktivitas untuk
e. Melalui argumen yang kuat,
semakin menambah pemahamannya dalam hal keagamaan yang berkaitan
seseorang
dengan
pengetahuan agama terutama
agamanya.
mengikuti
seminar
Misalnya; keagamaan,
tentang
memperoleh
wujud
Tuhan,
membaca buku agama, dan lain-lain.
kehidupan kekal di akhirat dan
Secara lebih luas, dimensi intelektual
pengetahuan lainnya
ini memiliki indikator sebagai berikut:
a. Dimensi
intelektual
menunjukkan
4. Dimensi
ini
Pengalaman;
berkaitan
dengan sejauh mana orang tersebut
tingkat
pernah mengalami pengalaman yang
pemahaman seseorang terhadap
merupakan keajaiban dari Tuhan-nya.
doktrin-doktrin agama tentang
Misalnya; merasa doanya dikabulkan,
kedalaman ajaran agama yang
merasa diselamatkan, dan lain-lain.
dipeluknya.
Dalam
konteks
berdoa,
Sebagai
b. Ilmu yang dimiliki seseorang
makhluk manusia pun tidak lepas dari
akan menjadikannya lebih luas
segala bentuk permasalahan dan setiap permasalahan yang dihadapi oleh diri
wawasan berfikirnya sehingga perilaku keberagamaan
individu yang satu dengan yang lain
akan
tidak sama, yaitu sesuai dengan tingkat
lebih terarah. c. Dia
akan
keimanan masing-masing.
lebih
memahami
Dengan
segala
kekurangan,
antara perintah dan larangan
keterbatasan dan kelemahan yang ada
dan bukan sekedar taklid buta.
dalam diri manusia, maka manusia tak
3
bisa melepaskan diri dari Allah sebagai
meminta
zat pencipta yaitu dengan cara berdoa.
mengadukan
Berdoa merupakan salah satu cara
permasalahan
untuk mendekatkan diri kepada Allah
manusia.
yang
pada
akhirnya
ketenangan,
b.
ketentraman jiwa dan keindahan hidup
tempat
diri
dari
yang
dihadapi
mengintrospeksi
diri
menyadarkan akan status, fungsi
akan digapai oleh semua manusia.
dan kondisinya. Mengingat janji
Menurut Zakiah Darojat pengertian
dan ancaman-Nya terhadap umat
doa adalah sebagai berikut : Doa itu penting untuk membuat kesehatan
yang
mental, baik untuk penyembuhan,
mengingkari-Nya
pencegahan maupun untuk pembinaan
mendorong manusia untuk berhati-
Dari beberapa pengertian berdoa diatas
hati dalam bertindak di masa yang
maka penulis menyimpulkan berdoa
akan datang.
adalah memohon, memuji, menyeru dan
merupakan
aplikasi
c.
dari
sehingga
untuk
mematuhi
juga mempunyai manfaat yaitu bahwa kesehatan
yang
menyadarkan
ketentraman akan tercapai bila
Dalam bidang kesehatan sendiri doa
perawatan
Sarana
dan
datang dari Allah dan kedamaian,
Allah sebagai zat sang pencipta.
dalam
mentaati-Nya
manusia bahwa kebaikan hanyalah
ketundukan umat manusia kepada
perintah-Nya
dan
manjauhi larangan-Nya.
ilmu
d.
pengetahuan tanpa kerohanian tidaklah
Sarana untuk memohon sesuatu
lengkap, sementara keimanan saja
kepada Allah SWT dan sarana
tanpa ilmu pengetahuan tidak efektif
untuk mencapai keridhoan-Nya.
Adapun hakikat berdoa adalah sebagai
5. Dimensi Konsekuensi. Dalam hal ini
berikut:
a.
Untuk
sesuatu,
Pengakuan seluruh
seorang
dengan
kepribadiannya
kemahabesaran-Nya
dan
itu
juga
kehidupan
ajaran
sejauh
mau
berkomitmen
agamanya
sehari-hari.
mana
dalam
Misalnya;
menolong orang lain, bersikap jujur, mau berbagi, tidak mencuri, dan lainlain. Aspek ini berbeda dengan aspek
merupakan tempat berlindung, dari dan
seseorang dengan
hamba-Nya, maka dari itu Dia
bencana
dengan
akan
pengakuan bahwa manusia adalah
segala
berkaitan
ritual. Aspek ritual lebih pada perilaku
tempat
keagamaan
4
yang
bersifat
penyembahan/adorasi sedangkan aspek
agama sebagai unsur kognitif, perasaan
komitmen
agama sebagai unsur efektif dan perilaku
lebih
mengarah
pada
hubungan manusia tersebut dengan
terhadap
agama
sebagai
sesamanya dalam kerangkan agama
psikomotorik. Jadi Religiusitas merupakan
yang dianut.
integrasi
Pada hakikatnya, dimensi konsekuensi
pengetahuan
ini lebih dekat dengan aspek sosial.
tindakan keagamaan dalam diri seseorang.
secara
unsur
komplek
agama,
antara
perasaan
serta
Berkenaan dengan hal ini, Jamaludin Ancok, dimensi sosial ini secara rinci
SIFAT AGAMA PADA ANAK
memiliki indikator sebagai berikut :
Sejalan
a. Dimensi sosial adalah menifestasi
dengan
kesadaran
serta
perkembangan moralitas
ajaran agama dalam kehidupan
perkembangan
masyarakat,
semua
bagian terpenting dalam kehidupan anak-
perilaku yang didefinisikan oleh
anak, disamping perkembangan emosional
agama
dan volisional.
meliputi
keberagamaan
anak, menjadi
Para ahli sependapat bahwa pada garis
b. Ditinjau dari dimensi ini semua
besarnya
aktivitas yang berhubungan dengan
perkembangan
keagamaan
kemasyarakatan umum merupakan
tahapan
ibadah. Hal ini tidak lepas dari
dapat
dibagi
yang
penghayatan dalam
secara
tiga
kualitatif
menunjukkan karakteristik yang berbeda.
ajaran Islam yang menyeluruh,
Tahapannya adalah sebagai berikut:
menyangkut
sendi
Pertama. Masa ini terjadi pada masa
kehidupan. Jadi religiusitas pada
Kanak-kanak sampai kira-kira berumur
dasarnya
perbuatan
tujuh tahun. Pada masa ini ditandai dengan
berhubungan
beberapa perilaku sebagai berikut: (1)
dengan masyarakat luas dalam
Sikap keagaman reseptif meskipun banyak
rangka mengembangkan kreativitas
bertanya. (2) Pandangan ke-Tuhanan yang
semua
merupakan
seseorang
yang
anthromorph
pengabdian (ibadah) kepada Allah
dipersonifikasikan
dengan suatu benda, tempat serta sifat. (3)
semata. Dari
atau
Penghayatan pengertian
religiusitas
diatas,maka
religiusitas
bisa
dan
dimensi
superficial
sesungguhnya
digambarkan
secara atau
rohaniah belum
masih
mendalam,
meskipun mereka telah melakukan atau
adanya
partisipasi dalam berbagai kegiatan ritual.
konsistensi antara kepercayaan terhadap
(4) Berkenaan dengan hal ke-Tuhanan
5
difahami
secara
pemahaman
ideosyncritic
didengar walaupun hanya dengan satu suku kata, dua suku kata,
seperti
berdasarkan khayalan pribadinya, sesuai
mengucapkan
Akbar,
dengan taraf kemampuan kognitifnya yang
Alhamdulillah dan sebagainya. Ucapan
masih bersifat egosentric (memandang
teresebut sudah merupakan pengalaman
segala sesuatu dari sudut dirinya)
yang membantu pembinaan jiwa bagi si
Kedua.
tentang
atau
Anak
anak. Demikian pula dengan gerakan
mencerminkan perilaku sebagai berikut :
shalat yang dilakukan orang tuanya, ia
(1) Sikap keagamaan bersifat reseptif
akan
tetapi disertai pengertian (2) Pandangan
menyertai orang tuanya shalat, dan akan
dan faham ke-Tuhanan diterangkan secara
menadahkan
rasional berdasarkan kaidah-kaidah logika
menirukan orang tuanya berdo’a. Itupun
yang bersumber pada indikator alam
merupakan tambahan bagi pembinaan jiwa
semesta sebagai manifestasi dari eksistensi
agama pada anak
keagungan-Nya.
secara
rohaniah
Sekolah,
Allahu
yang
dan
Masa
ke-Tuhanan
(3)
Penghayatan
makin
mendalam,
mencoba
meniru
kedua
Dengan
dan
telapak
bahasa
malah
tanganya
sederhana
dapat
dikatakan bahwa pengalaman yang didapat
melaksanakan kegiatan ritual diterima
dari
orang
tuanya
akan
membantu
sebagai keharusan moral.
pembinaan
pribadi
anak
termasuk
Ketiga merupakan Masa remaja (12-18
pembinaan mental agama.
tahun) yang dapat dibagi ke dalam dua sub
Masa selanjutnya adalah usia kanak-
tahapan, adalah sebagai berikut : (1) Masa
kanak yakni antara 3 – 5 tahun. Pada masa
remaja awal (2) Masa remaja akhir.
ini perbendaharaan kata anak-anak sudah semakin bertambah dan pergaulanpun
KONSEKUENSI LOGIS DARI
sudah sudah dimulainya. Bila orang tuanya
TAHAPAN YANG ADA
beragama dan tekun menjalankan syari’at
Pada usia 2 tahun sudah banyak
Islam, maka anaknyapun akan meniru
terjadi perubahan pada diri anak, misalnya
keta’atan orang tuanya dengan cara meniru
tumbuh gigi, mulai berjalan dan berbicara.
mengikutinya. Karena pada usia ini anak
Pada usia ini panca indra anak telah
amat suka meniru apa yang dia lihat. Apa
berfungsi,
yang
mendengar
seperti orang
anak tuanya
telah
dapat
berbicara,
diramahkan
diperbuat
akan,
orang maka
tua
untuk
anak
akan
bercerita, menyebut nama Allah, membaca
melakukan. Kadang-kadang orang tua
dan mengucapkan ayat-ayat dan do’a-do’a.
sering membatasi atau membentak, jika dia
Sang anak mulai menirukan apa yang
mengganggu. Perlakuan orang tua yang
6
wajar dan penuh kasih sayang serta
sosial atau hubungan dengan teman-teman
bermartabat sangat membantu pembinaan
sebaya semangkin meningkat. Pengaruh
jiwa anak
teman
sebaya
sangat
besar
terhadap
Pada usia ini juga anak memiliki sifat
kelakuan dan pertumbuhan anak, karena
ingin serba tahu. Anak ingin tahu tentang
pada umur tersebut anak mempunyai
apa yang ia lihat, dan ia dengar. Oleh
kecendrungan
karena itu tidak jarang anak menanyakan
berkumpul dengan teman-teman sebaya
kepada orang tuanya tentang apa rupa Tuhan,
dimana
Tuhan
berada,
untuk
bermain
dan
Tidak jarang terjadi pada masa ini
dan
orang tua sering kehilangan anaknya, yang
sebagainya. Jawaban orang tua akan
semula belajar di kamar tahu-tahu tidak
diterima oleh anak dan itulah yang akan
ada lagi. Anak juga sering terlambat
tertanam dalam jiwanya. Jika orang tua
pulang
salah menjawab, karena tidak tahu atau
dengan
kurang mengetahui tentang Tuhan, maka
membuat orang tua cemas
yang salah itulah yang akan tertanam ke
dari
sekolah
karena
teman-temannya,
bermain sehingga
Namun dibalik itu anak senang
dalam jiwa anak
dengan
upacara
keagamaan,
pakaian
Pada masa terakhir dari kanak-kanak
ibadah yang seragam, pakaian ihram dan
ini juga terdapat perubahan pada diri anak,
yang lain-lain yang menarik perhatian.
seperti ia ingin diperhatikan, dimanjakan,
Pada masa ini anak juga suka dengan
disayangi,
digembirakan
cerita-cerita dongeng dan membaca buku-
hatinya. Pokoknya segala perhatian harus
buku cerita. Oleh karena itu tinggal tugas
dipusatkan kepadanya, masa inilah yang
orang
disebut masa anak sebagai raja/ratu kecil
mengarahkannya sehingga ia tetap berada
dalam rumah tangga. Pada masa inipun
dalam pembinaan mental keagamaan
dipuji
dan
tua
bagaimana
mengatur
dan
Pada usia 9 – 10 tahun menjadi masa
sangat dibutuhkan kearifan dan kebijakan orang tua dalam menghadapi tindakannya,
yang
tidak
kalah
penting
untuk
kurang bijak ia bisa membangkang dan
diperhatikan. Pada tahun tahun ini semua
menentang.
kekuatan mental spiritual seperti berfikir,
Masa usia 6 – 8 tahun menjadi masa
mengingat, memperhatikan dan sebagainya
yang penting diperhatikan. Pada masa ini
sudah mulai matang pada anak. Pada masa
anak
ini anak selalu meneliti, menyelidiki dan
mengalami
masa
pemantapan
pengalaman yang telah didapatnya pada
senang
masa
Pertumbuhan
dengan cara sendiri. Ia sangat peka akan
kecerdasan berjalan cepat. Pertumbuhan
alam sekitar. Apa saja yang menarik
sebelumnya.
7
memproduksi
tanggapannya
perhatian akan diteliti dan dikajinya. Itulah
merupakan permohonan bantuan dalam
sebabnya anak dalam usia 9 – 10 tahun
menghadapi berbagai kekurangan dan
sering terlambat datang ke sekolah atau
kesukaran.
pulang ke rumah, karena dijalan sering lengah
memperhatikan
hal-hal
Namun pada masa ini, tidak jarang
yang
terjadi anak didik akan mengungkapkan
menarik perhatiannya.
keraguannya
Pada masa ini tidak jarang muncul pertanyaan-pertanyaan
yang
terhadap
ajaran
agama.
Keraguan anak terhadap agama pada
kadang-
tingkat ini biasanya dangkal dan tidak
kadang terasa aneh, baik tentang Tuhan,
menggelisahkan.
surga, neraka, dosa dan sebagainya. Dalam
semacam
hal seperti ini sangat dibutuhkan kearifan
dibimbing dengan baik serta kembali
guru agama dalam menjawap pertanyaan
menyuruhnya untuk berdoa kepada Allah
murid, terutama yang menyangkut dengan
Yang Maha Penolong.
ini
Biasanya dapat
anak
yang
diarahkan
dan
masalah ketuhanan.
SIMPULAN
Masa usia 11 – 12 tahun adalah masa
Dalam konsep Islam, yang paling
akhir dari masa anak-anaka. Pada masa usia ini terjadi perkembangan keagamaan
bertanggung
pada anak seperti rasa sosial semakin
depan anak, baik di dunia ataupun di
berkembang,
akhirat, adalah orang tua. Orang tua
mulai
berkhayal
tentang
jawab
sorga dan neraka, semakin dekat dengan
kelak
Allah dan rajin berdoa. Pada masa ini anak
pertanggungjawaban
juga telah dapat membedakan sifat jahat
terhadap
akan
masa
dimintai tentang
sejauh
mana dia telah menjaga, memelihara,
dan baik, serta peristiwa kematian menjadi
merawat, membesarkan dan mendidik
perhatian yang serius dan telah dapat
anak-anaknya.
menyatakan kebenciannya terhadap agama
Secara alami, setiap orang tua
selain Agama Islam.
menginginkan anak-anaknya menjadi
Pada masa akhir anak-anak, fungsi agama bagi anak telah meningkat. Tuhan
anak
baginya
dalam
keteduhan bagi semua orang, terutama
menghadapi orang jahat. Tuhan akan
bagi mereka sendiri. Namun tidak
menolong dan melindungi yang lemah.
semua impian mereka itu menjadi
Oleh karena itu shalat dan doa pada tahap
kenyataan.
terakhir dari masa ini lebih dilakukan
mengahadang
dengan
sebagai
penolong
sungguh-sungguh,
karena
8
yang baik dan memberikan
Berbagai di
hadapan
persoalan impian
mereka; ketidaktahuan mereka dalam
anak – anak. Konsep yang ditawarkan
cara
oleh beliau adalah sebagai berikut:
mendidik
dan
menanamkan
kesadaran religius dalam anak-anak
1. Menanamkan Aqidah yang sehat.
menjadi penghadang utama. Apalagi
Al
saat ini mata, telinga dan hati anak-
contoh tentang masalah ini pada
anak
pesan Luqman kepada Puteranya
selalu
didera
oleh
berbagai
Qur’an
telah
memberikan
(Luqman:17 – 19)
tontonan tentang sadisme, seksualisme,
2. Melatih beribadah pada anak –
sinisme, dan kekacauan moral yang lain, yang sama sekali tidak mendidik
anak (Thaha: 132)
dan menghambat proses penamanan
3. Mengajarkan kepada anak sesuatu
tersebut. Itu semua bisa memadaman
yang halal dan yang haram
cahaya fithrah dan “kesadaran dini”
4. Memberi reward dan punishment
yang ada dalam diri mereka. Maka
bagi anak anak serta melatih untuk
keteladanan (al-qudwah) dan contoh
member maaf
kongkrit model keberagamaan orang tua
menjadi
kunci
utama
5. Kelekatan dan persahabatan orang
untuk
tua
pada
anak
penting
untuk
memberikan bekal bermanfaat bagi
membangun dan mengasah emosi
anak-anak sekaligus menjadi benteng
anak
untuk
membendung
informasi
kotor
kehidupan
yang
mereka.
gelombang
6. Membiasakan anak meminta izin
menyerbu Merupakan
Disamping
kejahatan yang amat besar jika justru
menjadi
dari
menumbuhkan
orang
tualah
anak-anak
orang
bagian
tua,
penting
guru dalam
keberagamaan
anak.
menyaksikan pola kehidupan yang
Guru yang pandai, bijaksana dan
tidak agamis.
mempunyai
keikhlasan
dan
sikap
Pendapat Jamaluddin Mahfudz di
positif terhadap pekerjaannya akan
bawah ini barangkali bisa dijadikan
dapat membimbing anak-anak didik ke
sebagai pertimbangan bagi orang tua
arah
tentang bagaimana menumbuhkan dan
pelajaran yang diberikan kepadanya
mengembangkan keberagamaan pada
dan dapat menumbuhkan sikap positif
9
sikap
yang
positif
terhadap
yang
diperlukan
dalam
hhidupnya
bagi guru untuk selalu memberikan contoh bagi murid – muridnya.
kemudian hari. Guru
hendaknya
selalu DAFTAR PUSTAKA
memperbaiki sikap jiwanya terhadap
Ancok, Jamaludin dan Fuad Anshari Suroso, Psikologi Islam: Solusi Islam Atas Problema-Problema Sikologi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1995.
tugas berat yang telah dipilihnya dan meningkatkan kemampuannya untuk dapat melaksnakan tugas itu sebaikbaiknya. Disamping itu juga ia juga
Daradjat, Zakiah, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang,1979
harus meningkatkan penngetahuannya tentang berbagai ilmu yang diperlukan
Darajat, Zakiah, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, Jakarta: Gunung Agung, 1982
dalam tugasnya. Hal ini dimaksudkan agar anak didik bergairah dan dapat
Darajat Zakiyah, Doa Menunjang Semangat Hidup, CV. Ruhana, Jakarta, 1996.
memupuk dan mengembangkan sikapsikap yang perlu dilakukan di hari depan.Membiasakan untuk melakukan
Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur’an dan Terjemahnya, Semarang : CV Toha Putra 1989
aktifitas keagamaan perlu dilakukan oleh guru terhadap murid-muridnya.
Hastuti dkk, Perkembangan Peserta Didik, Surabaya, LAPIS – PGMI, 2008
Melatihkan dan membiasakan sholat di masjid atau mushola sekolah atau di dekat sekolah, membaca Al Qur’an,
http://al-awva.blogspot.com, Menumbuhkan kesadaran beragama pada anak
termasuk melatih menghafalnya, sholat berjamaah,
menjadi
pokok-pokok
Hawari, Dadang, Doa dan Dzikir Sebagai Pelengkap Terapi Medis, PT. Dhani Bhakti Primayasa, Jakarta, 1997.
perilaku ibadah yang perlu ditanamkan pada murid-muridnya sejak dini. Latihan
keagamaan
yang
hubungan manusia dengan manusia
Jalaluddin, Psikologi Agama revisi ketiga, PT. Raja Grafindo Persaada, Jakarta 2005.
lain
agama
Mahfuzh Jamaluddin, Psikologi Anak
menjadi Sesutu yang sangat penting
dan remaja Muslim, Jakarta, Pustaka
pula untuk dilakukan oleh guru kepada
Al Kautsar, 2001
menyangkut
seuai
akhlaq,
dengan
moral,
ajaran
etika
murid – muridnya. Menjadi kewajiban
10
Nurihsan, Juntika, Buku Materi Pokok Perkembangan Peserta Didik, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, 2007 Rakhmat Jalaluddin, Psikologi agama, PT. Mizan Pustaka, Bandung 2005. Djalaluddin, Ramayulis, Pengantar Ilmu Jiwa Agama, Kalam Mulia, Jakarta 2002
*)
Dosen Prodi PGMI FAI Universitas Muhammadiyah Magelang
11