BAB IV ANALISIS PENANAMAN PENDIDIKAN BUDI PEKERTI DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI SMK NEGERI 1 KARANGDADAP PEKALONGAN
A. Analisis Penanaman Pendidikan Budi Pekerti Di SMK Negeri 1 Karangdadap Pekalongan Pendidikan budi pekerti merupakan usaha sadar melalui kegiatan bimbingan, pembiasaan, pengajaran dan latihan, serta keteladanan untuk menyiapkan peserta didik menjadi manusia seutuhnya yang berbudi pekerti luhur dalam segenap peranannya di masa yang akan datang. Dalam pelaksanaanya, penanaman pendidikan budi pekerti di SMK Negeri 1 Karangdadap masuk kedalam proses belajar mengajar. Dalam penanaman pendidikan budi pekerti tentunya ada meteri yang diberikan guru kepada siswa, baik meteri pendidikan budi pekerti atau akhlak yang terkait langsung dalam pembelajaran maupun tidak terkait dengan pembelajaran. Adapun materi yang yang diberikan guru pendidikan agama islam meliputi: pendidikan keimanan, pendidikan ibadah, pendidikan suri tauladan yang baik serta pendidikan sosial. Berkaitan dengan penanaman pendidikan budi pekerti dalam kegiatan sehari-hari secara teknis dapat dilakukan melalui keteladan kegiatan seharihari guru, kepala sekolah, staf administrasi, bahkan juga pengawas harus dapat menjadi teladan atau model yang baik bagi murid-murid di sekolah,
67
68
kegiatan spontan dilakukan pada saat guru mengetahui sikap/tingkah laku peserta didik yang kurang baik, teguran, fasilitas sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka, palang merah remaja, ataupun kegiatan kerohanian. Sehingga anak memiliki kegiatan positif yang memiliki nilai pembelajaran budi pekerti bagi pertumbuhan mereka. Dengan berbagai kegiatan tersebut, diharapkan pendidikan budi pekerti tidak hanya berhenti pada aspek kognitif saja, melainkan juga mampu menyentuh aspek afektif, dan psikomotor peserta didik.
Sebagaimamana dinyatakan oleh Ki Hajar Dewantoro, bahwa supaya nilai yang ditanamkan dalam pendidikan tidak tinggal sebagai pengetahuan saja, tetapi sungguh menjadi tindakan seseorang, maka produk pendidikan mestinya memperhatikan tiga unsur berikut secara terpadu, yaitu “ngertingerasa-ngelakoni”
(mengetahui/memahami,
memiliki/menghayati
dan
melakukan). Hal tersebut mengandung pengertian bahwa agar pendidikan budi pekerti dapat mencapai tujuan yang diinginkan maka hendaknya bentuk pendidikan dan pengajaran budi pekerti mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara terpadu. Penanaman
pendidikan
budi
pekerti
difungsikan
untuk
mengembangkan nilai, sikap dan perilaku siswa yang memancarkan akhlak mulia/budi pekerti luhur agar mereka memiliki hati nurani yang bersih, berperangai baik, serta menjaga kesusilaan dalam melaksanakan kewajiban terhadap Tuhan dan terhadap sesama makhluk.
69
Seperti ungkapan Ibu Fitria bahwa penanaman pendidikan budi pekerti terlaksana oleh semua guru tidak hanya guru PAI saja, guru-guru lain juga memiliki tanggung jawab dan tugas yang sama yaitu mencerdaskan dan mendidik anak didik menjadi lebih baik.1 Bahwa pelaksanaan penanaman pendidikan budi pekerti di SMK Negeri 1 Karangdadap Pekalongan sudah diterapkan oleh pihak guru, akan tetapi dalam pribadi siswa belum tertanam pendidikan budi pekerti secara mendalam. Sehingga siswa cenderung melakukan sesuatu hal sesuai dengan keinginannya tanpa memikirkan resiko yang mereka akan didapat nanti. Berdasarkan analisis diatas dapat diambil kesimpulan bahwa penanaman pendidikan budi pekerti di SMK Negeri 1 Karangdadap Pekalongan ditempuh dengan mengintegrasikan konten kurikulum pendidikan budi pekerti ke dalam seluruh mata pelajaran yang relevan, terutama mata pelajaran agama, mengintegrasikan pendidikan budi pekerti ke dalam kegiatan yang diprogramkan, dengan membangun komunikasi dan kerjasama antara sekolah dengan orang tua peserta didik.
B. Analisis Bentuk-Bentuk Kenakalan Siswa di SMK Negeri 1 Karangdadap Pekalongan Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru BP Familah Sukmawati, tentang bentuk-bentuk kenakalan siswa di SMK Negeri 1 Karangdadap Pekalongan, antara lain merokok, membolos, surat ijin palsu, 1
Fitria Anggraeni, guru Pendidikan Agama Islam SMK Negeri 1 Karangdadap Pekalongan, wawancara pribadi, pada tanggal 21 April 2015.
70
tidak sopan/menentang, melompat pagar, terlambat masuk, meninggalkan jam pelajaran, buang sampah sembarangan, di kantin waktu jam pelajaran, tidak piket kelas, tidak mengikuti upacara.2 Bentuk kenakalan siswa yang diungkapkan oleh Ibu Familah Sukmawati tersebut merupakan identifikasi bentuk-bentuk kenakalan siswa di SMK Negeri 1 Karangdadap Pekalongan. Kenakalan yang sering dilakukan siswa sebenarnya masuk dalam kategori kenakalan ringan, artinya kenakalan tersebut masih dalam batas yang wajar dan tidak membahayakan, walaupun sebagian yang dilakukan siswa ada yang termasuk kategori kenakalan yang menggangu ketenteraman dan mengganggu keamanan warga sekitar sekolah. Berbicara tentang siswa, tidak semua mempunyai perilaku yang sama antara satu sama lain. Dalam arti ada yang termasuk kategori nakal dan tidak nakal, begitu juga di SMK Negeri 1 Karangdadap Pekalongan. Mengenai hal ini dapat dijelaskan bahwa berdasarkan interview yang dilakukan dan data yang diperoleh diketahui bahwa dari jumlah siswa yang ada, jumlah siswa yang nakal dan tidak nakal secara angka tidak dipastikan karena pada dasarnya kenakalan seseorang itu bersifat relatif artinya siswa yang saat ini nakal bisa jadi berubah dan penilaian orang tentang kenakalan pun tidak sama. Ada kalanya perilaku siswa dianggap nakal oleh seseorang tetapi tidak bagi yang lainnya. Begitu juga dengan hasil wawancara dengan Kepala SMK Negeri 1 Karangdadap Pekalongan Bapak Agus Nowo Edy, bahwa bentuk-bentuk 2
Familah Sukmawati, guru BP/BK SMK Negeri 1 Karangdadap Pekalongan, wawancara pribadi, pada tanggal 22 April 2015.
71
kenakalan siswa di SMK Negeri 1 Karangdadap Pekalongan ini memang beranekaragam dan yang jelas berkisar tentang pelanggaran tata tertib diantaranya adalah melanggar ketentuan seragam sekolah, tidak masuk sekolah tanpa izin/keterangan, pulang belum waktunya, tidak mengikuti upacara, kelengkapan seragam kurang, di kantin waktu jam pelajaran, berambut panjang bagi laki – laki.3 Begitu juga hasil wawancara dengan salah satu guru Pendidikan Agama Islam Ibu Fitria Anggraeni, beliau menyebutkan macam - macam kenakalan siswa, antara lain minat dalam pelajaran agama kurang, ramai saat pelajaran berlangsung, dalam melaksanakan sholat lima waktu masih belum sempurna.4 Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Endah Betty Retnowati, yang mengajar mata pelajaran PPKN, beliau mengidentifikasi kenakalan siswa, antara lain bolos dalam jam pelajaran, diterangkan, ramai sendiri dan baca buku komik, saat pelajaran berlangsung mainan HP dan sms-an.5 Sedangkan hasil wawancara dengan Ibu Irma Tri Kurniawati guru kedua mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, menurut beliau jenis – jenis kenakalan siswa yang terjadi di SMK Negeri 1 Karangdadap Pekalongan adalah pada saat proses belajar mengajar berlangsung ramai, bicaradengan teman sebangku, tidak mengikuti pelajaran, tidak mengerjakan tugas, pada
3
Agus Nowo Edy, Kepala sekolah SMK Negeri 1 Karangdadap Pekalongan, wawancara pribadi, pada tanggal 20 April 2015. 4 Fitria Anggraeni, guru Pendidikan Agama Islam SMK Negeri 1 Karangdadap Pekalongan, wawancara pribadi, 21 April 2015. 5 Endah Betty Retnowaty, guru PPKN SMK Negeri 1 Karangdadap Pekalongan, wawancara pribadi, pada tanggal 22 April 2015.
72
saat ujian atau ulangan siswa – siswa ada yang mencontek., ada siswa yang berani melawan dan melakukan perlawanan ketika diberitahu/diperingatkan, terpengaruh oleh pergaualan di luar yang cenrderung bebas, melanggar aturanaturan sekolah seperti : cara berpakaian tidak benar, terlambat masuk kelas walupun bel sudah lama berbunyi.6 Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Sekar Arum Prasetyani guru bahasa Indonesia, menurutnya kenakalan yang terjadi di SMK Negeri 1 Karangdadap Pekalongan masih dalam batas wajar tidak sampai menjurus ke masalah kriminal. Beliau mengidentifikasi jenis kenakalan siswa di SMK Negeri 1 Karangdadap Pekalongan antara lain saat kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa ramai, saat kegiatan belajar mengajar berlangsung ada siswa bicaradengan temannya, saat kegiatan belajar mengajar berlangsung ada siswa tidak memperhatikan pelajaran.7 Hal yang sama juga dilakukan oleh siswi yang bernama Bagus Arta Wijaya kelas XI-TSM, kenakalan yang selama ini dia lakukan ialah memakai gelang/kalung, pada waktu pelajaran berlangsung membuat gaduh di kelas, di kantin waktu jam pelajaran, kelengkapan seragam kurang, tidak mengikuti upacara., tidak sopan pernah menentang sewaktu diperingatkan, membolos sekolah ataupun tidak masuk pada waktu pelajaran.8
6
Irma Tri Kurniawati, guru Pendidikan Agama Islam SMK Negeri 1 Karangdadap Pekalongan, wawancara pribadi, pada tanggal 23 April 2015. 7 Sekar Arum Prasetyani, guru bahasa Indonesia SMK Negeri 1 Karangdadap Pekalongan, wawancara pribadi, pada tanggal 23 April 2015. 8 Bagus Arta Wijaya, siswa SMK Negeri 1 Karangdadap Pekalongan, wawancara pribadi, pada tanggal 24April 2015.
73
Kenakalan yang sama juga dilakukan oleh Nurul Rismawati kelasXIBB, antara lain membuat surat ijin palsu, datang terlambat, bicara dengan teman sewaktu pelajaran berlangsung, memalsu tanda tangan.9 Sama dengan teman – temannya yang lain, siswa yang bernama Fahmi Iqbal kelas XI-TITL, juga sering melakukan pelanggaran yaitu sering datang terlambat, membolos, disamping itu pada saat pelajaran berlangsung seringkali menjadi bahan tertawaan temannya karena sering diperingatkan guru tetapi tetap tidak diindahkan.10 Begitu juga dengan siswa yang bernama Imam Wahyu Indrawan kelas XI-TSM, kenakalan dan pelanggaran yang dilakukannya ialah tidak mengikuti upacara kelengkapan seragam kurang, sering datang terlambat, kurang memperhatikan guru saat menerangkan, merokok sewaktu istirahat di kantin.11
C. Analaisis Faktor Pendukung Dan Penghambat Penanaman Pendidikan Budi Pekerti di SMK Negeri 1 Karangdadap Pekalongan Dalam pelaksanaannya penanaman pendidikan budi pekerti SMK Negeri Karangdadap Pekalongan membutuhkan banyak dukungan sehingga bisa terlaksana secara optimal. Konsistensi dan kesabaran dari pendidik dan penyelenggara proses pendidikan yang lain yang dilakukan secara terus menerus dan istiqomah antara beberapa pihak sehingga akan memepermudah
9
Nurul Rismawati, siswa SMK Negeri 1 Karangdadap Pekalongan, wawancara pribadi, pada tanggal 23 April 2015. 10 Fahmi Iqbal, siswa SMK Negeri 1 Karangdadap Pekalongan, wawancara pribadi, pada tanggal 24 April 2015. 11 Wahyu Indrawan, siswa SMK Negeri 1 Karangdadap Pekalongan, wawancara pribadi, pada tanggal 24 April 2015.
74
dalam pelaksanaannya. Maka dari itu dapat dijabarkan tentang analaisis faktor-faktor tersebut sebagai berikut: 1. Analisis Faktor Pendukung Penanaman Pendidikan Budi Pekerti di SMK Negeri 1 Karangdadap Pekalongan a. Keluarga Keluarga adalah tempat ideal penyemaian pendidikan budi pekerti. Didalam keluarga anak akan banyak belajar secara praktis melalui berlatih dan meniru budi pekerti orang disekitarnya, lebihlebih meneladani orang tuanya Orang tua tidak hanya memberikan pendidikan tata krama dan budi pekerti saja, melainkan harus memberi contoh kepada anak-anaknya supaya sang anak tidak hanya mendengar pesan-pesan dari orang tua tapi juga melihat dan memahami bahwa orang tua tidak hanya memerintah saja tetapi juga telah memberi contoh yang baik bagi dirinya. Hal ini diharapkan supaya anak dapat mengingat apa yang telah diajarkan orang tua kepada mereka sebagai anak. Hal ini seperti ungkapan Ibu Irma selaku guru PAI: “Faktor yang paling mendukung dalam menanamkan pendidikan budi pekerti pada anak adalah orang tua. Jika dalam keluarga anak selalu ditanamkan budi pekerti sejak kecil maka anak akan terbiasa untuk berbuat baik.”12
12
Irma Tri Kurniawati, selaku guru Pendidikan Agama Islam SMK Negeri 1 Karangdadap Pekalongan, wawancara pribadi, pada tanggal 21 April 2015.
75
b. Perilaku dan Tauladan dari guru di Sekolah Sekolah adalah potensi paling besar dalam melahirkan anak yang memiliki budi pekerti yang baik. Tugas dasar sekolah adalah sebagai pendidik yang membina bakat intelektual anak, selanjutnya sekolah
juga
bertugas
mengembangkan
kemampuan
guna
mempersiapkan kehidupan profesi anak dimasa yang akan datang. Disekolah secara moral guru memiliki tanggung jawab dalam menanamkan nilai dan bentuk sikap kepada siswanya. Semakin tinggi kepercayaan siswa terhadap gurunya akan semakin tinggi kredibilitas seorang guru. Saat inilah guru mampu menjadi suri tauladan bagi siswanya. Keteladanan Dalam kegiatan sehari-hari guru, kepala sekolah, staf administrasi, bahkan juga pengawas harus dapat menjadi teladan atau model yang baik bagi murid-murid di sekolah. Sebagai misal, jika guru ingin mengajarkan kesabaran kepada siswanya, maka terlebih dahulu guru harus mampu menjadi sosok yang sabar dihadapan muridmuridnya. Begitu juga ketika guru hendak mengajarkan tentang pentingnya kedisiplinan kepada murid-muridnya, maka guru tersebut harus mampu memberikan teladan terlebih dahulu sebagai guru yang disiplin dalam menjalankan tugas pekerjaannya. Tanpa keteladanan, murid-murid hanya akan menganggap ajakan moral yang disampaikan sebagai sesuatu yang omong kosong belaka, yang pada akhirnya nilai-
76
nilai moral yang diajarkan tersebut hanya akan berhenti sebagai pengetahuan saja tanpa makna. Seperti yang diungkapkan oleh Fitri selaku guru PAI: “Dalam kegiatan sehari-hari guru, kepala sekolah, staf administrasi menjadi teladan atau model yang baik bagi murid-murid di sekolah. Misal, jika guru ingin mengajarkan kesabaran kepada siswanya, maka terlebih dahulu guru harus mampu menjadi sosok yang sabar dihadapan murid-muridnya. Begitu juga ketika guru hendak mengajarkan tentang pentingnya kedisiplinan kepada muridmuridnya, maka guru tersebut harus mampu memberikan teladan terlebih dahulu sebagai guru yang disiplin dalam menjalankan tugas pekerjaannya.”13
2. Analisis Faktor Penghambat Penanaman Pendidikan Budi Pekerti di SMK Negeri 1 Karangdadap Pekalongan a. Lingkungan sekitar Lingkungan
mempunyai
pengaruh
sangat
besar
dalam
membentuk dan menentukan perubahan sikap dan perilaku seseorang, terutama pada generasi muda dan anak-anak. Misalnya, tidak dapat diabaikan pengaruh lingkungan pergaulannya. Pada usia remaja, pengaruh lingkungan masyarakat kadangkadang lebih besar pengaruhnya daripada lingkungan keluarga, sebab 13
Fitria Anggraeni, selaku guru Pendidikan Agama Islam SMK Negeri 1 Karangdadap Pekalongan, wawancara pribadi, pada tanggal 21 April 2015.
77
masa
remaja
adalah
masa
yang
sedang
mengembangkan
kepribadiannya, yang membutuhkan lingkungan teman-teman dan masyarakat. Perhatian mereka terhadap lingkungan masyarakat benarbenar diperhatikannya, maka persoalan masyarakat atau nasib orang banyak sering kali menjadi perhatian mereka dan mereka berjuang untuk membela yang lemah dan menderita itu. Hal ini seperti pendapat Ibu Irma bahwa kendala dalam menanamkan pendidikan budi pekerti disekolah terletak pada lingkungan sekitar dan teman bermain ketika dirumah. Pergaulan siswa di lingkungan luar terkadang membawa dampak negatif. Hal ini karena terkadang orang tua lebih mementingkan urusan pribadinya dibanding anak-anaknya.14
b. Media Informasi Media merupakan alat komunikasi yang sering digunakan. Di era informasi ini, peran media informasi dalam kehidupan sangat dominan. Penggunaan media informasi ini mempunyai pengaruh positif dan negatif. Pengaruh positif media informasi anak dengan mudah mendapatkan informasi dan pengetahuan yang sebelumnya belum pernah diketahui. Saat ini, kita dapat menyaksikan betapa berjamurnya TV-TV swasta, parabola, dan internet. Penggunaan internet juga tidak kalah 14
Irma Tri Kurniawati, selaku guru Pendidikan Agama Islam SMK Negeri 1 Karangdadap Pekalongan, wawancara pribadi, pada tanggal 21 April 2015.
78
berbahaya apabila tanpa pengawasan, karena banyaknya informasi – informasi yang tidak layak konsumsi bagi anak-anak. Dampak negatif yang nampak tersebut sudah mulai mengarah pada penyimpangan perilaku dan budi pekerti yang kurang baik.