SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMA/SMK)
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA, 2016 i
DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN A. Rasional B. Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti di Pendidikan Dasar dan Menengah C. Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti di Sekolah Menengah D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Sekolah Menengah E. Pembelajaran dan Penilaian F. Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi Lingkungan dan Peserta Didik II. KOMPETENSI DASAR, MATERI PEMBELAJARAN, DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN A. Kelas X B. Kelas XI C. Kelas XII
ii
I. PENDAHULUAN A. Rasional Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan,dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam rangka mewujudkan insan Indonesia tersebut, proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberkan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kompetensi, materi, dan pembelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dikembangkan melalui pertimbangan kepentingan hidup bersama secara damai dan harmonis (to live together in peace and harmony). Pembelajaran dilaksanakan berbasis aktivitas pada kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Penumbuhan dan pengembangan sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran, pembiasaan, keteladanan, dan pembudayaan untuk mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Sekolah sebagai taman yang menyenangkan untuk tumbuh berkembangnya pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa yang menempatkan pengetahuan sebagai perilaku (behavior), tidak hanya berupa hafalan atau verbal. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, disebutkan bahwa “ Pendidikan Agama berfungsi membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Sang Hyang Widhi Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antarumat beragama” (Pasal 2 ayat 1). Selanjutnya, disebutkan bahwa “Pendidikan Agama bertujuan untuk berkembangnya kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai Agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni” (Pasal 2 ayat 2). Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang sangat cepat menumbuhkan budaya-budaya baru dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Perkembangan yang pesat tersebut menimbulkan perilakuperilaku yang tidak baik mempengaruhi berbagai aspek kehidupan.Pendidikan agama merupakan pendidikan yang berfungsi untuk membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa.Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti memiliki berbagai konsep yang dapat memberikan kendali atau kontrol pada umatnya untuk mengendalikan diri dari pengaruh negatif perkembangan zaman. Sebagai warga negara umat Hindu memiliki konsep Dharma Negara dan Dharma Agama, yang telah tertuang dalam pesamuhan agung Parisadha Hindu Dharma Indonesia, tersurat dan tersirat baik secara langsung maupun tidak langsung, mendukung keuSang Hyang Widhi NKRI, diantaranya :
1
1. Agama Hindu selalu mengajarkan konsep Tri Hita Karana (hubungan antara manusia dengan Sang Hyang Widhi, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam lingkungan. 2. Agama Hindu selalu menekankan ajaran Tat Twam Asi (Saling menyayangi, menghargai, tolerensi antar sesama ciptaan Sang Hyang Widhi) 3. Agama Hindu menanamkan sifat-sifat kejujuran (Satya)dan persaudaraan (Vasudaiva Kutumbhakam). 4. Dengan demikian Agama Hindu tidak mengajarkan radikalisme dan fanatisme. Silabus ini disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru. Penyederhanaan format dimaksudkan agar penyajiannya lebih efisien, tidak terlalu banyak halaman namun lingkup dan substansinya tidak berkurang, serta tetap mempertimbangkan tata urutan (sequence) materi dan kompetensinya. Penyusunan silabus ini dilakukan dengan prinsip keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan kurikulum; mudah diajarkan oleh guru (teachable); mudah dipelajari oleh peserta didik (learnable); terukur pencapainnya (measurable), dan bermakna untuk dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan pendidikan peserta didik. Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran, serta mengakomodasi keungulan-keunggulan lokal. Atas dasar prinsip tersebut, komponen silabus mencakup kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran. Uraian pembelajaran yang terdapat dalam silabus merupakan alternatif kegiatan yang dirancang berbasis aktivitas. Pembelajaran tersebut merupakan alternatif dan inspiratif sehingga guru dapat mengembangkan berbagai model yang sesuai dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran. Dalam melaksanakan silabus ini guru diharapkan kreatif dalam pengembangan materi, pengelolaan proses pembelajaran, penggunaan metode dan model pembelajaran, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta tingkat perkembangan kemampuan peserta didik. B. Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti di Pendidikan Dasar dan Menengah Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Adapun kompetensi pendidikan Agama Hindu pada Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) pada ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai berikut:
2
Sikap
•Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, menumbuhkankembangkan dan meningkatkan kualitas Sraddha, bhaktii, berilmu, percaya diri, rasa ingin tahu, santun, disiplin, jujur, mandiri, peduli, toleransi, bersahabat, dan bertanggung jawab dalam hidup bermasyarakat, serta mencerminkan pribadi yang berbudi pekerti luhur dan cinta tanah air. •Mencerminkan sikap bersyukur, ksama (pemaaf), disiplin, Satya (jujur), Ahimsa (tidak melakukan kekerasan), Karuna (menyayangi), Sraddha (keyakinan) rajin, bertanggungjawab, tekun, mandiri, mampu bekerjasama, gotong royong dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
Pengetahuan
•Memiliki pengetahuan factual, konseftual, dan prosedural dengan cara mengamati(, mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu. •Melalui materi tentang Kitab Suci Veda, Tattva (filsafat), Susila (etika), Acara dan Sejarah secara konseptual, dan prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang universal.
Keterampilan
•Memiliki kemampuanpikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret, dalam berdoa, bersembahyang, berdharmagita (menyanyi, mekidung, bhajan, kirtan), bermeditasi, membuat sarana upakara, melaksanakan tirtayatra ketempat suci, beryoga, berdharma wacana, berdharma tula, dan berjapa.
C. Kompetensi Setelah Mempelajari Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti di Sekolah Menengah Kompetensi Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Lulusan Tingkat Sekolah Menengah Atas yaitu: Kelas X Menghayati dan bertanggung jawab terhadanilai-nilai Yajňa yang terkandung dalam kitab Rāmāyaṇa Memahami ajaran Upaveda sebagai
Kelas XI Menerapkan Yoga Asanas menurut Susastra Hindu dalam kehidupan sehari-hari;
Kelas XII Memahami Klasifikasi Veda sebagai sumber Hukum Hindu;
Memahami hakekat Yajňa yang terkandung
Memahami sejarah perkembangan 3
tuntunan hidup
dalam Mahābhārata;
Memahami hakekat Wariga dalam kehidupan;
Memahami pengetahuan konseptual bahwa Moksha sebagai tujuan akhir menurut agama Hindu Memahami esensi Bhakti sejati dalam Rāmāyaṇa Memahami perilaku bertanggungjawab untuk menciptakan keluarga Sukhinah
Memahami ajaran Dharsana dalam agama Hindu Mengamalkan pola hidup sesuai dengan tingkatan dan ranah yang diamanatkan Catur Asrama; Menjalankan pola hidup gotong royong dan kerjasama, serta berinteraksi secara efektif sesuai dengan tatanan ajaran Catur Warna
kebudayaan Hindu di dunia Menerapkan ajaran Yantra, Tantra dan Mantra;
Memahami ajaran Astangga Yoga untuk mencapai Moksha Mengamalkan ajaran Dasa Yama Bratha, dan Dasa Nyama Bratha dalam pergaulan hidup
D. Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Sekolah Menengah Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti diberikan sejak SD sampai SMA/SMK sebagai mata pelajaran. nilai-nilainya terintegrasi dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai-nilai tersebut diperkuat melalui pengkondisian aktivitas peserta didik di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Pada jenjang SMA/SMK kurikulum Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekertimengembangkan dasar dasar agama dan budi pekerti secara rasional. Kerangka Pengembangan Kurikulum Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X sd XII mengikuti elemen pengorganisasi Kompetensdi Dasar yaitu Kompetensi Inti. Kompetensi Inti pada kelas X sd XII yaitu: KI KI 1
KI 2
Kelas X Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
Kelas XI Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
Kelas XII Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara 4
KI 3
KI 4
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Ruang Lingkup Agama Hindu dan Budi Pekerti Pendidikan Dasar dan Menengah mengajarkan konsep-konsep yang dapat menumbuhkan keyakinan agama peserta didik. Konsep-konsep tersebut yakni; Kitab Suci, Tattwa, Suśīla, Acara, dan Sejarah Agama Hindu
5
Aspek-aspek Pendidikan Agama Hindu dan Budhi Pekerti pada Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan (SMA/SMK) sebagaimana tertuang dalam Kurikulum 2013, meliputi: 1. Memahami Kitab Suci Veda yang menekankan kepada pemahaman Veda sebagai Kitab suci melalui pemahaman akan Kitab Upaveda, Rāmāyaṇa, Mahābhārata, Yantra, Tantra dan Mantra, Sumbersumber hukum Hindu 2. Tattwa merupakan pemahaman tentang Sraddha dan Bhakti dalam agama Hindu meliputi memahami ajaran, Moksha, Nawa Widha Bhakti, Dharsana, Yoga Asanas. 3. Suśīla yang penekanannya pada penguasaan tentang Catur Asrama, Catur Warna, Dasa Yama Bratha, dan Dasa Nyama Bratha, sehingga memiliki etika, moral yang baik sehingga tercipta insaninsan Hindu yang Sadhu. 4. Acara yang penekanannya pada sikap dan praktik berYajňa seperti melakukan Panca Yajña dan Wiwaha, Wariga, sehingga kehidupan menjadi harmonis. 5. Sejarah Agama Hindu yang menekankan kepada Sejarah perkembangan kebudayaan Hindu di dunia. Peta Materi Pendidikan Agama Hindu dan Budhi Pekerti pada Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan (SMA/SMK) Kelas X 1. Hakekat dan nilainilai Yajňa yang terkandung dalam kitab Rāmāyaṇa; 2. Ajaran Upaveda sebagai tuntunan hidup; 3. Hakekat Wariga dalam kehidupan; 4. Ajaran Dharsana dalam agama Hindu; 5. Pengetahuan konseptual tentang ajaran Catur Asrama; 6. Pengetahuan konseptual ajaran Catur Warna sesuai susastra Hindu;
1.
2.
3.
4. 5.
Kelas XI Yoga Asanas menurut Susastra Hindu; Hakekat Yajňa yang terkandung dalam Mahābhārata; Pengetahuan konseptual bahwa Moksha sebagai tujuan akhir menurut agama Hindu; Esensi Bhakti sejati dalam Rāmāyaṇa ; Perilaku bertanggungjawab untuk menciptakan keluarga Sukhinah;
1.
2.
3. 4.
5.
Kelas XII Klasifikasi Veda sebagai sumber Hukum Hindu; Sejarah perkembangan kebudayaan Hindu di dunia; Ajaran Yantra, Tantra dan Mantra; Ajaran Astangga Yoga untuk mencapai Moksha; Ajaran Dasa Yama Bratha, dan Dasa Nyama Bratha dalam kehidupan sehari-hari;
E. Pembelajaran dan Penilaian 1. Pembelajaran Kerangka Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan budi Pekerti, mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti yang tertuang dalam Kompetensi Inti 3 (KI-3) harus diimplementasikan dalam kompetensi Inti 4 (KI-4) disesuaikan dengan materi pokok yang diajarkan di setiap jenjang sesuai dengan Silabus Kurikulum 2013. Pendidik agar dapat mengaplikasikan nilai-nilai sikap yang tertuang dalam Kompetensi Inti 1 (KI-1) dan 2 (KI-2) yang berkaitan dengan 6
materi pokok yang diajarkan sesuai dengan tingkat satuan pendidikan dan jenjang masing-masing kelas a. Mengamati yaitu pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan pengamatan dilingkungan sekitar sesuai materi pokok pembelajaran. b. Menanya yaitu pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami terkait materi pembelajaran yang sedang dibahas, maupun hal-hal yang berkaitan dengan materi yang dibahas. c. Mengeksplor yaitu pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendapatkan data-data yang diperlukan sesuai dengan materi pembelajaran. d. Mengasosiasi yaitu pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menganalisis materi pembelajaran yang sedang dibahas. e. Mengkomunikasikan yaitu peserta didik dapat menyampaikan hasil proses pembelajaran dari materi pembelajaran dalam tertulis maupun lisan. f. Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) g. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) h. Pembelajaran langsung (direct learning) i. pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) j. Pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian(discovery/inquiry learning) Selain metode di atas, dalam menyampaikan materi Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti pada jenjang SMA menggunakan metode 6D. Adapun keenam metode tersebut antara lain: a. Metode Dharma Wacana atau Metode Ceramah adalah metode mengajar dengan ceramah secara oral, lisan, dan tulisan diperkuat dengan menggunakan mediavisual. Pendidik berperan sebagai sumber pengetahuan utama atau dominan. Belajar dengan strategi Dharma Wacana dapat memperoleh ilmu agama. Metode Dharma Wacana termasuk dalam ranah pengetahuan dalam dimensi Kompetensi Inti 3. b. Metode Dharma Gītā adalah metode mengajar dengan pola menyanyi atau melantunkan sloka, palawakya, dan tembang. Pendidik dalam proses pembelajaran melibatkan rasa seni yang dimiliki setiap peserta didik, terutama seni suara atau menyanyi, sehingga dapat menghaluskan budi pekerti dan dapat memahami ajaran Agama. c. Metode Dharma Tula atau metode diskusi adalah metode mengajar dengan melibatkan dua atau lebih peserta didik, untuk berinteraksi, seperti saling bertukar pendapat dan saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan di antara mereka. Metode Dharma Tula digunakan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Dengan menggunakan strategi Dharma Tula, peserta didik dapat memberikan kontribusi dalam pembelajaran. d. Metode Dharma Yatra atau karya wisata adalah metode pembelajaran dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu tempat guna menambah wawasan peserta didik, kemudian membuat laporandan membukukan hasil kunjungan tersebut dalam bentuk tugas. Mengunjungi tempat-tempat suci atau pergi ke tempat-tempat yang dianggap terkait perkembangan Agama 7
Hindu. Strategi Dharma Yatra baik digunakan pada saat menjelaskan materi tempat suci, hari suci, budaya, dan sejarah perkembangan Agama Hindu. e. Metode Dharma Shanti adalah metode pembelajaran untuk menanamkan sikap saling asah, saling asih, dan saling asuh yang penuh dengan rasa toleransi. Metode Dharma Shanti dalam pembelajaran memberikan kesempatan kepada peserta didik, untuk saling mengenali temannya, sehingga menumbuhkan rasa saling menyayangi. f. Metode Dharma Sadhana adalah metode pembelajaran untuk menumbuhkan kepekaan sosial peserta didik melalui pemberian atau pertolongan yang tulus ikhlas dan mengembangkan sikap berbagi kepada sesamanya 2. Penilaian Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, bahwa ruang lingkup penilain mencangkup ranah Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan. Penilaian Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015. Adapun penilaian-penilaian tersebut antara lain: a. Penilaian sikap dimaksudkan sebagai penilaian terhadap perilaku peserta didik dalam proses pembelajaran kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler, yang meliputi sikap spiritual dan sosial. 1) Sikap spiritual Penilaian sikap spiritual antara lain: (1) ketaatan melakukan sembahyang (puja Tri sandhya); (2) berperilaku sopan dan santun; (3) berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, makan, tidur, bepergian; dan (4) toleransi dalam beribadah; (5) konsentrasi/sadar penuh (duduk hening sebelum dan sesudah pembelajaran, serta konsentrasi saat proses pembelajaran). 2) Sikap Sosial Penilaian sikap sosial (KI-2) meliputi: (1) jujur yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan; (2) disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan; (3) tanggung jawab yaitu sikap dan perilaku peserta didik untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara dan Tuhan Yang Maha Esa; (4) santun yaitu perilaku hormat pada orang lain dengan bahasa yang baik; (5) peduli yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain atau masyarakat yang membutuhkan; (6) menghargai maksudnya menghargai pendapat orang lain dan berbagai perbedaan yang ada; (7) percaya diri yaitu suatu keyakinan atas kemampuannya sendiri untuk melakukan kegiatan atau tindakan; (8) tekun yaitu sikap dan perilaku peserta didik yang selalu berusaha melakukan tugas dengan sungguh-sungguh; (9) mandiri yaitu perilaku yang dapat mengatur dirinya sendiri tanpa harus selalu diingatkan; dan (10) kerjasama yaitu perilaku peserta didik yang memperlihatkan semangat kebersamaan. 8
b.
c.
Penilaian sikap menggunakan tehnik observasi, penilaian diri dan penilaian antar teman. Penilaian pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti pada ranah sikap meliputi sikap bersembahyang, perilaku toleran, jujur dalam berpikir, berkata, dan berbuat, menunjukkan ketaatan dalam menjalankan Yajňa, selalu mengucapkan syukur kehadapan Sang Hyang Widhi. Penilaian Pengetahuan Penilaian pengetahuan (KI-3) dilakukan dengan cara mengukur penguasaan peserta didik yang mencakup pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam berbagai tingkatan proses berpikir. Penilaian dalam proses pembelajaran berfungsi sebagai alat untuk mendeteksi kesulitan belajar (assesment as learning), penilaian sebagai proses pembelajaran (assessment for learning), dan penilaian sebagai alat untuk mengukur pencapaian dalam proses pembelajaran (assessment of learning). Melalui penilaian tersebut diharapkan peserta didik dapat menguasai kompetensi yang diharapkan. Untuk itu, digunakan teknik penilaian yang bervariasi sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai, yaitu tes tulis, lisan, dan penugasan. Prosedur penilaian pengetahuan dimulai dari penyusunan perencanaan, pengembangan instrumen penilaian, pelaksanaan penilaian, pengolahan, dan pelaporan, serta pemanfaatan hasil penilaian. Untuk mengetahui ketuntasan belajar (mastery learning), penilaian ditujukan untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan (diagnostic) proses pembelajaran. Hasil tes diagnostic, ditindaklanjuti dengan pemberian umpan balik (feedback) kepada peserta didik, sehingga hasil penilaian dapat segera digunakan untuk perbaikan mutu pembelajaran. Penilaian KI-3 menggunakan angka dengan rentang capaian/nilai 0 sampai dengan 100 dan deskripsi. Deskripsi dibuat dengan menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan pilihan kata/frasa yang bernada positif. Deskripsi berisi beberapa pengetahuan yang sangat baik dan/atau baik dikuasai oleh peserta didik dan yang penguasaannya belum optimal. Teknik penilaian pengetahuan menggunakan tes tulis, lisan, dan penugasan Penilaian pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti pada ranah kognitif meliputi aspek Kitab Suci, Tattva, Suśīla, Acara dan Sejarah, yang tertuang dalam pembelajaran Upaveda, Rāmāyaṇa, Mahābhārata, Yantra, Tantra dan Mantra Veda, Moksha, Nava Widha Bhakti, Dharsana, Yoga Asanas, Catur Asrama, Catur Warna, Bhakti Sejati, dan Dasa Yama Bratha, dan Dasa Nyama Bratha, Panca Yajňa, Wiwaha, Wariga dan Sejarah perkembangan Hindu di Dunia Penilaian Keterampilan Penilaian keterampilan dilakukan dengan mengidentifikasi karateristik kompetensi dasar aspek keterampilan untuk menentukan teknik penilaian yang sesuai. Tidak semua kompetensi dasar dapat diukur dengan penilaian kinerja, penilaian proyek, atau portofolio. Penentuan teknik penilaian didasarkan pada karakteristik kompetensi keterampilan yang hendak diukur. Penilaian keterampilan dimaksudkan untuk mengetahui penguasaan pengetahuan peserta didik dapat digunakan untuk mengenal dan menyelesaikan masalah dalam 9
kehidupan sesungguhnya (dunia nyata). Penilaian keterampilan menggunakan angka dengan rentangskor 0 sampai dengan 100 dan deskripsi.Teknik penilaian yang digunakan sebagai berikut. 1) Penilaian Kinerja Penilaian kinerja merupakan penilaian yang meminta peserta didik untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya dengan mengaplikasikan atau mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Pada penilaian kinerja, penekanan penilaiannya dapat dilakukan pada proses atau produk. Penilaian kinerja yang menekankan pada produk disebut penilaian produk, sedangkan penilaian kinerja yang menekankan pada proses disebut penilaian praktik (praktik). Penilaian praktik, misalnya; memainkan alat musik, melakukan pengamatan suatu obyek dengan menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain peran, menari, dan sebagainya. Penilaian produk, misalnya: poster, kerajinan, puisi, dan sebagainya. 2) Penilaian Proyek Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, penyajian data, dan pelaporan. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan pengumpulan data, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan inovasi dan kreativitas serta kemampuan menginformasikan peserta didik pada muatan tertentu secara jelas. 3) Penilaian Portofolio Portofolio dapat berupa kumpulan dokumen dan teknik penilaian. Portofolio sebagai dokumen merupakan kumpulan dokumen yang berisi hasil penilaian prestasi belajar, penghargaan, karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif dalam kurun waktu tertentu. Pada akhir periode, portofolio tersebut diserahkan kepada guru pada kelas berikutnya dan orang tua sebagai bukti otentik perkembangan peserta didik. Portofolio sebagai teknik penilaian dilakukan untuk menilai karya-karya peserta didik dan mengetahui perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru bersama-sama dengan peserta didik. Berkaitan dengan tujuan penilaian portofolio, tiap item dalam portofolio harus memiliki suatu nilai atau kegunaan bagi peserta didik dan bagi orang yang mengamatinya. Guru dan peserta didik harus sama-sama memahami maksud, mengapa suatu item (dokumen) dimasukkan ke koleksi portofolio. Selain itu, sangat diperlukan komentar dan refleksi dari guru atas karya yang dikoleksi. Berdasarkan informasi perkembangan kemampuan peserta didik yang dibuat oleh guru bersama peserta didik yang bersangkutan, dapat dilakukan perbaikan secara terus menerus. Dengan demikian portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya. 10
Penilaian pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti pada ranah keterampilan meliputi keterampilan bercerita, menata sarana dan prasarana sembahyang, melantunkan slokasloka, berdharma wacana, bermeditasi, beryoga, berdharmatula, berdharmagita, dan berjapa. F.
Kontekstualisasi Pembelajaran Sesuai dengan Kondisi Lingkungan Peserta didik. Sejalan dengan karakteristik pendidikan abad 21 yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti dalam Kurikulum 2013 juga memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media dan sumber belajar. Pemanfaatan TIK mendorong peserta didik dalam mengembangkan kreativitas dan berinovasi serta meningkatkan pemahaman dan pengetahuan Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti. Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti memanfaatkan berbagai sumber belajar seperti buku teks yang tersedia dalam bentuk buku guru dan buku siswa. Sesuai dengan Karakteristik Kurikulum 2013, buku teks bukan satu-satunya sumber belajar. Guru dapat menggunakan buku pengayaan atau referensi lainnya dan mengembangkan bahan ajar sendiri seperti LKS (Lembar Kerja Siswa). Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti, LKS bukan hanya kumpulan soal. Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti sesuai ruang lingkup aspek materi yang diajarkan harus mampu menumbuhkan sikap nasionalisme, mampu berkomitmen, berkontribusi, dan mampu merancang cita-citanya sehingga berhasil dalam hidup. Kontekstualisasi pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti sebagai berikut: 1. Pembelajaran PAH-BP dilakukan dengan menyusun perencanaan dengan membuat RPP, membuat media pembelajaran pendukung yang sesuai kebutuhan tempat pengajar mengajar, sehingga materi pelajaran dapat terserap dengan baik sesuai kompetensi dasar. 2. Pembelajaran PAH-BP diharapkan dapat membangun sikap bangga terhadap agamanya, sehingga tumbuh sikap toleran, sehingga terhindar dari sikap fanatisme sempit dan radikalisme. Guna menumbuhkan sikap toleran (tat tvam Asi) melalui ruang lingkup materi Kitab Suci Veda, Tattva (filsafat), Suśīla (etika), Acara dan Sejarah. Pembelajaran yang dikembangkan dalam PAH-BP pada akhirnya dapat menumbuhkan rasa nasionalisme. 3. Pembelajaran PAH-BP selalu berkomitmen untuk menumbuhkan perilaku yang anti radikalisme yang meyimpang dari Dharma, dengan memberikan porsi materi Suśīla atau etika sebesar 35% dari materi-materi yang lain. Dengan memberikan pembelajaran etika yang lebih banyak, dapat menumbuhkan sikap toleran dan bersikap sesuai norma-norma yang berlaku di masyarakat. Peserta didik yang memiliki etika yang bagus dapat menciptakan keharmonisan di masyarakat. 4. Kontribusi PAH-BP mampu memberikan sumbangsih yang positif terhadap agama, bangsa dan negara.
11
II. KOMPETENSI DASAR, MATERI PEMBELAJARAN, KEGIATAN PEMBELAJARAN A. Kelas X Alokasi Waktu : 3 jam pelajaran/minggu Kompetensi Dasar 1.1 Menghayati nilai-nilai Yajňa yang terkandung dalam kitab Rāmāyaṇa 2.1 Menghayati sikap bertanggung jawab terhadap nilai-nilai Yajňa yang terkandung dalam kitab Rāmāyaṇa 3.1 Memahami hakekat dan nilai-nilai Yajňa yang terkandung dalam kitab Rāmāyaṇa 4.1 Menyajikan nilai-nilai pelaksanaan Yajňa menurut kitab Rāmāyaṇa dalam kehidupan.
Materi Pembelajaran Hakekat dan nilainilai Yajňa yang terkandung dalam kitab Rāmāyaṇa Pengertian Yajňa Pembagian Yajňa Bentuk-Bentuk Pelaksanaan Yajňa dalam Kehidupan Sehari-Hari Ringkasan Cerita Rāmāyaṇa Nilai-Nilai Yajňa dalam Cerita Rāmāyaṇa
Kegiatan Pembelajaran Menghayati nilai-nilai Yajňa yang terkandung dalam kitab Rāmāyaṇa melalui taat sembahyang dan berdoa Mengembangkan sikap bertanggung jawab terhadap nilai-nilai Yajňa yang terkandung dalam kitab Rāmāyaṇa. Membaca buku teks pendidikan agama Hindu dan budi pekerti kelas X, tentang Nilai-nilai Yajňa dalam cerita Rāmāyaṇa Mengamati tayang video Rāmāyaṇa dan mencatat karakter tokoh-tokoh yang baik dan yang tidak baik Melakukan study pustaka dan mencatat hal-hal yang penting yang berkaitan nilai-nilai Yajňa yang tertuang dalam cerita Rāmāyaṇa Mencari informasi dengan mewawancarai beberapa narasumber di lingkungan sekolah berkaitan dengan nilainilai Yajňa yang tertuang dalam Rāmāyaṇa Membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan tokohtokoh dalam ceritera Rāmāyaṇa, nilai-nilai Yajňa yang terkandung dalam ceritera Rāmāyaṇa, dan jenis-jenis Yajňa yang terdapat dalam kitab Rāmāyaṇa Menganalisis berbagai macam hal yang dihadapi dalam pemahaman Yajňa yang bersumber pada kitab Rāmāyaṇa Mempresentasikan hasil diskusi masing-masing kelompok Membuat ringkasan materi tentang tokoh-tokoh dalam ceritera Rāmāyaṇa, nilai-nilai Yajňa yang terkandung dalam ceritera Rāmāyaṇa, dan jenisjenis Yajňa yang terdapat dalam kitab Rāmāyaṇa Peserta didik membuat kliping tentang jenis-jenis Panca Yajňa, 12
Kompetensi Dasar 1.2 Mengamalkan ajaran Upaveda sebagai tuntunan hidup; 2.2 Mengamalkan ajaran Upaveda sebagai tuntunan hidup;
Materi Pembelajaran Ajaran Upaveda sebagai tuntunan hidup Pengertian Upaveda Kedudukan Upaveda dalam Veda Itihasa Purana Arthasastra Ayur Veda Gandharwa Veda
3.2 Memahami ajaran Upaveda sebagai tuntunan hidup; 4.2 Menyajikan bagianbagian Upaveda sebagai tuntunan hidup;
1.3 Menghayati hakekat Wariga dalam kehidupan 2.3Mengamalkan Wariga dalam kehidupan sehari-hari; 3.3 Memahami hakekat Wariga dalam kehidupan; 4.3Mempraktikka n cara menentukan Wariga dalam kehidupan umat Hindu;
Hakekat Wariga dalam kehidupa Pengertian Wariga Hakekat Wariga Menentukan Wariga Macam-Macam Wariga Dampak dari Wariga
Kegiatan Pembelajaran Menunjukkan sikap riligius mengamalkan ajaran Upaveda dalam kehidupan sehari-hari Menunjukkan rasa bhakti dan cinta kasih sebagai pegamalan ajaran Upaveda Membaca buku teks bab Upaveda Mengamati skema kodifikasi Veda Mengumpulkan tugas yang bersumber dari beberapa sumber seperti; buku reperensi, video, internet dsb Mewawancarai beberapa narasumber(guru) yang ada di lingkungan sekolah, membahas yang berkaitan Upaveda Mengidentifikasi tokoh penting yang terdapat dalam Rāmāyaṇa dan Mahābhārata, serta yang berperilaku Dharma dan Adharma Mempresentasikan Upaveda Bermain peran seperti tokohtokoh yang berperilaku Dharma dan Adharma yang terdapat dalam ceritera Rāmāyaṇa dan Mahābhārata Membuat, peta Konsep, Diagram bagian-bagian dari Upaveda Meyakini Wariga sebagai penuntun atau petunjuk dalam menentukan padewasaan Menunjukkan akibat baik dan buruk penerapan padewasan Membaca buku teks pendidikan agama Hindu dan budi pekerti kelas X, tentang Pedewasan Belajar menggunakan kalender Bali untuk mengenal hari baik dan buruk dalam setiap kegiatan Mewawancari beberapa narasumber(guru) yang ada di lingkungan sekolah yang berkaitan dengan hakekat padewasan (wariga) dan cara menentukan padewasan (wariga) dalam kehidupan umat Hindu Menghubungkan berbagai sumber yang dikumpulkan baik dari buku reperensi, kalender, majalah, internet, maupun dari narasumber Menyampaikan hasil diskusi di depan kelas Peserta didik membuat tugas 13
Kompetensi Dasar
1.4 Mengamalkan ajaran Dharsana dalam agama Hindu
Materi Pembelajaran
Ajaran Dharsana dalam agama Hindu Sistem Filsafat Hindu Sad Darsana
2.4 Mengamalkan kebenaran yang tertuang dalam ajaran Dharsana; 3.4 Memahami ajaran Dharsana dalam agama Hindu; 4.4 Menyajikan bagian-bagian ajaran Dharsana sabagai bagian dalam filsafat Hindu 1.5 Menghayati ajaran Catur Asrama sebagai tingkatan hidup dalam masyarakat Hindu 2.5Mengamalkan pola hidup sesuai dengan tingkatan dan ranah yang diamanatkan Catur Asrama 3.5 Memahami pengetahuan konseptual tentang ajaran Catur Asrama 4.5 Menyajikan ajaran Catur Asrama dalam
Pengetahun konseptual tentang ajaran Catur Asrama 1. Pengertian Catur Asrama 2. Bagian-Bagian Catur Asrama dan Kewajibannya
Kegiatan Pembelajaran yang bertema manfaat padewasan (wariga) dalam kehidupan sehari-hari Mengamalkan ajaran Dharsana dalam agama Hindu Menunjukkan sikap disiplin, jujur, dan bertanggungjawab di dalam menegakan kebenaran yang tersirat dalam ajaran Dharsana Membaca Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X,tentang ajaran Dharsana Mengumpulkan beberapa informasi dari berbagai sumber seperti; buku reperensi, kalender, majalah, internet dan lain-lain Membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan persamaan dan perbedaan pandangan dari masing-masing bagian sad Dharsana Menganalisis berbagai macam hal yang dihadapi yang berkaitan dengan ajaran Dharsana Mempresentasikan kesimpulan hasil diskusi di depan kelas
Membiasakan diri mentaati aturan Catur Asrama sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup Menunjukkan sikap disiplin di dalam menjalankan ajaran catur asrama Membaca Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X,tentang ajaran Catur Asrama Menagamati tingkatan hidup manusia di masyarakat sesuai dengan ajaran Catur Asrama Berkunjung ke Perpustakaan mengamati buku yang berkaitan dengan ajaran Catur Asrama Mengumpulkan beberbagai informasi dari berbagai sumber buku, majalah, video, internet dan lain sebagainya yang berkaitan dengan ajaran Catur Asrama Mewawancarai beberapa narasumber(guru) yang ada di lingkungan sekolah yang 14
Kompetensi Dasar tatanan hidup
1.6 Menghayati ajaran Catur Warna sesuai susastra Hindu 2.6Menjalankan pola hidup gotong royong dan kerjasama, serta berinteraksi secara efektif sesuai dengan tatanan ajaran Catur Warna 3.6 Memahami pengetahuan konseptual ajaran Catur Warna sesuai susastra Hindu 4.6 Menyajikan masingmasing fungsi Catur Warna dalam masyarakat
Materi Pembelajaran
Pengetahuan konseptual ajaran Catur Warna sesuai susastra Hindu Pengertian Catur Warna Bagian-bagian Catur Warna Kewajiban Masing-Masing Warna Catur Warna dan Profesionalisme
Kegiatan Pembelajaran berkaitan dengan ajaran Catur Asrama Mencari informasi di masyarakat tentang kewajiban-kewajiban yang dilaksanakan pada masa Grhastha Mendiskusikan kewajiban dan tanggung jawab dari bagian Catur Asrama Menganalisa hubungan masingmasing bagian Catur Asrama dalam kehidupan masyarakat Menceritakan implementasi a jaran Catur Asrama dalam kehidupan. Membiasakan diri untuk menjalankan hidup sesuai dengan keahlian masing-masing dengan mendasarkan ajaran catur warna Menunjukkan sikap kerjasama dan gotong royong sesuai dengan keahlian bidang masingmasing sehingga tercapai keharmonisan Membaca Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X,tentang Catur Warna sesuai susastra Hindu Mengamati tatanan masyarakat sesuai dengan ajaran Catur Warna Mengamati keahlian atau kelebihan yang dimiliki oleh teman sekelasnya seperti; menonjol dalam mata pelajaran ekonomi, agama, kepemimpinan (nitisastra) dan lain sebagainya Mengumpulkan beberbagai informasi dari berbagai sumber buku, majalah, video, internet dan lain sebagainya yang berkaitan dengan ajaran Catur Warna Mencari informasi di masyarakat tentang hak dan kewajiban yang dimiliki oleh masing-masing bagian Catur Warna Menghubungkan berbagai informasi yang diperoleh terkait dengan konsep ajaran Catur Warna Mendiskusikan konsep ajaran Catur Warna di Indonesia dengan di India dilihat dari budaya adat istiadat, dan kehidupan global Menganalisis berbagai macam 15
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran hal yang dihadapi dalam penerapan Catur Warna dalam masyarakat Menyampaikan dalam bentuk tulisan peranan dan tanggungjawab masing-masing Warna sesuai ajaran Catur Warna dalam masyarakat, adat budaya, hidup berbangsa dan bernegara Membuat tugas projek dalam bentuk kliping yang bertema”tugas dan fungsi Catur Warna”dilengkapi dengan keterangan gambar-gambar/ foto
B. Kelas XI Alokasi Waktu: 3 jam pelajaran/minggu Kompetensi Dasar 1.1 Menghayati Yoga Asanas secara teori dan praktik menurut Susastra Hindu; 2.1Mengamalkan perilaku disiplin melaksanaka n Yoga Asanas dalam kehidupan; 3.1 Menerapkan Yoga Asanas menurut Susastra Hindu 4.1 Menyajikan Yoga Asanas dalam kehidupan sehari-hari
Materi Pelajaran Yoga Asanas menurut Susastra Hindu Pengertian dan Hakikat Yoga Sejarah Yoga dalam Ajaran Hindu Mengenal dan Manfaat Ajaran Yoga Yogãsana dan Etika Mempraktikkan Sikap-sikap Yogãsana
Kegiatan Pembelajaran Membiasakan diri hidup sehat jasmani dan rohani dengan melakukan yoga asanas Menunjukkan sikap disiplin melaksanakan aturan yoga asana untuk mencapai kehidupan yang harmonis sehat jasmani dan rohani Membaca Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI,tentang Yoga Asanas menurut Susastra Hindu Mengamati beberapa gambar yoga asana yang dilengkapi dengan keterangan arah gerakan anggota tubuh Mengamati tayangan audio visual salah satu gerakan surya namaskar melalui video Mengumpulkan beberapa informasi dari berbagai sumber berkaitan yoga asana, astangga yoga, cara melatih yoga yang baik, dan manfaat latihan yoga Mengumpulkan data-data atau beberapa informasi yang berkaitan manfaat melaksanakan Astangga Yoga dalam kehidupan Membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan’ Astangga Yoga dan Yoga Asana Menganalisis berbagai macam hal yang dihadapi dalam 16
Kompetensi Dasar
Materi Pelajaran
1.2 Mengamalkan nilainilai Yajňa sesuai dengan ajaran Mahābhārata
Hakekat Yajňa yang terkandung dalam Mahābhārata Pengertian dan Hakikat Yajña Yajña dalam Mahābhārata dan Masa Kini Syarat-syarat dan Aturan dalam Pelaksanaan Yajña Mempraktikkan Yajña Menurut Kitab Mahābhārata dalam Kehidupan
2.2 Mengamalkan nilainilai Yajňa sejalan ajaran Mahābhārata dalam kehidupan sehari-hari 3.2 Memahami hakekat Yajňa yang terkandung dalam Mahābhārata 4.2 Menyajikan pelaksanaan Yajňa menurut Mahābhārata dalam kehidupan
1.3 Menghayati ajaran Moksha sebagai tujuan akhir menurut agama Hindu 2.3 Menghayati Moksha sebagai
Pengetahuan konseptual bahwa Moksha sebagai tujuan akhir menurut agama Hindu Ajaran Moksha Jalan Menuju Moksa Mewujudkan Tujuan Hidup
Kegiatan Pembelajaran penerapan Astangga Yoga maupun dalam praktik-praktik Yoga Mempratikkan cara melakukan gerakan surya namaskar Membuat hasil laporan pelaksanaan yoga baik kelompok maupun perorangan dan membuat kesimpulan manfaat Yoga terhadap kesehatan jasmani dan rohani Menerapkan nilai-nilai Yajňa dalam kehidupan sehari-hari yang tertuang dalam ajaran Mahābhārata Menunjukkan sikap disiplin dalam menerapkan nilai-nilai Yajňa yang tertuang dalam ajaran Mahābhārata Membaca Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI,tentang hakekat Yajňa yang terkandung dalam Mahābhārata Mengamati pelaksanaan upacara Yajňa yang tertuang dalam ajaran Mahābhārata melalui tayangan audio visual Mengumpulkan berbagai informasi dari berbagai sumber terkait dengan hakekat dan nilai-nilai Yajňa yang tertuang dalam ajaran Mahābhārata Mewawancarai beberapa narasumber(guru) yang ada di lingkungan sekolah terkait dengan hakekat dan nilai-nilai Yajňa yang tertuang dalam ajaran Mahābhārata Membuat anilsa hubungan panca Yajňa dengan nilai-nilai Yajňa terkandung dalam Mahābhārata Menyimpulkan hasil analisis berbagai macam hal yang dihadapi dalam pelaksanaan Yajňa Menerapkan ajaran dharma, artha, kama sebagai sarana untuk mencapai kesempurnaan atau kebebasan Menunjukkan sikap disiplin dalam menjalan ajaran Catur Marga untuk mencapai kesempurnaan Membaca Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI,tentang Moksa sebagai 17
Kompetensi Dasar tujuan akhir menurut agama Hindu 3.3 Memahami pengetahuan konseptual bahwa Moksha sebagai tujuan akhir menurut agama Hindu 4.3 Menalar Moksha sebagai tujuan akhir menurut agama Hindu
1.4Mengamalkan esensi ajaran Bhakti sejati yang tertuang dalam Rāmāyaṇa pada kehidupan sehari-hari 2.4 Mengamalkan esensi ajaran Bhakti sejati yang tercantumdal am Rāmāyaṇa di lingkungan terdekat 3.4 Memahami esensi Bhakti sejati dalam Rāmāyaṇa 4.4 Menyajikan esensi Bhakti sejati dalam Rāmāyaṇa
Materi Pelajaran Manusia dan Tujuan Agama Hindu Tantangan dan Hambatan Dalam Mencapai Moksha Sesuai Dengan Zamannya “Globalisasi” Upaya-upaya Dalam Mengatasi Hambatan dan Tantangan Untuk Mencapai Moksha Menurut Zamannya Contoh-contoh Orang yang Dipandang Mampu Mencapai Moksha
Esensi Bhakti sejati dalam Rāmāyaṇa Ajaran Bhakti Sejati Bagian-bagian Ajaran Bhakti Sejati Çloka Ajaran Bhakti sejati dalam Rāmāyaṇa Bentuk penerapan Bhakti Sejati dalam kehidupan Ajaran Bhakti Sejati sebagai dasar pembentukan budi pekerti yang luhur dalam zaman Global
Kegiatan Pembelajaran tujuan akhir agama Hindu Mengumpulkan beberapa informasi dari berbagai sumber baik dari majalah, Koran, internet dan lain sebagainya Mewawancarai beberapa narasumber (orang suci) yang berkaitan dengan Moksa, tingkatan Moksa, dan jalan untuk mencapai Moksa Menganalisa ajaran Moksha dan mengkorelasikan dengan ajaran Catur Marga Membentuk kelompok kecil untuk berdiskusi terkait tentang Moksa, tingkatan Moksa, dan jalan untuk mencapai Moksa Menyimpulkan dari hasil analisis berbagai macam hal yang dihadapi dalam upaya mencapai Moksa Membuat karya tulis dengan tema” Catur Marga sebagai jalan untuk mencapai Moksa Mengembangan perbuatan Nawa Wida Bhakti sehingga tercipta kedamaian dan keharmonisan Menunjukkan sikap disiplin dalam menjalan ajaran Nawa Wida Bhakti dengan meneladani prilaku Rama Membaca Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI,tentang esensi Bhakti sejati dalam Rāmāyaṇa Mengamati tayangan audio visual Rāmāyaṇa yang berkaitan dengan ajaran Nawa Widha Bhakti Mengumpulkan beberapa informasi dari beberapa sumber terkait dengan esensi Bhakti sejati, Nawa Widha Bhakti, dan cara untuk melaksanakan Nawa Widha Bhakti Membentuk beberapa kelompok masing-masing kelompok beranggotakan 3 orang untuk mendiskusikan esensi Bhakti sejati, Nawa Widha Bhakti, dan cara melaksanakan ajaran Nawa Widha Bhakti Menganalisis berbagai macam hal yang dihadapi dalam penerapan ajaran Nawa Widha Bhakti Menyampaikan hasil belajar dalam bentuk tulisan hakekat 18
Kompetensi Dasar
Materi Pelajaran
1.5 Menghayati 5 (lima) pilar keluarga Sukhinah untuk menciptakan keluarga yang rukun bahagia sejahtera, dan damai
Perilaku bertanggungjawab untuk menciptakan keluarga Sukhinah Pengertian dan hakekat Keluarga Sukhinah Tujuan Wiwaha menurut Hindu Syarat Sah suatu Pawiwahan menurut Hindu Lima Pilar Keluarga Sukhinah
2.5 Mengamalkan 5 (lima) pilar keluarga Sukhinah menuju keluarga yang rukun bahagia sejahtera, dan damai 3.5 Memahami perilaku bertanggungj awab untuk menciptakan keluarga Sukhinah 4.5 Menyajikan perilaku bertanggungj awabuntuk menciptakan keluarga Sukhinah
Kegiatan Pembelajaran ajaran Nawa Widha Bhakti Membuat ringkasan tentang materi Bhakti sejati, Nawa Widha Bhakti, dan cara melaksanakan ajaran Nawa Widha Bhakti Menghayati lima pilar keluara sukhinah dalam kehidupan sehari –hari Menunjukkan sikap disiplin dalam menjalan lima pilar keluarga sukhinah dan selalu menjaga kesehatan repruduksi Membaca Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XI,tentang 5 (lima) pilar keluarga Sukhinah Mengamati tayangan audio visual prosesi sakralisasi wiwaha (pernikahan) secara Hindu Mengumpulkan beberapa informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan tanggungjawab, keluarga yang rukun bahagia dan sejahtera sesuai ajaran Wiwaha Mencari informasi dengan mewawancarai beberapa narasumber yang berkaitan dengan Keluarga Sukhinah Menganalisa masing-masing kewajiban suami,istri dan anak dalam Wiwaha (Perkawinan) Menyimpulkan hasil analisis berbagai macam hal yang dihadapi dalam Wiwaha (Perkawinan) Menceritakan hasil belajar dalam bentuk tulisan manfaat pelaksanaan Wiwaha (pernikahan)
C. Kelas XII Alokasi Waktu: 3 jam pelajaran/minggu Kompetensi Materi Dasar Pembelajaran 1.1 Menghayati Klasifikasi Veda Veda sebagai sebagai sumber sumber Hukum Hindu Hukum Perkembangan Hindu yang Hukum Hindu tertuang Sumber-Sumber
Kegiatan Pembelajaran Meningkatkan keyakinan terhadap kebenaran Veda Sruti dan Smerti sebagai sumber hukum agama hindu Menunjukkan sikap disiplin dalam mempelajari Veda Sruti 19
Kompetensi Dasar dalam Veda Sruti dan Smrti
2.1 Menghayati
perilaku disiplin ajaran Veda sebagai sumber Hukum Hindu
Materi Pembelajaran Hukum Hindu Sloka Kitab Suci yang Menjelaskan Sumber Hukum Hindu Hubungan Hukum Hindu Dengan Budaya, Adat-Istiadat, dan Kearifan Daerah Setempat
Kegiatan Pembelajaran dan Smerti untuk mencapai kedamaian hidup Membaca Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XII,tentang Klasifikasi Veda sebagai sumber Hukum Hindu Mencari informasi dari berbagai sumber seperti; majalah, internet, dan reperensi lain yang berkaitan dengan klasifikasi Veda Mewawancarai beberapa narasumber (tokoh agama) di lingkungan terdekat terkait dengan klasifikasi Veda Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan Veda sebagai sumber hukum Hindu Menganalisis persamaan dan perbedaan hukum Hindu dengan hukum Nasional Menyajikan klasifikasi Veda sebagai sumber Hukum Hindu
Sejarah perkembangan kebudayaan Hindu di dunia Kebudayaan Prasejarah dan Sejarah Agama Hindudi Dunia Teori-teori Masuknya Agama Hindu ke Indonesia Bukti-bukti Menumental Peninggalan Prasejarah dan Sejarah Perkembangan Agama Hindu di Dunia Pelestarian Peninggalan Budaya Agama Hindu di Dunia Kontribusi Kebudayaan Hindu dalam Pembangunan Nasional dan Parawisata Indonesia Menuju EraGlobalisasi
Membiasakan diri untuk menghormati dan menghargai para leluhur sebagai pelaku sejarah dan hasil kebudayaan Menunjukkan sikap sisiplin dan bertanggungjawab melestarikan perkembangan kebudayaan Hindu di dunia Membaca Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XII,tentang sejarah perkembangan kebudayaan Hindu di dunia Mengumpulkan beberapa informasi dari berbagai sumber seperti; majalah, buku reperensi, internet dan lain sebagainya, yang berkaitan dengan sejarah perkembangan kebudayaan Hindu di dunia Menganalisis perkembangan sejarah sebelum dan sesudah masuknya agama Hindu di Indonesia serta perkembangannya di zaman sekarang ini Menyimpulkan hasil analisis berbagai macam hal yang dihadapi dalam mendapatkan bukti-bukti masuknya dan peradaban sejarah agama Hindu di Indonesia dan dunia
3.1 Memahami
Klasifikasi Veda sebagai sumber Hukum Hindu
4.1 Menyajikan klasifikasi Veda sebagai sumber Hukum Hindu 1.2 Menghayati perkembang an kebudayaan Hindu di dunia
2.2 Mengamalka n perilaku peduli terhadap perkembang an sejarah kebudayaan Hindu di dunia
3.2 Memahami
sejarah perkembangan kebudayaan Hindu di dunia
1.2 Menguraika n sejarah perkembang an kebudayaan Hindu di dunia
20
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Ajaran Yantra, Tantra dan Mantra kan ajaran Ajaran Tantra, Yantra, Yantra, dan Mantra Tantra dan Mantra Fungsi dan dalam konsep Manfaat Tantra, Veda Yantra, dan Mantra dalamKehidupan dan Penerapan 2.3 MengamalAjaran Hindu kan ajaran Yantra, Bentuk-bentuk Tantra dan Tantra,Yantra, dan Mantra Mantra dalam yangDipergunakan kehidupan DalamPraktik nyata Kehidupan Sesuai AjaranAgama Hindu 3.3 Menerapkan ajaran Cara Yantra, Mempraktikkan Tantra dan Ajaran Tantra, Mantra Yantra, dan Mantra
1.3 Mengamal-
4.3 Menyajikan ajaran Yantra, Tantra dan Mantra
Kegiatan Pembelajaran Menyampaikan hasil belajar dalam bentuk tulisan pengaruh perkembangan agama Hindu dan peran serta masyarakat Hindu terhadap pembangunan Nasional Membuat Kliping tentang “sejarah perkembangan agama Hindu di dunia” Mengembangan perbuatan dharma dengan penghayatan terhadap Yantra, Tantra dan Mantra sehingga tercipta keharmonisan Menunjukkan sikap disiplin dan bertanggungjawab dalam menjalan ajaran yantra, tantra dan mantra untuk mencapai kedamaian Membaca Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XII,tentang ajaran Yantra, Tantra dan Mantra Mengamati tayangan audio visual Rāmāyaṇa, dimana Indrajita melaksanakan upacara tantra pada saat berperang melawan Laksmana Mencatat hal-hal penting dari pengamatan tayangan Rāmāyaṇa Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber seperti, buku reperensi, majalah, Koran, internet dan lain sebagainya, berkaitan dengan ajaran Yantra, Tantra, dan Mantra Mencari informasi dengan mewawancarai beberapa narasumber yang ada di lingkungan sekolah terkait materi ajaran Yantra, Tantra, dan Mantra Mendiskusikan materi yang berkaitan dengan ajaran Yantra, Tantra, dan Mantra Menganalisis informasi yang telah dikumpulkan terkait ajaran Yantra, Tantra, dan Yantra Menganalisis berbagai macam hal yang dihadapi dalam pemahaman ajaran Yantra, Tantra dan Mantra Menyampaikan/mempresentasik an hasil diskusi dari perwakilan kelompok, dan kelompok yang lain memberi tanggapan Membuat tugas kelompok dalam 21
Kompetensi Dasar
1.4 Menghayati konsep Astangga Yoga dalam upaya mencapai Moksha
2.4 Mengamal-
kan Astangga Yoga dalam upaya mencapai Moksha;
3.4 Memahami
ajaran Astangga Yoga untuk mencapai Moksha;
4.4 Menyajikan Astangga Yoga untuk mencapai Moksha.
1.5 Mengahayati konsep ajaran yang tertuang dalam Dasa Yama Bratha, dan Dasa Nyama Bratha
Materi Pembelajaran
Ajaran Astangga Yoga untuk mencapai Moksha Ajaran Astangga Yoga Bagian-bagian Astangga Yoga Hambatan dan Tantangan dalam Penerapan Astangga Yoga Manfaat Ajaran Astangga Yoga untuk Kesehatan Jasmani dan Rohani Penerapan Astangga Yoga dalam Mencapai Moksha Astangga Yoga sebagai Dasar Pembentukan Budi Pekerti Luhur Dalam Zaman Globalisasi
Ajaran Dasa Yama Bratha, dan Dasa Nyama Bratha dalam kehidupan seharihari Ajaran Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha Bagian-bagian Dasa Yama
Kegiatan Pembelajaran bentuk peper dengan tema” Manfaat Yantra, Tantra, dan Mantra Menghayati Astangga Yoga sebagai media untuk mendekatkan diri dengan Sang Hyang Widhi Menunjukkan sikap disiplin dan bertanggungjawab dalam menjalankan ajaran Astangga Yoga agar dapat mewujudkan kehidupan sehat jasmani dan rohani Membaca Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XII,tentang ajaran Astangga Yoga untuk mencapai Moksha Mengamati tokoh-tokoh atau orang yang melaksanakan ajaran Astangga Yoga Mengamati tayangan audio visual seorang Yogi melaksanakan meditasi Mengamati gambar-gambar masing-masing bagian Astangga Yoga Mengumpulkan beberapa informasi dari berbagai sumber, terkait ajaran Astangga Yoga Mencari informasi kepada orang yang menekuni (pelaku Yoga) Membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan ajaran Astangga Yoga Menjelaskan contoh masingmasing bagian dalam Astangga Yoga Menganalisis berbagai macam hal yang dihadapi dalam penerapan Astangga Yoga maupun dalam praktek-praktek Yoga Mempraktikan salah satu gerakan Astangga Yoga Membuat hasil laporan manfaat melaksanakan Yoga terhadap kesehatan jasmani dan rohani Meningkatkan kualitas diri dengan melaksanakan ajaran Dasa Yama dan Dasa Nyama Bratha Menunjukkan sikap disiplin dalam melaksanakan ajaran Dasa Yama dan Dasa Nyama untuk mencapai kedamaian yang abadi Membaca Buku Pendidikan 22
Kompetensi Dasar 2.5 Mengamalkan ajaran Dasa Yama Bratha, dan Dasa Nyama Bratha dalam pergaulan hidup 3.5 Menerapkan ajaran Dasa Yama Bratha, dan Dasa Nyama Bratha dalam kehidupan sehari-hari 4.5 Menguraikan contohcontoh Dasa Yama Bratha, dan Dasa Nyama Bratha dalam kehidupan sehari-hari.
Materi Pembelajaran Bratha dan Dasa Nyama Bratha Tujuan dan Manfaat Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha dalam Pembentukan Kepribadian dan Budi Pekerti yang Luhur Penerapan Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha Dalam kehidupan
Kegiatan Pembelajaran Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas XII,tentang ajaran Dasa Yama Bratha, dan Dasa Nyama Bratha Mengamati tayangan audio visual Mahābhārata, yang berkaitan dengan sabarnya panca pandawa terhadap hinaan Korawa Mencatat hal-hal penting dalam tayangan Mahābhārata Mengamati sikap perilaku temannya yang sesuai dengan ajaran Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha Mengumpulkan data contoh sikap hidup sesuai dengan ajaran Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha Mengumpulkan sumbersumber/ buku untuk mendukung terwujudnya Dasa Yama Bratha dan Nyama Bratha dan Nyama Bratha Berkunjung ke Perpustakaan mencari materi yang berkaitan dengan ajaran Dasa Yama dan Dasa Nyama Bratha Mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan ajaran Dasa Yama dan Dasa Nyama Bratha Menganalisis berbagai macam hal yang dihadapi dalam penerapan Dasa Yama Bratha dan Dasa Nyama Bratha Menyampaikan hasil diskusi di depan kelas berkaitan dengan manfaat mempelajari ajaran Dasa Yama dan Dasa Nyama Bratha Membuat kliping berkaitan dengan ajaran Dasa Yama Brathha dan Dasa Nyama Bratha
23