BAB IV ANALISIS PEMBUATAN FILM PENDEK SEBAGAI MEDIA PEMBINAAN AKHLAK SANTRI DI PONDOK PESANTREN ALFADHLU DESA TOMBO BANDAR BATANG A. ANALISIS PROSES DAN KETERLIBATAN SANTRI DALAM PROSES PEMBUATAN FILM PENDEK DI PONDOK PESANTREN AL-FADHLU DESA TOMBO KECAMATAN BANDAR KABUPATEN BATANG Kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diaplikasikan dalam informasi dan transformasi mempunyai pengaruh yang sangat kuat. Adanya kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi inilah yang dimanfaatkan oleh pesantren Al-Fadhlu dalam membina para santrinya. Membuat film terutama film pendek saat ini dimudahkan salah satunya adalah karena kecanggihan teknologi yang sudah mendukug para pembuat film, baik untuk profesional maupun para pehobi. Bergam kamera video digital memudahkan para pengguna. Ini bukan perihal teknologi saja, tetapi ada tahapan membuat film yang dipangkas oleh para pembuat film pendek salah satunya ustadz Abdus Syakur. Selain mudah membuat filmpendek menjadi murah. Namun sesimpel apapun film yang akan kita buat, ia mesti melewati rangkaian proses yang secara sederhana terdiri atas: Pra Produksi, Produksi, dan Paska Produksi.
65
66
Ide atau gagasan bukanlah segalanya, sebagian orag bahkan tak percaya pada orisinalitas ide yang paling penting bagaimana ide itu bisa diterjemahkan ke dalam film nantinya. Ide bisa dari mana saja baik dari pengalaman pribadi pembuat film, teman, atau darimana saja. Agar ide tidak mentah selanjutnya para santri diajak untuk melakukan riset, riset dilakukan untuk menunjang informasi berkaitan dengan ide dari film yang akan dibuat. Para santri diajak untuk mencari data-data tentang akik dan kehidupan pondok pesantren salaf yang sekrang sudah mulai berubah untuk melengkapi dan menyempurnakan hasil dari pembuatan film pendek yang berjudul Akik Yai yang akan mereka buat. Pembinaan akhlak menjadi sangat penting dalam usaha pencegah efek negatif dari perkembangan zaman. Perubahan dan tantangan di era globalisasi merupakan suatu keharusan yang harus terjadi dan tidak dapat dihindari
oleh
siapapun
di
muka
bumiini.
Hanya
bagaimana
menyikapinya, agar perubahan itu dapatkita lihat bahwa tidak selammanya perubahan zaman berdampakpada munculnya efek negatif. Oleh karena itu pembinaan akhlak diperlukan supaya para santri dapat memilih dalam arti memanfaatkan perubahan zaman, di era globalisasi yang semakin canggih saat ini untuk tidak terjebak pada perilaku yang negatif. Usaha-usaha pembinaan akhlak santri tersebut dilakukan pondok pesantren Al-Fadhlu melalui proses pembuatan film pendek yang melibatkan pengasuh, ustadz, dan santri. Kegiatan ini dinilai efektif
67
sebagai media pembinaan akhlak santri, serta mampu memperkecil angka kenakalan para santri. Analisis terhadap proses dan keterlibatan santri dalam pembuatan film dipondok pesantren Al-Fadhlu Desa Tombo Kecamatan Bandar Kabupaten Batangdapat dicermati pada hal-hal berikut : 1. Pra Produksi Merupakan kegiatan tahap perencanaan produksifilm yang akan di produksi. Kompleksitas sebuah kegiatan perencanaan ini bergantung pada besar kecilnya film yang diproduksi. Di tahap ini para santri mulai berperan sesuai tugas dan
tanggungjawabnya
masing-masing.
Santri
mulai
menentukan jenis film yang akan dibuat, serta naskah cerita yang akan dipakai sudah matang dan tidak lagi mengalami perubahan. Selain itu para pemeran dan pelaku dalam film telah dipilih melalui proses seleksi (casting). Setiap departemen dari tim pembuat film mulai melakukan preparasi sesuai dengan kewajiban timnya masingmasing.
Para
pemeran
sudah
dapat
berkumpul
untuk
melakukan bedah naskah dengan penulis skenario dan sutradara. Di tahapini pula dilakukan pencarian lokasi yang sekiranya sesuai dengan plot naskah yang telah dibuat. Saat melaksanakan pencarian lokasi, umumnya bebrapa pemeran
68
(santri) juga turut diajak untuk melakukan latihan akting di lokasi syuting bersangkutan. Para santri dalam proses ini sangat dilibatkan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Mereka sangat antusias sekali ketika proses ini berlangsung itu terlihat dari kesemangatan mereka dalam melakukan proses-proses dalampembuatan film pendek.1 2. Produksi Setelah
semua kegiatan pra-produksi serta kegiatan
lain yang berkaitan dengan preparasi selesai dilaksanakan, maka tahap selanjutnya adalah melaksanakan pengambilan gambal (take shot) atau yang lebih dikenal kaum awam dengan sebutan “syuting”. Di proses inilah peran dan ketirlabatan para santri sangat dominan. Hampir semua divisi atau tugas-tugas dalam proses pembuatan film pendek di emban oleh para santri. Proses-proses produksi yang membentuk para santri memiliki rasa tanggungjawab, menghargai waktu, sabar, dan menghormati orang lain. Karena dalam proses ini ustadz abdus syakur memberikan pembelajaran sekaligus di lapangan ketika proses pembuatan film itu berlangsung. Pembelajaran yang dilaksanakan disini tidaklah pelajaran formalpada umumnya, tetapi ustadz Abdus Syakur memberikan pembelajaran kepada 1
2016
Observasi proses pembuatan film pendek di Pondok Pesantren Al-Fadhlu Pada 14 April
69
para
santrinya bagaimana mereka bersikap kepada sesama
manusia, kepada alam, dan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Itu dibuktikan dengan adegan-adegan yang dilakukan dalam film Akik Yai dan Mancing karya para santri pondok pesantren AlFadhlu. 3. Paska Produksi Didalam dunia perfilman proses ini adalah proses yang dinanti, dimana para pemain, sutradara, cameramen dan tim pendukung lainya berkumpul
untuk melihat hasil dari film
yang sudah mereka buat. Tidak hanya itu saja bahkan pondok pesantren Al-Fadhlu mengajak masyarakat sekitar melihat dan diminta untuk memberikan komentar terhadap film yang sudah para santri buat. Selain itu para santri diminta untuk mencermati hasil tayangan film dan ikut belajar nilai-nilai apakah yang bisa di ambil dari tayangan film yang mereka buat.2 Proses paska produksi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam pembuatan film. Nantinya akan mengorbitkan film-film karya pondok pesanren Al-Fadhlu ke publik.selain itu proses ini juga untuk mengenalkan potensi desa Tombo yang ada, baik potensi Alam, potensi Ekonomi, dan potensi-potensi yang lainya. 2
Wawancara pribadi dengan Adam Jati santri pondok pesantren Al-Fadhlu pada 14 April
2016
70
Fungsi
publikasi
disini
sangat
berperan
dalam
mengenalkan potensi yang dimilik oleh para santri selain dari ilmu-ilmukeagamaan yang mereke peroleh di dalam pondok pesantren. Tetapi ilmu-ilmu tentang pembuatan film inilah yang tidak akan mereka dapatkan di pondok pesantren salaf lainya.3 Tugas pengasuh pondok pesantren juga berpengaruh dalam sukses atau tidaknya proses pembuatan film. Selain pengasuh sebagai ujung tombak pembuatan film, beliau juga bertanggunngjawab untuk memberikan pembelajaran dan pembinaan akhlak kepada santri di dalam setiap proses pembuatan film.4 B. ANALISIS
INTERNALISASI
PESAN-PESAN
MORAL
DALAM
PROSES PEMBUATAN FILM PENDEK DI PONDOK PESANTREN AL-FADHLU DESA TOMBO KECAMATAN BANDAR KABUPATEN BATANG Pelaksanaan
pembuatan
film
pendek
sudah
berjalan
dan
mengahsilkan 2 buah film yang keduanya dihasilkan oleh para santri. Film-film dibuat menyesuaikan dengan dinamika dan keadaan yang sedang berlangsung dimasyarakat maupun pengalaman dari pembuat film. Film merupakan media yang efektif dalam proses penyebaran agama islam. Karena penonton diajak ununtuk melihat tayangan film yang 3
Ibid,Wawancara pribadi Adam Jati Wawancara pribadi dengan ustadz Abdus Syakur, Tombo pada 3 Apil 2016
4
71
diputar dan isi dari tayangan film tersebut yang nantinya akan memberikan pembelajaran keagamaan kepada para penikmatnya.5 Pembuatan film yang dilakukan oleh pondok pesantren Al-Fadhlu tidak hanya mengandung nilaikeagamann saja, tetapi nilai-nilai sosial, budaya dan nilai lainya pun sangat terlihat di hasil film yang mereka buat. Tujuan dari pembuatan film ini selain untuk media pembinaan para santri juga untuk media pembelajaran keagamaan bagi masyarakat sekitar. Pesan-pesan moral yang di hasilkan dari tayangan film inilah yang menjadi daya tarik penikmat film. Jadi penikmat film tidak hanya sekedar menonton film tetapi ada pesan-pesan moral yang bisa mereka praktikan di kesehariannya. Misalnya memerlakukan alam sebagaimana mestinya, menghormati guru-guru kita dan masih banyak lagi. Analisis
terhadap
internalisasi
pesan-pesan
moral
melalui
pmbuatan film pendek yaitu sebagai berikut : 1. Akhlak terhadap sesama Dalam persoalan akhlak,manusia sebagai makhluk berakhlak berkewajiban menunaikan dan menjaga akhlak yang baik serta menjauhi dan meninggalkan akhlak yang buruk. Akhlak merupakan dimensi nilai dari syariat Islam. Diantara pesan-pesan moral yang dapat diambil dari proses pembuatan film ini yaitu:
5
Ibid.,Wawancara pribadi dengan ustadz Abdus Syakur
72
a. Memelihara perasaan umum. Masyarakat yang telah terjalin lama akan memiliki nilainilai secara umum diakui sebagai kepatutan dan tidak kepatutan. Setiap individu hendaknya menjaga diri dari melakuka sesuatu yang dapat melukai perasaan orang lain. Seperti adegan pada film Akik Yai yang disitu si khasan di tuduh mencuru akik milik pak Kyai. b. Berperilaku disiplin dalam urusan waktu Disiplin adalah mengerjakan sesuatu dengan smestinya menyangkut waktu. Seorang yang disiplin datang dan pulang kegiatan sesuai dengan jadwal yang sudah di tentukan. Metode seperti ini telah ustadz Abdus Syakur terapkan ketika proses syuting dilakukan, dimana para santri di haruskan untuk tepat waktu ketika proses pengambilan gambar itu dilakukan. c. Memberi konstribusi secra optimal sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya Melatih santri dalam melakukan tugas sesuai apa yang mereka emban tidaklah mudah. Tetapi disini para santri diajarkan untuk selalu bekerja sesuai dengan tugasnya dan bertanggungjawab atas hasil yang mereka dapatkan. 2. Akhlak terhadap Allah
73
Akhak merujuk kepada amalan, dan tingkah laku tulus yang tidak dibuat-buat yang menjadi kebiasaan. Tentang bagaimana seharusnya perilaku seorang muslim terhadap Allah SWT. Dalam film Akik Yai, akhlak terhadap Allah SWT kental sekali diadegan ketika para santri sedang di dalam kelas belajar tentang keagamaan. Guru memberikan penjelasan tentang ilmu yang kita dapatkan selama ini tidaklah gampang untukm kita menjaganya, tetapi tingkah laku dan ibadah kitalah yang mempengaruhi manfaat atau tidaknya ilmu kita nantinya.6 Dari tayangan film Akik Yai para santri bisa mendapatkan pembelajaran tentang akhlak kepad Allah. Diantaranya yang paling besar selepas beriman kepada-Nya ialah menyebah-Nya (sholat), ikhlas ketika menerima musibah, dan selalu taat akan apayang telah diperintahkan oleh Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. 3. Akhlak terhadap Alam Sebagaimana yang telah Allah berikan kepada manusia, bahwa manusia diberipredikat oleh Allah sebagai khalifah-Nya dimana manusia diberi wewenang dan tanggung jawab untuk mengelola alam ini bagi kehidupanya. Setiap kewenangan tanggung jawab, pastilah di dalamnya terkandung hak dan kewajiban.oleh karenaitu amanah Tuhan kepada mansusia sebagai khalifah-Nya ialah bahwa manusia 6
Adegan dalam film Akik Yai karya pondok pesantren Al-Fadhlu
74
dibebani kewajiban,dan bersamaan itu manusia diberi hak, termasuk hak pemanfaatan alam. Desa tombo merupakan desa yang memiliki potensi alam yang sangat luar biasa. Potensi-potens inilah yang harus di rawat, dijaga, dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang ada di desa. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap alam yang di miliki inilah terkadang menjadi bumerang tersendiri bagi masyarakat. Salah satu masalah yang pernah terjadi ketika musim kemarau panjang mata air mulai menurun debitnya dan menjadikan sebagian wilayah tidak mendapatkan airbaik untuk memenuhi kebuuhan kesehariannya maupun untuk kebutuhan pertaniannya. Melalui film Mancing masyarkat diajak untuk mulai mencintai alam yang ada. Film Mancing yang menceritakan tentang bapak dan anak pergi memancing ini mendemostrasikan bagaimana seseorang mejaga ekosistem yang ada di sungai dengan tidak merusak sungai dengan meracun dan menyetrum ikan yang ada di sungai. Dari film inilah para santri mulai terinspirasi agar selalu menjaga alam yang ada. Salah satunya dengan cara menanam pohon di sekitar mata air agar debit air tetap terjaga. Selain itu mereboisasi hutan juga penting untuk proses kelangsungan kehidupan yang ada di sekitar hutan.
75
Serta petuah-petuah yang diberikan oleh pengasuh kepada santri bisa dijadikan pelajaran-pelajaran bagi kehidupan kita agar kita selalu berada di dalam jalan yang benar.