45
BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DI MI ISLAMIYAH KLUWIH KEC. BANDAR KAB. BATANG
A. Analisis Materi Pendidikan Akhlak di MI Islamiyah Kluwih Kec. Bandar Kab. Batang Banyak pendapat pendidikan yang dikemukakan para ahli tentang struktur agama Islam, di antaranya menyebutkan bahwa ajaran Islam itu terdiri atas aqidah dan syariah, sementara ahli yang lain menyebutkan i’tikad, akhlak dan amal shaleh. Aqidah, syariah dan akhlak merupakan tiga hal yang tak bisa dipisahkan. Dalam prakteknya ketigannya menyatu secara utuh dalam peribadi seorang muslim. Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa, hakikat pendidikan akhlak adalah inti pendidikan semua jenis pendidikan karena ia mengarahkan pada terciptanya perilaku lahir dan batin manusia sehingga menjadi manusia seimbang dalam arti terhadap dirinya maupun terhadap luar dirinya. Dengan demikian, pendekatan pendidikan akhlak bukan monolitik dalam pengertian harus menjadi nama bagi suatu mata pelajaran atau lembaga, melainkan terintegrasi kedalam bagian mata pelajaran atau lembaga. Berdasarkan hasil wawancara dengan para guru di MI Islamiyah Kluwih, mengenai materi pendidikan akhlak, maka dapat dianalisis sebagai berikut.
46
1. Materi ritual pagi meliputi berdoa
pagi, membaca Qs. Al-Fatihah,
membaca asmaul husna, dan membaca do’a kepada kepada kedua orang tua 2. Materi ritual khusus setiap pulang sekolah, yaitu membaca surat Al-Ashr, membaca syi’ir tanpa waton karangan Kyai Haji Abdul Wachid alias mbah Gusdur 3. Materi ritual khusus Jum’at Kliwon pagi yaitu pembacaan ayat mujahadah dan istoghotsah 4. Materi hafalan surat-surat pendek bagi kelas I, II dan III, yaitu Qs. AlFatihah, Qs. An-Nas, Qs. Al-Falaq, Qs. Al-Ikhlas, Al-Lahab, Qs. An-Nasr, Qs. Al-Kautsar 5. Materi hafalan hadits-hadits yaitu hadits tentang keutamaan sholat berjamaah, hadits tentang kebersihan, hadits tentang keutamaan memberi 6. Materi bertutur sapa yang baik ketika berada di sekolah dengan menggunakan bahasa krama yang baik, tidak memakai bahasa ngoko 7. Materi tentang bertingkah laku yang baik kepada kedua orang tua, guru di sekolah dan dengan teman sekolah 8. Materi praktek ibadah, seperti wudlu, sholat dilaksanakan setiap pulang sekolah, khususnya bagi peserta didik kelas IV, V dan VI dan ntuk pelaksanaan praktek puasa dan zakat dilaksanakan khusus pada bulan ramadhan.
47
B. Analisis Metode pendidikan akhlak di MI Islamiyah Kluwih Bandar Batang Metode pendidikan akhlak sudah diterapkan di MI Islamiyah Kluwih sejak madrasah lahir. Penerapan metode dalam pendidikan akhlak tidak hanya dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak saja, tetapi di semua bidang mata pelajaran. Terbukti dalam hal kenaikan kelas peserta didik yang tidak memiliki akhlakul karimah tidak akan naik kelas, walaupun ia memiliki prestasi mata pelajaran yang baik. Dari sini terlihat jelas betapa pentingnya menanamkan akhlakul karimah. Ternyata dalam prakteknya MI Islamiyah Kluwih banyak melahirkan alumni yang berprestasi tinggi dan berakhlakul karimah. Hal ini dibuktikan dengan prestasi MI Islamiyah Kluwih baik akademik maupun non akademik. Padahal MI Islamiyah Kluwih tergolong dalam madrasah yang berada di pedesaan. Peneliti
berergumen
bahwa
MI
Islamiyah
Kluwih
harus
mempertahankan nilai-nilai akhlakul karimah. Tidak perlu menjadikan faktor penghambat sebagai beban, tetapi jadikan itu sebagai tanggungjawab madrasah yang harus dihadapi. Hal ini akan memicu kepercayaan dari masyarakat akan pentingnya pendidikan di MI Islamiyah Kluwih. Dengan selalu berpegang teguh pada perjuangan menegakkan akhlakul karimah, maka segala amal ibadah yang dilakukan akan membekas di masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara dengan para guru di MI Islamiyah Kluwih, mengenai metode yang digunakan dalam pendidikan akhlak, maka dapat dianalisis sebagai berikut.
48
1. Metode pembiasaan yaitu dengan memberikan latihan-latihan keagamaan yang menyangkut ibadah seperti sholat, do’a, membaca al-Qur’an (menghafalkan ayat-ayat atau surat-surat pendek), sholat berjamaah 2. Metode keteladanan dengan memberikan contoh keteladanan cara berpakaian, cara berbicara, dan cara mendidik 3. Metode demonstrasi yaitu dengan cara praktek wudhu yang benar, praktek sholat yang benar 4. Metode kisah/sebuah cerita yang nantinya dapat diaktifkan dengan kehidupan
sehari-hari.
Contohnya
kisah
Qorun
yang
dengan
ketamakannya, sehingga kita perlu menjauhi sikap tamak 5. Metode nasehat, di mana nasehat guru adalah hal yang penting agar memperoleh nilai yang baik, sehingga para guru diharapakan dapat memberikan nasehat sebagaimana mestinya 6. Metode perhatian, di sini guru diharapkan untuk memperhatikan dan senantiasa mengikuti dan mengontrol peserta didiknya dalam berbagai kegiatan di sekolah, baik itu kegiatan rutinitas maupun bagaimana bersikap dan bertutur kata dengan warga sekolah yang lain 7. Metode pemberian hadiah dan hukuman. Bagi peserta didik yang memiliki akhlak yang baik mereka diberi hadiah berupa nilai/angka plus, sedangkan bagi peserta didik yang kurang berakhlakul karimah mereka diberi hukuman. Hukuman di sini, bukan berupa hukuman fisik namun lebih kepada hukuman guna pembelajaran.
49
C. Analisis Faktor Penunjang dan Penghambat Pelaksanaan Pendidikan Akhlak di MI Islamiyah Kluwih Segenap pelaksana pendidikan di MI Islamiyah Kluwih selalu memberikan pengarahan kepada seluruh masyarakat bahwa sekolah di MI setara dengan Sekolah Dasar (SD) bahkan MI memiliki keunggulan lain yang tidak dimiliki oleh SD. Dari sini dapat diambil analisa bahwa masyarakat Desa Kluwih dalam memasukkan anaknya ke sekolah selalu mempertimbangkan efek keduniawian. Terlihat jelas bahwa masyarakat lebih memilih sekolah di sekolah Negeri yang menjanjikan lulus dengan prestasi tinggi dan bisa melanjutkan ke jenjang sekolah yng lebih tinggi di sekolah negeri pula, yang pada ujungnya berharap anaknya akan mudah mendapatkan pekerjaan yang layak. Masyarakat belum sepenuhnya menyadari betapa pentingnya akhlakul karimah putra-putrinya. Jika dikaitkan dengan kerangka teoritis yang peneliti sampaikan, maka dapat dianalisa bahwa metode pendidikan akhlak memberikan dampak yang positif, terutama bagi akhlak peserta didik. Melalui metode pendidikan akhlak seorang guru tidak perlu bersusah payah menjelaskan bagaimana seharusnya bersikap. Seorang guru dapat mempraktekkan secara langsung kepada peserta didik. Dengan seperti itu maka peserta didik akan sangat mudah untuk meneladani perilaku guru. Apalagi di zaman sekarang, di mana pergaulan dan peradaban seakan tanpa filter. Satu-satunya alternatif yang dapat diambil oleh guru ialah melalui sikap dan perilaku keteladanan.
50
Nampak jelas bahwa peribahasa jawa yang mengatakan guru adalah sosok orang yang digugu dan ditiru. Dengan kata lain bahwa guru atau pendidik harus mempunyai prinsip yang dapat diterima oleh peserta didik. Selain itu segala perbuatan, sikap, dan perilaku guru harus mencerminkan akhlakul karimah yang dapat diikuti atau dicontoh oleh peserta didik. Seperti yang sudah berlangsung di MI Islamiyah Kluwih, observasi yang peneliti lakukan menunjukkan adanya hubungan yang harmonis antara peserta didik dengan gurunya. Tidak ada seorang peserta didik pun yang memiliki rasa takut kepada gurunya, yang ada justru peserta didik bertawadhu, rendah diri, dan menghormati guru-gurunya. Pendidik atau guru di MI Islamiyah Kluwih tidak pernah menunjukkan perilaku yang membuat peserta didik mempunya rasa takut, karena semenjak kelas I peserta didik sudah dibiasakan menyandarkan rasa takutnya hanya kepada Allah Swt. Tiada dzat yang pantas ditakuti kecuali Allah Swt. MI Islamiyah Kluwih pada saat liburan, baik libur semester maupun libur hari raya, madrasah bekerja sama dengan TPQ dan Madrasah Diniyah sekitar untuk mengadakan serangkaian kegiatan Islami, misalnya: Pengajian, Kajian kitab, Batsul masail, pesantren kilat, dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan untuk menghindari peserta didik agar tidak terjerumus dengan pergaulan budaya yang dibawa oleh masyarakat yang pulang dari tanah rantau. Melihat kondisi peserta didik yang sudah terbiasa dengan kegiatan yang padat, maka tidak seorang peserta pun yang tidak mengikuti kegiatankegiatan yang dibuat oleh madrasah. Dalam menyusun rencana kegiatan
51
liburan sekolah, pihak madrasah selalu berkoordinasi dan bermusyawarah dengan orang tua atau wali peserta didik, melalui rapat komite, musyawarah dewan alumni MI Islamiyah Kluwih. Dengan cara ini orang tua atau wali peserta didik dapat memberi semangat kepada putra putrinya untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh madrasah. Jika ada permasalahan tentang pribadi peserta didik, madrasah selalu berkomunikasi dengan orang tua atau wali peserta didik. Apapun kegiatan yang direncanakan oleh madrasah dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab dan keikhlasan peserta didik. Peneliti menanggapi bahwa langkah tersebut merupakan langkah yang positif. Melalui langkah tersebut maka tindakan amoral dapat dihindari. Melihat betapa besar pengaruh budaya yang dibawa oleh para perantau, maka perlu adanya penanaman akhlak sejak dini. Terutama bagi peserta didik di MI Islamiyah Kluwih. Dengan demikian peserta didik tidak akan terjerumus dalam pergaulan budaya baru yang berdampak negatif bagi perkembangan peserta didik itu sendiri. Nampak jelas bahwa ruang gerak peserta didik dibatasi oleh kegiatankegiatan yang positif. Kajian ini menunjukkan bahwa semakin banyak waktu luang yang dimiliki oleh peserta didik, maka semakin terbuka lebar kesempatan peserta didik untuk berbuat hal-hal yang kurang baik. Sebaliknya semakin sedikit waktu luang yang dimiliki oleh peserta didik, maka kesempatan berbuat hal-hal yang tercela akan semakin berkurang, bahkan tidak ada kesempatan untuk itu.
52
Jika peneliti melihat dari sudut pandang peserta didik, peneliti menilai bahwa peserta didik merasa agak jenuh dan terkekang. Tetapi observasi peneliti menunjukkan bahwa madrasah tidak monoton mengadakan kegiatankegiatan yang menjenuhkan. Sesekali madrasah mengadakan refresing Islami, dengan berziarah ke makam wali, mengadakan outbond di luar madrasah dan lain sebagainya. Adapun perilaku-perilaku pendidik yang patut diteladani oleh peserta didik adalah sebagai berikut: 1. Berkata jujur sopan dan santun kepada siapapun; 2. berjiwa besar dan sabar dalam menghadapi perilaku peserta didik; 3. Berpakaian rapi, sopan serta menutup aurat saesuai denagn tuntunan syariat Islam; 4. Tepat waktu dalam melaksanakan kegiatan termasuk kegiatan ibadah; 5. Menjaga kebersihan baik kebersihan badan, pakaian, dan perkataan; 6. Menyandarkan rasa takut hanya kepada Allah Swt; 7. Menghormati orang yang layak dihormati; 8. menghargai yang lebih muda; 9. menjalankan tugas dengan baik sesuai dengan peraturan yang berlaku
53
Berdasarkan hasil wawancara dengan para guru di MI Islamiyah Kluwih, mengenai faktor penunjang dan penghambat dalam pelaksanaan pendidikan akhlak, maka dapat dianalisis sebagai berikut. 1. Faktor Penunjang a. Lingkungan madrasah yang merupakan lingkungan masyarakat yang memiliki kesadaran berakhlakul karimah tinggi b. Keberadan pengajar/guru madrasah yang memiliki latar belakang pondok pesantren c. Komitmen yayasan yang kuat dengan perpegang teguh pada nilai-nilai akhlakul karimah d. Sebagian besar peserta didik adalah putra alumni pondok pesantren, sehingga mereka memiliki bekal akhlakul karimah yang mapan e. Peserta didik yang sebagian besar mengisi waktu sore hari untuk sekolah di madrasah diniyah (Madin) dan TPQ yang ada di Desa Kluwih 2. Faktor Penghambat a. Sebagian kecil/sekelompok masyarakat yang masih berkeyakinan bahwa sekolah di MI tidak bisa melanjutkan ke sekolah menengah negeri b. Kondisi masyarakat Desa Kluwih yang sebagian besar merantau ke Jakarta, pada saat pulang kampung/mudik banyak yang membawa budaya baru yang kurang sesuai dengan syariat Islam, sehingga peserta didik dikhawatirkan akan mengikuti budaya tersebut
54
3. Solusi Pengarahan dari MI Islamiyah Kluwih a. Kurikulum ganda yakni kurikulum dari Dinas Pendidikan dan Kementrian Agama. b. Melahirkan generasi penerus yang intelek dan berakhlakul karimah dengan berpedoman pada Al-Qur’an, Hadits, Ijma’, dan Qiyas. c. Memiliki jam tambahan khusus bagi peserta didik yang akan mendalami bidang tertentu, misalnya: BTQ, komputer, pelatihan bahasa Arab dan Inggris, dan pengembangan pendalaman Al-qur’an. d. Pada saat liburan, baik libur semester maupun libur hari raya, madrasah bekerja sama dengan Madin dan TPQ untuk mengadakan serangkaian kegiatan Islami, seperti pengajian, kajian kitab, pesantren.