BAB IV ANALISIS MASALAH
4.1. Analisis Potensi Pengembangan Paralayang di Indonesia Paralayang memiliki potensi besar untuk berkembang di Indonesia, Namun untuk itu diperlukan sarana yang tepat agar paralayang dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia secara luas. 4.1.1. Tipe Produk Baru Atau lebih dikenal dengan landas desain. Pada tahap ini ditentukan level kebaruan sebuah produk, yang dibagi menjadi •
Desain berbasis inovasi atau inovasi desain (design innovation)
•
Level tengah a. desain berbasis pengembangan atau pengembangan desain (design development) b. desain berbasis diversifikasi atau diversifikasi desain (design diversification) c. desain berbasis diferensiasi atau diferensiasi desain (design differentiation)
•
Desain berbasis penyesuaian atau penyesuaian desain (design modification)
Berdasarkan Wikipedia 1 , pengembangan produk baru adalah mendeskripsikan proses lengkap dalam membawa produk atau jasa baru ke pasar. Terdapat dua jalur terlibat dalam proses pengembangan produk baru, yang pertama melibatkan idea generation, desain produk, dan detail engineering. Yang kedua melibatkan riset pasar dan analisis marketing. 1
www.wikipedia.com
22
Terdapat beberapa kategori umum dari produk baru. Beberapa baru dari sudut pandang pasar, beberapa baru bagi perusahaan, beberapa benar- benar baru dan menciptakan pasar baru. Perbedaan karakteristik dapat dilihat pada diagram berikut:
Diagram 1. Tipe Produk Baru Pengembangan produk baru yang mungkin dilakukan berada pada beberapa area, diantaranya: •
Line Extensions, dimana produk berada pada posisi tengah, baik untuk kebaruan bagi pasar maupun perusahaan. Produk yang mungkin dikembangkan pada area ini adalah produk yang berhubungan dengan
pesawat utama, dimana pengembangan terdapat
pada desain dan sedikit aplikasi
teknologi.
penerapan fungsi pada produk baru yang berbeda
Produk
dapat
berupa
atau modifikasi desain (baik
secara fungsional maupun estetika). •
Repositioning Dimana teknologi yang diterapkan sebenarnya adalah teknologi yang sudah dimiliki, namun
digunakan pada produk yang sama sekali baru bagi pasar,
seperti pada awal
penerapan teknologi mesin pada paramotor.
Pengembangan yang mungkin dilakukan terdapat pada pesawat, instrumen, dan safety
equipment.
23
•
Completely New Mengembangkan desain dari titik nol, yang berarti semua aspek teknologi maupun desain
di dalamnya sama sekali baru bagi perusahaan dan pasar.
Produk yang dikembangkan dapat merupakan sebuah sistem sarana paralayang baru maupun prasarana pendukungnya.
4.1.2. Kendala Banyak kendala yang ditemui dalam usaha mengembangkan paralayang di Indonesia, antara lain: •
Biaya Permasalahan mahalnya biaya yang dibutuhkan untuk menikmati permainan ataupun kegiatan udara. Biaya harus dikeluarkan untuk membeli/menyewa peralatan maupun biaya untuk bantuan jasa. Jika permasalahan biaya ini dapat diatasi, maka paralayang dapat menjadi lebih populer di Indonesia
•
Tingkat resiko yang tinggi Banyak orang enggan untuk mencoba kegiatan udara karena resiko yang relatif tinggi. Untuk itu saat ini telah dikemangkan kegiatan semi-udara, yang beresiko lebih kecil dengan sensasi yang hampir sama dengan melakukan kegiatan udara. Seiring dengan perkembangan teknologi, melakukan kegiatan ini dengan resiko yang semakin kecil akan lebih mudah dilakukan. Untuk itu, diperlukan fasilitas yang inovatif dan menawarkan tingkat resiko yang lebih rendah.
•
Sosialisasi paralayang yang kurang baik di Indonesia Salah satu penyebab utama aerowisata paralayang kurang berkembang di Indonesia adalah sosialisasi yang masih sangat kurang. Selama ini kegiatan paralayang kebanyakan dikenal dari mulut ke mulut, ataupun faktor hobi keluarga. Membuat paralayang lebih dikenal merupakan salah satu solusi yang 24
dapat dikemukakan untuk kelanjutan paralayang sebagai bagian dari aerowisata di Indonesia. 4.1.3. Peluang Paralayang sangat berpotensi untuk berkembang di Indonesia, karena didukung oleh faktor alam seperti kondisi thermal dan angin. Selain itu banyak orang beralih dari gantole
ke paralayang karena harga peralatan yang relatif murah dan
pengoperasian yang lebih mudah serta resiko yang lebih kecil. Landasan dan tempat mendarat yang dibutuhkanpun relatif lebih kecil daripada gantole. Jika dilihat dari pengembangan sektor lain selain wisata, jenis kegiatan ini dapat dikaitkan dengan setor pendidikan, permainan, olahraga maupun terapi kesehatan. •
Sektor Pendidikan Paralayang dapat digunakan untuk memperkenalkan Indonesia pada generasi muda (pelajar dan mahasiswa). Jika ada infrastruktur paralayang yang dapat mengangkut manusia lebih banyak (semi massal) maka akan sangat potensial untuk dikembangkan ke sektor lain selain wisata. Dengan melihat alam yang dimiliki Indonesia dari ketinggian, dapat memancing timbulnya kecintaan pada Indonesia, yang dapat membangun sikap peduli pada alam dan lingkingan. Selain itu, paralayang juga dapat digunakan unutk memperkenalkan kondisi geografis lokal.
•
Sektor Permainan Aspek permainan sebenarnya telah ada dalam paralayang, hanya saat ini paralayang masih sangat terpaku pada ”olahraga” yang lebih menuntut adanya peraturan. Permainan yang dikembangkan dapat menjadi lebih banyak dan luas, mengingat beberapa jenis wisata udara telah berhasil dikembangkan dan dijual ke pasaran. Permainan inimungkin akan sangat berhasil di pasaran, apalagi jika harga yang ditawarkan terjangkau oleh masyarakat Indonesia. Hal yang dapat
25
mendukung pengembangan wisata menjadi permainan ini adalah keinginan banyak orang untuk menikmati sensasi terbang, namun resiko yang cukup besar membuat mereka enggan untuk mencoba. Permainan yang dikembangkan dapat menonjolkan fun dan safety sebagai daya jual utama. •
Sektor Kesehatan Paralayang juga dapat dikaitkan dengan kesehatan, yang antara lain berhubungan dengan gerak dan olah raga. Selain itu, beberapa jenis wisata udara dapat dihubungkan dengan terapi (untuk kesehatan psikis) phobia ketinggian maupun pelatihan ketahanan kondisi psikis dan fisik. Peluang pengembangan akan semakin besar jika didukung oleh pihak pemerintah –dalam hal ini Departemen Pariwisata RI— dan swasta baik dalam hal finansial maupun dukungan lainnya. Selain itu terdapat potensi wilayah yang cukup besar, (saat ini wilayah pengembangan paralayang yang berjalan cukup baik adalah daerah Bali) dimana banyak daerah potensial masih belum terjamah, seperti pada wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera yang memiliki tekstur alam dan kondisi udara yang mendukung. Aerowisata masih memiliki pamor dibawah wisata bahari maupun wisata darat. Hal ini disebabkan karena jenis wisata ini masih tergolong baru di Indonesia. Untuk itu dibutuhkan media sosialisasi yang berbentuk iklan atau pemasyarakatan wisata udara itu sendiri melalui beberapa cabangnya, seperti paralayang.
4.2. Analisis tentang Anak- anak
Berdasarkan perkembangan fisik dan mental anak, ditemukan beberapa kecenderungan positif pada kelompok anak usia tertentu untuk lebih terterik dan mengerti tentang paralayang.
26
Usia 2-6 tahun • Kognitif awal
Usia 6-12 tahun • Banyak melatih kemampuan kognitif • Motorik awal • Banyak melatih kemampuan motorik • Permainan acak dan • Permainan terstruktur eksperimentatif • Tingkat kesulitan • Tingkat kesulitan permainan permainan rendah cukup tinggi • Individual • Kerjasama dalam kelompok • Pergaulan dengan • Pergaulan meluas anggota keluarga • Motifasi prestasi • Motifasi prestasi • Pengertian norma • Perkembangan pengertian belum berkembang norma baik Tabel 1. Perbandingan kondisi psikologis anak berdasarkan usia (sumber: Psikologi perkembangan, Dr. Sarwito W)
4.3.Analisis Sosialisasi Paralayang pada Anak-anak di Indonesia Anak- anak memiliki potensi untuk menjadi user paralayang di masa mendatang. Oleh sebab itu, diperluan sebuah sarana sosialisasi pada anak- anak. Pengetahuan yang diberikan tentang paralayang sejak dini kepada anak- anak dalam berbagai bentuk adalah wujud sosialisasi itu sendiri. Dalam bidang desain produk, ditemukan beberapa alternatif bentuk sosialisasi paralayang berdasarkan analisis yang dilakukan tantang paralayang dan anak- anak.
PARALAYANG
ANAK- ANAK
Rekreatif
Motorik Halus
Alam
Motorik kasar
Menarik
Kognitif
Sensasi
Aktif
Menyenangkan
Daya serap tinggi
Bergerak
Senang berinteraksi
Adrenalin
Imajinatif
27
Edukatif
Kreatif
Terbang
Bermain dalam kelompok Kerja sama Motifasi prestasi
Tabel 2. Analisis sifat positif paralayang dan anak- anak
PARALAYANG
ANAK- ANAK
Tinggi
Takut Ketinggian
Berbahaya
Butuh bimbingan
Mahal
Mudah dipengaruhi
Tempat terbatas
Takut kesendirian
Adrenalin Tabel 3. Analisis sifat negatif paralayang dan anak- anak
4.4.Peluang Desain
Dari analisis data yang dilakukan, ditemukan peluang penerapan produk, yakni sarana sosialisasi paralayang yang berupa simulasi permainan dengan anak- anak sebagai user. Namun, sarana itu sendiri harus dapat memberikan keamanan maksimal, baik dalam segi fisik maupun psikis anak, dan juga memenuhi beberapa persyaratan utama, yakni memiliki unsur sensasi, simulasi, dan juga edukasi.
4.5.Sintesis Data Dari penjabaran analisis data tersebut, diperoleh beberapa sintesis yang pada akhirnya akan mengarah kepada konsep produk hingga produk yang kan dibuat. Sebelum menuju kesimpulan dari sintesis tersebut ada baiknya kita menyimpulkan permasalahan yang ada dari pembahasan sebelumnya yang dapat kita lihat di bawah ini: •
Kurangnya sosialisasi paralayang yang menyebabkan kurang berkembangnya wisata ini di Indonesia.
28
•
Adanya kelemahan- kelemahan pada manusia, baik dari faktor psikis maupun fisik yang menyebabkan mereka tidak mau untuk mencoba wisata ini.
•
Permasalahan biaya yang cukup tinggi untuk menikmati berwisata dengan paralayang, sehingga saat ini paralayang hanya dapat dinikmati oleh kalangan tertentu saja.
•
Permasalahan sosialisasi paralayang pada anak- anak yang membutuhkan suatu solusi yang aman, menarik, dan juga memiliki unsur sensasi, simulasi, dan edukasi.
•
Kategori anak- anak yang dipilih adalah usia 6-12 tahun, karena usia tersebut merupakan usia yang paling tepat untuk menerima bentuk sosialisasi dini dan menimbulkan ketertarikan awal pada paralayang.
Oleh karena itu sintesis data yang muncul dari analisis permasalahan tersebut yaitu: •
Sebuah sarana simulasi, yang mempertimbangkan sifat- sifat anak pada usia 6-12 tahun sehingga menyebabkan ketertarikan anak,
•
Sarana ini harus melengkapi persyaratan safety baik dari segi fisik maupun psikis anak,
•
Dan juga mengutamakan sensasi, simulasi, dan edukasi, dan terjangkau oleh anak- anak di Indonesia.
Dari penjabaran tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa konsep produk yang dirancang adalah :
”Sarana simulasi permainan paralayang untuk anak usia 6-12 tahun di Indonesia”
29