BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
Setelah data telah terkumpul dengan teknik wawancara, dokumentasi dan observasi serta adanya teori yang mendukung, maka langkah selanjutnya adalah analisis tentang data yang mengarah penyelesaian permasalahan yang telah peneliti ajukan pada bab I yakni: jenis permainan yang digunakan untuk mengembangkan kreativitas anak di Kelompok Bermain Surya Cita Aisyiyah Desa Rowosari, bentuk kreativitas anak di Kelompok Bermain Surya Cita AisyiyahDesa Rowosari, Implementasi metode bermain dalam mengembangkan kreativitas anak di KBSurya Cita Aisyiyah Desa Rowosari. A. Analisis Jenis Permainan yang digunakan dalam Kegiatan Pembelajara Sentra bermain adalah zona bermain anak yang dilengkapi dengan seperangkat alat bermain yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang di perlukan
untuk
mengembangkan seluruh potensi dasar anak didik dalam berbagai aspek perkembangan secara seimbang. Sentra bermain terdiri dari:1 1. Sentra Bahan Alam dan Sains Bahan-bahan yang di perlukan di sentra ini adalah daun, ranting, kayu, pasir, air, batu, biji-bijian, dan lain-lain. Alat yang di gunakan diantaranya sekop, saringan, corong, ember, dan lain-lain. Sentra ini memfasilitasi anak untuk mengembangkan dan memperluas pengalaman bermain sensorimotor dengan memberikan banyak kesempatan pada anak untuk mengeksplorasi
bahan-bahan alami dalam mengembangkan
kematangan motorik halus yang di perlukan dalam proses kesiapan menulis, keterampilan berolah tangan, dan menstimulasi sistem kerja otak anak. 2. Sentra Balok 1
Ibid.,hlm. 134-135
Sentra balok berisi berbagai macam balok dalam berbagai bentuk, ukuran, warna, dan tekstur. Di sini anak belajar banyak hal dengan cara menyusun atau menggunakan balok, mengembangkan kemampuan logika matematika atau berhitung permulaan, kemampuan berpikir, dan memecahkan masalah. 3. Sentra Seni Bahan-bahan yang di perlukan di sentra ini adalah kertas, cat air, krayon, spidol, gunting, kapur, tanah liat pasir, potongan-potongan bahan atau gambar. Sentra ini memfasilitasi anak untuk memperluas pengalaman dalam mewujudkan ide, gagasan dan pengalaman yang di miliki anak ke dalam karya nyata (hasil karya). 4. Sentra bermain peran Sentra bermain peran merupakan wujud dari kehidupan nyata yang di mainkan anak, membantu anak memahami dunia mereka dengan memainkan berbagai macam peran. 5. Sentra Persiapan Bahan yang ada pada sentra ini adalah buku-buku, kartu kata, kartu angka. Kegiatan yang di laksanakan adalah persiapan membaca permulaan, menulis permulaan,
serta
berhitung
permulaan.Sentra
ini
mendorong
kemampuanintelektual anak, gerakan otot halus, koordinasi mata tangan, belajar keterampilan sosial (berbagi, bernegosiasi, dan memecahkan masalah). 6. Sentra Agama Kegiatan yang dilaksanakan adalah menanamkan nilai-nilai kehidupan beragama, keimanan dan ketakwaan kepada tuhan yang Maha Esa. Agama merupakan suatu konsep yang abstrak yang perlu di terjemahkan aktivitas yang konkret bagi anak.
menjadi
7. Sentra Musik Sentra ini memfasilitasi anak untuk memperluas pengalamannya dalam menggunakan gagasan mereka melalui olah tubuh. Sesuai dari data yang telah diperoleh, menunjukkan bahwa metode bermain di sukai anak, maka di perlukan permainan yang mudah di lakukan anak, dan permainan itu harus di sukai anak. Jenis permainan di Kelompok Bermain Surya Cita Aisyiyah Desa Rowosari itu bermacam-macam sesuai materi yang akan di sampaikan misalnya permaianan sentra balok contoh nya membuat rumah dan lingkaran dan permainan sentra bahan alam dan sains contohnya melukis dengan menggunakan daun, membuat bunga dengan biji-bijian. Permainan yang di gunakan sesuai dengan materi yang sudah di tulis dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH), dan Permainan yang sering digunakan adalah anak memilih permainan sendiri dengan alat yang tersedia di kelas, jenis permainan yang mengembangkan kreativitas seperti menggunakan permainan sentra seni contohnya membuat bunga dengan kertas warna, membuat mobil-mobilan dengan menggunakan barang bekas botol plastik.dan lain-lain. B. Bentuk Kreativitas Anak di Kelompok Bermain Surya Cita Aisyiyah di Desa Rowosari Penulis melihat, bahwa anak-anak dalam belajar dengan metode permaianan tersebut, mereka terlihat sangat antusias dan menikmati. Guru tidak selalu membantu mereka dalam mengembangkannya kreativitas. Guru sangat memberikan kesempatan bagi anak-anak agar mereka leluasa mengekspresikan apa ke inginan mereka. Jadi , anakanak tidak hanya terpaku pada apa yang guru contohkan. Berdasarkan wawancara dan observasi yang peneliti lakukan terdapat banyak bentuk-bentuk kreativitas di Kelompok Bermain Surya Cita Aisyiyah Desa Rowosari yang diantaranya: Memanfaatkan barang bekas misalnya membuat mobil-mobilan menggunakan bahan dari kardus dan botol
minuman, meronce dengan berbagai media misalnya bagian tanaman, bahan bekas, karton, kain perca dan lain-lain, menggambar bebas dengan berbagai media seperti menggunakan kapur tulis, krayon, pensil warna, arang dan bahan-bahan alam dengan rapi, melukis dengan berbagai media misalnya kuas, bulu ayam, daun-daunan, dan lainlain, membatik dengan teknik jumputan. Mencocok bentuk, menyusun berbagai bentuk dari balok-balok, menjahit bervariasi seperti jelujur dan silang menggunakan tali rafia, benang wol, tali sepatu, dan lain-lain, mencap dengan berbagai media yaitu jari, finger painting, kuas, pelapah pisang, daun, bulu ayam, stempel dan lain-lain. mewarnai bentuk gambar bentuk gambar sederhana dengan rapi, menciptakan bentuk bangunan dari balok yang lebih kompleks, menciptakan bentuk dari kepingan geometri yang lebih kompleks, menciptakan bentuk dari lidi, tusuk gigi, sedotan dan lain-lain. Menganyam dengan berbagai media misalnya kain perca, daun, sedotan, kertas, dan lain-lain, bermain warna dengan berbagai media, misalnya krayon, cat air, benang, kelereng, dan lain-lain Mencipta alat perkusi sederhana dan mengekspresikan dalam bunyi yang berirama, menggunting dengan berbagai media berdasarkan bentuk/pola lurus, lengkung, segitiga. Membuat teknik kolase dengan berbagai media seperti kertas, ampas kelapa, biji-bijian, kain perca, batu-batuan, daun dan lain-lain, membuat bentuk bebas menggunakan platisin atau koran yang telah dilunakan, Dan kreativitivitas lain dengan tujuan mengembangkan kreativitas melalui pengalaman langsung.2 Jika penulis bandingkan dengan kondisi di lapangan, maka bentuk kreativitas anak di Kelompok Bermain Surya Cita Aisyiyah di Desa Rowosari terlihat pada saat proses pembelajaran berlangsung dan pada saat anak bermain. Selain itu bentuk kreativitas anak di Kelompok Bermain Surya Cita Aisyiyah di Desa Rowosari dapat
2
Hasil observasi di KB Surya Cita Aisyiyah Desa Rowosari Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang, pada tanggal 18 September 2014.
dilihat dari prestasi-prestasi yang telah di capai dengan mengikuti berbagai macam ajang kreativitas anak yang menghasilkan prestasi yang tidak mengecewakan. Sesuai dari data yang diperoleh, menunjukkan bahwa terdapat bermacam-macam bentuk kreativitas anak di Kelompok Bermain Surya Cita Aisyiyah di Desa Rowosari. Anak-anak dalam belajar dengan metode bermain tersebut, mereka terlihat sangat antusias dan menikmati. Guru tidak selalu membantu mereka dalam mengembangkannya kreativitas. Guru sangat memberikan kesempatan bagi anak-anak agar mereka leluasa mengekspresikan apa ke inginan mereka. Jadi , anak-anak tidak hanya terpaku pada apa yang guru contohkan teknik mencetak, gambar hewan dengan menggunakan cangkang telor,kerajinan
menganyam
dengan
menggunakan
daun
pisang
atau
dengan
kertas,melukis, permainan yang memanfaatkan barang bekas contohnya membuat kendaraan dengan memanfaat botol minum dan lain-lain. Tujuannya di Kelompok Bermain Surya Cita Aisyiyah Desa Rowosari memperbanyak membuat bentuk kreativitas yaitu agar anak melatih pengamatan, melatih kecermatan dan ketelitian, melatih kemampuan ketepatan, melatih kreativitas,melatih kepekaan rasa indah dan lainlain. C. Analisis Implementasi Metode Bermain dalam Mengembangkan Kreativitas Anak di Kelompok Bermain Surya Cita Aisyiyah di Desa Rowosari Implementasi metode bermain dalam mengembangkan kreativitas anak di Kelompok Bermain Surya Cita Aisyiyah Desa Rowosari membuat berbagai macam kreativitas yang tentunya dapat menumbuhkan kreativitas anak dengan melalui metode bermain agar anak merasa senang, Anak-anak di Kelompok Bermain Surya Cita Aisyiyah Desa Rowosari terlihat sangat antusias dan bergembira dalam mempraktekkan permainan-permainan yaitu seperti permainan kolase, permainan yang memanfaatkan barang bekas seperti membuat mobil dengan memanfaatkan botol minuman dan lain-
lain, sehingga membuat mereka larut dalam imajinasi masing-masing. Dan terciptalah karya-karya mereka dengan bentuk dan hasil yang bervariasi. Anak-anak merasa senang dan bangga dengan hasil karyanya sendiri dan merekapun menunjukkan kepada teman, guru dan orang tuanya, bahwa mereka mampu menghasilkan karya dengan kreativitasnya melalui metode bermain. 1. Metode mengajar yang sering di gunakan pada saat mengajar di kelas Guru di Kelompok Bermain Surya Cita Aisyiyah Desa Rowosari dalam memilih metode pembelajaran telah memperhatikan tumbuh kembang anak terutama dalam menumbuhkan kreativitas anak. Hal ini sesuai dengan pendapat Nursisto mengatakan bahwa terdapat beberapa komponen pokok dalam kreativitas yang dapat di jelaskan sebagai berikut:3 a. Aktifitas berpikir, kreativitas selalu melibatkan proses berpikir di dalam diri seorang. Aktifitas ini merupakan suatu proses mental yang tidak tampak oleh orang lain, dan hanya di rasakan oleh orang yang bersangkutan . aktifitas ini bersifat komplek, karena melibatkan sejumlah kemampuan kognitif seperti persepsi, atensi, ingatan, imajeri, penalaran, imajinasi, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah. b. Menemukan
atau
menciptakan
sesuatu
yang
mencakup
kemampuan
menghubungkan dua gagasan atau lebih yang semula tampaktidak berhubungan, kemampuan mengubah pandangan yang ada dan menggantikannya dengan cara pandang lain yang baru, dan kemampuan menciptakan sesuatu kombinasi baru berdasarkan konsep-konsep yang telah ada dalam pikiran . aktivitas menemukan sesuatu berarti melibatkan proses imajinasi yaitu kemampuan memanipulasi
3
Nursisto, Kiat Menggali Kreativitas, (Yogyakarta, Mitra Gama Media : Yogyakarta, 1999), hlm. 1999
sejumlah objek atau situasi di dalam pikiran sebelum sesuatu yang baru di harapkan muncul. c. Sifat baru atau orisinal. Umumnya kreativitas di lihat dari adanya suatu produk baru. Produk ini biasanya akan di anggap sebagai karya kreativitas bila belum pernah di ciptakan sebelumnya, bersifat luar biasa, dan dapat di nikmati oleh masyarakat. d. Produk yang berguna atau bernilai, suatu karya yang di hasilkan dari proses kreatif harus memiliki kegunaan tertentu, seperti lebih enak, lebih mudah di pakai, mempermudah, memperlancar, mendorong, mendidik, memecahkan masalah, mengurangi hambatan, dan mendatangkan hasil lebih baik atau lebih banyak. Dari hasil wawancara tersebut setelah dicek dengan hasil observasi peneliti di lapangan, peneliti melihat bahwa para guru memang lebih sering menggunakan metode bermain dibandingkan dengan metode-metode yang lainnya, terbukti dengan seringnya para guru mengajak siswa untuk bermain sesuai keinginannya dalam kegiatan pembelajaran. Namun, tetap sesuai dengan RKH (Rencana Kegiatan Harian).4 Sesuai data yang telah diperoleh, menunjukkan bahwa metode bermain dapat menumbuhkan kreativitas anak. Kreativitas ini di buktikan dengan adanya produk yang di hasilkan yaitu berbagai bentuk mainan yang di buat oleh anak dengan alat permainan yang di sediakan oleh guru, anak bermain sesuai dengan keinginan dan imajinasi yang di tuangkan dalam berbagai alat permainan. Dengan bermain juga anak dapat menemukan gagasan baru tentang cara memainkan alat, cara melakukan permainan tertentu dan sebagainya. 4
Hasil observasi di KB Surya Cita Aisyiyah Desa Rowosari Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang, pada tanggal 19 September 2014.
2. Metode yang diterapkan dapat Mengembangkankan Kreativitas Belajar Anak Metode yang diterapkan dapat mengembangkan kreativitas belajar anak, kegiatan bermain yang dilakukan anak, guru akan mendapatkan gambaran tentang tahap perkembangan dari kemampuan umum si anak. Kreativitas anak dapat dikembangan dengan cara-cara sebagai berikut:5 a. Dengan bermain Bermain adalah awal dari perkembangan kreativitas, karena dalam kegiatan yang menyenangkan itu, anak dapat mengungkapkan gagasan-gagasan secara bebas dalam hubungan dengan lingkungannya. Oleh karena itu kegiatan tersebut dapat dijadikan dasar dalam mengembangkan kreativitas anak. b. Melatih kemampuan otak kanan Yaitu dengan cara mengajak anak-anak bernyanyi, berpuisi, menggambar, dan berbagai macam kegiatan kreatif lainnya, agar kemampuan otak kanan dapat bekerja dengan lebih optimal. Di sekolah, biasanya anak-anak akan lebih cenderung menggunakan otak kiri, dan bila kemampuan otak kanan dan kiri bisa bekerja dengan baik dan seimbang, maka anak-anak tidak hanya akan berpeluang mendapatkan prestasi di bidang akademis saja, melainkan bisa meraih prestasiprestasi di bidang yang lain, misalnya kesenian. c. Berkreasi setiap hari Kita bisa mengajarkan anak untuk membuat sesuatu yang kreatif, misalnya dengan
menggambar,
melipat
kertas,
bermain
game,
bermain
permainan-permaian edukatif, bernyanyi, bercerita, dan masih banyak lagi. d. Beri anak pengalaman baru
5
PG-PAUD 2B UNS 2011.”Tips Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini”.http://b11pauduns.blogspot.com/2012/06/tips-mengembangkan-kreativitas-anak.html. (Minggu, 17 Juni 2012). Di Akses, 07 September 2014, Jam 14.00.
Berikanlah waktu khusus untuk anak dengan mengajaknya ke tempat-tempat yang belum pernah dikunjunginya seperti museum, kebun binatang dan taman rekreasi. Hal-hal baru ini dapat meningkatkan atau merangsang imajinasi anak sehingga krativitas anak semakin meningkat.
e. Meningkatkan perbendaharaan kata pada anak Semakin tinggi
perbedaharaan kata anak, maka seorang anak akan
menjadi lebih mudah dalam memahami seseuatu. Misalnya dengan kegiatan membaca, mendongeng, bercerita pengalaman, tanya jawab, bernyanyi, dsb. f. Melatih kemampuan mendengar anak Misalnya, dengan menggunakan Tape dan Laoudspeaker. Alat-alat tersebut bisa digunakan untuk melatih kemampuan mendengar anak-anak dalam belajar bahasa Inggris. Agar indera pendengaran bisa terlatih dengan baik, lebih baik kita sering-sering
mengajak anak untuk mendengarkan lagu atau cerita, lalu
menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan lagu atau cerita tersebut , misalnya dengan cara tebak-tebakan. Dari hasil wawancara tersebut setelah dicek dengan hasil observasi peneliti di lapangan, peneliti melihat bahwa dengan metode bermain, kreativitas anak muncul dengan sendirinya karena anak-anak merasa senang dengan permainan pilihannya dan ketika karyanya selesai dibuat, mereka merasa bangga dengan hasil karyanya.6 Sesuai data yang telah diperoleh, menunjukkan bahwa dengan metode bermain dapat menumbuhkan kreativitas anak, dengan bermain kreativitas anak akan muncul dengan sendirinya, karena anak bebas memilih permainan yang ada di kelas, pada saat 6
Hasil observasi di KB Surya Cita Aisyiyah Desa Rowosari Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang, pada tanggal 25 September 2014.
menggunakan metode bermain kreativitas anak akan muncul, tapi pada saat menggunakan metode yang lain seperti metode bercerita anak akan duduk diam sehingga kreativitas nya kurang terlihat. Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan dorongandorongan kreatifnya sebagai kesempatan untuk merasakan obyek-obyek dan tantangan untuk menemukan sesuatu dengan cara-cara baru, untuk menemukan penggunaan suatu hal secara berbeda, menemukan hubungan yang baru antara sesuatu dengan sesuatu yang lain serta mengartikannya dalam banyak alternatif cara.Selain itu bermain memberikan kesempatan pada individu untuk berpikir dan bertindak imajinatif, serta penuh daya khayal yang erat hubungannya dengan perkembangan kreativitas anak. 3. Kreativitas Anak pada Saat Mengikuti Kegiatan dengan Metode Bermain Kreativitas anak pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan metode bermain terlihat sangat baik, karena anak-anak bebas memilih permainan yang mereka sukai dan bermain bersama teman-teman mereka, anak-nakapun lebih kreatif dengan metode ini dibandingkan dengan metode yang lain. Bermain merupakan cara penyampaian pelajaran dengan kegiatan yang menyenangkan dan tidak menimbulkan kepaksaan dari dalam diri anak didik, akan tetapi semua kegiatan yang di lakukan itu dapat memberi informasi dan mengembangkan imajinasi anak didik. Dari hasil wawancara tersebut setelah dicek dengan hasil observasi peneliti di lapangan, peneliti melihat bahwa kegiatan pembelajaran dengan metode bermain terlihat sangat baik, karena anak-anak bebas memilih permainan yang mereka sukai dan bermain bersama teman-teman mereka, anak-nakapun lebih kreatif dengan metode ini dibandingkan dengan metode yang lain. Sesuai data yang telah diperoleh, menunjukkan bahwakreativitas yang di lakukan anak dalam kegiatan bermain antara lain anak bermain atau memilih permainan
sesuai dengan keinginannya masing-masing, biasanya anak dalam memilih permainan bersama dengan teman-temanya, kreatifitas anak dengan menggunakan metode bermain diantaranya anak berekspresi sesuai dengan skenario yang di buat oleh guru, dengan metode bermain anak terlihat lebih
kreatif, di bandingkan dengan
menggunakan metode lain, kreativitas anak dengan menggunakan metode bermain diantaranya anak ber ekspresi sesuai dengan skenario yang di buat oleh guru. Metode bermain merupakan suatu kegitan yang di lakukan oleh anak dengan spontan, dan perasaan gembira, tidak memiliki tujuan ekstrinsik, melibatkan peran aktif anak, memiliki hubungan sistenatika dengan hal-hal di luar bermain ( seperti perkembangan
kreativitas),
dan
lingkungannya, serta memungkinkan
merupakan
interaksi
antara
anak
dengan
anak untuk beradaptasi dengan lingkungan
tersebut. Masa bermain pada anak memiliki tahap-tahap yang sesuai dengan perkembangan anak, baik kognitif, afektif, maupun psikomotor dan sejalan juga dengan usia anak.
4. Sikap Anak dalam Kegiatan Belajar setelah Menggunakan Metode Bermain Dunia anak adalah dunia bermain, dalam kehidupan anak-anak, sebagian besar waktunya di habiskan dengan aktivitas bermain. Bermain dapat di gunakan sebagai media untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan tertentu pada anak. Istilah bermaina di artikan sebagai suatu kegiatan yang di lakukan dengan mempergunakan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian, memberikan informasi, dan dapat mengembangkan imajinasi anak.Pada masa usia KB anak lebih banyak bertanya dan menjawab pertanyaan, mencoba berbagai hal berkaitan dengan konsep angka, ruang, kuantitas dan sebagainya. Seringkali anak hanya sekedar
bertanya, tidak terlalu memperdulikan jawaban yang di berikan dan walaupun sudah di jawab anak akan bertanya terus dan tentunya pada usia ini di tandai dengan bermain khayal dan bermain pura-pura. Dari hasil wawancara tersebut setelah dicek dengan hasil observasi peneliti di lapangan, peneliti melihat bahwa sikap anak
dalam kegiatan belajar dengan
menggunakan metode bermain, anak bisa mengikuti kegiatan belajar dengan baik karena materinya di kemas dalam permainan dan anak dapat menentukan aktivitas memilih permainan sendiri sehingga anak lebih kreatif dan bisa lebih mandiri.7 Sesuai data yang telah diperoleh, menunjukkan bahwa siikap anak dalam kegiatan belajar setelah menggunakan metode bermain anak tetap bisa mengikuti kegiatan belajar dengan baik. Hal ini dapat di lihat dari kedisiplinan menjalankan kegiatan dalam proses pemebelajaran setiap hari, karena materi yang di sampaikan di kemas dalam permainan, setelah kegiatan bermain anak menjadi lebih memahami apa yang di sampaikan oleh guru, anak melakukan aktifitas sesuai dengan permainan yang di tentukan atau yang mereka pilih dan anak bisa mandiri, anak menjadi kreatif, misalnya anak dapat membuat berbagai bentuk benda dengan kertas lipat. 5. Metode Bermain dapat Menumbuhkan Kreativitas Anak Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Singer tentang metode bermain. Menurut singer mengemukakan bahwa bermain dapat di gunakan anak-anak untuk menjelajahi dunianya, mengembangkan kompetensi dalam usaha mengatasi dunianya dan mengembangkan kreatifitas anak. Dengan bermain anak memiliki kemampuan untuk memahami konsep secara ilmiah, tanpa paksaan.8
7
Hasil observasi di KB Surya Cita Aisyiyah Desa Rowosari Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang, pada tanggal 26 September 2014. 8 Kusantanti, Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat, (Jakarta:Rineka Cipta Kerja Sama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2004), hlm: 89
Dari hasil wawancara tersebut setelah dicek dengan hasil observasi peneliti di lapangan, peneliti melihat bahwa di Kelompok Bermain Surya Cita Aisyiyah menggunakan metode bermain karena metode tersebut dapat menumbuhkan kreativitas anak, dengan bermain yang di lakukan oleh anak dengan spontan dan perasaan gembira dan melibatkan peran aktif anak dan memiliki hubungan sistematika dengan hal-hal diluar bermain (seperti perkembangan kreativitas). 9 Sesuai data yang telah diperoleh, menunjukkan bahwametode bermain dapat menumbuhkan kreativitas anak karena dengan menggunakan metode bermain anak merasa senang dan gembira dengan apa yang mereka lakukan tentunya dengan hasil karyanya sendiri, contohnya dengan permainan kolase anak akan membuat berbagai bentuk yang berbeda-beda dengan bahan yang di sediakan oleh guru seperti membuat hewan dengan menggunakan cangkang telur, membuat bunga dengan menggunakan bahan malam, kertas lipat, sedotan, membuat pulau dengan ampas kelapa dan sebagainya dan di situlah metode bermain dapat menumbuhkan kreativitas anak, guru di Kelompok Bermain Surya Cita Aisyiyah di Desa Rowosari banyak sekali membuat kreatifitas yang memanfaatkan barang bekas untuk diajarkan kepada anak didiknya sepeti pada saat anak dapat membuat berbagai macam bentuk seperti membuat kendaraan, dengan menggunakan barang bekas botol plastik, tempat korek api, tempat sabun mandi dan tempat pasta gigi. 6. Peran Guru dalam Mengembangkan Kreativitas Anak Guru memegang peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Dipundaknya terpikul tanggung jawab utama keefektifan seluruh usaha kependidikan. Dengan berkembangnya dunia pendidikan tidak terlepas dengan adanya media sebagai
9
Hasil observasi di KB Surya Cita Aisyiyah Desa Rowosari Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang, pada tanggal 26 September 2014.
alat bantu dalam penyampaian materi, namun keberadaannya tetap tidak dapat menggantikan sepenuhnya kedudukan seorang guru. Ekspresif, Penuh Penghayatan, untuk membantu anak tetap memiliki dan mengembangkan potensi kreatifnya, di butuhkan seorang guru yang memiliki karakteristik sebagai berikut:10 a.
Kreatif dan Menyukai Tantangan
b.
Menghargai Karya Anak
c.
Menerima Anak Apa Adanya
d.
Motivator
e.
dan Peka pada Perasaan
f.
Pecinta Seni dan Keindahan
g.
Memiliki Kecintaan yang Tulus Terhadap Anak
h.
Memiliki Ketertarikan Terhadap Perkembangan Anak
i.
Bersedia Mengembangkan Potensi yang Dimiliki Anak
j.
Hangat dalam Bersikap
k.
Memberikan Kesempatan pada Anak untuk Menjelajahi Lingkungan
l.
Bersedia Bermain Dengan Anak Dari hasil wawancara tersebut setelah dicek dengan hasil observasi peneliti di
lapangan, peneliti melihat bahwa guru di Kelompok Bermain Surya Cita Aisyiyah memegang peranan penting dalam mengembangkan kreativitas anak. Terbukti dengan para guru mampu menjadi fasilitator, motivator, memiliki kecintaan yang tulus terhadap anak, memiliki ketertarikan terhadap perkembangan anak, dan bersedia mengembangkan potensi yang dimiliki anak.
10
Kustanti, Op. Cit., hlm. 45-48
Dari hasil wawancara tersebut dapat di analisa bahwa guru-guru di Kelompok Bermain Surya Cita Aisyiyah Desa Rowosari sudah menjalankan tugasnya dengan baik. Para guru menyadari akan bermacamp-macam keberagaman karakteristik anak-anak, untuk itu dalam pembelajaran guru selalu memotivasi anak didiknya untuk selalu percaya diri dalam berbagai hal agar anak tersebut dapat menghasilkan suatu karya yang kreatif. Di dalam pembelajaran guru tidak lupa bertindak sebagai fasilitaor untuk mendorong anak agar dapat percaya diri dalam mencoba suatu hal yang baru yang dapat meningkatkan kreativitas anak. Tugas sebagai fasilitator anatara lain ketika pembelajaran membuat kreavitas seperti membuat kendaraan dengan menggunakan barang bekas disini guru sebagai fasilitator yaitu dengan memberikan contoh kendaraan yang terbuat dari barang bekas selanjutnya anak di suruh membuat sendiri-sendiri. Anak-anak selalu di beri ruang gerak yang cukup agar kreativitas mereka dapat berkembang dengan baik. Profesionalisme guru sangat di tunjang dengan peran guru dalam menjalankan fungsi profesinya. Diantara sifat dasar guru yaitu menyampaikan (mendidik) dengan penuh kesabaran, memiliki teladan yang baik, serta menjalankan misi dengan penuh amanah dan kesungguhan. Sejalan dengan tuntutan profesi dalam meningkatkan mutu pendidikannya, sifat-sifat dasar tersebut sangat di perlukan bagi seorang guru dalam menjalankan tugas, pokok dan fungsinya. Guru-guru di Kelompok Bermain Surya Cita Aisyiyah Desa Rowosari setidaknya sudah memiliki sifat-sifat dasar tersebut seperti mendidik anak dengan penuh kasih sayang dan kesabaran, memiliki sifat ramah, menjadi contoh yang baik bagi anak-anak, serta menjalankan tugas sebagai guru dengan baik. Implementasi tugas tersebut nampak dalam mendidik, mengajar, membimbing,mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi.
7. Strategi Pengembangan Kreativitas Anak di Kelompok Bermain Surya Cita Aisyiyah Desa Rowosari Pengembangan kreativitas anak usia dini dapat diupayakan melalui permainan yang dirancang oleh guru kelompok bermain karena degan permainan anak dapat mengembangkan serta menyalurkan semua potensinya, sehingga mereka lebih kreatif. Dari hasil wawancara tersebut setelah dicek dengan hasil observasi peneliti di lapangan, peneliti melihat bahwa agar anak selalu senang dan semangat dalam berkarya para guru memberikan hadiah kepada anak, berupa pujian dan mengacungkan jempol, apabila anak tersebut telah berhasil dalam membuat prakaryanya. Sedangkan anak yang belum berhasil membuat prakaryanya, para guru tetap selalu memberi motivasi agar anak semangat kembali dan mau mencoba lagi membuat prakarya tersebut..11 Sesuai bahwa Strategi pembelajaran yang di terapkan sudah baik, karena di sana menerapkan strategi pembelajaran bervariasi sesuai dengan tema pembelajaran, misal strategi pemebelajaran dengan permainan, bercerita, bernyanyi, demontrasi, pemberian tugas, hafalan. Bahwa agar anak selalu senang dan semangat dalam berkarya para guru memberikan hadiah kepada anak, berupa pujian dan mengacungkan jempol, apabila anak tersebut telah berhasil dalam membuat prakaryanya. Sedangkan anak yang belum berhasil membuat prakaryanya, para guru tetap selalu memberi motivasi agar anak semangat kembali dan mau mencoba lagi membuat prakarya tersebut. Selain itu, para guru dalam mengembangkan kreativitas anak dengan menyampaikan materi sesuai kondisi lingkungan anak. Terbukti sesuai dengan yang dilakukan salah seorang guru dengan mendongeng tentang dongeng yang berkembang di masyarakat setempat, contoh-contohnya juga di sesuaikan dengan lingkungan sekitar. Dengan demikian anak akan tertarik terhadap materi yang di sampaikan sehingga guru menjadi lebih mudah 11
Hasil observasi di KB Surya Cita Aisyiyah Desa Rowosari Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang, pada tanggal 26 September 2014.
dalam menumbuhkan kreativitas anak. Strategi yang lainpun terlihat ketika guru mampu memahami bakat dan minat dari masing-masing anak, sebagai seorang guru tidak boleh menyamaratakan bakat dan minat dari semua anak karena setiap anak mempunyai bakat dan minat yang berbeda-beda.