BAB IV ANALISIS HASIL dan PEMBAHASAN
A. Analisis Hasil 1. Data Hasil Pengamatan PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (TV7) memiliki sebuah program tayangan yang meliput sejumlah kegiatan olahraga baik di tanah air maupun di manca negara, seperti Sepak Bola, Bola Volly, dan otomotif dengan nama SPORT 7. Salah satu tayangan SPORT 7 yang ingin dikemukakan penulis dalam makalah ini adalah sebuah program olahraga yang bertema otomotif yaitu MotoGP. MotoGP adalah ajang perlombaan bagi penggemar otomotif khususnya sepeda motor untuk mengadu balap di sebuah sirkuit dengan periode tertentu. PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh berkeinginan untuk menjadi salah satu stasiun televisi yang menayangkan perlombaan adu balap bergengsi manca negara ini dengan mengeluarkan biaya produksi yang tidak sedikit jumlahnya. Hal ini dapat dilihat dari rencana persiapan biaya produksi untuk penayangan televisi secara langsung (LIVE), di studio TV7 sendiri maupun di beberapa kota di Indonesia yang ditayangkan secara langsung dalam acara ‘Nonton Bareng MotoGP’, maupun yang tidak langsung yang juga ditontonkan secara bersama di luar kota Jakarta. Begitu pula dengan rencana persiapan liputan khusus program ini ke beberapa kota di dunia seperti China dan Australia, hal ini dimungkinkan untuk
49
50
menambah pengetahuan tentang terkembangan dunia otomotif itu sendiri maupun pencarian berita seputar kejuaran di Negara tersebut. Pembuatan program ini dapat terselenggara atas kerjasama PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh dengan penyelengara MotoGP di seluruh dunia seperti : 1. GP Spanyol 2. GP Qatar 3. GP Turki 4. GP Cina 5. GP Perancis 6. GP Italia 7. GP Catalunya 8. GP Belanda 9. GP Inggris 10. GP Jerman 11. GP Amerika Serikat 12. GP Ceko 13. GP Malaysia 14. GP Australia 15. GP Jepang 16. GP Portugal 17. GP Valencia.
51
Juga atas kerjasama dari pihak-pihak sponsor yang terlihat dalam penyusunan paket pembiayaan program yang disusun berdasarkan sponsor utama (main sponsor), sponsor pendukung (co sponsor), dan sponsor dengan paket spesial (special sponsor). Dalam program ini TV7 tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk memanjakan para penggemar dunia otomotif di Indonesia khususnya dalam program liputan MotoGP secara langsung dapat dinikmati bersama dalam “Nonton Bareng MotoGP” seperti di lokasi : 1. Bandung (26 Maret 2006) 2. Yogyakarta (30 April 2006) 3. Bali (21 Mei 2006) 4. Surabaya (22 Mei 2006) 5. Jakarta (24 Juni 2006) 6. Makasar (20 Agustus 2006)
Di lokasi-lokasi tersebut TV7 menyelenggarakan acara “Nonton Bareng MotoGP” secara live sebagai salah satu promosi program yang sedang ditayangkan di TV7 dalam pertengahan tahun 2006 ini tentunya dengan hadiah-hadiah dari kuis interaktif yang tidak kalah menariknya dan host (pembawa acara) untuk memperlancar jalannya acara agar berhasil dengan baik dan tentunya menghasilkan keuntungan yang menambah pendapatan perusahaan.
52
2. Proses Produksi Dalam pembuatan sebuah programnya PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh merencanakan persiapan produksi seperti : a. Membuat budget program persiapan, proses produksi, liputan eksklusif ke beberapa negara dan pasca produksi. b. Membuat rencana penggalangan dana atau sumber-sumber pemasukan untuk mengcover biaya produksi. c. Membuat promosi program baik internal maupun eksternal.
Pada tahap pembuatan budget program persiapan program, proses produksi (on air) dan liputan eksklusif ke beberapa negara dan pasca produksi-yaitu dengan membuat tayangan-tayangan yang dapat dimuat dibeberapa program SPORT7 yang mempunyai relevansi dengan MotoGP. Sport Departemen akan mempersiapkan budget produksi program sport ini dengan kombinasi sebagai berikut : 1. Right dan Persiapan a) Pada budget ini sport departemen akan menangani khususnya hal-hal yang berkenaan dengan legalitas atau hak atas kepemilikan program siar, yaitu sertifikasi yang dimiliki oleh stasiun televisi untuk dapat menyiarkan tayangan kejuaraan olahraga/sport tingkat dunia. Untuk kepemilikan sertifikasi hak siar ini TV7 menganggarkan biaya yang tidak sedikit yaitu sebesar Rp 2.280.000.000,-. Biaya sebesar ini dapat dinyatakan sebagai
53
biaya pembelian atas hak atau sertifikasi penayangan. Saat ini, pihak-pihak penyelenggara kejuaraan tingkat dunia menggalang dana dengan mengkomersialkan penayangan kejuaran tersebut kepada industri-industri televisi lokal di setiap negara, sehingga peliputan kejuaran tersebut akan ditayangkan di negara-negara yang memiliki hak atau sertifikasi atas penayangan dengan membayar sejumlah biaya tertentu, yang tidak kecil tentunya tetapi dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang menguntungkan kedua belah pihak, seperti hak siar untuk kategori kejuaran bergengsi tingkat dunia hanya akan dimiliki oleh satu stasiun televisi saja, memfasilitasi akomodasi peliputan dengan kondisi dan prasyarat tertentu, dll. Biasanya hal ini akan membuat persaingan harga di antara stasiun televisi, khususnya Indonesia dn dunia pada umumnya. Di Indonesia ada beberapa stasiun televisi swasta seperti RCTI, SCTV, Indosiar, TPI, Trans TV, dll yang menayangkan tayangan olahraga. TV7 memiliki hak siar untuk program MotoGP secara khusus dan eksklusif, dengan membeli hak siar sebesar Rp 2.280.000.000,-. Biaya ini memang besar mengingat produksi MotoGP kejuaran dunia ini menghabiskan biaya yang tidak sedikit.
b) Selain mempersiapkan rights, TV7 juga membayar biaya downlink satelite,
yaitu
biaya
yang
dikeluarkan
untuk
membayar
biaya
telekomunikasi broadcast antar negara dengan menggunakan fasilitas
54
satelit. Untuk program MotoGP ini TV7 menganggarkan Rp 102.000.000,dengan penayangan MotoGP tingkat dunia di 17 negara, sebelumnya dalam perjanjian kerjasama yang telah disepakati akan diinformasikan jadwal pertandingan adu balap MotoGP ke seluruh dunia, untuk 2006 ini diadakan di 17 negara. Harga ini merupakan hasil kesepakatan bersama yang dalam proses penayangannya TV7 memperoleh hak tayang exclusive secara langsung.
c) Hard Set Kuis dan Highlights Dalam persiapan produksi program MotoGP, selain penayangan pertandingan adu balap sepeda motor tersebut, TV7 menjalankan sistem promosi dan pemasarannya dengan mempersiapkan beberapa hadiah melalui kuis tentang MotoGP yang berguna untuk menambah perhatian penonton atau pecinta otomotif untuk menonton tayangan program MotoGP. Konsep kuis dalam setiap program dipersiapkan dengan : memilih tempat atau lokasi yang menunjang program, contoh : untuk program MotoGP di studio, seorang presenter (pembawa acara) kuis duduk di sofa dengan latar belakang foto/gambar pembalap terkenal Valentino Rossy.
Hard set ini berguna untuk mendukung program
menjadi lebih menarik untuk ditonton. Highlights MotoGP adalah sekilas cuplikan-cuplikan berita hangat seputar dunia otomotif umumnya dan berita-berita terkini seputar kejuaraan MotoGP, yang penayangannya
55
berbeda dengan tayangan MotoGP sendiri sehingga program highlights merupakan program pendukung yang dipersiapkan TV7 untuk menarik minat para sponsor sehingga menguntungkan berbagai pihak. Persiapan biaya hard set dan highlights ini sebesar Rp 25.000.000,-.
d) Wardrobe dan Merchandise Penampilan merupakan salah satu daya tarik seorang presenter (pembawa acara) dalam membawakan acara, sehingga TV7 mempersiapkan penampilan mereka dengan pakaian, sepatu atau sandal, jaket, topi, dll yang selalu mengikuti trend terkini dan sesuai dengan tema program yaitu sporty. Tidak jarang para designer di Jakarta yang mendukung program ini menginginkan produk mereka digunakan oleh para presenter sebagai sarana promosi, TV7 menyambutnya dengan beberapa syarat tertentu yang menguntungkan semua pihak. Untuk persiapan biaya wardrobe dan merchandise sebesar Rp 20.000.000,-.
2. Live Studio Merupakan bentuk penayangan program MotoGP yang dilakukan di dalam ruangan tempat berlangsungnya siaran secara langsung. Program ini dibawakan oleh seorang host (pembawa acara), seorang tamu yang bertindak sebagai komentator dan seorang presenter kuis. Pada program MotoGP 2006 siaran langsung MotoGP di 17 negara seperti di Spanyol, Qatar, Turki, Cina,
56
Perancis, Italia, Catalunya, Belanda, Inggris, Jerman, Amerika Serikat, Ceko, Malaysia, Australia, Jepang, Portugal dan Valencia. Persiapan biaya live studio sebesar Rp 143.200.000,- yang meliputi persiapan 2 orang host, 2 orang komentator, konsumsi crew, wardrobe, biaya jasa office boy dan security, sewa SNG (Satelite News Gathering), dll.
3. On Air “Nonton Bareng MotoGP” On Air Nonton Bareng adalah suatu program pendukung MotoGP dimana kejuaraan adu balap motor MotoGP yang secara langsung disiarkan dari beberapa Negara juga dipeprtontonkan secara langsung dan bersama-sama di lokasi strategis di luar kota Jakarta seperti Bandung, Yogyakarta, Bali, Surabaya, Jakarta, dan Makasar. Keenam kota ini diharapkan mewakili kotakota besar di Indonesia yang memiliki banyak penggemar dan pecinta MotoGP setanah air. Persiapan biaya On Air “Nonton Bareng MotoGP” sebesar Rp 280.000.000,- yang meliputi persiapan 2 orang host, konsumsi crew, biaya jasa office boy dan security, traveling expenses, hotel accommodations, biaya dinas luar kota crew dan staff, sewa SNG (Satelite News Gathering), biaya promosi, dll.
4. Off Air “Nonton Bareng MotoGP” Off Air Nonton Bareng MotoGP adalah pendukung on air “Nonton Bareng MotoGP" yang menitik beratkan pada kegaiatan promosi. Persiapan biaya Off
57
Air “Nonton Bareng MotoGP” sebesar Rp 307.000.000,- yang meliputi biaya perijinan dan kebersihan, biaya sewa dan pengadaan alat-alat panggung seperti panggung, sound system, TV Plasma, genset, AC, meja dan kursi, spanduk dan back drop, dll.
5. Liputan Eksklusif MotoGP Merupakan liputan khusus seputar kejuaran adu balap MotoGP yang peliputannya dilakukan oleh TV7 dengan mengirimkan karyawannya untuk menyaksikan secara langsung kejuaraan adu balap MotoGP. Untuk MotoGP 2006 TV7 mengirimkan liputan secara langsung ke 2 negara yaitu Cina dan Australia dengan biaya sebesar Rp 178.000.000,-. Liputan Eksklusif ini juga digunakan sebagai bahan materi penayangan program highlights, yang dapat memberikan informasi terkini seputar MotoGP secara langsung.
3. Analisis Penerapan Target Costing Program MotoGP dan Pengaruhnya terhadap Laba Kotor PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh
Pada awalnya ide menayangkan program baru seputar dunia olahraga adalah untuk mempertahankan pasar, tentunya dengan cara menyesuaikan dengan minat masyarakat atau daya tarik para pemirsa televisi. Hal ini disebabkan karena banyaknya persaingan program yang dinilai lebih menarik, kreatif, menghibur dan
58
mendidik dengan harga yang benar-benar bersaing ditambah lagi adanya monopoli harga yang dilakukan oleh pihak penyelenggara kejuaran tingkat dunia terutama di bidang olahraga yang memaksa perusahaan untuk menaikkan harga jual produknya. Banyak perusahaan media elektronik yang akhirnya mengadakan aliansi atau bekerja sama demi mendapatkan harga produksi yang lebih murah tetapi tetap dapat menghasilkan program yang diminati masyarakat. Hal ini dapat dilakukan apabila perusahaan mau berkomitmen untuk melakukan pengurangan biaya. Pembuatan program baru juga dilakukan guna mencegah agar kompetitor tidak merebut pasar perusahaan atau melebarkan pangsa pasarnya. Sejauh ini perusahaan sudah mencoba untuk melakukan upaya agar tidak terjadi peningkatan biaya yang terus menerus. Upaya tersebut antara lain : a. Memanfaatkan peralatan semaksimal mungkin Yaitu
dengan
memaksimalkan
peralatan
broadcast
yang terpelihara
penggunaannya, sehingga dapat mengurangi biaya sewa peralatan yang biayanya cukup signifikan. Hal ini juga dimungkinkan dengan adanya sumber daya atau teknisi handal yang mampu menjaga dan merawat peralatan sehingga biaya kerusakan atau biaya asuransi serta biaya lainnya yang dapat terjadi selama proses produksi terhindarkan.
59
b. Memanfaaatkan sumber daya ex program TV7 mempunyai beberapa program yang sumber dayanya juga diberikan kontrak eklusif untuk memeriahkan program-program di TV7. Mereka juga dapat memberikan kontribusi yang cukup signifikan sehingga dapat mengurangi biaya artis yang apabila menggunakan artis lain dengan harga yang selangit.
c. Menjalin kerjasama dengan vendor TV7 dapat mengurangi biaya produksinya dengan sistem barter iklan, setiap stasiun televisi tentunya memiliki standarisasi biaya iklan tiap detiknya, dengan demikian pengeluaran akomodasi dan transportasi dapat dikurangi dengan meenjalin kerjsama barter. Contoh salah satu keuntungan bagi vendor adalah mereka dapat mempromosikan produk/jasa mereka melalui media elektronik atau televisi tanpa memberikan biaya tetapi memberikan fasilitas akomodasi dan transportasi kepada TV7.
1. Menghitung Estimasi Biaya Produksi (Drifting Cost) Per Unit Sebelum
melakukan
proses
produksi,
perushaan
terlebih
dahulu
melakukan perencanaan biaya. Perencanaan biaya dilakukan untuk menghitung estimasi biaya yang akan dikeluarkan untuk memproduksi sebuah program kejuaraan adu balap motor tingkat dunia MotoGP. Perencanaan biaya dilakukan sebagai langkah awal untuk masuk ke dalam aktivitas perekayasaan nilai (value
60
engineering), karena apabila ternyata biaya yang akan dikeluarkan jumlahnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan allowable cost maka perusahaan harus melakukan upaya untuk mengurangi biaya tersebut. Rencana biaya untuk memproduksi program kejuaraan adu balap motor MotoGP adalah sebagai berikut :
Rights dan Persiapan
Rp
2.427.000.000,-
Live Studio
Rp
143.200.000,-
Nobra On Air
Rp
280.000.000,-
Nobra Off Air
Rp
307.000.000,-
Liputan Eksklusif
Rp
178.000.000,- +
Drifting cost
Rp
3.335.200.000,-
Jadi biaya yang akan diestimasi (drifting cost) untuk memproduksi program MotoGP yaitu sebesar Rp 3.335.200.000,-. Harga Jual (selling price) yang ditentukan oleh perusahaan untuk memproduksi program ini sebesar Rp 3.200.000.000,-. Perusahaan memang sengaja memasang harga lebih murah hal ini disebabkan oleh hak siar yang dipegang perusahaan yang memungkinkan perusahaan memegang kendali harga pasar dan merencanakan keuntungan yang dignifikan yakni 20% dari harga jual.
61
2. Menghitung Biaya Produksi Yang Diperkenankan (Allowable Cost) Setelah harga jual diketahui dan target profit ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan besarnya biaya yang diperkenankan untuk memproduksi program adu balap motor MotoGP, dengan cara mengurangi persentase keuntungan yang diinginkan dari harga jual yang sudah diketahui tersebut.
Target selling price
Rp
Target profit(20% x Rp 3.200.000.000,-)
Rp
Allowable cost
Rp
3.200.000.000,640.000.000,- 2.560.000.000,-
3. Menghitung Perekayasaan Nilai (Value Engineering) Setelah kita menentukan allowable cost, perusahaan perlu melakukan perbandingan antara allowable cost dengan estimasi keseluruhan biaya produksi (drifting cost) dari hasil perhitungan yang dilakukan. Ternyata hasil perkiraan biaya (drifting cost) untuk memproduksi program MotoGP masih lebih besar daripada allowable cost yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu perlu dilakukan upaya-upaya hingga drifting cost sama dengan atau lebih rendah daripada allowable cost. Upaya yang dilakukan tersebut dikenal dengan value engineering (VE). Value Engineering merupakan suatu aktivitas yang diperlukan untuk menganalisa
62
apakah komponen suatu produk dapat mengurangi biayanya tanpa mengurangi fungsi, penampilan dan terutama mutu program bersangkutan. Lebih difokuskan kepada keseluruhan komponen program seperti materi program, tenaga kerja, elemen overhead, dan juga proses produksi serta supplier. Hal-hal yang dapat dilakukan perusahaan sebagai usaha pencapaian allowable cost yaitu antara lain : a. Pengurangan biaya bahan program Yaitu dengan mengganti biaya pengadaan jaringan telekomunikasi melalui satelite dan wardrobe dengan kerjasama barter iklan. Perusahaan mencoba menjalin kerjasama barter iklan dengan perusahaan jaringan telekomunikasi melalui satelite dan pengusaha pakaian seperti butik, rumah mode, dll. Adapun contoh tarif iklan MotoGP 2006 sebagai berikut :
63
Tabel 4.1 Tarif Iklan MotoGP 2006
1
Tarif Spot
Waktu Hari
Senin-Jumat
Sabtu-Minggu
Prime Time
Reguler Time
Pk.06.00 - Pk. 10.00 WIB
Pk. 10.00 - Pk. 16.00 WIB
Pk.17.00 - Pk.21.00 WIB
Pk. 21.00 - Pk. 01.00 WIB
Rp 250.000,-/60"
Rp 175.000,-/spot
Pk. 16.00- Pk. 20.00 WIB
Pk.06.00 - Pk. 16.00 WIB
Rp 250.000,-/60"
Rp 175.000,-/spot
*Harga belum termasuk PPN10%
2
Tarif AdLibs
Waktu Hari
Senin-Jumat
Sabtu-Minggu
Prime Time
Reguler Time
Pk.06.00 - Pk. 10.00 WIB
Pk. 10.00 - Pk. 16.00 WIB
Pk.17.00 - Pk.21.00 WIB
Pk. 21.00 - Pk. 01.00 WIB
Rp 350.000,-/60"
Rp 250.000,-/60"
Pk. 16.00- Pk. 20.00 WIB
Pk.06.00 - Pk. 16.00 WIB
Rp 350.000,-/60"
Rp 250.000,-/60"
*Harga belum termasuk PPN10%
64
3
Tarif Talkshow/Info Produk (Blocking Time)
Waktu Hari
Prime Time
Reguler Time
Rp. 5.000.000,- / 60'
Rp 3.500.000,- / 60'
Senin-Jumat
Rp 3.500.000,- / 30'
Rp 2.500.000,- / 30'
Sabtu-Minggu
Rp 2.500.000,- / 60'
Rp 1.500.000,- / 60'
*Harga belum termasuk PPN10%
4
Tarif Produksi
Produk SPOT Voice Over
Tarif
Remarks
Rp 750.000,-
Monolog, 60"
Rp 250.000,- / orang
Dialog, 60"
Dengan melakukan hal tersebut
diatas, perusahaan dapat
menghemat biaya bahan program Rp 1.000.000.000,-.
b. Pengurangan biaya sewa show equipment Perusahaan
mengurangi
biaya
sewa
panggung
dengan
menggunakan panggung venue yang ada dan memanfaatkan luas lahan
65
yang ada sehingga biaya sewa panggung dapat dikurangi. Untuk sewa sound
system
menggunakan
yang
telah
sound
dianggarkan
system
yang
akan
dipangkas
dimiliki
dengan
perusahaan
dan
menggabungkan dengan milik venue. Untuk sewa screen dan LCD 5000 lumens juga dikurangi dengan membawa Plasma TV sebanyak 3 unit untuk digunakan dalam 3 titik lokasi yang strategis. Dengan melakukan hal ini, perusahaan dapat menghemat biaya sewa show equipment sebesar Rp 225.000.000,-.
c. Pengurangan biaya host Dalam melakukan proses produksi dari tahap persiapan hingga produksi, seorang host akan melakukan pembagian hadiah seperti yang biasanya dilakukan oleh presenter kuis dengan proses produksi yang sama. Dengan melakukan hal tersebut
diatas, perusahaan dapat
menghemat biaya tenaga kerja sebesar Rp 140.000.000,-
d. Pengurangan biaya FOH Pengurangan biaya dilakukan dengan mengurangi biaya perjalanan, stationeries, entertainments, tolls, dan small equipment. Perjalanan dinas yang kurang diperlukan dikurangi, keperluan kantor dan perlengkapan kecil lainnya sedapat mungkin dibatasi agar jangan terlalu boros. Biaya ini
66
walaupun jumlah satuannya kecil tetapiberpengaruh terhadap biaya produksi. Dengan
melakukan
hal
tersebut
diatas,
perusahan
dapat
menghemat biaya FOH sebesar Rp 125.000.000,-
Data diatas merupakan hasil pengamatan saat penulis mengusulkan kemungkinan untuk pengurangan biaya produksi program MotoGP.
4. Menghitung Biaya Produksi Setelah Value Enginnering Biaya keseluruhan dapat diperoleh dengan menjumlah seluruh biaya yang digunakan untuk memproduksi program MotoGP. Biaya keseluruhan dapat diperoleh dengan menjumlah seluruh biaya yang digunakan untuk menproduksi program MotoGP sebesar Rp 1.845.200.000,-. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan aktivitas perekayasaan nilai (VE), maka diperoleh biaya target sebesar Rp 1.845.200.000,Biaya (cost structure) untuk memproduksi program MotoGP dapat dilihat pada tabel berikut ini :
67
Tabel 4.2. Perbedaan Biaya Sebelum dan Sesudah Value Engineering Biaya Sebelum
Biaya Sesudah
Besar
VE
VE
Penghematan
Persiapan
2,427,000,000
1,427,000,000
1.000,000,000
Live Studio
143,200,000
83,200,000
60,000,000
Nobra On Air
280,000,000
200,000,000
80,000,000
Nobra Off Air
307,000,000
82,000,000
225,000,000
Liputan Eksklusive
178,000,000
53,000,000
125,000,000
Total
3,335,200,000
1,845,200,000
1,490,000,000
Keterangan Rights dan
Dengan berkurangnya biaya produksi untuk program MotoGP, target laba yang akan diperoleh perusahaan akan meningkat, yaitu sebesar : Target laba mula-mula = 20% x Rp 3.200.000.000,- = Rp 640.000.000,Target laba setelah target costing selesai dilakukan = Rp 3.200.000.000,- Rp 1.845.200.000,- = Rp 1.354.800.000,Peningkatan laba = Rp 1.354.800.000,- - Rp 640.000.000,- = Rp 714.800.000,-
68
Berdasarkan hal tersebut, maka perusahaan dapat menaikkan target laba yang baru sekitar 22.3% (pada tingkat harga jual yang sama). ROS = (Rp 714.800.000,- : Rp 3.200.000.000,-) x 100% = 22.3%. Peningkatan target laba tidak berhenti sampai disini saja, tetapi akan dapat terus diterapkan apabila target costing diterapkan secara kontinyu sepanjang daur hidup produk yang bersangkutan. Dari data dan tabel tersebut diatas dapat dianalisis bahwa laba kotor yang diperoleh baik menurut perusahaan maupun menurut metode target costing ditentukan oleh besar kecilnya volume produksi yang dijual, harga bahan baku, biaya yang mendukung proses tersebut, dan juga ditentukan oleh faktor luar yaitu analisis pasar dan pesaing. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa dengan menerapkan target costing dalam perusahaan kita dapat meningkatkan laba yang lebih besar. Hasil dari analisis dan pembahasan menunjukkan bahwa penerapan target costing untuk program MotoGP ternyata memberi pengaruh yang positif yaitu mengurangi biaya produksi dan meningkatkan kontribusi laba kotor tanpa harus menaikkan harga jualnya.