37
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Alokasi Biaya Overhead Menggunakan Metode Tradisional PT. PLN (Persero) Pembangkitan PLTGU Cilegon merupakan perusahaan jasa yang dalam menghasilkan listrik melibatkan empat departemen, yaitu : 1. Departemen Operasi 2. Departemen Permeliharaan 3. Departemen Enjiniring 4. Departemen Keuangan, Administrasi dan Umum Alokasi Biaya Overhead pada PLTGU Cilegon dilakukan dengan mengakumulasikan seluruh biaya yang terjadi pada keempat departemen tersebut menjadi satu kesatuan yaitu biaya operasi dan biaya diluar operasi, biaya overhead tidak dialokasikan pada tiap-tiap departemen yang ada, sehingga sulit untuk mengetahui seberapa besar suatu departemen menghasilkan biaya pada setiap 1 Kwh listrik. Perhitungan harga pokok listrik dilakukan dengan cara membagi total keseluruhan biaya dengan total listrik yang dihasilkan oleh pembangkit. Pada tabel dibawah ini ditampilkan penghasilan listrik yang dicapai PT. PLN (Persero) Pembangkitan PLTGU Cilegon selama tahun 2010
37
38
1. Jumlah energi listrik yang dihasilkan Tabel 4.1 Energi Listrik yang Dihasilkan 2010 ENERGI NETTO NO. Bulan
GT 1.1
GT 1.2
ST 1.0
TOTAL
Rupiah
1 JAN 102,743,900 146,388,200 139,727,500 388,859,600 187,782,511,578 2 FEB 149,322,700 142,136,200 164,544,400 456,003,300 203,044,977,508 3 MAR 162,265,500 154,988,800 178,363,500 495,617,800 208,682,158,048 4 APR 134,725,100 60,957,000 113,164,100 308,846,200 133,772,162,470 5 MEI 163,296,400 147,540,900 176,215,900 487,053,200 215,281,907,419 6 JUN 159,598,100 140,764,700 168,129,800 468,492,600 207,164,074,508 7 JUL 161,625,800 120,281,000 155,414,000 437,320,800 189,509,341,684 8 AGS 154,810,300 161,472,300 83,884,200 400,166,800 194,746,928,056 9 SEPT 138,012,900 138,187,800 158,332,500 434,533,200 197,789,952,067 10 OKT 140,127,300 146,971,100 164,126,300 451,224,700 199,628,120,312 11 NOV 138,015,600 140,916,400 135,167,600 414,099,600 199,278,003,206 12 DES 93,347,600 133,849,400 128,156,700 355,353,700 180,040,872,140 TOTAL 1,697,891,200 1,634,453,800 1,765,226,500 5,097,571,500 2,316,721,008,996 Sumber : PLTGU Cilegon
2. Efektifitas Biaya Pemeliharaan Tahun 2010 Efektivitas biaya pemeliharaan didapat dari total biaya pemeliharaan yang dikeluarkan secara keseluruhan dibagi dengan total aktiva beroperasi bruto. Tabel 4.2 Efektifitas Pemeliharaan 2010 Efektivitas Pemeliharaan Biaya pemeliharaan 1. Material Pemeliharaan 2. Jasa Borongan 3. Kalibrasi Aktiva Beroperasi Bruto Sumber : PLTGU Cilegon
6% 169,847,856,500 112,166,080,567 57,681,775,933 3,084,909,520,000
39
3. Biaya Kepegawaian/ Kw Mampu Tahun 2010 Biaya kepegawaian/ kw mampu merupakan biaya kepegawaian netto, yaitu biaya gaji dan tunjangan dikurangi dengan biaya pajak, bonus dan insentif, lalu biaya kepegawaian netto tersebut dibagi dengan kw mampu yang dimiliki oleh pembangkitan PLTGU Cilegon Tabel 4.3 Biaya Kepegawaian/ Kw Mampu 2010 Biaya Pegawai/ Kw Mampu 7,781 a Biaya Pegawai 5,555,310,083 1. Biaya Pegawai Bruto 5,555,310,083 2. Premi piket 3. BPFP 4. Beban Pajak atas Suplisi P1 dan P2 5. Bonus/Insentif 6. Bantuan Kematian 7. Indeks Kinerja Semesteran b Kw Mampu 714,000 Sumber : PLTGU Cilegon
4. Biaya Administrasi/ Kw Mampu Biaya administrasi merupakan seluruh biaya yang berhubungan dengan pencatatan laporan dan proses administrasi lainnya dibagi dengan kw mampu. Tabel 4.4 Biaya Administrasi/ Kw Mampu 2010 2011 Biaya Pegawai/ Kw Mampu 7,009 10,474 a Biaya Administrasi 5,004,725,833 7,478,602,276 1. Biaya Administrasi 5,004,725,833 13,801,477,195 2. Asuransi Pembangkit -5495889952 3. Biaya amortisasi -1279111524 4. Biaya penyisihan material 452126557 b Kw Mampu 714,000 714,000 Sumber : PLTGU Cilegon
40
Berdasarkan
tabel-tabel
diatas,
dapat
dihitung
biaya
pokok
produksi
Pembangkitan PLTGU Cilegon sebagai berikut : Tabel 4.5 Harga Pokok Produksi Pembangkitan PLTGU Cilegon 2010 2011 HARGA POKOK PENJUALAN (COGS) 312.77 398.98 a. Total Biaya 1,595,139,122,353.00 1,961,379,272,653 1. Biaya Operasi 1,515,500,697,257.00 1,888,523,238,286 - Sewa Kompressor 36,835,209,340.00 35,348,225,089 - Biaya Bahan Bakr dan Minyak Pelumas 1,181,618,517,064.00 1,553,646,932,101 a. HSD 496,514,838.00 116,695,252 b. Batu Bara c. Gas Alam 1,179,574,167,018.00 1,551,708,710,705 d. Campuran Bahan Bakar dll 1,432,093,680.00 1,705,238,651 e. Minyak dan Pelumas 115,741,528.00 116,287,493 - Pemeliharaan 137,700,514,695.00 141,040,130,749 - Kepegawaian 5,184,627,290.00 11,917,705,868 - Penyusutan Aktiva Tetap 159,977,662,210.00 139,091,642,203 - Administrasi dan Umum (5,815,833,342.00) 7,478,602,276 2. Biaya Di Luar Operasi 79,638,425,096.00 72,856,034,367 - Biaya Pinjaman 79,638,425,096.00 72,856,034,367 b. Kwh Produksi Netto Sumber : PLTGU Cilegon
5,097,571,500.00
4,916,027,400
B. Alokasi Biaya Overhead dengan Metode Departementalisasi Penerapan
alokasi
biaya
overhead
dengan
metode
departementalisasi akan lebih tepat diterapkan pada PT. PLN (Persero) Pembangkitan PLTGU Cilegon. Dalam menghasilkan listrik pasti terjadi dua macam biaya, Pertama adalah biaya langsung dan kedua adalah biaya tidak langsung. Perhitungan biaya tidak langsung pada perusahaan akan lebih tepat bila diperhitungkan pada setiap departemen-departemen yang terkait dalam menghasilkan suatu produk atau jasa. Alokasi tersebut dibebankan berdasarkan pada bagian apa biaya tersebut terjadi, dengan
41
kata lain pembebanan biaya didasarkan pada departemen mana aktivitas tersebut terjadi serta objek yang terkena imbas dari pembiayaan tersebut. Biaya pembangkitan merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan dalam melakukan aktivitas produksi listrik yang terjadi pada bagian teknik, yaitu produksi, enjiniring dan pemeliharaan, sedangkan untuk biaya tata usaha merupakan seluruh biaya yang terjadi pada departemen pendukung yaitu SDM, Keuangan dan administrasi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan alokasi biaya overhead : 1. Mengidentifikasi biaya yang terjadi Mengidentifikasi biaya-biaya yang termasuk dalam biaya tidak langsung atau indirect cost. Kemudian telusuri pada departemen mana biaya tersebut terjadi. Departemen-departemen yang ada pada Pembangkitan PLTGU Cilegon dalam menghasilkan listrik adalah sebagai berikut : a. Departemen Operasi Departemen operasi merupakan departemen yang melakukan proses produksi dimana bahan bakar utama, yaitu gas diproses menjadi uap untuk memutar turbin dalam gas turbin 1 & 2 lalu uap yang tersisa dari proses tersebut dimanfaatkan kembali untuk memutar turbin pada steam turbin.
42
b. Departemen Pemeliharaan Departemen pemeliharaan merupakan departemen yang melakukan pemeliharaan, perawatan serta seluruh kegiatan yang akan menunjang keandalan mesin operasi dalam menghasilkan produksi listrik pada PT. PLN (Persero) Pembangkitan PLTGU Cilegon. c. Departemen Enjiniring Departemen enjiniring merupakan departemen yang melakukan analisis untuk meningkatkan keandalan mesin pada pembangkit. d. Departemen Pendukung (Keuangan, SDM & Administrasi) Departemen
ini
merupakan
departemen
penunjang
yang
didalamnya terdapat aktivitas-aktivitas tata usaha serta pelaporan kinerja pembangkit dalam bentuk laporan keuangan.
2. Mengidentifikasi
aktivitas
biaya
tidak
langsung
dan
level
aktivitasnya. Dalam mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang terjadi, peneliti mengamati secara langsung proses dari awal gas dirubah menjadi uap dan akhirnya menghasilkan listrik pada PT PLN (Persero) Pembangkitan PLTGU Cilegon. Aktivitas-aktivitas yang termasuk aktivitas tidak langsung adalah sebagai berikut: 4.6 Identifikasi Aktivitas dan Level Aktivitasnya No Aktivitas Level Aktivitas 1 Aktivitas Pemeliharaan Unit level 2 Aktivitas Penyusutan Unit level 3 Aktivitas Administrasi dan Umum Facility Level Sumber : PLTGU Cilegon
43
a. Biaya Pemeliharaan Biaya overhead yang terjadi pada bidang pemeliharaan merupakan seluruh biaya kepegawaian serta biaya administrasi yang digunakan oleh departemen enjiniring dalam melaksanakan analisa pembangkitan. Dalam melaksanakan tugasnya departemen ini juga akan menimbulkan biaya material dan jasa borong. b. Biaya Enjiniring Biaya overhead yang terjadi pada bidang enjinirng merupakan seluruh biaya kepegawaian serta biaya administrasi yang digunakan oleh departemen enjiniring dalam melaksanakan analisa pembangkitan. c. Biaya Keuangan, SDM & Administrasi Sama halnya dengan departemen enjiniring, seluruh biaya yang terjadi pada departemen ini akan dialokasikan menjadi biaya pendukung.
3. Membebankan biaya overhead pada masing-masing departemen Biaya overhead dibebankan ke berbagai aktivitas dan dikelompokkan ke beberapa cost pool yang homogen. Untuk biaya yang berasal dari bidang operasi langsung dibebankan 100% ke Kwh listrik, tetapi untuk biaya yang berasal dari departemen penunjang hanya dibebankan 70% dan sisanya 30% dibebankan ke aktivitas di luar
44
aktivitas yang berhubungan dengan harga pokok listrik seperti sewa mesin. Jumlah daya yang telah dihasilkan oleh pembakitan PLTGU Cilegon adalah : Tabel 4.7 Jumlah Daya Mampu Pembangkitan PLTGU Cilegon NO.
BULAN
DAYA MAMPU GT 1.1
GT 1.2
ST 1.0
TOTAL
1
JAN
238,500,000
238,500,000
262,400,000
739,400,000
2
FEB
238,500,000
238,500,000
262,400,000
739,400,000
3
MAR
238,500,000
238,500,000
262,400,000
739,400,000
4
APR
238,500,000
238,500,000
262,400,000
739,400,000
5
MEI
238,500,000
238,500,000
262,400,000
739,400,000
6
JUNI
238,500,000
238,500,000
262,400,000
739,400,000
7
JULI
238,500,000
238,500,000
262,400,000
739,400,000
8
AGST
238,500,000
238,500,000
262,400,000
739,400,000
9
SEPT
238,500,000
238,500,000
262,400,000
739,400,000
10
OKT
238,500,000
238,500,000
262,400,000
739,400,000
11
NOV
238,500,000
238,500,000
262,400,000
739,400,000
12
DES TOTAL
238,500,000
238,500,000
262,400,000
739,400,000
2,862,000,000
2,862,000,000
3,148,800,000
8,872,800,000
Sumber : PLTGU Cilegon
Untuk jumlah energi listrik yang dihasilkan PLTGU Cilegon selama Tahun 2010 serta Rupiah Penjualan kepada single buyer yaitu P3B :
45
Tabel 4.8 Energi Listrik yang dihasilkan ENERGI NETTO NO.
TOTAL
RUPIAH
BULAN
GT 1.1
GT 1.2
ST 1.0
1
JAN
102,743,900
146,388,200
139,727,500
388,859,600
187,782,511,578
2
FEB
149,322,700
142,136,200
164,544,400
456,003,300
203,044,977,508
3
MAR
162,265,500
154,988,800
178,363,500
495,617,800
208,682,158,048
4
APR
134,725,100
60,957,000
113,164,100
308,846,200
133,772,162,470
5
MEI
163,296,400
147,540,900
176,215,900
487,053,200
215,281,907,419
6
JUN
159,598,100
140,764,700
168,129,800
468,492,600
207,164,074,508
7
JUL
161,625,800
120,281,000
155,414,000
437,320,800
189,509,341,684
8
AGS
154,810,300
161,472,300
83,884,200
400,166,800
194,746,928,056
9
SEPT
138,012,900
138,187,800
158,332,500
434,533,200
197,789,952,067
10
OKT
140,127,300
146,971,100
164,126,300
451,224,700
199,628,120,312
11
NOV
138,015,600
140,916,400
135,167,600
414,099,600
199,278,003,206
12
DES
93,347,600
133,849,400
128,156,700
355,353,700
180,040,872,140
TOTAL ENERGI RATA- 1,697,891,200 RATA
1,634,453,800
1,765,226,500
5,097,571,500
2,316,721,008,996
Sumber : PLTGU Cilegon
Pada tahun 2010 PT. PLN (Persero) Pembangkitan Cilegon memiliki pegawai sebanyak 65 pegawai yang terdiri dari 37 pegawai operasi, 12 pegawai pemeiharaan, 6 pegawai enjiniring serta 11 pegawai administrasi. Adapun biayabiaya administrasi yang telah dikeluarkan selama tahun 2010 adalah sebagai berikut : Tabel 4.9. Biaya Administrasi & Kepegawaian Tahun 2010 Biaya Administrasi Rp 5,815,833,342 Biaya Kepegawaian Rp 5,184,627,290 Total Biaya Rp 11,000,460,632 Sumber : PLTGU Cilegon
46
Biaya adiministrasi yang terjadi pada masing-masing departemen adalah Rp 3.310.551.287 pada departemen operasi, pemeliharaan Rp 1.073.692.309, enjiniring Rp 536.846.154 dan Pendukung Rp 894.743.591 dan untuk biaya kepegawaian masing-masing departemen menghasilkan biaya sebesar Rp 2.951.249.380 pada operasi, pemeliharaan Rp 957.161.961, Pemeliharaan Rp 478.580.981 dan departemen pendukung menghasilkan biaya sebesar Rp 797.634.967. Penggunaan Aktiva tetap pada setiap departemen adalah Rp 140.949.107, departemen pemeliharan Rp 44.510.244, enjiniring Rp 22.255.122 dan departemen pendukung Rp 37.091.870. Aktiva-aktiva tersebut merupakan aktiva yang secara tidak langsung mempengaruhi proses produksi listrik. Tabel 4.10 Harga Pokok Produksi Pembangkitan PLTGU Cilegon menggunakan metode alokasi departementalisasi 2010 HARGA POKOK PENJUALAN (COGS) 312.77 a. Total Biaya 1,595,139,122,353.00 1. Biaya Operasi 1,515,500,697,257.00 - Sewa Kompressor 36,835,209,340.00 - Biaya Bahan Bakr dan Minyak Pelumas 1,181,618,517,064.00 a. HSD 496,514,838.00 b. Batu Bara c. Gas Alam 1,179,574,167,018.00 d. Campuran Bahan Bakar dll 1,432,093,680.00 e. Minyak dan Pelumas 115,741,528.00 - Pemeliharaan 137,700,514,695.00 - Kepegawaian 5,184,627,290.00 - Penyusutan Aktiva Tetap 159,977,662,210.00 - Administrasi dan Umum (5,815,833,342.00) 2. Biaya Di Luar Operasi 79,638,425,096.00 - Biaya Pinjaman 79,638,425,096.00 b. Kwh Produksi Netto Sumber : Data diolah Penulis
5,097,571,500.00
47
C. Perbandingan Alokasi Biaya Overhead secara tradisional dengan Departementalisasi Dari hasil perhitungan alokasi biaya overhead yang digunakan oleh PT. PLN (Persero) Pembangkitan PLTGU Cilegon terlihat adanya hasil alokasi overhead tradisional yang diterapkan perusahaan dan hasil perhitungan alokasi overhead secara departementalisasi. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada table di bawah ini
Tabel 4.11 Perbandingan Alokasi Perusahaan dengan Departementalisasi
Departemen
Alokasi pada Perusahaan
Alokasi Departemetalisasi
Operasi Pemeliharaan
5,815,833,342
Enjiniring Pendukung Sumber : Data diolah penulis
5,184,627,290
3,310,551,287 1,073,692,309 536,846,154 894,743,591
2,951,249,380 957,161,961 478,580,981 797,634,967
Dari Perbandingan alokasi pada table diatas, dapat terlihat perbedaan biaya yang terjadi pada masing-masing departemen. Biaya overhead yang terjadi pada departemen produksi 57 %, pemeliharaan 18%, enjiniring 9% dan administrasi sebesar 15%. Sedangkan selama ini perusahaan menerapkan alokasi overhead secara merata pada setiap departemen yang ada. Alokasi
biaya
overhead
yang
dihasilkan
oleh
penerapan
departementalisasi lebih terperinci dan lebih jelas dibandingkan dengan metode alokasi yang diterapkan perusahaan. Pada metode departementalisasi
48
kita dapat melihat alokasi biaya overhead yang dihasilkan oleh masing-masing departemen, sedangkan pada metode alokasi yang diterapkan perusahaan biaya terakumulasi sehingga tidak dapat dilihat biaya yang dihabiskan oleh setiap departemen. Tidak terdeteksinya biaya pada setiap departemen secara tidak langsung tidak terlihat pula efektivitas kinerja setiap departemen pada setiap aktivitasnya. Harga Pokok yang dihasilkan dengan kedua metode tersebut tidak akan terpengaruh secara langsung, tetapi dengan metode departementalisasi manajemen dapat melihat pada departemen mana biaya overhead mengalami inefisiensi. Dengan metode departementalisasi perusahaan dapat melihat pengeluaran biaya yang dihasilkan pada tiap-tiap departemen. Sehingga dengan terlihatnya inefisiensi pada laporan biaya tiap departemen yang ada, akan membantu manajemen dalam mengambil keputusan dalam menekan biaya pada setiap produksi yang dilakukan.