BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1
Proses Produksi Botol Kemasan Sabun Lifebuoy Bahan baku utama untuk pembuatan botol kemasan sabun lifebuoy adalah biji plastik berwarna putih yang sudah memenuhi standar prosedur perusahaan sehingga tidak melalui tahap pengecekan kualitas bahan baku. Setelah bagian produksi menerima order produksi untuk produk botol kemasan sabun lifebuoy maka selanjutnya akan dilakukan pemeriksaaan pada mesin yang akan digunakan agar sesuai dengan standar yang diinginkan dan produksi dapat dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Persiapan proses produksi meliputi pengecekan mould, tool, dan spare seperti cutting slive, striker plate dan lain-lain. Persiapan juga dilakukan pada bahan packing seperti box, cover, layer dan kantong jatah agar sesuai dengan jumlah order produk. Proses produksi melewati beberapa tahapan yang secara keseluruhan menggunakan hampir 90% tenaga mesin. Sehingga tenaga manusia dibutuhkan hanya sebagai pengawas pada proses produksi dan pengecekan di akhir produksi.
Produk yang sudah melewati proses pemeriksaan dan dinyatakan memenuhi kriteria dan persyaratan, akan segera dipacking dan ditempatkan di gudang penyimpanan barang jadi yang siap di distribusikan kepada konsumen.
Gambar 4.1 Proses Produksi Botol Kemasan Sabun Lifebuoy
4.2
Pengendalian Kualitas yang dilakukan PT Berlina Tbk Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, maka perusahaan dituntut untuk dapat menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan permintaan konsumen. Oleh karena itu, perusahaan harus melaksanakan kegiatan pengendalian kualitas secara terus-menerus terhadap produk yang dihasilkan.
4.2.1 Pelaksanaan Pengendalian Kualitas Dalam mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan, PT Berlina Tbk melaksanakan aktivitas pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas dilakukan perusahaan dengan cara pengendalian terhadap proses produksi dan pengendalian terhadap produk jadi. Pengendalian kualitas tidak dilakukan terhadap bahan baku karena selama ini perusahaan merasa puas dengan bahan
baku yang diterima dari pemasok dan belum pernah ditemukan bahan baku yang tidak sesuai dengan spesifikasi. 1. Pengendalian terhadap proses produksi Selama proses produksi berlangsung, setiap karyawan yang terlibat bertanggungjawab terhadap hasil kerja mereka. Apabila ditemukan penyimpangan di dalam proses produksi, maka karyawan atau operator yang bertanggungjawab terhadap penyimpangan tersebut segera melaporkan kepada manajer produksi. Contoh pengendalian yang dilakukan adalah sebelum memasukkan bahan baku ke dalam mesin pengolah, karyawan atau operator harus memastikan kalau mesin yang akan dipakai terbebas dari kotoran seperti oli, pasir, air dan debu agar tidak menimbulkan kecacatan pada hasil produksi. Pengecekan rutin juga harus dilakukan terhadap temperatur mesin agar tidak menimbulkan suhu yang melewati batas normal, di mana hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya pemanasan yang berlebihan pada bahan baku sehingga hasil produksi sesuai dengan yang diinginkan. 2. Pengendalian terhadap produk jadi Pengendalian terhadap produk jadi dilakukan sebelum tahap packaging dan dilakukan melalui kegiatan inspecting. Hal ini dilakukan dengan cara memeriksa hasil produksi apakah terjadi penyimpangan atau tidak. Produk yang baik kemudian dilakukan packaging oleh bagian finishing dan produk
cacat akan dipisahkan lalu diolah kembali. Secara umum, kriteria produk botol kemasan sabun lifebuoy yang berkualitas adalah :
Memiliki bentuk yang sempurna tanpa adanya cacat secara fisik
Memiliki warna putih sesuai dengan standar yang diinginkan
Memiliki ukuran botol yang sesuai dengan standar yang diinginkan
Tidak terdapat bintik hitam yang menyerupai noda pada produk
4.2.2 Faktor- faktor yang Dipertimbangkan dalam melaksanakan Pengendalian Kualitas Dalam melakukan proses produksinya dan menghasilkan produk yang berkualitas,
perusahaan
membuat
standar
spesifikasi
dan
batas-batas
penyimpangan produk yang masih dapat diterima untuk menentukan apakah suatu produk dinyatakan baik atau tidak. Namun dalam usaha mencapai dan mempertahankan kualitas produk yang dihasilkannya, perusahaan selalu dihadapkan pada permasalahan. Permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah berkaitan dengan produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan, yang pada kenyataannya selalu saja ada produk yang berbeda dengan standar spesifikasi yang telah ditetapkan perusahaan dan terjadi kesalahan yang cenderung tinggi. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut maka ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan perusahaan agar produk yang dihasilkan konsisten dan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan. 1. Tenaga kerja Berbeda dengan faktor teknis, unsur manusia sebagai tenaga kerja mempunyai sifat kompleks. Faktor fisik dan psikis tiap individu akan mempengaruhi kapasitas dan prestasi kerjanya. Faktor fisik adalah keadaan fisik tenaga kerja yang bersangkutan, seperti umur dan kesehatannya. Sedangkan faktor psikis adalah keadaan jiwa tenaga kerja yang bersangkutan, motivasi kerja, dan keadaan hidup pekerja sehari-hari. Selain itu, pendidikan dan pengalaman kerja juga sangat mempengaruhi prestasi kerja. Dengan demikian dalam hubungannya dengan kualitas hasil produksi,
maka
tenaga
kerja
harus
memiliki
kesadaran
untuk
mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, sehingga produk tersebut berkualitas baik. Untuk mengatasi hal tersebut, maka PT Berlina Tbk telah memberikan beberapa jaminan sosial dan kesejahteraan bagi karyawan berupa fasilitasfasilitas meliputi program asuransi kesehatan untuk karyawan, tunjangan hari raya (THR), serta pemberian bonus sesuai dengan prestasi kerja karyawan yang bersangkutan. 2. Bahan baku yang digunakan Bahan baku yang digunakan oleh perusahaan sangat mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan dan kelancaran proses produksi, baik mengenai
kuantitas maupun kualitasnya. Bahan baku utama yang digunakan oleh perusahaan adalah biji plastik putih yang sudah sesuai dengan standar spesifikasi perusahaan. 3. Mesin dan peralatan Perusahaan menggunakan mesin-mesin blow moulding yang digunakan untuk memproduksi berbagai macam botol kemasan plastik. Agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar, maka perusahaan melakukan perawatan mesin, baik yang dilakukan setiap hari maupun secara periodik. Perawatan yang dilakukan setiap hari adalah pembersihan mesin dan peralatan, pengencangan dan pemberian pelumas. Sedangkan perawatan yang dilakukan secara periodik meliputi service atau reparasi mesin yang dilakukan perusahaan hanya ketika terjadi kerusakan mesin (Corrective Maintenance). 4. Metode kerja yang digunakan Metode kerja yang digunakan perusahaan sangat berpengaruh besar terhadap kelancaran proses produksi. Berfungsinya metode kerja yang diterapkan dalam perusahaan untuk mengatur semua bagian yang terlibat dalam proses produksi akan mengurangi jumlah produk rusak yang terjadi. Demikian juga sebaliknya apabila metode yang dijalankan tidak dijalankan dengan baik, maka kemungkinan terjadinya produk rusak semakin besar. Metode untuk mengendalikan kualitas produk yang dilakukan oleh PT Berlina Tbk ini adalah dengan cara mengumpulkan laporan-laporan yang
berkaitan dengan kegiatan produksi di lapangan. Pengecekan dilakukan pada setiap tahapan proses produksi oleh bagian Quality Control. Penyimpanganpenyimpangan yang terjadi akan dicatat di laporan hasil produksi sehingga penyimpangan tersebut dapat segera langsung di atasi. 5. Keadaan lingkungan dan kondisi kerja Keadaan lingkungan dan suasana kerja yang baik akan mempengaruhi prestasi karyawan. Penerangan yang cukup, sirkulasi udara yang baik, tempat kerja yang bersih, suhu udara, keamanan dan keselamatan kerja yang terjamin serta tata letak (layout) yang baik akan membuat para pekerja merasa aman dan nyaman dalam melakukan pekerjaannya. Kondisi dan lingkungan PT Berlina Tbk sudah cukup baik. Keselamatan para pekerja sangat diutamakan dengan memperhatikan kelengkapan alat pelindung selama bekerja seperti safety shoes, penutup telinga, topi produksi dan masker.
4.2.3 Jenis Kesalahan yang Terjadi pada Produksi Dalam melakukan aktivitas pengendalian proses produksi, ternyata masih terjadi cacat pada produk. Pihak perusahaan harus berusaha untuk meminimalisasi terjadinya produk cacat. Kesalahan yang terjadi pada produk botol kemasan sabun lifebuoy adalah terdapat bintik hitam pada produk yang berwarna putih sehingga tampak seperti noda, sehingga menimbulkan keluhan konsumen.
4.3
Penerapan Statistical Process Control dalam Pengendalian Kualitas Produk Pada penelitian Statistical Process Control dalam pengendalian kualitas produk botol kemasan sabun lifebuoy ini, peneliti hanya membahas permasalahan tingkat kecacatan berupa bintik hitam pada produk. Dalam menyelesaikan permasalahan pengendalian kualitas, akan dilakukan langkahlangkah sebagai berikut : 1. Membuat sheet pengambilan data jumlah dan frekuensi pengambilan data. 2. Mengambil data secara langsung dari lapangan dengan teknik pengumpulan data yang benar. 3. Membuat grafik pengendali dan menganalisa data yang telah diambil 4. Menghitung indeks kemampuan proses untuk proses yang terkendali 5. Melakukan perbaikan pada batas kendali secara periodik
4.3.1 Diagram Pareto Diagram parerto merupakan grafik batang yang menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya kejadian. Masalah yang paling banyak terjadi ditunjukkan oleh grafik batang pertama yang tertinggi serta ditempatkan pada sisi paling kiri dan seterusnya sampai masalah yang paling sedikit ditunjukkan oleh grafik batang yang terendah serta ditempatkan di sisi yang paling kanan.
Diagram pareto memperlihatkan permasalahan terpenting untuk segera diselesaikan dan digunakan untuk membandingksan kondisi proses misalnya ketidaksesuaian proses. Analisis Pereto pada Kesalahan Produksi Botol Kemasan Sabun Lifebuoy
Gambar 4.2 Diagram Pareto
4.3.2 Diagram Sebab Akibat (Fish Bone Chart) Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan yang dihadapi dengan kemungkinan penyebabnya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dan menjadi
penyebab kerusakan produk secara umum adalah bahan baku, mesin, tenaga kerja, metode dan lingkungan. Setelah diketahui jenis-jenis kesalahan yang terjadi, maka PT. Berlina Tbk perlu mengambil langkah-langkah perbaikan untuk mencegah timbulnya kerusakan yang serupa. Hal penting yang harus dilakukan dan ditelusuri adalah mencari penyebab timbulnya kerusakan tersebut. Sebagai alat bantu untuk mencari penyebab terjadinya penyimpangan tersebut, digunakan diagram sebab akibat atau fish bone chart.
Penggunaan diagram sebab akibat untuk
menelusuri kesalahan yang terjadi. Hal yang menyebabkan adanya bintik hitam pada produk botol kemasan sabun lifebuoy adalah sebagai berikut : a. Bahan Baku Pemilihan jenis bahan baku menjadi salah satu penyebab terjadinya kesalahan pada proses produksi. Bahan baku yang digunakan merupakan biji plastik putih yang akan mudah meleleh pada saat proses pemanasan dengan tingkat suhu tertentu dan menjadi hangus jika tingkat suhunya di luar batas standar yang telah ditentukan. b. Faktor Mesin Merupakan penyebab utama yang mengakibatkan kesalahan terjadi. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan suhu pada mesin saat proses produksi sedang berlangsung sehingga mengakibatkan terjadinya pemanasan yang berlebihan pada bahan baku yang diproduksi . Dengan demikian, bahan baku
tersebut akan hangus dan menjadi noda hitam pada bahan baku yang sedang diproduksi. c. Faktor Lingkungan Kondisi lingkungan yang kurang bersih (tidak steril) dalam area produksi (mesin) berpengaruh terhadap kebersihan produk yang dihasilkan. Terutama pada mesin produksi yang dioperasikan secara terus menerus yang mengakibatkan sisa pemanasan bahan baku yang diproduksi sebelumnya dapat menjadi noda hitam pada produk yang sedang diolah. d. Metode Dengan penerapan metode kerja yang sesuai dengan standar operasi mesin produksi maka diharapkan tidak akan terjadi kesalahan pada proses produksi. Metode yang salah atau tidak sesuai akan menyebabkan tingkat kesalahan produksi menjadi tinggi. e. Faktor Tenaga Kerja ( Manusia) Adanya tingkat kedisiplinan karyawan yang masih rendah dalam menjalankan tugasnya seperti pada saat melakukan proses pemeliharaan mesin produksi. Terdapat beberapa kelalaian karyawan seperti cara membersihkan mesin produksi yang kurang teliti sehingga menyebabkan noda pada produk.
Mesin
Bahan Baku
Metode
Suhu tinggi
Kurang bersih
Bintik hitam pada produk botol kemasan Lifebuoy
Kurang disiplin
Lingkungan
Manusia
Gambar 4.3 Fish Bone Chart Produk Cacat
4.3.3 DMAIC Cycle - Define adalah menemukan masalah atau keluhan terhadap produk, yaitu adanya cacat berupa bintik hitam pada produk botol kemasan sabun lifebuoy yang berwarna putih sehingga membuat konsumen komplain terhadap produk tersebut. Konsumen menginginkan produk yang putih tanpa adanya noda berupa bintik hitam . - Measure adalah menghitung jumlah produk cacat yang tidak sesuai dengan standar produksi.
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Produk Botol Kemasan Lifebuoy yang Cacat Periode Mei 2013 Jumlah
Tanggal
Jumlah
Jumlah produk
Proporsi
Observasi
Observasi
Produksi
cacat
Kerusakan
1
1 Mei 2013
28.020
948 0,034
2
2 Mei 2013
28.976
232 0,008
3
3 Mei 2013
28.720
560 0,019
4
4 Mei 2013
29.024
260 0,009
5
5 Mei 2013
29.442
692 0,024
6
6 Mei 2013
29.110
586 0,02
7
7 Mei 2013
28.986
222 0,007
8
8 Mei 2013
29.572
703 0,024
9
9 Mei 2013
29.407
94 0,003
10
10 Mei 2013
29.238
274 0,009
290.495
4.571 0,157
Jumlah
Sumber : Diolah oleh Peneliti
p=
Total Number of Defectives Total Number of Observations
= 4.571 / 290.495 = 0,157
sp =
p (1 - p) = 0,157 (1-0,157) / 10 = 0,013 n
BKA (upper control limit-UCL) =
̅ + z Sp = 0,157 + 3(0,013) = 0,196
BKB(lower control limit-LCL) =
̅ - z Sp = 0,157 – 3(0,013) = 0,118
- Analyze adalah menganalisa apa yang menjadi penyebab terjadinya kesalahan pada produksi yang mengakibatkan adanya produk cacat. Pada penelitian ini ditemukan bahwa penyebab utama adalah tingginya suhu mesin pada saat proses produksi berlangsung sehingga mengakibatkan terjadinya kecacatan pada produk berupa bintik hitam menyerupai noda. - Improve yaitu mengatasi masalah yang ada dengan melakukan pengecekan terhadap mesin produksi secara berkala untuk menghindari terjadinya kesalahan pada produksi - Control yaitu melakukan pengamatan secara terus menerus untuk menghindari terjadinya masalah peningkatan suhu pada mesin produksi sehingga dapat meminimalisir terjadinya produk cacat.
4.3.4 Rasio Kemampuan Proses (Cp) Rasio kemampuan proses merupakan salah satu metode untuk menentukan kapabilitas proses. Rasio kemampuan proses didapat dengan cara menghitung perbandingan antara dimensi yang diinginkan dan yang aktual dari produk yang
diproduksi. Rasio kapabilitas proses dengan notasi Cp memiliki ketentuan sebagai berikut :
Jika Cp = nilai kritis 1, berarti batas spesifikasi dan rata-rata bertepatan dengan batas + 3 σ
Jika Cp < nilai kritis 1, rata-rata proses lebih dekat pada batas toleransi menunjukkan kerusakan output dan proses tidak kapabel
Jika Cp > nilai kritis 1, dan prosess capability ratio > daripada nilai kritis 1, maka prosesnya kapabel. Berdasarkan perhitungan pada analisis statistik di sub bab yang lalu
diperoleh data ̅ = 0,157 Maka , Cp = 1 - ̅ = 1 – 0,157 = 0, 843 Dengan Cp = 0,843 < nilai kritis 1, maka proses ini dinyatakan tidak kapabel. Sehingga PT. Berlina Tbk harus mencari cara untuk membuat rata-rata proses mendekati nilai nominal dan spesifikasi desain.