33
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1
Perhitungan Tingkat Solvabilitas Untuk menghitung rasio RBC (Risk Base Capital) untuk setiap triwulannya maka terlebih dahulu kita harus menghitung besarnya tingkat solvabilitas untuk setiap triwulannya. Dengan cara perhitungan yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Untuk mendapatkan jumlah nilai kekayaan yang diperkenankan terlebih dahulu harus dihitung besarnya semua kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Dimana dalam hal ini jumlah kekayaan tersebut terdapat pada neraca yang terdapat di laporan keuangan PT. MAA Life Assurance pada kolom Aktiva. Sedangkan kewajiban terdapat pada kolom Pasiva dengan tidak memperhitungkan pinjaman subordinasi. Dari neraca terlampir (Tabel. 4.1.) dibawah ini maka dapat dihitung besarnya tingkat solvabilitas tahun 2006 adalah sebagai berikut : Tingkat Solvabilitas = Jumlah Kekayaan Yang Diperkenankan Kewajiban (kecuali pinjaman subordinasi) = 42,841.23 – 38,506.28 = 4,334.95 (dalam jutaan rupiah)
34
35
36
Berikut terlampir dibawah ini tingkat solvabilitas pertriwulan – pertahun.
4.2
Perhitungan Batas Tingkat Solvabilitas Minimum (BTSM) Setelah tingkat solvabilitas didapatkan, maka langkah selanjutnya untuk dapat menghitung RBC harus dihitung terlebih dahulu batas tingkat solvabilitas minimum/ limit of required solvency level yang terdiri dari Schedule A sampai dengan Schedule F.
4.2.1 Perhitungan Batas Tingkat Solvabilitas Minimum (Schedule A) Melakukan penilaian pada schedule A (Asset Default Risk). yaitu mengenai kegagalan pengelolaan kekayaan investasi. Jumlah dana yang dibutuhkan untuk menanggulangi risiko kegagalan pengelolaan tiap-tiap jenis kekayaan yang diperkenankan ditentukan dengan mengalikan faktor risiko untuk jenis kekayaan tersebut dengan nilai kekayaannya. Berikut perhitungan Schedule A untuk triwulan IV tahun 2006 :
37
Table. 4.4.
38
Berikut adalah nilai schedule A untuk setiap triwulanya – pertahun. Table. 4.5
4.2.2 Perhitungan Batas Tingkat Solvabilitas Minimum (Schedule B) Ketidakseimbangan antara proyeksi arus kekayaan dan kewajiban/ Cash Flow Mismatch Risk (schedule B) menggambarkan proyeksi arus kekayaan dan kewajiban dengan kemungkinan besar dan saat jatuh temponya kewajiban berbeda dengan besar dan saat jatuh temponya kekayaan. Risiko ketidakseimbangan ini dihitung untuk produk-produk yang membentuk cadangan premi. Jumlah dana yang dibutuhkan untuk menutup risiko ini ditentukan dengan perhitungan dibawah ini. Dari neraca terlampir diatas maka dapat dihitung besarnya tingkat solvabilitas pada tahun 2006 adalah sebagai berikut : BTSM (Schedule B) = 4% X Cadangan Premi = 4% X ( 22,722.51 + 1,412.24 ) = 965.39 (dalam jutaan rupiah)
39
Berikut terlampir BTSM (Schedule B) pertriwulan – pertahun : Table. 4.6
4.2.3 Perhitungan Batas Tingkat Solvabilitas Minimum (Schedule C) Perhitungan
pada
schedule
C
yaitu
mengenai
risiko
ketidakseimbangan antara kekayaan dan kewajiban dalam setiap jenis mata uang asing (foreign currency missmatch risk) timbul karena adanya perbedaan nilai kekayaan dan nilai kewajiban dalam mata uang asing, serta fluktuasi nilai tukar mata uang asing terhadap rupiah. Jumlah dana yang dibutuhkan untuk menutup risiko ini ditentukan dengan perhitungan dibawah ini. Dari tabel (Tabel. 4.7.) dibawah ini maka dapat dihitung besarnya tingkat solvabilitas pada tahun 2006 adalah sebagai berikut : BTSM (Schedule B) = 50% X ( 248.51 ) = 124.26 (dalam jutaan rupiah)
40
Berikut terlampir BTSM (Schedule C) pertriwulan – pertahun :
41
4.2.4 Perhitungan Batas Tingkat Solvabilitas Minimum (Schedule D) Setelah itu selanjutnya dilakukan perhitungan terhadap schedule D (Claim Experience Worse Than Expected Risk) yaitu risiko perbedaan antara beban klaim yang terjadi dan beban klaim yang diperkirakan timbul dari kemungkinan pengalaman klaim yang terjadi lebih buruk daripada yang diperkirakan. Jumlah dana yang dibutuhkan untuk menutup risiko perbedaan antar beban klaim yang terjadi dan beban klaim yang diperkirakan ditentukan dengan menerapkan factor risiko terhadap masing-masing komponen. Berikut perhitungan Schedule D untuk triwulan IV tahun 2006:
42
Berikut terlampir BTSM (Schedule D) pertriwulan – pertahun :
4.2.5 Perhitungan Batas Tingkat Solvabilitas Minimum (Schedule E) Untuk menghitung schedule E (Insufficient Premium Risk)/ jumlah dana yang dibutuhkan untuk menanggulangi risiko ketidakcukupan premi ditentukan dengan cara mengalikan cadangan teknis dengan faktor risiko. Jumlah dana yang dibutuhkan untuk menanggulangi risiko ketidakcukupan premi ditentukan dengan cara mengalikan cadangan premi dengan faktor risiko 0.5% untuk polis-polis yang menjanjikan pembayaran deviden dan 1% untuk polis lainnya. Berikut perhitungan Schedule D untuk triwulan IV tahun 2006 :
43
Berikut terlampir BTSM (Schedule E) pertriwulan – pertahun :
4.2.6 Perhitungan Batas Tingkat Solvabilitas Minimum (Schedule F) Langkah terakhir dalam elemen BTSM adalah dengan menghitung schedule F (Reinsurance Risk). Dimana untuk perhitungan schedule F triwulan IV tahun 2006 tidak ada maka data dibawah adalah schedule F triwulan IV tahun 2008. Untuk mengetahui berapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk menanggulangi risiko reasurasni ditentukan dengan perhitungan dan berdasarkan data pada tabel dibawah ini. BTSM (Schedule F) = ( 1,856.99 X 4% ) + ( 785.11 X 4%) = 74.28 + 31.40 = 105.68 (dalam jutaan rupiah)
44
4.3
Perhitungan Risk Base Capital Untuk menghitung rasio RBC (Risk Base Capital) didapat dengan cara membagi tingkat solvabilitas dengan batas tingkat solvabilitas
45
minimum/ BTSM (Total schedule A sampai dengan F). Dengan perhitungan sebagai berikut. Dari data-data diatas maka dapat dihitung besarnya rasio RBC pada tahun 2006 adalah sebagai berikut : Tingkat Solvabilitas (Triwulan IV, 2006) RBC ( Tahun2006) = Total BTSM Schdule A-F (Triwulan IV, 2006) = 4,334.95 / 3,216.03 = 1.3479 *100 = 134.79%
46
Berikut terlampir RBC(Risk Base Capital) pertriwulan – pertahun :