perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Penelitian ini menggunakan 107 perusahaan manufaktur sebagai sampel berdasarkan pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan program SPSS versi 17.0, untuk melakukan analisis regresi perlu melakukan outlier data guna memenuhi syarat asumsi klasik, sehingga jumlah sampel yang digunakan sebanyak 99 perusahaan manufaktur. 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat distribusi data yang digunakan
sebagai sampel (Septyanto, 2012). Statistik deskriptif
menggambarkan distribusi data yang terdiri atas nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel yang digunakan dalam penelitian. Hasil statistik deskriptif dalam penelitian ini, dapat dilihat dalam tabel hasil statistik deskriptif berikut. Tabel IV. 1 Hasil Statistik Deskriptif
DER ROE EPS PER TOBIN'S Q Valid N (listwise)
N
Minimum
Maximum
Mean
99 99 99 99 99 99
0,10784 0,00093 0,62500 0,43353 0,28689
9,53957 7,89314 24142,86 597,178 9,29562
1,32393 0,23937 895,937 24,0891 1,44126
Sumber: Data Sekunder Diolah
commit to user 32
Std. Deviation 1,56406 0,80164 2961,70 62,6039 1,20101
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
Tabel di atas menunjukkan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar d i BEI memiliki rata-rata nilai Tobin’s Q sebesar 1,44126. Nilai minimum sebesar 0,28689 yang dimiliki oleh Nusantara Inti Corpora Tbk. (UNIT), dan nilai maksimum sebesar 9,29562 yang dimiliki oleh HM Sampoerna Tbk (HMSP). Nilai minimum artinya total nilai pasar saham ditambah dengan hutang sebesar 0,28689 dari total aktiva Nusantara Inti Corpora Tbk (UNIT), dan nilai maksimum artinya total nilai pasar saham ditambah dengan hutang sebesar 9,29562 dari total aktiva HM Sampoerna Tbk (HMSP). Rata-rata nilai DER dari sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, yaitu sebesar 1,32393. Nilai minimum sebesar 0,10784 yang dimiliki oleh Mandom Indonesia Tbk (TCID), dan nilai maksimum sebesar 9,53957 yang dimiliki oleh Tembaga Mulia Semanan Tbk (TBMS). Nilai minimum artinya total hutang sebesar 0,10784 dari ekuitas Mandom Indonesia Tbk (TCID), dan nilai maksimum artinya total hutang sebesar 9,53957 dari ekuitas Tembaga Mulia Semanan Tbk (TBMS). Rata-rata nilai ROE dari sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, yaitu sebesar 0,23937. Nilai minimum sebesar 0,00093 yang dimiliki oleh Barito Pacific Tbk (BRPT), dan nilai maksimum sebesar 7,89314 yang d imiliki oleh HM Sampoerna Tbk (HMSP). Nilai minimum artinya laba bersih sebesar 0,00093 dari ekuitas Barito Pacific Tbk (BRPT), dan nilai maksimum artinya laba bersih sebesar 7,89314 dari ekuitas HM Sampoerna Tbk (HMSP).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
Rata-rata nilai EPS dari sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, yaitu sebesar 895,937. Nilai minimum sebesar 0,62500 yang dimiliki oleh Star Petrochem Tbk (STAR), dan nilai maksimum sebesar 24142,86 yang dimiliki oleh Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI). Nilai minimum artinya laba bersih sebesar 0,62500 dari jumlah saham yang beredar Star Petrochem Tbk (STAR), dan nilai maksimum artinya total laba bersih sebesar 24142,86 dari jumlah saham yang beredar Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI). Rata-rata nilai PER dari sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, yaitu sebesar 24,0891. Nilai minimum sebesar 0,43353 yang dimiliki oleh Mulia Industrindo Tbk (MLIA), dan nilai maksimum sebesar 9,29562 yang dimiliki oleh Barito Pacific Tbk (BRPT). Nilai minimum artinya harga saham sebesar 0,43353 dari earnings per share Mulia Industrindo Tbk (MLIA), dan nilai maksimum artinya harga saham sebesar 9,29562 dari earnings per share Barito Pacific Tbk (BRPT).
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolonieritas Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Uji in i dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cut-off yang sering digunakan adalah nilai tolerance nilai VIF
0,10 atau sama dengan
10, sehingga data tidak terkena multikolonieritas nilai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
toleransinya harus lebih dari 0,10 atau nilai VIF kurang dari 10. Berikut disajikan hasil uji multikolonieritas dalam penelitian in i. Tabel IV.2 Hasil Uji Multikolonieritas Variabel DER ROE EPS PER
Tolerance 0,687 0,672 0,969 0,993
VIF 1,456 1,489 1,032 1,007
Keterangan Tidak terdapat multikolonieritas Tidak terdapat multikolonieritas Tidak terdapat multikolonieritas Tidak terdapat multikolonieritas
Sumber: Data Sekunder Diolah
Berdasarkan tabel hasil uji multikolonieritas di atas dapat dilihat bahwa nilai tolerance setiap variabel tidak ada yang kurang dari 0,10. Hasil pengujian juga menunjukkan nilai VIF setiap variabel tidak ada yang lebih dari 10, sehingga berdasarkan hasil uji tersebut dapat disimpulkan tidak ada kendala multikolonieritas dalam model regresi.
b. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjad i korelasi dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2006:99-100). Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan metode Run Test. Metode ini digunakan untuk menguji apakah antar residual adalah acak atau random. Apabila nilai signifikansinya di bawah 0,05 berarti terdapat gejala autokorelasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
Tabel IV. 3 Hasil Uji Autokorelasi Unstandardized Residual Test Valuea Cases < Test Value Cases >= Test Value Total Cases Number of Runs Z Asymp. Sig. (2tailed)
-.09345 49 50 99 55 .910 .363
a. Median
Sumber: Data Sekunder Diolah
Berdasarkan pengujian Run test yang dilakukan dan disajikan dalam tabel hasil uji autokorelasi di atas, dapat diketahui bahwa nilai test adalah sebesar -0,09345 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,363 (leb ih dari 0,05) yang berarti nilai residual bersifat random atau tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual.
c. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan
ke
pengamatan
yang
lain
tetap,
maka
disebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Penelitian ini menggunakan uji glejser untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dalam model regresi yang akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
digunakan. Uji glejser dilakukan dengan meregres nilai absolute residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heterokedastisitas
(Ghozali, 2006:129). Berikut
disajikan hasil pengujian heterokedastisitas dalam penelitian ini. Tabel IV. 4 Hasil Uji Heterokedastisitas Variabel DER ROE EPS PER
Sig. 0,401 0,529 0,156 0,431
Kriteria Sig. > 0,05 Sig. > 0,05 Sig. > 0,05 Sig. > 0,05
Kesimpulan Tidak terjadi heterokedastisitas Tidak terjadi heterokedastisitas Tidak terjadi heterokedastisitas Tidak terjadi heterokedastisitas
Sumber: data sekunder diolah
Berdasarkan
hasil
uji
glejser
yang
telah
dilakukan
menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai absolute residual. Hal in i terlihat dari probabilitas signifikansinya lebih dari tingkat kepercayaan 0,05. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung heterokedastisitas.
d. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Penelitian ini menggunakan uji analisis grafik normalitas dan uji Kolmogorov-Smirnov
untuk
mendeteksi
nilai
residual
apakah
terdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan uji grafik normalitas, jika penyebaran
data mengikuti arah
commit to user
garis
diagonal atau
grafik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka data terdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada nilai asymp. Sig, apabila n ilai asymp. Sig lebih besar dari 5% maka dapat disimpulkan nilai residual terdistribusi normal. Hasil uji normalitas residual dengan menggunakan analisis grafik dapat dilihat dalam grafik normal plot dan grafik histogram berkut. Gambar IV.1 Grafik Normal P-Plot
Sumber: Data Sekunder Diolah
Gambar IV.2 Grafik Histogram Normalitas
Sumber: Data Sekunder Diolah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
Hasil uji normalitas residual dengan menggunakan analisis statistik, yaitu uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat dalam tabel berkut. Tabel IV.5 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Unstandardized Residual N 99 a,,b Normal Parameters Mean .0000000 Std. Deviation .58051007 Most Extreme Absolute .108 Differences Positive .108 Negative -.088 Kolmogorov-Smirnov Z 1.074 Asymp. Sig. (2-tailed) .199 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Data Sekunder Diolah
Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,074 dengan probabilitas 0,199 jauh di atas 0,05. Jadi dapat disimpulkan model regresi terdistribusi normal.
3. Uji Hipotesis a. Analisis Regresi Linier Berganda Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut disajikan hasil uji regresi berganda.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
Tabel IV. 6 Hasil Analisis Regresi Berganda dengan Tobin’s Q Sebagai Variabel Dependen Koefisien Konstanta 1,179 DER -0,144 ROE 1,130 EPS 0,000 PER 0,001 R2 0,766 2 Adjusted R 0, 756 Fhitung 77,087 Sumber: Data Sekunder Diolah
thitung 13,807 -3,110 12,397 9,209 0,525
Sign. 0,000* 0,002* 0,000* 0,000* 0,601 0,000*
*
Hasil analisis regresi berganda di atas dapat digunakan untuk menyusun persamaan sebagai berikut.
Tobin’s Q = 1,179 - 0,144 DER + 1,130 ROE + 0,000 EPS + 0,001 PER + e
Nilai koefisien DER adalah sebesar 0,144 dengan tanda koefisien negatif. Nilai p-value untuk variabel DER sebesar 0,002 yang
dapat disimpulkan bahwa DER berpengaruh negatif terhadap Tobin’s Q, sehingga hipotesis pertama dalam penelitian ini didukung oleh data penelitian. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis pertama yang menyatakan DER berpengaruh terhadap nilai perusahaan diterima. Nilai koefisien ROE adalah sebesar 1,130 dengan tanda koefisien positif. Nilai p-value untuk variabel ROE sebesar 0,000 yang lebih kecil dari tingkat keyakinan ( dapat disimpulkan bahwa ROE berpengaruh positif terhadap Tobin’s
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
Q, sehingga h ipotesis kedua didukung oleh data penenlitian atau dengan kata lain hipotesis kedua yang menyatakan ROE berpengaruh terhadap nilai perusahaan dalam penelitian ini diterima. Nilai koefisien EPS adalah sebesar 0,000 dengan tanda koefisien positif. Nilai p-value untuk variabel EPS sebesar 0,000 yang
dapat disimpulkan bahwa EPS berpengaruh positif terhadap Tobin’s Q, sehingga hipotesis ketiga didukung oleh data penelitian atau dengan kata lain hipotesis ketiga yang menyatakan EPS berpengaruh terhadap nilai perusahaan dalam penelitian ini d iterima. Nilai koefisien PER adalah sebesar 0,001 dengan tanda koefisien positif. Nilai p-value untuk variabel PER sebesar 0,601 yang jauh lebih besar dari tingkat keyakinan ( tersebut, dapat disimpulkan bahwa PER tidak berpengaruh terhadap Tobin’s Q, sehingga h ipotesis keempat tidak didukung oleh data penenlitian atau dengan kata lain hipotesis keempat yang menyatakan PER berpengaruh terhadap nilai perusahaan dalam penelitian ini ditolak.
b. Pengujian Ketepatan Perkiraan (R2 ) Pengujian ini untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Tingkat ketepatan regresi dinyatakan dalam koefisien determinasi majemuk (R2) yang nilainya antara 0 sampai dengan 1. Nilai yang mendekati 1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel indpenden. Jika dalam suatu model terdapat lebih dari dua variabel independen, maka lebih baik menggunakan nilai adjusted R 2 (Septyanto, 2012). Hasil pengujian persamaan mengindikasikan bahwa nilai adjusted R2 sebesar yang menunjukkan bahwa 76,6% variasi dari nilai perusahaan (Tobin’s Q) dapat dijelaskan oleh DER, ROE, EPS dan PER. Sementara itu, variasi nilai perusahaan (Tobin’s Q) sebesar 23,4% dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian.
B. Pembahasan Hasil pengujian dan analisis menunjukkan hasil bahwa variabel DER berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Besarnya koefisien DER sebesar 0,144 yang artinya setiap kenaikan DER sebesar 1 satuan maka akan menurunkan nilai perusahaan sebesar 0,144 satuan. Hal ini d ikarenakan peningkatan hutang perusahaan akan meningkatkan risiko kebangkrutan dan kesulitan keuangan yang pada akhirnya dapat menurunkan nilai perusahaan. Hasil penelitian in i sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Safrida (2008) dan Susanti (2010). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Utomo (2009) yang menyatakan DER tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan manufaktur, dan Prasetyorini (2013) yang menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, yang artinya perusahaan dalam mendanai aktivanya cenderung menggunakan pendanaan internal daripada menggunakan hutang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
Hasil pengujian dan analisis menunjukkan hasil bahwa variabel ROE berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Besarnya koefisien ROE sebesar 1,130 yang artinya setiap kenaikan atau penurunan ROE sebesar 1 satuan maka akan berpengaruh pada nilai perusahaan sebesar 1,130 satuan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurcahyono (2011), Afzal dan Rohman (2012) dan Prasetyorini (2013). Semakin tinggi profitabilitas perusahaan (ROE) mencerminkan tingginya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. ROE yang tinggi menjadi daya tarik investor yang akan meningkatkan harga saham yang pada akhirnya menaikkan nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2010) yang menyatakan bahwa ROE tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil pengujian dan analisis menunjukkan hasil bahwa variabel EPS berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Besarnya koefisien EPS sebesar 0,000 yang artinya setiap kenaikan atau penurunan EPS sebesar 1 satuan maka akan berpengaruh pada nilai perusahaan sebesar 0,000 satuan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tetelepta (2011). Semakin tinggi
EPS
mencerminkan
tingginya
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan laba perusahaan yang disediakan untuk pemegang saham dan kemungkinan terjadi peningkatan jumlah dividen yang diterima oleh pemegang saham. EPS yang tinggi menjadi daya tarik investor yang akan meningkatkan harga saham yang pada akhirnya menaikkan nilai perusahaan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Yulistiana (2009) yang menyatakan bahwa EPS tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
Hasil pengujian dan analisis menunjukkan hasil bahwa variabel PER tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurcahyono (2011). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Afzal dan Rohman (2012) dan Prasetyorini (2013) yang menyatakan bahwa PER berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
commit to user