BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2013 dan 2014 yang berjumlah 37 mahasiswa yang terdiri dari 16 perokok laki-laki dan 2 perokok perempuan angkatan 2013, dan 15 perokok laki-laki dan 4 perokok perempuan angkatan 2014 progdi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang telah merokok kurang lebih dalam kurun waktu 1 tahun. 4.2 Populasi dan sampel Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2013 yang berjumlah 65 yang terdiri dari 32 mahasiswa laki-laki dan 33 mahasiswa perempuan. Angkatan 2014 yang berjumlah 75 mahasiswa terdiri dari 40 mahasiswa laki-laki dan 35 mahasiswa perempuan progdi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sebagai responden atau sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah 18 mahasiswa perokok angkatan 2013 yang terdiri dari 16 perokok laki-laki dan 2 perokok perempuan, Angkatan 2014 terdiri dari 15 perokok laki-laki dan 4 perokok perempuan progdi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang telah merokok kurang lebih dalam kurun waktu 1 tahun.
35
4.3 Analisis deskriptif Variabel komunikasi visual resiko merokok pada bungkus rokok Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel komunikasi visual resiko merokok pada bungkus rokok mempunyai item valid sebanyak 16 item dan diklasifikasikan ke dalam 4 kategori skor. Kriteria kategori untuk 16 item pernyataan dari variabel komunikasi visual resiko merokok pada bungkus rokok adalah : Skor maksimal = 4 x 16 = 64 Skor minimal = 1 x 16 = 16 Banyaknya Kategori = 5 I = skor maksimal – skor minimal = 64 – 16 = 9,6 5
Banyak kategori Sehingga diperoleh kategori sebagai berikut:
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi variabel komunikasi visual resiko merokok pada bungkus rokok Kategori
Rentang Skor
Frekuensi
Presentase (%)
56 – 64 46 – 55 36 – 45 26 – 35 16 – 25
1 8 20 6 2 37
2% 21% 55% 17% 5% 100%
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Jumlah
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui subjek yang berada pada kategori sedang berjumlah 20 mahasiswa dengan presentase 55%. 4.3.1 Analisis deskriptif Variabel perilaku merokok Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel perilaku merokok mempunyai item valid sebanyak 26 item dan diklasifikasikan ke dalam 4
36
kategori skor. Kriteria kategori untuk 26 item pernyataan dari variabel perilaku merokok adalah : Skor maksimal = 4 x 26 = 104 Skor minimal = 1 x 26 = 26 Banyaknya Kategori = 4 I = skor maksimal – skor minimal = 104 – 26 = 15,6 Banyak kategori
5
Sehingga diperoleh kategori sebagai berikut: Tabel 4.3.1 Distribusi Frekuensi variabel perilaku merokok Kategori
Rentang Skor
Sangat Tinggi 88 - 104 Tinggi 72 – 87 Sedang 57 – 71 Rendah 42 – 56 Sangat Rendah 26 – 41 Jumlah
Frekuensi
Presentase (%)
2 20 8 5 2 37
5% 54% 22% 14% 5% 100%
Berdasarkan tabel 4.3.1 dapat diketahui subjek yang berada pada kategori tinggi berjumlah 20 mahasiswa dengan presentase 54%. 4.4 Analisis Regresi Analisis regresi digunakan untuk membuat keputusan apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat dilakukan melalui peningkatan variabel independen atau tidak. Dalam analisis regresi maka memerlukan uji regresi linear.
37
Tabel 4.4 Hasil Analisis Regresi Linier b
Model Summary
Model
R
1
R Square
.305
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.093
.067
Durbin-Watson
15.454
1.439
a. Predictors: (Constant), komunikasi visual resiko merokok pada bungkus rokok b. Dependent Variable: perilaku merokok
Pada tabel 4.4 diketahui koefisien Durbin-Watson adalah 1,439. Tabel 4.4.1 Dependent Variable: perilaku merokok Model 1
Sum of Squares Regression
Df
Mean Square
857.709
1
857.709
Residual
8359.047
35
238.830
Total
9216.757
36
F 3.591
Sig. .066
a
a. Predictors: (Constant), komunikasi visual resiko merokok pada bungkus rokok b. Dependent Variable: perilaku merokok
Dari tabel 4.4.1 hasil uji regresi linier diperoleh koefisien F sebesar 3,591 dan signifikansi (probabilitas) sebesar 0,066. Nilai Sig. > 0,05 dengan kata lain nilai regresi linier tidak ada pengaruh yang signifikan antara komunikasi visual resiko merokok pada bungkus rokok dengan perilaku merokok mahasiswa angkatan 2013 dan 2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling UKSW. Artinya Apabila skor x naik tidak dapat ditentukan skor y naik atau turun karena tidak signifikan.
38
Tabel 4.4.2 Coefficients Dependent Variable: perilaku merokok Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
39.716
9.427
.486
.256
Coefficients Beta
t
Sig.
4.213
.000
1.895
.066
komunikasi visual resiko merokok pada bungkus
.305
rokok a. Dependent Variable: perilaku merokok
Berdasarkan tabel Coefficients , dapat dibuat persamaan regresi linier sebagai berikut : Y=39,716 + 0.486 4.5 Uji Hipotesis Dugaan sementara dari penelitian
ini adalah ada pengaruh yang
signifikan antara komunikasi visual resiko merokok pada bungkus rokok dengan perilaku merokok mahasiswa angkatan 2013 dan 2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling UKSW. Dari tabel 4.4.1 hasil uji regresi linier diperoleh nilai F sebesar 3,591 dan signifikansi (probabilitas) sebesar 0,066 > 0,05 jadi hipotesis ditolak. Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara komunikasi visual resiko merokok pada bungkus rokok dengan perilaku merokok mahasiswa angkatan 2013 dan 2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling UKSW.
39
4.6 Pembahasan Dari tabel deskriptif komunikasi visual diketahui subjek yang berada pada kategori sedang berjumlah 20 mahasiswa dengan presentase 55%. dan tabel deskriptif perilaku merokok diketahui subjek yang berada pada kategori tinggi berjumlah 20 mahasiswa dengan presentase 54%. Dari tabel hasil uji regresi linier diperoleh koefisien F sebesar 3,591 dan signifikansi (probabilitas) sebesar 0,066. Nilai Sig. > 0,05. Artinya tingginya angka perilaku merokok mahasiswa menyebabkan tidak ada pengaruh yang signifikan antara komunikasi visual pada bungkus rokok terhadap perilaku merokok mahasiswa angkatan 2013 dan 2014 Program Studi Bimbingan dan Konseling UKSW. Penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh
Zulkarnaen (2015)
menunjukan ada pengaruh komunikasi visual resiko merokok terhadap sikap pelajar SMK Negeri 2 Yogyakarta. Diketahui bahwa Komunikasi Visual Rsiko Merokok memiliki pengaruh sebesar 33,2% pada sikap Pelajar SMK Negeri 2 Yogyakarta Jurusan Teknik Mesin. Pada aspek Kognitif pada umumnya pelajar memahami segala resiko akibat merokok sehingga mempengaruhi perilaku merokok siswa yang rendah. Dengan demikian hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Zulkarnaen (2015) Sedangkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Permatasari (2015) menunjukan tidak ada pengaruh antara gambar bahaya merokok terhadap perilaku mahasiswa progdi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta. Mahasiswa prodi PGSD memiliki cara-cara tersendiri untuk menghindari sikap jijik dan takut terhadap gambar tersebut antara lain dengan
40
membeli yang tidak bergambar penyakit atau memindahkan rokok pada tempat lain yang tidak dicantumkan gambar berbahaya merokok. Mahasiswa prodi PGSD juga merasakan sedikit akibat yang ditimbulkan dari rokok bagi kesehatannya
masing-masing.
Dengan
demikian
hasil
penelitian
ini
mendukung penelitian Permatasari (2015). Ditambahkan juga oleh Aditya, banyak tanggapan dari masyarakat bahwa peringatan berupa gambar tersebut dinilai masih kurang, karena masih adanya perokok yang menganggap itu hanya sebuah gambar suatu penyakit tanpa melihat lebih dalam penyebab penyakit tersebut. Bidang pencantuman pada bungkus rokok yang hanya sebesar 40% dinilai juga masih terlalu kecil dibanding di Negara lain yang menerapkan kebijakan ini, sehingga masyarakat tidak terlalu fokus pada gambar tersebut. (dalam kompas edisi 31 mei 2016).
41