BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 3.1.
Data Dalam penelitian lanjutan ini, data, pendefinisian variabel keputusan, model serta proses penyelesaian masalah penjadualan dilakukan dengan cara yang sama seperti yang telah dilakukan dalam penelitian sebelumnya. Perbedaannya terletak pada pengelompokan dan urutan penyelesaian model Program Integer 0-1 untuk setiap kelompok kelas yang dibentuk. Pada penelitian ini urutan kelompok kelas yang akan diproses yaitu: 1. Kelas X paralel 1-3 2. Kelas X paralel 4-6 3. Kelas X paralel 7-9 4. Kelas XI IPA (4 kelas paralel) 5. Kelas XI IPS (4 kelas paralel) 6. Kelas XI Bahasa 7. Kelas XII IPA (4 kelas paralel) 8. Kelas XII IPS (4 kelas paralel) 9. Kelas XII Bahasa
3.2.
Analisis Proses Untuk menyelesaikan permasalahan penjadualan pada tiap-tiap kelompok kelas dilakukan dalam dua langkah yaitu: 1. Pengalokasian jadual untuk mata pelajaran dengan batasan khusus Langkah ini dilakukan untuk mengalokasikan mata pelajaran yang membutuhkan ruangan tertentu dan pemasangan mata pelajaran yang memiliki beban/alokasi waktu 1 jam. Misalnya mata pelajaran Olah Raga yang dikarenakan ketersediaan lapangan yang terbatas dan waktu penyajian mata pelajarannya hanya diperbolehkan pada jam pelajaran pertama hingga jam pelajaran ketiga.
10
2. Penyelesaian jadual dengan model Program Integer 0-1 Setelah pengalokasian pada langkah pertama, maka selanjutnya dilakukan penyusunan model Program Integer 0-1 untuk mata pelajaran yang lainnya pada
kelompok
kelas
yang
telah
ditentukan.
Model
diselesaikan
menggunakan alat bantu MATLAB 7.1 dan Microsoft Excel 2007 untuk mengelola data input dan outputnya. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan model Program Integer 0-1 sama seperti penyelesaian pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya [1].
Dalam proses penyelesaian masalah penjadualan mata pelajaran terdapat halhal yang perlu diperhatikan antara lain: 1. Penyelesaian masalah penjadualan dilakukan secara bertahap. Hasil yang didapat dari penyelesaian model pada tahap/urutan sebelumnya akan menjadi acuan untuk memroses model pada tahap selanjutnya. Ada kemungkinan bahwa alokasi waktu yang tersisa bagi guru mata pelajaran pada kelompok berikutnya tidak sesuai dengan alokasi waktu yang diharapkan. Seperti pada kendala ke-4 yaitu kendala yang mengatur pemerataan jumlah jam mengajar guru setiap hari. Kendala ini bisa saja tidak terpenuhi oleh satu atau beberapa guru yang berada pada kelompok kelas terakhirnya mengajar. Dapat pula terjadi kemungkinan suatu kelas tidak dapat diselesaikan jadualnya karena tidak ada alokasi waktu yang sesuai pada kelas untuk mengalokasikan mata pelajarannya. 2. Dalam pengalokasian dan pemasangan mata pelajaran
yang alokasi
waktunya 1 jam, agak sulit untuk diketahui bagaimana memasangkan dan mengalokasikannya pada jam pelajaran yang tepat. Terlebih pada kelompok kelas terakhir. 3. Penentuan urutan kelompok kelas untuk diproses terlebih dahulu juga penting untuk diperhatikan. Akan lebih baik jika kelompok kelas yang memiliki banyak mata pelajaran dengan beban kurikulum mata pelajaran yang cukup besar ( ≥ 4 jam pelajaran) dikerjakan pada urutan awal.
3.3.
Pembahasan Hasil Penyelesaian Model Program Integer 0-1 Jadual mata pelajaran SMA Katolik Sedes Sapientiae yang terbentuk dari penelitian lanjut dicantumkan pada Lampiran 5b.
11
Pada subbab analisis proses, telah disebutkan kemungkinan yang dapat terjadi pada penyelesaian masalah penjadualan mata pelajaran secara bertahap. Dari hasil yang diperoleh terdapat beberapa akibat yang disebabkan oleh penyelesaian secara bertahap antara lain: 1. Tidak semua jadual guru mata pelajaran dapat memenuhi kendala ke-empat yaitu kendala yang mengatur pemerataan jam mengajar guru dalam seminggu. Kendala ini tidak dapat dipenuhi oleh guru-guru yang mata pelajarannya berada pada kelompok kelas terakhir. Hal ini disebabkan oleh ketidakcocokan antara waktu yang tersedia dan waktu yang diharapkan untuk dialokasikan. Dikatakan kurang merata karena terdapat perbedaan jumlah jam mengajar yang cukup banyak di setiap hari antara hasil penyelesaian Program Integer 0-1 dan rata-rata jam mengajar berdasarkan data yang ada. Guru-guru yang dimaksud adalah guru mata pelajaran Kewarganegaraan 1, Bahasa Indonesia 3, Bahasa Indonesia 4, Geografi 1 dan Bahasa Jawa 1, Geografi 2 dan Pendidikan Seni 2 yang disajikan pada tabel berikut:
Tabel 1. Alokasi Jumlah Jam Mengajar Guru yang Kurang Merata Guru (i) &
Hari
Mata Pelajaran
1: Kewarganegaraan 1
9-10: B.Indonesia 3
11-12: B.Indonesia 4
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
12
Jumlah Jam Total Jam Mengajar Mengajar per hari per minggu (Hasil Penyelesaian PI) (Bedasarkan Data) 2 6 4 24 4 6 2 6 7 2 29 6 6 2 6 6 4 28 2 6 4
Guru (i) &
Hari
Mata Pelajaran
65: Geografi 1 & B.Jawa 1
66-67: Geografi 2
73: Pend.Seni 2
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
Jumlah Jam Total Jam Mengajar Mengajar per hari per minggu (Hasil Penyelesaian PI) (Bedasarkan Data) 6 6 6 27 4 5 0 8 8 8 36 4 4 4 6 6 4 28 2 4 4
2. Pada kelompok kelas ke-8 (XII IPS) terdapat 7 mata pelajaran yang harus dikelola berpasangan terlebih dahulu. Selain itu beban kurikulum mata pelajaran kebanyakan cukup besar seperti Matematika 5 jam pelajaran, Ekonomi 7 jam pelajaran, Sosiologi 4 jam pelajaran, Geografi 5 jam pelajaran, Bahasa Indonesia 4 jam pelajaran dan Bahasa Inggris 5 jam pelajaran. Aturan yang ada adalah bahwa masing-masing mata pelajaran hanya boleh disajikan maksimal 2 jam pelajaran dalam sehari. Dengan kondisi yang seperti ini sulit untuk menyelesaikan model karena waktu yang tersedia bagi masing-masing guru/mata pelajaran semakin terbatas.
3. Untuk kelompok kelas ke-9 (XII Bahasa) model Program Integer 0-1 tidak dapat diterapkan tetapi penjadualan bisa dilakukan secara manual dengan segala batasan yang ada.
3.4.
Perbandingan dengan Penelitian Sebelumnya Pengelompokan dan urutan penyelesaian model Program Integer 0-1 pada kelompok-kelompok kelas sangat mempengaruhi proses penjadualan dan hasilnya. Pengelompokan kelas sebaiknya dibuat berdasarkan tingkat dan jurusan, karena 13
guru yang mengajar pada tingkat dan jurusan yang sama kebanyakan sama. Sedangkan untuk penyusunan urutan kelompok kelas sebaiknya dimulai dari kelas yang kebanyakan mata pelajarannya memiliki beban kurikulumnya besar (≥ 4 jam pelajaran). Seperti urutan penyelesaian pada penelitian pertama, dimulai dari kelas XII kemudian kelas XII dan terakhir kelas X. Dengan susunan kelompok kelas pada penelitian pertama, Model Program Integer 0-1 pada seluruh kelompok kelas dapat terselesaikan. Sedangkan pada penelitian lanjutan, model Program Integer 0-1 pada kelompok kelas terakhir yaitu kelas XII Bahasa sudah tidak dapat diterapkan lagi. Dengan pekelompokan kelas sesuai tingkat dan jurusan serta pengurutan kelompok kelas berdasarkan rata-rata besarnya beban kurikulum, maka dapat meminimalkan jumlah guru yang jadual mengajar tiap harinya kurang merata seperti yang terjadi pada kedua penelitian ini. Jumlah guru dengan jadual yang kurang merata pada penelitian pertama tidak sebanyak pada penelitian lanjutannya.
Tabel 2. Alokasi Jumlah Jam Mengajar Guru yang Kurang Merata (penelitian pertama) Guru (i) & Mata Pelajaran
30-31: Matematika
65: Geografi 1 & B.Jawa 1
74-75: Sosiologi & Komputer
Jumlah Jam Mengajar Hari per hari (Hasil Penyelesaian PI) Senin 2 Selasa 6 Rabu 6 Kamis 6 Jumat 6 Sabtu 4 Senin 6 Selasa 6 Rabu 4 Kamis 2 Jumat 6 Sabtu 3 Senin 4 Selasa 6 Rabu 6 Kamis 4 Jumat 0 Sabtu 2
14
Total Jam Mengajar per minggu (Bedasarkan Data)
31
27
22