30
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1.1 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 493/KMK.02/2009 KMK No. 493/KMK.02/2009 adalah suatu keputusan/aturan yang mengatur tentang persetujuan penggunaan sebagian dana Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berasal dari PNBP BPS. Adapun besarnya dana PNBP yang
boleh
digunakan
sesuai
Keputusan
Menteri
Keuangan
No.
493/KMK.02/2009 sebagai berikut:
1. Penjualan publikasi cetakan, publikasi elektronik/softcopy, data mentah dan peta digital wilayah, dengan izin penggunaan paling tinggi sebesar 94,91% (sembilan puluh empat koma sembilan puluh satu persen). 2. Penyeleksian calon mahasiswa baru Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, dengan izin penggunaan paling tinggi sebesar 98,82% (sembilan puluh delapan koma delapan puluh dua persen). 3. Jasa pendidikan pada Sekolah Tinggi Ilmu Statistik bagi pegawai tugas belajar non-Badan Pusat Statistik, dengan izin penggunaan paling tinggi sebesar 98,04% (sembilan puluh delapan koma nol empat persen).
30
31
4. Jasa penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional, dengan izin penggunaan paling tinggi sebesar 98,12% (sembilan puluh delapan koma dua belas persen). 5. Jasa sewa sarana dan prasarana Badan Pusat Statistik, dengan izin penggunaan paling tinggi sebesar 90,20% (sembilan puluh koma dua puluh persen). 6. Jasa pelayanan kegiatan statistik dan teknologi informasi berdasarkan kontrak kerja sama dengan pihak lain, dengan izin penggunaan paling tinggi sebesar 98,26% (sembilan puluh delapan koma dua puluh enam persen).
Tujuan diterbitkannya peraturan ini adalah agar BPS dapat menggunakan sebagian dana PNBP yang sudah disetorkan ke kas negara untuk dapat ditarik kembali untuk membiayai kegiatan-kegiatan BPS yang berkaitan dengan PNBP, misalnya penerimaan dari hasil penjualan publikasi yang telah disetorkan ke kas negara hanya dapat ditarik sejumlah 94,91% dikalikan total penerimaan yang telah disetorkan dan hanya dapat digunakan untuk membiayai kegiatan yang berkaitan dengan publikasi. Sebelum adanya KMK ini dana tersebut tidak dapat digunakan.
Dengan diterbitkannya KMK
No. 493/KMK.02/2009 membawa
dampak yang positif bagi penerimaan PNBP BPS khususnya penerimaan dari penjualan publikasi yaitu BPS mulai mengintensifkan penerimaan publikasi misalnya dengan meningkatkan kualitas data, kualitas layanan publikasi dan menambah jumlah cetakan publikasi yang diharapkan dapat meningkatkan jumlah penerimaan BPS.
32
1.2 Alokasi
Dana
Untuk
Kegiatan
Publikasi
Sebelum
KMK
No.
493/KMK.02/2009 Sebelum penerapan KMK No. 493/KMK.02/2009 kegiatan yang berkaitan dengan publikasi dibiayai dari dana rupiah murni APBN. Dana tersebut dapat digunakan seluruhnya tanpa dibatasi oleh persentase tertentu untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan publikasi data misalnya untuk membiayai pencetakan buku-buku yang akan dijual maupun untuk perpustakaan. Alokasi dana tersebut jumlahnya berbeda-beda setiap bulannya seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.1 sesuai dengan banyak sedikitnya kegiatan yang akan dilakukan pada setiap bulannya. Alokasi dana untuk kegiatan publikasi sebelum diterapkannya KMK No. 493/KMK.02/2009 adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Jumlah Alokasi Dana untuk Kegiatan Publikasi Sebelum KMK No. 493/KMK.02/2009 No. (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan (2) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah
Jumlah (3) 63.709.338,00 100.114.674,00 112.249.786,00 136.520.010,00 212.364.460,00 273.040.020,00 242.702.240,00 151.688.900,00 273.040.020,00 333.715.580,00 376.188.472,00 758.444.500,00 3.033.778.000,00
Keterangan: data dalam satuan Rupiah Sumber: Badan Pusat Statistik
33
Alokasi dana untuk kegiatan publikasi seperti yang terlihat pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa pada awal tahun alokasi dananya lebih kecil karena pada awal tahun biasanya belum banyak kegiatan yang dilakukan. Sedangkan pada akhir tahun alokasi dananya lebih besar atau dapat dikatakan paling besar karena biasanya pada bulan Desember banyak kegiatan yang dilakukan dan juga banyak tagihan-tagihan dari pihak ketiga yang baru ditagihkan pada akhir tahun.
1.3 Alokasi
Dana
Untuk
Kegiatan
Publikasi
Sesudah
KMK
No.
493/KMK.02/2009 Setelah penerapan KMK No. 493/KMK.02/2009 kegiatan publikasi mulai dibiayai dari hasil PNBP publikasi. Hasil PNBP publikasi didapat dari penjualan publikasi yang berupa data mentah, peta digital wilayah, publikasi cetakan maupun publikasi elektronik/softcopy.
Hasil penjualan publikasi tersebut
disetorkan ke kas negara kemudian baru dapat ditarik untuk digunakan kembali guna membiayai kegiatan yang berkaitan dengan publikasi. Hasil PNBP publikasi yang telah disetorkan ke kas negara dapat digunakan kembali sebesar maksimal 94,91% dikalikan jumlah penerimaan dari hasil penjualan publikasi tersebut. Dengan adanya pembatasan penggunaan dana ini maka untuk dapat memperoleh dana yang cukup maka mau tidak mau penerimaan dari hasil PNBP publikasi harus selalu ditingkatkan.
Berikut ini gambaran penerimaan dari hasil PNBP
publikasi setelah penerapan KMK No. 493/KMK.02/2009 yang ditunjukkan pada tabel 4.2.
34
Tabel 4.2 Jumlah Penerimaan Publikasi Setelah Penerapan KMK No. 493/KMK.02/2009 No. Bulan Jumlah (1) (2) (3) 1 Januari 66.919.131,00 2 Februari 192.991.689,00 3 Maret 189.628.157,00 4 April 221.459.899,00 5 Mei 265,350.360,00 6 Juni 388.982,091,00 7 Juli 224.611.293,00 8 Agustus 297.836.371,00 9 September 292.774.253,00 10 Oktober 313,651,279,00 11 November 409.624.358,00 12 Desember 643.756.934,00 Jumlah 3.507.585.815,00 Keterangan: data dalam satuan Rupiah Sumber: Badan Pusat Statistik
Dari tabel 4.2 dapat dilihat jumlah penerimaan publikasi setiap bulan yang jumlahnya berbeda-beda, penerimaan paling kecil terjadi pada bulan Januari karena pada bulan ini belum ada pembelian data dari luar negeri. Mulai bulan Februari sampai dengan bulan November terdapat penerimaan yang rata-rata tidak jauh berbeda jumlahnya.
Bulan Desember merupakan bulan dengan jumlah
penerimaan terbesar karena pada bulan Desember ada beberapa instansi pemerintah yang membeli data dan juga ada penerimaan yang berasal dari sejumlah perguruan tinggi dan organisasi luar negeri. Sedangkan data mengenai alokasi dana untuk kegiatan publikasi setelah penerapan KMK No. 493/KMK.02/2009 dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:
35
Tabel 4.3 Jumlah Alokasi Dana Untuk Kegiatan Publikasi Setelah KMK No. 493/KMK.02/2009 No. Bulan Jumlah (1) (2) (3) 1 Januari 63.512.947,00 2 Februari 183.168.412,00 3 Maret 179.976.084,00 4 April 210.187.590,00 5 Mei 251.844.027,00 6 Juni 369.182.903,00 7 Juli 213.178.578,00 8 Agustus 282.676.500,00 9 September 277.872.044,00 10 Oktober 297.686.429,00 11 November 388.774.478,00 12 Desember 610.989.706,00 Jumlah 3.329.049.697,00 Keterangan: data dalam satuan Rupiah Sumber: Badan Pusat Statistik
Besarnya alokasi dana yang dapat digunakan setelah KMK No. 493/KMK.02/2009 berdasarkan maksimal penggunaan sebesar 94,91% dikalikan jumlah penerimaan tiap bulannya dapat dilihat pada tabel 4.3 di atas. Besar kecilnya alokasi dana tersebut setiap bulan tergantung dari besar kecilnya jumlah penerimaan setiap bulannya. Dalam tabel 4.3 di atas terlihat bahwa jumlah maksimal dana yang bisa dipakai lebih kecil jumlahnya dibandingkan dengan jumlah penerimaan yang telah disetorkan ke kas negara seperti yang ditunjukkan tabel 4.2. Hal ini berbeda dengan alokasi dana sebelum KMK tersebut diterapkan yakni semua dana yang diperoleh dari rupiah murni APBN dapat digunakan semuanya.
36
4.4 Uji Beda Besarnya alokasi dana untuk kegiatan publikasi antara sebelum penerapan KMK
No.
493/KMK.02/2009
dan
setelah
penerapan
KMK
No.
493/KMK.02/2009 memang berbeda berdasarkan jumlah agregat dalam setahun seperti yang terlihat dalam tabel 4.1 dan tabel 4.3, namun untuk mengujinya apakah benar-benar berbeda secara signifikan, maka digunakan uji beda dengan uji-t.
Berikut uji-t yang dilakukan berdasarkan langkah-langkah yang telah
dikemukakan pada bab sebelumnya. Untuk pengujian antara alokasi dana sebelum penerapan KMK No. 493/KMK.02/2009, dalam hal ini menggunakan data alokasi dana tahun 2010 terhadap alokasi dana setelah penerapan KMK No. 493/KMK.02/2009 dengan data tahun 2011 adalah sebagai berikut: Uji beda dengan uji-t: 1. H 0 : μ 1 = μ 2 (rata-rata alokasi dana antara sebelum dan sesudah penerapan KMK No. 493/KMK.02/2009 adalah sama) H 1 : μ 1 ≠ μ 2 (rata-rata alokasi dana antara sebelum dan sesudah penerapan KMK No. 493/KMK.02/2009 terdapat perbedaan) 2. Taraf nyata yang digunakan dalam uji ini adalah 10% 3. Berdasarkan poin 2 maka digunakan batas untuk dapat menolak H 0 adalah dibawah taraf nyata tersebut (<0,1). Jadi H 0 dapat ditolak bila p-value berada dibawah nilai 0,1. 4. Dengan menggunakan program SPSS maka didapatkan output hasil penghitungan dari pengolahan uji-t untuk sampel berpasangan adalah sebagai berikut:
37
Alokasi dana tahun 2010 terhadap alokasi dana tahun 2011 T-TEST PAIRS=p2011 WITH p2010 (PAIRED) /MISSING=ANALYSIS.
/CRITERIA=CI(.900)
T-Test Paired Samples Correlations
N
Pair 1
p2011 & p2010
Correlation
12
Sig.
.938
.000
Paired Samples Statistics Mean
Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
p2011
277420808.17
12
136835586.729
39501031.416
p2010
252814833.33
12
186491934.709
53835584.353
Paired Samples Test 1 Paired Differences
Pair 1
p2011 p2010
Mean 24605974.833
Paired Samples Test 2
t 1.785
df 11
Sig. (2-tailed)
0.001
Std. Deviation 74894190.763
Std. Error Mean 21620090.599
90% Confidence Interval of the Difference Lower 14221217.652
Upper 63433167.319
38
*Penjelasan output SPSS: T-TEST PAIRS=p2011 WITH p2010 (PAIRED) /MISSING=ANALYSIS.
/CRITERIA=CI(.900)
T-Test Bagian tersebut menjelaskan tentang uji yang digunakan, yaitu uji-t sampel berpasangan, yakni antara variabel p2011 (alokasi dana untuk kegiatan publikasi tahun 2011) dengan variabel p2010 (alokasi dana untuk kegiatan publikasi tahun 2010) dengan menggunakan selang kepercayaan 0,9 atau 90%. “/MISSING=ANALYSIS” menyatakan bahwa tidak ada data berpasangan yang hilang di salah satu kelompoknya. Paired Samples Correlations N Pair 1 p2011 & p2010
Correlation 12
.938
Sig. .000
Bagian “Paired Samples Correlations” menjelaskan tentang pasangan sampel yang digunakan, yakni dengan N:12, maka banyaknya sampel adalah 12. Rinciannya adalah jumlah bulan dalam setahun, bulan Januari hingga Desember. Kolom “Correlation” menampilkan nilai korelasi dari dua kelompok sampel berpasangan, yaitu sebesar 0,938 yang berarti sampel berkorelasi cukup kuat dan positif. Kolom “Sig.” menyatakan nilai p-value untuk korelasi tersebut, yang berarti signifikan karena nilainya di bawah taraf nyata yang telah ditentukan sebelumnya yaitu 0,1.
39
Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
p2011
277420808.17
12
136835586.7
39501031.416
p2010
252814833.33
12
186491934.7
53835584.353
Bagian “Paired Samples Statistics” menjelaskan kondisi statistik sampel untuk masing-masing kelompok sampel dalam sampel berpasangan. Kelompok alokasi dana untuk kegiatan publikasi pada tahun 2010 rata-ratanya sebesar Rp 252.814.833,33 dengan sampel sebanyak 12 memiliki standar deviasi sebesar Rp 186.491.934,7 dan kesalahan standar dari rata-rata populasi sebesar Rp 53.835.584,353, hal ini berarti rata-rata tersebut penyimpangannya paling besar sebesar dari rata-rata populasi keseluruhan adalah sebesar 53.835.584,353. Kelompok alokasi dana untuk kegiatan publikasi pada tahun 2011 rata-ratanya sebesar Rp 277.420.808,2 dengan sampel sebanyak 12 memiliki standar deviasi sebesar Rp 136.835.586,7 dan kesalahan standar dari rata-rata populasi sebesar Rp 39501031,416, hal ini berarti rata-rata tersebut penyimpangannya paling besar sebesar dari rata-rata populasi keseluruhan adalah sebesar 39501031,416. Paired Samples Test 1 Paired Differences
Pair 1
p2011 p2010
Mean 24605974.833
Std. Deviation 74894190.763
Std. Error Mean 21620090.599
90% Confidence Interval of the Difference Lower 14221217.652
Upper 63433167.319
Pada bagian “Paired Samples Test part 1” menampilkan hasil pengolahan untuk data berpasangan antara kelompok 1 (p2010) dan kelompok 2 (p2011).
40
Rata-rata dari selisih data berpasangan ini adalah sebesar 24.605.974,833 dengan standar deviasi sebesar 74.894.190,763 serta kesalahan standar yang berarti penyimpangan dari nilai populasi sebenarnya adalah sebesar 21.620.090,599. Kolom “lower” dan “upper” menunjukkan batas atas dan bawah dari sebuah selang kepercayaan. Jadi maksudnya dari selang kepercayaan untuk pendugaan selang itu adalah nilai rata-rata selisih data berpasangan populasi akan berada pada selang antara
14.221.217,652 sampai 63.433.167,319 dengan tingkat
kepercayaan sebesar 90%. Paired Samples Test 2
t 1.785
df 11
Sig. (2-tailed)
0.001
Pada bagian “Paired Samples Test part 2” menampilkan hasil utama dari pengolahan uji beda dengan uji-t. Kolom t menyatakan nilai t hitung yang dihasilkan dari perhitungan seperti rumus yang telah dikemukakan pada bab III. t=
277.420.808,17 − 252814833,33 − 0 (136.835.586,7 2 / 12) + (186.491.934,7 2 / 12)
= 1,785
Nilai tersebut dibandingkan dengan tabel t (Lampiran 1) dengan α=0,1 dan derajat bebas=11, maka nilai t pembandingnya adalah 1,363 karena nilai t-hitung lebih besar dari nilai t tabel dan berada pada daerah tolak H 0 , sehingga keputusan yang diambil adalah menolak H 0. Berdasarkan hasil penilaian dengan menggunakan t-hitung, nilai p-value, 0,001 berarti nilainya di bawah 0,1 dan bisa
41
diambil keputusan bahwa H 0 dapat ditolak. Sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa alokasi dana untuk kegiatan publikasi sebelum dan sesudah penerapan KMK No. 493/KMK.02/2009 (dalam hal ini alokasi dana untuk kegiatan publikasi tahun 2010 dan tahun 2011) dapat dikatakan berbeda.
Hal ini menunjukkan
bahwa kondisi alokasi dana untuk kegiatan publikasi sebelum dan sesudah penerapan KMK adalah berbeda.
Sehingga dapat dikatakan KMK memiliki
peranan penting dalam perubahan alokasi dana untuk kegiatan publikasi.